Fraud
Fraud
KAJIAN PUSTAKA
kerangka pemikiran dan hipotesis. Landasan teoritis menjelaskan teori yang mendasari
penelitian ini, dan teori-teori yang mendukung variabel-variabel penelitian ini. Selain
variabel penelitian. Hubungan dari masing-masing variabel juga akan dijelaskan dalam bab
ini. Dari penjelasan yang ada, maka peneliti dapat menarik hipotesis yang merupakan
A. Landasan Teori
sekedar data kalau deretan angka tersebut tidak mempunyai makna atau nilai bagi
keuangan Nazilah et al. (2018). Sinyal tersebut berupa informasi mengenai kondisi
informasi akuntansi seperti laporan keuangan, laporan apa yang sudah dilakukan
oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik, atau bahkan dapat berupa
17
promosi serta informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih
baik daripada perusahaan lain Nazilah et al. (2018). Salah satu jenis informasi yang
Berdasarkan teori sinyal yang dicetuskan pertama kali oleh Michael Spence
melibatkan dua pihak, yakni pihak dalam seperti manajemen yang berperan sebagai
pihak yang memberikan sinyal dan pihak luar seperti investor yang berperan
sebagai pihak yang menerima sinyal tersebut. Spence mengatakan bahwa dengan
informasi yang relevan yang dapat dimanfaatkan oleh pihak investor. Kemudian,
khususnya kalau informasi tersebut merupakan berita baik (good news) Suwardjono
menentukan apakah para investor akan menanamkan sahamnya atau tidak pada
18
volume perdagangan saham dapat dilihat dalam efisiensi pasar. Berdasarkan
kondisi tersebut untuk menstabilkan ataupun membuat harga saham menjadi tinggi
maka perusahaan akan berusaha menggunakan berbagai cara salah satunya dengan
melakukan manipulasi data keuangan. Hal ini terbukti di mana dalam kasus
Group.
sebenarnya adalah laba semu sebagai akibat dari rekayasa akuntansi (window
cadangan asuransi untuk memberikan penilaian yang baik atas laporan keuangan
perusahaan. Serta kasus serupa juga terjadi pada Garuda Indonesia Group dimana
Teori agensi (agency theory) adalah teori yang terjadi karena adanya konflik
antara kepentingan pihak principal dengan kepentingan pihak agent. Teori agensi
manajemen sebagai agent. Jensen & Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi
(agency theory) sebagai kontrak antara satu atau lebih orang (principal) dengan
principal memberikan suatu tugas kepada agent untuk melakukan suatu aktivitas
19
atas nama principal. Kemudian dalam menjalankan tugasnya, agent diberikan
Bila kedua belah pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut adalah pihak
kemungkinan dimana pihak agent tidak selalu bertindik demi kepentingan principal
kecurangan juga dapat dengan mudah terjadi ketika manajemen memiliki peluang
3. Laporan Keuangan
Kieso et al. (2018) laporan keuangan adalah sebuah sarana utama yang
20
pihak-pihak di luar korporasi. Sedangkan dalam Standar Akuntansi Keuangan
perspektif:
21
(3) Perspektif Entitas (Entity Perspective)
Sebaliknya, para investor memiliki klaim atas aset dalam bentuk klaim
untuk menilai :
penyedia modal.
jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masuk prospektif dari dividen
atau bunga, dan proses dari penjualan, penebusan, atau jatuh tempo
sekuritas atau pinjaman. Agar investor dapat membuat penilaian ini, sumber
daya ekonomi suatu perusahaan, klaim atas sumber daya tersebut, dan
membedakan informasi yang berguna dari informasi yang inferior atau kurang
22
Keuangan pada Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi hasil
sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang
23
(4) Dapat dibandingkan (Comparability)
akuntansi yang diberlakukan untuk transaksi serta peristiwa lain yang sama
dalam sebuah entitas dari satu periode ke periode lain dan dalam entitas
sebagai berikut:
(1) Laporan laba rugi, adalah laporan yang melaporkan pendapatan, beban, dan
(2) Laporan perubahan ekuitas, adalah laporan untuk perubahan yang berasal dari
24
dividen, menggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian yang berasal dari
(3) Neraca, adalah laporan yang menunjukan sumber daya yang dimiliki suatu
(4) Laporan arus kas (cashflow statement), adalah laporan yang menunjukkan
keluar masuknya kas suatu perusahaan yang dibedakan menjadi arus kas
(5) Catatan atas laporan keuangan, adalah catatan yang meliputi penjelasan
naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, neraca, dan laporan arus kas serta informasi tambahan
4. Fraud (Kecurangan)
penipuan yang disengaja, yang dimaksudkan untuk mengambil harta atau hak orang
atau pihak lain Arens et al. (2015: 396). Menurut Singleton et al. (2010:40)
Kecurangan (fraud) memiliki arti yang berbeda untuk orang yang berbeda dalam
keadaan yang berbeda. Kecurangan (fraud) sebagai kejahatan adalah istilah umum,
dan mencakup semua cara aneka yang bisa dirancang oleh kecerdasan manusia,
yang dilakukan oleh satu individu, untuk mendapatkan keuntungan dengan cara
kesalahpahaman yang disengaja dari tingkat kinerja perusahaan atau unit yang
dilakukan oleh karyawan yang bertugas dalam peran manajemen yang berupaya
mengambil manfaat dari penipuan semacam itu dalam hal promosi, bonus atau
25
Gambar 2.1
The Fraud Tree
menggambarkan bagan skema kecurangan dalam dunia kerja yang disebut dengan
fraud tree atau pohon kecurangan. Dalam bagan tersebut ACFE membagi
langsung. Berdasarkan hasil survai ACFE 2018 korupsi memiliki 51% kasus
26
b. Asset Missappropriation (Penyalahgunaan Aset) merupakan skema yang
penyalahgunaan aset memiliki 80% kasus dengan rata rata kerugian $ 180,000.
hasil survai ACFE 2018 kecurangan laporan keuangan hanya memiliki 13%
kasus akan tetapi rata rata kerugiannya sangat besar yaitu sebesar $ 700,000.
tetap rata rata kerugian yang diakibatkan lebih besar dibandingkan kecurangan
lainnya. Berdasarkan hasil survai ACFE 2018 menunjukan fakta bahwa industri
(fraud) terbesar 17% dengan 38 kasus dan peringkat kedua Bank dan Jasa
Keuangan (Banking and Financial Service) sebesar 11% dengan 25 kasus ACFE
(2018).
atas kondisi keuangan suatu perusahaan yang dilakukan melalui salah saji yang
27
untuk menipu pengguna laporan keuangan. Selain itu menurut Arens et al. (2015:
396) pelaporan keuangan yang curang adalah salah saji atau pengabaian jumlah
atau pengungkapan yang disengaja dengan maksud menipu para pemakai laporan
itu.
yang curang melibatkan upaya melebihsajikan aset dan laba atau dengan
merendahsajikan laba, hal ini mungkin dilakukan dalam upaya mengurangi pajak
penghasilan Arens et al. (2015: 396). Menurut Healy & Wahlen (1999),
(Earning Management) didefinisikan oleh Copeland (1968 :10) dalam Iqbal et al.
(2016) sebagai “some ability to increase or decrease reported net income at will”.
Iqbal et al. (2016). Scott (2000) dalam Iqbal et al. (2016) membagi cara
28
b. Kedua, dengan memandang manajemen laba dari perspektif efficient
manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam
sepanjang waktu.
(2014). Manajemen laba sulit untuk dideteksi dari laporan keuangan karena
dampak yang lebih besar terhadap cara pelaksanaan audit ketimbang semua skandal
sesudahnya, termasuk Enron dan World Com serta mayoritas perusahaan lain di
Amerika Serikat Arens et al. (2015: 396). Iqbal dan Murtanto (2016) menyatakan
bahwa beberapa kasus yang terjadi di Indonesia, seperti PT. Lippo Tbk juga
dengan berbagai model yang dikembangkan seperti model akrual gabungan Jones,
Model atau Model M-score. Model M-score adalah salah satu teknik yang berguna
29
dalam mendeteksi perilaku manipulasi laba perusahaan dan dapat diterapkan untuk
peningkatan kualitas pelaporan keuangan dan perlindungan yang lebih baik bagi
investor. Model M-score termasuk model yang populer digunakan dan sudah
terbukti menjadi alat deteksi manipulasi yang hebat Anh et al. (2016). Beneish
terhadap laporan keuangan Beneish (1999). Model M-score pertama kali diterapkan
dan itu bisa mengidentifikasi sekitar setengah dari perusahaan terlibat dalam
dimana jikalau hasil M score lebih besar dari -2.22 maka terbukti adanya
Index, Gross Margin Index, Asset Ouaility Index, Sales Growth Index, Depreciation
Index Sales and General Administration Index, Leverge Index, Accrual to Assets
Index .
Teori yang menjadi dasar dari penelitian ini adalah Teori Segitiga
113 orang yang telah dihukum karena melakukan penggelapan uang perusahaan.
Ilustrasi faktor risiko kecurangan diuraikan dalam SAS 99 (AU 316) dan ISA 240
serta diadopsi oleh Institut Akuntan Indonesia (IAI) dalam pernyataan Standar
Cressey pada tahun 1953 dalam Lou & Wang (2009). Fraud triangle dalam
(Skousen et al., 2009) memperkenalkan fraud triangle atau tiga elemen yang
30
Gambar 2.2
Fraud Triangle
merasakan insentif atau tekanan untuk membuat salahsaji atas laporan keuangan
secara material Arens et al. (2015: 399). Insentif yang umum bagi perusahaan
manipulasi laba untuk memenuhi prakiraan atau tolak ukur para analis seperti
laba tahun sebelumnya untuk memenuhi batasan akan utang, atau untuk secara
semu menaikkan harga saham Arens et al. (2015: 398). Dalam SAS No.99
kecurangan yaitu:
31
atau profitabilitas terancam oleh kondisi operasi ekonomi, industri, atau
entitas.
untuk mencapai target keuangan yang telah ditentukan oleh direksi atau
manajemen.
b. Opportunity (Kesempatan)
pelaporan keuangan menjadi sasaran manipulasi. Hal ini membuat risiko bagi
dan estimasi yang signifikan jauh lebih besar. Menurut SAS No. 99 AICPA
melibatkan estimasi dan pertimbangan yang signifikan jauh lebih besar dari
(2) Ineffective Monitoring merupakan pengawasan yang tidak efektif atas proses
32
(3) Organization Structure merupakan sesuatu yang kompleks atau tidak stabil
c. Rationalization (Rasionalisasi)
tindakan yang tidak jujur, atau mereka berada dalam lingkungan yang cukup
tidak jujur Arens et al. (2015 : 399). Rasionalisasi merupakan bagian fraud
triangle yang paling sulit diukur Skousen et al. (2008). Komunikasi dan
dukungan nilai nilai entitas yang tidak tepat atau tidak efektif, sejarah
agresif atau tidak realistis bagi para analis, kreditor dan pihak ketiga lainnya
kecurangan, yaitu:
(1) Auditor Change, yaitu perubahan auditor dengan variabel dummy di mana 1
(2) Audit Opinion, yaitu opini audit dengan menggunakan variabel dummy di
mana 1 untuk opini wajar tanpa pengecualian dan 0 untuk opini wajar tanpa
33
kesempatan dan rasionalisasi. Dalam kasus financial statement Fraud,
konflik interest yaitu auditor dibayar oleh perusahaan sehingga adanya gangguan
B. Penelitian Terdahulu
terkait relevansi nilai informasi akuntansi, konservatisme akuntansi, dan relevansi nilai
dalam kaitannya dengan siklus hidup. Berikut ini penelitian terdahulu tentang financial
statement fraud yang telah banyak dilakukan dengan menggunakan beberapa variabel
variabel independen yang digunakan dalam penelitian yaitu financial stability, external
bahwa financial targets berpengaruh positif dan signifikan terhadap kecurangan laporan
34
Utama, et al. (2018) melakukan penelitian dengan menggunakan data yang berasal
dari laporan keuangan nonkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
VIII.G.7 dan peraturan nomor IX.E.2. Sedangkan variabel independen yang digunakan
dalam penelitian yaitu financial stability, external pressure, personal financial need,
Indonesia tahun 2013 - 2015. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian
tersebut adalah kecurangan laporan keuangan yang diukur dengan manajemen laba.
pressure, personal financial need, financial target, ineffective monitoring, dan auditor
switch. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa external pressure, financial target, dan
manajemen laba.
35
Nurul Hafizah, Novita WeningTyas Respati, Chairina (2016) melakukan penelitian
BEI tahun 2011 - 2015. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian tersebut
adalah kecurangan laporan keuangan yang diukur dengan model Beneish M-Score
penelitian ada 7, yaitu financial stability, external pressure, financial need, financial
pressure, financial need, financial target, nature of industry, dan ineffective monitoring
Laila Tiffani (2015) melakukan penelitian ini dengan empat variabel dari elemen
target). Dua variable dari elemen opportunity (nature of the industry dan effective
monitoring) dan satu variabel dari elemen rationalization. Berdasarkan analisis regresi
logistic dari 36 perusahaan yang melakukan fraud dan 54 perusahaan yang tidak
melakukan fraud selama 2011 sampai 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel financial stability yang diukur dengan rasio perubahan total asset ACHANGE,
external pressure yang diukur dengan rasio LEV, menunjukkan pengaruh positif
diukur dengan rasio independensi komite audit INDm menunjukan pengaruh negatif
signifikan terhadap financial statment fraud. Penelitian ini tidak menemukan personal
financial need yang diukur dengan OSHIP, financial target yang diukur dengan return
on asset ROA, nature of the industry yang diukur dengan rasio perubahan piutang
36
RECEIVABLE, rationalization yang diukur dengan diukur dengan perubahan auditor
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011 – 2013. Penelitian
ACHANGE, external pressure yang diproksikan melalui melalui FREEC (total arus kas
bebas), financial targets yang diproksikan melalui melalui ROA, memberikan pengaruh
need yang diproksikan melalui melalui OSHIP (kepemilikan saham oleh orang dalam),
faktor risiko fraud diadopsi di SAS No. 99 dalam pendeteksian kecurangan laporan
keuangan. Menurut teori Cressey, kesempatan dan rasionalisasi selalu hadir dalam
tindakan proxy untuk tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi dan uji variabel-variabel
berdasarkan informasi yang tersedia di publik. Informasi yang digunakan adalah satu set
perusahaan yang telah terbukti melakukan penipuan dan contoh perusahaan yang tidak
menipu. Penelitian ini mengidentifikasi lima proksi tekanan dan dua proxy peluang
yang secara signifikan terkait dengan laporan keuangan penipuan. Penilitian ini
37
eksternal (External Pressure), dan kebutuhan keuangan pribadi (Personal Financial
Pengujian lebih lanjut menunjukkan bahwa variabel-variabel ini juga efektif dalam
kelompok tidak ada kecurangan. Pada pengujian ini, peneliti menggunakan variabel-
variabel yang telah digunakan oleh peneliti sebelumnya namun terdapat banyak hasil
saling kontradiksi sehingga diharapkan hasil penelitan ini dapat lebih memperjelas
C. Kerangka Pemikiran
Loebbecke et al. (1989) serta Bell et al. (1991) dalam (Skousen et al., 2009)
al., (2009) Oleh karena itu peneliti menggunakan pertumbuhan aset (growth in
perusahaan tidak stabil sangat tinggi dan dianggap tidak mampu beroperasi dengan
baik. Hal ini menyebabkan manajer mengalami tekanan untuk menutupi kondisi
38
keuangan yang tidak stabil dengan memanipulasi laporan keuangan. Dalam
kaitannya dengan teori keagenan, manajemen mencari berbagai cara agar kondisi
keuangan perusahaan tetap stabil untuk memberikan sinyal (teori sinyal) yang baik
dengan cara menampilkan kondisi perubahan aset yang stabil dan menunjukan
stabilitas perusahaan yang terlihat baik kepada para pengguna laporan keuangan,
para pemilik perusahaan. Perusahaan dianggap cukup stabil, hal ini bias dilihat dari
rata-rata rasio total aset perusahaan yang rendah dan tidak mengalami perubahan
yang terlalu besar dari tahun ketahun. Ketika perusahaan mengalami peningkatan
aset yang cukup tinggi , manajer akan termotivasi untuk membuat perencanaan laba
semakin besar rasio perubahan total aset suatu perusahaan maka probabilitas
tinggi. Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Iqbal, et al. (2016) dan
dikaitkan dengan grand theory signal, tekanan untuk menunjukan ke publik bahwa
Fraud.
39
2. Financial Targets berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud
tingkat laba yang harus diperoleh atas usaha yang dikeluarkan untuk mendapatkan
laba tersebut, kondisi inilah yang dinamakan financial targets. ROA (Return on
Asset) sering digunakan dalam menilai kinerja manajer dan dalam menentukan
bonus, kenaikan upah, dan lain-lain. Bila dikaitkan dengan teori agensi manajemen
dituntut untuk memenuhi target laba dan principal akan menilai kinerja agent untuk
menentukan bonus atau insentif. Hal ini dapat memicu terjadinya kemungkinan
kecurangan laporan keuangan karena adanya tekanan untuk mencapai laba tersebut.
Assets (ROA). ROA adalah ukuran kinerja operasi yang banyak digunakan untuk
Summers dan Sweeney (1998) dalam Utama et al. (2018) semakin rendah
keuangan. Artinya bahwa semakin besar ROA yang diperoleh, semakin besar pula
tingkat keuntungan yang dícapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula
40
posisi perusahaan dalam penggunaan aset perusahaan sehingga kemungkinan
terjadinya fraud pun semakin tinggi. Bila dikatikan dengan grand theory agency,
laporan keuangan agar rasio yang diinginkan tercapai. Berdasarkan ulasan tersebut,
Fraud.
Beasley (1996), COSO (1999), dan Dunn (2004) dalam Skousen et al.
keuangan yang kuat dalam perusahaan, personal financial need dari eksekutif
Personal financial need yang dapat dilihat dari adanya tindakan kepemilikan saham
oleh orang dalam (OSHIP). Dengan adanya sebagian saham yang dimiliki oleh
kepemilikan saham oleh orang dalam maka praktik fraud dalam memanipulasi
punya hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan sehingga akan
41
kepentingan pribadi. Contoh kepentingan pribadi yang merupakan tekanan yang
lain tekanan keuangan, tekanan kebiasaan buruk dan tekanan berkaitan dengan
tinggi.
jalannya perusahaan dan manejer sebagai pengelola perusahaan. Hal ini dapat
laporan keuangan untuk memperoleh suatu benefit dari tindakan yang dilakukan
juga memiliki suatu tujuan yang kadang berlawanan dengan tujuan principal.
Penelitian yang dilakukan Skousen et al., (2008) dan Utama, Ramantha dan
dengan OSHIP berpengaruh signifikan terhadap financial statement fraud. Hal ini
dikatikan dengan grand theory signal dan agency, manajemen yang memiliki
keuangan yang bagus ke publik walau dalam proses melakukan fraud sehingga
harga saham tetap tinggi dan memberikan keuntungan bagi pemegang saham.
Statement Fraud.
42
4. External pressure berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud
untuk memenuhi persyaratan atau harapan pihak ketiga, untuk mengatasi tekanan
utang yang telah didapatnya AICPA (2002). Namun, besarnya jumlah utang
perusahaan memiliki leverage yang cukup tinggi maka dapat disimpulkan bahwa
perusahaan itu memiliki hutang yang besar yang berarti resiko kredit yang dimiliki
juga cukup tinggi. Resiko kredit yang tinggi membuat suatu kekhawatiran bagi
sulit untuk mengambiln keputusan untuk memberikan pinjaman modal. Oleh sebab
kondisi yang baik (good news) dengan cara melakukan indikasi manipulasi laporan
dengan teori sinyal dimana manajer mendapatkan tekanan dari perusahaan untuk
43
menggambarkan kondisi perusahaan dalam keadaan baik agar perusahaan bisa
leverage yang tinggi akan menimbulkan tekanan pada manajemen sehingga terjadi
dikatikan dengan grand theory signal, kepemilikan hutang yang tinggi akan
performa dari perusahaan. Hal ini akan memberikan tekanan lebih bagi manajemen
untuk membuat suatu laporan keuangan yang menunjukan performa yang baik
Fraud.
laporan keuangan AICPA (2002). Konflik kepentingan dalam teori agensi dapat
baik hasil kerjannya dimata investor. Namun manipulasi akan sulit terjadi ketika
44
Dalam Standar Akuntansi Keuangan mengizinkan perusahaan untuk menyusun
normal saja terjadi karena karekteristik industri pada umumnya yang berbeda-beda.
kebutuhan ini maka terbukalah peluang bagi manajemen untuk dapat melakukan
indikasi manipulasi terhadap laporan keuangan pada saldo dalam akun-akun yang
Saldo dalam akun-akun yang ada dalam laporan keuangan dapat dinyatakan
dengan penilaian subjektif. Besar atau kecilnya saldo dalam akun-akun ini dapat
menggunakan perkiraan dan penilaian mereka sehinga saldo dalam akun piutang
Perusahaan yang baik akan berusaha untuk memperkecil jumlah piutang dan
memperbanyak penerimaan kas perusahaan Putriasih et al. (2016). Oleh karena itu,
45
manipulasi laporan keuangan karena adanya kebebasan untuk menyusun laporan
keuangan sesuai dengan kebutuhan perusahaan tersebut. Maka dari itu, perusahaan
Fraud.
hubungan anatar principal memberikan tugas kepada agent dalam suatu kontrak.
Namun teori agensi ini dapat menimbulkan permasalahan diantara principal dan
agent karena ada ketidakseimbangan informasi yang dimiliki kedua pihak tersebut.
Hal ini akan menguntungkan pihak agent yang selalu berada hampir setiap saat di
langsung. Kemudian kondisi ini menjadi suatu kesempatan atau peluang agent
untuk melakukan kecurangan terutama ketika kondisi perusahaan sedang tidak baik
satu orang atau kelompok kecil, tanpa kontrol kompensasi, tidak efektifnya
pengawasan dewan direksi dan komite audit atas proses pelaporan keuangan dan
46
kinerja perusahaan dengan efektif, dibutuhkan komisaris independen. Dengan
luar Emiten atau Perusahaan Publik dan memenuhi syarat : bukan merupakan orang
Perusahaan Publik tersebut dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir; tidak mempunyai
saham baik langsung maupun tidak langsung pada Emiten atau Perusahaan Publik;
anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, atau Pemegang Saham Utama Emiten
atau Perusahaan Publik, dan tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun
tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan
Publik tersebut Keuangan (2012) Bappenas (2009). Oleh karena itu Ineffective
saham dan manajemen, hal ini membuat adanya kecenderungan bagi manajemen
yaitu:
47
H6 : Ineffective Monitoring berpengaruh positif terhadap Financial Statement
Fraud.
segitiga kecurangan (fraud triangle) yang paling sulit diukur Skousen et al. (2009).
Manajemen, atau karyawan, yang memungkinkan mereka untuk terlibat dalam dan
salah saji material yang timbul dari pelaporan keuangan yang curang AICPA
(2002).
pengecualian yang berasal dari auditor yang melakukan prosedur audit atas laporan
bagi pengguna eksternal laporan keuangan dan juga berguna untuk keputusan
tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas selama periode 2016-2018 maka diberi
kode 1 dan apabila perusahaan yang mendapat selain opini tersebut maka diberi
kode 0. Auditor dapat memberikan beberapa opininya atas perusahaan yang diaudit
48
sesuai dengan keadaan yang terjadi pada perusahaan tersebut. Kasus Asuransi
Jiwasraya dan Garuda Indonesia menjadi acuan, dimana auditor mentolerir usaha
kliennya untuk mengelola laba dari waktu ke waktu. Salah satu opini auditor yang
diberikan yaitu Wajar Tanpa Pengecualian dengan bahasa penjelas. Opini tersebut
merupakan bentuk tolerir dari auditor atas manajemen laba. Dengan diberikan opini
(2009) menyatakan tidak adanya pengaruh opini audit terhadap kecurangan laporan
keuangan dengan menggunakan proksi Audit Report. Bila dikaitkan dengan grand
cara untuk memanipulasi laporan keuangan. External auditor dalam hal ini
berfungsi sebagai penilai atas kewajaran laporan keuangan yang dibuat oleh
yaitu:
49
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran
FRAUD TRIANGLE
PRESSURE :
H1 (+)
Financial Stability
H2 (+)
Financial Targets FINANCIAL
H3 (+)
Personal Financial Need STATEMENT
H4 (+)
External Pressure FRAUD
OPPORTUNITY : (KECURANGAN
H5 (+)
Nature of Industry LAPORAN
+)
H6 (+)
Ineffective Monitoring KEUANGAN)
RASIONALIZATION :
H7 (+)
Audit Opinion
D. Hipotesis
50