Jawaban :
Rantai nilai adalah keseluruhan urutan aktivitas kerja organisasi yang menambah nilai pada setiap
tahapannya, dari bahan baku hingga barang jadi. Rantai nilai mencakup pemasoknya pemasok hingga
pelanggannya pelanggan. Manajemen rantai nilai adalah proses mengelola urutan aktivitas dan
informasi di sepanjang rantai nilai. Kebalikan dengan manajemen rantai pemasok, yang berorientasi
internal dan berfokus efisiensi arus bahan (sumber daya) yang masuk ke organisasi, manajemen rantai
nilai berorientasi eksternal dan berfokus pada bahan yang masuk dan pada keluarnya produk barang
dan jasa. Sementara manajemen rantai pasokan berorientasi efisien (tujuannya adalah mengurangi
biaya dan menjadikan organisasi lebih produktif), manajemen rantai nilai berorientasi efektivitas dan
bertujuan menciptakan nilai tertinggi bagi pelanggan
Sebuah survei terhadap pelaku manufaktur menyimpulkan empat manfaat utama manajemen rantai
nilai yaitu meningkatkan pengadaan, logistik, pengembangan produk, dan memperkuat manajemen
pesanan pelanggan.
Control (Pengendalian) adalah suatu cara atau alat yang ditempatkan untuk memastikan bahwa hal-hal
yang strategik telah dicapai. Pengendalian berarti proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya
sesuai dengan aktivitas yang direncanakan. Pengendalian membantu manajer memonitor keefektifan,
aktivitas perencanaan, pengorganisasian dan kepemimpinan mereka.
Robert J. Mockler mendefinisikan pengendalian sebagai usaha sistematis untuk menetapkan standar
prestasi kerja dengan tujuan perencanaan untuk mendesain sistem umpan balik informasi, untuk
membandingkan prestasi yang sesungguhnya dengan standar yang ditetapkan terlebih dahulu, untuk
menetapkan apakah ada deviasi dan untuk mengukur signifikansinya, serta mengambil tindakan yang
diperlukan untuk memastikan bahwa semua sumber daya perusahaan digunakan dengan cara yang
seefektif dan seefisien mungkin dalam mencapai tujuan perusahaan.
TUJUAN DAN MANFAAT PENGENDALIAN
Ada enam tujuan atau manfaat pokok dari pengendalian dalam organisasi, yakni
5. Pengendalian menyediakan umpan balik bagi aktifitas organisasi. Melalui pengendalian bukan hanya
pengukuran kemajuan on the spot dan on the right time, tapi juga menyediakan umpan balik bagi
pelaksananya. Umpan balik ini sangat penting bagi proses pengendalian agar tetap berjalan on the track.
Tipe pengendalian demikian disebut pengendalian umpan maju (feedforward control); pengendalian
pencegahan (concurrent control); dan pengendalian umpan balik (feedback control) yang akan
dijelaskan di bawah ini:
1).Sistem pengendalian umpan maju (feedforward control). System ini merupakan pengendalian yang
ditetapkan sebelum pelaksanaan aktifitas. Misalnya system pengadaan karyawan yang menetapkan
criteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi sesuai dengan kebutuhan pekerjaan ybs
3). Pengendalian Umpan balik (Feedback Control), adalah control yang biasanya dilakukan dengan
menggunakan informasi evaluasi berkala pelaksanaan pekerjaan untuk menentukan apakah kinerja
sesuai dengan standar. Misalnya jika suatu perusahaan menargetkan kenaikan laba sebesar 12 % tahun
berikutnya, maka manajer harus memantau laporan laba perbulan.
Sistem pengendalian umpan balik memiliki 5 komponen berikut:
d. Serangkaian standar dimana kondisi proses yang diukur dengan standar yang selanjutnya dilakukan
evaluasi
e. Pengatur yang fungsinya untuk membandingkan standar karakteristik proses dengan standar yang
mengambil tindakan untuk adaptasi proses apabila perbandingan tersebut menunjukkan terjadinya
penyimpangan proses dari rencana yang telah ditetapkan.
Sistem manajemen dalam sebuah organisasi haruslah mengembangkan suatu system pengendalian yang
sesuai dengan operasional organisasi agar system itu efektif. Suatu system pengendalian yang efektif
memiliki karakteristik umum sebagai berikut :
1). Sebuh focus pada titik-titik Kritis. Misalnya pengendalian diterapkan yang menetapkan pada titik titik
kesalahan mana yang tidak dapat ditoleransi atau pada batas-batas mana biaya yang dikeluarkan tidak
boleh melebihi ambang yang ditetapkan. Titik-titik kritis ini meliputi seluruh area operasional organisasi
yang dipandang memiliki pengaruh langsung pada keberhasilan organisasi atau yang merupakan titik
kunci operasional organisasi
2). Terintegrasi, pada proses yang berjalan. Pengendalian yang efektif haruslah disusun terintegrasi
dengan pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan, jangan justru menjadi gangguan. Misalnya control
pengeluaran dana yang harus ditanda-tangani 3 pejabat (kepala bagian ybs, kepala bagian keuangan dan
Manajer) tujuannya untuk mencegah penyelewengan, dapat menjadi hambatan manakala salah satu
diantaranya tidak berada di tempat, manakala dalam system ybs tidak menetapkan kasus pengecualian.
3). Sistem pengendalian diterima oleh karyawan. Pengendalian yang bertujuan baik bisa ditanggapi
sebagai memata-matai dan menimbulkan iklim ketidak-percayaan manakala system yang ditetapkan
tidak dikomunikasikan atau caranya tidak setujui oleh karyawan. Misalnya untuk mengawasi
pelaksanaan perkuliahan di ditunjuk dosen-dosen tertentu untuk memantau absensi dan kelas yang
bersangkutan, bahkan kadang ikut masuk ke dalam perkuliahan yang sedang berlangsung.
4). Mampu memberikan informasi saat dibutuhkan. Sistem pengendalian yang efektif mencakup
informasi semua pelaksanaan pekerjaan pokok yang dibutuhkan, misalnya mampu memberi informasi
mengenai deadline tugas, waktu penyelesaian, biaya yang diperlukan dan telah dikeluarkan, prioritas
yang harus dan telah dilaksanakan pada saat dibutuhkan (sebelum, selama dan sesudah proses
berlangsung).
5). Layak secara ekonomi. Sistem pengendalian yang efektif haruslah layak secara ekonomi bagi
organisasi yang bersangkutan. Biaya sistem pengendalian (yang bukan saja harga tapi biaya social, dll,
misalnya pada contoh poin C) yang ditetapkan haruslah sebanding dengan manfaat yang diperoleh.
Misalnya menerapkan Sistem akuntansi modern berbasis computer atau system absensi berbasis sidik
jari yang berbiaya tinggi pada perusahaan kecil justru tidak efektif karena tidak sebanding dengan
keuntungan yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan untuk system tersebut.
6). Akurat. Sistem pengendalian yang efektif haruslah mampu memberikan data dan informasi yang
bermanfaat, terpercaya, valid dan konsisten.