Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN HASIL PENELITIAN

“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR


RENDAH SISWA”
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Desmaliza M.Si, M.Ed.

Disusun Oleh
Salma Nurul Ajmal
11180161000049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur apenulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan segala
kuasa-Nyalah penulis akhirnya bisa menyusun Laporan Hasil Observasi yang
berjudul “Belajar dan Pembelajaran” ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan para sahabatnya hingga pada umatnya sampai akhir zaman.
Rasa terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Desmaliza, M.Si, M.Ed. selaku
dosen pengampu yang telah memberikan banyak masukan serta saran yang sangat
bermanfaat dalam proses penyelesaian laporan hasil observasi ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasi kepada segenap tenaga pendidik dan kependidikan SMK
Kesehatan As-Syifa Tangerang, dan semua pihak yang telah turut serta membantu
menyumbangkan pikirannya yang tidak bisa penulis sebutkan satu-per satu.
Penulis sangat berharap agar laporan hasil observasi ini memberi banyak
manfaat bagi para pembaca. Penulis juga sangat mengharapkan masukan, kritikan
serta saran dari semua pihak agar laporan hasil observasi ini bisa menjadi lebih
sempurna.

Ciputat, 01 Juni 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................3
C. Tujuan Penelitian................................................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................................4
A. Belajar.................................................................................................................4
B. Prestasi Belajar...................................................................................................6
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar..............................................8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................................13
A. Subjek Penelitian..............................................................................................13
B. Desain dan Prosedur Penelitian........................................................................13
C. Laporan Observasi............................................................................................14
D. Wawancara.......................................................................................................15
BAB IV ANALISIS DATA........................................................................................16
BAB V KESIMPULAN..............................................................................................19
A. Kesimpulan.......................................................................................................19
B. Saran.................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................21
LAMPIRAN................................................................................................................22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar merupakan kegiatan berperoses dan merupakan unsur yang sangat


fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan,
kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting dalam
keseluruhan proses pendidikan.Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai
berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Untuk memberikan pengertian
tentang hasil belajar maka akan diuraikan terlebih dahulu dari segi bahasa. Belajar
adalah perubahan tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman
(KBBI, 2007 : 2008).
Lebih luas lagi Subrata mendefenisikan belajar adalah “(1) membawa kepada
perubahan, (2) Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkanya kecakapan
baru, (3) Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha dengan sengaja.” 1 Dari beberapa
defenisi di atas terlihat para ahli menggunakan istilah “perubahan” yang berarti
setelah seseorang belajar akan mengalami perubahan.
Sehingga belajar dapat dikatakan sebuah usaha untuk mencapai kepandaian
atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya, mendapatkan
ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya.Sehingga dengan belajar
manusiamenjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki
tentang sesuatu. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar
mengajar merupakan kegiatan paling pokok. Hal ini berarti bahwa keberhasilan atau
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada proses belajar yang
dilakukan siswa sebagai anak didik.

1
Sumadi Surya Subrata, 1995, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995),
hal 249.

1
2

Pada penerapannya, beberapa siswa dalam memperoleh ilmu di dalam sekolah tidaklah
selalu dapat diterima dengan baik. Para siswa seringkali terkendala dengan beberapa
permasalahan dengan berbagai faktor. Faktor tersebut bisa berupa faktor eksternal mapun
internal. Namun para tenaga kependidikan terkadang lambat dalam menyadari alasan kenapa
siswa tersebut kurang berprestasi dalam kelas.
Tugas guru sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar sangat dibutuhkan untuk
keberhasilan belajar siswa. Guru harus menciptakan metode, teknik, dan media yang sangat
penting dalam proses belajar mengajar. Namun, kenyataannya masih banyak guru yang
kebingungan, kurang inovasi, bahkan tidak tahu dalam memilih metode, teknik, dan media
yang digunakan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, sehingga para siswa merasa
jenuh dan bosan dalam proses belajar. Hal itu menjadikan proses belajar mengajar menjadi
terhambat.
Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku seseorang yang
mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor setelah mengikuti suatu proses
belajar mengajar tertentu. Pendidikan dan pengajaran dikatakan berhasil apabila perubahan-
perubahan yang tampak pada siswa merupakan akibat dari proses belajar mengajar yang
dialaminya yaitu proses yang ditempuhnya melalui program dan kegiatan yang dirancang dan
dilaksanakan oleh guru dalam proses pengajarannya. Berdasarkan hasil belajar siswa, dapat
diketahui kemampuan dan perkembangan sekaligus tingkat keberhasilan pendidikan.
Hasil belajar harus menunjukkan perubahan keadaan menjadi lebih baik, sehingga
bermanfaat untuk: menambah pengetahuan, lebih memahami sesuatu yang belum dipahami
sebelumnya, lebih mengembangkan keterampilannya, memilikipandangan yang baru atas
sesuatu hal, lebih menghargai sesuatu daripada sebelumnya.
Dapat disimpulkan bahwa istilah hasil belajar merupakan perubahan dari siswa
sehingga terdapat perubahan dari segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan. 2
Sejalan dengan hal itu, dari hasil wawancara yang sudah dilakukan antara penulis
dengan Guru yang bersangkutan didapatkan fakta bahwa siswa masih banyak mengalami
kesulitan dalam belajar Dari permasalahan siswa tersebut, diduga guru hanya menggunakan

2
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2009), hal 3.

2
3

metode konvensional dalam mengajar yang membuat siswa duduk mendengarkan yang
disampaikan guru tanpa membuat siswa aktif, sehingga siswa tidak memahami apa yang
disampaikan, dan mengakibatkan hasil belajar siswa dalam memahami sebuah mata pelajaran
belum optimal. Maka dari itu, perlu adanya pembaharuan yang dilakukan guru dalam
menerapkan model pembelajaran agar prestasi belajar dapat tercapai dan meningkat.
Sehingga penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor apa yang menjadi kendala
siswa dalam proses kegiatan belajar. Selain itu hal apa yang seharusnya dilakukan agar siswa
tersebut dapat dengan baik menerima pembelajaran dalam kelas layaknya siswa yang lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian belajar?
2. Apakah kurangnya inovasi guru dalam menyampaikan materi dan meningkatkan
motivasi serta bimbingan berpengaruh dalam proses pembelajaran?
3. Faktor apa sajakah yang membuat siswa sulit menerima pembelajaran di
sekolah?

C. Tujuan Penelitian
1. Menganalisis pola tingkah laku yang menyebabkan siswa malas belajar
2. Mengamati pola penyampaian materi guru dalam proses mengajar
3. Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses pembelajaran siswa

3
4

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar

Belajar Menurut Usman adalah “Perubahan tingkah laku pada diri individu
berkat adanya interaksi antara satu individu dengan individu lainnya dan antara
individu dengan lingkungan.3 Sedangkan menurut James O. Wittaker mengemukakan
bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui
latihan atau pengalaman.4
Beberapa teori belajar yang yang relevan dan dapat diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran yang akan dikembangkan antara lain; Teori behaviorisme yang
dikembangkan oleh Edward L Thorndike dan Ivan P Pavlov. Menurut teori belajar
behaviorisme, manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di dalam
lingkungannya yang akan memberikan pengalaman-pengalaman belajar. Teori ini
menekankan pada apa yang dilihat yaitu tingkah laku.
Selanjutnya teori kognitif yang dikembangkan oleh Kohler dan Werthheimer.
Menurut teori belajar kognitif, belajar adalah pengorganisasian aspek-aspek kognitif
dan persepsi untuk memperoleh pemahaman.Teori ini menekankan pada gagasan
bahwa bagian suatu situasi saling berhubungan dalam konteks situasi secara
keseluruhan.
Selain itu dalam teori humanisme yang dikembangkan oleh Abraham Maslow
dan Carl Rogers. Proses belajar harus dimulai dan ditunjukan untuk kepentingan
memanusiakan manusia, yaitu mencapai aktualisasi diri peserta didik yang belajar
secara optimal. Sedangkan dalam teori sibernetik belajar adalah mengolah informasi
(pesan pembelajaran), proses belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi.
Sedangkan pada teori kontruktivisme yang dikembangkan oleh J Piaget dan J

3
Mulyono Abdurrahman, 1999, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1999),
4
hal 3.
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), hal 35.

4
Brunner. Belajar adalah menyusun pengetahuan dari pengalaman konkret,
aktivitas kolaborasi, refleksi serta interpretasi.5
Keanekaragaman jenis belajar itu muncul dalam dunia pendidikan sejalan
dengan kebutuhan manusia yang juga bermacam-macam, diantaranya :
1. Belajar Abstrak
Belajar Abstrak ialah belajar dengan menggunakan cara-cara berpikir
abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan
maslah-maslah yang tidak nyata.
2. Belajar Keterampilan
Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan
motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot.
Tujuannya adalah memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu.
3. Belajar Sosial
Belajar sosial pada dasarnya adalah belajar memahami masalah-masalahdan
teknik-teknik untuk memecahkan tersebut.Tujuannya adalah untuk menguasai
pemahaman dan kecakapan dalam memecahkanmasalah-masalah sosial seperti
masalah keluarga, masalah persahabatan,masalah kelompok dan masalah-
masalah lain yang bersifatkemasyarakatan.
4. Belajar Pemecahan Masalah
Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan
metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur dan
teliti.Tujuannya ialah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif
untuk memecagkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas.
5. Belajar Rasional
Belajar rasional ialah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir
secara logis dan rasional (sesuai dan akal sehat).Tujuannya ialah untuk

5
Indah Kosmiyah, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras, 2012), hal 34-43
memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsipdan konsep-
konsep.
6. Belajar Kebiasaan
Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau
perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan, selain
menggunakan perintah, suri teladan, dan pengalaman khusus, juga
menggunakan hukuman dan gagasan.Tujuannya agar siswamemperoleh sikap-
sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yanglebih tepat dan positif dalam
arti selaras dengan kebutuhan ruang danwaktu (kontekstual).
7. Belajar Apresiasi
Belajar Apresiasi adalah belajar mempertimbangkan arti penting atau nilai
suatu objek.Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan mengembangkan
kecakapan ranah rasa (affective skills) yang dalam hal inikemampuan
menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya apresiasi sastra,
apresiasi musik, dsb.
8. Belajar Pengetahuan
Belajar Pengetahuan (studi) ialah belajar dengan cara melakukan
penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu.Tujuan belajar
pengetahuan ialah agar siswa memperoleh atau menambah informasi dan
pemahaman terhadappengetahuan tertentu yang biasanya lebih rumit dan
memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya, misalnya dengan
menggunakan alat-alat laboratoium dan penelitian lapangan.6

B. Prestasi Belajar
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam
memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya seseorang dalam

6
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hal 120-122.
belajar, maka perlu dilakukan evaluasi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui prestasi
yang diperoleh siswa setelah proses belajar-mengajar berlangsung.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah dicapai
atau dilakukan,dikerjakan,dan sebagainya. Belajar adalah proses penting bagi
perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan
dikerjakan Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan,
sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian dan persepsi manusia. Belajar adalah
merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar
bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu yaitu mengalami. Hasil
belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan.
Prestasi belajar ialah hasil pencapaian yang diperoleh seorang siswa setelah
mengikuti ujian dalam suatu pelajaran tertentu. Prestasi belajar diwujudkan dengan
laporan nilai yang tercantum pada buku rapor. Hasil laporan belajar ini diberikan
setiap tengah semester, tiap semester, ataupun setiap tahun. Setiap siswa berhak
memperoleh laporan hasil prestasi belajar setelah mengikuti berbagai rangkaian
kegiatan pembelajaran di kelas.
Selanjutnya Winkel mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti
keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan
belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya7.” Prestasi belajar dikatakan
sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor,
sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu
memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut”. Berdasarkan pengertian di atas,
maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang
dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang
diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan
tingkat keberhasilan dalam mempelajari sesuatu materi pelajaran biasanya dinyatakan
dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi. Prestasi belajar siswa dapat

7
W.S. Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. (Jakarta: Gramedia, 1996). h.226.
diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang
tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa. Faktor psikologis (kejiwaan) mempunyai
peranan penting dalam pencapaian tingkat prestasi belajar. Hal ini dikarenakan faktor
psikologis berhubungan dengan berfungsinya pikiran siswa dalam hubungannya
dengan pemahaman bahan pelajaran sehingga penguasaan terhadap materi pelajaran
yang disajikan lebih mudah dan efektif. Berdasarkan pernyataan di atas, maka kondisi
psikologis siswa akan berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar yang
diperoleh.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor
yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu yang berasal dari dalam peserta
didik yang belajar (faktor internal) dan ada pula yang berasal dari luar peserta didik
yang belajar (faktor eksternal).Menurut Slameto, faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar yaitu :
1. Faktor internal terdiri dari:
a. Faktor jasmaniah
b. Faktor psikologis
2. Faktor eksternal terdiri dari:
a. Faktor keluarga
b. Faktor sekolah
c. Faktor masyarakat.8

Sedangkan menurut Muhibbin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar


peserta didik yaitu:
1. Faktor internal meliputi dua aspek yaitu:

8
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),
hal 3.
a) Aspek fisiologis :Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan
dengan kondisi fisik.
b) Aspek psikologis: Adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat
mempengaruhi proses belajar , diantaranya: kecerdasan/intelegensi,
motivasi, minat, sikap, dan bakat.
2. Faktor eksternal meliputi:
a) Faktor lingkungan sosial : terdiri atas lingkungan sosial sekolah,
masyarakat, dan keluarga.
b) Faktor lingkungan nonsosial : terdiri atas faktor alamiah, instrumental
(sarana dan prasarana) dan materi pelajaran.

Faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain:


1. Faktor internal yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani peserta didik.
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar
peserta didik misalnya faktor lingkungan.
3. Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi
strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan mempelajari
materi-materi pembelajaran.9

Namun dalam belajar tentunya tidak terlepas dengan motivasi yang diberikan
oleh guru maupun orang tua. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan
sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan
arah pada kegiatan belajar, sehingga kegiatan yang dikehendaki oleh subyek belajar
itu dapat tercapai.10

9
Muhibbin Syah, Op.Cit., hal 129.
10
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: Rajawali, 2011), hal 73-
75.
Dalam memberikan motivasi kepada siswa hendaknya guru dapat
menyampaikan tujuan yang jelas sehingga dapat membuat siswa paham kearah mana
ia ingin dibawa. Pemahaman siswa terhadap tujuan pembelajaran dapat
menumbuhkan minat siswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan
motivasi belajar mereka. Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, maka akan semakin
kuat motivasi belajar siswa.11 Oleh sebab itu, sebelum proses pembelajaran dimulai
hendaknya guru menjelaskan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai.
Siswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki minat untuk
belajar. Oleh karena itu, mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu
teknik dalam mengembangkan motivasi belajar.12 Salah satu cara yang logis untuk
momotivasi siswa dalam pembelajaran adalah mengaitkan pengalaman belajar
dengan minat siswa.13
Pengaitan pembelajaran dengan minat siswa adalah sangat penting, dan karena
itu tunjukkanlah bahwa pengetahuan yang dipelajari itu sangat bermanfaat bagi
mereka. Demikian pula tujuan pembelajaran yang penting adalah membangkitkan
hasrat ingin tahu siswa mengenai pelajaran yang akan datang, dan karena itu
pembelajaran akan mampu meningkatkan motivasi instrinsik siswa untuk
mempelajari materi pembelajaran yang disajikan oleh guru.14
Guru harus mampu menyajikan informasi dengan menarik, dan asing bagi
siswa-siswa. Sesuatu informasi yang disampaikan dengan teknik yang baru, dengan
kemasan yang bagus didukung oleh alat-alat berupa sarana atau media yang belum
pernah dikenal oleh siswa sebelumnya sehingga menarik perhatian bagi mereka untuk
belajar. Dengan pembelajaran yang menarik, maka akan membangitkan rasa uingin
tahu siswa di dalam kegiatan pembelajaran yang selanjutnya siswa akan termotivasi

11
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2009), hal 29.
12
Ibid.,
13
Djiwandono, S.E.W, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Grasindo, 2006), hal 365.
14
Catharina T. Anni dkk, Psikologi Belajar, (Semarang : Unnes Press, 2006), hal 186.
dalam pembelajaran.Selain itu motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa
dihargai. Dalam pembelajaran, pujian dapat dimanfaatkan sebagai alat motivasi.
Karena anak didik juga manusia, maka dia juga senang dipuji. Karena pujian
15
menimbulkan rasa puas dan senang. Namun begitu, pujian harus sesuai dengan
hasil kerja siswa. Jangan memuji secara berlebihan karena akan terkesan dibuat-buat.
Pujian yang baik adalah pujian yang keluar dari hati seoarang guru secara wajar
dengan maksud untuk memberikan penghargaan kepada siswa atas jerih payahnya
dalam belajar.16
Banyak siswa yang belajar karena ingin memperoleh nilai bagus. Untuk itu
mereka belajar dengan giat. Bagi sebagian siswa nilai dapat menjadi motivasi yang
kuat untuk belajar.Oleh karena itu, penilaian harus dilakukan dengan segera agar
siswa secepat mungkin mengetahui hasil kerjanya. Penilaian harus dilakukan secara
objektif sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing.17
Penilaian secara terus menerus akan mendorong siswa belajar, oleh karena
setiap anak memilki kecenderungan untuk memperoleh hasil yang baik. Disamping
itu, para siswa selalu mendapat tantangan dan masalah yang harus dihadapi dan
dipecahkan, sehingga mendorongnya belajar lebih teliti dan seksama.18
Siswa butuh penghargaan. Penghargaan bisa dilakukan dengan mmemberikan
komentar yang positif. Setelah siswa selesai mengerjakan suatu tugas, sebaiknya
berikan komentar secepatnya, misalnya dengan memberikan tulisan “ bagus” atau
“teruskan pekerjaanmu” dan lain sebagainya. Komentar yang positif dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.19
Penghargaan sangat efektif untuk memotivasi siswa dalam mengerjakan tugas-tugas,
baik tugas-tugas yang harus dikerjakan segera, maupun tugas-tugas yang berlangsung terus

15
16
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005, hal 167.
Djamarah S.B dan Aswan Zain, Strategi Belajar-Mengajar (Edisi Revisi), (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006), hal 152.
17
Wina Sanjaya, Op.Cit, hal 31
18
Oemar Hamalik, Op.Cit, hal 168
19
Wina Sanjaya, Op.Cit, hal 21
menerus.20 Sebaliknya pemberian celaan kurang menumbuhkan motivasi dalam
belajar.Bahkan menimbulkan efek psikologis yang lebih jelek.

20
Elida Prayitno, Motivasi Dalam Belajar, (Jakarta :Debdikbud, 1989), hal 17.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Biodata Siswa
Nama : Farica Putri Salsabilah
Tempat, Tanggal Lahir :-
Alamat :-
Sekolah : SMK Kesehatan Asy-Syifa
Agama : Islam
Status : Anak ke-3 dari 3 bersaudara
Nama Orang Tua : Rosadi dan Juju
Pekerjaan Orang Tua : Wirausaha/Pedagang

2. Masalah Siswa
a. Jarang memerhatikan guru ketika sedang memberikan materi
b. Nilai ulangan harian selalu rendah
c. Tertidur di kelas
d. Mengalami kesulitan dalam matematika bahkan perhitungan tambah-
tambahan pun bingung
e. Kurang sopan ketika diajak berbicara

B. Desain dan Prosedur Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif,
penelitian kualitatif yaitu, penelitian yang tidak menggunakan perhitungan. 21 atau
diistilahkan dengan penelitian ilmiah yang menekankan pada karakter alamiah
sumber data. Sedangkan penelitian kualitatif menurut Sukmadinata yaitu suatu

21
Moleong Lexi J, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2002), hal 2.

13
14

penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena,


peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara
individu maupun kelompok.22
Jenis penelitian ini adalah Studi Kasus, karena Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dan termasuk penelitian studi kasus maka hasil penelitian ini
bersifat analisis-deskriptif yaitu berupa kata-kata tertulis atau lisan dari perilaku yang
diamati terutama perilaku siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Menurut Lofland, sebagaimana yang dikutip oleh Moleong menyatakan bahwa
“sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan,
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”. Jadi, kata-kata dan
tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama
dan dokumen atau sumber tertulis lainnya merupakan data tambahan.23

C. Laporan Observasi
Penelitian dilakukan pada tanggal 29 Maret 2019 berlokasi di SMK Kesehatan
Asy-Syifa. Proses penelitian dilakukan di kelas X Farmasi dengan 27 siswi dan 2
siswa. Kondisi kelas pada saat penelitian terbilang tidak kondusif beberapa siswi
yang duduk dibarisan belakang mereka tertidur. Selain itu banyak juga di antara
mereka yang memainkan gawai bahkan berbincang dengan temannya.
Penulis melakukan penelitian ketika materi matematika sedang diajarkan, guru
mata pelajaran tersebut terbilang sangat menyenangkan dan cara menyampaikan
materinyapun sangat jelas dan mudah dipahami. Ketika proses penelitian
berlangsung, guru matematika tersebut terlihat sesekali bertanya kpada siswa-siswa
(bentuk interaksi) tentang materi yang sedang diajarkan dan juga sesekali menegur
beberapa siswa yang tertidur dan bercanda.

22
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007), hal. 60
23
Moleong, J Lexi,. Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2002), hal.23
Ketika proses pembelajarn berlangsung, penulis mengamati tingkah laku
seorang siswi ketika proses belajar mengajar, di mana siswi tersebut duduk di kursi
bagian depan pojok kanan. Anak tersebut terlihat sibuk bermain gawai yang padahal
seharusnya gawai tersebut dikumpulkan ke ruang BK ketika pembelajaran
berlangsung, siswi ini juga terlihat tidak memperhatikan pembelajaran, lalu ketika
guru matematika bertanya kepadanya tentang sebuah hitungan, siswi ini terlihat
kebingungan bahkan tidak dapat menjawab. Siswi ini juga akhirnya tertidur saat
pembelajaran.

D. Wawancara
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis juga melakukan proses
wawancara yang berkaitan dengan subjek yang diteliti. Berikut hasil wawancara yang
disampaikan:
1. Wawancara bersama guru BK
Menurut pemaparan guru BK, Farica sering dipanggil oleh guru BK
karena tidak pernah mengumpulkan gawainya saat proses pembelajaran.
Padahal terdapat peraturan sekolah yang mengharuskan semua siswanya
untuk mengumpulkan gawai ketika proses pembelajaran berlangsung, dan
gawai bisa diambil ketika pulang sekolah.
2. Wawancara bersama guru mata pelajaran Matematika
Menurut hasilwawancara dengan guru Matematika, dalam proses
pembelajaran berlangsung Farica sering tertidur, dan tidak memperhatikan.
Farica juga selalu memiliki nilai yang terendah, terutama pada pelajaran
matematika. Menurut pemaparan guru matematika juga Farica tidak bisa
hitung-menghitung baik pertambahan, pengurangan, dan lain sebagainya.
BAB IV
ANALISIS DATA
Kemampuan yang dimiliki setiap siswa pada umumnya berbeda, terdapat siswa
yang dapat dengan mudah memahami suatu materi, ada juga yang lambat. Berbagai
proses belajar yang dialaminya pun pasti berbeda. Tidak semua siswa menghadapi
proses belajar dengan lancar. Dalam proses pembelajaran, setiap siswa pasti memiliki
dan mengalami hambatannya masing-masing sehingga dapat berpengaruh terhadap
hasil belajarnya.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, dimana data-data ini
diperoleh melalui proses pengamatan langsung di kelas yang bersangkutan dan proses
wawancara terhadap siswa yang bersangkutan, guru, dan juga temannya. Penulis
mencoba untuk menguraikan masalah apa saja yang dapat mempengaruhi proses
belajar siswa yang akan berpengaruh terhadap prestasi belajarnya berdasarkan faktor-
faktor yang mempengaruhinya:
1. Faktor Internal

a. Aspek Fisiologis

Kondisi kesehatan jasmani dan fisik Farica secara umum


terlihat baik, namun berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan,
Farica memaparkan bahwa dia tidak memiliki mata minus. Farica
juga sering mengalami sakit gigi karena giginya bolong. Jadi, dapat
diketahui bahwa aspek fisiologis sedikit berpengaruh terhadap proses
belajar Farica.
b. Aspek Psikologis

Dilihat dari aspek psikologis, Farica memiliki motivasi yang


kurang untuk belajar, di mana Farica lebih senang bermain bersama
teman-temannya daripada belajar. Sikap Farica yang kurang
merespon baik terhadap apa yang disampaikan oleh guru membawa
dampak dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari hasil

16
17

penelitian dimana Farica kurang memperhatikan guru


matematikanya, sehingga nilainya menjadi rendah.
2. Faktor Eksternal

a. Faktor Lingkungan Fisik Sekolah

Dilihat dari faktor ini terhadap perkembangan belajar Farica


sangat berpengaruh karena fasilitas yang dimiliki sekolah belum
cukup nyaman walaupun di dalam kelas sudah terdapat pendingin
ruangan dan kipas angin akan tetapi pendingin ruangan tersebut mati
sehingga suhu di dalam kelas masih terasa panas. Selain itu, kondisi
kelas saat itu terlihat sedikit kotor, karena ada beberapa sampah
yang berserakan di bawah meja kelas tersebut semakin menambah
sesaknya suasana belajar.
b. Faktor Lingkungan Sosial Kelas

Dilihat dari faktor ini perkembangan belajar Farica tidak


terlalu berpengaruh. Kondisi sosial kelas sudah cukup baik,
dimana guru mata pelajaran mampu berinteraksi dengan baik
ketika penulis melakukan pengamatan. Walaupun saat
wawancara, Farica mengatakan terkadang teman-temannya suka
merundungnya namun Farica tidak masalah dengan hal tersebut
dan menganggapnya sebagai .
c. Faktor Lingkungan Sosial Keluarga

Peranan keluarga dalam membimbing anak untuk belajar


sangat penting. Begitu juga yang dilakukan oleh orang tua Dafa
bahwa mereka menyuruh Dafa untuk belajar. Akan tetapi, ada
satu hal yang menurut pengakuannya merupakan salah satu faktor
utama yang membuat Dafa kekurangan motivasi untuk belajar
yaitu orang tua Farica sangat sibuk dengan usaha mereka yaitu
jualan sayuran. Bisnis yang dikelola keluarganya ini sudah
termasuk bisnis besar. Orangtua Farica tidak bisa selalu ada dan
mensupport anaknya. Sehingga Farica sangat bingung untuk
berbuat apa ketika menghadapinya dan dia merasa hal tersebut
dapat menekankan batinnya. Oleh karena itu, nilai- nilai tes
Farica selalu rendah alias di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) yang telah ditentukan.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Belajar merupakan kegiatan berproses yang sangat penting dalam setiap jenjang
pendidikan, belajar dapat diartikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan oleh
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Setiap anak pasti
memiliki hambatan masing-masing dalam proses pembelajaran. Anak yang memiliki
masalah dalam belajar dapat dilihat dari sikapnya dalam proses pembelajaran, seperti
anak tersebut kurang memiliki fokus yang baik ketika belajar.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa siswa
menjadi berprestasi belajar rendah dalam kelas adalah karena bahwa ia masih kurang
sadar bahwa pentingnya pendidikan dalam kehidupannya. Selain itu, rendahnya
pemahaman agama yang diberikan orang tuanya juga berpengaruh dalam
pendidikannya,. Selain itu perhatian kedua orang tua sangatlah penting demi menjaga
motivasi peserta didik dalam kesehariannya.
Pola penyampaian guru yang secara konvensional belum tentu efektif terhadap
beberapa siswa yang memiliki kesulitan belajar. Seharusnya guru dapat menganalisa
keseluhuruhan kondisi peserta didiknya. Kira-kira apa yang dibutuhkan peserta
didiknya dalam pembelajaran di dalam kelas tersebut. Metode konvensional sudah
terlalu lama digunakan dalam sistem kependidikan di Indonesia, maka dari itu perlu
adanya inovasi dalam proses kegiatan belajar-mengajar yang turut mengajak seluruh
siswa beraktifitas dan aktif dalam kelas. Sehingga menghindari siswa yang bermain
gawai ketika kelas berlangsung atau bahkan tertidur dalam kelas.
Selain itu penelitian ini menyatakan beberapa faktor-faktor utama yang
mempengaruhi belajar siswa, diantaranya perhatian orang tua dan lingkungan sosial.
Perhatian orang tua sangat dibutuhkan karena dapat menjadi daya gerak bagi peserta
didik untuk semangat dalam belajar. Kurangnya perhatian dari orang tua akan

19
20

menciptakan suatu perasaan dimana siswa akan berusaha mencari perhatian orang
tuanya dengan berbagai cara.
Faktor lingkungan sosial yang tidak baik dan pergaulan bebas turut
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Para siswa yang tidak diperhatikan orang
tuanya akan memasuki ranah pergaulan yang tidak baik. Dan efek samping dari
pergaulan itu adalah terpengaruh dengan teman sebaya nya yang juga memiliki sifat
kepribadian yang buruk.
B. Saran
Laporan ini diharapkan dapat membantu pembaca dalam mengetahui
karakteristik maupun faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap hasil belajar siswa
rendah. Semoga makalah ini bermanfaat bagi siapa pun, khususnya bagi penyusun
dan umumnya bagi pembaca yang bersedia membaca laporan sederhana ini. Dalam
implementasinya, penyusun pun masih memiliki banyak kesalahan dan kekurangan
baik itu segi ejaan, diksi, dan hal lainnya dalam penulisan laporan ini. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi terwujudnya
laporan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Anni, Catharina T., dkk.2006. Psikologi Belajar. Semarang : Unnes Press.
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Djamarah, S.B, dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar-Mengajar (Edisi Revisi).
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Djiwandono, S.E.W. 2006. Psikologi Pendidikan.Jakarta : Grasindo.
Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Indah Kosmiyah. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Teras.
Moleong, J Lexi.2002. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.
Muhibbin Syah.2014. Psikologi Belajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Nana Sudjana dan Ibrahim. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:
Sinar Baru Algesindo.
Nana Syaodih Sukmadinata.2007. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Prayitno, Elida. 1989. Motivasi Dalam Belajar. Jakarta :Debdikbud
Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sardiman A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajawali.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Subrata, Sumadi Surya. 1995. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
W.S. Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.

21
LAMPIRAN
Tanya Jawab (Verbatim)
No Pertanyaan Jawaban Siswa
Kadang-kadang.
1 Apakah anda selalu sarapan setiap
pagi?
Apakah anda rutin melakukan
2 Cuma jam pelajaran di sekolah saja.
olahraga? Jenis olahraga berat atau
ringan?
Tidur paling 5-8 jam.
3 Apakah anda beristirahat dengan
cukup? Berapa lama anda beristirahat
setiap hari?
Tidak ada.
4 Apakah kondisi mata anda baik? Tidak
minus atau silinder?
Apakah anda sering sakit gigi? Sering, gigi saya ada yang bolong.
5

Di tengah.
6 Dimanakah tempat duduk favorit anda
di kelas?
Kadang-kadang, terus nanya temen
Apakah anda sering kesulitan
yang paham.
7
mendengar perkataan guru? Lalu
bagaimana solusi yang anda lakukan?
Apakah anda pernah melakukan tes IQ? Belum pernah.
Berapa poin IQ anda?
8
Menurut anda, mata pelajaran yang Sulit kak.
anda pelajari itu tergolong sulit ataukah
9
mudah?
Menurut anda, apakah mata pelajaran Penting.
yang anda pelajari itu penting?
10
11 Bagaimana sikap anda terhadap guru Jadi susah buat paham mata
yang tidak dapat menerangkan pelajaran pelajarannya
dengan baik?

22
12 Apa mata pelajaran yang anda sukai? PKn. Gurunya enak.
Mengapa?
13 Apa mata pelajaran anda yang tidak Fisika dan matematika. Banyak
sukai? Mengapa? rumusnya.

14 Apakah anda memiliki guru yang anda Tidak ada.


tidak sukai?
15 Menurut anda, seberapa fokuskah anda Tidak tahu kak.
dalam kegiatan mengajar belajar?
16 Apa hobby dan cita-cita anda? Mengapa Apoteker kan sekolahnya jurusan
anda mencita-citakan itu? farmasi

17 Siapakah yang sering memotivasi anda Guru. Orangtua juga kadang.


untuk belajar?
18 Apakah orang tua anda selalu Kadang-kadang.
menanyakan kabar dan kegiatan anda
selama disekolah?
19 Apakah anda sering diremehkan? Oleh Iya, sering kak sama temen. Tapi ya
siapa? kaya bercanda gitu aja.

20 Apa yang anda dapatkan dari guru atau Dapat ucapan selamat.
orang tua anda setelah mendapatkan
nilai ujian yang bagus?
21 Apa yang anda dapatkan dari guru atau Paling diomelin, disuruh belajar lebih
orang tua anda setelah mendapatkan giat.
nilai ujian yang tidak bagus?
22 Saat teman anda mengajak untuk belajar, Ya gitu kak, kadang mau kadang
apa yang anda lakukan? engga.

23
Nilai Siswa

24
Suasana Kelas

25

Anda mungkin juga menyukai