Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MATERNITAS

ASKEP IBU HAMIL DENGAN PENYAKIT JANTUNG

Dosen pembimbing :
Heny Ekawati S.Kep., Ns, M.Kes

Disusun oleh :
- Dwi Cahyantika (2002013074)
- Bramesta Boy Fadjry (2002013122)
- Alvina Tias Dani Erikmetika (2002013072)

3C Keperawatan

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Asuhan
Keperawatan Ibu Hamil Pada Penyakit Jantung" sesuai waktu yang ditentukan.
Makalah ini penulis susun sebagai salah satu tugas kelompok mata kuliah
Keperawatan Maternitas di Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Lamongan.
Dalam penyusunan, penulis mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat Bapak/ Ibu :
1. Dr. Abdul Aziz Alimul Hidayat, S.Kep, Ns, M.Kes , selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Lamongan.
2. Arifal Aris, S.Kep, Ns, M. Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Lamongan.
3. Suratmi, S.Kep, Ns, M. Kep, selaku Ketua Program Studi lImu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Lamongan.
4. Heny Ekawati S.Kep. Ns, ,M.Kes selaku dosen mata kuliah Keperawatan Maternitas,
yang banyak memberikan petunjuk , saran, dorongan moril selama penyusunan
makalah ini.
5. Semua pihak yang telah memberikan dukungan moril dan materiil dalam
terselesaikannya makalah ini.
Semoga Allah SWT memberi balasan pahala atas semua amal kebaikan yang
diberikan. Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu segala kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan, akhimya penulis berharap
semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi semua pembaca pada
umumnya.

Lamongan, 10 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..I
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………....II
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………...…..1
A. Latar Belakang………..……………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah……..………………………………………………………………1
C. Tujuan……..…………………………………………………………………………...1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………….……………………………………………….3
A. Pengertian……………………………………………………………………….……..3
B. Etiologi………………………………………………………………………….……..3
C. Patofisiologi…………………………………………………………………………...5
D. Manifestasi Klinis………………………………………………………………….… 6
E. Klasifikasi……………………………………………………………………………..6
F. Test Diagnostik…………….………………………………………………………….6
G. Penatalaksanaan……………………………………………………………………….9
H. Komplikasi…………………………………………………………………….……..10
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN…………………………………………11
BAB IV PENUTUP………………………………………………………………………....17
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………...17
B. Saran………………………………………………………………………………….17
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...………..18
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan yang disertai penyakit jantung selalu saling mempengaruhi karena
kehamilan memberatkan penyakit jantung dan penyakit jantung mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan janin Penyakit jantung merupakan penyebab
keempat semua kematian ibu (angka mortalitas maternal mencapai 37%omengalami
infark miokard, mortalitas perinatal 50% diantisipasi pada dekompensasi jantung yang
menetap Tingginya mortalitas maternal terjadi karena kurang pengetahuan
masyarakat.
Pada waktu hamil, volume darah meningkat kira-kira 45% di atas kadar
sewaktu tidak hamil, oleh karena itu diperlukan penurunan tahanan vaskuler sistemik
pulmonal, klien dengan penyakit jantung mungkin tidak mampu untuk mendapatkan
beban kerja lebih tinggi dari kehamilan karena penurunan cadangan jantung.
Penambahan beban jantung oleh karena adanya janin yang membutuhkan suplay
darah, dimana jantung akan lebih bekerja keras dalam hal ini memompa darah untuk
keperluan janin. Oleh karena itu, banyak kasus penyakit jantung yang terjadi pada ibu
hamil.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi penyakit jantung dalam kehamilan ?
2. Apa etiologi dari penyakit jantung dalam kehamilan ?
3. Bagaimana patofisiologi dari penyakit jantung dalam kehamilan ?
4. Apa manifestasi klinik dari penyakit jantung dalam kehamilan ?
5. Apa saja klasifikasi dari penyakit jantung dalam kehamilan ?
6. Apa saja test diagnostik dari penyakit jantung dalam kehamilan ?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit jantung dalam kehamian ?
8. Apa saja komplikasi yang ditimbulkan dari penyakit jantung dalam kehamilan ?
9. Bagaimana asuhan keperawatan yang diberikan pada ibu dengan penyakit jantung
pada saat kehamilan ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan
penyakit jantung.
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa mengetahui apa definisi penyakit jantung dalam kehamilan.
b. Agar mahasiswa mengerti etiologi dari penyakit jantung dalam kehamilan
c. Agar mahasiswa paham patofisiologi dari penyakit jantung dalam kehamilan.
d. Agar mahasiswa mengetahui manifestasi klinik dari penyakit jantung dalam
kehamilan.
e. Agar mahasiswa mengetahui apa saja klasifikasi dari penyakit jantung dalam
kehamilan.
f. Agar mahasiswa mampu menjelaskan test diagnostik dari penyakit jantung
dalam kehamilan.
g. Agar mahasiswa mengerti bagaimaa penatalaksanaan dari penyakit jantung
dalam kehamilan.
h. Agar mahasiswa memahami apa saja komplikasi yang ditimbulkan dari
penyakit jantung dalam kehamilan.
i. Agar mahasiswa mengerti bagaimana melakukan pengkajian keperawatan,
diagnosa keperawatan, perencanaan, tindakan keperawatan dan evaluasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Penyakit Jantung Dalam Kehamilan


Kehamilan adalah peristiwa sementara dalam kehidupan wanita, tetapi
kehamilan dengan penyakit jantung dapat menimbulkan perubahan yang mempunyai
akibat yang nyata, kehamilan dapat menimbulkan komplikasi pada penyakit jantung.
dan sebaliknya penyakit jantung itu sendiri dapat menyebabkan gangguan pada
kehamilan (Wijaya Y, dkk dalam buku lImu Penyakit Dalam, 2006).
Kehamilan dengan penyakit jantung termasuk dalam kategori beresiko tinggi
karena membahayakan keselamatan jiwa ibu hamil. Berdasarkan berat ringannya peny
akit jantung digolongkan dalam beberapa tingkatan. Bahkan ada ibu yang tidak boleh
hamil pada keadaan dimana jantungnya mengalami kegagalan fungsi yang berat
misalnya pada kasus Myocard Infark Acut, Hipertensi Pulmonal Sindrom Marfan,
Sindrom Eisenmenger.
Pada kasus kehamilan dengan penyakit jantung harus di bawah pengawasan
seorang dokter kandungan dan dokter spesialis penyakit jantung. Ibu yang
mempunyai Riwayat penyakit jantung dan mengalami kehamilan, berakibat
memperberat beban kerja jantung Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan anteatal
pemeriksaan dan pemantauan kesehatan ibu hamil secara teratur. Selain pemeriksaan
kehamilan juga dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang antara lain ECG( Elektro
Cardio Grafi ),Echocardiografi pada ibu dan USG kandungan( Ultra Sono Grafi) juga
NST ( Non Stress Test).
Tujuan pemeriksaan tersebut bertujuan untuk memantau kondisi kesehatan
jantung ibu dan keadaan bayi . Selama hamil pemeriksaan darah juga dilakukan
secara berkala. Bagi ibu hamil dengan penyakit jantung. beberapa penyakit seperti
anemia, infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran kencing yang berakibat kegagalan
fungsi ginjal dan kenaikan tekanan darah sedapat mungkin dihindari. Hal ini bertujuan
agar tidak memperberat kondisi kehamilan dengan penyakit jantung dan menghindari
komplikasi yang kemungkinan terjadi.
B. Etiologi
Pada usia kehamilan 32-36 minggu volume darah ibu hamil akan mencapai
puncaknya. Hal ini ditandai dengan terjadinya pembengkakan pada kaki maupun
tangan ibu hamil. Di saat inilah kelainan jantung yang diderita oleh ibu hamil menjadi
lebih berat. Selain pada kehamilan, penyakit jantung ini juga terasa berat pada saat
persalinan maupun setelah persalinan dimana darah dari ruang plasenta bayi (yang
telah lahir) mulai Kembali masuk ke sirkulasi darah ibu hamil, Dan mamberatkan
kerja jantung.
Sebagian besar disebabkan oleh :
1. Hipervolumia
2. Pembe saran Rahim
3. Demam rematik
Bentuk kelainan katup yang sering dijumpai adalah stenosis mitral,
insufisiensi mitral, gabungan stenosis mitral dengan insufisiensi mitral, stenosis aorta,
insufisiensi aorta. gabungan antara insufisiensi aorta dan stenosis aorta, penyakit
katupulmonal dan trikuspidal.
Peningkatan usia pasien dengan penyakit jantung hipertensi dan superimposed
preeklamsi atau eklamsi, aritmia jantung atau hipertrofi ventrikel kiri, Riwayat
decompensasi cordis, anemia.
C. Patofisiologi
Terjadi hiporvolemia dalam kehamilan, yang sudah dimulai sejak umur
kehamilan 10 minggu dan mencapai puncak pada usia 32-36 minggu uterus yang
semakin besar mendorong diafragma ke atas, kiri dan depan sehingga pembuluh-
pembuluh dasar besar dekat jantung mengalami lekukan dan putaran, kemudian 12-24
jam pascapersalinan terjadi peningkatan volume plasma akibat imbibisi cairan dari
ekstravaskuler ke dalam pembuluh darah, kemudian dikuti periode diuresis
pascapersalinan yang menyebabkan hemokonsentrasi. Jadi penyakit jantung akan
menjadi lebih berat pada pasien yang hamil dan melahirkan, bahkan dapat terjadi
gagal jantung.
Jantung yang normal dapat menyesuaikan diri, tetapi jantung yang sakit tidak.
Oleh karena itu dalam kehamilan frekuensi denyut jantung meningkat dan nadi rata-
rata 88x/menit dalam kehamilan 34-36 minggu. Dalam kehamilan lanjut precordium
mengalami pergeseran ke kiri dan sering terdengar bising sistolik di daerah apeks dan
katup pulmonal. Penyakit jantung akan menjadi lebih berat pada pasien yang hamil
dan melahirkan, bahkan dapat terjadi decompensasi cordis.
Akibat penyakit jantung pada ibu hamil terhadap janin dalam kandungan
Akibat penyakit jantung dalam kehamilan, terjadi peningkatan denyut jantung
pada ibu hamil dan semakin lama jantung akan mengalami kelelahan. Akhimya
pengiriman oksigen dan zat makanan dari ibu ke janin melalui ari - ari menjadi
terganggu dan jumlah oksigen yang diterima janin semakin lama akan berkurang.
Janin mengalami gangguan serta kekurangan oksigen. Sebagai akibat lanjut ibu hamil
berpotensi melahirkan, bahkan dapat terjadi decompensasi cordis. Akibat penyakit
jantung pada ibu hamil terhadap janin dalam kandungan. Akibat penyakit jantung
dalam kehamilan, terjadi peningkatan denyut jantung pada ibu hamil dan semakin
lama jantung akan mengalami kelelahan. Akhinya pengiriman oksigen dan zat
makanan dari ibu ke janin melalui ari - ari menjadi terganggu dan jumlah oksigen
yang diterima janin semakin lama akan berkurang. Janin mengalami gangguan
pertumbuhan serta kekurangan oksigen. Sebagai akibat lanjut ibu hamil berpotensi
mengalami keguguran dan kelahiran prematur ( kelahiran sebelum cukup bulan ).
Terutama bila selama kehamilannya sang ibu tidak mendapat penanganan
pemeriksaan kehamilan dan pengobatan dengan tepat.
Pengaruh penyakit jantung terhadap kehamilan :
1. Dapat terjadi abortus
2. Prematuritas
3. Dismaturitas
4. Lahir dengan Apgar rendah atau lahir mati
5. Kematian janin dalam rahim (KJDR).

D. Manifestasi Klinik
Perlu diawasi saat-saat berbahaya bagi penderita penyakit jantung yang hamil
yaitu:
1. Antara minggu ke 12 dan 32 terjadi perubahan hemodinamik, terutama minggu ke
28 dan 32 saat puncak perubahan dan kebutuhan jantung maksimum.
2. Pada saat persalinan, setiap kontraksi uterus meningkat jumlah darah ke dalam
sirkulasi sistemik sebesar 15-20% dan ketika menekan pada partus skala lI saat
arys balik vena dihambat pengaruh obstruksi.
3. Setelah melahirkan bayi dan plasenta. Hilangnya pengaruh obstruksi uterus yang
hamil menyebabkan masuknya darah secara tiba-tiba dan ekstremitas bawah dan
sirkulasi uteroplasenta ke sirkukasi sistemik.
4. Empat sampai lima hari setelah persalinan. Terjadi penurunan resistensi perifer
dan emboli pulmonal dari thrombus ilrofemonal.
Gejala:
a. Dispnea yang progresif atau orthopnhea
b. Batuk pada malam hari
c. Hemoptisis
d. Sinkop
e. Nyeri dada
Tanda tanda klinik
a. Sianosis
b. Clubbing pada jari jari
c. Distensi vena di daerah leher yang menetap
d. Bising sistolik derajat 3/6 atau lebih
e. Bising diastolic
f. Kardiomegali
g. Aritmia persisten
h. Terpisahnya bunyi jantung dua yang persisten
i. Adanya kriteria hipertensi pulmonal

E. Klasifikasi
Klasifikasi penyakit jantung dalam kehamilan :
1. Kelas I
a. Tanpa pembatasan kegiatan fisik.
b. Tanpa gejala pada kegiatan biasa.
2. Kelas II
a. Sedikit dibatasi kegiatan fisiknya.
b. Waktu istirahat tidak ada keluhan.
c. Kegiatan fisik biasanya menimbulkan gejala insufisiensi jantung.
d. Gejalanya adalah lelah, palpitasi, sesak nafas dan nyeri dada (angina
peclosis).
3. Kelas IlI
a. Kegiatan fisik sangat dibatasi
b. Waktu istirahat tidak ada keluhan
c. Sedikit kegiatan fisik menimbulkan keluhan insufisiensi jantung
4. Kelas IV:
Waktu istirahat dapat timbul keluhan insufiensi jantung, apalagi kerja fisik ringan
F. Test Diagnostik
Selain pemeriksaan laboratorium rutin juga dilakukan pemeriksaan :
1. EKG untuk mengetahui kelainan irama dan gangguan konduksi, kardiomegali,
tanda penyakit pericardium, iskemia, infark. Bisa ditemukan tanda-tanda aritmia.
2. Ekokardigrafi. Metode yang aman, cepat dan terpercaya untuk mengetahu
kelainan fungsi dan anatomi dari bilik, katup, dan peri kardium.
3. Pemeriksaan Radiologi dihindari dalam kehamilan, namun jika memang
diperlukan dapat dilakukan dengan memberi perlindung diabdomen dan pelvis.
4. Hitung sel darah putih (SDP) : leukositosis menandakan infeksi umum, terutama
Steptokokal
5. Hemaglobin (Hb)/hematokrit (H menunjukkan anemia aktual versil fisiologi
polisitmea
G. Penatalaksanaan
Sebaiknya dilakukan dalam kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau ahli
jantung Secara garis besar penatalksanaan mencakup mengurangi beban kerja jantung
dengan tirah baring, menurunkan preload dengan deuretik, meningkatkan
kontraktilitas jantung dengan digitalis, dan menurunkan after load dengan vasodilator.
Penatalaksanaan dilakukan berdasarkan klasifikasinya yaitu :
1. Kelas I
Tidak memerlukan pengobatan tambahan.
2. Kelas II
Umumnya tidak memerlukan pengobatan tambahan, hanya harus
menghindari aktifitas yang berlebihan, teutama pada UK 28-32 minggu Pasien
dirawat bila keadaan memburuk.
Kedua kelas ini dapat meneruskan kehamilan sampai cukup bulan dan
melahirkan pervaginam, namun harus diawasi dengan ketat. Pasien harus tidur
malam cukup 8-10 jam, istirahat baring minimal setengah jam setelah makan,
membatasi masuknya cairan (75 mlljam) diet tinggi protein, rendah garam dan
membatasi kegiatan. Lakukan ANC dua minggu sekali dan seminggu sekali
setelah 36 minggu. Rawat pasien di RS sejak I minggun sebelum waktu kelahiran.
Lakukan persalinan pervaginam kecuali terdapat kontra indikasi obstetric.
Metode anastesi terpilih adalah epidural.
Kala persalinan biasanya tidak berbahaya. Lakukan pengawasan dengan
ketat. Pengawasan kala I setiap 10-15 menit dan kala II setiap 10 menit. Bila
terjadi takikardi, takipnea, sesak nafas (ancaman gagal jantung), berikan digitalis
berupa suntikan sedilanid IV dengan dosis awal 0,8 mg, dapat diulang 1-2 kali
dengan selang 1-2 jam. Selain itu dapat diberi oksigen, morfin (10-15 mg), dan
diuretic.
Pada kala II dapat spontan bila tidak ada gagal jantung. Bila berlangsung
20 menit dan ibu tidak dapat dilarang meneran akhiri dengan ekstraksi cunam
atau vacuum dengan segera. Tidak diperbolehkan memaki ergometrin karena
kontraksi uterus yang bersifat tonik akan menyebabkan pengembalian darah ke
sikulasi sistemik dala jumlah besar. Rawat pasien sampai hari ke 14, mobilisasi
bertahap dan pencegahan infeksi, bila fisik memungkinkan pasien dapat menusui.
Cegah infeksi dengan cara:
a. Hindari kontak dengan penderita infeksi saluran napas termasuk influenza
b. Dilarang merokok dan menggunakan obat-obatan narkotık
Gejala dan tanda ke arah kegagalan jantung umumnya bertahap, mulai
dari ronkhi basah serta batuk-batuk, sesak napas dalam aktivitas seharihari dan
kemudian dapat terjadi hemoptisis, edema, dan takikardia.
3. Kelas III
Dirawat di RS selam hamil terutama pada UK 28 minggu dapat diberikan diuretic
4. Kelas IV
Harus dirawat di RS. Kedua kelas ini tidak boleh hamil karena resiko
terlalu berat. Pertimbangkan abortus terapeutik pada kehamilan kurang dari 12
minggu. Jika kehamilan dipertahankan pasien harus terus berbaring selama hamil
dan nifas. Bila terjadi gagal jantung mutlak harus dirawat dan berbaring terus
sampai anak lahir. Dengan tirah baring, digitalis, dan diuretic biasanya gejala
gagal jantung akan cepat hilang. Pemberian oksitosin cukup aman. Umumnya
persalinan pervaginam lebih aman namun kala II harus diakhiri dengan cunam
atau vacuum. Setelah kala I selesai, awasi dengan ketat, untuk menilai terjadinya
decompensasi atau edema paru. Laktasi dilarang bagi pasien kelas IlI dan IV.
Operasi pada jantung untuk memperbaiki fungsi sebaiknya dilakukan
sebelum hamil. Pada wanita hamil saat yang paling baik adalah trimester II
namun berbahaya bagi bayinya karena setelah operasi harus diberikan obat anti
pembekuan terus menerus dan akan menyebabkan bahaya perdarahan pada
persalinannya. Obat terpilih adalah heparin secara SC, hati-hati memberikan obat
tokolitik pada pasien dengan penyakit jantung karena dapat menyebabkan edema
paru atau iskemia miocard terutama pada kasus stenosis aorta atau mitral.
Konseling prakonsepsi
Untuk menurunkan morbiditas da mortalitas wanita penderita penyakit
jantung dalam kehamilan, persalinan, dan nifas, perlu dilakukan konseling
prakonsepsi dengan memperhatikan risiko masing-masing penyakit. Pasien
dengan kelainan jantung kelas 3 dan 4 sebaiknya tidak hamil dan dapat memilih
cara kontrasepsi AKDR, tubektomi, atau vasektomi pada suaminya.
Penanganan gagal jantung selama persalinan
1. Baringkan ibu dalam posisi miring ke kiri untuk menjamin aliran darah ke
uterus
2. Batasi pemberian cairan intravena untuk mencegah overload cairan
3. Berikan analgesia yang sesuai
4. Jika perlu oksitosin, berikan dalam konsentrasi tinggi, dengan tetesan rendah
dan pengawasan keseimbangan cairan. Jangan beri ergometrin.
5. Persalinan pervaginam dengan mempercepat kala II.
6. Sedapat mungkin hindari mengedan.
7. Jika perlu, lakukan episiotomi dan akhiri persalinan dengan ekstraksi vakum
atau cunam.
8. Penanganan aktif kala III.

Penanganan gawat jantung selama seksio sesarea


Lakukan anestesia lokal (infiltrasi) dan sedasi. Jangan lakukan anestesia spinal.
Pada Masa Nifas
1. Setelah bayi lahir, pederita dapat tiba-tiba jatuh kolaps, yang disebabkan darah
tiba tiba membajiri tubuh ibu selhingga kerja jantung menjadi sangat
bertambah. Perdarahan merupakan komplikasi yang cukup berbahaya.
2. Karena itu penderita harus tetap diawasi dan dirawat sekurang-kurangnya 2
minggu setelah bersalin.
Pada Masa Laktasi
1. Laktasi diperbolehkan pada wanita dengan penyakit jantung kelas I dan II
yang sanggup melakukan kerja fisik.
2. Laktasi dilarang pada wanita dengan penyakit jantung kelas Ill dan IV.

Prognosis
1. Bagi ibu. Bergantung pada beratnya penyakit, umur dan penyulit-penyulit
lain. Pengawasan pengobatan, pimpinan persalinan, dan kerjasama dengan
penderita serta kepatuhan dalam mentaati larangan, ikut menentukan
prognosis. Angka kematian maternal secara keseluruhan: 1-5%, Angka
kematian maternal bagi penderita berat: 15%
2. Bagi bayi. Bila penyakit jantung tidak terlalu berat, tidak begitu mempengauhi
kematian perinatal. Namun pada penyakit yang berat, prognosis akan buruk
karena akan terjadi gawat janin.

Gagal jantung akibat anemia (berat)


1. Transfusi packed red cell dengan tetesan perlahan. Jika darah tak dapat
disentrifus, biarkan kantong darah tergantug sehingga sel darah terpisah di
bagian bawah. Infus sel tersebut perlahan-lahan, buang serumnya.
2. Berikan furosemid 40 mg IV untuk tiap 100 ml packed red cell.

Gagal jantung akibat penyakit jantung


1. Tangani gagal jantungya. Berikan obat sebagai berikut
a. Mortin 10 mg IM dosis tunggal
b. Atau furosemid 40 mg IV diulang jika perlu
c. Atau digoksin 0,5 mg IV dosis tunggal
d. Atau nitrogliserin 03 mg sublingual, diulang setiap 15 menit jika perlu.
2. Rujuk ke rumah sakit yang memiliki dokter spesialis jantung dan unit
perawatan intensif yang memadai.

H. Komplikasi
Pada ibu dapat terjadi gagal jantung kongestif, edema paru, hingga kematian.
Dapat terjadi abortus pada jehamilan mula. Pada janin dapat terjadi lahir premature,
berat badan lahir rendah, hipoksia, gawat janin, lahir mati, nilai apgar rendah, dan
pertumbuhan janin terlambat.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

I. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua infomasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk
memperoleh data dilakukan dengan cara anamnesa, pemeriksaan fisik sesuai
dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus dan
pemeriksaan penunjang.
Bila klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada
dokter dalam penatalaksanaan, bidan perlu melakukan konsultasi dan kolaborasi
dengan dokter. Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan
langkah berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang
dihadapi yang akan menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam
tahap selanjutnya. Sehingga dalam pendekatan ini harus komprehensif meliputi
data subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan
kondisi pasien yang sebenarnya dan valid.
Bidan harus mengkaji ulang data yang sudah dikumpulkan untuk menilai
ketepatan, kelengkapan dan keakuratan.
Data-data yang dikumpulkan :
a. Data Subjektif

1) Biodata atau identitas klien dan suami


a) Nama ibu/' suami : membedakan antara pasien satu dengan yang lain
b) Umur ibu/ suami : mengetahui faktor resiko
c) Kebangsaan : memudahkan dalam berkomunikas
d) Agama : memudahkan penanganan sesuai dengan kepercayaan
pasien dan dapat memberi penyuluhan yang tidak bertentangan
dengan agama pasien
e) Pekerjaan : mengetahi status ekonomi dan aktivitas pasien )
Pendidikan : mengetahui tingkat pengetahuan ibu sehingga bisa
meyesuaikan dalam penmberian penyuluhan
f) Alamat kantor : mengetahui dimana pasien bekerja
g) Alamat rumah : mengetahui apakah rumah ibu jauh dari tempat
pelayanan kesehatan atau tidak sehingga apabila terjadi sesuatu pada
ibu, ibu bisa langsung mendapatkan pelayanan segera.
h) Nomor telepon : memudahkan menghubungi ibu.
i) Umur kemahilan

2) Keluhan utama
Ditanya apa yang dirasakan klien sehingga klien datang ke
klinik/ petugas kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya. Misalnya
jantung terasa sering berdebar-debar, nyeri di dada
3) Riwayat kesehatan
a) Lalu : mengetahui kemungkinan pasien ada menderita penyakit
jantung hipertensi, diabetes melitus, hepatitis dan TBC.
b) Sekarang : Yang perlu ditanyakan adalah apakah saat ini klien
menderita suatu penyakit, kapan dan apakah sudah diperiksakan ke
petugas kesehatan, bila sudah kapan, mendapat obat apa belum, dan
bagaimana hasilnya. (bu mengatakan mempuyai penyakit jantung).
c) Keluarga : mengeta hui kemungkinan dalam anggota keluarga ada
yang menderita penyakit menular, menahun dan keturunan, riwayat
kehamilan kembar (Ibu mengatakan keluarga ada yang menderita
penyakit jantung. (ayah)).

4) Riwayat Kebidanan/Obstetri
a) Riwayat Haid
Terdiri dari menarche umur berapa, siklus haid, berapa lama
haid, berapa banyak, bagaimana warnanya, bagaimana
konsistensinya (cair, bergumpal). bagaimana baunya, apakah
merasakan nyeri atau tidak, bila ya kapan, apakah sebelum, selama
atau sesudah haid atau diluar haid, apakah terdapat flour albus atau
tidak, banyak atau tidak, bagaimana konsistensinya, bagaimana
warnanya, berbau atau tidak, gatal atau tidak.
b) Riwayat kehamilan sekarang
Kemungkinan klien merasa mual, muntah, sesak nafas dan
tdak nyaman diperut, gangguan pencernaan, ocdema, nyeri
abdomen, ukuran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan
(megindikasikan trjadinya polihidramnion) Yang perlu ditanyakan
adalah saat ini klien hamil ke berapa, berapa usia kehamilannya,
sudah pernah memeriksakan kehamilan apa belum, bagaimana
hasilnya, apakah pernah terjadi perdarahan, bagaimana
konsistensinya, berupa cairan (bercak) bergumpal ataukah berupa
jaringan, (gelembung-gelembung, jika ya kapan, seberapa banyak,
apakah pernah dilakukan pemeriksaan EKG atau tidak, jika ya
apakah sudah ke pelayanan kesehatan untuk dilakukan tindakan atau
belum, jika sudah kapan dan bagaimana hasilnya.
c) Riwayat Kehamilan, Persalinan, nifas yang lalu
Untuk riwayat kehamilan ditanyakan hamil dari pernikahan
ke berapa, berapa umur kehamilannya, pernah keguguran atau tidak,
dan apakah ada penyulit kehamilan atau tidak.
Untuk riwayat persalinan ditanyakan jenis persalinannya,
bagaimana nomal, operasi dengan alat, siapa yang menolongnya,
dimana tempat persalinannya dan apakah ada penyulit persalinan
atau tidak. juga ditanyakan BB janin. jenis kelamin. panjang badan,
bila hidup umur berapa, bila anak mati kapan dan apa sebabnya.
Untuk riwayat nifas ditanyakan apakah nifasnya berjalan
normal ataukah ada kelainan atau tidak
5) Data psikososial dan spiritual
Mengetahui bagaimana hubungan ibu dan suami keluarga serta
tetangga apakah lingkungan ibu mendukung kehamilannya karena ini
sangat berpengaruh terhadap mental ibu menjalani kehamilaannya.
Mengetahui bagaimana kebiasaan berobat klien, apakah ke nakes
atau non nakes, serta bagaimana hubungan ibu dengan Allah SWT,
apakah ibu ada sholat atau tidak.
6) Pola Kebiasaan Sehari-hari
a) Nutrisi
Hal yang perlu ditanyakan, bagaimana nafsu makannya,
berapa kali makannya dalam sehari, bagaimana komposisinya,
berapa banyak jumlah minumnya, apa saja jenisnya, tanyakan pola,
baik sebelum maupun selama hamil.
b) Pola aktivitas
Hal yang perlu ditanyakan apakah kegiatan sehari-hari yang
dilakukan klien baik sebelum maupun selama hamil, jika klien
bekerja jam berapa sampai jam berapa dan dimana. Biasanya ibu
hamil mengalami ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas
nomal, dispnea nocturnal/karena pengerahan tenaga.
c) Pola istirahat tidur
Hal yang perlu ditanyakan bagaimana pola tidurnya, berapa
lama, kapan waktu tidurmya, apakah ada gangguan tidur atau tidak.
d) Pola eliminasi
Hal yang perlu ditanyakan, berapa kali klien BAK dan BAB,
bagaimana konsistensinya, bagaimana warnanya, ada keluhan atau
tidak, tanyakan pola sebelum dan selama hamil.
e) Pola personal hygiene
Hal yang perlu ditanyakan, berapa kali klien mandi, gosok
gigi, keramas. Ganti pakaian luar dan dalam setiap hari.
f) Pola seksualitas
Hal yang perlu ditanyakan adalah sebatas frekuensi
hubungan seksual baik sebelum maupun selama hamil.
g) Keadaan Psikososial
Yang perlu ditanyakan adalah apakah kehamilan klien
tersebut direncanakan, diharapkan atau tidak, bagaimana hubungan
suami, keluarga serta tetangga sekitar

7) Data Objektif
Data dikumpulkan melalui pemeriksaan umum dan pemeriksaan
khusus.
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum: mengetahui apakah ibu bisa bekerja sama
dengan tenaga kesehatan atau tidak.
b) TTV(TD,N,P.S) : mengetahui keadaan ibu dalam batas
normal atau tidak Pada pemeriksaan sering ditemukan tekanan
darah, nadi dan suhu yang tinggi. sedangkan pada
pernafasannya kadang dyspneu atau takypneu.
c) TB, BB, LILA : mengetahui kebutuhan gizi ibu
2) Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan yang dilakukan secara head to too.
a) Inspeksi (periksa pandang)
Yang dinilai adalah bentuk tubuh normal.
1) Kepala, apakah ada massa atau tidak,bagaimana
kebersihannya, wara rambut, distribusi rambut.
2) Muka, biasanya ibu terlihat pucat.
3) Mata, biasanya konjungtiva pucat dan sklera tidak ikterik.
4) Hidung, menilai bagaimana bentuk dan kebersihannya.
5) Telinga.menilai bagaimana bentuk.pendengaran dan
pengeluarannya
6) Mulut, menilai bagaimana keadaan bibir, lidah, gusi seta
gigi apakah ada caries.
7) Leher,pemeriksaan kalenjer tiriod dan limfe serta vena
jugularis.
8) Payudara/dada, menilai bentuk payudaraapakah ada bekas
OP, papilla mammae menonjol atau tidak.apakah areola
mammae hiperpigmentasi, masaa ada atau tidak, masalah.
Biasanya pada pemeriksaan dada untuk penderita penyakit
jantung ditemukan frekuensi nafas tidak teratur dan sulit
bernafas.
9) Abdomen, menilai bagaimana pembesaran perut (apakah
sesuai usia kehamilan atau tidak), Menilai apakah ada
bekas OP , berapa TFU, serta menilai apakah ada masalah
pada abdomen ibu.
10) Ektremitas bawah'atas, menilai bagaimana bentuk
tungkai, apakah ada varises, oedema serta reflek patella.
Genitalia eksterna.menilai bagaimana kebersihannya,
apakah ada varises pengeluaran, masalah serta oedema.
b) Palpasi (periksa raba)
Menggunakan cara leopold, kemungkinan hasil yang
didapatkan:
1) Perut teraba tegang serta terjadi oedema pada dinding
perut
2) Fundus uteri lebih tinggi dari tuanya kehamilan ses
ungguhnya
3) Bagian-bagian janin sukar dikenali karena banyaknya
cairan
4) Karena bebasnya janin bergerak dan kepala tidak tertafsir
maka terjadi kesalahan-kesalahan letak janin.
c) Auskultasi
Kemungkinan dij sukar didengar/ terdengar halus.
d) Perkusi, reflek patella positif ki/ka
3) Pemeriksaan dalam
Selaput ketuban teraba menonjol meskipun diluar his.
4) Pemeriksaan penunjang
a) Laboratorium: HB (biasanya ditemukan anemia ringan pada
ibu), protein urin, reduksi
b) USG: nampak bayangan terse lubung kabut karena banyaknya
cairan, kadang bayangan janin tidak jelas.
2. Diagnosa
a. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
kontratiktilitas.
b. Penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan riwayat penyakit arteri
coroner pada keluarga.
c. Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar ) berhubungan dengan kurangnnya
informasi dan interpretasi yang salah.
3. Intervensi dan Implementasi
a. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
kontraktilitas.
Kriteria Hasil :
1) Menunjukkan tanda vital pada batas yang dapat diterima dan bebas gagal
jantung.
2) Melaporkan penurunan episode dispnea, angina.
3) Ikut serta dalam aktifitas yang mengurangi beban kerja jantung
Intervensi :
1) Auskultasi nadi apikal, kaji frekuensi, irama jantung Rasional : biasanya
terjadi takikardi, untuk mengkompensasi pemurunan kontraktilitas
ventrikuler
2) Catat bunyi jantung.
Rasional: sl dan s2 mungkin lemah karena menurunnya kerja pompa,
irama s3 dan s4 dihasilkan sebagai aliran darah kedalm serambi yang
distensi.
b. Penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan riwayat penyakit arteri
coroner pada keluarga.
Kriteria Hasil :
1) Mendemonstrasikan perfusi adekuat secara individual.
2) Tanda vital dalam batas normal.
3) Keseimbangan pemasukan dan pengeluaran.
Intervensi :
1) Selidiki perubahan tiba-tiba, contoh cemas, bingung, pingsan
Rasional : perfusi selebral secara langsung sehubungan dengan curah
jantung dan juga dipengaruhi oleh asam basa, hipoksia atau emboli
sistemik.
2) Lihat pucat, sianosis, belang. kulit dingin, catat kekuatan nadi perifer
Rasional: vasokonstriksi sistemik diakibatkan olehpenurunan curah
jantung dibuktikan oleh penuruna perfusi kulit dan penurunan nadi.
c. Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar) berhubungan dengan kurangnya
informasi.
Kriteria Hasil :
1) Mengidentifikasi hubungan terapi untuk menurunkan episode berulang
dan mencegah komplikasi.
2) Mengidentifikasi stres pribadi/faktor resiko dan beberapa teknik untuk
menangani.
3) Melakukan perubahan pola hidup/perilaku yang perlu.
Intervensi :
1) Diskusikan fungsi jantung normal
Rasional : pengetahuan proses penyakit dan harapan dapat memudahkan
ketaatan pada program pengobatan.
2) Kuatkan rasional pengobatan
Rasional : pasien percaya bahwa pengubahan program pascapulang
dibolehkan bila merasa baik dan bebas gejala atau merasa lebih sehat.
Pemahaman program, obat dan pembatasan dapat meningkatkan
kerjasama untuk mengontrol gajala.
4. Evaluasi
Evaluasi dari tindakan keperawatan yang dilakukan, yaitu :
a. Curah jantung, resiko tinggi terhadap dekompensasi fantor meliputi
peningkatan volume sikulasi, distrimia, perubahan kontraktilitas miokardia,
penubahan inotsopik pada jantung
Evaluasi :
1) Menunjukkan maksimalnya fungsi jantung
2) Tanda-tanda vital dalam batas normal.
3) Menunjukkan sirkulasi plasenta yang adekuat
4) Mengikuti proses medikasi yang tepat dan sesuai.
5) Tidak adanya nyeri dada dan palpitasi.
b. Kelebihan volume cairan, resiko tinggi terhadap faktor resiko meliputi
peningkatan volume sirkulasi. perubahan pada fungsi ginjal, ketidakteraturan
diet.
Evaluasi :
1) Menunjukkan keseimbangan cairan yang stabil.
2) Menunjukkan penambaha berat badan tepat.
3) Menunjukkan berkurangnya retensi cairan.
4) Menunjukkan berkurangnya frekuensi batuk.
5) Mengikuti proses medikasi yang tepat.
c. Perfusi, perubahan resiko tinggi terhadap, utero plasenta. Faktor resiko
meliputi perubahan pada volume sirkulasi.
Evaluasi :
1) Menunjukkan TD, GDA dan hitung sel darah putih yang dalam batas
normal.
2) Menunjukkan perfusi plasenta adekuat sesuai indikasi.
3) TTV dalam batas normal.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kehamilan adalah peristiwa sementara dalam kehidupan wanita, tetapi
kehamilan dengan penyakit jantung dapat menimbulkan perubahan yang mempunyai
akibat yang nyata, kehamilan dapat menimbulkan komplikasi pada penyakit jantung,
dan sebaliknya penyakit jantung itu sendiri dapat menyebabkan gangguan pada
kehamilan (Wijaya Y, dkk, dalam buku lImu Penyakit Dalam, 2006).
Diagnosa Keperawatan untuk Asuhan Keperawatan Ibu hamil dengan
penyakit Jantung adalah sebagai berikut :
1. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan volume
sirkulasi, disritmia, perubahan kontratiktilitas miokard, dan perubahan inotropik
pada jantung.
2. Penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan perubahan volume sirkulasi.
3. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar ) berhubungan dengan kurangnnya
informasi dan interpretasi yang salah
B. Saran
Perawat sebagai role mode maka :
1. Perawat meningkatkan pengetahuan mengenai perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tentang kesehatan ibu dan anak.
2. Perawat dapat memberikan asuhan keperawatan kepada ibu hamil yang normal
maupunibu hamil yang mengalami komplikasi selama kehamilan.
3. Perawat memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil dan keluarga
mengenai pentingnya menjaga kesehatan ibu selama kehamilan sampai ibu
melahirkan dan kesehatan anak.
DAFTAR PUSTAKA

Tanika RM. Insidensi dan karakteristik kehamilan dengan penyakit jantung di RSUD Arifin
Achmad Provinsi Riau. Fakultas Kedokteran Universitas Riau;2018.
Owens A, Yang J, Nie L, Lima F, Avila C, Stergiopoulos K, dkk. Hasil neonatal dan ibu pada
wanita hamil dengan penyakit jantung. J Am Mendengar Assoc. 2018.
Ashrafi R, Curtis SL. Penyakit jantung dan kehamilan. Kardiol Ada. 2017
Zagrosek VR, Hesselink JWR, Bauersachs J, Lundqvist CBL, Cifkova R, Bonis MD, dkk.
Pedoman ESC 2018 tentang pengelolaan penyakit kardiovaskular selama kehamilan. Eur
Heart J. 2018

Anda mungkin juga menyukai