'SBN 978-602-7530·15·7
Tim Penyusun
Penulis Ir. lrwan Syafri
Editor Ir. Agus Hari Wahyudi, M.Sc.
Tata Letak Ria Hardiyati, S.Si.
lntan Ambarwati RN., ST.
lwan Joko Sulomo, ST.
Buku ini tidak boleh direproduksi baik secara keseluruhan maupun sebagian tanpa
izin dari pemegang hak cipta, kecuali untuk tujuan-tujuan pendidikan atau tujuan-
tujuan nirlaba, dengan ketentuan dicantumkan pengakuan tentang sumber dan
sebuah salinannya diberikan kepada Balai Sungai.
KATA PENGANTAR
Penulisan modul ini bertujuan untuk menyediakan bahan pelatihan evaluasi pola
pengelolaan sumber daya air. Materi modul disajikan dalam empat BAB, yaitu
pendahuluan, konsep evaluasi pola penge:olaan sumber daya air, indikator dan
kriteria evaluasi pola pengelolaan sumber daya air, serta evaluasi dan tindak lanjut
terhadap pola pengelolaan sumber daya air. Modul ini dilengkapi dengan Garis-Garis
Besar Program Pembelajaran (GBPP) Berbasis Kompetensi, yang dapat digunakan
sebagai pedoman bagi para pengajar dan peser!a pelatlhan.
Kami m&nyampaikan terima kasih atas upaya yang dilakukan penulis modul ini, yaitu
Ir. lrwan Syafri, peneliti di Balai Sungai, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Sumber Daya Air.
Terima kasih kami sampaikan kepada Balai Sungai yang memfasilitasi proses
penulisan, dan terima kasih pula kepada narasumber serta semua pihak yang telah
memberikan berbagai masukan dan pertimbangan dalam pelaksanaan penulisan
modul ini.
Sudah tentu bahwa modul pelatihan ini belum sempuma, sehingga perlu mendapat
koreksi dan saran untuk penyempumaan pada waktu mendatang. Semoga modul ini
dapat bermanfaat bagi sernua praktisi dan semua pemilik kepentingan dalam
pengelolaan sumber daya air. Amin.
.
BAB Ill INDIKATOR DAN KRITERIA DI DALAM EVALUASI POLA
PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR. ......................................................... 18
3.1 TINJALJAN UMUM ......................................................................................... 18
3.1.1 Deskripsi Singkat ................................................................................ 18
Tabel 3.1 lndikator dan Kriteria Aspek Konservasi Sumber Daya Air
untuk Skenario 2.................................................................................. 26
Tabel 3.2 lndikator dan Kriteria Aspek Pendayagunaan Sumber Daya Air
untuk Skenario 2................................................................................... 31
Tabel 3.3 lndikator dan Kriteria Aspek Pengendalian Daya Rusak Air
untuk Skenario 2.................................................................................. 34
Tabel 3.4 lndikator dan Kriteria Aspek Keterbukaan dan Ketersediaan
Data dan lnformasi SDA untuk Skenario 2 ....................................... 36
Tabel 3.5 lndikator dan Kriteria Aspek Pemberdayaan dan Peningkatan Peran
Masyarakat dan Swasta untuk Skenario 2............................................. 37
Gambar 4.1 Alur penetapan ulang pola pengelolaan sumber daya air setelah
perbaikan kebijakan operasional pengelolaan sumber daya air .......... 49
Gambar 4.2 Ah.JI' penetapan ulang pola pengelolaan sumber daya air setelah
perbaikan tujuan pengelolaan sumber daya air .................................. 51
Gambar 4.3 Alur penetapan ulang pola pengelolaan sumber daya air setelah
pcrbaikan skenario dan atau alternatif pilihan strategi pengelolaan
sun1ber daya air .................................................................................. 53
1. Sumber daya air adalah air, sumber air, dan daya air ycir,g terkandung di
dalamnya.
2. Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan
tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan
air laut yang berada di darat.
3. Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah.
4. Air tanah adalah semua air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di
bawah ~ermukaan tanah.
5. Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang tardapat
pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah.
6. Pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan,
memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air.
7. Pola pengelolaan sumber daya air adalah kerangka dasar dalam
merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan
konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan
pengendali2n daya rusak air.
8. Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaar. sumber daya air dalam
satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya
kurang dari atau sama dengan 2.000 km2.
9. Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu
kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi
menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari cu rah hujan ke
danau atau kE' laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah
topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih
terpengaruh aktivitas daratan.
10. Cekungan air tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas
hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses
pengimbuhan, pengaliran. dan pelepasan air tanah berlangsur:g.
Pola pengelolaan sumber daya air disusun dan ditetapkan berdasarkan rancangan
..
pola pengelolaan sumber daya air. Rancangan pola pengelolaan sumber daya air
disusun untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun. Bagi pola pengelolaan sumber
daya air yang sudah ditetapkan dapat dievaluasi paling singkat setiap 5 (lima) tahun
sekali. Evaluasi pola pengelolaan sumber daya air adalah suatu rangkaian kegiatan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari pelaksanaan kebijakan operasional
pengelolaan sumber daya air, yang dilakukan dengan menggunakan indikator dan
kriteria.
Secara umum, indikator berasal dari kata dasar bahasa lnggris to indicate, artinya
menunjukkan. Dengan demikian maka indikator berarti alat penunjuk atau sesuatu
yang menunjukkan kualitas sesuatu. lndikator digunakan untuk mengevaluasi
keadaan atau perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Suatu
indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara keseluruhan tetapi kerap kali
hanya memberi petunjuk atau indikasi atau pendugaan tentang keadaan
keseluruhan tersebut. Adapun kriteria diartikan sebagai patokan yang digunakan
sebagai tolok ukur, atau standar dalam evaluasi. Kriteria digunakan untuk mengukur
ketercapaian suatu program berdasarkan indikator-indikator yang telah ditentukan.
Kriteria atau tolok ukur sangat penting untuk mengekang masuknya unsur subjektif
yang ada pada diri evaluator. Dengan adanya kriteria maka dalam melakukan
evaluasi, evaluator mengikuti butir demi butir dituntun oleh kriteria, dan tidak hanya
mendasarkan pendapat sendiri. Dengan adanya kriteria atau tolok ukur maka hasil
evaluasi akan sama, meskipun dilakukc.n oleh evaluator yang berbeda dan pada
waktu yang berbeda pula.
Wujud dari hasil evaluasi pola pengelolaan sumber daya air adalah rekomandasi dari
\
evaluator untuk pengambil keputusan. Apabila hasil eva!uasi tidak menunjukkan
adanya rekomendasi perubahan kebijakan operasional pengelolaan sumber daya
air, maka pelaksanaan pengelolaan sumber daya air tetap berdasarkan pada pola
pengelolaan sumber daya air yang telah ditetapkan. Apabila hasil evaluasi terdapat
rekomendasi perubahan kebijakan operasional pengelolaan sumber daya air, maka
harus dilakukan perbaikan untuk disepakati lagi dalam Pertemuan Konsultasi
Masyarakat 2 (PKM 2) dan selanjutnya diproses sampai pada penetapan ulang.
Apabila hasil evaluasi terdapat rekomendasi perubahan tujuan pengelolaan sumber
daya air, maka harus dilakukan perbaikan untuk disepakati lagi dalam Pertemuan
Konsultasi Masyarakat 1 (PKM 1) dan selanjutnya di proses sampai pad a penetapan
ulang. Apabila llasil evaluasi terdapat perubahan beberapa skenario dan/atau
altematif pilihan strategi pengelolaan sumber daya air, maka harus dilakukan
perbaikan untuk disepakati lagi dalam PKM 1 dan selanjutnya diproses sampai pada
penetapan ulang.
2.1.2 Relevar.si
Bab II dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan tentang pengertian
evaluasi pola pengelolaan sumber daya air, tujuan evaluasi pola pengelolaan
sumber daya air, persyaratan evaluasi pola pengelolaan sumber daya air,
hasil evaluasi pola pengelolaan sumber daya air, manfaat evaluasi pola
pengelolaan sumber daya air, evaluator pola pengelolaan sumber daya air,
model evaluasi pengelolaan sumber daya air, dan perencanaan evaluasi
pengelolaan sumber daya air.
2.2 PENYAJIAN
2.2.1 Pengertian Evaluasi Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Pola penge!olaan sumber daya air merupakan kerangka dasar dalam
merencanakan, melaksanakan, memantau, dc:n mengevaluasi kegiatan
konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan
pengendalian daya rusak air pada setiap wilayah sungai, dengan prinsip
keterpaduan antara air permukaan dan air tanah.
Pola pengelolaan sumber daya air paling sedikit memuat hal-hal sebagai
berikut:
1. Tujuan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai yang
bersangkutan.
2. Dasar pertimbangan yang digunakan dalam melakukan pengelolaan
sumber daya air.
3. Beberapa skenario kondisi wilayah sungai.
4. Alternatif pilihan strategi pengelolaan sumber daya air untuk setiap
skenaric.
5. Kebijakan operasional untuk melaksanakan strategi pengelolaan sumber
daya air.
Melihat kelebihan dan kekurangan dari masing -masing evaluator, maka timbul
pertanyaan, evaluator manakah yang lebih baik? Sebaiknya, orang yang
ditunjuk sebagai evaluator berasal dari dalam dan luar, yaitu gabungan antara
orang-orang yang ikut menyusun p<>la pengelolaan sumber daya air, digabung
dengan orang-orang dari luar. -Dengan demikian, orang dalam dapat
menjelaskan kepada orang luar tentang kebijakan yang tepat, sehingga
diperkirakan tidak akan terjadi manipulasi hasil. Hal ini akan menguntungkan
pengambil keputusan atau penanggungjawab implementasi pola.
Memahami perbedaan menonjol antara evaluator luar dengan evaluator dalam
merupakan satu langkah penting sebelum mulai melaksanakan tugas
evaluasi. Oleh karena evaluator luar adalah pihak asing yang tidak tahu
menahu dan tidak berkepentingan dengan pola pengelola3n sumber daya air
yang akan dievaluasi, maka terlebih dahulu evaluator luar tersebut perlu
mempelajari pola pengelolaan sumber daya air yang bersangkutan.
Hal-hal yang harus dipelajari oleh seorang evaluator meliputi tujuan pola,
ske;iario kondisi wilayah sungai, alternatif pilihan strategi pengelolaan sumber
daya air untuk setiap skenario, dan kebijakan operasional untuk
melaksanakan strategi pengelolaan sumber daya air, siapa pelaksananya,
pihak-pihak mana yang terlibat, kegiatan apa saja yang sudah dilaksanakan,
dan gambaran singkat tentang sejauh mana tujuan pola pengelolaan sumber
daya air sudah dicapai.
Sesudah tim evaluator betul-betul memahami pola pengelolaan sumber daya
air yang akan dievaluasi, barulah mereka memulai menyusun rencana atau
desain evaluasi. Dalam proses memantapkan desain dan instrumen (paling
tidak kisi-kisi instrumen), tim evaluator sebaiknya masih terus berhubungan
dengan salah seorang personel atau lebih baik lagi jika dapat melibatkan
2.3 LATIHAN
1. Peserta pelatihan diminta menjelaskan pengertian evaluasi pola
pengelolaan sumber daya air.
2. Peserta pelatihan diminta menjelaskan tujuan evaluasi pola pengelolaan
surnber daya air.
3. Peserta pelatihan diminta menjelaskan persyaratan evaluasi pola
pengeloiaan sumber daya air.
4. Peserta pelatihan diminta menjelaskan, bagaimana tindak lanjut terhadap
hasil eval 1Jasi pola pengelolaan sumber daya air
5. Peserta pelatihan diminta menjelaskan manfaat evaluasi pola per.gelolaan
sumber daya air
6. Peserta pelatihan diminta menjelaskan persyaratan untuk menjadi
evaluator pola pengelolaan sumber daya air.
7. Peserta pelatihan diminta menjelaskan model evaluasi pengelolaan
sumber daya air
8. Peserta pelatihan diminta menjelaskan perencanaan evaluasi pengelolaan
sumber daya air.
3.2 PENYAJIAN
3.2.1 lndikator Di Dalam Evaluasi Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Evaluasi pola pengelolaan sumber daya air dilakukan dengan menggunakan
indikator-indikator. lndikator yang di§unakan disusun untuk setiap aspek
pengelolaan sumber daya air, yaitu aspek konservasi sumber daya air, aspek
pendayagunaan sumber daya air, aspek pengendalian daya rusak air, aspek
sistem informasi sumber daya air, dan aspek pemberdayaan masyarakat,
dengan menggunakan standar dan kriteria yang telah ditetapkan berupa
Standar Nasional Indonesia (SNI) atau slandar dan kriteria yang jelas
sumbernya, memiliki referensi, dan ditentukan berdasarkan kesepakatan
dengan para pemilik kepentingan (stake hofd6r).
lndikator berasal dari kata dasar bahasa lnggris to indicate, artinya
.menunjukkan. Dengan demikian maka indikator berarti alat penunjuk atau
"sesuatu yang menunjukkan kuaiitas sesuatu".
Contoh lain penyusunan indikator pada suatu pola pengelolaan sumber daya
air untuk masing masing aspek dapat dilihat pada kolom ke 10 Tabel 3.1,
Tabei 3.2, Tabel 3.3, Tabel 3.4, dan Tabel 3.5.
3 Penggunaan Efisiensi lrigasi Efisiensi irigasi Perbaikan Perbaikan Perbaikan Meningkatkan BBWS/BWS, Efisiensi Kriteria Perencanaan lrigasi
SumberDaya 55%, jaringan irigasi jarir.gan irigasi jaringan irigasi efektifitas dan BPSDA, irigasi (KP 01 s/d 06, tahun 1996)
Air memperbesar yang ada untuk yang ada untuk yang ada untuk efisiensi jaringan DPU Kewenangan pengelolaan
intensitas meningkatkan meningkatkan meningkatkan irigasi Kab/Kota, daerah irigasi sesuai
tanam (300%) efisiensi irigasi efisiensi irigasi efisiensi irigasi P3A, LSM dengan PP no 2012006;
(25%) (50%) (100%)
O&P Waduk Pelak~anaai. ?engenalan SOP Pelak~anaan Optir..alisasi SOP Optimalisaci waduk BBWS/BWS, Pe:iingkatan Perlindungan aliran irigasi,
dan Jaringan SOPO&P O&P Waduk dan SOP O&P Waduk O&P Waduk dan dan efisiensi BPSDA, Operasi dan aiir baku RKI dan
lrigasi Waduk dan Jaringan lrigasi dan Jaringan lrigasi jaringan irigasi DPU pemeiliharaan oemeliharaan sungai,
Jaringan lrigasi (100%) dan Jaringanlrigas1 (100%) Kab/Kota, waduk, dan dilakukan dengan
Pelaksanaan (100%) P3A, LSM jaringan irigasi mengendalikan
SOP (50%) ketersediaan debit andalan
95%
-
- 1 2 3
lntensitas
4
Pola tanam DI
2007-2012
5
Menibah pola
2007-2017
6
Merubah pola
2017·2027
7
Merubah pola
B
Peningkatan Dinas
9 10
Penetapan
11
lntensitas tana~ 300 %
tanam dan pola yang terlayani tanam eksisting tanam eksisting tanam eksisting intensitas tanam Pertanian, Jen is
tanam masih waduk menjadi menjadi padi - menjadi padi - menjadi padi - dan pola tanam LSM, P3A, Tanamandan
belum optimal Padi-padi- padi - palawija padi - palawija padi- palawija yang masih BBWS/BWS, Peri ode
palawija pada (25%) (50%) belum optimal. GNKPA. Pertumbuhan
kondisi 20% tanaman padi
kering dengan sesuai
intensitas keputusan
tanam300% Panitia lil:lasi
4 Pengembangan Produksi Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembanga:i Pengembangan BBWS/BWS, Neraca air Standar kebutuhan air
SumberOaya pangan yang Daerah lrigasi Oaerah irigasi Daerah irigasi semua pote11si daerah daerah Dinas irigasi dan tawar rata-rata (sesuai
Air rend ah fungsional potensial yang lahan untuk air irigasi baru Pertanian. tambak dengan SNI 19-0728.1-
belum fungsional baku irigasi dan LSM 2002)
tambak
Pengembangan BBWS/BWS, Peningkatan 1. Target MOG's, yaitu
sumber air untuk POAM, kuantitas air 70% penduduk tahun
memenuhi Oinas bak11 qKI 2015 mendapat air
kebutuhan air ESOM, bersih.
I
min um Oinas Cipta 2. Dirjen Cipta Karya, 1989
Karya, LSM air non-<lomestik 15% -
40% air domestik. Loses
25%-30%
5 Pengusahaan Ku rang Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan Oinas Jumlah wisata Wisata air 50 % dari total
Sumber Daya optimalnya potensi wisata pariwisata di pariwisata di pariwisata di waduk /bendung Pariwisata, domesbk wisata dorr.estik
Air pemanfaatan waduk/bendung. waduk/bendung waduk/bendung, sesuaidengan BBWS/BWS,
potensi wisata air di wisata air di wisata air di potensinya Pemprov,
'Naduk/bendung sungai, dan hutan sungai, dan hutan sungai, dan hutan Pernkah,
wisata di lokasi wisata di lokasi wisata di lokasi LSM
waduk (25%) waduk(50%) I waduk (100%)
Pengembangan
potensi energi
minimum
Pengembangan
waduk untuk
minimum
Pengembangan
waduk untuk
minimum
Pengembangan
waduk untuk
I
O&P PLTA
LSM
PLN dan
Swasta
Kenaikan
produksi listrik
puluh lima persen)
50 %waduk memiliki
mikro/mini hidro
listrik PLTA(25%) PLTA(50%l PLTA{100%) lainnya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Pencegahan Genangan Peinbangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Menampung BBWS/BWS, Luas daerah Luas genangan banjir
banjir Waduk untuk waduk guna waduk guna wadukguna kelebihan air BPSDA Prov, genangan (dalam ha) dan
menurunkan mencegah mencegah mencegah dengan cara DPU dan frekuensi kejadian
banjir genangan banjir genangan banjir 50 genangan banjir membangun Kab./Kota, frekuensi tanjir
25 % area yang % area yang 100 % area yang waduk LSM, banjir
teroenanao teroenanao teroenano GNKPA.
SOPO&P O&P Sungai O&P Sungai dan O&P Sungai dan Perencanaan BBWS/BWS, Pelaksanaan Pelaksanaan OP
dilaksanakan dan muara muara (75%) muara (100%) pengendalian BPSDA Prov, SOPdan OP sungai dan muara
dengan baik (50%) banjirdan DPU sungai sudah berjalan baik
pembangcman Kab./Kota,
bangunan
penQendali baniir
Tersedianya Pemasangan Pemasangan F.lood Pemasangan Upaya-upaya BBWS/BWS, Kesiapan Tersedianya sistem
sistem Flood Warning Warning System Flood Warning sistem peringatan BPSDA ?rov, warning peringatan dini, PP No
perir.gatan dini System (50%) (75%) System (100%) dini serta sistem DPU sistem 38 tahun 2011 tentang
banjir evakuasi jika Kab./Kota, sungai, pasal 45
terjadi banjir
Tanah Longsor Penetapan Merubah tata Merubah tata guna Merubah tata Penyusunan atau BPDAS, Tingkat PP No 42 tahun 2008
& Banjir Kawasan guna lahan lahan menjadi guna lahan evaluasi RTRW/ BBWS/BWS, kerawanan pasal 86, 87. Kepres RI
Fungsi Lindung menjadi kawasan fungsi menjadi kawasan Penataan Tata BPSDA Prov, bencana No
kawasan fungsi lindung (75%) fungsi lindung Guna Lahan DPU banjirdan 32 tahun 1990
lindung (50%) (100%) Kab./Kcta, longsor t&ntaOIJ
' GNKPA, GN- Pengelolaan Kawasan
RHUG.::rhan. LindunQ
2 Penanggulangan Tanah Lokasi rawan Relokasi Relokasi penduduk Relokasi Relokasi Pemerintah Jumlah Permen PU
Longsor longsor bebas penduduk dari dari lokasi rawan penduduk dari perr.:.ikirnan Daerah dan permukirr.an No.22/PRT/M/2007
dari lokasi rawan longsor (75%) lokasi rawan penduduk Satkortak yang rawan tentang Kawasan
permukirnan longsor (50%) longsor (100%) Penanggulang longsor Rawan Bencana
an Bencana, Longsor
LSM
-
Evaluasi Pola Pengelolaan Sumber Daya Air 34
Tabel 3.3 lndikator dan Kriteria Aspek Pengendalian Daya Rusak Air untuk Skenario 2 (lanjutan)
Strateai Evaluasi
SasaranfT arg~t
Upaya Permasalahan yang ingin Jang~a Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Kebijakan Pemilik
No
dicapai Operasional Kepentingan lndikator Kriteria I Standar
200/-2012 2007-2017 2007-2027
1 2 3 4 5 E 7 8 9 10 11
Banjir Pelaksanaan Sosialisasi dan Sosialisasi dan Sosialisasi dan Menerapkan Pemda, Kesiapan PP No 21 tahun 2008
sistem tanggap latihan sistem latihan sistem latihan sistem sistem tanggap Satkortak Pelaksanaan ten tang
darurat tanggap darurat tanggap darurat tanggap darurat Penanggulangan Rencana Penyelenggaraan
(50%) (75%) darurat(100%) Bencana, Dishub Tanggap p1manggulangan
Korninfo Prov., Darurat bencana
Dinas
Pendidikan, LSM
3 Pemulihan Banjir dan Ter1aksananya O&P sungai dan O&P sungai dan O&P sungai dan Memulihkan BBWS/BWS, Panjang Peraturan pemerinah No
rusaknya O&P sungai dan drainase (50%) drainase (75%) drainase (100%) sarana dan BPSDA Prov, sungai dan 38 tentang sungai pasal
pslung sungai drainase prasarana DPU Kab./Kota, drainasi 53
pengendali yang
banjir dilaksanakan
OP
SOP banjir. Tersusunnya Pelaksanaan SOP Pelaksanaan SOP Siaga banjir BBWS/BWS, jumlah PP No 21 tahun 2008
penyiapan alat SOP Banjir (100%) (100%) dan BPSDA Prov, bahan dan tentang
berat & bahan (100%) pembentukan DPU Kab./Kota, alat Penyelenggaraan
pemulihan tim tanggap pemulihan penanggulangan
akibat banjir darurat banjir akibat banjir bencana
Restorasi Memperbaiki Memperbaiki Memperbaiki Melaks..nakan Pemda Prov dan Jumlah Peraturan pemerinah No
Sungai sungaidengan sungai dengan sungai dengan restorasi Pemkab/kot panjang 38 tentang sungai, pasal
menerapkan sistem ekohidrolik sistem ekohidrolik sungai Swasta, LSM sungai yang 20 dan 26
sis tern & tinjauan sosek & tinjauan sose~ direstorasi
I ekohidrolik &
tinjauan sosek
(75%) (100%)
I (50%)
I I
4.2 PENYAJIAN
4.2.1 Evaluasi Pola Pengeloiaan Sumber Daya Air
4.2.1.1 Evaluasi Terhadap Kebijakan Operasional Pengelolaan s~1mber Daya
Air
Evaluasi pola pengelolaari sumber daya air dapat dilakukan dalam beberapa
tahapan. Tahapan pal!ng awal atau tahapan pertama dalam mengevaluasi
pola pengelolan sumber daya air adalah dengan menguji apakah kebijakan
operasionalnya perlu perbaikan atau tidak. Penentuan kebijakan operasional
pengelolan sumber daya air memerlukan perbaikan atau tidak, dilakukan
dengan menganalisis ketercapaiannya dengan menggunakan indikator yang
OPERASIONAL
Gambar 4.1 Alur penetapan ulang pola pengelolaan sumber daya air setelah
perbaikan kebijakan operasional pengelolaan sumber daya air
Alur penetapan ulang pola pengelolaan sumber daya air setelah perbaik3n
tujuan pengelolaan adalah sebagai berikut:
Gambar 4.2 Alur penetapan ulang pola pengelolaan sumber daya air setelah
perbaikan tujuan pengelolaan sumber daya air
Alur penetapan ulang pola pengelolaan sumber daya air setelah perbaikan
skenario dan atau altematif pilihan strategi pengelolaan sumber daya air
adalah sebagai berikut:
Gambar 4.3 Alur penetapan ulang pola pengelolaan sumber daya air setelah
perbaikan skenario dan atau alternatif pilihan strategi pengelolaan sumber
daya air
4.3 LATIHAN
1. Jelaskan cara mengevaluasi pola pengelolaan sumber daya air setelah 5
tahun sejak ditetapkan.
2. Jela~kan bagaimana cara me,'Jentukan tindak lanjut terhadap pola
pengelolaan sumber daya air yang dievaluasi.
KOGNITIF:
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari evaluasi Pola
Pengelolaan Sumber Daya Air.
2. Mengetahui dan memahami tujuan evaluasi pola
pengelolaan sumber daya air.
3. Mengetahui dan memahami persyaratan evaluasi pola
pengelolaan sumber daya air.
4. Mengetahui dan memahami hasil evaluasi pola
pengelolaan sumber daya air.
5. Mengetahui dan memahami manfaat evaluasi pola
pengelolaan sumber daya air.
AFEKTIF:
PSIKOMOTORIK :
1. Marnpu rnenyusun urut-urutan pelaksanaan evaluasi pola
pengelolaan surnber daya air.
2. Marnpu rnengklasifikasi dan rnengorganisir sernua data
yang berkaitan dengan evaluasi pola pengelolaan surnber
daya air.
ISBN 978-602-7530-15-7