Kuliah 7
Kuliah 7
KULIAH 7
PEMRAKIRAAN NILAI TUKAR
Standar emas memiliki cirri-ciri penting yang dapat dilihat dari beberapa aturan
dasar :
Pertama adalah suatu Negara yang menganut standar emas menetapkan nilai mata
uangnya dalam nilai emas. Caranya, pemerintah di Negara tersebut menentukan
harga emas dalam mata uangnya dan siap membeli serta menjual emas pada
tingkat harga itu.
2
Aturan dasar yang kedua dari standar emas murni adalah bahwa aliran impor dan
ekspor emas dizinkan bebas (tanpa hambatan) antar Negara.
Aturan dasar ketiga menyebutkan bahwa otoritas moneter harus memegang
cadangan emas dalam kaitannya dengan uang kertas yang dikeluarkannya.
Cadangan emas ini memungkinkan otoritas moneter untuk membeli dan menjual
emas tanpa takut tidak dapat memenuhi permintaan masyarakat.
Nilai emas terhadap harga barang maupun jasa relatif stabil dalam jangka panjang,
dan periode sebelum PD I merupakan masa dimana system gold standard ini
berjalan dengan baik dimana hampir semua Negara di dunia menetapkan nilai
tukar terhadap emas.
Pada masa setelah PD II Standar emas ini tidak dapat dipertahankan, karena
banyaknya inflasi yang terjadi di Negara-negara terkemuka di dunia serta
industrialisasi yang semakin berkembang. Arus konsumsi, investasi, ekspor-impor
maupun government spending semakin tidak dapat diimbangi oleh produksi emas,
dengan demikian kurs nilai tukar mata uang dunia menjadi semakin ‘volatile’.
aktivitas transaksi berjalan yang cocok dengan arus keluar bersih (arus
masuk) valuta asing yang timbul dari aktivitas transaksi keuangan.
Pendekatan neraca pembayaran terus menikmati daya tarik yang besar karena
transaksi neraca pembayaran adalah salah satu aktivitas ekonomi
internasional yang paling sering dicatat dan dilaporkan.
Kritik terhadap pendekatan neraca pembayaran timbul dari penekanan teori
tersebut terhadap arus mata uang dan modal daripada stok uang atau aset-aset
keuangan.
Stok uang atau aset-aset keuangan relatif tidak memiliki peranan dalam
penentuan nilai tukar. Dalam teori ini, satu kelemahan dieksplorasi dalam
pendekatan-pendekatan pasar moneter dan aset.
Pendekatan neraca pembayaran sebagian besar ditolak oleh komunitas
akademis saat ini, sementara masyarakat praktisi-partisipan pasar, termasuk
pedagang mata uang sendiri masih tergantung pada variasi-variasi berbeda
dari teori tersebut untuk pengambilan keputusan mereka.
Analisis teknis
Ketidakmampuan peramalan teori-teori fundamental telah menyebabkan
pertumbuhan dan kepopuleran analisis teknis, kepercayaan bahwa studi perilaku
harga di masa lalu menyediakan pandangan ke dalam pergerakan harga di masa
depan.
Fitur utama dari analisis teknis adalah asumsi bahwa nilai tukar, atau oleh
karenanya, setiap harga yang digerakkan pasar, mengikuti tren. Dan tren-tren
tersebut dapat dianalisis dan diproyeksikan untuk menyediakan pandangan ke
dalam pergerakan harga jangka pendek dan jangka menegah di masa depan.
Sebagian besar teori analisis teknis membedakan nilai wajar dari nilai pasar.
Nilai wajar adalah nilai jangka panjang sebenarnya bahwa harga pada
akhirnya akan tercapai kembali. Nilai pasar terpapar ke berbagai perubahan
dan perilaku yang timbul dari persepsi dan kepercayaan partisipan pasar yang
tersebar luas.
7
Permintaan Rupiah ditentukan permintaan barang dan jasa buatan Indonesia oleh
orang Amerika. Semakin banyak impor Amerika dari Indonesia maka semakin
besar kebutuhan Rupiah untuk membayar impor dari Indonesia. Transaksi impor
dari Indonesia juga akan mempengaruhi penawaran US$, semain besar impor dari
Indonesia berarti penawaran US$ meningkat, karena semakin banyak US$ harus
ditukar/ditawarkan terhadap Rupiah untuk membayar impor tersebut.
Faktor kedua yang mempengaruhi nilai tukar mata uang suatu negara dengan mata
uang negara lain adalah tingkat inflasi. Tingkat inflasi di Indonesia pada tahun
1998 mencapai 80% berarti terjadi kenaikan harga barang-barang secara umum
sebesar delapan puluh persen. Sementara itu inflasi di Amerika Serikat pada tahun
yang sama hanya sekitar 4% berarti daya beli US$ mengalami penurunan kurang
lebih empat persen. Akibat inflasi yang tinggi di Indonesia tersebut maa orang
Indonesia melihat bahwa barang-barang buatan Amerika Serikat menjadi relatif
lebih murah. Akibatnya orang Indonesia akan meminta atau pengimpor barang-
barang dan jasa buatan Amerika lebih banyak. Impor yang meningkat
mengakibatkan permintaan US$ meningkat untuk membayar impor tersebut.
Faktor yang ketiga yang berpengaruh terhadap nilai tukar adalah tingkat bunga.
Tingkat bunga secara teoritis mencerminkan tingkat keuntungan riil ditambah
dengan tingkat keuntungan premi risiko. Yang dimaksud dengan premi risiko
adalah tingkat keuntungan untuk menutup risiko seperti halnya risiko inflasi,
risiko likuiditas dan risiko-risiko lainnya.
Keempat adalah pengharapan pasar atau market expectation atau kondisi dimasa
datang. Apabila pasar berpengharapan inflasi akan tinggi di masa datang, maka
pemilik modal akan segera membelanjakan uangnya baik untuk barang-barang
durable yang diperkirakan akan mengalami kenaikan harga ataupun untuk
dibelanjakan/ditukarkan dalam bentuk mata uang lain yang nilainya stabil.
Reputasi bank sentral dipandang sebagai salah satu faktor penting yang
berpengaruh terhadap stabilitas nilai tukar. Reputasi bank sentral sering diartikan
dengan kredibilitas pimpinan puncak bank sentral kemandirian atau independensi
pengelola bank sentral dari campur tangan pemerintah.
Faktor terakhir yang berpengaruh terhadap nilai tukar adalah intervensi bank
sentral di pasar valuta asing. Bank sentral sebagai pengendali pembayaran
10
pemerintah juga perlu melakukan invensi, baik melalui mekanisme tingkat bunga
ataupun melalui operasi pasar.
Kesimpulan
Pendekatan aset pada peramalan menyatakan bahwa apakah orang asing bersedia
memegang klaim dalam produk moneter sebagian tergantung pada tingkat bunga
rill relatif dan sebagian pada gambaran pertumbuhan ekonomi dan profitabilitas
suatu negara.
Pada peramalan jangka panjang (lebih dari satu tahun) mengharuskan suatu
langkah kembali ke analisis dasar fundamental-fundamental nilai tukar seperti
neraca pembayaran, tingkat inflasi relatif, tingakat bunga reltif, dan properti
jangka panjang dari paritas daya beli.
Analisis teknis (pembuat grafik/charist) berfokus pada data harga dan volume
untuk menentukan tren masa lalu yang diharapkan lanjut ke masa depan.
Peramalan nilai tukar dalam praktik adalah perpaduan antara bentuk fundamental
dan teknis dari analisis nilai tukar.
Tugas Kuliah 7 :
Manajemen Keuangan Internasional tidak lepas dari para pelaku
aktivitas transaksi lintas negara (Ekspor – impor).
Pertanyaan:
Manajemen Keuangan Internasional tidak lepas dari para pelaku
aktivitas transaksi lintas negara (Ekspor – impor).
Pertanyaan:
Jelaskan berikut contoh bagaimana cara persiapan Ekspor
Impor dan hal hal apa saja yang perlu dipersiapkan agar
kegiatan ini berjalan lancar.
Petunjuk:
1. Makalah ditulis minimal 20 halaman, ketikan 1 spasi, Times New romance
2. Bahan makalah bebas dari buku apa saja yg penting tidak plagiator
3. Tugas soft copy dan hard copy dikumpulkan kkepada ketua kelas pada
pertemuan 8 (delapan) pkl. 15.30...
DAFTAR PUSTAKA
Eiteman, Stonehill dan Moffett, 2010, Manajemen Keuangan Multinasional, Edisi
Kesebelas, Jilid I, Jakarta : Penerbit Erlangga
Syaifuddin, Sarita dan Mahrani, 2015, Manajemen Keuangan Internasional,
Yogyakarta : Kurnia Global Diagnostika