KMB Tugas 1 Kelompok I
KMB Tugas 1 Kelompok I
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
2.1.1 Definisi................................................................................................................................... 2
2.2.1 Pengertian............................................................................................................................... 4
BAB III..................................................................................................................30
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................. 30
3.2 Saran............................................................................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................31
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Darah adalah keadaan atau medium untuk transportasi jarak-jarak jauh berbagai
bahan antara sel-sel itu sendiri.Darah adalah suatu Supendi partikel dalam suatu larutan
koloid cair yang mengandung elektrolit dan merupakan suatu medium pertukaran antar
sel yang terfikasi dalam tubuh dan lingkungan luar.
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang darah dan aspeknya
pada keadaan sehat atau sakit dalam keadaan normal volume darah manusia 7-8% dari
berat badan.
Adapun tujuan umum pembuatan makalah ini adalah untuk memahami anatomi,
fisiologi sistem hermatologi.
1
BAB II
STUDI PUSTAKA
2
Semua komponen nya memiliki tugas dan fungsinya masing-masing yang mendukung
kerja darah dalam tubuh.
1. Plasma darah
Plasma merupakan komponen darah yang berbentuk cairan.plasma darah mengisi
sekitar 50-60 persen dari volume darah dalam tubuh.
2. Sel darah merah
Jika plasma darah menyumbang sekitar 55-60 persen makan sel darah mengisi sisanya
yakni kurang lebih sekitar 40-45 persen
3. Sel darah putih (leukosit)
Sel darah putih memiliki jumlah yang sangat sedikit,sel darah putih mengembang
tugas yakni,melawan infeksi virus,bakteri,jamur yang memicu perkembangan penyakit.
4. Trombosit (keping darah)
Sedikit berbeda dengan sel darah putih dan merah.trombosit sebenarnya bukan
sel.sebuah fragmen sel yang berbentuk kecil, memiliki peran penting proses pembekuan
darah (koagulasi) saat tubuh terluka.
5. Karakteristik
meliputi warna, vsikositas, pH, volume, dan komposisinya, Warna Darah arteri
berwarna merah muda karena banyak oksigen yang berkaitan dengan hemoglobin dalam
sel darah merah. Darah vena berwarna merah tua/gelap karena kurang oksigen
dibandingkan dengan darah arteri.
2.1.2 Sistem imun
Sistem kekebalan atau sistem kekebalan adalah sistem perlindungan pengaruh
biologi yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem
kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh dari infeksi bakteri
dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing dalam tubuh. Jika sistem
kekebalan melemahnya kemampuan melindungi tubuh juga berkurang, sehigga
menyebabkan patogen termasuk virus yang menyebabkan permintaan flu, dapat
berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel
3
tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan beberapa jenis
kanker.
2.2 Fisiologi Sistem Hematologi
2.2.1 Pengertian
Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yg mempelajari darah, organ pembentuk
darah dan penyakitnya. Hematologi berasal dari bahasa Yunani “haima” yang artinya
darah.Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yg diperlukan oleh se-sel di seluruh
tubuh. Darah juga menyuplai tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa
metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yg bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin
juga diedarkan melalui darah.
Darah terdiri dari sel dan plasma darah. Sel darah terdiri dari sel darah merah
(eritrosit),sel darah putih (leukosit) dan trombosit (platelet)leukosit terdiri dari dua jenis
yaitu polimorfonuklear (intinya banyak), yaitu neutrophil,eosinophil, basophil. Lalu
yang kedua mononuklear yang terdiri dari monosit/makropagdan limfosit.Sel darah ini
pada orang dewasa di produksi pada sum2 tulang panjang, seperti di paha atau di lengan
atas.Lalu plasma darah, merupakan bagian yang cair dari darah terdiri atas air dan
protein2darah sert faktor2 pembekuan darah.
4
dan nutrisi yang diabsorbsi oleh traktus gastroinestinal ke sel tubuh untuk metabolisme
sel.
Darah juga mengangkut produk sampah yang dihasilkan oleh metabolisme sel ke
paru, kulit, dan ginjal yang akan ditransformasi dan dibuang keluar dari tubuh. Darah
juga membawa hormon dan antibodi ke tempat sasaran atau tujuan. Untuk menjalankan
fungsinya, darah harus tetap berada dalam keadaan cair normal. Karena berupa cairan,
selalu terdapat bahaya kehilangan darah dari sistem vaskuler akibat trauma. Untuk
mencegah bahaya ini, darah memiliki mekanisme pembentukan yang sangat peka yang
dapat diaktiflkan setiap saat diperlukan untuk menyumbat kebocoran pada pembuluh
darah. Pembekuan yang berlebihan juga sama bahayanya kerena potensial
menyumbat aliran darah ke jaringan vital. Untuk menghindari komplikasi ini, tubuh
memiliki mekanisme febrinolitik yang kemudian akan melarutkan bekuan yang
terbentuk dalam pembuluh darah. Darah dan komponennya mempunyai fungsi lainnya,
yaitu:
a) Transportasi (sari makanan, oksigen, Karbondioksida, sisa metabolisme,dan air)
b) Transpotasi hormon menuju organ target dan enzim menuju sel sel tubuh
c) Termoregulasi (pengatur suhu tubuh)
d) Imunitas (pertahanan tubuh terhadap bakteri dan virus)
e) Homeostasis (mengatur keseimbangan zat dan pH tubuh) melalui buffer dan asam
amino yang ada di dalam plasma
f) Membantu dalam mencegah tubuh kehilangan cairan yaitu dengan pembekuan darah
5
Gambar .1
Komponen darah
Gambar .2
Komponen darah
6
Gambar .3
Komponen darah
7
Gambar. 4
Sumsum tulang
Gambar. 5
Jaringan Limfatik
8
c Pembentukan darah
Gambar. 6
Proses Pembentukan Komponen Darah
9
Plasma darah mengandung protein-protein penting seperti fibrinogen (pembekuan
darah), globulin (antibodi dan komplemen penting dalam respon imun
/pertahanan tubuh ), albumin (membantu aliran darah / keseimbangan cairan
antara darah dan jaringan serta mengatur tekanan osmosis darah), dan lipoprotein.
Fungsi plasma darah:
-Sebagai pelarut bahan-bahan kimia. -Membawa mineral-mineral terlarut,
seperti glukosa, asam amino, vitamin, CO2, dan bahan buangan lain.
-Menyebarkan panas dari organ yang lebih hangat ke organ yang lebih dingin.
-Menjaga keseimbangan antara cairan di dalam sel dan cairan di luar sel.
b Eritrosit
10
-Mentranspor CO2 ke paru melalui pengikatan Hb + CO 2. Sebagian lagi dalam bentuk
ion bikarbonat
-Berperan dalam pengaturan pH darah. Karena ion bikarbonat dan Hb merupakan
11
Granula berwarna biru dengan pewarnaan basa, banyak nya kira kira 0,5 - 1
% , sel ini lebih kecil daripadaeosinofil, tetapi mempunyai inti yang
bentuknya teratur. Basofil ini juga berhubungan dalam merespon alergi.
Fungsinya juga sebagai tempat untuk histamin, serotonin dan heparin.
2) Granulosita
- Limfosit
Limfosit memiliki nucleus bear bulat dengan menempati sebagian besar sel
limfosit berkembang dalam jaringan limfe.
• Limfosit T
Limfosit T meninggalkan sumsum tulang dan berkembang lama,kemudian
bermigrasi menuju timus. Setelah meninggalkan timus, sel-sel ini beredar
dalam darah sampai mereka bertemu dengan antigen dimana mereka telah
di program untuk mengenalinya. Setelah dirangsang oleh antigennya, sel-
sel ini menghasilkan bahan-bahankimia yang menghancurkan
mikrooranisme dan menghasilkan limfokin serta memberitahu sel darah
putih lainnya bahwa telah terjadi infeksi.
• Limfosit B
Terbentuk di sumsum tulang lalu bersirkulasi dalam darah
sampaimenjumpai antigen dimana mereka telah diprogram untuk
mengenalinya. Pada tahap ini limfosit B mengalami pematangan lebih
lanjut dan menjadi el plasma serta menghasilkan antibodi.
- Monosit
Monosit dibentuk dalam bentuk imatur dan mengalami proses
pematanganmenjadi makrofag setelah msuk ke jaringan. Fungsinya sebagai
fagosit, mencerna sel-sel rusak/ mati, memberi perlawanan immunologis
terhadap penyebab penyakit. Jumlahnya 34% dari total komponen yang ada
di sel darah putih.
g) Trombosit
Trombosit adalah bagian dari beberapa sel-sel besar dalam sumsum tulang yang
terbentuk cakram bulat, oval, bikonveks, tidak berinti, dan hidup sekitar 10 hari.
Trombosit berperan penting dalam pembentukan bekuan darah. Fungsi lain
dalam trombosit yaitu untuk mengubah bentuk dan kualitas setelah berikatan
dengan pembuluh darah yang cedera.
a Limpa
12
Limpa merupakan organ ungu lunak kurang lebih berukuran satu kepalan
tangan.Limpa terletak pada pojok atas kiri abdomen dibawah kostae. Limpa
memiliki permukaan luar konveks yang berhadapan dengan diafragma dan
permukaan medialyang konkaf serta berhadapan dengan lambung, fleksura, linealis
kolon dan ginjalkiri.Limpa terdiri atas kapsula jaringan fibroelastin, folikel limpa
(masa jaringan limpa),dan pilpa merah ( jaringan ikat, sel eritrost, sel leukosit).
Suplai darah oleh arterilinealis yang keluar dari arteri
coeliaca. Fungsi limpa :
- Pembentukan sel eritrosit (hanya pada janin).
- Destruksi sel eritrosit tua.
- Penyimpanan zat besi dari sel-sel yang dihancurkan.
- Produksi bilirubin dari eritrosit.
- Pembentukan limfosit dalam folikel limpa.
- Pembentukan immunoglobulin.
- Pembuangan partikel asing dari darah.
b Sumsum tulang
Sumsum tulang menempati bagian dalam tulang spons dan bagian tengah rongga
tulang panjang. Sumsum merupakan 4% sampai 5% berat badan total, sehingga
merupakan yang paling besar dalam tubuh. Sumsum bisa berwarna merah dan
kuning. Sumsum merah merupakan tempat produksi sel darah merah aktif dan
merupakan organ hematopoetik (penghasil darah) utama. Sedang sumsum kuning,
tersusun terutama oleh lemak dan tidak aktif dalam produksi elemen darah. Selama
masa kanak – kanan, sebagian besar sumsum berwarna merah. Sesuai dengan
pertambahan usia, sebagian besar sumsum tulang panjang mengalami perubahan
menjadi sumsum kuning, namun masih mempertahankan potensi untuk kembali
berubah menjadi jaringan hematopoetik apabila diperlukan. Sumsum merah pada
orang dewasa terbatas terutama pada rusuk, kolumna vertebralis, dan tulang pipih
lainnya.
Sumsum sangat banyak mengandung pembuluh darah dan tersusun atas jaringan
ikat yang mengandung sel bebas. Sel paling primitif dalam populasi sel bebas ini
adalah sel stem yang merupakan prekursor dari dua garis keturunan sel yang
berbeda. Garis keturunan mieloid meliputi eritrosit, berbagai jenis lekosit, dan
trombosit. Garis keturunan limfoid berdiferensiasi menjadi limfosit.
13
E.Fisiologi pembentukan sel darah
Hematopoisis adalah proses pembentukan darah dan system imun, menghasilkan
semua sel darah tubuh, termasuk sel darah untuk pertahanan imunologis. Terjadi di
sumsum tulang, dimana sel batang multipotensial memunculkan 5 jenis sel yang
berbeda yang dikenal sebagai sel batang unipotensial.
3) Produksi trombosit
14
Trombosit berasal dari sel megakariosit yang pecah menjadi bagian kecil kecil yang
disebut platelet atau trombosit. Megakariosit berasal dari sel mieloblast yang juga
merupakan induk sel leukosit.
15
2.3 Pengkajian sistem hermatologi
Pengkajian umum sistem hematologi Pengkajian pada klien dengan gangguan
hematologi perlu dilakukan dengan teliti, sistematis, serta memahami dengan baik fisiologis
dari setiap organ system hematologi. Hal ini perlu dilakukan agar kemungkinan adanya
kesulitan dikarenakan gambaran klinis atau tanda serta gejala yang hampir sama antara
gangguan hematologi primer dan sekunder dapat diminimalkan. Informasi dilakukan baik
dari klien maupun keluarga tentang riwayat penyakit dan kesehatan.
16
Agar data dapat terkumpul dengan baik dan terarah, sebaiknya dilakukan penggolongan
atau klasifikasi data berdasarkan identitas klien, keluhan utama, riwayat kesehatan, keadaan
fisik,psikologis, sosial, spiritual, intelegensi, hasil-hasil pemeriksaan dan keadaan khusus
lainnya.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data keperawatan pada tahap pengkajian
adalah: Wawancara (interview), pengamatan (observasi), dan pemeriksaan fisik (pshysical
assessment) dan studi dokumentasi.
1. Wawancara
Juga disebut dengan anamnesa adalah menanyakan atau tanya jawab yang
berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan merupakan suatu komunikasi yang
direncanakan.
Dalam berkomunikasi iniperawat mengajak klien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan
perasaannya yang diistilahkan teknik komunikasi terapeutik.
Macam wawancara:
a. Auto anamnesa : wawancara dengan klien langsung
b. Allo anamnesa : wawancara dengan keluarga / orang terdekat.
c.
Teknik Pengumpulan Data Yang Kurang Efektif :
a. Pertanyaan tertutup : tidak ada kebebasan dalam mengemukakan
pendapat / keluhan / respon. misalnya : “Apakah Anda makan tiga kali
sehari ?“
b. Pertanyaan terarah : secara khas menyebutkan respon yang
diinginkan. Misalnya : “................ Anda setuju bukan?”
c. Menyelidiki : mengajukan pertanyaan yang terus-menerus
d. Menyetujui / tidak menyetujui. Menyebutkan secara tidak langsung
bahwa klien benar atau salah. Misalnya : “Anda tidak bermaksud seperti
itu kan?”
17
2. Observasi
Tahap kedua dalam pengumpulan data adalah pengamatan, dan pada praktiknya kita lebih
sering menyebutnya dengan observasi. Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan
klien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien.
Tujuan dari observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang dihadapi klien
melalui kepekaan alat panca indra.
Contoh kegiatan observasi misalnya : terlihat adanya kelainan fisik, adanya perdarahan, ada
bagian tubuh yang terbakar, bau alkohol, urin, feses, tekanan darah, heart rate, batuk,
menangis, ekspresi nyeri, dan lain-lain.
3. Pemeriksaan Fisik
Tahap ketiga dalam pengumpulan data adalah pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dalam
keperawatan digunakan untuk mendapatkan data objektif dari riwayat keperawatan klien.
Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan bersamaan dengan wawancara. Fokus pengkajian
fisik
keperawatan adalah pada kemampuan fungsional klien. Misalnya , klien mengalami
gangguan sistem muskuloskeletal, maka perawat mengkaji apakah gangguan tersebut
mempengaruhi klien dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari atau tidak.
Tujuan dari pemeriksaan fisik dalam keperawatan adalah untuk menentukan status
kesehatan klien, mengidentifikasi masalah klien dan mengambil data dasar untuk
menentukan rencana tindakan keperawatan.
18
ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi, simetris. Dan perlu dibandingkan hasil normal dan
abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya. Contoh : mata kuning (ikterus),
terdapat struma di leher, kulit kebiruan (sianosis), dan lain-lain .
2. Palpasi
Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba. Tangan dan jari-jari adalah
instrumen yang sensitif digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya tentang :
temperatur, turgor, bentuk, kelembaban, vibrasi, ukuran.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan selama palpasi :
· Ciptakan lingkungan yang nyaman dan santai.
· Tangan perawat harus dalam keadaan hangat dan kering
· Kuku jari perawat harus dipotong pendek.
· Semua bagian yang nyeri dipalpasi paling akhir.
Misalnya : adanya tumor, oedema, krepitasi (patah tulang), dan lain-lain.
3. Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu untuk
membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri kanan) dengan tujuan menghasilkan
suara.
Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan
konsistensi jaringan. Perawat menggunakan kedua tangannya sebagai alatuntuk
menghasilkan suara.
Adapun suara-suara yang dijumpai pada perkusi adalah :
Sonor : suara perkusi jaringan yang normal.
Redup : suara perkusi jaringan yang lebih padat, misalnya di daerah paru-
paru pada pneumonia.
Pekak : suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah
jantung, perkusi daerah hepar.
Hipersonor/timpani : suara perkusi pada daerah yang lebih berongga kosong, misalnya
daerah caverna paru, pada klien asthma kronik.
4. Auskultasi
19
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang dihasilkan
oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang
didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.Suara tidak normal yang
dapat diauskultasi pada nafas adalah :
Rales : suara yang dihasilkan dari eksudat lengket saat saluran-saluran halus pernafasan
mengembang pada inspirasi (rales halus, sedang, kasar). Misalnya pada klien pneumonia,
TBC.
Ronchi : nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat inspirasi maupun saat ekspirasi.
Ciri khas ronchi adalah akan hilang bila klien batuk. Misalnya pada edema paru.
Wheezing : bunyi yang terdengar “ngiii....k”. bisa dijumpai pada fase inspirasi maupun
ekspirasi. Misalnya pada bronchitis akut, asma.
Pleura Friction Rub; bunyi yang terdengar “kering” seperti suara gosokan amplas pada
kayu. Misalnya pada klien dengan peradangan pleura.
20
membantu perawat untuk menentukan sistem tubuh mana yang perlu mendapat perhatian
khusus.
c. Pola fungsi kesehatan Gordon, 1982
Perawat mengumpulkan data secara sistematis dengan mengevaluasi pola fungsi kesehatan
dan memfokuskan pengkajian fisik pada masalah khusus meliputi : persepsi kesehatan-
penatalaksanaan kesehatan, nutrisi-pola metabolisme, pola eliminasi, pola tidur-istirahat,
kognitif-pola perseptual,
peran-pola berhubungan, aktifitas-pola latihan, seksualitas-pola reproduksi, koping-pola
toleransi stress, nilai-pola keyakinan.
d. DOENGOES (1993)
Mencakup : aktivitas / istirahat, sirkulasi, integritas ego, eliminasi, makanan dan cairan,
hygiene, neurosensori, nyeri / ketidaknyamanan, pernafasan, keamanan, seksualitas,
interaksi sosial, penyuluhan / pembelajaran.
Pengkajian umum system hematologi Pengkajian pada klien dengan gangguan hematologi
perlu dilakukan dengan teliti, sistematis, serta memahami dengan baik fisiologis dari setiap
organ system hematologi. Hal ini perlu dilakukan agar kemungkinan adanya kesulitan
dikarenakan gambaran klinis atau tanda serta gejala yang hampir sama antara gangguan
hematologi primer dan sekunder dapat diminimalkan. Informasi dilakukan baik dari klien
maupun keluarga tentang riwayat penyakit dan kesehatan dapat dilakukan dengan
anamnesis ataupun pemeriksaan fisik.
1.Data demografi
a.Usia
Usia merupakan data dasar yang penting karena ada beberapa gangguan hematologi
yang menyebabkan klien tidak berusia panjang(6-7 tahun).
b.Golongan darah
Penting untuk dikaji karena untuk memperoleh kecocokan dengan donor darah klien
bila diperlukan tranfusi darah.
21
c.Tempat tinggal
Ada beberapa gangguan hematologi yang disebakan karena factor lingkungan.
5. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan daerah kepala, telinga, mata, hidung dan tenggorokan (HEENT)
1) Konjunctiva anemis, mukosa pucat ( anemia )
2) Ikhterik/ jaundice ( hemolisis heperbilirubinemia)
22
3) Petekie ( trombositopenia )
4) Glositis ( anemia defisiensi zat besi, anemia defisiensi vitamib B 12)
5) Limfadenopati (limfoma)
b. System integument
1) Pucat (anemia)
2) Jaundice (hiperbilirubinemia)
3) Koilonisia(kuku seperti sendok) (anemia defisiensi zat besi)
4) Ekimosis dan petekie (trombositopenia)
5) System kardiovaskulerTakikardi S4, (anemia berat dengan gagal jantung)
6) Abdomen Splenomegali (polisitemia, limfoma)
7) System neurologi Kehilangan sensasi getar (vibratio sense) (anemia
megaloblastik)
8) System muskuloskleletal (Nyeri tulang/ terderness) ( myeloma multiple )
23
f)Waktu perdarahanm-> bila nilainya >20 menit maka terdapat risiko perdarahan
spontan
g)Antitrombin III -> Bila nilainya <50% maka terdapat risiko terjadi thrombosis
spontan.
24
Perubahan TB :
C. Pengkajian system integumen
1. Kulit dan membran mukosa
Pucat
Sianosis
Joundice
Lesi yang sulit sembuh
Pigmentasi
Koreng pada tungkai
Kulit tangan dan kaki mengelupas
2. Kuku
Cembung
Datar
Mudah patah
Clubbing
3. Rambut
Tekstur
Pertumbuhan
4. Mata
Edema
Kemerahan
Perdarahan
Ketidaknormalan lensa
Gangguan penglihatan
Kebutaan
25
D. Pengkajian system Gastrointestinal
1. Gangguan
Mual
Muntah
Kesulitan menelan
Anoreksia
Penurunan BB
2. Mulut
Membran mukosa kemerahan
Luka
3. Lidah
Nyeri
Tekstur
Ada papil
Ada alur/garis
Warna
4. Perut
Splenomegali
Hepatomegali
Adanya nyeri
Sirosis
26
Kelelahan
27
Sulit tidur
Perubahan perilaku
Mati rasa/kaku
K. Diagnosa penunjang
1. Laborat
Tes darah lengkap :
Tes darah putih :
Hematokrit :
Hemoglobin :
28
BAB lll
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mata Kuliah Sistem Hematologi dan Imunologi membahas mekanisme tubuh
manusia dari aspek ilmu Biologi, Anatomi-Histologi, Biokimia, Fisiologi, Gizi,
Psikologi, Mikrobologi, Patologi Klinik dan Patologi Anatomi yang terlibat dalam
Sistem Hematologi dan Imunologi. Mata Kuliah ini akan memberikan kemampuan
dasar pengetahuan tentang struktur makroskopis sel, jaringan dan organ yang
terlibat dalam sistem Hematologi dan Imunologi, konsep dasar fisiologis, proses
biokimia, dan aspek-aspek yang mendasari proses-proses dalam sistim Hematologi
dan Imunologi serta dasar-dasar kebutuhan nutrisi yang menunjang kerja sistem
Hematologi dan Imunologi juga dasar pemeriksaan penunjang yang diperlukan
untuk mendeteksi kerja sistem Hematologi Imunologi.
29
3.2 Saran
Dari pemaparan diatas, kami memberikan saran agar dalam ilmu kesehatan maupun
ilmu alam lainnya penting sekali memahai anatomi sistem hematologi secara tepat
agar terhindar dari kesalahan dalam tindakan baik itu dirumah sakit maupun di alam
yang berkaitan dengan perubahan fungsi tubuh akibat kurangnya aktifitas positif
untuk memberikan kesehatan terhadap jantung sebagai pusat kehidupan dan
berhubungan pula dengan darah.
https://docplayer.info/47252700-Pengkajian-sistem-hematologi.html
https://www.docdoc.com/id/info/specialty/hematologi
https://zdocs.tips/doc/makalah-sistem-imun-dan-hematologi-buk-leni-
wp9ngm0nj515
30