Anda di halaman 1dari 2

THE EPHERMAL NATURE OF LOCAL POLITICAL MONOPOLIES

Agnes Monica_2540122445
a. Pertanyaan penelitian:
- Apakah suatu negara adalah negara kesatuan yang terdesentralisasi atau
demokrasi federal menentukan apakah kondisi ekonomi endogen ke lokalitas atau
kondisi institusional eksogen ke lokalitas memperoleh keunggulan kausal dalam
kebangkitan dan ketahanan monopoli politik lokal.

b. Argumen:
- Monopoli politik lokal tidak muncul begitu saja dari kondisi ekonomi lokal, tetapi
secara aktif dibangun melalui manipulasi dan institusi. Dengan kata lain, tidak ada
yang ditentukan sebelumnya tentang monopoli politik lokal,dan mereka secara
tegas berasal dari non-lokal.
- Karya-karya yang ada tentang monopoli politik lokal mengalami bias seleksi.
Karena mereka fokus pada negara kesatuan yang terdesentralisasi atau demokrasi
federal. Pada awalnya, kondisi ekonomi memang dapat menjelaskan perbedaan
dalam otoritarianisme subsional, dan yang terakhir, kemungkinan kecurangan
institusional dapat menjelaskan dengan lebih baik kebangkitan dan ketahanan
monopoli.
- Kondisi ekonomi dan kelembagaan perlu diperhitungkan untuk menjelaskan ada
tidaknya monopoli politik lokal. Di Indonesia, otonomi ekonomi pemilih relatif
tinggi, sementara kemungkinan manipulasi kelembagaan relatif rendah. Bisa
dibilang, kombinasi ini menjelaskan sifat sementara dari monopoli politik lokal
Indonesia. Sifat dinasti dari monopoli politik lokal yang ada dan maraknya politik
uang dalam pemilihan kepala daerah tidak dapat dilihat sebagai indikator
tumbuhnya kepentingan partikularistik, tetapi sebagai indikator bagi basis lokal
yang agak tidak stabil.
- Negara kesatuan menunjukkan berbagai tingkat desentralisasi, mereka semua
memiliki kesamaan bahwa kemungkinan kecurangan kelembagaan oleh pemain
politik subnasional jauh lebih terbatas dibandingkan dengan demokrasi federal.
- Dalam kaitan dengan patronase negara, korupsi dan kolusi tentu merajalela dalam
pemberian izin usaha di sektor sumber daya alam. Hal ini tidak hanya
menghasilkan keuntungan yang sangat besar bagi elit politik lokal tetapi juga
sering memungkinkan mereka untuk menjadi pemain ekonomi penting atau
setidaknya menjadi lawan bicara antara kepentingan bisnis lokal.

c. Bukti:
- Praktik kolusi terkait dengan izin penebangan, pengalihan pendapatan
perkebunan dan hasil pajak lainnya, penerapan pajak predator, dan pemberian
layanan khusus untuk konstituen tertentu semuanya bertentangan dengan hukum,
oleh karena itu harus bersifat informal dan tunduk pada negosiasi ulang terus-
menerus dan intervensi luar yang potensial.
- Batasan masa jabatan kepala pemerintahan eksekutif lokal menambah hambatan
ini, karena periode transisi reguler memungkinkan elit nasional untuk mengingkari
pengaturan informal. Singkatnya, monopoli politik lokal mungkin muncul dalam
politik Indonesia, tetapi tidak akan bertahan lama karena risiko intervensi dari luar
tinggi.
- Ada perbedaan yang cukup besar dalam negara kesatuan yang terdesentralisasi ini
sehubungan dengan kemunculan dan ketahanan monopoli politik lokal meskipun
fakta bahwa rezim teritorial tersebut jauh lebih homogen dan kontrol tingkat
nasional atas entitas subnasional biasanya cukup besar.
- Sementara kualitas data kepemilikan tanah di Indonesia terkenak buruk,
konsentrasi tanah secara keseluruhan tampaknya kurang lazim dibandingkan
dengan negara Asia Tenggara lainnya.
- Sekitar 30% dari sektor perkebunan terdiri dari kepemilikan kecil, yang
menjelaskan sifat industri perkebunan yang terfragmentasi di banyak nusantara.
- Di daerah-daerah di mana konsentrasi tanah sangat menonjol, tanah sering
dimiliki oleh para pemain politik yang tidak berkepentingan untuk membangun
monopoli politik lokal.
- Eksploitasi sumber daya alam tidak memungkinkan terciptanya monopoli
ekonomi lokal yang dapat berubah menjadi monopoli politik lokal.
- UU No. 22/1999 pada awalnya memberikan kewenangan kepada pemerintah
daerah untuk mengeluarkan izin industri penebangan kayu dan perkebunan, hal ini
sebagian dicabut tiga tahun kemudian ketika peraturan pemerintah PP No.
34/2002 mengalihkan kewenangan atas izin kayu kembali ke Kementerian
nasional Kehutanan. Pemerintah pusat juga telah menggunakan kekuatan
hukumnya untuk menggambar ulang batas-batas hutan untuk membawa lebih
banyak hutan di bawah kendali langsungnya, sehingga menghilangkan
kesempatan penebangan kayu oleh pemerintah daerah.
- Terkait dengan industri manufaktur, investasi asing di industri manufaktur
Indonesia selalu rendah dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara
lainnya. Pada saat penulisan, sektor ini hanya mempekerjakan sekitar 21% dari
tenaga kerja Indonesia.

d. Evaluasi:
- Saya setuju dengan argumen tersebut, dimana penulis menjelaskan tentang
literatur ketahanan monopoli politik lokal terbagi dalam dua kelompok, yakni:
karya pertama menekankan pentingnya kondisi ekonomi lokal, dan karya kedua
berpendapat bahwa kondisi kelembagaan menentukan umur panjang monopoli
politik lokal. Penulis memberikan bukti yang cukup jelas dengan menambahkan
data-data yang sesuai dengan argumennya.
- Monopoli politik lokal di Indonesia berbeda dengan negara demokrasi lain, karena
lebih bersifat dinamis yang artinya tidak bisa bertahan lama. Contohnya pada
setiap pemilu gubernur yang memicu monopoli politik lokal tidak bisa bertahan
lama, sedangkan di negara lain walaupun sudah terdesentralisasi, monopoli politik
lokalnya tetap berjalan lancar.

Anda mungkin juga menyukai