Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman kopi (Coffea spp.) berasal dari benua Afrika. Sejarah mencatat bahwa
penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh
Bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang lalu. Kopi
merupakan salah satu komoditas perkebunan yang berperan penting dalam perekonomian
Indonesia. Petani di Indonesia menanam tiga jenis kopi, yaitu Robusta, Arabika, dan
Liberika. Produksi kopi yang baik tentu bukan hanya ditentukan dari varietas atau klon
saja. Penerapkan teknologi budidaya sesuai juga merupakan kunci dalam pembudidayaan
tanaman kopi.
Untuk menghindari timbulnya berbagai masalah dalam budidaya kopi, terutama
mendapatkan hasil yang tinggi perlu dilakukan usaha budidaya kopi secara benar.
Dengan upaya-upaya yang dilakukan secara benar ini diharapkan usaha budidaya kopi
dapat dilakukan secara berkelanjutan, produksi yang maksimal.
Budidaya kopi akan dihadapkan dengan berbagai masalah diantaranya teknis
budidaya, ketersediaan hara dalam tanah, serangan hama dan penyakit. Maka dari itu
perlu dukungan teknologi budidaya intensif baik itu terkait proses pengolahan lahan,
pemeliharaan, maupun penerapan-penerapan teknologi tepat guna dalam proses
budidayanya. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah memberikan informasi mengenai
praktik budidaya kopi yang baik, khususnya dalam aspek penanaman dan pengairan
dalam usahatani kopi.
BAB II
ISI

2.1 Kopi
Kopi adalah tanaman tahunan yang dapat mencapai usia poduktif hingga 20
tahun. Kopi merupakan komonditas tanaman perkebunan yang paling banyak di
perdagangkan, jadi tak heran jika kopi banyak ditanam atau dibudidayakan. Pusat
budidaya kopi ini terdapat di Amerika latin, Asia-Pasifik, Amerika tengah dan juga
Afrika. Sedangkan untuk konsumen kopi terbesar berada di negara-negara di benua
Eropa dan juga Amerika utara. Ada 2 jenis varietas utama tanaman kopi yang banyak
digunakan yaitu kopi arabika (Coffea arabica) dan kopi robusta (Coffea robusta).
1. Pemindahan Tanam
Benih atau bibit yang digunkan untuk penanaman kopi haruslah bersertifikat
supaya hasil yang didapat terjaga kualitasnya dan juga hasilnya melimpah. Benih/bibit
didapat dari perbanyakan secara generatif ataupun secara vegetatif. Lahan yang
digunakan untuk tanaman kopi harus bersih dari tumbuhan gulma dan tanaman lain
yang menggangu pertumbuhan kopi. Pohon yang diameternya ≤30 cm. Dapat
dijadikan tanaman naungan mengingat tanaman kopi tidak tahan sianar matahari
secara langsung.
Tanaman naungan harus ditanam 1 tahun sebelum kopi ditanam. Jarak
tanam naungan tergantung pada jarak tanam kopi. Kita mengenal dua macam naungan
yaitu naungan sementara dan naungan tetap. Satelah pohon kopi menutup
maka pohon naungan tetap diperjarang secara bertahap. Pada tanah miring, naungan,
harus ditanam pada bagian luar dari teras untuk jarak tanam pagar atau pagar
berganda naungan sementara dapat dipertahankan agak lama, bahkan sebagai mulch,
harus ditangkas setiap 2 atau 3 bulan sekali.
Lubang tanaman dibuat 3 – 6 bulan sebelum tanam. Lubang tanamanan
sebaiknya pada waktu tanah agak basah untuk penanaman pada awal musim hujan,
lubang hendaknya dibuat pada akhir musim hujan sebelumnya (terbuka ± 6 bulan).
Ukuran lubang berkisar antara 0,4 m x 0,4 m x 0,4 m sampai 1 m x 1 m x 1 m,
tergantung pada struktur tanah. Untuk tanah-tanah yang berat, lubang harus lebih
besar. Untuk tanah-tanah yang mengandung lapisan padas atau kerikil, lubang harus
lebih dalam. Untuk tanah yang tidak berat dan tidak mengandung padas dapat dibuat
lubang dengan ukuran 0,6 m x 0,6 m x 0,6 m, 2 atau 4 minggu sebelum kopi ditanam
lubang harus ditutup, diisi lapisan tanah bagian atas yang dicampur kompos atau
pupuk kandang dan ajir dipasang.

Gambar 3. Penyiapan lubang tanam Gambar 4. Penanaman kopi


Benih ditanam setelah pohon penaung berfungsi baik dengan kriteria intensitas
cahaya yang diteruskan 30-50% dari cahaya langsung. Digunakan benih yang sudah
siap salur, pertumbuhannya sehat (kekar). Kriteria benih siap salur telah memiliki 6-8
pasang daun normal dengan sepasang cabang primer. Penanaman dilakukan pada
awal musim hujan, hindari penanaman pada waktu panas terik. Sebelum penanaman
lubang tanam dipadatkan, kemudian tanah dicangkul sedalam ± 30 cm. Akar
tunggang yang terlalu panjang dipotong, sedangkan untuk benih dalam polybag
dilakukan dengan memotong bagian dasar polybag ± 2-3 cm dari bawah. Benih
ditanam sebatas leher akar, tanah dipadatkan kemudian polybag yang telah disobek
dengan parang/arit ditarik keluar. Penutupan lubang tanam dibuat cembung agar tidak
terjadi genangan air. Tanaman yang mati segera dilakukan penyulaman selama musim
hujan.

2. Pengairan
Tanaman kopi baik arabika maupun robusta menyukai tanah yang lembab,
baik dalam musim hujan atau musim kemarau. Ketika tumbuh di lahan (alam bebas),
tanaman kopi membutuhkan curah hujan antara 40-59 inci per tahun. Tanaman kopi
adalah jenis tanaman yang tidak suka tanah yang terlalu kering, akar tanaman kopi
seharusnya tidak dibiarkan dalam kondisi kering telalu lama. Jika hal ini dibiarkan
maka tanaman akan mati, jika tumbuh pun hasil panennnya tidak akan maksimal.
Oleh karena itu penyiraman secara teratur perlu dilakukan, terutama pada saat kopi
mulai membentuk bunga. Pengaturan air dilakukan dengan mengatur saluran irigasi
sedemikian rupa sehingga memungkinkan kebutuhan air setiap tanaman terpenuhi,
dengan pengairan yang tepat produksi budidaya kopi dapat mencapai panen yang
melimpah.

Gambar 6. Pengairan tanaman kopi


Daftar Pustaka

Ferry, Y., H. Supriadi dan M. S. D. Ibrahim. 2015. TEKNOLOGI BUDI DAYA


TANAMAN KOPI Aplikasi pada Perkebunan Rakyat . Jakarta. IAARD
PRESS

http://dispertakp.ciamiskab.go.id/wp-content/uploads/2017/07/Teknik-Budidaya-
Tanaman-kopi.pdf

Subandi, M., 2011. Budidaya Tanaman Perkebunan. Bandung, Gunung Djati Press.

Anda mungkin juga menyukai