DAN
PENGUKURAN
Jurusan : Teknik Mesin
PENGUKURAN TEMPERATUR
1. Umum
2. Prinsip Pengukuran Temperatur
PENGUKURAN TEMPERATUR
3.1. Umum
Temperatur adalah sebagai derajat panas atau dingin suatu benda,
berdasarkan skala yang diturunkan dari gejala fisika yang dapat diamati.
Untuk keperluan engineering, temperatur adalah ukuran termopotensial
dibandingkan dengan head tekanan atau tegangan listrik.
Dalam pengukuran temperatur diperlukan acuan sebagai harga dasar,
titik acuan ini diperlukan secara umum untuk mendeteksi temperatur
dipergunakan sifat termal lain dari suatu benda, misal sifat ekspansi
termis. Karena harga koefisien ekspansi suatu bahan tidak selalu konstan
untuk seluruh daerah temperatur, maka sensitifitas alat perlu untuk
dikalibrasi untuk seluruh range pengukuran.
0
R = 0F + 459,690
Cara kerja
Keping Bimetal sengaja dibuat memiliki dua buah keping logam karena
kepingan ini dapat melengkung jika terjadi perubahan suhu. Prinsipnya,
apabila suhu berubah menjadi tinggi, keping bimetal akan melengkung ke
arah logam yang keoefisien muainya lebih rendah, sedangkan jika suhu
menjadi rendah, keping bimetal akan melengkung ke arah logam yang
keofisien muainya lebih tinggi. Logam dengan koefisien muai lebih besar
(tinggi) akan lebih cepat memanjang sehingga kepingan akan
membengkok (melengkung) sebab logam yang satunya lagi tidak ikut
memanjang.
2. Termometer Tekanan Uap
Pada termometer tekanan uap, cairan yang mudah menguap sebagian
mengisi bulb.
Temperatur yang berbeda pada bulb akan menyebabkan perubahan
tekanan pada uap jenuh diatas permukaan cairan di bulb.
Perubahan tekanan akan diteruskan ke tabung Bourdon, indikasi
tekanan berlaku sebagai ukuran temperatur pada bulb.
Jangkauan pengukuran temperatur berkisardari-15oC hingga +260 oC.
Cairan yang umum digunakan adalah :methyl clorida, ether, ethyil
alkohol dan toluene.
T e r m o m e t e r tekanan-gas sejenis dengan termometer tekanan-uap
kecuali bahwa sistem diisi dengan gas, biasanya hidrogen. Jangkauan
temperatur yang diukur oleh termometer tekanan-gas adalah dari -93 o
hingga+427oC.
Prinsip Operasi
Bahwa sebuah konduktor (semacam logam) yang diberi perbedaan
panas secara gradien akan menghasilkan tegangan listrik. Hal ini disebut
sebagai efek termoelektrik. Untuk mengukur perubahan panas ini
gabungan dua macam konduktor sekaligus sering dipakai pada ujung
benda panas yang diukur. Konduktor tambahan ini kemudian akan
mengalami gradiasi suhu, dan mengalami perubahan tegangan secara
berkebalikan dengan perbedaan temperatur benda. Menggunakan logam
yang berbeda untuk melengkapi sirkuit akan menghasilkan tegangan
yang berbeda, meninggalkan perbedaan kecil tegangan memungkinkan
kita melakukan pengukuran, yang bertambah sesuai temperatur.
Perbedaan ini umumnya berkisar antara 1 hingga 70 microvolt tiap
derajad celcius untuk kisaran yang dihasilkan kombinasi logam modern.
Beberapa kombinasi menjadi populer sebagai standar industri, dilihat dari
biaya, ketersediaanya, kemudahan, titik lebur, kemampuan kimia,
stabilitas, dan hasil. Sangat penting diingat bahwa termokopel mengukur
perbedaan temperatur di antara 2 titik, bukan temperatur absolut.
Tipe-Tipe Termokopel
Tersedia beberapa jenis termokopel, tergantung aplikasi penggunaannya
Tipe K (Chromel (Ni-Cr alloy) / Alumel (Ni-Al alloy))
Termokopel untuk tujuan umum. Lebih murah. Tersedia untuk
rentang suhu −200 °C hingga +1200 °C.
Tipe E (Chromel / Constantan (Cu-Ni alloy))
Tipe E memiliki output yang besar (68 µV/°C) membuatnya cocok
digunakan pada temperatur rendah. Properti lainnya tipe E adalah
tipe non magnetik.
Tipe J (Iron / Constantan)
Rentangnya terbatas (−40 hingga +750 °C) membuatnya kurang
populer dibanding tipe K
Tipe J memiliki sensitivitas sekitar ~52 µV/°C
Tipe N (Nicrosil (Ni-Cr-Si alloy) / Nisil (Ni-Si alloy))
Stabil dan tahanan yang tinggi terhadap oksidasi membuat tipe N
cocok untuk pengukuran suhu yang tinggi tanpa platinum. Dapat
mengukur suhu di atas 1200 °C. Sensitifitasnya sekitar 39 µV/°C
pada 900 °C, sedikit di bawah tipe K. Tipe N merupakan perbaikan
tipe K
Type B (Platinum-Rhodium/Pt-Rh)
Cocok mengukur suhu di atas 1800 °C. Tipe B memberi output yang
sama pada suhu 0 °C hingga 42 °C sehingga tidak dapat dipakai di
bawah suhu 50 °C.
Type R (Platinum /Platinum with 7% Rhodium)
Cocok mengukur suhu di atas 1600 °C. sensitivitas rendah (10
µV/°C) dan biaya tinggi membuat mereka tidak cocok dipakai untuk
tujuan umum.
Type S (Platinum /Platinum with 10% Rhodium)
Cocok mengukur suhu di atas 1600 °C. sensitivitas rendah (10
µV/°C) dan biaya tinggi membuat mereka tidak cocok dipakai untuk
tujuan umum. Karena stabilitasnya yang tinggi Tipe S digunakan
untuk standar pengukuran titik leleh emas (1064.43 °C).
Type T (Copper / Constantan)
Cocok untuk pengukuran antara −200 to 350 °C. Konduktor positif
terbuat dari tembaga, dan yang negatif terbuat dari constantan.
Sering dipakai sebagai alat pengukur alternatif sejak penelitian kawat
tembaga. Type T memiliki sensitifitas - 43 µV/°C
4. Piro meter
Pirometer adalah sebuah termometer yang sangat akurat yang mengukur
suhu benda dengan jalan mengukur besarnya radiasi total atau radiasi
pada salah satu panjang gelombang. Pirometer dapat mengukur suhu
yang sangat tinggi (kira-kira500oC – 3000oC). Secara teori, suatu benda
yang panas akan memancarkan radiasi dan cahaya disekelilingnya,
semakin tinggi suhu benda tersebut maka makin besar radiasi dan
intensitas cahaya yang dipancarkan. Besarnya radiasi dan intensitas
cahaya ini tergantung dari suhu benda dan dari warna atau panjang
gelombang sinar yang dipancarkan. Dengan mengukur radiasi total atau
radiasi pada salah satu panjang gelombang maka temperature benda
akan dapat ditentukan tanpa menyentuh benda tersebut, bahkan jika
Anda berdiri agak jauh dari benda tersebut.
2. Pirometer Optik.
Prinsip kerja pirometer ini yaitu dengan mengukur radiasi pada salah
satu warna (panjang gelombang). Pirometer optic bekerja berdasarkan
pengukuran radiasi pada suatu panjang gelombang tertentu. Radiasi
ini dinyatakan oleh terang benda tersebut pada warna yang sesuai
dengan panjang gelombang.
Pengukuran terang benda ini dilakukan dengan cara membandingkan
dengan suatu lampu standard yang terangnya dapat diatur.
Dengan mengatur arus yang melalui lampu, filamen dari lampu dapat
dibuat sama terang dengan benda yang akan diukur suhunya. Bila
terang filament dan benda telah sama maka keduanya akan terlihat
baur menjadi satu. Bila suhu salah satu lebih tinggi maka akan terlihat
berbeda. Besarnya arus yang melalui filamen lampu dapat langsung
dikalibrasi menjadi temperature dari benda tersebut.
Faktor yang mempengaruhi ketelitian pengukuran :
Jarak dan ukuran dari target area.
Penyerapan radiasi oleh media udara, lensa dan lain-lain.
Sensivitas dari mata dalam membedakan terang.
5. Termometer Tahanan.
Termometer tahanan dapat membaca temperatur di antara -240 hingga
982oC, tergantung dari tahanan listrik logam yang muncul seiring adanya
peningkatan temperatur logam tersebut. Termometer ini menggunakan
prinsip jembatan Wheatstone untuk menciptakan rangkaian tahanan
listrik.