Anda di halaman 1dari 2

Berdasarkan gejala pasien kami yaitu hipertensi, terapi yang diberikan untuk

mengontrol tekanan darah adalah Nicardipin dengan dosis awal 0,5mcg/Kg/BB. Sesuai
guidlines bahwa pada pasien dengan PIS yang memiliki tekanan darah sistol (TDS) antara
150-220mmHg tanpa kontraindikasi terhadap penurunan tekanan darah segera, penurunan
TDS hingga 140mmHg aman dilakukan (Class I : Level Of Evidance A) dan mungkin efektif
untuk meningkatkan fungsi luaran (Class Iia : Level of Evidance B). Untuk pasien PIS
dengan TDS > 220mmHg, dapat dipertimbangkan untuk menurunkan tekanan darah secara
agresif dengan infus intravena kontinyu dengan monitoring tekanan darah berkala.8

Pada pasien kami juga diberikan neuroprotektor berupa citicolin dengan dosis
2x500mg secara intravena. Pemakaian obat-obat neuroprotektor belum menunjukkan hasil
yang efektif, sehingga sampai saat ini belum dianjurkan (AHA/ASA, Class III, Level of
Evidance A). Namun citicolin sampai saat ini masih memberikan manfaat pada stroke akut.8

Pada pasien ini, terapi yang diberikan dari bagian bedah saraf adalah pemberian
terapi asam traneksamat dengan dosis 0.5mg/KgBB diberikan setiap 8 jam. Asam
traneksamat sangat efektif dalam menstabilkan hematoma ketika tekanan darah pasien sudah
terkontrol. Penelitian terbaru telah membuktikan kelebihan dari asam traneksmat.10

Keadaan umum pasien mengalami perbaikan, yang awalnya masuk dengan kesadaran
menurun dan setelah mendapatkan perawatan kesadaran membaik.
DAFTAR PUSTAKA

1. Coupland AP, Thapar A, Qureshi MI, Jenkins H, Davies AH. The definition of stroke.
J R Soc Med. 2017;110(1):9–12.
2. PERDOSSI. BUKU MODUL INDUK NEUROVASKULAR. Jakarta: Kolegium
Neurologi Indonesia (KNI); 2009
3. Aninditha T, Wiratman W. Buku Ajar Neurologi. Jakarta : Departemen Neurologi
FKUI Rumah Sakit Cipto mangunkusumo; 2017.514-26p
4. Caplan LR. Caplan’s STROKE A Clinical Approach 4th Edition.Saunders : Elsevier
5. Mayer AS, Rincon Fred. Treatment of Intracerebral Haemorrhage. New York
:Departemen of Neurology Columbia University.p662-72
6. Baehr M, Frotscher M. Diagonis Topik Neurologi DUUS Anatomi, Fisiologi, Tanda
Gejala Edisi 4.2016.425-6
7. Thabet AM, Kottapally M. Handbook of Clinical Neurology Vol.140(3rd series) .
Management Of Intracerebral hemorrhage:Elsavier 2017
8. Hemphill JC, Greenberg SM, Anderson CS, Becker K, Bendok BR, Chusman M,et.al.
Guidlines for the Management of Spontaneuos Intracerebral Hemorrhage. Journal of
American Hearth Association; 2015
9. Kim JY, Bae HJ. Spontaneuos Intracerebral Hemorrhage; Management. Journal Of
Stroke Volume 19(1); 2017.28-39p
10. Arumgam A, A Rahman NA, Theopilus SC, Sharifudin A, Abdullah JM. Tranexamic
Acid as Antifibrinolytic Agent in Non Traumatic Intracerebral Hemorrhages. Malays
J Med Sci MJMS. 2015 Dec (Spec Issue) : 62-71
11. Boccardi E, Cenzato M, Curto F, Motto C. Diagnosis and Therapy in the Acute Phase
of Hemorrhagic Stroke Chapter 1. Emergency Management In Neurology. Springer
International Publishing; Switzerland.2017 p1-4

Anda mungkin juga menyukai