Anda di halaman 1dari 32

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian


2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan dibangun sebagai upaya untuk memahami dan
memecahkan masalah yang muncul manakala ada ketidaklengkapan informasi
pada saat melakukan kontrak (perikatan) (Gudono, 2017:142). Dimana, kontrak
yang dimaksud disini adalah kontrak antara prinsipal (pemberi kerja) dengan agen
(penerima perintah). Prinsipal dapat meliputi pemegang saham atau pimpinan
perusahaan, sedangkan agen dapat meliputi manajemen atau bawahan. Salah satu
asumsi teori keagenan menurut Peter, Mukherjib, dan Kroll (2001) adalah
mengenai masalah oportunisme (Gudono, 2017:150). Dimana Wiliamson (1975)
berpendapat bahwa, “opportunism is perceived as self-interest seeking with guile”.
Yang berarti bahwa oportunisme adalah sifat suka mengejar keuntungan sendiri
dengan memakai tipu daya. Sehingga, dalam teori keagenan para pelaku ekonomi
diduga mementingkan dirinya sendiri, menyembunyikan kebenaran, menipu, dan
melakukan kecurangan.
Lebih lanjut, ketika agen memiliki keunggulan informasi dibandingkan
prinsipal serta kepentingan agen dan prinsipal berbeda, hal ini akan menyebabkan
terjadinya principal-agent problem (Gudono, 2017:142). Dimana agen akan
memanfaatkan peluang yang ada dengan melakukan tindakan yang akan
menguntungkan dirinya namun dapat merugikan prinsipal. Hal yang sama juga
dijelaskan oleh Annisya et al. (2016), yang menyatakan bahwa ketika manajer
mempunyai kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraannya, maka hal ini
dapat memungkinkan adanya tindakan oleh agen dengan bertindak tidak sesuai
dengan kepentingan prinsipal.

2.1.2 Fraud
Statement of Auditing Standard (SAS) No.99 membedakan salah saji
menjadi dua kategori, yakni kekeliruan (error) dan kecurangan (Fraud).
Kekeliruan (error) merupakan salah saji dalam laporan keuangan yang tidak

25
disengaja. Sedangkan kecurangan (fraud) merupakan salah saji dalam laporan
keuangan yang disengaja. Dalam report to the nation, ACFE menggambarkan
bahwa terdapat tiga kategori kecurangan, yaitu korupsi (corruption),
penyalahgunaan aktiva (misappropriate asset), dan kecurangan dalam laporan
keuangan (fraudulent financial statement). Tindakan korupsi dapat berupa conflict
of interest, bribery (suap), illegal gratuities, dan economic exortion. Tindakan
penyalahgunaan aktiva dapat berupa theft of cash on hand, theft of cash receipt,
fraudulent disbursement, misuse, dan larceny. Selanjutnya, tindakan berupa
kecurangan dalam laporan keuangan dapat berbentuk net worth/ net income
overstatement atau net worth/ net income understatement.

2.1.3 Fraudulent Financial Statement


Pelaporan keuangan yang curang (fraudulent financial statement)
merupakan salah saji atau pengabaian jumlah, atau pengungkapan yang disengaja
dengan maksud menipu para pemakai laporan tersebut (Tunggal, 2014:6).
Tunggal menyatakan bahwa sebagian kasus melibatkan salah saji yang disengaja
atau pengabaian jumlah, bukan pengungkapan. Kecurangan akan terjadi ketika
tidak dilakukannya pendeteksian dan pencegahan (Annisya et al., 2016). Tunggal
(2014:103) menyatakan bahwa fraudulent financial statement terdiri atas
tindakan-tindakan sebagai berikut:
1. Manipulasi, pemalsuan, atau pengubahan catatan akuntansi atau dokumen
pendukung yang menjadi sumber penyusunan laporan keuangan.
2. Representasi yang salah atau penghapusan yang disengaja atas peristiwa,
transaksi, atau informasi signifikan lainnya yang ada dalam laporan
keuangan
3. Salah penerapan yang disengaja atas prinsip-prinsip akuntansi yang
berkaitan dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan.

Lebih lanjut, terdapat beberapa teori mengenai kondisi penyebab


kecurangan yaitu fraud triangle dan fraud diamond. Berikut pemaparan dari
masing-masing teori tersebut:

26
2.1.3.1 Fraud Triangle
Cersey (1953) dalam Annisya et al. (2016) mengemukakan bahwa terdapat
tiga kondisi umum ketika kecurangan laporan keuangan terjadi, yaitu tekanan
(pressure), kesempatan (opportunity), dan rasionalisasi (rasionalization). Tiga
kondisi tersebut sering disebut sebagai fraud triangle. Ketiga kondisi tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut.
Pressure

Opportunity Rationalization
Gambar 2. 1
Fraud Triangle

1. Tekanan (Pressure)
Menurut Arens et al. (2008:432), tekanan didefinisikan sebagai
insentif atau tekanan yang dirasakan oleh manajemen atau pegawai untuk
melakukan kecurangan. Dimana, insentif yang umum bagi perusahaan
yakni menurunnya prospek keuangan perusahaan. Menurut Statement of
Auditing Standard (SAS) No.99, ada beberapa kondisi umum yang dapat
mengakibatkan adanya kecurangan yaitu stabilitas keuangan (financial
stability), tekanan eksternal (external pressure), target keuangan (financial
target), dan personal financial need.
2. Kesempatan (Opportunity)
Kondisi kedua yaitu kesempatan (opportunity). Kesempatan
merupakan keaadaan yang memberi peluang atau kesempatan bagi
manajemen maupun karyawan untuk melakukan kecurangan (Hery,
2016:200). Statement of Auditing Standard (SAS) No.99 menyebutkan
bahwa nature of industry, ketidakefektifan pengawasan manajemen,
ketidakstabilan struktur organisasi, dan deficient of internal control

27
component dapat menciptakan kesempatan bagi manajemen atau pegawai
untuk melakukan tindak kecurangan
3. Rasionalisasi (Rationalization)
Kondisi ketiga yaitu Rasionalisasi (Rasionalization). Rasionalisasi
merupakan suatu perilaku atau karakter yang membuat manajemen
maupun karyawan melakukan tindakan tidak jujur atau lingkungan yang
membuat mereka menjadi bertindak tidak jujur dan membenarkan tindakan
jujur tersebut (Hery, 2016:200). Hal yang sama juga dijelaskan oleh
Shelton (2014), yang mengatakan bahwa rasionalisasi adalah bagaimana
seseorang membenarkan pikirannya atas tindakan kejahatan yang
dilakukan.

2.1.3.2 Fraud Diamond


Wolfe dan Hermanson (2004) dalam Shelton (2014) menambahkan unsur
keempat kedalam fraud triangle yaitu kemampuan (capability) untuk
meningkatkan pencegahan dan pendeteksian kecurangan. Penambahan unsur
keempat ini dengan keyakinan bahwa kecurangan tidak akan terjadi tanpa
seseorang dengan kemampuan yang tepat untuk melakukan tiap detail fraud.
Dengan adanya penambahan unsur keempat tersebut, maka terbentuklah 4 kondisi
yang sering disebut dengan Fraud Diamond yang digambarkan seperti gambar
berikut.

Incentive Opportunity

Rationalization Capability

Gambar 2. 2
Fraud Diamond

28
1. Pressure/ Incentive
Terdapat beberapa kondisi umum yang dapat mengakibatkan
adanya kecurangan. Berikut merupakan kondisi umum dari pressure yang
digunakan dalam penelitian ini:
a. Financial Stability (Stabilitas Keuangan)
Menurut Statement of Auditing Standard (SAS) No.99, tekanan
dapat terjadi karena stabilitas keuangan atau profitabilitas yang terancam
oleh kondisi ekonomi, industri atau entitas. Selain itu, disebutkan juga
bahwa penurunan signifikan dalam permintaan pelanggan dan
meningkatnya kegagalan bisnis baik di industri atau ekonomi secara
keseluruhan juga merupakan faktor terjadinya tekanan bagi manajer.
Loebbecke et al. (1898) dan Bell et al. (1991) menyatakan bahwa
manipulasi atas laporan keuangan akan dilakukan oleh manajemen ketika
perusahaan mengalami pertumbuhan yang berada dibawah rata-rata
industri, dimana hal ini dilakukan untuk meningkatkan prospek perusahaan
(dalam Sihombing & Rahardjo, 2014). Berikut adalah rumus untuk
menghitung rasio perubahan asset (ACHANGE):

b. External Pressure (Tekanan Eksternal)


Menurut Statement of Auditing Standard (SAS) No.99, manipulasi
laporan keuangan dapat terjadi karena adanya tekanan yang berlebihan
untuk memenuhi persyaratan atau harapan pihak ketiga. Selain itu,
dijelaskan juga bahwa sumber tekanan eksternal adalah adanya keperluan
atas penambahan utang maupun pembiayaan ekuitas untuk tetap
kompetitif. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Skousen et al. (2008),
yang menyatakan bahwa kemampuan perusahaan dalam membiayai utang
dan memenuhi persyaratan utang merupakan salah satu sumber adanya
tekanan eksternal (dalam Annisya et al., 2016). External pressure dapat
dihitung menggunakan leverage ratio, yaitu sebagai berikut:

29
c. Financial Target (Target Keuangan)
Untuk mencapai taget keuangan perusahaan, manajer dituntut
untuk melakukan kinerja nya dengan baik sehingga target tersebut dapat
tercapai. Menurut Statement of Auditing Standard (SAS) Nomor 99,
manipulasi atas laporan keuangan dapat terjadi karena adanya kondisi
tekanan yang berlebihan pada manajemen atau personil operasi untuk
memenuhi target keuangan termasuk penjualan dan target profitabilitas.
Menurut Skousen et al. (2008), ROA (return on asset) merupakan ukuran
kinerja operasional yang digunakan untuk menunjukkan seberapa efisien
aset telah digunakan (dalam Annisya et al., 2016). Sebagaimana penelitian
yang telah dilakukan oleh Sihombing & Rahardjo (2014), ROA digunakan
sebagai proksi financial target. Lebih lanjut, penelitian ini juga
menggunakan rasio tersebut. Berikut merupakan rumus untuk menentukan
return on asset (ROA):

2. Kesempatan
Terdapat beberapa kondisi umum yang dapat mengakibatkan
adanya kecurangan. Berikut merupakan kondisi umum dari kesempatan
yang digunakan dalam penelitian ini:
a. Nature of Industry
Annisya et al. (2016) menyatakan bahwa nature of industry
merupakan keadaan ideal sebuah perusahaan dalam industri. Summer dan
Sweeny (1998) menyatakan bahwa dalam pencatatan akun piutang dan
persediaan memerlukan penilaian subjektif dalam memperkirakan tidak
tertagihnya piutang dan obsolete inventory (dalam Sihombing & Rahardjo,
2014). Dengan adanya penilaian subjektif akan akun tersebut, maka
kecurangan dalam laporan keuangan dapat terjadi. Sebagaimana penelitian
yang telah dilakukan oleh Sihombing & Rahardjo (2014), rasio piutang

30
terhadap penjualan dapat digunakan untuk sebagai proksi nature of
industry. Lebih lanjut, penelitian ini juga menggunakan rasio tersebut.
Rasio tersebut dirumuskan sebagai berikut:

( )

b. Ketidakefektifan Pengawasan Manajemen (Ineffective Monitoring)


Menurut Statement of Auditing Standard (SAS) Nomor 99,
ketidakefektifan pengawasan manajemen merupakan akibat dari
pengawasan yang tidak efektif atas pelaporan keuangan dan pengendalian
internal oleh pihak yang betanggung jawab atas tata kelola. Hal yang sama
juga dijelaskan oleh Andayani (2010); dalam Yesiariani & Rahayu (2017),
yang menyatakan bahwa manajer akan berperilaku menyimpang dengan
melakukan manajemen laba karena adanya kelemahan pengawasan atas
akibat dari ketidakefektifan pengawasan. Berikut merupakan rumus untuk
menentukan ineffective monitoring yang diproksikan dengan rasio jumlah
dewan komisaris independen:

3. Rasionalisasi
Terdapat beberapa kondisi umum yang dapat mengakibatkan
adanya kecurangan. Berikut merupakan kondisi umum dari rasionalisasi
yang digunakan dalam penelitian ini:
a. Change in Auditor
Apriyeni (2014) menjelaskan bahwa Auditor switching (Pergantian
Auditor) merupakan pergantian auditor atau KAP yang dilakukan oleh
perusahaan klien. Pergantian auditor dapat terjadi secara mandatory
(wajib) atau voluntary (sukarela). Pergantian auditor secara mandatory
adalah pergantian auditor karena adanya peraturan yang membatasi atau
mewajibkan adanya pergantian auditor tersebut. Pembatasan jasa audit

31
sendiri telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 17/PMK.01/2008 yang menyatakan bahwa pemberian jasa audit
umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling
lama untuk enam tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan
Publik paling lama untuk tiga tahun buku berturut-turut. Selanjutnya pada
tahun 2015, ketentuan mengenai pembatasan jasa audit pun mengalami
perubahan. Hal ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 Pasal 11, yang menyatakan bahwa
pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis terhadap suatu
entitas oleh seorang akuntan publik dibatasi paling lama lima tahun buku
berturut turut.
Pergantian auditor secara voluntary merupakan pergantian auditor
karena keinginan sendiri oleh auditor ataupun keinginan dari klien itu
sendiri ataupun hal lain yang mempengaruhi baik auditor maupun auditee.
Ketika klien mencari auditor baru, hal ini berarti bahwa terdapat informasi
yang tidak seimbang antar pihak klien dan auditor baru sehingga dengan
adanya pergantian auditor ini dapat menekan praktik manajemen laba
(Wahyuni & Budiwitjaksono, 2017). Pergantian auditor diukur dengan
menggunakan variabel dummy yaitu 1 (satu) untuk perusahaan yang
melakukan pergantian auditor, dan 0 (nol) untuk sebaliknya.

b. Opini Audit
Opini audit merupakan opini yang diberikan atas pemeriksaan
laporan keuangan tehadap perusahaan sesuai kondisi yang ada dalam
perusahaan tersebut. Terdapat lima opini audit yang dapat diberikan
kepada perusahaan diantaranya adalah wajar tanpa pengecualian, wajar
tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas, wajar dengan pengecualian,
tidak wajar, dan tidak memberikan pendapat. Menurut Ulfah et al. (2017),
salah satu bentuk rasionalisasi dari auditor adalah dengan memberikan
opini audit berupa wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas. Opini
tersebut merupakan bentuk tolerir dari auditor atas manajemen laba

32
(Fimanaya & Syafruddin, 2014). Opini audit diukur dengan menggunakan
variabel dummy yaitu 1 (satu) untuk perusahaan yang mendapat opini
wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas, dan 0 (nol) untuk
sebaliknya.
4. Capability
Yesiariani dan Rahayu (2017) menyatakan bahwa kemampuan
merupakan seberapa besar daya dan kapasitas dari seseorang dalam
melakukan fraud di lingkungan perusahaan. Dalam report to the nation
tahun 2018, ACFE menyatakan bahwa pelaku kecurangan dengan posisi
yang tinggi cenderung memiliki akses yang lebih besar ke aset organisasi
dibanding dengan pelaku kecurangan dengan tingkat rendah, sehingga
mereka mungkin memiliki kemampuan teknis yang lebih besar untuk
melakukan dan atau menyembunyikan kecurangan. Capability dapat
diukur dengan pergantian direksi. Annisya et al. (2016) mengatakan
bahwa perubahan direksi merupakan penyerahan wewenang dari direksi
lama kepada direksi baru dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja
manajemen sebelumnya. Namun, hal yang berbeda dikatakan oleh
Sihombing dan Rahardjo (2014) yang menyatakan bahwa pergantian
direksi bisa jadi merupakan upaya untuk menyingkirkan direksi
sebelumnya yang telah mengetahui adanya kecurangan. Selain itu,
perubahan direksi juga dianggap akan membutuhkan waktu untuk adaptasi
sehingga kinerja awal tidak maksimal. Pergantian direksi dalam penelitian
ini menggunakan variabel dummy, yaitu 1 (satu) untuk perusahaan yang
melakukan pergantian direksi, dan 0 (nol) untuk sebaliknya.

2.1.4 Manajemen Laba


Secara umum, terdapat beberapa pengertian yang berbeda mengenai
manajemen laba, diantaranya yaitu “earning management is the process of taking
deliberate steps within the constrains of generally accepted accounting principles
to bring about desire level of reported earnings” (Davidson et al.,1987; dalam
Sulistiyanto, 2014:48-49). Selain itu, Arens et al. (2008:430) mendefinisikan
manajemen laba sebagai tindakan manajemen yang disengaja untuk memenuhi

33
tujuan laba. Adapun National Association of Certified Fraud Examiner (dalam
Sulistyanto, 2014) mendefinisikan manajemen laba yaitu sebagai berikut:

“Earning management is the intentional deliberate, misstatement or


omission of material fact, on accounting data, which is misleading and,
when considerd with all the information made available, would cause the
reader to change or alter his or judgement or decision”

Dalam penelitian ini, manajemen laba digunakan sebagai proksi atas


fraudulent financial statement. Lebih lanjut, manajemen laba dapat diukur dengan
discreationary accrual menggunakan model Jones yang dimodifikasi. Model ini
digunakan karena dianggap lebih baik dalam mendeteksi adanya manajemen laba
dibanding model-model lainnya serta memberikan hasil paling robust
(Sulistyanto, 2014:225). Berikut merupakan langkah-langkah dalam melakukan
perhitungan manajemen laba menggunakan model Jones yang dimodifikasi :
1. Menghitung total akrual
Total akrual dapat diperoleh dengan menghitung selisih antara pendapatan
bersih (net income) dengan arus kas operasi untuk setiap perusahaan pada
tiap tahun pengamatan.

2. Menghitung nilai nondiscreationary accrual


Untuk menghitung nilai nondiscreationary accrual, terlebih dahulu
lakukan regresi untuk menentukan nilai koefisien regresi.

̂ [ ] ̂ [ ] ̂ [ ]

Selanjutnya yaitu menghitung nilai nondicreationary accrual dengan


memasukkan hasil nilai koefisien regresi diatas kedalam persamaan
berikut:

[ ] [ ] [ ]

34
3. Menghitung nilai Dicreationary Accrual

Keterangan:
 : Total akrual perusahaan i pada tahun t
 : Total aset perusahaan i pada periode t-1
 : Perubahan penjualan bersih perusahaan i pada periode t
 : Gross property, plant, dan equipment perusahaan i pada
periode t
 e : Error
 : Perubahan piutang bersih perusahaan i pada periode t
 : Nilai koefisien yang diperoleh dari hasil regresi
 : Nondiscreationary accrual perusahaan i pada periode t
 : Discreationary accrual perusahaan i pada periode t

2.2 Penelitian Terdahulu

2.2.1 Penelitian - Penelitian Terdahulu


Beberapa penelitian terdahulu telah melakukan penelitian mengenai fraud
triangle dan fraud diamond dalam mendeteksi fraudulent financial statement,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Peneliti I
a. Judul : Deteksi financial statement fraud:
Pengujian dengan fraud diamond
b. Tahun : 2017
c. Penulis : Merissa Yesiariani, Isti Rahayu
d. Literatur : Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia,
Vol. 21 No. 1, Juni 2017 P 1410-2420, E-
ISSN: 2528-6528
e. Variabel
1) Variabel Dependen : Financial Statement Fraud
2) Variabel Independen : Financial Stability, External Pressure,

35
Personal Financial Need, Financial
Targets, Nature of industry, Ineffective
Monitoring, Change in Auditor,
Rationalization, Capability
f. Teknik dan Analisis Data : Regresi Linear Berganda
g. Hasil Penelitian :
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel external
pressure dan rationalization berpengaruh signifikan positif terhadap
Financial Statement Fraud. Sedangkan variabel Financial Stability
Personal Financial Need, Financial Targets, Nature of industry,
Ineffective Monitoring, Change in Auditor,dan Capability tidak
berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud.
2. Peneliti II
a. Judul : The Appropriateness Of Fraud Triangle
And Diamond Models In Assessing The
Likelihood Of Fraudulent Financial
Statements- An Empirical Study On Firms
Listed In The Egyptian Stock Exchange
b. Tahun : 2017
c. Penulis : Noha Mohamed Zaki
d. Literatur : International Journal of Social Science and
Economic Research Volume:02, Issue:02
ISSN: 2455-8834
e. Variabel
1) Variabel Dependen : Kecurangan laporan keuangan
2) Variabel Independen : External Pressure, Financial Pressure,
Financial Stability, Lack of Effectiveness
of The Internal Control Structure, The
Nature Of The Industry, Rationalization,
Capability
f. Teknik dan Analisis Data : Regresi Logistik

36
g. Hasil Penelitian :
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel external
pressure dan capability berpengaruh signifikan dalam mendeteksi
kecurangan dalam laporan keuangan. Sedangkan untuk variabel financial
pressure, financial stability, lack of effectiveness of the internal control
structure, the nature of the industry, rationalization tidak berpengaruh
signifikan dalam mendeteksi kecurangan dalam laporan keuangan.
3. Peneliti III
a. Judul : Fraud Triangle sebagai Pendeteksi
Kecurangan Laporan Keuangan
b. Tahun : 2017
c. Penulis : Wahyuni dan Gideon Setyo
Budiwitjaksono
d. Literatur : Jurnal Akuntansi/Volume XXI, No. 01,
Januari 2017: 47-61.
ISSN: 1410-3591; 2549-8800
e. Variabel
1) Variabel dependen : Kecurangan Laporan Keuangan
2) Variabel independen : Financial stability, External pressure,
Financial Targets, Nature of industry,
Ineffective monitoring, Organizational
structure, Rationalization
f. Teknik dan Analisis Data : Analisis regresi linier berganda
g. Hasil Penelitian :
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel rationalization
berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan. Sedangkan, variabel
Financial stability, External pressure, Financial Targets, Nature of
industry, Ineffective monitoring, Organizational structure tidak
berpengaruh terhadap kecurangan dalam laporan keuangan
4. Peneliti IV
a. Judul : Pendeteksian Kecurangan Laporan

37
Keuangan Menggunakan Fraud Diamond
b. Tahun : 2016
c. Penulis : Mafiana Annisya, Lindrianasari, Yuztitya
Asmaranti
d. Literatur : Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Maret
2016, Hal. 72 – 89 Vol. 23, No. 1
ISSN: 1412-3126
e. Variabel
1) Variabel Dependen : Kecurangan Laporan Keuangan
2) Variabel Independen : Financial stability, External Pressure,
Financial Targets, Nature of Industry,
Opini Audit, Pergantian direksi
f. Teknik dan Analisis Data : Regresei Linear Berganda
g. Hasil Penelitian :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel stabilitas keuangan
menunjukkan pengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan.
Sedangkan tekanan eksternal, target keuangan, sifat industri, opini audit,
dan capablity diukur dengan perubahan direksi tidak berpengaruh
terhadap kecurangan laporan keuangan

5. Peneliti V
a. Judul : Detecting fraudulent financial reporting
using financial ratio
b. Tahun : 2016
c. Penulis : Emie Famieza Zainudin, Hafiza Aishah
Hashim
d. Literatur : Journal of Financial Reporting and
Accounting, Vol. 14 Issue: 2, pp.266-278.
e. Variabel
1) Variabel dependen : Fraudulent Financial Reporting
2) Variabel independen : Leverage, Profitability, Asset Composition,

38
Liquidity, Capital Turnover
f. Teknik dan Analisis Data : Logistic Regression Model
g. Hasil Penelitian :
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masing masing rasio dari
Leverage, Profitability, Asset Composition, Liquidity, Capital Turnover
berpengaruh terhadap Fraudulent Financial Reporting
6. Peneliti VI
a. Judul : Fraud Diamond: Detection Analysis On
The Fraudulent Financial Reporting
b. Tahun : 2016
c. Penulis : Stefani Lily Indarto, Imam Ghozali
d. Literatur : Risk Governance & Control: Financial
Markets & Institutions, Vol 6, Iss 4-1, Pp
116-123 (2016). ISSN : 2077-429X; 2077-
4303
e. Variabel
1) Variabel dependen : Fraud Financial Statement
2) Variabel independen : External Pressure, Financila Stability,
Financial Targets, Ineffective Monitoring,
Rationalization, Capability
f. Teknik dan Analisis Data : Regresi linear berganda
g. Hasil Penelitian :
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa external pressure,
financial stability, dan capability berpengaruh terhadap fraudulent
financial reporting. Sedangkan target financial, ineffective monitoring
and rationalization tidak berpengaruh terhadap fraudulent financial
reporting.
7. Peneliti VII
a. Judul : The Detection of Fraudulent Financial
Statement with Fraud Diamond Analysis
b. Tahun : 2016

39
c. Penulis : Arfiyadi, Indah Anisykurlillah
d. Literatur : Accounting Analysis Journal 5 (3) (2016)
ISSN 2252-6765
e. Variabel
1) Variabel Dependen : Fraudulent Financial Statement
2) Variabel Independen : Financial Stability, External Pressure,
Financial Target, Nature of Industry,
Ineffective Monitoring, Rationalization,
Capibility
f. Teknik dan Analisis Data : Regresi logistik
g. Hasil Penelitian :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nature of industry dan
rationalization berpengaruh positif terhadap terhadap kemungkinan
terjadinya kecurangan. Sedangkan Financial Stability, External Pressure,
Financial Target, Ineffective Monitoring, Capibility tidak berpengaruh
signifikan terhadap kemungkinan terjadinya kecurangan
8. Peneliti VIII
a. Judul : The Effect of Factors in Fraud Diamond
Perspective on Fraudulent Financial
Reporting
b. Tahun : 2016
c. Penulis : Shofia Nur Inayanti, Sukirman
d. Literatur : Accounting Analysis Journal 5 (3) (2016)
ISSN 2252-6765
e. Variabel
1) Variabel Dependen : Fraudulent Financial Reporting
2) Variabel Independen : Financial stability, personal financial
need, nature of industry, multiple
directorship of board members, change in
auditor, rationalization, capability
f. Teknik dan Analisis Data : Analisis regresi logistik

40
g. Hasil Penelitian :
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa financial stability, nature
of industry, dan rationalization berpengaruh positif terhadap fraudulent
financial reporting. Sedangkan personal financial need, multiple
directorship of board members, change in auditor, capability
9. Peneliti IX
a. Judul : The Model of Fraud Detection in Financial
Statements by Means of Financial Ratios
b. Tahun : 2015
c. Penulis : Rasa Kanapickiene dan Zivilie Grundiene
d. Literatur : 20th International Scientific Conference
Economics and Management - 2015
(ICEM-2015)
e. Variabel
1) Variabel Dependen : Fraudulent Financial Statement
2) Variabel Independen : Rasio Keuangan
f. Teknik dan Analisis Data : Analisis regresi logistik
g. Hasil Penelitian :
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio keuangan dapat
dijadikan alat untuk mendeteksi fraudulent financial statement. Rasio
yang dapat menunjukkan adanya fraudulent financial statement, antara
lain: (1) Rasio profitabilitas yaitu the gross profit to sales, operating
profit to sales ratio, net profit to gross profit, Gross profit to Total assets,
EBT to equity, ROE; (2) Rasio likuiditas: inventories to current
liabilities, cash to total liabilities, cash to current liabilities ratio; (3)
Solvency ratios: Semua rasio grup ini (kecuali rasio total kewajiban
terhadap ekuitas); (4) Rasio aktivitas: Semua rasio grup ini (kecuali
inventories to sales); (5) Structure ratios : Semua rasio grup ini (kecuali
rasio accounts receivable to total assets);
10. Peneliti X
a. Judul : Analisis Fraud Diamond dalam

41
Mendeteksi Financial Statement Fraud :
Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2010-2012
b. Tahun : 2014
c. Penulis : Kennedy Samuel Sihombing, Shiddiq Nur
Rahardjo
d. Literatur : Diponegoro Journal of Accounting.
Volume 03, Nomor 02, Tahun 2014,
Halaman 1-12 ISSN (Online): 2337-3806
e. Variabel
1) Variabel dependen : Financial statement fraud
2) Variabel Independen : Financial target, financial stability,
External Pressure, Nature of Industry,
Ineffective monitoring, Change in Auditor,
Rationalization, Capability
f. Teknik dan Analisis Data : Regresi Linear Berganda
g. Hasil Penelitian :
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel financial
stability, external pressure, dan rationalization berpengaruh terhadap
financial statement fraud. Sedangkan variabel financial target, ineffective
monitoring, change in auditor, dan capability tidak berpengaruh terhadap
financial statement fraud.
11. Peneliti XI
a. Judul : Detection of Fraud in Financial
Statements:
French Companies as a Case Study
b. Tahun : 2013
c. Penulis : Ines Amara, Anis Ben Amar, Anis Jarboui
d. Literatur : International Journal of Academic
Research in Accounting, Finance and

42
Management Sciences Vol. 3, No.3, July
2013, pp. 40–51
ISSN: 2225-8329
e. Variabel
1) Variabel dependen : Fraud in Financial Statement
2) Variabel independen : Debt, Liquidity, Performance,
Independence of Board Members, The
Quality of The External Audit
f. Teknik dan Analisis Data : Regresi logistik
g. Hasil Penelitian :
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel performance
berpengaruh terhadap Fraud in Financial Statement. Sedangkan Debt,
Liquidity, Independence of Board Members, The Quality of The External
Audit tidak berpengaruh terhadap Fraud in Financial Statement.
2.2.2 Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu
Tabel 2. 1
Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu
Nama Judul Perbedaan
No Persamaan Penelitian
Peneliti Penelitian Penelitian
1 Merissa Deteksi 1. Variabel independen: 1. Objek Penelitian
Yesiariani, financial Financial Stability, : indeks LQ-45
Isti Rahayu statement External Pressure, 2. Periode
(2017) fraud: Financial Targets, Penelitian:
Pengujian Nature of industry, 2010-2014
dengan fraud Ineffective Monitoring, 3. Variabel
diamond Change in Auditor, independen:
Rationalization, Personal
Capability Financial Need
2. Metode analisis:
analisis regresi
berganda

Bersambung
43
Sambungan
2 Noha The 1. Variabel independen: 1. Objek penelitian:
Mohamed Appropriate- External Pressure, Perusahaan yang
Zaki ness of Fraud Financial Pressure, terdaftar di
(2017) Triangle And Financial Stability, Egyptian Stock
Diamond Lack of Effectiveness of Exchange
Models in The Internal Control 2. Periode
Assessing The Structure, The Nature penelitian: 2012
Likelihood of Of The Industry, 3. Metode analisis:
Fraudulent Rationalization, analisis regresi
Financial Capability logistik
Statements- An
Empirical
Study On
Firms Listed In
The Egyptian
Stock
Exchange
3 Wahyuni Fraud 1. Variabel independen: 1. Objek
dan Gideon Triangle financial stability, penelitian :
Setyo Sebagai external pressure, perusahaan
Budiwitjak Pendeteksi financial targets, manufaktur
sono Kecurangan nature of industry, 2. Periode
(2017) Laporan ineffective penelitian:
Keuangan monitoring, 2012-2014
organizational 3. Variabel
structure, independen:
rationalization opini audit,
2. Metode analisis: capability
regresi linear
berganda
4 Mafiana Pendeteksian 1. Variabel independen: 1. Objek Penelitian

Bersambung
44
Sambungan
Annisya, Kecurangan financial stability, : seluruh
Lindrianasa Laporan external pressure, perusahaan go
-ri, Keuangan financial targets, public yang
Yuztitya Menggunakan nature of industry, terdaftar di BEI
Asmaranti Fraud opini audit, pergantian 2. Periode
(2016) Diamond direksi Penelitian:
2. Metode analisis: 2010-2014
regresi linear berganda
5 Emie Detecting 1. Variabel independen : 1. Objek
Famieza fraudulent Leverage, Profitability penelitian:
Zainudin financial perusahaan
dan reporting yang
Hafizah using financial melakukan
Aishah ratio fraudulent
Hashim reporting yang
(2016) diperoleh dari
Bursa Malaysia
2. Periode
penelitian:
2007-2013
3. Variabel
independen:
Asset
Composition,
Liquidity,
Capital
Turnover
4. Metode
analisis: regresi
logistik

Bersambung
45
Sambungan
6 Stefani Fraud 1. Variabel independen: 1. Objek
Lily Diamond: external pressure, penelitian:
Indarto, Detection financial stability, perusahaan
Imam Analysis on financial targets, Bank
Ghozali The ineffective monitoring, 2. Periode
(2016) Fraudulent rationalization, penelitian:
Financial capability 2009-2014
Reporting 2. Metode analisis: regresi
linear berganda
7 Arfiyadi, The Detection 1. Variabel dependen: 1. Objek
Indah of Fraudulent financial stability, penelitian: LQ-
Anisykurlil Financial external pressure, 45 yang
lah (2016) Statement with financial target, nature terdaftar di BEI
Fraud of industry, ineffective 2. Periode
Diamond monitoring, penelitian:
Analysis rationalization, 2010-2015
capibility 3. Metode
analisis: regresi
logistik
8 Shofia The Effect of 1. Variabel independen: 1. Objek
Nur Factors in financial stability, penelitian:
Inayanti Fraud nature of industry, perusahaan
dan Diamond change in auditor, manufaktur di
Sukirman Perspective on rationalization, BEI
(2016) Fraudulent capability 2. Periode
Financial penelitian:
Reporting 2011-2014
3. Variabel
independen:
personal
financial need,

Bersambung
46
Sambungan

multiple
directorship of
board members
4. Metode
analisis: regresi
logistik
9 Rasa The Model of 1. Variabel independen: 1. Objek
Kanapic- Fraud Leverage, ROA penelitian: 40
kiene dan Detection in fraudulent
Zivilie Financial (experimental
Grundiene Statements by group)
(2015) Means of financial
Financial statements and
Ratios 125 non-
fraudulent
(control group)
financial
statements
2. Periode
Penelitian:
1998-2009
3. Variabel
independen :
Rasio keuangan
selain leverage
dan ROA
4. Metode
analisis: regresi
logistik
10 Kennedy Analisis Fraud 4. Variabel independen: 1. Objek Penelitian
Samuel Diamond financial target, : perusahaan
Bersambung
47
Sambungan
Sihombing, dalam financial stability, manufaktur.
Shiddiq Mendeteksi external pressure, 2. Periode
Nur Financial nature of industry, Penelitian: 2010-
Rahardjo Statement ineffective monitoring, 2012
(2014) Fraud : Studi change in auditor,
Empiris Pada rationalization,
Perusahaan capability
Manufaktur 5. Metode analisis :
Yang Terdaftar regresi linear berganda
di Bursa Efek
Indonesia
(BEI) Tahun
2010-2012

11 Ines Detection of 1. Variabel dependen: 1. Objek


Amara, Fraud in debt, liquidity, penelitian:
Anis Ben Financial performance, French
Amar, Statements: independence of board Company
Anis French members 2. Periode
Jarboui Companies as penelitian:
(2013) a Case Study 2001-2009
3. Variabel
independen:
The Quality of
The External
Audit
4. Metode
analisis: regresi
logistik

48
2.3 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan pustaka dan peneliti terdahulu yang telah dijelaskan
sebelumnya, maka peneliti mengindikasikan beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi Fraudulent Financial Statement yaitu financial stability, external
pressure, financial target, ineffective monitoring, nature of industry, change in
auditor, opini audit, dan capability.

2.3.1 Pengaruh Financial Stability terhadap Fraudulent Financial Statement


Menurut Statement of Auditing Standard (SAS) No.99, tekanan dapat
terjadi karena stabilitas keuangan atau profitabilitas yang terancam oleh kondisi
ekonomi, industri atau entitas. Ketika sebuah perusahaan sedang dalam masa
pertumbuhan dibawah rata-rata industri, hal ini dapat menjadi tekanan bagi
manajemen untuk dapat meningkatkan kinerjanya. Dengan adanya tekanan
tersebut maka manajemen akan cenderung untuk melakukan tindakan fraudulent
financial statement untuk dapat menunjukkan adanya kinerja yang lebih baik
dibanding sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Sihombing & Rahardjo
(2014), Annisya et al. (2016), Indarto & Ghozali (2016), serta Inayanti &
Sukirman (2016) menunjukkan bahwa financial stability yang diproksikan
dengan ACHANGE (rasio perubahan total aset) terbukti berpengaruh terhadap
fraudulent financial statement. Dimana hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa semakin tinggi rasio perubahan total aset suatu perusahaan maka semakin
tinggi juga risiko kecurangan dalam laporan keuangannya. Dengan demikian,
menurut pendapat penelilti financial stability yang dilihat berdasarkan nilai rasio
perubahan total aset berpengaruh positif terhadap fraudulent financial statement.

2.3.2 Pengaruh External Pressure terhadap Fraudulent Financial Statement


Menurut Statement of Auditing Standard (SAS) No.99, manipulasi laporan
keuangan dapat terjadi karena adanya tekanan yang berlebihan untuk memenuhi
persyaratan atau harapan pihak ketiga. External Pressure dalam penelitian ini
diukur menggunakan rasio Leverage (debt to asset ratio). Dimana, debt to asset
ratio menunjukkan bahwa seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang (Hery,
2018:166). Ketika nilai debt to asset ratio tinggi, maka hal ini menunjukkan

49
bahwa sebagian besar total aset yang dimiliki oleh perusahaan dibiayai oleh
hutang. Semakin tinggi debt to asset ratio maka hal ini dapat mengurangi
kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman dari kreditor karena
dikhawatirkan bahwa perusahaan tidak mampu untuk melunasi hutang-hutangnya
dengan total aset yang dimilikinya. Sehingga, ketika perusahaan memiliki debt to
asset ratio yang tinggi maka hal ini dapat menjadi tekanan bagi para manajemen
dan manajemen akan cenderung untuk melakukan tindakan fraudulent financial
statement. Penelitian yang dilakukan oleh Sihombing & Rahardjo (2014),
Yesiariani & Rahayu (2017), Indarto & Ghozali (2016) menunjukkan bahwa
external pressure yang diproksikan dengan Leverage (debt ratio) terbukti
berpengaruh terhadap fraudulent financial statement. Dengan demikian, menurut
pendapat penelilti external pressure yang dilihat berdasarkan rasio leverage
berpengaruh positif terhadap fraudulent financial statement.

2.3.3 Pengaruh Financial Target terhadap Fraudulent Financial Statement


Menurut Statement of Auditing Standard (SAS) Nomor 99, manipulasi atas
laporan keuangan dapat terjadi karena adanya kondisi tekanan yang berlebihan
pada manajemen atau personil operasi untuk memenuhi target keuangan termasuk
penjualan dan target profitabilitas. Financial target dalam penelitian ini diukur
menggunakan rasio return on asset (ROA). Dimana, rasio ROA menunjukkan
seberapa efisien sebuah perusahaan dalam menghasilkan laba menggunakan
asetnya. Sehingga, semakin tinggi ROA maka semakin baik kinerja manajemen.
Dengan adanya anggapan tersebut, maka manajemen akan cenderung mengalami
tekanan untuk terus meningkatkan kinerja. Dan ketika pada praktiknya hasil yang
diharapkan tidak sejalan, maka hal ini dapat mendorong manajemen untuk
melakukan fraudulent financial statement untuk dapat menunjukkan adanya
peningkatan terhadap kinerjanya. Penelitian yang dilakukan oleh Zainudin &
Hashim (2016) dan Mardiani et al. (2017) menunjukkan bahwa financial target
yang diproksikan dengan ROA terbukti berpengaruh terhadap fraudulent financial
statement. Dengan demikian, menurut pendapat penelilti financial target yang
dilihat berdasarkan rasio ROA berpengaruh positif terhadap fraudulent financial
statement.

50
2.3.4 Pengaruh Nature of Industry terhadap Fraudulent Financial Statement
Annisya et al. (2016) menyatakan bahwa nature of industry merupakan
keadaan ideal sebuah perusahaan dalam industri. Variabel nature of industry
dalam penelitian ini diukur menggunakan rasio piutang terhadap penjualan.
Summer dan Sweeny (1998) menyatakan bahwa dalam pencatatan akun piutang
dan persediaan memerlukan penilaian subjektif dalam memperkirakan tidak
tertagihnya piutang dan obsolete inventory (dalam Sihombing & Rahardjo, 2014)..
Dengan adanya penilaian subjektif dalam memperkirakan piutang tak tertagih,
maka hal ini dapat menjadi kesempatan bagi manajemen dapat menggunakan
akun tersebut sebagai alat untuk manipulasi laporan keuangan. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Sihombing & Rahardjo (2014) serta Afriyadi &
Anisykurlillah (2016) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
oleh nature of industry terhadap fraudulent financial statement.. Dengan
demikian, menurut pendapat penelilti nature of industry yang dilihat berdasarkan
rasio piutang berpengaruh positif terhadap fraudulent financial statement.

2.3.5 Pengaruh Ineffective Monitoring terhadap Fraudulent Financial


Statement
Menurut Statement of Auditing Standard (SAS) No.99, ketidakefektifan
pengawasan manajemen merupakan akibat dari pengawasan yang tidak efektif
atas pelaporan keuangan dan pengendalian internal oleh pihak yang betanggung
jawab atas tata kelola. Dengan adanya pengawasan yang tidak efektif tersebut, hal
ini dapat menciptakan kesempatan bagi manajemen untuk melakukan tindakan
kecurangan laporan keuangan baik itu untuk keuntungan pribadi maupun pihak-
pihak yang terkait. Dewan komisaris independen dipercaya dapat meningkatkan
efektivitas pengawasan perusahaan. Lebih lanjut, Skousen et al. (2009)
menyatakan bahwa kecurangan akan sering terjadi pada perusahaan yang
memiliki lebih sedikit anggota dewan komisaris eksternal (dalam Sihombing &
Rahardjo, 2014). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aprilia (2017)
menunjukkan ineffective monitoring berpengaruh terhadap fraudulent financial
statement. Hal ini pun didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Mardiani et
al. (2017) yang menyatakan bahwa ineffective monitoring yang diproksikan

51
dengan rasio dewan komisaris independen berpengaruh terhadap fraudulent
financial statement. Dengan demikian, menurut pendapat penelilti ineffective
monitoring yang dilihat berdasarkan rasio jumlah dewan komisaris independen
berpengaruh negatif terhadap fraudulent financial statement.

2.3.6 Pengaruh Change in Auditor terhadap Fraudulent Financial Statement


Salim (2014) menjelaskan bahwa auditor switching (pergantian auditor)
merupakan pergantian auditor atau KAP yang dilakukan oleh perusahaan klien.
Penelitian yang dilakukan oleh Ulfah et al. (2017), Rachmawati (2014), dan
Siddiq et al. (2017) menunjukkan bahwa change in auditor berpengaruh terhadap
fraudulent financial statement. Adanya pergantian auditor dikarenakan oleh hal
yang tidak wajar untuk diketahui publik yang dilakukan oleh manajemen/
perusahaan. Ulfah et al. (2017) menyatakan bahwa pergantian auditor ini
dianggap mampu menyembunyikan kecurangan yang telah diketahui oleh auditor
sebelumnya. Dengan adanya motivasi tersebut, maka perusahaan akan cenderung
memberikan pembenaran terkait tindakannya tersebut. Lebih lanjut, hasil
penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni dan Budiwitjaksono (2017) menyatakan
bahwa rasionalisasi yang diproksikan dengan pergantian auditor berpengaruh
terhadap fraudulent financial statement. Lebih lanjut, Siddiq et al. (2017)
menyatakan bahwa adanya pergantian auditor dalam suatu perusahaan merupakan
upaya dalam menghilangkan jejak fraud (fraud trail) yang diketahui atau
terdeteksi oleh auditor sebelumnya. Dengan demikian, menurut pendapat penelilti
change in auditor berpengaruh positif terhadap fraudulent financial statement.

2.3.7 Pengaruh Opini Audit terhadap Fraudulent Financial Statement


Opini audit akan diterima oleh perusahaan sesuai dengan kondisi yang
terjadi pada perusahaan tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Ulfah et al.,
(2017) dan Sukirman & Sari (2013) menunjukkan bahwa opini audit berpengaruh
terhadap fraudulent financial statement. Opini audit berupa wajar tanpa
pengecualian dengan paragraf penjelas merupakan bentuk tolerir dari auditor atas
manajemen laba (Fimanaya & Syafruddin, 2014). Lebih lanjut, hal yang sama
juga dijelaskan oleh Ulfah et al., (2017) yang menyatakan bahwa salah satu

52
bentuk rasionalisasi dari auditor adalah dengan memberikan opini audit berupa
wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas. Dengan adanya opini audit
tersebut, maka perusahaan akan menyajikan kembali laporan keuangannya atau
ditutut untuk reklasifikasi berbagai akun. Dengan demikian, opini tersebut dapat
menyebabkan manajemen atau perusahaan menganggap bahwa tindakan yang
dilakukannya merupakan tindakan yang benar karena dapat ditolerir dengan
adanya opini tersebut. Dengan demikian, menurut pendapat penelilti opini audit
berupa pemberian opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas
berpengaruh positif terhadap fraudulent financial statement.

2.3.8 Pengaruh Change in Director terhadap Fraudulent Financial


Statement
Yesiariani dan Rahayu (2017) menyatakan bahwa kemampuan merupakan
seberapa besar daya dan kapasitas dari seseorang dalam melakukan fraud di
lingkungan perusahaan. ACFE menyatakan bahwa pelaku kecurangan dengan
posisi yang tinggi cenderung memiliki akses yang lebih besar ke aset organisasi
dibanding dengan pelaku kecurangan dengan tingkat rendah, sehingga mereka
mungkin memiliki kemampuan teknis yang lebih besar untuk melakukan dan atau
menyembunyikan kecurangan. Lebih lanjut, penelitian yang dilakukan oleh Zaki
(2017) dan Siddiq et al. (2017) menunjukkan bahwa pergantian direksi
berpengaruh terhadap fraudulent financial statement. Sihombing dan Rahardjo
(2014) menyatakan bahwa pergantian direksi akan mengindikasikan adanya
fraudulent financial statement apabila tujuan dari pergantian direksi tersebut
adalah untuk menutupi kecurangan yang telah dilakukan oleh direksi sebelumnya.
Selain itu, Siddiq et al. (2017) dalam penelitiannya menyatakan bahwa salah satu
faktor pendorong terjadinya fraudulent financial statement adalah adanya
perubahan direksi. Hal ini karena dampak dari perubahan direksi tersebut
merupakan upaya dari manajemen untuk memperbaiki hasil dari kinerja direksi
sebelumnya dengan merekrut direksi yang baru yang dianggap memiliki
kemampuan yang lebih baik. Dengan demikian, menurut pendapat penelilti
capability yang dilihat berdasarkan pergantian direksi berpengaruh positif
terhadap fraudulent financial statement.

53
Berdasarkan penjelasan diatas mengenai hubungan antara antara financial
stability, external pressure, financial target, nature of industry, ineffective
monitoring, change in auditor, opini audit, change in director terhadap fraudulent
financial statement maka kerangka pemikiran pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:

Pressure

Financial Stability (X1)

External Pressure (X2

Financial Target (X3)

Opportunity
Nature of Industry (X4)

Ineffective Monitoring (X5)


Fraudulent Financial
Statement (Y)

Rationalization
Change in Auditor (X6)

Opini Audit (X7)

Capability
Change in Director (X8) Keterangan :
Parsial
Simultan

Gambar 2. 3
Kerangka Pemikiran

2.4 Hipotesis Penelitian


Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan sebelumnya, maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
H1 : Faktor financial stability, external pressure, financial target, nature of
industry, ineffective monitoring, change in auditor, opini audit, dan

54
change in director berpengaruh secara simultan terhadap fraudulent
financial statement pada perusahaan properti, real estate, konstruksi
bangunan yang terdaftar di BEI tahun 2013-2017.
H2 : Financial stability berpengaruh positif secara parsial terhadap fraudulent
financial statement pada perusahaan properti, real estate, konstruksi
bangunan yang terdaftar di BEI tahun 2013-2017.
H3 : External pressure berpengaruh positif secara parsial terhadap fraudulent
financial statement pada perusahaan properti, real estate, konstruksi
bangunan yang terdaftar di BEI tahun 2013-2017.
H4 : Financial target berpengaruh positif secara parsial terhadap fraudulent
financial statement pada perusahaan properti, real estate, konstruksi
bangunan yang terdaftar di BEI tahun 2013-2017.
H5 : Nature of industry berpengaruh positif secara parsial terhadap fraudulent
financial statement pada perusahaan properti, real estate, konstruksi
bangunan yang terdaftar di BEI tahun 2013-2017.
H6 : Ineffective monitoring berpengaruh negatif secara parsial terhadap
fraudulent financial statement pada perusahaan properti, real estate,
konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI tahun 2013-2017.
H7 : Change in auditor berpengaruh positif secara parsial terhadap fraudulent
financial statement pada perusahaan properti, real estate, konstruksi
bangunan yang terdaftar di BEI tahun 2013-2017.
H8 : Opini audit berpengaruh positif secara parsial terhadap fraudulent
financial statement pada perusahaan properti, real estate, konstruksi
bangunan yang terdaftar di BEI tahun 2013-2017.
H9 : Change in director berpengaruh positif secara parsial terhadap fraudulent
financial statement pada perusahaan properti, real estate, konstruksi
bangunan yang terdaftar di BEI tahun 2013-2017.

55
Halaman ini sengaja dikosongkan

56

Anda mungkin juga menyukai