Anda di halaman 1dari 10

PERTEMUAN 8

Bidang : Tes Wawasan Kebangsaan


Materi : Nasionalisme
Tutor : Hidayatulloh, SIP

Penjelasan Umum
Tes Wawasan Kebangsaan (TWK)

Berdasarkan Permen PAN-RB No. 23 Tahun 2019, Tes Wawasan Kebangsaan (TWK)
bertujuan untuk menilai penguasaan pengetahuan dan kemampuan dalam
mengimplementasikan:
(a) Nasionalisme, dengan tujuan mampu mewujudkan kepentingan nasional melalui
cita-cita dan tujuan yang sama dengan tetap mempertahankan identitas
nasional;
(b) Integritas, dengan tujuan mampu menunjukkan sifat atau keadaan yang menjunjung
tinggi kejujuran, ketangguhan, kewibawaan sebagai satu kesatuan;
(c) Bela negara, dengan tujuan mampu berperan aktif dalam mempertahankaqn eksistensi
bangsa dan negara;
(d) Pilar negara, dengan tujuan mampu membentuk karakter positif melalui pemahaman
dan pengamalan nilai-nilai dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika;
(e) Bahasa Indonesia, dengan tujuan mampu menggunakan Bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan yang sangat penting kedudukannya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

BIMBINGAN BELAJAR CPNS APPSKEP INDONESIA


1
NASIONALISME

Nasionalisme berasal dari kata nation (bangsa). Nasionalisme adalah suatu paham
atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara atas kesadaran keanggotaan/warga negara
yang secara potensial bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabdikan identitas,
integritas, kemakmuran dan kekuatan bangsanya. Nasionalisme merupakan suatu paham yang
mengutamakan persatuan dan kebebasan bangsa. Nasionalisme memuat beberapa prinsip
yaitu: kesatuan, kebebasan, kesamaan, kepribadian, dan prestasi. Nasionalisme juga dapat
diartikan sebagai perpaduan dari rasa kebangsaan dan paham kebangsaan. Dengan semangat
kebangsaan yang tinggi, kekhawatiran akan terjadinya ancaman terhadap keutuhan bangsa
akan dapat terhindarkan

Makna nasionalisme :
1) Suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi harus diserahkan pada negara
2) Suatu perasaan yang mendalam akan ikatan terhadap tanah air sebagai tumpah darah
3) Suatu proses pembetukan atau pertumbuhan bangsa-bangsa
4) Suatu bahasa dan simbolisme bangsa
5) Suatu gerakan sosial dan politik demi kepentingan bangsa
6) Suatu doktrin atau ideologi bangsa, baik umum maupun khusus

Nasionalisme memiliki beberapa bentuk-bentuk menurut Listyarti (2007 :28) antara lain :
1. Nasionalisme kewarganegaraan (nasionalisme sipil) adalah nasionalisme dimana negara
memperoleh kebenaran politik dari partisipasi aktif rakyatnya. Keanggotaan suatu bangsa
bersifat sukarela. Bentuk nasionalisme ini mula-mula dibangun oleh Jean-Jacques Rousseau
dan menjadi bahan tulisannya.

2. Nasionalisme etnis atau etnonasionalisme adalah dimana negara memperoleh kebenaran


politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Keanggotaan suatu bangsa bersifat
turun-temurun.

3. Nasionalisme romatik adalah bentuk nasionalisme etnis dimana negara memperoleh


kebenaran politik sebagai suatu yang alamiah dan merupakan eksprresi dari bansa atau ras.
Nasionalisme romantik menitik beratkan pada budaya etnis yang sesuai dengan idealisme
romantik

4. Nasionalisme budaya adalah nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik


dari budaya bersama dan tidak bersifat turun-temurun seperti warna kulit

5. Nasionalisme kenegaraan adalah merupakan variasi nasionalisme kewarganegaraan yang


sering dikombinasikan dengan nasionalisme etnis . Dalam nasionaalisme kenegaraan bangsa
adalah suatu komonitas yang memberikan kontribusi terhadap pemeliharaan dan kekuatan
negara.

BIMBINGAN BELAJAR CPNS APPSKEP INDONESIA


2
6. Nasionalisme agama adalah nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi politik
dari persamaan agama.

Tujuan Nasionalisme

Pada dasarnya nasionalisme yang muncul di berbagai negara mempunyai tujuan sebagai
berikut:

 Menjamin kemauan dan kekuatan mempertahankan masyarakat nasional melawan


musuh dari luar sehingga melahirkan semangat rela berkorban.
 Menghilangkan Ekstremisme (tuntutan berlebihan) dari warga negara (individu dan
kelompok).
 Menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air
 Menciptakan hubungan yang rukun dan harmonis, dan mempererat tali persaudaraan
yang utuh.

Prinsip-prinsip Yang Terkandung Dalam Nasionalisme


Nasionalisme dalam arti luas adalah paham kebangsaan yang meletakkan kesetian kesetiaan
tertinggi individu terhadap bangsa dan tanah airnya dengan memandang bangsanya itu
merupakan bagian dari bagian lain di dunia. Nasionalisme dalam arti luas mengandung
prinsip-prinsip yaitu kebersamaan, persatuan dan kesatuan serta demokrasi/demokratis.
1. Prinsip kebersamaan
Prinsip kebersamaan menuntut setiap warga negara untuk menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan,

2. Prinsip persatuan dan kesatuan


Prinsip persatuan dan kesatuan menuntut setiap warga negara harus mampu
mengesampingkan pribadi atau golongan yang dapat menimbulkan perpecahan dan anarkis
(merusak), utnuk menegakkan prinsip persatuan dan kesatuan setiap warga negara harus
mampu mengedepankan sikap : kesetiakawan sosial, perduli tehadap sesama, solidarias dan
berkeadilan sosial.

3. Prinsip demokrasi
Prinsip demokrasi memandang : bahwa setiap warga negara mempunyai kedudukan,
hak dan kewajiban yang sama, karena hakikanya kebangsaan adalah adanya tekad unuk hidup
bersama mengutamakan kepentingan bangsa dan negara yang tumbuh dan berkembang dari
bawah untuk bersedia hidup sebagai bangsa yang bebas, merdeka, berdaulat, adil dan
makmur.

Patriotisme

Patriotisme berasal dari kata Patriot, yang artinya adalah pecinta dan pembela tanah
air. Sedangkan Patriotisme maksudnya adalah semangat cinta tanah air. Pengertian
Patriotisme adalah sikap untuk selalu mencintai atau membela tanah air, seorang pejuang
sejati, pejuang bangsa yang mempunyai semangat, sikap dan perilaku cinta tanah air, dimana

BIMBINGAN BELAJAR CPNS APPSKEP INDONESIA


3
ia rela mengorbankan segala-galanya termasuk jiwanya demi kemajuan, kejayaan, dan
kemakmuran tanah air.

Mangunhardjana (1985:33) menyebutkan beberapa ciri patriotisme yang sejati, yaitu:


1. Membuat kita mampu mencintai bangsa dan negara sendiri, tanpa menjadikannya
sebagai tujuan untuk dirinya sendiri melainkan menciptakannya menjadi suatu bentuk
solidaritas untuk mencapai kesejahteraan masing-masing dan bersama seluruh warga
bangsa dan negara. Patriotisme sejati adalah solider secara bertanggung jawab atas
seluruh bangsa.
2. Berani melihat diri sendiri seperti apa adanya dengan segala plus-minusnya, unsur
positif negatifnya, dan menerimanya dengan lapang hati.
3. Memandang bangsa dalam perspektif historis, masa lampau masa kini, dan masa
depan. Patriotisme sejati adalah bermodalkan nilai-nilai dan budaya rohani bangsa,
berjuang dulu masa kini, menuju cita-cita yang ditetapkan.
4. Melihat, menerima, dan mengembangkan watak kepribadian bangsa sendiri.
Patriotisme sejati adalah rasa memiliki identitas diri.
5. Melihat bangsanya dalam konteks hidup dunia, mau terlibat didalamnya dan bersedia
belajar dari bangsa-bangsa lain. Patriotisme bersifat terbuka.

Revolusi Perancis dan Revolusi Industri merupakan dua peristiwa yang memicu munculnya
nasionalisme. Kedua peristiwa itu terjadi saat masih banyak negara yang dijajah oleh bangsa
lainnya. Saat itu banyak negara penjajah melakukan penindasan pada negara yang dijajah.
Negara yang dijajah ini kemudian sadar akan persamaan nasib dan harga dirinya sebagai
suatu bangsa. Hingga akhirnya hal ini memunculkan nasionalisme di Eropa pada abad ke-18.
Paham ini kemudian cepat menyebar ke seluruh dunia terutama negara jajahan bangsa Eropa,
termasuk negara-negara Asia dan Afrika.

NASIONALISME DI INDONESIA

Nasionalisme di Indonesia diawali dengan dibentuknya Syarikat Islam/SI


(sebelumnya Syarikat Dagang Islam/SDI). Peran SDI dalam nasionalisme bermula ketika H.
O. S. Tjokroaminoto mengubah SDI menjadi Syarikat Islam, tidak hanya berkutat di soal
perdagangan. Jika sebelumnya SDI berhubungan dengan ekonomi dan sosial, Tjokoraminoto
menjadikan SI juga menyinggung tentang politik dan agama. Hal ini tampak dalam kegiatan
SI yang menaruh perhatian besar terhadap unsur-unsur politik dan menentang ketidakadilan
serta penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial.

Nasionalisme Indonesia yang dalam perkembangannya mencapai titik puncak setelah


Perang Dunia II yaitu dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia berarti bahwa
pembentukan nasion Indonesia berlangsung melalui proses sejarah yang panjang. Timbulnya
nasionalisme Indonesia khususnya nasionalisme Asia umumnya berbeda dengan timbulnya
nasionalisme di Eropa. Jelas bahwa nasionalisme Indonesia mempunyai kaitan erat dengan
kolonialisme Belanda yang sudah beberapa abad lamanya berkuasa di Indonesia. Usaha untuk
menolak kolonialisme inilah yang merupakan manifestasi dari penderitaan dan tekanan-
tekanan yang disebut Nasionalisme.

BIMBINGAN BELAJAR CPNS APPSKEP INDONESIA


4
Ada dua factor yang mendorong segi-segi integrasi dari nasionalisme Indonesia.
1. Pertama adalah faktor internal yang menunjukkan persamaan perasaan karena
tekanan-tekanan kolonial sehingga menciptakan perasaan senang-tidak senang,
setia-melawan, setuju-tidak setuju, dan lain sebagainya.
2. Kedua adalah factor eksternal berupa faham-faham nasionalisme yang
membuahkan nasionalisme itu sendri. Faktor-faktor eksternal maupun internal itu
tidak akan banyak berpengaruh jika sekiranya kaum intlektualis tidak muncul dalam
panggung organisasi politik dan organisasi pergerakan nasiona

Macam-macam ideology di dunia:


1. Sosialisme: Sosialisme atau sosialis adalah sistem sosial dan ekonomi yang ditandai
dengan kepemilikan sosial dari alat-alat produksi dan manajemen koperasi ekonomi,
serta teori politik dan gerakan yang mengarah pada pembentukan sistem tersebut.
"Kepemilikan sosial" bisa merujuk ke koperasi, kepemilikan umum, kepemilikan
negara, kepemilikan warga ekuitas, atau kombinasi dari semuanya
2. Fasisme: Fasisme adalah suatu paham yang mengedepankan bangsa sendiri dan
memandang rendah bangsa lain. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik
dan juga otoriter sangat terlihat, menjunjung kekuasaan absolut tanpa demokrasi
3. Liberalisme: Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan
tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak
adalah nilai politik yang utama.
4. Kapitalisme: Kapitalisme atau Kapital yaitu suatu paham yang meyakini bahwa
pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan dengan sebesar-
besarnya. Kapitalisme mempunyai kisah sejarah yang sangat panjang, yakni sejak
ditemukannya sistem perniagaan yang dilakukan oleh pihak swasta.
5. Demokrasi: Demokrasi artinya adalah hukum untuk rakyat oleh rakyat. Kata
Demokrasi terdiri dari 2 kata, yaitu “Demos” yang berarti “Rakyat”, dan “Kratos”
yang berarti “Kekuasaan”. Jadi Demokrasi bisa diartikan sebagai kekuasaan ditangan
rakyat.

BIMBINGAN BELAJAR CPNS APPSKEP INDONESIA


5
WAWASAN NUSANTARA

Wawasan Nusantara adalah suatu wawasan kewilayahan, suatu konsep negara kepulauan.
Menurut Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tertuang dalam Wantanas
(2018), negara kepulauan atau archipelagic state diberi batasan sebagai: “A state constituted
wholly by one or more archipelagos and may include other islands.” (Sebuah negara yang
secara utuh mencakup satu kepulauan atau lebih dan dapat pula mencakup pulau-pulau lain).

Wawasan Nusantara tidak hanya menyentuh perihal wilayah fisik NKRI dalam bentuk
perairan dan daratan. Wawasan Nusantara adalah cara pandang Bangsa Indonesia mengenai
diri dan lingkungannya sehingga diperlukan pemahaman tentang konsepsi kebangsaan dalam
memahami Wawasan Nusantara. Berikut disampaikan uraian mengenai pengertian bangsa,
syarat suatu bangsa, bagaimana Indonesia memenuhi syarat sebagai suatu bangsa, pengertian
wawasan kebangsaan, dan perkembangan wawasan kebangsaan memasuki abad ke-21.

Karakteristik Wawasan nusantara di Indonesia:


1. Bahwa penduduk yang menempati ribuan kepulauan telah memenuhi syarat bagi
terbentuknya suatu negara-bangsa, yang bernama Indonesia yang telah dikukuhkan
sebagai anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa.
2. Bahwa negara-bangsa Indonesia memiliki ciri khusus yang membedakannya dengan
negara-bangsa yang lain berupa karakter atau perangai yang dimilikinya, dan idee
yang melandasinya, sehingga merupakan pribadi dari negara-bangsa tersebut. Secara
fisik ciri khusus ini dilambangkan oleh bendera negara, lagu kebangsaan, lambang
negara, dan atribut lain yang mewakili negara-bangsa Indonesia.
3. Bagi negara-bangsa Indonesia, di samping bendera Sang Saka Merah Putih, lagu
kebangsaan Indonesia Raya, dan lambang negara Garuda Pancasila, serta semboyan
Bhinneka Tunggal Ika, terdapat ciri khusus lain berupa prinsip dasar dan nilai dasar
yang dapat ditemukan pada Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, yang merupakan
pribadi bangsa Indonesia

Terbentuknya Negara-Bangsa Indonesia

Kelahiran bangsa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari perkembangan dunia pada
permulaan abad ke-20. Pada waktu rakyat Asia mulai menyadari bahwa mereka, yang pada
waktu itu dijajah oleh bangsa-bangsa Barat, memiliki hak juga untuk diakui sebagai suatu
bangsa. Yang terjadi di Indonesia adalah pada tanggal 20 Mei 1908 berdiri organisasi Boedi
Oetomo yang dipelopori oleh dr. Wahidin Soediro Hoesodo, yang merupakan tonggak
sejarah titik awal terbentuknya kesadaran sebagai bangsa Indonesia. Tanggal tersebut setiap
tahun diperingati oleh bangsa Indonesia sebagai Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei 1908).

Gerakan untuk mewujudkan bangsa Indonesia ini lambat laun disambut oleh para
pemuda-pemudi yang dengan semangat mendirikan berbagai organisasi pemuda di daerah-
daerah seperti Jong Pasundan, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, Jong Ambon, Jong
Celebes, dan Jong Java. Organisasi-organisasi pemuda ini lah yang kemudian berjasa
mendorong lahirnya “Sumpah Pemuda,” sebagai tonggak sejarah kedua lahirnya bangsa
Indonesia.

BIMBINGAN BELAJAR CPNS APPSKEP INDONESIA


6
Sumpah Pemuda yang menyatakan “berbangsa yang satu, bangsa Indonesia;
bertanah tumpah darah yang satu satu, tanah air Indonesia, dan menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia”, dicetuskan pada tanggal 28 Oktober 1928. Perjuangan para
pemuda untuk melahirkan Negara-Bangsa Indonesia semenjak itu semakin mengental,
demikian pula tekanan penjajah Belanda semenjak itu semakin menguat. Dengan perjuangan
yang sangat gigih dari para pemuda pada waktu itu, baik dengan gerakan bawah tanah, non
kooperatif, maupun gerakan kooperatif dengan pihak penjajah akhirnya pada tanggal 17
Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta atas nama Bangsa Indonesia memproklamasikan
kemerdekaan Negara-bangsa Indonesia.

Bangsa Indonesia berfaham nasionalisme, yakni bahwa the supreme secular loyalty
rakyat ditujukan kepada negara-bangsa. Hal ini tercermin dalam Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945 yang menegaskan faham nasionalisme atau wawasan kebangsaan Indonesia
sebagai berikut:
- Pada alinea pertama disebut bahwa “kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa,
- Pada alinea ketiga disebut: “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan
didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas,
maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”
- Pada alinea keempat terdapat: “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu
Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia, . . .”

Dari rumusan yang terdapat dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 tersebut
nampak dengan jelas bahwa yang ingin direalisasikan dengan kemerdekaan Indonesia adalah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia, dan yang ingin diwujudkan diantaranya adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa, serta yang menjadi perhatian dalam hidup bernegara
adalah segenap bangsa Indonesia. Dengan demikian Nampak dengan jelas bahwa dalam
hidup bernegara bagi bangsa Indonesia yang diutamakan adalah kepentingan negara-bangsa.
Hal ini diperkuat dengan dasar negara, khususnya sila ketiga, yang harus melandasi segala
kegiatan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Aspek Yuridis dan Operasionalisasi Wawasan Nusantara


Secara historis epistemologis, konsepsi Wawasan Nusantara dibangun dan dikembangkan di
atas motivasi ideologis dalam perjalanan waktu yang cukup panjang dan sarat dengan
komitmen strategis untuk mewujudkan negara-bangsa Indonesia yang kuat dalam bingkai
kesatuan utuh Nusantara sebagai berikut :
1). Pertama kali dicetuskan melalui Deklarasi Juanda 13 Desember 1957.
2). Dikukuhkan dengan Undang-undang (UU) No. 4/ PRP 1960 Tentang Perairan
Indonesia.
3). Sebagai doktrin strategis Wawasan Nusantara dikukuhkan pertama kali melalui
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (TAP MPR) No. IV/MPR/1973 tanggal
22 Maret 1973 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dan seterusnya
hingga dalam GBHN Tahun 1998, yakni sebagai wawasan dalam mencapai tujuan
pembangunan nasional untuk menjadi pemandu yang bersifat quasi konstitusional

BIMBINGAN BELAJAR CPNS APPSKEP INDONESIA


7
bagi segenap regulasi dan kebijakan pembangunan dan pencapaian tujuan nasional di
segala bidang.
4). Ditetapkan dalam Konvensi PBB tentang Hukum Laut Internasional, United Nation
Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982.
5). Tanggal 13 Desember ditetapkan sebagai Hari Nusantara melalui Keppres
No.126/2001 oleh Presiden Abdurrahman Wahid.

Wawasan Nusantara bukanlah sekedar konsep kewilayahan, ia adalah cara pandang


dan sikap bangsa Indonesia mengenai jati diri, lingkungan geografi, dan
sumberdayanya, serta segala potensi fisik dan non fisik yang terkandung dan lahir dari
interaksi elemen-elemen tersebut, sebagai elemen kekuatan dan lingkungan strategis
nasional dalam satu kesatuan yang utuh berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun
1945, yang terwujud dalam 8 (delapan) gatra atau yang disebut sebagai Asta Gatra.

Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) menyimpulkan adanya 8 (delapan) unsur atau


aspek kehidupan nasional sebagai berikut:
1. Gatra Demografi
Berpijak pada argumen bahwa Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan
berbicara dalam berbagai bahasa daerah serta memeluk dan meyakini berbagai agama
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan
bangsa yang bulat dalam arti yang seluas-luasnya. Demikian pula bahwa secara
psikologis, bangsa Indonesia harus merasasatu, senasib sepenanggungan, sebangsa
dan setanah air, serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita bangsa.

2. Gatra Geografi
Berpijak pada argumen bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan
kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup dan kesatuan
matra seluruh bangsa, serta menjadi modal dan milik bersama bangsa. Kemudian
daripada itu bangsa Indonesia ikut menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial melalui Politik Luar Negeri
Bebas Aktif serta diabdikan pada kepentingan nasional.

3. Gatra Sumber Kekayaan Alam


Berpijak pada argumen bahwa segala isi dan kekayaan wilayah Nusantara yang
terkandung dalam kebulatan wilayah nasional baik potensi maupun efektif adalah
modal dan milik bersama bangsa.

4. Gatra Ideologi
Berpijak pada argumen bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi
bangsa dan negara yang melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa menuju
tujuannya.

5. Gatra Politik
Berpijak pada argumen bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusantara
merupakan satu kesatuan politik yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan
UUD NRI Tahun 1945, dimana seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu
kesatuan sistem hukum dalam arti bahwa hanya ada satu hukum nasional yang
mengabdi kepada kepentingan nasional.

BIMBINGAN BELAJAR CPNS APPSKEP INDONESIA


8
6. Gatra Ekonomi
Berpijak pada argumen bahwa kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara
merupakan satu kesatuan ekonomi yang diselenggarakan sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan dan ditujukan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah, tanpa
meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam pengembangan kehidupan
ekonominya.

7. Gatra Sosial Budaya


Berpijak pada argumen bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, peri kehidupan
bangsa harus merupakan kehidupan yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan
masyarakat yang sama, merata dan seimbang serta adanya keselarasan kehidupan
yang sesuai dengan tingkat kemajuan bangsa.

8. Gatra Pertahanan Keamanan


Berpijak pada argumen bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada
hakikatnya merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara. Untuk itu tiap-
tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam rangka pembelaan
negara dan bangsa.

Rangkaian Peristiwa Sejarah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia


1. Pertama, tanggal 20 Mei 1908 merupakan asal-mula pergerakan nasional yang
ditandai dengan terbentuknya satu organisasi modern, Budi Utomo yang bertujuan
memberikan pencerahan akan pentingnya perjuangan guna melepaskan diri dari
belenggu penjajahan. Namun demikian, pergerakan yang dilakukan Budi Utomo
belum menunjukkan adanya kesadaran untuk berjuang secara kolektif dengan
kelompok-kelompok lainnya. Organisasi ini hanya fokus pada aspek sosial, ekonomi
dan kebudayaan bagi golongan berpendidikan di pulau Jawa saja (masih bersifat
etnonasionalisme)
2. Kedua, tanggal 28 Oktober 1928 terjadi peristiwa Sumpah Pemuda yang secara lebih
tegas menunjukkan adanya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Pada waktu itu,
berbagai organisasi kepemudaan yang tersebar di nusantara, seperti; Jong Java, Jong
Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamietan Bond,
Sekar Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dan lain sebagainya menyadari
pentingnya persatuan nasional guna mencapai kemerdekaan Indonesia sebagaimana
menjadi cita-cita bersama. Para pemuda pada saat itu menyepakati tiga poin, antara
lain; (1) berbangsa satu, bangsa Indonesia, (2) bertumpah darah satu, tanah air
Indonesia, dan (3) berbahasa satu, bahasa Indonesia. Sekalipun kenyataannya, secara
de facto dan de jure belum ada Negara Indonesia saat itu.
3. Ketiga, tanggal 17 Agustus 1945 merupakan puncak dari perjuangan Bangsa
Indonesia, di mana bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Sehari setelahnya (18 Agustus 1945), PPKI menetapkan Pancasila dan UUD NRI
Tahun 1945. Saat inilah ditetapkan secara yuridis-formal bahwa “Negara Indonesia
adalah negara kesatuan, yang berbentuk republik”.
4. Keempat, tanggal 6 Desember 1949 terjadi perubahan susunan negara Indonesia,
yakni dengan diberlakukannya Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Serikat
(UUD RIS). Diberlakukannya UUD RIS telah merubah bentuk negara Indonesia yang
sebelumnya berbentuk negara kesatuan berubah menjadi negara federal. Namun
dalam perjalanannya, sistem federal ini dirasa sangat merugikan bagi bangsa

BIMBINGAN BELAJAR CPNS APPSKEP INDONESIA


9
Indonesia, karena dianggap oleh sebagian besar rakyat merupakan alat Belanda untuk
memecah-belah bangsa Indonesia. Bersamaan dengan itu, muncul gerakan-gerakan
dari berbagai kalangan masyarakat yang menentang negara federal itu dan lebih
menghendaki negara kesatuan.
5. Kelima, tanggal 3 April 1950 terjadi Sidang Parlemen RIS untuk menyikapi
banyaknya gerakan yang menolak keberlangsungan sistem federal dalam Republik
Indonesia Serikat. Pada sidang tersebut, Muhammad Natsir sebagai Ketua Fraksi dari
Partai Masyumi melakukan lobi-lobi politik dengan kepala-kepala negara bagian dan
ketua fraksi lainnya di parlemen untuk memusyawarahkan gagasan pemulihan NKRI
(Dzulfikriddin, 2010 dalam Wantanas, 2018).
6. Keenam, setelah “mosi integral” disampaikan, pada tanggal 19 Mei 1950
berlangsunglah konferensi antara RIS dengan RI yang menghasilkan persetujuan
untuk bersama-sama melaksanakan Negara Kesatuan sebagai jelmaan daripada
Republik Indonesia berdasarkan Proklamasi 17 Agustus 1945 dan membuat Undang-
Undang Dasar Sementara. Dalam UUDS 1950 yang ditandatangani Presiden
Soekarno pada tanggal 15 Agustus 1950, pada Pasal 1 Ayat 1 disebutkan bahwa
“Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat ialah suatu Negara Hukum yang
demokratis dan berbentuk kesatuan”. Kemudian pada tanggal 17 Agustus 1950 secara
resmi Republik Indonesia Serikat dibubarkan dan NKRI diproklamasikan kembali.
7. Ketujuh, tanggal 5 Juli 1959 Ir. Soekarno selaku Presiden Republik
Indonesia/Panglima Tertinggi Angkatan Perang mengeluarkan Dekrit Presiden yang
salah satunya adalah menetapkan kembali berlakunya UUD NRI Tahun 1945 dan
menyatakan bahwa UUDS sudah tidak berlaku. Bentuk negara Indonesia kembali
menjadi negara kesatuan sebagaimana tertuang dalam Pasal 1 Ayat 1 UUD NRI
Tahun 1945. Keluarnya Dekrit ini disebabkan karena;
a. Tidak diperolehnya keputusan dari konstituante berkenaan dengan anjuran
presiden dan pemerintah sebagaimana diamanatkan dalam UUDS untuk
kembali pada UUD NRI Tahun 1945,
b. Konstituante tidak mungkin lagi menyelesaikan tugasnya karena sebagian
besar anggotanya menolak menghadiri sidang, dan
c. Kemelut yang terjadi dalam Konstituante menimbulkan keadaan
ketatanegaraan yang dapat membahayakan persatuan, mengancam
keselamatan negara, nusa, dan bangsa serta dapat merintangi pembangunan
nasional.

BIMBINGAN BELAJAR CPNS APPSKEP INDONESIA


10

Anda mungkin juga menyukai