Anda di halaman 1dari 10

LOGBOOK

Nama : Nia Mitra Agustin

No Diagnosa Aktivitas Pemeriksaan Keterangan referensi


medis /No labor/diagnostik
MR/Usia
1 Sindrom Pemberian AGD Terapi oksigen merupakan tindakan untuk
nefrotik terapi pH : 7,557
memberikan oksigen murni pada pasien yang
Tn. A/ oksigen pCO2 : 24,7
Usia 30 tahun pO2 : 141,9 memiliki kadar oksigen rendah
SO2% : 97,2
Indikasi
HCT : 25%
Hb : 8.3 g/dL  Jika PaO2 < 60 mmHg/SaO2 < 90 mmHg saat pasien
HCO3- : 22,3 mmol/L
beristirahat/bernafas dengan suhu ruangan.
TCO2 : 23.0 mmol/L
BEecf : -0.2 mmol/L  Pada pasien dengan kecurigaan hioloksia
BE (B) : 1.1 mmol/L
 Selama tidak periode perioperatif
SBC : 25.4 mmol/L
 Sebelum dilakukan tindakan seperti
bronkoscopy/penghisapan trake
Terapi oksigen jangka pendek
Indikasi :
 Hipoksemia akut
 Henti jantung dan henti nafas
 Hipotensi
 Asidosis metabolik
Terapi oksigen jangka panjang
Indikasi
 PaO2 istirahat < 55 mmHg/SaO2 < 88%
 PaO2 istirahat 56-59 mmHg/SaO2 < 89% pada keadaan
edema karena CHF/adanya P pulmonal pada pemeriksaan
EKG
 Polisilemia

Alat terapi arus rendah


 Nasal kanul dan nasal kateter
 Facemask tanpa katup penampung
 Face mask dengan katup penampung
 Oksigen transtrakeal
 Alat oksigen arus tinggi
 Sungkup venturi

Efek samping terapi oksigen


 Depresi nafas
 Keracunan oksigen
 Nyeri substernal
LOGBOOK
Nama : Nia Mitra Agustin

No Diagnosa Aktivitas Pemeriksaan Keterangan referensi


medis /No labor/diagnostik
MR/Usia
Sindrom Kadar elektrolit : Pengertian
nefrotik/ Kolaborasi Natrium : 138 mmol/L
pemberian terapi Kalium : 4,2 mmol/L RENXAMIN 200 ML merupakan obat yang digunakan
Tn.A/ usia
30 Tahun cairan elektrolit Klorida : 113 mmol/L untuk meningkatkan status protein dan nutrisi pada pasien
dengan gangguan ginjal dan dapat digunakan sebagai
nutrisi intradialisis (IDPN) sesuai kebutuhan pasien.
RENXAMIN 200 ML ditujukan untuk terapi pada pasien
gagal ginjal akut dan kronik, malnutrisi, trauma atau
cedera (sebelum dan sesudah operasi). Keterangan

 Golongan: Obat keras


 Kategori: Obat
 Kandungan:
 Bentuk: Larutan
 Satuan Penjualan: Botol
 Farmasi: Kalbe Farma PT

Kegunaan
RENXAMIN 200 ML digunakan untuk meningkatkan
status protein dan nutrisi pada pasien ginjal akut dan
kronik, malnutrisi, trauma atau cedera (sebelum dan
sesudah operasi). Dosis & Cara Penggunaan
Penggunaan RENXAMIN 200 ML harus konsultasikan
dengan dokter. Dosis penggunaan RENXAMIN 200 ML
harus sesuai dengan resep dokter. Penggunaan
RENXAMIN 200 ML harus dengan tenaga ahli.

Efek Samping
Efek samping yang mungki terjadi selama penggunaa
RENXAMIN 200 ML seperti mual, muntah, diare,
peningkatan SGOT SGPT, kenaikan kadar urea.
LOGBOOK
Nama : Nia Mitra Agustin

No Diagnosa Aktivitas Pemeriksaan Keterangan referensi


medis /No labor/diagnostik
MR/Usia
Sindrom Pemberian terapi diuretik (IV) Albumin : 1,3 g/dL Furosemide adalah obat golongan diuretik yang
nefrotik/ drip NaCl Total protein : 3,2 g/dL bermanfaat untuk mengeluarkan kelebihan
Tn.A/ usia cairan dari dalam tubuh melalui urine. Obat ini
30 Tahun sering digunakan untuk mengatasi edema
(penumpukan cairan di dalam tubuh) atau
hipertensi (tekanan darah tinggi).
Furosemide bekerja dengan cara menghalangi
penyerapan natrium di dalam sel-sel tubulus
ginjal dan meningkatkan jumlah urine yang
dihasilkan oleh tubuh. Obat ini tersedia dalam
bentuk tablet dan suntik.

Peringatan Sebelum Menggunakan Furosemide: 

 Jangan menggunakan furosemide jika


Anda memiliki riwayat alergi terhadap
obat ini dan obat golongan sulfa,
seperti sulfametoxazole.
 Beri tahu dokter jika Anda memiliki
riwayat pembesaran prostat, penyakit
ginjal, gangguan hati, penyakit asam
urat, diabetes, lupus,
dan ketidakseimbangan elektrolit.
 Beri tahu dokter jika Anda baru
menjalani pemeriksaan yang melibatkan
penyuntikan zat radioaktif (kontras) ke
dalam pembuluh darah vena, sebelum
menggunakan obat ini.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil,
menyusui, atau merencanakan
kehamilan sebelum menggunakan
furosemide.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang
menggunakan obat-obatan lain,
termasuk suplemen, dan produk herbal.
 Segera temui dokter jika
mengalami reaksi alergi obat atau
overdosis setelah menggunakan obat ini.

Dosis dan Aturan Pakai Furosemide


Dosis furosemide berbeda-beda pada tiap
pasien. Dokter akan memberikan dosis dan
menentukan lama pengobatan sesuai dengan
kondisi yang dialami pasien.
Furosemide bisa diberikan dalam bentuk obat
minum atau suntikan. Suntikan furosemide bisa
diberikan secara IM (intramuskular/ke otot) atau
IV (intravena/ke pembuluh darah). Berikut ini
adalah pembagian dosis furosemide berdasarkan
kondisi yang ingin diobati:
Kondisi: Edema paru akut

 Dewasa: 40 mg suntikan IV. Dosis bisa


ditingkatkan menjadi 80 mg suntikan IV.

Kondisi: Edema akibat gagal jantung

 Dewasa: 20–50 mg suntikan IM/IV atau


tablet 40 mg per hari.
Dosis maksimal 1.500 mg suntikan
IM/IV per hari atau tablet 80 mg per
hari.
 Anak: 0,5–1,5 mg/kgBB suntikan IM/IV
per hari.
Dosis maksimal 20 mg suntikan IM/IV
per hari.

Kondisi: Tekanan darah tinggi (hipertensi)

 Dewasa: Tablet 40–80 mg per hari. Bisa


dikombinasikan dengan
obat antihipertensi.
 Lansia: Dosis furosemide tablet untuk
lansia selalu diawali dengan dosis
terendah, lalu ditingkatkan secara
bertahap sesuai kondisi pasien.

Cara Menggunakan Furosemide dengan Benar


Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang
tertera pada kemasan obat sebelum
menggunakan furosemide. Jangan
menambahkan atau mengurangi dosis tanpa
berkonsultasi dulu dengan dokter.
Furosemide tablet dapat dikonsumsi sebelum
atau sesudah makan. Minumlah furosemide
tablet dengan segelas air putih.
Bila Anda lupa mengonsumsi furosemide tablet,
segera konsumsi obat ini begitu teringat, jika
jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya belum
terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan
jangan menggandakan dosis.
Furosemide suntik hanya boleh diberikan oleh
dokter atau petugas medis di bawah pengawasan
dokter. Dokter akan menyuntik furosemide
sesuai kondisi pasien.
Dokter biasanya akan menyarankan pasien
untuk tetap melanjutkan penggunaan obat
meskipun kondisi kesehatan sudah membaik.
Hal ini bertujuan untuk menghindari
kambuhnya kondisi, khususnya penderita
hipertensi.
Simpan obat ini dalam suhu ruangan. Hindarkan
dari paparan sinar matahari langsung dan
jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Furosemide dengan Obat Lain
Ada beberapa efek interaksi obat yang dapat
terjadi jika furosemide digunakan bersama obat-
obatan lain, di antaranya:

 Peningkatan risiko terjadinya kerusakan


ginjal, jika digunakan bersama antibiotik
golongan sefalosporin dan obat
antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
 Peningkatan risiko terjadinya kerusakan
telinga, jika digunakan bersama
antibiotik golongan aminoglikosida
 Peningkatan risiko
terjadinya hiperkalemia, jika digunakan
bersama dengan obat diuretik hemat
kalium
 Peningkatan risiko terjadinya kerusakan
jantung, jika digunakan bersama dengan
obat glikosida jantung,
seperti digoxin atau antihistamin

 Peningkatan risiko
terjadinya hiponatremia, jika digunakan
bersama carbamazepine

 Penurunan kadar furosemide di dalam


darah, jika digunakan bersama obat
aliskiren
 Penurunan risiko efek samping
furosemide, jika digunakan
bersama indometacin

Efek Samping dan Bahaya Furosemide


Penggunaan furosemide berpotensi
menyebabkan sejumlah efek samping, antara
lain:

 Pusing
 Vertigo
 Mual dan muntah
 Diare
 Penglihatan buram
 Sembelit

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika keluhan di


atas tidak kunjung membaik. Segera ke dokter
jika Anda mengalami reaksi alergi obat, seperti
muncul ruam yang gatal, bengkak di mulut dan
bibir, atau mengalami efek samping yang serius,
seperti:

 Kram perut
 Merasa lelah
 Mulut terasa kering
 Aritmia
 Telinga berdenging
 Kulit menguning
 Mudah mengantuk
 Pingsan

Anda mungkin juga menyukai