Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“MANUSIA DAN KEBUTUHAN DOKTRIN AGAMA”

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Metodologi Studi Islam
Dosen : Ibu Erniwati La, Abute, S.pd.I., M.pd

Disusun Oleh : Kelompok 2

Riski Nurfadilah
Kartika Rini Labaso
Asrafil
Rahmat Ilahi
Ihvana Behnet

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LUWUK


FAKULTAS AGAMA ISLAM
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Kata pengantar

Bismillahirrahmanirrahim………………………………………………
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokathu
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat, taufik
dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan makalah “MANUSIA DAN
KEBUTUHAN DOKTRIN AGAMA”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Emiwati


La, Abute, S.pd.I., M.pd selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar,
dan serta tidak lupa kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Makalah ini disusun untuk menambah pengetahuan studi dampak terhadap
pencapaian kemakmuran dan perluasan kemudahan. Penulis berharap makalah ini
dapat bermanfaat untuk penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Penulis
menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat penulis butuhkan untuk perbaikan kedepannya.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih banyak
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

PENDAHULUAN

A. Latar belakang. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

B. Rumusan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

C. Tujuan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

PEMBAHASAN

A. MANUSIA DAN KEBUTUHAN DOKTRIN AGAMA

1. Pengertian Agama? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2. Bagaimana Kebutuhan Manusia Terhadap Agama? . . . . . . . . . . . .

3. Apa Fungsi Agama Dalam Kehidupan? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

4. Apa Doktrin Agama Islam? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

5. Apa Rasa Ingin Tahu Manusia? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

PENUTUP

A. Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

B. Saran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

DAFTAR PUSTAKA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti makhluk-makhluk lainnya, manusia adalah ciptaan Allah. Manusia


mempunyai dua fungsi yaitu individu dan sosial. Dalam fungsinya sebagai makhluk
individu manusia mempunyai hak untuk memenuhi kebutuhan prIbadinya, Misalnya
pendidikan, kesehatan kebahagiaan dan sebagainya sedangkan secara social
manusia memerankan fungsinya sebagai makhluk sosial yang hidup dan
berinteraksi dengan masyarakat.

PetunjuK-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia,


sebagaimana terdapat didalam sumber ajarannya, Al-quran dan hadist, tampak
amati deal dan agung. Islam mengajarkan kehidupan dinamis dan progresif,
menghargai akal pikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual, senantiasa
mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka,
demokratis, berorientasi pada kualitas, kemitraan, mencintai kebersihan,
mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia dan sikap-sikap positif lainnya.

B. Rumusan Masalah

1 . Apa Pengertian Agama?

2. Bagaimana Kebutuhan Manusia Terhadap Agama?

3. Apa Fungsi Agama Dalam Kehidupan?

4. Apa Doktrin Agama Islam?

5. Apa Rasa Ingin Tahu Manusia?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Filsafat Ilmu
dan Kemuhammadiyaahan, serta agar kita lebih memahami tentang apa itu agama,
fungsi-fungsi agama, Doktrin agama islam, rasa ingin tahu manusia serta kebutuhan
manusia terhadap agama.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama

Agama dalam bahasa Arab berarti “Addin” yang artinya kepatuhan, kekuasaan,
atau kecenderungan. Agama secara etimologis juga berasal dari bahasa Sanskerta
dari gabungan “a” yang artinya tidak dan “gama” artinya kacau, jadi agama artinya
tidak kacau. Maksudnya orang yang memeluk agama dan mengamalkan ajaran-
ajarannya dengan sungguh, hidupnya tidak akan mengalami kekacauan. Agama
juga merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, “religion” atau religi yang artinya
kepercayaan dan penyembahan Tuhan.

Secara terminology menurut sebagian orang, agama merupakan sebuah


fenomena yang sulit didefinisikan. WC Smith mengatakan, "Tidak berlebihan jika kIta
katakana bahwa hingga saat ini belum ada definisi agama yang benar dan dapat
diterima". Meski demikian, para cendekiawan besar dunia memiliki definisi, atau
yang lebih tepatnya kita sebut dengan kesimpulan mereka tentang fenomena
agama. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Moenawar Chalil, mendefinisikan agama adalah cara atau adat kebiasaan,


peraturan, undang-undang, taat atau patuh, menunggalkan ketuhanan, pembalasan,
perhitungan, hari kiamat, nasihat,

2. Prof. Dr. M. Dri yarkarsa S. J, mendifinisikan agama dengan mengganti istilah


agama dengan religi, religi adalah ikatan atau pengikatan diri.

3. Spencer mengatakan bahwa agama adalah kepercayaan akan sesuatu yang


Maha mutlak.

4. Dewey, menyebutkan agama sebagai pencarian manusia akan cita-cita umum


dan abadi meskipun dihadapkan padatan tangan yang dapat mengancam jiwanya,
agama adalah pengenalan manusia terhadap kekuatan gaib yang hebat .

Dilihat dari aspek duniawinya, atau lebih tepat dalam kehidupan masyarakat,
agama merupakan sumber nilai dan kekuatan mobilisasi yang sering menimbulkan
konflik dalam sejarah umat manusia.1

Selanjutnya, karena banyaknya definisi tentang agama yang dikemukakan


oleh para Ahli, Harun Nasution mengatakan bahwa agama dapat diberi definisi
sebagai berikut:

1
http://ekosusantose-mm.blogspot.com/2016/10/makalah-manusia-dan-kebutuhan-doktrin.html?m=1
- Pengakuan adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harusdi patuhi.

- Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia.

- Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada
suatu sumber yang berada diluar diri manusia yang mempengaruhi perbuatan
manusia.

- Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup tertentu.

- Suatu sistem tingkah laku yang berasal dari kekuatan gaib terhadap adanya
kewajiban kewajiban yang diyakini bersumber pada suatu kekuatan gaib.

- Pemujaan kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut
terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia.

- Yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang rosul.

Jadi, agama adalah suatu kepercayaan, keyakinan kepada yang mutlak, yang
dimana keyakinan tersebut dianggap yang paling benar 2

B. Kebutuhan Manusia Terhadap Agama

Secara naluri, manusia mengakui kekuatan dalam kehidupan ini diluar


dirinya. Ini dapat dilihat ketika manusia mengalami kesulitan hidup, musibah, dan
berbagai bencana. Ia mengeluh dan meminta pertolongan kepada sesuatu yang
serba maha, yang dapat membebaskannya dari keadaan itu. Naluriah ini
membuktikan bahwa manusia perlu beragama dan membutuhkan Sang Khaliknya.

Karena kebutuhan manusia terhadap agama dapat disebabkan karena


masalah prinsip dasar kebutuhan manusia. Untuk menjelaskan perlunya manusia
terhadap agama sebagai kebutuhan. Ada tiga factor yang menyebabkan manusia
memerlukan agama.Yaitu:

1 . Faktor Kondisi Manusia Kondisi manusia terdiri dari beberapa unsur, yaitu unsur
jasmani dan unsur rohani .Untuk menumbuhkan dan mengembangkan kedua unsur
tersebut harus mendapat perhatian khusus yang seimbang. Unsur jasmani
membutuhkan pemenuhan yang bersifat fisik jasmaniah. Kebutuhan tersebut adalah
makan minum, bekerja, istirahat yang seimbang, berolahraga, dan segala aktivitas
jasmani yang dibutuhkan. Unsur rohani membutuhkan pemenuhan yang bersifat
psikis (mental) rohaniah. Kebutuhan tersebut adalah pendidikan agama, budi
pekerti, kepuasan, kasih sayang, dan segala aktivitas rohani yang seimbang.
2
http://dolmaprinting.blogspot.com/2019/03/makalah-manusia-dan-kebutuhan-doktrin.html?m=1
2. Faktor Status Manusia Status manusia adalah sebagai makhluk ciptaan Allah
yang paling sempurna. Jika disbanding dengan makhluk lain, Allah menciptakan
manusia lengkap dengan berbagai kesempurnaan, yaitu kesempurnaan akal dan
pikiran, kemuliaan, dan berbagai kelebihan lainnya. Dalam segi rohaniah manusia
memiliki aspek rohaniah yang kompleks. Manusia adalah satu-satunya yang
mempunyai akal dan manusia pulalah yang mempunyai kata hati. Sehingga dengan
kelengkapan itu Allah menempatkan mereka pada permukaan yang paling atas
dalam garis horizontal sesame makhluk. Dengan akalnya manusia mengakui adanya
Allah. Dengan hati nuraninya manusia menyadari bahwa dirinya tidak terlepas dari
pengawasan dan ketentuan Allah. Dan dengan agamalah manusia belajar mengenal
Tuhan dan agama juga mengajarkan cara berkomunikasi dengan sesamanya,
dengan kehidupannya, dan lingkungannya.

3. Faktor Struktur Dasar Kepribadian Dalam teori psikoanalisis Sigmun Freud


membagi struktur kepribadian manusia dengan tiga bagian. Yaitu:

- Aspek Dases yaitu aspek biologis. Aspek ini merupakan system yang orisinal
dalam kepribadian manusia yang berkembang secara alami dan menjadi bagian
yang subjektif yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan dunia objektif.

- Aspek dasich, yaitua spekpsikis yang timbul karena kebutuhan organisme untuk
hubungan baik dengan dunia nyata.

- Aspek dasuberich, aspek sosiologis yang-yang mewakili nilai-nilai tradisional serta


cita-cita masyarakat.

Selain factor yang dimiliki manusia dalam memerlukan agama ada juga alasan
mengapa manusia perlu beragama. Dalam buku yang ditulis Yatimin juga Abu din
Nata bahwa adat iga alasan yang melatarbelakangi perlunya manusia terhadap
agama.Yaitu:

a. Fitrah Manusia Dalam ajaran islam, ditegaskan bahwa agama adalah kebutuhan
fitrah manusia. Fitrah keagamaan yang ada dalam diri manusia inilah yang
melatarbelakangi perlunya manusia terhadap agama. Ketika dating wahyu Tuhan
yang menyeru manusia agar beragama, maka seruan tersebut memang amat
sejalan dengan fitrahnya itu. Dalam kontek sini Allah SWT. Berfirman dalam QS. Ar-
Rum (30) ayat 30 yang berbunyi :

“Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), tetaplah atas fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia dengan fitrah itu. Tidak ada perubahan pada
fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui”.
Adanya potensi fitrah beragama yang terdapat pada manusia tersebut dapat
pula dianalisis dari istilah insan yang digunakan Al-qur’an untuk menunjukkan
manusia. Manusia (insan) secara fitrah sudah dilengkapi dengan kemampuan
mengenal, memahami kebenaran, dan kebaikan yang terpancar dari ciptaanNya.
Lebih lanjut Musa Asy’ari bahwa pengertian manusia yang disebut insan, yang
dalam Al-qur’an dipakai untuk menunjukkan lapangan kegiatan manusia yang
terletak pada kemampuan akalnya dan mewujudkan pengetahuan yang konsep tual
dalam kehidupan sehari-hari.

b. Adanya Nafsu (An-Nafs) Alasan lain yang melatarbelakangi manusia memerlukan


agama adalah karena manusia memiliki berbagai kesempurnaan dan memiiliki
kekurangan. An-nafs diciptakan Allah dalam keadaan sempurna untuk berfungsi
menampung dan mendorong manusia berbuat kebaikan dan keburukan dan karena
itu sisi dalam manusia inilah yang oleh Al-qur’an untuk diberi perhatian lebih besar.
Seperti firman Allah yang berbunyi,

“Demi nafs serta penyempurnaan ciptaan, Allah mengilhamkan kepadanya kefasikan


dan ketakwaan. (QS.Al Syams:78)“ .

Menurut Quraish Shihab bahwa kata mengilhamkan berarti potensi agar


manusia melalui nafs menangkap makna baik dan buruk, serta dapat mendorongnya
untuk melakukan kebaikan dan keburukan. Disini antara lain terlihat perbedaan
pengertian kata ini menurut Al-qur’an dengan terminology kaum sufi yang oleh
AlQusya iri dalam risalahnya menyatakan bahwa nafs dalam pengertian sufi adalah
sesuatu yang melahirkan sifat tercela dan perilaku buruk. Selanjutnya, Quraish
Shihab mengatakan walaupun Al-qur’an menegaskan bahwa nafs berpotensi positif
dan negatif, namun diperoleh pula isyarat bahwa pada hakekatnya potensi positif
manusia lebih kuat dari pada potensi negatifnya. Sifat-sifat yang cenderung ada
pada manusia itu antara lain berlaku zhalim (aniaya), sombong (kubbar), ingkar dan
sebagainya. Karena itu manusia dituntut untuk memelihara kesucian nafs, dan tidak
mengotorinya. Untuk menjaga kesucian nafs, manusia harus selalu mendekatkan
diri pada Tuhan dengan bimbingan agama, dan disinilah letaknya kebutuhan
manusia terhadap agama.

c. Tantangan Manusia Faktor lain yang menyebabkan manusia memerlukan agama


adalah karena manusia dalam kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai
tantangan, baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Tantangan dari dalam
dapat berupa dorongan hawa nafsu dan bisikan setan. Tantangan dari luar dapat
berupa rekayasa dan upaya-upaya yang dilakukan manusia yang secara sengaja
berupaya ingin memalingkan manusia dari Tuhan. Mereka dengan rela
mengeluarkan biaya, tenaga, dan pikiran yang dimanifestasikan dalam berbagai
bentuk kebudayaan yang didalamnya misi menjauhkan manusia dari Tuhan. Seperti
firman Allah yang berbunyi,

“Sesungguhnya orang-orang kafir itu menafkahkan harta mereka untuk menghalangi


orang dari jalan Allah. (QS.Al Anf al :36)“ .
Orang-orang kafir itu sengaja mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk mereka
gunakan agar orang mengikuti keinginannya. Berbagai bentuk budaya, hiburan,
obat-obat terlarang dan lain sebagainya dibuat dengan sengaja. Untuk itu, upaya
untuk mengatasi dan membentengi manusia adalah dengan mengajar mereka agar
taat menjalankan agama. Godaan dan tantangan hidup demikian itu, saat ini
semakin meningkat, sehingga upaya mengagamakan masyarakat menjadi penting. 3

C. Fungsi Agama Dalam Kehidupan Manusia

Manusia adalah mahluk yang memiliki rasa keagamaan, kemampuan untuk


memahami dan mengamalkan nilai agama.Tugas manusia didunia yaitu ibadah dan
mengabdi kepadanya.

Fungsi agama yaitu sebagai pustaka kebenaran, dimana agama diibaratkan


sebagai suatu gedung perpustakaan kebenaran. Agama dapat dijadikan suatu
pedoman dalam mengambil suatu keputusan antara yang benar dan yang salah.
Peranan sosial agama bagi masyarakat berarti peran agama dalam menciptakan
suatu ikatan bersama, baik diantara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun
dalam kewajiban-kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka. Hal ini
dikarenakan nilai-nilai yang mendasari system-sistem kewajiban social didukung
bersama oleh kelompok-kelompok keagamaan sehingga agama menjamin adanya
consensus dalam masyarakat. Manusia menyelesaikan tantangan-tantangan hidup
dengan menggunakan agama, karena manusia percaya dengan keyakinan yang
kuat bahwa agama memiliki kesanggupan dalam menolong manusia. Fungsi agama
dalam kehidupan antara lain:

1 . Fungsi Edukatif Agama memberikan bimbingan dan pengajaran tentang boleh


tidaknya suatu perbuatan, cara beribadah, dll dengan perantara petugas-petugasnya
(fungsi onaris).

2. Fungsi Penyelamatan Agama membantu manusia untuk mengenal sesuatu “yang


sakral ”dan“ makhluk tertinggi ” atau Tuhan dan berkomunikasi
denganNya.Sehingga dalam yang hubungan ini manusia percaya dapat memperoleh
apa yang ia inginkan.

3. Fungsi Pengawasan Sosial Agama mengamankan dan melestarikan kaidah-


kaidah moral (yang dianggap baik) dari serbuan destruktif dari agama baru dan dari
system hokum Negara modern.

4. Fungsi Memupuk Persaudaraan Kesatuan persaudaraan atas dasar seiman,


merupakan kesatuan tertinggi karena dalam persatuan ini manusia bukan hanya
melibatkan sebagian dari dirinya saja melainkan seluruh pribadinya dilibatkan.

5. Fungsi Transformatif Mengubah bentuk kehidupan baru atau mengganti nilai-nilai


lama dengan menanamkan nilai-nilai baru yang lebih bermanfaat.

3
http://ekosusantose-mm.blogspot.com/2016/10/makalah-manusia-dan-kebutuhan-doktrin.html?m=1
Selain fungsi diatas, agama juga memiliki fungsi antara lain:

- Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok

- Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan
manusia.

- Merupakan tuntutan tentang prinsip benar atau salah

- Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan

- Pedoman perasaan keyakinan

- Pedoman keberadaan

- Pengungkapan estetika (keindahan)

- Pedoman rekreasi dan hiburan

- Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama. 4

D. Doktrin Kepercayaan Agama Islam

1. Iman kepada Allah

Kalimat lailahailla Allah atau sering disebut kalimat thoyyibah adalah suatu
pernyataan pengakuan terhadap keberadaan Allah yang Maha Esa, tiada tuhan
selain Dia (Allah). Ia merupakan bagian lafadz dari syahadat ain yang harus
diucapkan ketika akan masuk Islam yang merupakan refleksi dari tauhid Allah yang
menjadi inti ajaran Islam.

a. Argumen keberadaan Allah Pengakuan terhadap keberadaan Allah berarti


menolak keberadaan tuhan-tuhan lainnya yang dianut oleh para pengikut agama
lain. Ada tiga teori yang menerangkan asal kejadian alam semesta yang mendukung
keberadaaan tuhan. Pertama, paham yang menyatakan bahwa alam semesta ini
ada dari yang tidak ada, ia terjadi dengan sendirinya. Kedua, paham yang
menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari sel yang merupakan inti. Ketiga,
paham yang mangatakan bahwa alam semesta itu ada yang menciptakan

b. Kemustahilan menemukan zat Allah Akal yang merupakan ciri keistimewaan


manusia, sekaligus sebagai pembeda antara manusia dan makhluk lainnya, belum
bisa digunakan untuk mengetahui persoalan yang tidak dapat diselesaikan oleh akal
yaitu menemukan zat Allah, karena pada hakekatnya manusia berada dalam
dimensi yang berbeda dengan Allah.

2. Iman kepada malaikat kitab dan rasul Allah

4
http://ekosusantose-mm.blogspot.com/2016/10/makalah-manusia-dan-kebutuhan-doktrin.html?m=1
a. Malaikat Allah Malaikat merupakan makhluk tuhan yang diciptakan dari nur
cahaya, ia adalah makhluk langit yang mengabdi kepada Allah dengan bermacam-
macam tugas yang diembannya, jumlahnya sangatlah banyak, namun yang harus
kita imani hanyalah 10 (nama) malaikat beserta tugas-tugasnya.

b. Kitab-kitab Allah Iman kepada kitab Allah adlah wajib dan itu merupakan
konsekuensi logis dari pembenaran terhadap adanya Allah, oleh karena itu tidak
sepantasnya seorang mukmin mengingkari kitab-kitab Allah yaitu al-Qur’an,
Injil,Taurat ,dan Zabur.

c. Rasul-rasul Allah Doktrin islam mengajarkan agar setiap muslim beriman kepada
rasul yang diutus oleh Allah tanpa membedakan antara satu dengan yang lainnya.
12 [8]

E. Rasa Ingin Tahu

Manusia-manusia lahir tanpa mengetahui sesuatu ketika yang diketahuinya hanya“


saya tidak tahu” . Petunjuk Allah, akal dan segala potensi manusia, ilmu dan
teknologi sebagai produk dari akal, adalah untuk melaksanakan program hidup
melaksanakan program hidup dan alat untuk mencapai tujuan hidup manusia. Baik
disadari maupun tidak disadari, akal dan potensi yang dimiliki manusia terbatas
kemampuannya. Didalam memenuhi segala hajatnya, manusia hanya dapat
mecoba, mempelajari, meneliti, memahami dan memanfaatkan yang ada pada
dirinya dan yang ada pada alam semesta.

Keterbatasan panca indra dan akal menjadikan sebagian banyak tanda tanya yang
muncul dalam benaknya tidak dapat terjawab. Hal ini dapat mengganggu perasaan
dan jiwanya yang semakin mendesak pertanyaan-pertanyaan tersebut semakin
gelisah apabila tak terjawab. Hal ini yang disebut rasa ingin tahu manusia. Manusia
membutuhkan informasi yang akan menjadi syarat kebahagiaan dirinya. 5

BAB III
5
http://ekosusantose-mm.blogspot.com/2016/10/makalah-manusia-dan-kebutuhan-doktrin.html?m=1
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari ulasan sederhana diatas dapat disimpulkan bahwa agama sangat diperlukan
oleh manusia sebagai pegangan hidup sehingga ilmu dapat menjadi lebih bermakna,
yang dalam hal ini adalah Islam. Agama Islam adalah agama yang selalu
mendorong manusia untuk mempergunakan akalnya memahami ayat-ayat kauniyah
(Sunnatullah) yang terbentang dialam semesta dan ayat-ayat qur’an iyah yang
terdapat dalam Al-Qur’an, menyeimbangkan antara dunia dan akhirat. Dengan ilmu
kehidupan manusia akan bermutu, dengan agama kehidupan manusia akan lebih
bermakna, dengan ilmu dan agama kehidupan manusia akan sempurna dan
bahagia.

Dalam buku yang ditulis Yatimin juga Abudin Nata bahwa ada tiga alasan yang
melatarbelakangi perlunya manusia terhadap agama. Yaitu:

1. Fitrah Manusia

2. Adanya Nafsu (An-Nafs)

3. Tantangan Manusia

4. Fungsi Agama Dalam Kehidupan:

5. Fungsi Edukatif

6. Fungsi Penyelamatan

7. Fungsi Pengawasan Sosial

8. Fungsi Memupuk Persaudaraan

9. Fungsi Transformatif

DAFTAR PUSTAKA
Abd. A’la. Al-qur’an dan Hermeneutika, dalam jurnal Tashwirul Afkar, edisi 08,
Jakarta Selatan: LAKPESDAM

Aminuddin, dkk, 2005. Pendidikan Agama Islam. Bogor : Ghalia Indonesia.

Yatimin, Drs. M. M. A. 2006. Studi Islam Kontemporer. Jakarta: AMZAH.

Nata, Abuddin. 1998. Metodologi Studi Islam. Jakarta. CV. Rajawali Press.

Musa Asy’ari, 1992. Manusia Pembentuk Kebudayaan dalam Al-qur’an. Yogyakarta:


Lembaga Studi Filsafat Islam.

Abd Al Karim Hawazan, Al Qusyairy Al Naisabury, al Risalahal Qusyariyah fi ilmal


Tasawuf, (Mesir : Daral Khair, t. t).

Quraish Shihab, 1996. Wawasan al-Quran. Bandung: Mizan.

Endang Saifuddin Anshari. 1982. Ilmu, Filsafat Dan Agama. Surabaya: PT. Bina
Ilmu.

Hendro puspito. 2006. Sosiologi Agama. Yogyakarta: Kanisius.

Dr. Atang Abdul Hakim, MA, Dr. Jaih Mubarok Mubarok. 2009. Metodologi Studi
Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Quraisy syihab. 2007. Membumikan Al-qur’an Fungsi dan peran Wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat. Bandung: PT. Mizan Pustaka

Anda mungkin juga menyukai