Anda di halaman 1dari 8

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Selamat Pagi,

Izin menjawab,

Pertanyaan :

Di dalam Sesi 1 ini akan diperkenalkan materi dari Tutroial Hukum Tata
Negara tentang Pengertian Hukum Tata Negara dan Sumber Hukum Tata
Negara, yang meliputi :

1. Bagaimana Istilah Hukum Tata Negara dari segi bahasa dan pengertian
menurut para ahli
2. Ruang lingkup Hukum Tata Negara
3. Macam-macam Sumber Hukum Tata Negara

Jawaban :

Sumber : 

 BMP/ ADBI4336/ Hukum Ketenagakerjaan


2. Pada masa orde baru, pemerintah berusaha untuk meningkatkan pembangunan dengan tetap
menjaga stabilitas nasional. Dengan itu, lahirlah aturan yang disebut dengan hubungan industrial
pancasila atau hubungan perburuhan pancasila. Sesuai dengan namanya, aturan ini dibuat dengan
berlandaskan pada pancasila. Hubungan Industrial Pancasila adalah hubungan antara para pelaku
kegiatan proses produksi (pekerja, pengusaha), untuk menghasilkan barang dan jasa sebagai hasil usaha,
dan pemerintah yang mengayomi dan berkepentingan untuk pembinaan ekonomi nasional. Jika
diperinci pada dasarnya hubungan industrial meliputi hal-hal:

(1) Pembentukan perjanjian kerja/ perjanjian kerja bersama yang merupakan titik tolak adanya
hubungan industrial.

(2) Kewajiban pekerja/buruh melakukan pekerjaan pada atau dibawah pimpinan pengusaha, yang
sekaligus merupakan hak pengusaha atas pekerjaan dari pekerja/buruh.

(3) kewajiban pengusaha membayar upah kepada pekerja/buruh yang sekaligus merupakan hak
pekerja/buruh atas upah.

(4) Berakhirnya hubungan industrial.

(5) Caranya perselisihan antara pihak-pihak yang bersangkutan diselesaikan dengan sebaik-baiknya.

Hubungan Industrial Pancasila (HIP) lahir untuk mengendalikan KSPSI dan dalam merumuskan itu
pemerintah mengeluarkan larangan berserikat selain organisasi bentukan pemerintah dan larangan aksi
mogok karena bertentangan dengan pancasila. Dalam sistem HIP dinyatakan pemerintah mempunyai
peran untuk mengatur penyebaran dan penggunaan tenaga kerja dengan tekanan pada produktivitas
dan pencapaian manfaat yang sebesar-besarnya, dan itu semua sudah diatur dalam Kepmen No.
645/Men/1985 tentang Pelaksanaan Hubungan Industrial Pancasila (HIP). Materi yang terkandung
dalam HIP adalah larangan untuk melakukan konflik dan melakukan aksi mogok karena dianggap tidak
sesuai dengan prinsip kekeluargaan seperti yang ada dalam pancasila. Keputusan yang tegas membatas
ialah Kepmen 4/Men/1986 yang menekan hak mogok dan hak pembentukan serikat buruh, dan yang
paling diskriminatif diantara Keputusan itu ialah Kepmen 342/Men/1986 yang menentukan bahwa
aparat keamanan (Korem, Kodim dan Kores) ikut campur dalam menangani perselisihan perburuhan.
Diskriminasi terhadap kaum buruh tidak hanya tampak dalam hak-hak politik di atas, tetapi juga dalam
aturan-aturan buruh yang berkaitan dengan hak-hak ekonominya.

4.
A. perjanjian didefinisikan sebagai berikut: “Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa di mana seorang
berjanji kepada seorang lain atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu
hal.”

Pasal 1313 KUH Perdata menyebutkan bahwa perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu
orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Perjanjian menganut asas
kebebasan berkontrak sehingga para pihak bebas menentukan apa saja ketentuan yang perlu ada di
dalam perjanjian yang dibuat. Selama ketentuan yang ada didalamnya tidak bertentangan dengan
hukum dan perjanjian dilaksanakan dengan itikad baik, perjanjian tersebut sah dan berlaku sebagai
undang-undang bagi para pihak yang membuatnya. Dalam perikatan, salah satu ketentuan yang juga
berlaku dan mengikat para pihak adalah hukum positif di Indonesia.

Definisi kontrak (contract) menurut “Black’s Law Dictionary”, diartikan sebagai suatu perjanjian antara
dua orang atau lebih yang menciptakan kewajiban untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu hal yang
khusus

Menurut pendapat ahli hukum tersebut di atas, persamaan yang dapat disimpulkan antara lain:

Baik persetujuan/perjanjian, perikatan maupun kontrak melibatkan setidaknya 2 (dua) pihak atau lebih.

Dasar hukum perjanjian, perikatan maupun kontrak, mengacu pada KUHPerdata.

Secara singkat, perjanjian/persetujuan menimbulkan perikatan. Perikatan itu kemudian disebut sebagai
kontrak apabila memberikan konsekuensi hukum yang terkait dengan kekayaan dan mengikat para
pihak yang saling mengikatkan diri dalam perjanjian. Menurut Ricardo, sebelum memiliki konsekuensi
hukum, suatu perjanjian tidak sama artinya dengan kontrak.

B. Menurut saya perjanjian yang dibuat secara lisan bersifat sah dan mengikat. Hal ini sesuai dengan
pasal 1320 KUH Perdata menyatakan bahwa sebuah perjanjian tidak diharuskan dibuat secara tertulis,
sehingga Perjanjian lisan pun juga dapat mengikat secara hukum. Maka dari itu Perjanjian lisan atau
kontrak lisan pada umumnya dianggap sah atau sama saja seperti Kontrak tertulis. Namun jika terjadi
sebuah perkara mengenai perjanjian lisan, maka bukti bukti tertulis seperti surat dapat digunakan
sebagai alat bukti untuk menunjukan keberadaan Perjanjian lisan tersebut
7.Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik jo. Undang-undang
Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik sudah cukup untuk mengatasi permasalahan-permasalahan hukum
yang timbul sebagai akibat dari aktivitas manusia dalam ruang sibe (cyber space). Namun berdasarkan
laporan dari Institute for Criminal Justice Reform, terdapat problematika pada Pasal 27 ayat (3) jo. Pasal
45 ayat (1) UU ITE, karena sejumlah istilah dalam pasal tersebut, seperti mendistribusikan dan transmisi,
merupakan istilah teknis yang dalam praktiknya tidak sama di dunia teknologi informasi dan dunia nyata.
Model rumusan delik dalam Pasal 27 ayat (3) ko. Pasal 45 ayat (1) UU ITE membawa konsekuensi
tersendiri karena pada praktiknya pun Pengadilan memutuskan secara berbeda-beda terhadap rumusan
delik tersebut. Dan berdasarkan paparan dari Southeast Asia Freedom of Expression Network, beberapa
persoalan terhadap UU ITE adalah Pasal 27 hingga Pasal 29 UU ITE dalam bab Kejahatan Siber, dan juga
Pasal 26, Pasal 36, Pasal 40, dan Pasal 45. Persoalan yang terdapat di antaranya adalah mengenai
penafsiran hukum, dimana rumusan pasal-pasal dalam UU ITE tersebut tidak ketat (karet) dan tidak
tepat serta menimbulkan ketidakpastian hukum.

1. Kasus Buni Yani terjerat Pasal 32 ayat (1) dan Pasal 28 ayat (2) UU ITE sehubungan dengan
penyebaran video pidato Basuki Tjahaja Purnama (“BTP”) ketika masih menjabat sebagai Gubernur DKI
pada tahun 2016. Buni Yani diduga mengedit video BTP ketika sedang berpidato, dimana pidato tersebut
menggunakan salah satu ayat Surat Al Maidah. Video tersebut diduga diedit sehingga dianggap memiliki
makna berbeda, meskipun Buni Yani membantah melakukan hal tersebut.

2. Kasus membobol tiket.com dan melakukan illegal akses ke citilink. Modusnya dengan memesan
sejumlah tiket dengan menggunakan akun milik PT Citilink melalui aplikasi tiket.com. “Mereka memesan
tiket domestik dengan rute penerbangan ke beberapa kota dari Sabang sampai Merauke”.Unsur
perbuatan pelanggaran terhadap Pasal 46 ayat (1), (2) dan (3) juncto Pasal 30 ayat (1), (2) dan (3) dan
atau Pasal 51 ayat (1) dan (2) juncto Pasal 35 dan/atau Pasal 36 Undang-Undang No 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan atau Pasal 363 KUHP dan/atau Pasal 3, Pasal 5 dan Pasal
10 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Pencucian Uang.

3.Muhamad Asrul wartawan beritanews.com di Palopo Makassar dilaporkan ke polisi dan ditahan
karena pemberitaan yang ditulisnya terkait dugaan kasus korupsi Farid Judas Karim, salah satu anak
walikota Palopo. Ia dijerat menyebarkan ujaran kebencian dengan UU ITE Pasal 28 ayat 2 dan Pasal 14-
15 UU Nomer 1 Tahun 1946.
2. Pada masa orde baru, pemerintah berupaya buat tingkatkan pembangunan dengan senantiasa
melindungi stabilitas nasional. Dengan itu, lahirlah ketentuan yang diucap dengan ikatan industrial
pancasila ataupun ikatan perburuhan pancasila. Cocok dengan namanya, ketentuan ini terbuat dengan
berlandaskan pada pancasila. Ikatan Industrial Pancasila merupakan ikatan antara para pelakon aktivitas
proses penciptaan( pekerja, pengusaha), buat menciptakan benda serta jasa selaku hasil usaha, serta
pemerintah yang mengayomi serta berkepentingan buat pembinaan ekonomi nasional. Bila diperinci
pada dasarnya ikatan industrial meliputi hal- hal:

( 1) Pembuatan perjanjian kerja/ perjanjian kerja bersama yang ialah titik tolak terdapatnya ikatan
industrial.

( 2) Kewajiban pekerja/ buruh melaksanakan pekerjaan pada ataupun dibawah pimpinan pengusaha,
yang sekalian ialah hak pengusaha atas pekerjaan dari pekerja/ buruh.

( 3) kewajiban pengusaha membayar upah kepada pekerja/ buruh yang sekalian ialah hak pekerja/
buruh atas upah.

( 4) Berakhirnya ikatan industrial.

( 5) Triknya perselisihan antara pihak- pihak yang bersangkutan dituntaskan dengan sebaik- baiknya.

Ikatan Industrial Pancasila( HIP) lahir buat mengatur KSPSI serta dalam merumuskan itu pemerintah
menghasilkan larangan berserikat tidak hanya organisasi bentukan pemerintah serta larangan aksi
mogok sebab berlawanan dengan pancasila. Dalam sistem HIP dinyatakan pemerintah memiliki
kedudukan buat mengendalikan penyebaran serta pemakaian tenaga kerja dengan tekanan pada
produktivitas serta pencapaian khasiat yang sebesar- besarnya, serta itu seluruh telah diatur dalam
Kepmen Nomor. 645/ Men/ 1985 tentang Penerapan Ikatan Industrial Pancasila( HIP). Modul yang
tercantum dalam HIP merupakan larangan buat melaksanakan konflik serta melaksanakan aksi mogok
sebab dikira tidak cocok dengan prinsip kekeluargaan semacam yang terdapat dalam pancasila.
Keputusan yang tegas membatas yakni Kepmen 4/ Men/ 1986 yang memencet hak mogok serta hak
pembuatan serikat buruh, serta yang sangat diskriminatif diantara Keputusan itu yakni Kepmen 342/
Men/ 1986 yang memastikan kalau aparat keamanan( Korem, Kodim serta Kores) turut campur dalam
menanggulangi perselisihan perburuhan. Diskriminasi terhadap kalangan buruh tidak cuma nampak
dalam hak- hak politik di atas, namun pula dalam aturan- aturan buruh yang berkaitan dengan hak- hak
ekonominya.

4.

A. perjanjian didefinisikan selaku berikut:“ Sesuatu perjanjian merupakan sesuatu kejadian di mana
seseorang berjanji kepada seseorang lain ataupun di mana 2 orang itu silih berjanji buat melakukan
suatu perihal.”

Pasal 1313 KUH Perdata mengatakan kalau perjanjian merupakan sesuatu perbuatan dengan mana satu
orang ataupun lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain ataupun lebih. Perjanjian menganut
asas kebebasan berkontrak sehingga para pihak leluasa memastikan apa saja syarat yang butuh terdapat
di dalam perjanjian yang terbuat. Sepanjang syarat yang terdapat didalamnya tidak berlawanan dengan
hukum serta perjanjian dilaksanakan dengan itikad baik, perjanjian tersebut legal serta berlaku selaku
undang- undang untuk para pihak yang buatnya. Dalam perikatan, salah satu syarat yang pula berlaku
serta mengikat para pihak merupakan hukum positif di Indonesia.

Definisi kontrak( contract) bagi“ Black’ s Law Dictionary”, dimaksud selaku sesuatu perjanjian antara 2
orang ataupun lebih yang menghasilkan kewajiban buat berbuat ataupun tidak berbuat suatu perihal
yang khusus

Bagi komentar pakar hukum tersebut di atas, persamaan yang bisa disimpulkan antara lain:

Baik persetujuan/ perjanjian, perikatan ataupun kontrak mengaitkan paling tidak 2( 2) pihak ataupun
lebih.

Bawah hukum perjanjian, perikatan ataupun kontrak, mengacu pada KUHPerdata.

Secara pendek, perjanjian/ persetujuan memunculkan perikatan. Perikatan itu setelah itu diucap selaku
kontrak apabila membagikan konsekuensi hukum yang terpaut dengan kekayaan serta mengikat para
pihak yang silih mengikatkan diri dalam perjanjian. Bagi Ricardo, saat sebelum mempunyai konsekuensi
hukum, sesuatu perjanjian tidak sama maksudnya dengan kontrak.

B. Bagi aku perjanjian yang terbuat secara lisan bertabiat legal serta mengikat. Perihal ini cocok dengan
pasal 1320 KUH Perdata melaporkan kalau suatu perjanjian tidak diwajibkan terbuat secara tertulis,
sehingga Perjanjian lisan juga pula bisa mengikat secara hukum. Hingga dari itu Perjanjian lisan ataupun
kontrak lisan pada biasanya dikira legal ataupun sama saja semacam Kontrak tertulis. Tetapi bila terjalin
suatu masalah menimpa perjanjian lisan, hingga fakta fakta tertulis semacam pesan bisa digunakan
selaku perlengkapan fakta buat membuktikan keberadaan Perjanjian lisan tersebut

7. Undang- Undang No 11 Tahun 2008 tentang Data serta Transaksi Elektronik jo. Undang- undang No 19
Tahun 2016 tentang Pergantian atas Undang- undang No 11 Tahun 2008 tentang Data serta Transaksi
Elektronik telah lumayan buat menanggulangi permasalahan- permasalahan hukum yang mencuat
selaku akibat dari kegiatan manusia dalam ruang sibe( cyber ruang). Tetapi bersumber pada laporan dari
Institute for Criminal Justice Reform, ada problematika pada Pasal 27 ayat( 3) jo. Pasal 45 ayat( 1) UU
ITE, sebab beberapa sebutan dalam pasal tersebut, semacam mendistribusikan serta transmisi, ialah
sebutan teknis yang dalam praktiknya tidak sama di dunia teknologi data serta dunia nyata. Model
rumusan delik dalam Pasal 27 ayat( 3) ko. Pasal 45 ayat( 1) UU ITE bawa konsekuensi tertentu sebab
pada praktiknya juga Majelis hukum memutuskan secara berbeda- beda terhadap rumusan delik
tersebut. Serta bersumber pada paparan dari Southeast Asia Freedom of Expression Network, sebagian
perkara terhadap UU ITE merupakan Pasal 27 sampai Pasal 29 UU ITE dalam bab Kejahatan Siber, serta
pula Pasal 26, Pasal 36, Pasal 40, serta Pasal 45. Perkara yang ada di antara lain merupakan menimpa
pengertian hukum, dimana rumusan pasal- pasal dalam UU ITE tersebut tidak ketat( karet) serta tidak
pas dan memunculkan ketidakpastian hukum.

1. Permasalahan Buni Yani terjerat Pasal 32 ayat( 1) serta Pasal 28 ayat( 2) UU ITE sehubungan dengan
penyebaran video pidato Basuki Tjahaja Purnama(“ BTP”) kala masih berprofesi selaku Gubernur DKI
pada tahun 2016. Buni Yani diprediksi mengedit video BTP kala lagi berpidato, dimana pidato tersebut
memakai salah satu ayat Pesan Angkatan laut(AL) Maidah. Video tersebut diprediksi diedit sehingga
dikira mempunyai arti berbeda, walaupun Buni Yani membantah melaksanakan perihal tersebut.

2. Permasalahan membobol tiket. com serta melaksanakan illegal akses ke citilink. Modusnya dengan
memesan beberapa tiket dengan memakai akun kepunyaan PT Citilink lewat aplikasi tiket. com.“ Mereka
memesan tiket dalam negeri dengan rute penerbangan ke sebagian kota dari Sabang hingga Merauke”.
Faktor perbuatan pelanggaran terhadap Pasal 46 ayat( 1),( 2) serta( 3) juncto Pasal 30 ayat( 1),( 2)
serta( 3) serta ataupun Pasal 51 ayat( 1) serta( 2) juncto Pasal 35 serta/ ataupun Pasal 36 Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Data serta Transaksi Elektronik serta ataupun Pasal 363 KUHP
serta/ ataupun Pasal 3, Pasal 5 serta Pasal 10 Undang- Undang No 8 Tahun 2010 tentang Penangkalan
serta Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Duit.

3. Muhamad Asrul wartawan beritanews. com di Palopo Makassar dilaporkan ke polisi serta ditahan
sebab pemberitaan yang ditulisnya terpaut dugaan permasalahan korupsi Farid Judas Karim, salah satu
anak walikota Palopo. Dia dijerat menyebarkan ujaran kebencian dengan UU ITE Pasal 28 ayat 2 serta
Pasal 14- 15 UU Nomer 1 Tahun 1946.

Anda mungkin juga menyukai