Anda di halaman 1dari 8

MATA KULIAH DOSEN PEMBIMBING

ILMU KALAM UST H. Muhammad Lc. M. H. I

Disusun oleh

Ahmad zaki mubarak Npm: 21.11.1287

FAKULTAS SYARI’AH
PRODI AHWAL AL- SYAKHSIYYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
MARTAPURA
TAHUN AJARAN 2021

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan nikmat dan rahmat kepada kita semua, serta sholawat dan salam kita curahkan
ke junjungan Nabi besar Muhammad SAW, sehingga kami mampu menyelesaikan tugas
untuk mata kuliah Ilmu Kalam, dengan judul: “Ahlussunah Wal Jamaah(Asya’ariyah dan
Maturidiyyah)”.

Kami juga menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penggarapan makalah ini, terutama kepada dosen pengampu kami UST
H. Muhammad Lc. M. H. I. Sehingga kami mampu melaksanakan tugas mata kuliah ini.

Kami memohon maaf kepada semuanya apabila dalam makalah yang saya buat ini
masih jauh dari sempurna, dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang
saya miliki. Untuk itu saya akan terbuka terhadap kritik maupun saran dari semua pembaca
agar kedepannya saya bisa membuat makalah yang lebih baik lagi. Akhir kata semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

Wassala mualaikum .W r.W b.

Martapura,19 November 2021

AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH AL-ASY’ARI DAN AL-


MATURIDI

A. Pengertian Ahlussunnah Wal Jamaah

Ditinjau dari ilmu bahasa (lughot/etimologi), Ahlussunah Wal Jama’ah berasal dari kata-
kata:

a. Ahl (Ahlun), berarti “golongan” atau “pengikut”

b. Assunnah berarti “tabiat, perilaku, jalan hidup, perbuatan yang mencakupucapan,


tindakan, dan ketetapan Rasulullah SAW”.

c. Wa, huruf ‘athf yang berarti “dan” atau “serta”

d. Al jama’ah berarti jama’ah, yakni jama’ah para sahabat Rasul Saw. Maksudnya

2
ialah perilaku atau jalan hidup para sahabat. 1

Secara etimologis, istilah “Ahlus Sunnah Wal Jamaah” berarti golongan yang senantiasa
mengikuti jejak hidup Rasulallah Saw. dan jalan hidup para sahabatnya. Atau, golongan
yang berpegang teguh pada sunnah Rasul dan Sunnah para sahabat, lebih khusus lagi,
sahabat yang empat, yaitu Abu Bakar As-Siddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin ‘Affan,
dan Ali bin Abi Thalib.

Ahlus Sunnah adalah mereka yang mengikuti sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
dan sunnah shahabatnya radhiyallahu 'anhum. Al-Imam Ibnul Jauzi menyatakan tidak
diragukan bahwa Ahli Naqli dan Atsar pengikut atsar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam dan atsar para shahabatnya, mereka itu Ahlus Sunnah.

Kata "Ahlus-Sunnah" mempunyai dua makna. Pertama, mengikuti sunah-sunah dan


atsar-atsar yang datangnya dari Rasulullah shallallu 'alaihi wa sallam dan para shahabat
radhiyallahu 'anhum, menekuninya, memisahkan yang shahih dari yang cacat dan
melaksanakan apa yang diwajibkan dari perkataan dan perbuatan dalam masalah aqidah
dan ahkam.

Kedua, lebih khusus dari makna pertama, yaitu yang dijelaskan oleh sebagian ulama di
mana mereka menamakan kitab mereka dengan nama As-Sunnah, seperti Abu Ashim,
Al-Imam Ahmad bin Hanbal, Al-Imam Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, Al-Khalal dan
lain-lain. Mereka maksudkan (As-Sunnah) itu i'tiqad shahih yang ditetapkan dengan nash
dan ijma'.

Kedua makna itu menjelaskan kepada kita bahwa madzhab Ahlus Sunnah itu kelanjutan
dari apa yang pernah dilakukan Rasulullah shallallahu 'alaih wa sallam dan para shahabat
radhiyallahu 'anhum. Adapun penamaan Ahlus Sunnah adalah sesudah terjadinya fitnah
ketika awal munculnya firqah-firqah.

Ada beberapa riwayat hadits tentang firqah atau millah ( golongan atau aliran) yang
kemudian dijadikan landasan bagi firqah ahlussunnah waljamaah. Sedikitnya ada 6
riwayat hadits tentang firqah/millah yang semuanya sanadnya dapat dijadikan hujjah
karena tidak ada yang dloif tetapi hadits shahih dan hasan. Dari hadits yang
kesimpulannya menjelaskan bahwa umat Rasulullah akan menjadi 73 firqah, semua di
nearka kecuali satu yang di surga. itulah yang disebut firqah yang selamat (‫)الفرقة الناجية‬.
Dari beberpa riwayat itu ada yang secara tegas menyebutkan; ( ‫)أهل الســنة والجمــاعة‬
ahlussunnah waljamaah”. ataub “aljamaah”. (‫ الجماعة‬Tetapi yang paling banyak dengan

1Sahilun A. Nasir, Pemikiran Kalam (Teologi Islam) Sejarah, Ajaran, dan


Perkembangannya, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2010), hal. 187

3
kalimat; “ maa ana alaihi wa ashhabi” ( ‫ )ماأنا عليه وأصحا‬. baiklah penulis kutipkan
sebagian hadits tentang firqah atau millah:.

Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitabnya Al-Ghunyah li Thalibi Thariq Al-Haqq,
Juz 1, Hal 80 mendefinasikan ASWAJA sebagai berikut;

“yang dimaksudkan dengan sunnah adalah apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW
(meliputi ucapan,perilaku serta ketetapan Baginda). Sedangkan yang dimaksudkan
dengan pengertian jemaah adalah sesuatu yang telah disepakati oleh para sahabat Nabi
SAW pada masa Khulafa’ Al-Rasyidin yang empat yang telah diberi hidayah oleh Allah
SWT”.

Dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah RA, Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda,

“ Akan terpecah umat Yahudi kepada 71 golongan, Dan terpecah umat Nasrani kepada 72
golongan, Dan akan terpecah umatku menjadi 73 golongan. Semuanya akan dimasukkan
keneraka kecuali satu. Berkata para sahabat : Wahai Rasulullah, Siapakah mereka wahai
Rasulullah ?. Rasulullah menjawab : Mereka yang mengikuti aku dan para
sahabatku”. (HR Abu Daud,At-Tirmizi, dan Ibn Majah)

Dari pengertian hadits diatas dapat difahami dan disipulkan sebagai berikut:
Penganut suatu agama sejak sebelum Nabi Muhammad (Bani Israil) sudah banyak yang
‘menyimpang’ dari ajaran aslinya, sehingga terjadi banyak interpretasi yang kemudian
terakumulasi menjadi firqah-firqah.

Umat Nabi Muhammad juga akan menjadi beberpa firqah. Namun berapa jumlahnya?
Bilangan 73 apakah sebagai angka pasti atau menunjukkan banyak, sebagaimana
kebiasaan budaya arab waktu itu?.

Bermacam-macam firqah itu masih diakui oleh Nabi Muhammad SAW sebagai
umatnya, berarti apapun nama firqah mereka dan apaun produk pemikiran dan pendapat
mereka asal masih mengakui Allah sebagai Tuhan, Muhammad sebagi Nabi dan ka’bah
sebagai kiblatnya tetap diakui muslim. Tidak boleh di cap sebagai kafir. ‘lahu ma
lana wa alaihi ma alainaa.’

Pengertian semua di nereka kecuali satu, yaitu mereka yang tidak persis sesuai dengan
sunnah Nabi dan para sahabatnya akan masuk neraka dahulu tapi tidak kekal didalmnya
yang nantinya akan diangkat ke surga kalau masih ada secuil iman dalam hatinya.
Sedangkan yang satu akan langsung ke surga tanpa mampir di neraka dahulu.
‫( الفرقة النـاجية‬kelompok yang selamat) adalah mereka yang mengikuti sesuai apa yang

4
dicontohkan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya (‫ ) ماأناعليه وأصحـابه‬yang
mungkin berada di berbagai tempat, masa dan jamaah. tidak harus satu organisasi, satu
negara, satu masa atau satu partai dan golongan.

Istilah ahlu sunnah dan jamaah ini timbul sebagai reaksi terhadap paham-paham gilongan
Muktazilah, yang telah dikembangkan dari tahun 100 H atau 718 M. Dengan perlahan-
lahan paham Muktazilah tersebut memberi pengaruh kuat dalam masyarakat Islam.
Pengaruh ini mencapai puncaknya pada zaman khalifah-khalifah Bani Abbas, yaitu Al-
Makmun, Al-Muktasim, dan Al-Wasiq (813 M-847 M). Pada masa Al-Makmun, yakni
tahun 827 M bahkan aliran Muktazilah diakui sebagai mazhab resmi yang dianut negara.

Ajaran yang ditonjolkan ialah paham bahwa Al-Qur’an tidak bersifat qadim, tetapi baru
dan diciptakan. Menurut mereka yang qadim hanyalah Allah. Kalau ada lebih dari satu
zat yang qadim, berarti kita telah menyekutukan Allah. Menurut mereka Al-Qur’an
7adalah makhluk yang diciptakan Allah. Sebagai konsekuensi sikap khalifah terhadap
mazhab ini, semua calon pegawai dan hakim harus menjalani tes keserasian dan kesetiaan
pada ajaran mazhab.

Mazhab ahlu sunnah wal jaamaah muncul atas keberanian dan usaha Abul Hasan Al-
Asy’ari. Ajaran teologi barunya kemudian dikenal dengan nama Sunah wal Jamaah.
Untuk selanjutnya Ahli Sunah wal jamaah selalu dikaitkan pada kelompok pahan teologi
Asy’ariyah ataupun Maturidiyah.

Asy'ariyah banyak menggunakan istilah Ahlus Sunnah wal Jamaah ini. Kebanyakan di
kalangan mereka mengatakan bahwa madzhab salaf "Ahlus Sunnah wa Jamaah" adalah
apa yang dikatakan oleh Abul Hasan Al-Asy'ari dan Abu Manshur Al-Maturidi. Sebagian
dari mereka mengatakan Ahlus Sunnah wal Jamaah itu Asy'ariyah, Maturidiyah,dan
Madzhab Salaf.

B. Ahlussunnah Wal Jamaah dan mahzhab Al Asy'ari

Menurut mayoritas ulama, mahzab Al Asy'ari dan Al maturidi adalah golongan


yang memerankan Ahlussunnah Wal Jamaah. Dalam Konteks ini al-Imam al-Hafizh al-
Zabidi mengatakan :
)‫(اذا اطلق اهل السنة والجماعة فالمراد بهم لشاعرة والماتريدية‬
Apabila Ahlussunnah Wal-Jama’ah disebutkan, maka yang dimaksudkan adalah
pengikut madzhab al-Asy'ari dan al-Maturidi.2
Pernyataan al-Zabidi tersebut dan pernyataan serupa dari banyak ulama yang tidak
disebutkan di sini, mengilustrasikan bahwa dalam pandangan umum para ulama, istilah

2 Al-Hafizh Muhammad Murtadha al-Zabidi, al-Sadat al-Muttaqin juz 2 Beirut: al-Fikr, tanpa tahun, hlm 6.

5
Ahlussunnah Wal-Jamaah menjadi nama bagi madzhab al-Asy'ari dan al-Maturidi. Hal
tersebut bukan berarti menafikan sebuah realita, tentang adanya kelompok lain, meskipun
minoritas, yang juga mengklaim termasuk golongan Ahlussunnah Wal-Jama’ah, yaitu
kelompok yang mengikuti paradigma pemikiran syaikh Ibnu Taimiyah al-Harrani, yang
dewasa ini terwujud dalam aliran Wahhabi dan sejak abad ke-19 yaitu yang lalu
menamakan dirinya aliran Salafi.

Dalil mazhab Al Asy'ari

Kajian Berikut ini akan mencoba menawarkan dalil-dalil yang bersifat umum
ijmali dari Alquran dan Sunnah yang membuktikan bahwa madzhab Al Asy'ari dan Al
maturidi layak mewakili golongan Ahlussunnah Wal Jamaah dan Al firqoh An najiyah
sedangkan dalil dalil tafsili rinci berkaitan dengan kebenaran seluruh pandang mazhab Al
Asy'ari dan Al maturidi tidak akan dapat dimuat dalam tulisan kecil ini.3 Dalam kajian ini
menulis Hanya berupa merangkum dan menyusun pandangan Sekian banyak ulama yang
diakui muktabar di kalangan Ahlussunnah Wal Jamaah.

Dalil pertama mengikuti mainstream Al jamaah

ََ‫َألََ ِإنَمَنََقَبََِلكُم‬:‫هللاَصلىَهللاَعليهَوسلَمََقال‬ َِ ََ‫سول‬ َُ َ‫سفَيانََرضيَهللاَعنهَأنََر‬ َُ َ‫نَأَبي‬ َِ َ‫عَنَ ُمعا ِويَةَب‬


َِ َ‫َثَِنَت‬،َ‫َوإِنََه ِذهَِالَمِ لةَستَفت َِرقَُعَلَىَثَلَثََوَسَبَ َِعين‬،ً‫بَافَترقُوَاَعلىَثَِنتي ِنَوسبَعِينَمِ لَة‬
َ‫ان‬ َِ ‫مِ نَأه ِلَالكِتا‬
َ.ُ‫َوهيََالجَماع َة‬،‫َوَوَاحَِدَةََفيَالجن َِة‬،‫ار‬
َِ َ‫وَسَبَعَُونََفَِيَالن‬
Dari Mu’awiyah bin Sufyan ‫ رضي هللا عنه‬berkata Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
bersabda:” Sesungguhnya orang sebelum kamu dari pengikut ahli kita terpecah belah
menjadi 72 golongan dan umat ini akan terpecah menjadi 37 golongan 72 golongan akan
masuk ke neraka dan 1 golongan yang akan masuk surga yaitu golongan A jamaah”.

Dalam realita yang ada pengikut madzhab Al Asy'ari dan Al maturidi atau Ahlussunnah
Wal Jamaah merupakan golongan yang selalu konsisten dan mengikuti ajaran Nabi
Shallallahu Alaihi Wasallam dan ajaran sahabatnya hal tersebut berbeda dengan aliran-
aliran sempalan seperti Syiah (Rafidhah), Mu’tazilah, Khawarij, Jahmiyah, Najjariyah,
musyabbihah, Ghulat dan Hululiyah.

Keutamaan madzhab Al Asy'ari dan Al maturidi


Ada dalil-dalil agama dalam Alquran dan hadis yang menjelaskan keutamaan Al
Asy'ari dan Al maturidi antara lain ayat:

3 Tetapi harus dibaca dalam berbagi literatur para ulama kedua madzhab tersebut dalam bidang fiqih,
tafsir, aqidah, usul Fiqih, Syarah hadits, dan lain-lain.

6
‫يآأيها الذين ءامنوا من يرتد منكم عن دينهى فسوف يأتي هللا بقوم يحبهم ويحبونه أذل ٍة على المؤمنين اعز ٍة‬
)٥٤(‫على الكفرين يجهدون فى سبيل هللا وال يخافون لومة آلئ ٍم ذالك فضل هللا يؤتيه من يشآء وهللا واس ٌع علي ٌم‬
Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa diantara kamu yang yang murtad dari
agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai
mereka dan merekapun Mencintainya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang
Mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang yang kafir, yang berjihad di jalan
Allah, yang tidak takut terhadap celaan orang yang suka mencela, itulah karunia Allah
diberikannya kepada siapa yang dikehendakinya, dan Allah Maha luas pemberiannya lagi
Maha Mengetahui. (QS. Al-Ma’idah : 54).
Keutamaan madzhab Al Asy'ari dan Al maturidi selain dijelaskan secara tersirat
dalam ayat al-quran di atas, juga dijelaskan dalam hadis Nabi Shallallahu alaihi wasallam
yang shahih. Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam mengisyaratkan terhadap keutamaan
pengikut madzhab Al Asy'ari dan Al maturidi, melalui Hadits Shahih berikut ini,
‫عن بش ٍر الخثنمي أنه سمع النبي صلى هللا عليه وسلم يقول لتفتحن القسطنطينية فلنعم المير أميرها ولنعمم‬
.‫الجيش ذلك الجيش‬
Dari bisul ala khas Ami radhiallahu Anhu bahwa dia mendengar Nabi Shallallahu
Alaihi Wasallam bersabda:” kelak umatku akan benar-benar menaklukkan Kota
Konstantinopel. Maka sebaik-baik pemimpin, adalah pemimpin penaklukan itu dan sebaik-
baik pasukan adalah pasukan penakluk tersebut”.4
Hadits ini menjadi dasar bagi rekomendasi dan pujian tazkiyah terhadap mazhab
Al Asy'ari dan Al maturidi, karena secara faktual, Konstantinopel, yang kini menjadi
negara Turki, baru dapat ditaklukkan pada Selasa 20 Jumadil Ola 857 hijriyah atau 29 naik
14 15 boleh Sultan Muhammad al-fatih bin Sultan Murad Khan al-uthmani 83 5886 hak
atau 14 32 14 8 1 M). Dia bersama pasukannya, termasuk pengikut Setia Ahlussunnah Wal
Jamaah, mazhab Al Asy'ari, mencintai kaum Shufi, bertawasul dengan para nabi dan para
wali, mengikuti tarekat Sufi dengan pembimbing spritual Mursyid tarekat seorang ulama
Sufi terkemuka pada saat itu, yaitu Maulana Allah saya ak Syamsuddin. Mereka juga tekun
merayakan Maulid Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, dan tradisi tradisi Sufi lainnya
wallahualam.5

KESIMPULAN

Secara etimologis, istilah “Ahlus Sunnah Wal Jamaah” berarti golongan yang senantiasa
mengikuti jejak hidup Rasulallah Saw. dan jalan hidup para sahabatnya.

4 Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad 18189 Al Thabrani dalam Al Muzammil Al Khabir 12 abu nuaim
dalam makrifat Al Shahabiyah ashabah (1101) dan al-Hakim dalam al-Mustadrak yang juga menilainya
shahih. al-Hafihz A-Haitsami berkata dalam majma' al-Zawa’id (6/219): “para perawi hadits ini dapat
dipercaya”.
5 Walid al-Sa’id, Tabyin dhalalat al-albani syaikh Al wahhabiyyah al-Mutamahdits,(Beirut: Dar al-Masyari’,

2000) halaman 85

7
Atau, golongan yang berpegang teguh pada sunnah Rasul dan Sunnah para sahabat, lebih
khusus lagi, sahabat yang empat, yaitu Abu Bakar As-Siddiq, Umar bin Khattab, Utsman
bin ‘Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

‫الفرقة النـاجية‬...kelompok yang selamat adalah mereka yang mengikuti sesuai apa yang
dicontohkan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya ‫ماأناعليه وأصحـابه‬yang mungkin
berada di berbagai tempat, masa dan jamaah. tidak harus satu organisasi, satu negara, satu
masa atau satu partai dan golongan....

DAFTAR PUSTAKA
Sahilun A. Nasir, Pemikiran Kalam (Teologi Islam) Sejarah, Ajaran, dan
Perkembangannya, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2010), hal. 187

MADZHAB AL-ASYA’ARI (KH.H.HASYIM AL-ASYA’ARI)

Anda mungkin juga menyukai