Anda di halaman 1dari 32

ARZA PUTRA KRESNA / ABSEN : 05

8D
25 RIWAYAT NABI
Nama Nama Nabi :

1. Adam A.S
2. Idris A.S
3. Nuh A.S
4. Hud A.S
5. Sholeh A.S
6. Ibrahim A.S
7. Luth A.S
8. Ismail A.S
9. Ishaq A.S
10. Ya'kub A.S
11. Yusuf A.S
12. Ayub A.S
13. Syu`aib A.S
14. Musa A.S
15. Harun A.S
16. Zulkifli A.S
17. Daud A.S
18. Sulaiman A.S
19. Ilyas A.S
20. Ilyasa A.S
21. Yunus A.S
22. Zakariya A.S
23. Yahya A.S
24. Isa A.S
25. Muhammad S.A.W
NABI ADAM AS
Nabi Adam adalah manusia pertama yang diutus Allah ke dunia ini. Bahkan Adam ini
bukan hanya bapa dari umat muslim saja namun juga sebagai nenek moyang
semua manusia yang hidup di dunia ini.

Adam sendiri diciptakan dari tanah oleh Allah SWT dan kemudian diberikan roh
untuk bisa membuatnya hidup.

Sampai kini kepercayaan akan nabi adam sebagai manusia pertama di dunia ini,
tidak hanya dipercaya oleh umat muslim saja namun juga dipercaya oleh umat-umat
yang lainnya yang ada di dunia ini. Mereka mempercayai bahwa adam adalah nenek
moyang dari keberadaan manusia di alam ini.

Sebelum penciptaan Adam, Allah SWT memanggil semua ciptaan lainnya mengenai
ide penciptaan tersebut. Semua mahluk di alam surga pada waktu itu setuju dan
bersujud kepadanya atas perintah Allah.

Namun iblis adalah mahluk yang menolak diciptakannya adam serta menolak taat
kepadanya karena dia merasa bahwa dirinya diciptakan dari hal yang lebih tinggi.

Lalu kemudian, Allah mengusir iblis dari surga dan melaknatnya. Hal itu kemudian
menjadi tahapan awal dimana iblis marah kepada Adam karena dia menjadi terusir
dari surga. Maka dari itu iblis bersumpah untuk menggoda dan mengganggu adam
dan keturunannya agar tersesat.

Pada awalnya, Adam hanya tinggal sendirian di Surga sebagai manusia. Namun
kemudian dia merasa kesepian dan meminta kepada Allah untuk memberikannya
pendamping.

Akhirnya Allah menciptakan Hawa sebagai pendampingnya. Hawa sendiri diciptakan


oleh Allah dari tulang rusuk adam. Kemudian merekapun hidup bahagia berdua
namun iblis juga tak menyerah untuk menggoda mereka berdua.

Pada waktu itu di surga, adam dan hawa bisa bebas memakan apa saja yang ada
namun ada satu yang dilarang yakni buah khuldi. Karena iblis tak henti menggoda,
maka kemudian pada suatu ketika, hawa tergoda dan meminta Adam untuk
mengambil buah khuldi untuk dimakannya.

Melihat Adam dan Hawa melanggar apa yang menjadi aturan di surga, kemudian
Allah-pun menurunkan mereka berdua ke bumi sebagai hukuman.

Di bumi mereka diturunkan secara terpisah dan kemudian mereka saling mencari
sampai akhirnya bertemu. Setelah bertemu, merekapun terus melanjutkan hidup dan
kemudian mengembangkan keturunan.

NABI IDRIS AS
Nabi Idris merupakan keturunan ke enam dari Adam a.s Putra dari Yarid bin Mahlail
bin Qinan bin Anusy bin Syits bin Adam a.s. yang menjadi keturunan pertama yang
diutus menjadi Nabi setelah Nabi Adam dan Syits.
Menurut sejarahnya, beliau terlahir 1000 tahun dari Adam a.s wafat. Nama aslinya
Nabi Idris adalah Akhnukh (Ukhunukh). Dipanggil Idris karena ia rajin mempelajari
agama dan mushaf-mushaf Adam dan Syits.  Beliau sangat pandai dan terkenal
dengan kesholehannya. Beliau juga memiliki kesabaran yang luar biasa dalam
ketaatannya kepada Allah. Hal ini diabadikan dalam Al-Qur’an:
Artinya: “Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk
orang-orang yang sabar“. (QS. Al-Anbiya: 85)
Nabi Idris a.s adalah seorang yang tidak pernah lupa dalam beribadah kepada Allah
SWT meskipun beliau selalu sibuk dalam menghadapi tugas-tugas hariannya
sehingga Allah memberikan derajat tinggi kepadanya. Beliau merupakan seorang
yang gagah berani, yang memiliki kekuatan luar biasa sehingga diberi
julukan Asadul usud atau Singa dari segala singa.
Dalam riwayatnya, beliau pernah mendapat kesempatan untuk berkenalan dan
bersahabat dengan malaikat Izrail, sampai akhirnya beliau meminta kepada malaikat
Izrail untuk mencabut nyawanya dan menghidupkannya kembali. Atas izin Allah
permintaan itu dipenuhi. Setelah itu, beliau juga mempunyai keinginan untuk melihat
Surga dan Neraka yang akhirnya juga dipenuhi.
Ketika beliau hampir dekat dengan Neraka, beliau pingsan karena bertemu dengan
Malaikat Malik penjaga pintu Neraka yang amat seram dan menakutkan. Beliau tidak
sanggup melihat dan menyaksikan segala siksaan di dalam Neraka. Dan ketika
beliau melihat Surga, disambut dengan malaikat Ridwan yang santun dan ramah
serta berwajah tampan, beliau pun hampir pingsan karena terpesona dengan
keindahan Surga dan sangat menakjubkan yang tidak pernah ia bayangkan dan
tidak pernah ia temukan di dunia.

NABI NUH AS.


Nabi Nuh A.S. adalah rasul Allah yang merupakan keturunan kesepuluh dari nabi
Adam A.S. Diutus oleh Allah S.W.T. di negri Armenia. Beliau mengajarkan kaumnya
untuk menyembah kepada Allah dan melarang kaumnya memperhambakan diri
kepada selain Allah.

Mulai usia Nabi Nuh A.S 40 tahun hingga 950 tahun beliau mengembangkan ajaran-
ajaran agama Allah S.W.T. akan tetapi manusia diwaktu itu tidak memperdulikan
seruan dan ajaran agama Allah tersebut. Bahkan sebaliknya mereka memperolok
dan bahkan membenci kepada Nabi Nuh A.S. sehingga hanya sedikit sekali yang
mau beriman kepada Allah S.W.T.

Untuk hal itu Nabi Nuh A.S. menangis karena sedihnya atas keingkaran kaumnya
tersebut. Selama ratusan tahun beliau menjalankan tugas kerasulan, hanya sedikit
sekali yang mau beriman kepada AllahS.W.T. karena itulah Allah menyuruh Nabi
Nuh A.S. untuk membuat perahu, karena Allah bermaksud untuk menenggelamkan
kaum yang durhaka itu.

Tidak lama setelah selesainya kapal kayu besar Nabi Nuh A.S. berhembuslah angin
taufan yang sangat dahsyat. Hujan turun dengan lebat, mata air bersemburan dari
mana-mana yang terus menerus tak henti-hentinya selama berhari-hari. Air pun
bertambah tinggi dan bumi berubah menjadi lautan yang sangat luas.

Nabi Nuh A.S. melaksanakan perintah Tuhan, naiklah beliau dengan orang-orang
yang beriman keatas bahtera sehingga selamatlah mereka dari banjir yang sangat
dahsyat. Ditengah kapal sedang berlayar, tampaklah oleh Nabi Nuh A.S. anaknya
yang hampir tenggelam. Maka berserulah Nabi Nuh A.S. "Hai anakku! naiklah ke
kapal bersama kami, dan janganlah engkau menjadi manusia yang ingkar terhadap
Allah!".

Akan tetapi anak Nabi Nuh A.S. menolak seruan bapaknya dan berusaha berenang
ke arah gunung. Namun air bah segera menenggelamkannya. Menyaksikan hal itu
Nabi Nuh A.S. sangat sedih, begitu sedihnya sehingga Nabi Nuh A.S. menyeru
kepada Allah S.W.T. "O, Tuhanku! anak ku telah mati tenggelam, sedangkan ia
termasuk keluarga ku, padahal Tuhan telah berjanji akan menyelamatkan kami!"

Allah berfirman :"Hai Nuh! sesungguhnya orang-orang yang durhaka itu bukanlah
termasuk keluarga mu!"

Menerima firman Tuhan tersebut, Nabi Nuh A.S. dengan sangat takutnya meminta
ampun kepada Allah karena telah berkata dengan tak tahu apa yang dilarang oleh
Allah, yaitu meminta agar anaknya diselamatkan, padahal anaknya termasuk
golongan orang yang durhaka. Setelah orang kafir ditelan oleh air, tinggallah orang-
orang yang beriman yang mulai menempuh hidup baru dibawah bimbingan Nabi
Nuh A.S.

Nabi Nuh A.S. wafat pada usia 950 tahun, akan tetapi selama beliau melaksanakan
tugas kerasulannya hanya sedikit sekali yang mau beriman.

NABI HUD AS.


Nabi Hud a.s. adalah keturunan dari nabi Nuh a.s. yang diutus oleh Allah s.w.t.
kepada kaumnya 'Ad namanya. Kaum 'Ad adalah umat yang hidup pada jaman itu
yang memiliki sifat sangat sombong dan takabur karena mereka merasa kuat dan
pandai membuat bangunan-bangunan yang kokoh. Walau demikian mereka tetap
menyembah berhala.

Adapun kaum 'Ad tersebut telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi
amat kencang. Yang mana Allah s.w.t. menimpakan angin tersebut kepada mereka
selama tujuh malam dan delapan hari secara terus menerus. Karena hal tersebut
maka kaum 'Ad mati bergelimpangan seakan-akan mereka adalah batang pohon
yang telah tumbang dan hancur, mereka musnah karena azab dari Allah s.w.t. yang
sangat dahsyat tersebut. Dan hal itu terjadi karena durhakanya mereka kepada Allah
s.w.t.

"Setelah datang siksaan Kami, Kami selamatkan Hud dan orang-orang yang
beriman bersama dia dengan rahmat Kami, dan Kami selamatkan pula mereka di
akhirat dari azab yang berat" (s. Hud ayat 58)

Setelah terjadi malapetaka yang hebat itu kemudian Nabi Hud a.s. berpindah tempat
tinggal di negri Hadralmaut sampai akhir hayatnya. Sebab negri kamu 'Ad sudah
hancur rusak dan binasa.
NABI SHOLEH AS.
Nabi Saleh diutus oleh Allah untuk menyeru ke kaum Tsamud. Sebuah kaum yang
mayoritas bekerja sebagai petani, penggali sumur dan penggembala. Salah satu
kaum yang tak tercatat dalam sejarah suku Arab namun termaktub dalam Al-Qur’an
dan Hadits. Mereka tinggal di sebuah lembah luas bernama Wadi Al-Quran.

Kaum Tsamud ingkar terhadap nikmat yang Allah berikan. Mereka tidak menyembah
Allah, melainkan menyembah berhala. Siapapun yang menghalangi mereka
menyembah berhala maka akan menjadi musuh mereka dan menghukumnya.

Beliau pun amat sedih melihat kelakuan kaum Tsamud yang menyembah berhala.
Para penduduk pergi ke gunung begitu lama dan menyembah batu besar. Hal itu
juga dilihat oleh anak cucu mereka dan akhirnya melakukan hal serupa; mereka
mengelilingi batu besar kemudian menyembelih domba, berharap rahmat darinya.
Sehingga apa yang dilakukan oleh penduduk tersebut terus mengakar.

Nabi Saleh tak tahan dan pergi menuju ke batu yang disucikan kaumnya. Kemudian
beliau pun berkata, “Wahai kaumku, Sembahlah Allah. Tak ada Tuhan selain Dia.”
Namun perkataan Nabi Saleh selalu ditentang oleh kaumnya. Bahkan mereka
mengatakan bahwa Nabi Saleh telah gila. Kemudian, salah satu diantara mereka
berkata, “Jika kau adalah Rasul Allah, dapatkah kau mengelurakan seekor unta
betina hamil dari batu ini?”

Mereka tak akan percaya atas apa yang dikatakan Nabi Saleh hingga apa yang
mereka mau tercapai. Nabi Saleh berkata, “Aku akan memohonkan kepada Allah.
Jika Dia mengabulkannya, maukah kalian percaya bahwa hanya ada satu Tuhan?
Maukah kalian pecaya bahwa aku adalah Rasul Allah yan diutus untuk kalian?”
Mereka mengiyakan dan menunggu hingga hari besoknya sesuai janji Nabi Saleh.

Mukjizat Nabi Saleh

Esoknya, Nabi Saleh pergi ke gunung tempat batu itu berada. Sedangkan para
kaumnya berkumpul di sekitaran batu itu. Mereka melihat Nabi Saleh mengucapkan
beberapa patah kata sembari menengadahkan tanggannya di langit. Dengan harap-
harap cemas, semua menunggu akan datangnya keajaiban.
Tiba-tiba Nabi Saleh bangkit dan menunjuk ke arah batu. Terdengar suara keras dan
batu itu pecah hingga keluarlah seekor unta betina indah sedang hamil. Orang-orang
begitu menyukainya. Mereka semua menundukkan kepala memuliakan Allah.
Mereka tidak banya namun keyakinan mereka seteguh batu tempat unta keluar.
Itulah yang menjadi simbol risalah kenabian dari Nabi Saleh.

Tiga hari berselang, unta betina itu melahirkan seekor unta jantan. Unta jantan pun
selalu mengikuti induknya kemanpun perginya. Kedua unta itu merupakan simbol
kasih sayang. Keduanya hidup di sebuah lembah luas yang mana dari lembah
tersebut keduanya makan tumbuh-tumbuhan serta minum dari mata air. Susu dari
unta betina itu amatlah lezat untuk semua penduduk.
NABI IBRAHIM AS.
 
Nabi Ibrahim a.s. adalah anak Azar yang merupakan keturunan Sam bin Nuh. Pada
masa itu Raja Namrud yang bertahta dinegri Mausul mengeluarkan undang-undang
yang memerintahkan agar setiap anak lelaki yang lahir di negri Mausul dibunuh.
Keadaan ini sama dengan Nabi Musa a.s. namun berkat rahmat Allah s.w.t. nabi
Ibrahim a.s. lahir dengan selamat.

Oleh orang tuanya nabi Ibrahim disembunyikan didalam gua, dan atas izin Allah
s.w.t. Nabi Ibrahim tidak mati, padahal tidak seorang pun yang memeliharanya dan
tidak seekor binatang buas pun yang mengganggunya. Bila lapar dan haus, diisap
ujung jarinya maka keluarlah air susu.

Pada usianya yang semakin meningkat, Nabi Ibrahim a.s. mulai bertanya-tanya
pada dirinya sendiri, mengapa berhala-berhala yang terbuat dari batu dan tidak
mampu berbuat apa-apa itu disembah dan dipuja-puja oleh kaumnya.

Ketika berpikir tentang Tuhan, dan setelah ia yakin bahwa matahari dan bulan serta
bintang tidaklah kekal maka ia berseru kepada kaumnya "Hai kaumku!
sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan, aku hanya akan
menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menjadikan langit dan bumi dan aku
sekali-kali tidak akan memperserikatkannya!"

Pada suatu hari, Raja Namrud beserta orang banyak pergi berburu. Nabi Ibrahim
a.s. memasuki tempat berhala-berhala mereka dan menghancurkan semua berhala
itu, kecuali satu yang tetap ditinggalkannya utuh, yaitu berhala yang paling besar.
Dileher berhala yang paling besar itu dikalungkannya kampak yang barusan
digunakan untuk menghancurkan berhala-berhala yang lainnya. 

Sepulangnya dari berburu dan Raja Namrud beserta pengiringnya mengetahui


bahwa berhala mereka telah hancur, maka marahlah mereka. Dan tidak salah lagi,
mereka menuduh Nabi Ibrahim a.s. lah yang telah melakukannya, karena beliaulah
yang gigih menentang penyembahan berhala itu. Nabi Ibrahim a.s. ditangkap dan
dihadapkan kepada raja Namrud. 

Sang Raja bertanya "Hai Ibrahim! kamukah yang telah menghancurkan berhala-
berhala itu?"
Nabi Ibrahim tanpa ragu-ragu menjawab "Bukan aku yang menghancurkannya,
tetapi berhala yang paling besar itu. Buktinya kampak penghancur berhala itu masih
tergantung dilehernya!"
Sang Raja berkata "Mana mungkin berhala itu dapat melakukan seperti yang kau
katakan!?"
Nabi Ibrahim menjawab "Nach kalau begitu mengapa kalian menyembah berhala
yang tidak mampu berbuat apa-apa itu?"
Hal ini membuat raja Namrud semakin murka dan memerintahkan agar Nabi Ibrahim
a.s. dijatuhi hukuman mati dengan dibakar. Akan tetapi Allah s.w.t. kembali
memperlihatkan kekuasaanya, dan Allah s.w.t. berfirman kepada api "Hai Api!
hendaklah menjadi dingin dan selamatkanlah Ibrahim!" (s. Al-Anbiya ayat
69) Setelah api padam, keluarlah Nabi Ibrahim a.s. tanpa mengalami cedera
sedikitpun.
Dalam menjalankan tugas kerasulannya, Nabi Ibrahim a.s. berusaha menyadarkan
bapaknya agar tidak lagi menyembah berhala, jangan memperturutkan jalan setan
agar terlepas dari siksaan Allah s.w.t. Namun bapak Nabi Ibrahim a.s. menjawab
"Adakah engkau membenci tuhan-tuhanku, Hai Ibrahim? Ingatlah, jika tidak kau
hentikan hinaan-hinaanmu terhadap tuhan-tuhanku, niscaya aku akan menyiksamu,
dan enyahlah engkau buat selama-lamanya!" (s. Maryam ayat 46)

Karena tetap ingkar kepada Allah s.w.t. maka Allah menghukum raja Namrud
beserta pengikut-pengikutnya dengan nyamuk-nyamuk yang sangat luar biasa
banyaknya. Nyamuk-nyamuk itu memasuki dan menggigit tubuh raja Namrud dan
pengikutnya, memasuki lubang telinga, hidung, dan lain-lain. Raja Namrud
sendiripun mati dengan cara siksaan yang demikian.

Nabi Ibrahim a.s. memiliki isteri dua orang, yaitu Siti Hajar dan Siti Sarah. Dari Siti
Hajar Nabi Ibrahim a.s. memiliki anak yang bernama Ismail, sedangkan dari Siti
Sarah Nabi Ibrahim a.s. memiliki anak bernama Ishak. Siti Sarah baru melahirkan
anaknya setelah usianya lanjut.

NABI LUTH AS
Dahulu, Nabi Luth AS bertempat tinggal di sebelah timur Palestina, tepatnya di
Kan’an dekat desa Sodom. Penduduk desa tersebut memiliki perilaku yang sangat
buruk dan hanya kemungkaran saja yang mereka lakukan. Mereka terbiasa berbuat
keji dan menyalahi fitrah manusia yang sehat yaitu dengan menjadi kaum
homoseksual. Umat Nabi Luth AS tersebut sangat terbalik pikiran dan hatinya,
sebab bukan kaum wanita yang mereka sayangi dan cintai, namun justru sesama
kaum pria.

Hal tersebut Allah jelaskan dalam Alquran surat Al-A’raf ayat 80-82. Allah berfirman,
“(Kami juga telah mengutus) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, ‘Mengapa
kalian melakukan perbuatan keji, yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun
sebelum kalian (di dunia ini)?’ Sungguh, kalian telah melampiaskan syahwat kalian
kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan. Kalian benar-benar kaum yang
melampaui batas. ‘Dan jawaban kaumnya tidak lain hanya berkata, ‘Usirlah mereka
(Luth dan pengikutnya) dari negeri kalian ini, mereka adalah orang yang
menganggap dirinya suci.’” (QS. Al-A’raf: 80-82)

Dalam catatan sejarah, kaum Luth adalah kaum pertama dalam sejarah manusia
yang mempraktikkan homoseksualitas. Oleh karena itu, Allah mengutus Nabi Luth
AS untuk berdakwah dan mengajak penduduk Desa Sodom menuju kebenaran dan
melakukan perbuatan yang mulia. Namun sayangnya, mereka justru mengusir Nabi
Luth AS setelah merasa marah dengan dakwah Nabi Luth AS. Mereka bahkan
berani menantang Nabi Luth AS untuk mendatangkan azab Allah.

Sebagaimana Allah berfirman dalam surat Al-Ankabut ayat 28-29. Allah berfirman,
“Dan (ingatlah) ketika Luth berkata kepada kaumnya: ‘Sesungguhnnyya kamu
benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji yang sebelumnya belum
pernah dikerjakan oleh seorang pun dari umat-umat sebelum kamu.’ Apakah
sesungguhnya kamu mendatangi laki-laki, menyamun dan mengerjakan
kemungkaran di tempat-tempat pertemuannmu? Maka jawaban kaumnya tidak lain
hanya mengatakan: ‘Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk
orang-oranng yang benar.” (QS. Al Ankabut: 28-29)

Mendengar umatnya berani menantang azab Allah, Nabi Luth AS kemudian berdoa
dengan bersungguh-sungguh. Nabi Luth memohon pertolongan kepada Allah
sebagaimana diceritakan dalam Alquran surat Al-Ankabut ayat 30 yang artinya, “Ia
berkata: Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang
berbuat kerusakan itu.” (QS. Al-Ankabut: 30)

Akhirnya Allah kemudian mengabulkan doa Nabi Luth AS. Dengan seketika, Allah
mempersiapkan malaikat untuk menimpakan azab yang begitu pedih kepada para
penduduk kota Sodom. Sebagaimana diceritakan dalam Alquran surat Al-Qamar
ayat 33-36. Allah berfirman, “Kaum Luth pun telah mendustakan ancaman-ancaman
(Nabinya). Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang
membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga Luth. Mereka Kami
selamatkan di waktu sebelum fajar menyingsing. Sebagai nikmat dari kami.
Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. Dan
sesungguhnya dia (Luth) telah memperingatkan mereka akan azab-azab Kami,
maka mereka mendustakan ancaman-ancaman itu.” (QS. Al Qamar: 33-36)

Meskipun demikian, istri Luth tidak selamat dalam musibah tersebut karena istri Nabi
Luth AS juga tergolong tidak beriman. Allah berfirman, “Kecuali Luth beserta
pengikut-pengikutnya. Sesungguhnya Kami akan menyelamatkan mereka
semuanya, kecuali istrinya. Kami telah menentukan bahwa sesungguhnya ia itu
termasuk orang-orang yang tertinggal (bersama-sama dengan orang kafir lainnya).”
(QS. Al Hijr: 59-60)

Pada akhirnya, penduduk Sodom pun diazab dan dihancurkan oleh Allah. Kota
tersebut kini terletak di sebelah utara Laut Merah. Sedangkan menurut penelitian
arkeologis, kota tersebut kini diduga berada di wilayah Laut Mati yang terbentang di
antara perbatasan Israel dan Yordania. Demikianlah kisah kaum Nabi Luth AS yang
menantang azab Allah, semoga dapat menjadi pelajaran berharga bagi umat Islam
untuk tidak berani menantang Allah.(AN)
Wallahu a’lam.
NABI ISMAIL AS.
Nabi Ismail a.s adalah seorang nabi dalam agama Islam, beliau diangkat menjadi
nabi pada tahun 1850 SM. Beliau ketika masih bayi mampu mengeluarkan air dari
tanah dengan kedua kakinya atas Ijin Allah Swt ketika masih bayi, diselamatkan
Allah Swt ketika akan disembelih oleh Nabi Ibrahim a.s sebagai kurban atas perintah
Allah Swt dan beliau juga mendapatkan Ilham menemukan batu dari surga saat
membangun Ka'bah, batu tersebut diletakkan di Ka'bah.

Pembahasan

Nabi Ismail a.s. adalah putra dari Nabi Ibrahim a.s. dengan Siti Hajar. Siti Hajar
adalah seorang budak yang diberikan oleh Raja Mesir kepada Nabi Ibrahim a.s.
sebagai bentuk dari penebusan dosanya.
Nabi Ibrahim a.s. membawa istrinya Siti Hajar dan Ismail yang masih bayi ke negeri
Mekkah yang pada waktu itu masih merupakan padang pasir kosong. Lalu atas
perintah Allah Swt, Nabi Ibrahim a.s. pun kembali ke negeri Syam pada istri
pertamanya yaitu Siti Sarah.
Suatu ketika Siti Hajar mengalami kehabisan air, beliau sangat kehausan hingga
membuat air susunya pun kering. Dalam usahanya mencari air, Siti Hajar berlari kian
kemari sampai ke bukit Shafa dan Marwah. Kemudian Siti Hajar mendengar suara
Malaikat Jibril yang menunjuk suatu tempat  dimana bayinya (Ismail) dibaringkan
dalam keadaan menangis sambil merentak-rentakan kakinya. Atas ijin Allah Swt,
didekat Ismail menangis itu, memancarlah sebuah mata air. Siti Hajar tergesa-gesa
menampung air tersebut. Kemudian Malaikat Jibril berkata kepada air yang
berlimpah-limpah itu "Zam-Zam!" yang artinya "Berkumpullah!" maka air itu
berkumpul untuk kemudian menjadi sebuah telaga yang sampai saat ini disebut
sebagai telaga Zam-zam. Usaha Siti Hajar mencari air kian kemari dari bukit Shafa
ke Marwah dijadikan salah satu rukun Haji yang disebut Sha'i, yaitu berjalan kaki
dari Shafa ke Marwah, pulang pergi tujuh kali.

Suatu ketika Nabi Ibrahim a.s. mengalami mimpi untuk menyembelih Nabi Ismail a.s.
anaknya. Nabi Ibrahim pun mengatakan mimpi tersebut kepada Ismail, anaknya
yang sudah besar itu pun menjawab "Hai bapakku, kerjakanlah sebagaimana
diperintahkan Allah yaitu menyembelihku, mudah-mudahan bapak akan
menyaksikanku berhati sabar". Dengan hati yang sebelumnya bimbang, akhirnya
Nabi Ibrahim pun membulatkan tekad dan dibaringkanlah Ismail ketanah dengan
maksud akan disembelihnya. Pada saat itulah Allah Swt menggantinya dengan
seekor biri-biri yang besar.  Dikarenakan sabar dan takwanya, maka Ismail pun
diangkat menjadi Rasul Allah.

Nabi Ibrahim a.s. bersama anaknya yaitu Nabi Ismail a.s. kemudian mendirikan
Ka'bah (Baitullah) yang menjadi qiblat bagi umat manusia  dalam menunaikan
ibadah.
Setelah usianya dewasa, Nabi Ismail a.s. menikah dengan seorang wanita Jurhum.
Pada suatu hari, berkunjunglah Nabi Ibrahim a.s. kerumah anaknya, dan disambut
oleh menantunya. Menyaksikan menantunya seorang yang tidak berbudi, Nabi
Ibrahim berkata kepada menantunya "Jika nanti suamimu pulang dari berburu,
ceritakanlah kepadanya, bahwa ada seorang tua yang ciri-ciri dan sifatnya begini
dan begini datang berkunjung. Katakan pula kepadanya bahwa aku tidak menyukai
bandur rumahnya, hendaknya ditukar dengan yang lain" Kemudian Nabi Ibrahim a.s.
pulang.
Setelah tiba Nabi Ismail a.s. oleh istrinya diceritakanlah kedatangan Nabi Ibrahim
a.s. lengkap dengan pesannya "Itulah bapakku" ujar Nabi Ismail a.s. "Dan beliau
tidak suka kepadamu karena budimu yang tidak baik" Lalu Nabi Ismail a.s.
menceraikan istrinya dan menikah lagi dengan wanita jurhum yang lain. Dan
akhirnya Nabi Ibrahim a.s. menyetujui dengan menantunya yang kedua ini.

Nabi Ismail a.s. dikaruniai oleh Allah Swt dengan memiliki anak berjumlah dua belas
orang dan mereka akan menjadi pemimpin-pemimpin atas kaumnya yang
dinamakan Arab Musta'ribah.

Nabi Ismail a.s. yang disukai Allah Swt diutus ke negeri Yaman dan Amliq untuk
menyerukan kepada manusia supaya bertaqwa kepada Allah Swt dengan
bersembahyang dan membayar zakat.
NABI ISHAQ AS.
Setelah Allah mengaruniakan Ismail kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, Nabi
Ibrahim berdoa kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala agar dikaruniakan anak dari
istrinya yang bernama Sarah; istri yang selalu setia bersamanya dalam menegakkan
kalimatullah.
Maka Allah mengabulkan doanya dan mengutus beberapa malaikat dalam bentuk
manusia untuk menyampaikan kabar gembira kepadanya akan lahirnya seorang
anak dari istrinya Sarah.

Mereka juga memberitahukan tujuan mereka yang lain, yaitu pergi mendatangi kaum
Luth untuk menimpakan azab kepada mereka.

Ketika para malaikat itu datang kepada Nabi Ibrahim, maka ia menyambut mereka
dengan sebaik-baiknya dan mendudukkan mereka di ruang tamu, selanjutnya ia
segera menyiapkan jamuan makan untuk mereka. Nabi Ibrahim ‘alaihissalam adalah
seorang yang selalu memuliakan tamu di samping sebagai seorang yang dermawan.

Tidak lama kemudian, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam datang membawa anak sapi yang


gemuk yang telah dipanggang serta menghidangkannya kepada mereka, tetapi
mereka tidak makan dan tidak meminum jamuan yang telah dihidangkan itu, hingga
akhirnya Nabi Ibrahim merasa takut terhadap mereka, maka malaikat-malaikat itu
pun menenangkannya dan memberitahukan kepadanya tentang diri mereka serta
memberikan kabar gembira kepadanya dengan seorang anak yang ‘alim (berilmu).

Ketika itu, Sarah mendengar pembicaraan mereka, maka ia datang dalam keadaan
heran terhadap kabar gembira yang mereka sampaikan, bagaimana ia akan
melahirkan sedangkan ia seorang wanita yang sudah tua lagi mandul (ketika itu
usianya 90 tahun), sedangkan suaminya juga sudah lanjut usia (lihat surat Hud: 72).
Maka malaikat berkata, “Demikianlah Tuhanmu memfirmankan. Sesungguhnya
Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (QS. Adz Dzaariyat: 30)

Mendengar berita itu, Nabi Ibrahim pun menjadi tenang dan berbahagia; apa yang
dinanti-nantikannya ternyata akan tiba.
Selang beberapa waktu, maka datanglah apa yang dinantikan itu, istrinya yaitu
Sarah melahirkan seorang anak yang kemudian diberi nama Ishaq oleh Nabi
Ibrahim ‘alaihissalam. Saat itu, usia Nabi Ibrahim 100 tahun. Ishaq lahir empat belas
tahun setelah kelahiran Ismail.

Alquranul Karim tidak menyebutkan secara panjang lebar kisah Nabi


Ishaq ‘alaihissalam, demikian pula tentang kaum yang kepada mereka diutus Nabi
Ishaq. Akan tetapi Allah memuji Nabi Ishaq di beberapa tempat dalam Alquran, di
antaranya:
“Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub yang mempunyai
perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi.–Sesungguhnya Kami
telah menyucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang
tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat.–Dan
sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan
yang paling baik.” (QS. Shaad: 45-47)

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memuji Nabi Ishaq dalam


sabdanya,
‫ْن إِب َْراهِي َم َعلَي ِْه ُم ال َّسالَ ُم‬ َ ‫ْن إِسْ َح‬
ِ ‫اق ب‬ َ ُ‫ْن ال َك ِر ِيم يُوسُفُ بْنُ َيعْ ق‬
ِ ‫وب ب‬ ِ ‫ اب‬،‫ْن ال َك ِر ِيم‬
ِ ‫ اب‬،‫ ابْنُ ال َك ِر ِيم‬،‫ال َك ِري ُم‬
“Yang mulia putera yang mulia, putera yang mulia dan putera yang mulia adalah
Yusuf putera Ya’qub, putera Ishaq, putera Ibrahim.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ahli Kitab menyebutkan, bahwa Ishaq ketika menikahi Rafqah binti Batu’il saat
ayahnya (Nabi Ibrahim) masih hidup, saat itu usianya 40 tahun. Istrinya adalah
seorang yang mandul, maka Nabi Ishaq berdoa kepada Allah untuknya, hingga
istrinya pun hamil dan melahirkan anak yang kembar; yang pertama bernama
‘Iishuu. Orang-orang Arab menyebutnyta ‘Iish; ia adalah nenek moyang bangsa
Romawi. Yang kedua bernama Ya’qub. Disebut Ya’qub karena ia lahir dalam
keadaan memegang tumit saudaranya. Ia juga disebut Israil, yang merupakan nenek
moyang Bani Israil.

Setelah menyelesaikan tugasnya sebagai nabi dan rasul, maka Nabi


Ishaq ‘alaihissalam wafat.

NABI YAKUB AS.

Nabi Ya’qub ‘alaihissalam adalah salah seorang di antara para nabi. Beliau adalah


putera Ishaq bin Ibrahim ‘alahimas salam. Kelahiran Ya’qub telah disampaikan oleh
para tamu Nabi Ibrahim yang terdiri dari beberapa malaikat dari istrinya Sarah.
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman,

“Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari
Ishak (akan lahir puteranya) Ya’qub. “ (QS. Huud: 71)

Kisah Nabi Ya’qub secara panjang lebar akan diceritakan bersama kisah Nabi
Yusuf, insya Allah. Oleh karena itu, kisah yang disebutkan di sini hanyalah sebatas
pengantar saja.

Nabi Ya’qub dari sejak kecil hingga dewasa tumbuh dengan mendapatkan perhatian
dari Allah dan rahmat-Nya. Oleh karena itu, ia berjalan di atas jalan hidup ayahnya
dan kakeknya. Nabi Ya’qub memiliki dua belas orang anak yang Allah sebut mereka
dengan sebutan asbath (keturunan Ya’qub). Dari istrinya yang bernama Rahiil
lahirlah Nabi Yusuf ‘alaihissalam dan Bunyamin. Dan dari istrinya yang bernama
Laya lahirlah Ruubil, Syam’un, Laawi, Yahuudza, Isaakhar dan Zabilon.

Dari budak milik Rahiil lahir Daan dan Naftaali, dan dari budak milik Layaa lahir Jaad
dan Asyir.

Di antara sekian anaknya, yang paling tinggi kedudukannya, paling bertakwa dan
paling bersih hatinya, di samping paling muda usianya adalah Nabi
Yusuf ‘alaihissalam. Oleh karena itulah Nabi Ya’qub memberikan perhatian dan
kasih sayang lebih kepadanya. Hal ini sudah menjadi tabiat, yakni ayah sangat
sayang kepada anak yang paling kecil sampai ia dewasa dan kepada yang sakit
sampai ia sembuh.

Nabi Ya’qub adalah seorang ayah yang patut dijadikan teladan, dimana beliau
mendidik anak-anaknya dengan pendidikan yang baik, memberikan nasihat kepada
mereka dan menyelesaikan masalah mereka. Namun selanjutnya, saudara-saudara
Yusuf dihasut oleh setan untuk berlaku jahat kepada Yusuf ketika mereka
mengetahui perhatian ayahnya kepada Yusuf.
Sampai-sampai mereka hendak membunuh Yusuf,namun kemudian sebagian
mereka mengusulkan untuk melempar Yusuf ke sumur yang jauh agar dibawa oleh
kafilah yang lewat dan menjadi budak mereka. Ketika Yusuf tidak kunjung pulang,
maka Nabi Ya’qub bersedih dengan kesedihan yang dalam karena berpisah dengan
puteranya, bahkan ia sampai menderita buta karena rasa sedih yang begitu dalam.
Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta’ala menjadikannya dapat melihat kembali.

Setelah berlalu waktu yang cukup lama, Nabi Ya’qub ‘alaihissalam pun sakit, ia


kumpulkan anak-anaknya dan berpesan kepada mereka agar tetap beribadah
kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala, demikian juga tetap beriman dan beramal
saleh. Allah Ta’ala berfirman:
“Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata
kepada anak-anaknya, “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka
menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu,
Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Mahaesa dan Kami hanya tunduk
patuh kepada-Nya.” (QS. Al Baqarah: 133)

Selesai dengan pertolongan Allah dan taufiq-Nya, wa shallallahu ‘alaa nabiyyinaa


Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.

NABI YUSUF AS.


Nabi Ya’qub ‘alaihissalam adalah salah seorang di antara para nabi. Beliau adalah
putera Ishaq bin Ibrahim ‘alahimas salam. Kelahiran Ya’qub telah disampaikan oleh
para tamu Nabi Ibrahim yang terdiri dari beberapa malaikat dari istrinya Sarah.
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman,

“Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari
Ishak (akan lahir puteranya) Ya’qub. “ (QS. Huud: 71)
Kisah Nabi Ya’qub secara panjang lebar akan diceritakan bersama kisah Nabi
Yusuf, insya Allah. Oleh karena itu, kisah yang disebutkan di sini hanyalah sebatas
pengantar saja.

Nabi Ya’qub dari sejak kecil hingga dewasa tumbuh dengan mendapatkan perhatian
dari Allah dan rahmat-Nya. Oleh karena itu, ia berjalan di atas jalan hidup ayahnya
dan kakeknya. Nabi Ya’qub memiliki dua belas orang anak yang Allah sebut mereka
dengan sebutan asbath (keturunan Ya’qub). Dari istrinya yang bernama Rahiil
lahirlah Nabi Yusuf ‘alaihissalam dan Bunyamin. Dan dari istrinya yang bernama
Laya lahirlah Ruubil, Syam’un, Laawi, Yahuudza, Isaakhar dan Zabilon.

Dari budak milik Rahiil lahir Daan dan Naftaali, dan dari budak milik Layaa lahir Jaad
dan Asyir.

Di antara sekian anaknya, yang paling tinggi kedudukannya, paling bertakwa dan
paling bersih hatinya, di samping paling muda usianya adalah Nabi
Yusuf ‘alaihissalam. Oleh karena itulah Nabi Ya’qub memberikan perhatian dan
kasih sayang lebih kepadanya. Hal ini sudah menjadi tabiat, yakni ayah sangat
sayang kepada anak yang paling kecil sampai ia dewasa dan kepada yang sakit
sampai ia sembuh.
Nabi Ya’qub adalah seorang ayah yang patut dijadikan teladan, dimana beliau
mendidik anak-anaknya dengan pendidikan yang baik, memberikan nasihat kepada
mereka dan menyelesaikan masalah mereka. Namun selanjutnya, saudara-saudara
Yusuf dihasut oleh setan untuk berlaku jahat kepada Yusuf ketika mereka
mengetahui perhatian ayahnya kepada Yusuf. Sampai-sampai mereka hendak
membunuh Yusuf, namun kemudian sebagian mereka mengusulkan untuk
melempar Yusuf ke sumur yang jauh agar dibawa oleh kafilah yang lewat dan
menjadi budak mereka. Ketika Yusuf tidak kunjung pulang, maka Nabi Ya’qub
bersedih dengan kesedihan yang dalam karena berpisah dengan puteranya, bahkan
ia sampai menderita buta karena rasa sedih yang begitu dalam. Kemudian
Allah Subhaanahu wa Ta’ala menjadikannya dapat melihat kembali.

Setelah berlalu waktu yang cukup lama, Nabi Ya’qub ‘alaihissalam pun sakit, ia


kumpulkan anak-anaknya dan berpesan kepada mereka agar tetap beribadah
kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala, demikian juga tetap beriman dan beramal
saleh. Allah Ta’ala berfirman:
“Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata
kepada anak-anaknya, “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka
menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu,
Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Mahaesa dan Kami hanya tunduk
patuh kepada-Nya.” (QS. Al Baqarah: 133)

Selesai dengan pertolongan Allah dan taufiq-Nya, wa shallallahu ‘alaa nabiyyinaa


Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.

NABI AYUB AS.


Nabi Ayyub A.S, anak Ish bin Ishaq bin Ibrahim A.S. Beliau seorang nabi yang
sangat kaya sekali, mempunyai ternak yang bermacam-macam, seperti:
sapi,kambing, kuda, keledai, unta, dan lain sebagainya.

Beliau seorang yang baik hati, suka mengeluarkan harta bendanya untuk membantu
fakir miskin, yatim piatu, memuliakan tamu dan sebagainya, kekayaannya itu tidak
melalaikannya ibadah kepada Allah Swt. Kekayaan yang melimpah-limpah itu tidak
menyebabkan ia menjadi sombong dan lupa kepada orang-orang yang miskin.
Walauoun ia seorang yang kaya namunkehidupannya tidak berlebih-lebihan, bahkan
semakin kaya semakin bertambah taatnya kepada Allah Swt.

Dengan kekayaan yang banyak dan keturunan yang banyak pula, dia tidak makin
kendor semangatnya untuk beribadat dan bersujud kepada Allah Swt.
Setiap orang yang beriman dan taat beribadat, syaithan selalu mencoba
mengodanya. Demikian pula akan halnya terhadap Nabi Ayyub A.S Dengan
berbagai cara dan akal bulus, syaithan mencoba membujuknya dengan merayu-rayu
dan dengan senjatanya yang ampuh, agar Ayyub dapat bergeser dari imannya dan
dari ibadatnya.

Cobaan Allah kepada Nabi Ayyub A.S.

Pertama harta bendanya habis, sehingga Ayyub yang tadinya kaya raya, lama
kelamaan menjadi miskin. Hal ini tidak menggoncangkan keimanannya, karena
beliau senantiasa ingat bahwa semua manusia lahir ke dunia tidak membawa apa-
apa, kemudian Allah memberikannya rizqi dan Allah lah yang memberikan
kekayaan. Dan kepada Allah harta benda itu kembali, yakni Allah lah yang
mengambil kembali harta itu.

Dari ujian cobaan ini, luluslah Ayyub. Beliau tidak bergeser sedikit pun imannya dan
ibadahnya kepada Allah. Kemudian Allah mengujinya lagi, anak-anaknya yang
banyak itu, sekarang banyak pula yang mati, dari saat ke saat cobaan dan ujian itu
terus berjalan.

Cobaan ini tidak mempengharui diri Nabi Ayyub, beliau ingat bahwa manusia semula
dari Allah, kemudian kembali kepada-Nya, termasuk dirinya akan kembali pula
kepada-Nya.

Cobaan itu diterima oleh Ayyub dengan sabar, kemudian syaithan berusaha dengan
sekuat-kuatnya untuk menggoncangkan keimanan Nabi Ayyub. Dan Allah mngujinya
dnegan memberikan penyakit yang dahsyat, penyakit yang tidak smebuh-sembuh,
sehingga rupanya Ayyub pun berubah dan kelihatannya sangat tua sekali. tetapi ia
pun tetap tenang dan sabar, tidak pernah mengeluh karena sakitnya itu, dan segala
ibadat yang dikerjakannya sebagaimana waktu sebelum sakit ia kerjakan dengan
bertambah khusyu’.

Syaithan pun putus asa, karena dengan cara apa pun tidak berhasil menggoda
Ayyub, walau bagaimanapun sakit yang dideritanya, imannya tidak bergeser
sedikitpun. Maka syaithan mencari jalan laindengan memperdaya istrinya, supaya
berkurang menjaga suaminya.

Pada suatu hari istri Ayyub enggan melayani suaminya. Ayyub menjadi marah
kepada istrinya dengan berujar: “Jika aku sembuh pasti kupukul seratus kali”. dan
Nabi Ayyub berdo’a kepaada Allah Swt sebagaimana tertera dalam kitab al-Qur’an.
“Ingatlah ketika Ayyub menyeru kepada Tuhan-nya:” Ya Tuhanku, aku dapat
penyakit dan cobaan yang sebabkan oleh syaithan” (QS. Shaad ayat 41).

Do’a Nabi Ayyub dikabulkan tuhan, dan Ayyub pun sembuh dari penyakitnya, dan
harta kekayaannya pun kembali seperti sedia kala, juga keluarganya sehat-sehat
seperti sedia kala.

Tuhan memperlihatkan keimanan Nabi Ayyub A.S yang tidak sedikit pun bergeser
walaupun musibah dan cobaan bertubi-tubi, sehingga syaithan menjadi kalah dan
tidak berdaya. Sewaktu Nabi Ayyub berdo’a minta sembuh, Tuhan berfirman
sebagaimana tertera dalam al-Qur’an:
“Hentakkanlah (injaklah dnegan keras) kakimu ke atas bumi, niscaya terbit di sana
mata air yang sejut, maka mandi dan minumlah, lalu sembuhlah penyakitnya” (QS.
Shaad ayat 42).

Setelah Nabi Ayyub sembuh dari penyakitnya, kemudian Nabi Ayyub ingin
melaksanakan janjinya untuk memukul istrinya seratus kali, maka hal itu dibolehkan
oleh Allah sebagaimana firman-Nya dalam al-Qur’an:
“Ambillah sekerat kayu dengan tanganmu, lalu pukullah istrimu dengan itu, maka
tiadalah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami mendapai Ayyub itu orang
yang sabar, dia sebaik-baik hamba dan banyak bertaubat kepada Allah Swt.” (QS.
Shaad ayat 44).
Demikian Nabi Ayyub tidak jadi memukul istrinya seratus kali pukul, tetapi lidi yang
seratus itu dijadikan satu ikatan dan dipukulkan sekali saja, untuk melaksanakan
janjinya itu sewaktu beliau masih sakit.

Istri Ayyub adalah wanita yang shalehah, ia berbuat sesuatu bukanlah karena
tabi’atnya yang jelek, namun karena digoda oleh syathan, dan Allah Swt Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.

Tidak lama kemudian Nabi Ayyub mempunyai anak yang banyak, diantaranya anak
laki-laki bernama Basyir yang digelari Dzulkifli yang pada akhirnya menjadi seorang
nabi pula.

NABI SYU`AIB AS

Nabi Syu’aib ‘alaihissalam tinggal di kota Madyan yang letaknya di Yordania


sekarang. Ketika itu, masyarakatnya kafir kepada Allah dan melakukan berbagai
kemaksiatan, seperti membajak dan merampas harta manusia yang melintasi
mereka. Mereka juga menyembah pohon lebat yang disebut Aikah.

Mereka bermuamalah buruk dengan manusia, menipu dalam melakukan jual beli
dan mengurangi takaran dan timbangan. Maka Allah mengutus kepada mereka
seorang rasul dari kalangan mereka bernama Nabi Syu’aib ‘alaihissalam.

Beliau mengajak mereka beribadah kepada Allah dan tidak berbuat syirik, melarang
mereka mengurangi takaran dan timbangan serta melarang melakukan pembajakan,
dan melarang berbuat buruk lainnya.

Nabi Syu’ab ‘alaihissalam berkata kepada mereka, “Wahai kaumku! Sembahlah


Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan yang berhak disembah bagimu selain Dia.
Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka
sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi
manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di muka bumi setelah Allah memperbaikinya.

Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu betul-betul orang-orang yang
beriman.— Dan janganlah kamu duduk di setiap jalan dengan menakut-nakuti dan
menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah, dan menginginkan agar
jalan Allah itu menjadi bengkok…dst.” (QS. Al A’raaf: 85)

Demikianlah, Nabi Syu’aib ‘alaihissalam terus berdakwah kepada kaumnya dan


menerangkan kebenaran kepada mereka, tetapi yang beriman hanya sedikit saja,
sedangkan sebagian besar mereka kafir. Meskipun begitu, beliau tidak berputus asa
terhadap penolakan mereka, bahkan tetap sabar mendakwahi mereka dan
mengingatkan mereka nikmat-nikmat Allah yang tidak terhingga. Akan tetapi
kaumnya tetap tidak menerima nasihat dan dakwahnya, bahkan mereka berkata
kepada Nabi Syu’ab sambil mengolok-olok, “Wahai Syu’aib! Apakah shalatmu
menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak
kami atau melarang kami berbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami.
Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun lagi berakal.” (QS. Huud:
87)
Kemudian Nabi Syu’aib membantah mereka dengan kalimat yang halus sambil
mengajak mereka kepada yang haq, “Wahai kaumku! Bagaimana pendapatmu jika
aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari-Nya
rezeki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? Dan aku tidak
berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku
tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup.
Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada
Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.” (QS. Huud: 88)

Seperti itulah Nabi Syu’aib ‘alaihissalam, Beliau berdakwah dengan argumentasi


yang kuat, sehingga Beliau disebut Khathibul Anbiya’ (Ahli Pidato dari kalangan para
nabi).
Selanjutnya, Beliau berkata kepada mereka menakut-nakuti mereka dengan adzab
Allah dan mengajak mereka kembali kepada Allah, “Wahai kaumku, janganlah
pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan kamu menjadi jahat hingga
kamu ditimpa adzab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum
Saleh, sedang kaum Luth tidak (pula) jauh (zaman dan tempatnya) dari kamu.—Dan
mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertobatlah kepada-Nya.
Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih.” (QS. Huud: 89-90)

Maka mereka mengancam akan menghukum Beliau, mereka berkata, “Wahai


Syu’aib! Kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu dan
sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami;
kalau tidak karena keluargamu tentulah kami telah merajam kamu, sedang kamu
pun bukanlah seorang yang kuat di sisi kami.” (QS. Huud: 91)

Syu’aib menjawab, “Wahai kaumku, apakah keluargaku lebih terhormat menurut


pandanganmu daripada Allah, sedang Allah kamu jadikan di belakang (tidak
dipedulikan)? Sesungguhnya (pengetahuan) Tuhanku meliputi apa yang kamu
kerjakan.” (QS. Huud: 91)

Selanjutnya, Nabi Syu’aib menakut-nakuti mereka dengan adzab Allah jika mereka
tetap di atas kesesatan dan kemaksiatan mereka, tetapi kaumnya malah menjawab
ancaman itu dengan mengancam Beliau dan memberikan pilihan, “Mengikuti agama
mereka atau pergi meninggalkan kota mereka bersama orang-orang yang beriman
yang mengikutinya.” Namun Nabi Syu’aib dan orang-orang yang beriman
bersamanya tetap teguh di atas keimanan mereka dan menyerahkan urusan mereka
kepada Allah. Maka kaumnya menuduh Beliau sebagai pesihir dan pendusta (QS.
Asy Syu’araa: 185-186) dan mengolok-olok adzab yang beliau ancamkan, bahkan
meminta disegerakan adzab.

Para pemuka mereka juga berkata kepada yang lain,

“Sesungguhnya jika kamu mengikuti Syu’aib, tentu kamu menjadi orang-orang yang
merugi.” (QS. Al A’raaf: 90)

Hingga akhirnya Nabi Syu’aib ‘alaihissalam berdoa kepada Tuhannya, “Ya Tuhan


Kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan haq (adil) dan
Engkaulah pemberi keputusan yang sebaik-baiknya.” (QS. Al A’raaf: 89}

Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menyuruh Nabi syu’aib ‘alaihissalam agar keluar


dari kota itu bersama orang-orang yang beriman karena adzab akan turun menimpa
kaumnya, selanjutnya Allah mengirimkan kepada mereka cuaca yang begitu panas
yang membuat tanaman kering, sumur kering, dan susu hewan habis, maka orang-
orang pun keluar mencari kesejukan, lalu mereka menemukan awan hitam yang
sebelumnya mereka kira sebagai hujan dan rahmat, sehingga mereka berkumpul di
bawahnya, kemudian ditimpakan kepada mereka bunga api yang membakar dan api
yang bergejolak sehingga membakar mereka semua, bumi pun berguncang dan
mereka ditimpa suara yang mengguntur yang mencabut nyawa mereka sehingga
mereka menjadi jasad-jasad yang mati bergelimpangan. Setelah kejadian itu,
Nabi Syu’aib meninggalkan mereka sambil berkata, “Wahai kaumku! Sesungguhnya
aku telah menyampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku telah
memberi nasihat kepadamu. Maka bagaimana aku akan bersedih hati terhadap
orang-orang yang kafir?”

Demikianlah, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengirimkan kepada mereka berbagai


bentuk adzab dan musibah karena sifat dan perbuatan mereka yang buruk. Allah
timpakan kepada mereka gempa bumi sebagai balasan karena mereka mengancam
akan mengusir Nabi Syu’aib dan para pengikutnya (QS. Al A’raaf: 91). Dia juga
menimpakan suara yang mengguntur sebagai balasan atas olok-olokkan mereka
kepada Nabi mereka (QS. Huud: 87). Dan Dia juga menimpakan kepada mereka
naungan awan yang daripadanya keluar bunga api sebagai jawaban atas
permintaan mereka untuk ditimpakan adzab berupa gumpalan dari langit (QS. Asy
Syu’aaraa’: 187-188).

Allah menyelamatkan Nabi Syu’aib ‘alaihissalam dan orang-orang yang beriman


bersamanya, Dia berfirman, “Dan ketika datang adzab Kami, Kami selamatkan
Syu’aib dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat dari Kami, dan
orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah
mereka mati bergelimpangan di rumahnya.–Seolah-olah mereka belum pernah
berdiam di tempat itu. Ingatlah, kebinasaanlah bagi penduduk Mad-yan
sebagaimana kaum Tsamud telah binasa.” (QS. Huud: 94-95).

Selesai dengan pertolongan Allah dan taufiq-Nya, wa shallallahu ‘alaa nabiyyinaa


Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.

NABI MUSA AS.


Nabi Musa adalah anak dari Nabi Yakub Bin Ishak yang berasal dari Suku Lewi
Negara mesir, beliau diangkat menjadi nabi pada tahun 1450 sebelum masehi. Nabi
Musa memiliki kitab suci Taurat. Beliau merupakan salah satu nabi yang masuk
kedalam ulul azmi. Umat Nabi Musa bernama Bani Israil.

Pada  saat kelahiran Beliau, Mesir diperintah oleh seorang raja dzalim bernama
Firaun, Raja Firaun membudayakan kekerasan, kekejaman , dan kesewenang-
wenangan sehingga rakyatnya hidup dalam ketakutan dan ketidak tenangan. Raja
Firaun juga memerintahkan kepada rakyatnya untuk menyembah nya seperti tuhan.

Kelahiran Nabi Musa

Pada suatu hari Raja Firaun di ramal oleh seorang ahli nujum, dikatakan bahwa Raja
Firaun akan dibinasakan oleh seorang anak laki-laki keturunan bani israil.
Mendengar ramalan tersebut Raja Firaun memerintahkan setiap bayi laki-laki yang
dilahirkan di wilayah mesir agar dibunuh tanpa terkecuali. Setiap tentara Raja Firaun
diperintahkan memasuki rumah-rumah penduduk mesir agar tidak ada satupun bayi
laki-laki yang hidup.

Namun atas kehendak dan seijin Allah SWT telah lahir seorang bayi laki-laki
keturunan yakub bin ishak yang sehat, untuk menghindarkan dari kejaran tentara
Raja Firaun, bayi Nabi Musa di hanyutkan ke Sungai Nill. Bayi Beliau ditemukan oleh
aisah istri dari Raja Firaun itu sendiri, aisah meminta agar sang raja membiarkan
bayi musa hidup dan diangkat menjadi anak tirinya. Bahkan yang memberi nama
bayi tersebut musa adalah keluarga Firaun sendiri, musa berarti air dan pohon.
Beliau dididik sebagaimana anak-anak Raja Firaun yang lainnya tanpa perbedaan.

Mukjizat Nabi Musa

Saat sudah dewasa Nabi Musa dikaruniai kecerdasan dan kesempurnaan jasmani
oleh Allah SWT. Melihat kesengsaraan kaum Bani Israil yang ditindas oleh Raja
Firaun, Beliau berjanji akan membela kaum Bani Israil yang lemah, karena itulah
Beliau memilih untuk meninggalkan istana Raja Firaun. 10 tahun Nabi Musa keluar
dari mesir, setelah beristri shafura anak dari Nabi Syuaib ,Beliau bertekat untuk
kembali ke mesir menemui keluarganya, agar tidak tertangkap oleh tentara mesir
Beliau melewati Bukit Thur Sina, saat di Bukit Thur Sina.

Nabi Musa melihat ada sinar api diatas bukit, saat Beliau mendekati api tersebut
terdengar suara seruan yang mengatakan bahwa tiada tuhan selain Allah, di Bukit
Sina Beliau menerima wahyu pertamanya. Di bukit tersebut Allah SWT juga
memberikan mukjiizat kenabian musa melalui tongkatnya, saat diletakkan ke tanah
ular tersebut berubah menjadi ular besar, ketika diambil oleh Nabi Musa tongkat itu
kembali berubah menjadi tongkat biasa.

Nabi Musa juga memiliki mukjizat dapat menyembuhkan orang sakit. Kedua mukjizat
yang dimilikinya tersebut digunakan untuk membantu kaum tertindas. Sesampainya
di mesir Beliau di perintahkan oleh Allah agar mendakwah dan membawa umat
Firaun ke jalan yang benar menyembah Allah SWT. Kemudian Beliau menemui
Firaun dan berdakwah kepadanya bahwa apa yang telah dilakukan oleh Firaun
menyiksa bani israil adalah sebuah kejahatan, selain itu Beliau juga mengingatkan
Raja Firaun agar kembali ke jalan Allah untuk segera bertobat dan minta ampunan.

Sayangnya Raja Firaun menolak, dia malah semakin murka kepada Nabi Musa,
Raja Firaun meminta bukti akan adanya Allah, Beliau lalu menunjukkan mukjizatnya,
tongkat yang dipegang Beliau dibiarkan menjadi ular yang mengejar Firaun, namun
Firaun malah menuduh Beliau sebagai seorang tukang sihir, Raja Firaun
memerintahkan untuk membunuh Nabi Musa dan semua pengikutnya. Mendengar
hal tersebut Nabi Musa dan para pengikutnya berusaha menyelamatkan diri dengan
pergi dari mesir, namun pasukan Raja Firaun terus mengejar mereka, dalam
keadaan terdesak Beliau berdoa kepada Allah agar diberikan keselamatan untuk
semua umatnya.

Allah SWT sangat menyayangi Beliau, doa Beliau pun terkabul. Saat  beliau dan
pengikutnya sudah terpojok di Sungai Nill Allah memberikan mukjizat selanjutnya
dengan mengetukkan tongkatnya Beliau membelah laut nill sagar bisa dilalui oleh
beliau dan seluruh umatnya. Setelah selesai menyeberang, pasukan Firaun yang
mengejar mereka ikut menyeberang, atas perlindungan Allah SWT tongkat Beliau
pun mengetuk kembali Sungai Nill kemudian tertutuplah kembali sungai itu, semua
pasukan dan juga Raja Firaun sendiri tenggelam di dasar laut.

NABI HARUN AS
Nabi Harus AS diutus oleh Allah SWT untuk membantu tugas kerasulan Nabi Musa
AS. Dalam berbicara, ia lebih cakap daripada Nabi Musa AS. Ketika Nabi Musa AS
pergi ke Bukit Sina untuk menerima wahyu, umatnya dititipkan kepada Nabi Harus
AS. Namun setelah Nabi Musa AS kembali, ia mendapati mereka telah menyembah
patung anak sapi. Melihat itu, Musa sangat marah dan bersedihhati. Dalam Al
Qur'an diceritakan: Dan tatkala Musa telah kembali kepada kaumnya dengan marah
dan sedih hati berkatalah dia: Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan
sesudah kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Rabbmu? Dan Musa
melemparkan luh-luh (Taurat) itudan memegang (rambut) kepala saudaranya
(Harun) sambil menariknya ke arahnya. Harun berkata: Hai anak ibuku,
sesungguhnya kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka
mau membunuhku, sebab itu janganlah kamu menjadikan musuh-musuh gembira
melihatku, dan janganlah kamu masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang
zalim. (QS Al-A'râf: 150) Akhirnya Musa pun sadar, ia lalu berdoa kepada Allah SWT
sepertitersebut dalam Al Qur'an: Musa berdoa: Ya Rabbku, ampunilah aku dan
saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah
Maha Penyayang di antara para penyayang. (QS Al-A'râf: 151) Nabi Harun AS wafat
sebelum Nabi Musa AS. Ia dikuburkan olehNabi Musa AS di Bukit Hur di Gurun
Sinai.

Nabi Harun adalah saudara Musa dan partner (pasangan) dakwahnya dalam
mengajak Firaun beriman kepada Allah, karena kefasihan dan kepandaiannya
berbicara. Musa mewakilkan urusan kaumnya kepada Harun ketika ia pergi
menemui Allah di bukit Thur. Namun Samiri menyebarkan fitnah mengajak Bani
Israel menyembah patung anak sapi yang terbuat dari emas. Nabi Harun mengajak
mereka kembali menyembah Allah, tetapi mereka semakin menunjukkan
kesombongan. Ketika Nabi Musa kembali dan menyaksikan apa yang dilakukan
kaumnya, dia
memarahi saudaranya Harun.

NABI ZULKIFLI AS.


Dalam Kisah Nabi Zulkifli AS merupakan anak dari Nabi Ayyub AS dan Rahmah
yang berarti Beliau merupakan cucu dari Nabi Ibrahim AS. Beliau diangkat menjadi
Nabi dan Rasul oleh Allah SWT setelah kenabian ayahnya Nabi Ayyub AS.

Masa kecil Nabi Zulkifli AS sebenarnya Ia bernama Basyardan yang berarti orang
sabar. Sejak kecil Nabi Zulkifli AS tidak pernah berbohong dengan semua janji yang
telah Ia ucapkan. Beliau selalu menepati apa yang telah ia janjikan, sehingga
membuat orang-orang yang ada di sekelilingnya sangat senang dengannya.
 
Disaat Beliau mendapatkan cobaan yang diberikan Allah SWT, tidak pernah Ia
sedikitpun mengeluh. Nabi Zulkifli AS malah lebih mendekatkan dirinya dengan
penuh iman dan ketakwaan kepada Allah SWT. Kisah kesabaran yang dimiliki Nabi
Zulkifli AS telah diabadikan dalam Alquran pada surat Al-Anbiyaa’ ayat 85 sampai
86.
Nabi Zulkifli tinggal di wilayah negeri dengan pimpinan Nabi Ilyasa yang merupakan
seorang raja yang arif serta bijaksana. Disaat itu sang Raja Nabi Ilyasa AS semakin
tua karena umur, Ia tidak dikaruniai anak selama itu. Hingga di suatu hari raja
mengadakan sebuah sayembara kepada seluruh rakyat Negerinya.

Sayembara Raja itu berisi untuk rakyatnya memimpin negerinya dengan syarat bagi
orang yang sabar yang berpuasa di siang hari dan beribadah di malam hari. Nabi
Zulkifli AS menyanggupi syembara itu. Mereka yang hadir disana tidak yakin akan
kemampuan atas persyaratan yang di sampaikan Raja, karena Nabi Zulkifli AS pada
saat itu yang masih sangat muda usianya.
 
Raja yang awalnya ragu dan tidak menerima Nabi Zulkifli yang mencalonkan diri
menjadi raja karena faktor usianya yang masih muda. Namun Raja Ilyasa
mempunyai pikiran bahwa anak muda itu kelak bisa untuk memerintah rakyatnya
dengan penuh kebajikan.

Dan pada akhirnya dari sekian banyak hadirin yang ada, hanya Dia sendiri yang
sanggup untuk menjalankan persyaratan yang Raja Ilyasa berikan. Akhirnya Raja
Ilyasa setuju untuk menjadikan Nabi Zulkifli menjadi seorang raja. Karena kesabaran
yang dimiliki Nabi Zulkifli AS inilah yang membuatnya menjadi seorang raja.
 
Allah SWT telah mengangkat Nabi Zulkifli AS sebagai Nabi dan Rasul setelah
beberapa hari menjadi raja menggantika Raja Ilyasa. Ia memenuhi segala janjinya
sebagai raja, dan Allah SWT memberikannya ujian, melalui setan yang berkeinginan
untuk menggoyahkan iman dan ketakwaannya.

Di suatu malam hari disaat Nabi Zulkifli AS mau tidur, iblis menjelma menjadi
seorang musafir laki-laki tua menghampirinya. Iblis mencoba menggoda kesabaran
dan keimanan Nabi Zulkifli AS sebagai tamunya di tengah malam.

Hingga pada akhirnya Nabi Zulkifli mengetahui bahwa iblis itu mencoba untuk
membuatnya marah. Namun setan gagal membuat Nabi Zulkifli marah karena
keberhasilannya menahan amarah.
Nabi Zulkifli AS beranggapan siapapun tamunya, tamu tersebut membawa rahmat
dari Allah SWT.

Di suatu hari, Nabi Zulkifli mendapat cobaan dengan adanya sekelompok orang
yang durhaka kepada Allah membuat pemberontakan dan kerusakan di negerinya.
Kemudian Nabi Zulkifli AS memerintahkan kepada tentara dan rakyatnya untuk
memerangi mereka untuk berangkat menuju medan perang.

Tetapi Rakyat Nabi Zulkifli AS takut mati apabila berperang, mereka bersedia untuk
maju berperang apabila Nabi Zulkifli menjamin hidupnya. Mendengar apa yang
disampaikan rakyatnya itu Nabi Zulkifli AS tidak marah. Akhirnya Nabi Zulkifli AS
berdoa kepada Allah SWT agar Allah SWT menjamin keselamatan mereka saat
berperang. Pada akhirnya Nabi Zulkifli AS wafat pada umurnya yang ke 95 tahun di
Damaskus Negeri Syria.

Demikian Cerita Kisah Mukjizat Nabi Zulkifli AS, semoga dari cerita kisah Nabi
Zulkifli AS dan mukjizat Nabi Zulkifli ini dapat mengambil hikmah untuk
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.
NABI DAUD AS.
Nabi Daud A.S, adalah keturunan Nabi Ibrahim yang ke 12. Beliau menjadi raja
setelah terbunuhnya raja Thalut, pada waktu itu ada pula raja kafir yang bernama
Jalut. Dalam al-Qur’an dinyatakan:
“Tiadakah Engkau tahu satu golongan dari Bani Israil sesudah (wafatnya) Musa,
tatkala mereka berkata kepada seorang Nabi mereka: Angkatlah seorang raja, untuk
kami, supaya kami berperang di jalan Allah. Ia menjawab:Apakah tidak bisa jadi,
kalau kamudiwajibkan berperang, bahwa kamu tidak akan berperang? Mereka
menjawab: Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal kami telah
dihalau keluar dari kampung kami dan (dari) anak-anak kami? Tetapi tatkala
diwajibkan atas mereka berperang, berpalinglah mereka, kecuali sedikit dari pada
mereka; dan Allah itu amat mengetahui akan orang-orang menganiaya“. (QS. al-
Baqarah, ayat 246).

Bani Israil itu tidak mau menerima keterangan Nabinya, seraya katanya:
“Bagaimana Thalut akan menjadi raja kami, dia lebih rendah dari kami, sedangkan
kami mempunyai kekayaan yang melimpah-limpah”.

Kemudian Thalut tetap menjadi raja, dan setelah menjadi raja keluarlah Thalut
bersama bala tentaranya untuk memerangi yang durhaka (Jalut). Di kala itu Thalut
berkata:
“Kita lewat sungai ini, tetapi Allah akan menguji imanmu, dengan melarang minum
air ini. Siapa yang minum air mereka tidak termasuk orang-orang yang beriman”

Kemudian apa yang terjadi? mereka minum air sungai itu, karena mereka sangat
haus. Sedangkan yang beriman tetap patuh tidak minum air itu, kecuali seteguk saja
sebagai pelepas haus.

Sewaktu Thalut melewati sungai itu dan telah dekat untuk berperang, mereka yang
tipis imannya mundur dari medan perang, dan yang kuat imannyakepada Allah tiada
takut sedikitpun berhadapan musuh yang kuat, walaupun mereka hanya sedikit.
Firman Allah dalam al-Qur’an:
“Banyak golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak, dengan
idzin Allah dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S. al-Baqarah, ayat 249).
Dalam peperangan ini Jalut mati terbunuh oleh salah seorang bala tentara yang
bernama Daud, kemudian tentara Jalut menyerah, dan Daud diangkat menjadi raja.

Mukjizat Nabi Daud A.S.

Nabi Daud A.S, terkenal dengan suaranya yang merdu tak ada yang
menandinginya, inilah karunia dan rahmat Allah yang dicurahkan kepadanya, dan
menjadi mukjizat kenabiannya. Karena bagusnya suara beliau, maka jika ia
membaca kitab Zabur dengan nyanyian yang merdu, mak ajika terdengar oleh
orang-orang yang sakit menjadi sembuhlah mereka, juga air dan angin pun menjadi
tenang, burung-burung serta bukit-bukit turut memeuji Allah.

Demikian pula besi dapat menjadi lunak dan ia dapat membuat benda-benda yang
bermacam-macam yang ia kehendaki dengan idzin Allah. Firman Allah Swt dalam
al-Qur’an:
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Daud, lalu Kami berfirman: “Hai
gunung-gunung bacalah tasbih berulang bersama Daud, begitu pula burung-burung,
dan besi itu kami jadikan lunak dihadapannya, Buatlah serta tenunkan baju besi, lalu
kerjakan  amalan yang shaleh, sesungguhnya Aku melihat apa-apa yang kamu
kerjakan” (Q.S. Saba, ayat 10-11).

Sedangkan kitab suci yang dianugrahkan oleh Allah kepadanya, adalah kitab Zabur,
sebagaimana firman-Nya, dalam kitab suci al-Qur’an:
“Dan sesungguhnya Allah telah melebihkan sebagian Nabi-nabi atas sebagian yang
lainnya, dan Kami memberikan Kiatab Zabur kepada Daud” (Q.S. al-Isra’, ayat 55).
Beliau meninggal dalam usia 100 tahun lebih 6 bulan, dan dimakamkan di Baitil
Maqdis.
NABI SULAIMAN AS.
Nabi Sulaiman A.S. Beliau putra Nabi Daud  A. S, yang merupakan keturunan Nabi
Ibrahim yang ke-13. Setelah Nabi Daud A.S. meninggal, Nabi Sulaiman A.S.
menggantikannya baik sebagai raja yang mewarisi tahtanya dan juga sebagai Nabi
yang menlanjutkan menyiarkan risalah kenabiannya untuk disampaikan kepada
umatnya.

Karunia Allah Swt. yang dianugrahkan kepadanya, yang kemudian dikenal sebagai
mukjizatnya yaitu dapat mengerti bahasa binatang, sebagaimana tertera dalam kitab
suci al-Qur’an sebagai berikut:
“Hai sekalian semut, masuklah kamu ke dalam sarangmu, agar kalian tidak terinjak
Sulaiman dan balatentaranya, sedangkan mereka tidak mengetahuinya. mendengar
itu Sulaiman tertawa seraya berdo’a kepada Tuhan: Ya Tuhanku, tetapkanlah hatiku
buat bersyukur kepada Engkau, yang telah memberikan karunia kepadaku dan
kepada ibu-bapakku, dan masukkanlah kami ke dalam hamba-hambaku yang saleh-
saleh.” (Q.S. an-Namel Ayat 18-19).

Sewaktu Nabi Sualaiman kehabisan air di daerah Yaman burung Hud-hud


mendapatkan perintah mencari sumber air, tetapi burung Hud-hud tidak kembali lagi.
Karena itu Nabi Sulaiman marah, dnegan ujarnya:
“kalau Hud-hud pulang panggang sajalah ia hidup-hidup”.
Baru saja Nabi Sulaiman bicara demikian burung Hud-hud datang.
“Kemana saja engkau hai Hud-hud?” tanya Nabi Sulaiman A.S.
Hud-Hud menjawab; “Maafkanlah ya Rasulullah, aku telah tersesat di daerah yang
sangat jauh dari tempat ini, di tempat tersebut di perintah oleh seorang putri Balqis
ia punya nama, sedang kerajaannya bernama Saba.”

Mendengar laporan Hud-hud itu, hilanglah amarah Nabi Sulaiman, karena tertarik
kisahnya itu. Kemudian Ia membuat sepucuk surat kepada raja perempuan itu yang
berisi seruan untuk menyembah Allah Swt. dengan menyatakan bahwa Allah yang
telah menganugrahi kerajaan yang besar itu, karena itu Allah wajib disembah dan
janganlah menyembah selain-Nya.

Surat itu dihantarkan oleh burung Hud-hud, lalu burung Hud hud membawanya dan
terbang ke negeri Saba. Dan setelah sampai di negeri tersebut surat yang
dibawanya dijatuhkan dan secara kebetulan putri itu sendiri yang menerimanya.

Kemudian surat dari Nabi Sulaiman itu dibawa dan dibicarakan dalam ruang rapat
oleh Putri Balqis dengan para menterinya, dan hasil dari rapat tersebut sebagaian
dari para anggotanya menyetujui permintaan Nabi Sulaiman dan sebagian yang
lainnya menolaknya serta mendesak sang Putri untuk bertempur dnegan pasukan
Nabi Sulaiman.

Lalu Putri Balqis mengambil kesimpulan, “Perang bisa saja terjadi! Namun selagi
ada jalan damai, mengapa kita harus berperang, sedangkan Nabi Sulaiman itu tidak
mengajak perang.”

Pendapat dan kesimpulan Putri Balqis itu diterima, dan kepada burung HUd Hud
diserahkannya surat balasan, dalam surat itu diterangkan, bahwa putri Balqis akan
mengirimkan utusan untuk mneghadap Nabi Sulaiman A.S.
Utusan Putri Balqis Menghadap Nabi Sulaiman A.S
Setelah surat dibaca Nabi Sulaiman, segera diperintahkannya segala jin untuk
membuat dan mempersiapkan istana yang indah, halaman dipenuhi segala permata
yang berkilau-kilau dari segala warna.

Kemudian datanglah utusan Ratu BAlqis. Alangkah herannya mereka, tidak diduga
sedikitpun semula bahwa Nabi Sulaiman sekaya itu. Utusan ratu Balqis menghadap
Nabi Sulaimanseraya menyerahkan hadiah dari Ratu Balqis kepadanya.
Nabi Sulaiman berkata kepadanya:
“Maaf tuan-tuan, aku tidak memerlukan hadiah, hadiah dan karunia Allah telah
cukup bagiku. Kembalilah tuah-tuan, bawalah kembali hadiah ini. Dan katakan
kepada ratu Balqis, bahwa aku memerlukan ratu Balqis dan rakyatnya
menghentikan menyembah matahari. Sembahlah Allah yang Maha Esa. Kalau
perintahku tidak dilaksanakan aku akan datang menghancurkannya ratu Balqis
dengan seluruh kerajaannya!.”

Kemudian utusan ratu Balqis kembali ke negeri Saba, dan setelah sampai di sana
mereeka menceritakan segala sesuatu yang dialaminya dan menyampaikan pesan
Nabi Sulaiman. Mendengar itu berkata ratu Balqis.

“Kalau begitu aku sendir perlu menghadap Nabi Sulaiman, dan saya perintahkan
kepada seluruh pembantu-pembantuku untuk segera mempersiapkan segala
sesuatunya.”

Ratu Balqis Menemui Nabi Sulaiman A.S


Ketika Ratu Balqis sampai dihadapan Nabi Sualiman, berkatalah Nabi Sualiman
kepadanya: “Samakah seperti ini kursi kerajaanmu?”
Jawab Ratu Balqis: “Memang bentuknya sama seperti singgasanaku.”
Berkata Nabi Sulaima: “Betul ini singgahsanamu, aku bawa kemari dengan mudah,
karena Allah telah memberikan pengetahuan kepada kami dan kami tunduk kepada-
Nya.”

Lalu Ratu Balqis dipersilahkan masuk ke dalam istana yang lainnya lagi, istana
tersebut terbuat dari kaca yang putih bersih dan dibawah istananya ada kolam air
yang airnya mengalir.

Sewaktu Balqis lewat di tempat itu, disingsingkan kainnya hingga nampak betisnya
yang putih bersih, karena ia mengira lantai mahligai itu air, dan ia takut kalau
kainnya menjadi basah. Maka Nabi Sulaiman berkata kepadanya:
“ini bukan iar, tetapi mahligai ini terbuat dari kaca yang berkilau”
Berkata ratu Balqis; “Oh Tuanku telah aniaya aku akan diriku, dan sekarang
berimanlah aku kepada Tuhan Sesembahanmu serta aku yakin bahwa engkau
adalah utusan-Nya.”

Nabi Sulaiman A.S. Wafat

tentang wafatnya Nabi Sulaiman, diceritakan dalam al-Qur’an, sebagai berikut:


“Ketika sampai ajalnya Nabi Sualiman A.S. tiadalah yang menunjukkan atas
kematiannya, selain dari pada binatang (anai-anai) yang makan tongkatnya. Tatkala
Ia tertelungkup (roboh), barulah terang bagi jin itu, bahwa kalau mereka mengetahui
barang yang ghaib, niscaya tidaklah mereka tinggal dalam siksa kehinaanyang
selama ini.” (Q.S. Saba, Ayat 14)
Demikianlah kematian Nabi Sulaiman, yang menurut riwayat beliau ini, meninggal
sedang mengawasi jin-jin yang selalu bekerja keras. Dan menurut riwayat yang lain
beliau sedang mengawasi mereka yang membangun masjid al-Aqsha (Baitul
Maqdis), dan setelah masjid itu selasai beliau terjatuh dari kursinya dan
menyebabkan kewafatannya.
NABI ILYAS AS.
Nabi Ilyas a.s merupakan seorang utusan Allah swt yang juga merupakan keturunan
keempat dari nabi Harun a.s.Beliau diangkat menjadi nabi pada tahun 870 SM dan
ditugaskan untuk berdakwah kepada kaum finisia dan bani Israel yang menyembah
berhala.Nabi Ilyas berulangkali memperingati kaumnya untuk meniggalkan
sesembahan mereka yg berupa berhala tsb,namun mereka tetap saja ingkar
sehingga mereka diazab oleh Allah swt berupa kekeringan yang
berkepanjangan,stlah diazab dg sedemikian rupa  merekapun bertobat namun tdk
berapa lama stlah itu mereka kembali kepada kebiasaan jahiliah mereka yaitu
menyembah berhala,Allah swt pun menimpakan azab yg lebih pedih kepada mereka
berupa gempa bumi yg maha dahsyat sehingga merekapun mati bergelimpangan.

NABI ILYASA AS.


Dari sekian para rasul yang wajib kita ketahui, bahwa nama nabi Ilyasa as jarang
sekali kita dengar.
Nabi Ilyasa adalah murid dari Nabi Ilyas as. Ia adalah salah seorang Nabi dan Rasul
dari kalangan Bani Israil.

Berikut sedikit kisah beliau untuk mengisi waktu kita dan memperdalam keimanan
kita :

Dalam Al Quran, nama Ilyasa disebutkan sebagai orang yang dilebihkan derajatnya.
“Dan Ismail, Ilyasa, Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di
atas umat (di masanya)”. (QS. Al-An’aam: 48).

Allah juga menggolongkan Nabi Ilyasa sebagai orang yang paling baik. “Dan
ingatlah akan Ismail, Ilyasa dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang
paling baik.” (QS. Shaad: 48).

Pertemuan Nabi Ilyas dengan Nabi Ilyasa bermula saat Nabi Ilyas memasuki rumah
seorang kaum Bani Israil. Di rumah tersebut terdapat anak kecil yang sedang sakit.
Nabi Ilyas berdoa kepada Allah agar anak kecil itu sembuh.
Tidak lama kemudian, anak kecil itu sembuh. Anak kecil itu mengikuti ajaran Nabi
Ilyas. Ia beriman kpada Allah. Anak kecil itu adalah Nabi Ilyasa.
Dakwah Nabi Ilyasa Ketaatan Nabi Ilyasa telah terlihat sejak ia masih kecil.

Nabi Ilyasa telah sering mengikuti Nabi Ilyas berdakwah. Oleh karena itu, Nabi
Ilyasa mendapat kepercayaan dari Nabi Ilyas untuk menggantikannya.

Setelah Nabi Ilyas wafat, Nabi Ilyasa meneruskan dakwahnya. Ketika itu, sebagian
kaum Nabi Ilyas masih ada yang menyembah berhala. Mereka melakukan hal-hal
yang dilarang oleh Allah. Mereka tidak mau menerima agama yang dibawa oleh
Nabi Ilyasa. Meskipun demikian, Nabi Ilyasa tetap sabar dan tidak berputus asa.
Nabi Ilyasa tetap bertekad untuk membawa kaumnya hanya menyembah kepada
Allah swt.

Sebagian kaum Bani Israil ada yang menjadi pengikut Nabi Ilyasa. Mereka hidup
rukun dan damai hingga Nabi Ilyasa wafat. Mereka sangat sedih dengan wafatnya
Nabi Ilyasa.

Setelah sekian lama Nabi Ilyasa wafat, mereka mulai meninggalkan ajaran Nabi
Ilyasa. Semakin lama, mereka semakin kufur terhadap Allah swt.

Semoga bermanfaat dan semoga kita selalu kuat akan iman kita dan selamat iman
diakhir hayat kelak.

Amin amin ya rabbal alamin.

NABI YUNUS AS.


Nabi Yunus bin Mata termasuk orang yang shaleh, sejak sebelum diangkat menjadi
Nabi dan Rasul beliau memang seorang ahli ibadah yang tekun. Ia termasuk orang
yang lurus, namun ada kelemahannya yaitu mudah hilang harapan, ia telah
mengajak kaumnya menyembah Allah dan meninggalkan penyembahan terhadap
berhala. Meninggalkan kemaksiatan dan kedurhakaan. Namun di antara sekian
banyak kaumnya itu hanya dua orang yang mau mengikutinya. Dua orang itu
adalah Rubil dan Tanuh. Rubil seorang yang alim dan bijaksana
sedangkan Tanuh seorang yang tenang dan sederhana.

Nabi Yunus Meninggalkan Kaumnya

Nabi Yunus as mengancam kaumnya bahwa jika dalam tempo 30 hari mereka tidak
mau insyaf, tidak bertaubat kepada Allah maka akan diturunkan siksa. Allah mencela
batas waktu itu dan supaya ditambah 10 hari dengan demikian turunnya siksa itu
menjadi 40 hari.

Ia kembali kepada kaumnya untuk menyampaikan bahwa tenggang waktu bagi


mereka ditambah 10 hari. Selepas itu mereka akan disiksa. Tetapi kaumnya tidak
mau menggubrisnya, mereka malah berani menunggu datangnya siksa itu. Nabi
Yunus as putus asa atas kebenggalan kaumnya itu. Ia pergi meninggalkan mereka.

Setelah 40 hari tiba-tiba muncullah awan gelap dipagi hari : “Bertambah siang
mereka melihat cahaya merah seperti api hendak turun dari langit. Mereka
ketakutan, berbondong-bondong mencari Nabi Yunus tetapi tidak ketemu. Tak
seorangpun mengetahui tempatnya. Lalu mereka bertaubat dan menjalankan
ajaran Nabi Yunus. Maka siksa tak jadi diturunkan.

Ketika Nabi Yunus Ditelan Ikan Paus

Nabi Yunus tak tahu harus pergi ke mana. Tiba di tepi laut ia menumpang sebuah
kapal, penumpang kapal sebenarnya sudah banyak, ketika tiba di tengah laut kapal
itu oleng dihantam ombak. Semua perbekalan sudah dikurangi, namun kapal tetap
oleng. Nakhoda memutuskan untuk melempar salah seorang penumpang ke laut.
Diadakan undian, di undi tiga kali selalu nama Yunus yang keluar. Tak dapat ditolak
lagi maka Nabi Yunus dilempar ke tengah laut.

Allah tidak menghendaki Rasul-Nya binasa, seekor ikan paus besar diperintahkan
untuk menelan Nabi Yunus. Di dalam perut ikan itulah Nabi Yunus sadar akan
kesalahannya karena telah meninggalkan kaumnya. Ia berdoa kepada Allah dan
bertaubat kepada-Nya : “Ya Allah, Tiada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Tuhan.
Sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri. Dan aku termasuk golongan
orang yang dzalim”.

Atas kesungguhannya dalam berdoa dan karena rahmat Allah maka Nabi


Yunus dikeluarkan dari perut ikan paus. Ia tiba di tepi pantai dalam keadaan sakit
dan lemah. Setelah Allah mengembalikan kekuatan dan kesehatannya maka ia
segera kembali kepada kaumnnya.

Ternyata kaumnya itu menyambut kedatangannya dengan gembira. Tak kurang dari
100.000 orang telah diseru Nabi Yunus untuk menyembah Allah. Karena kaumnya
menurut dan bersedia diajak beribadah kepada Allah maka Allah memberikan
kelapangan dan ketentraman hidup dan kesenangan selama beberapa masa.

NABI ZAKARIYA AS.

 Nabi Zakaria a.s adalah seorang nabi yang masih keturunan dari Nabi Sulaiman
a.s. Beliau adalah ulama besar dikalangan Bani Israil. Istrinya bernama Isya,
saudara perempuan Hannah, sedangkan Hannah mempunyai seorang suami yang
bernama Imran seorang pembesar dikalangan Bani Israil. Hannah dikaruniai
seorang anak yang bernama Maryam. Sebelum Hannah melahirkan, Imran
suaminya wafat.

Nabi Zakaria lah yang akhirnya menjadi bapak asuh Maryam. Karena Hannah
pernah bernazar jika ia memiliki anak, maka anak itu akan diserahkan ke Baitul
Maqdis (Rumah Suci). Nabi Zakaria dan para imam Baitul Maqdis terkejut dan heran
melihat Hannah yang sudah tua tetapi masih mempunyai anak. Dengan penjelasan
tersebut mereka paham dan mengerti bahwa anak itu adalah kehendak dari Allah
SWT.

Usia Nabi Zakaria sudah 100 tahun, namun ia belum juga dikaruniai seorang anak
karena istrinya sejak muda belum pernah melahirkan anak (mandul). Akhirnya Nabi
Zakaria memohon kepada Allah SWT agar diberi seorang anak yang akan
meneruskan keturunan dan ajarannya. Kemudian Allah mengabulkan doanya
dengan memberinya seorang anak yang bernama Yahya yang kelak juga diangkat
menjadi Nabi dan Rasul Allah.

Mendengar berita itu Nabi Zakaria sangat kaget dan heran, bagaimana mungkin ia
akan mendapatkan keturunan dengan usianya yang sudah tua dan istrinya yang
mandul. Itulah mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Zakaria. Beliau
diberikan seorang anak meskipun usianya sudah tua dan rambutnya sudah dipenuhi
uban. Tapi karena kuasa Allah, tidak ada yang mustahil.

NABI YAHYA AS.

Nabi Yahya a.s. adalah anak Nabi Zakariya a.s., Nabi Yahya a.s. adalah seorang
yang bertakwa dan telah diberi hikmah oleh Allah s.w.t. dari semenjak kecil. Beliau
adalah seseorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya dan beliau bukan
orang yang sombong dan durhaka.
Pada masa itu ada seorang Raja yang sudah tua dan bermaksud mengawini anak
tirinya. Nabi Yahya a.s. melarang perkawinan itu, karena Allah s.w.t. melarang Ayah
ataupun Ibu yang mengawini anak tirinya. Raja tersebut menjadi marah, lalu Nabi
Yahya dibunuhnya.

Bila Nabi Zakariya a.s. mendengar tentang terbunuhnya Nabi Yahya, maka dengan
izin Allah datanglah Malaikat Jibril yang menyuruh beliau keluar dari rumah.
Sampailah beliau disebuah kebun, atas izin Allah pula sebuah pohon kayu terbelah
dua dan masuklah Nabi Zakariya a.s. kedalamnya. Sementara itu datanglah
pesuruh-pesuruh Raja yang menduga bahwa Nabi Zakariya mempunyai sihir yang
kuat sehingga dapat masuk kedalam pohon tersebut. Maka pohon kayu itu pun
digergaji oleh mereka sehingga terbunuhlah Nabi Zakariya a.s.
(Ada dua riwayat yang mengatakan ;

1. Takala gergaji yang digunakan untuk memotong pohon dan mengenai otot-
otot Nabi Zakariya a.s. membuat beliau merintih, lalu Allah s.w.t.
mewahyukan "Jika rintihanmu tidak mereda maka aku akan jungkalkan bumi
dan semua isinya" hal ini membuat Nabi Zakariya a.s. menahan rintihannya
sehingga beliau terbelah menjadi dua.

2. Bahwa orang yang terbelah didalam pohon tersebut adalah orang lain yang
bukan merupakan nabi Zakariya a.s. adapun Nabi Zakariya a.s. meninggal
secara alami. Wallahu A'lam.

Ada riwayat lain yang mengatakan bahwa pembunuhan atas Nabi Yahya a.s. adalah
hal yang sangat mustahil, karena Nabi Yahya a.s. adalah seorang Nabi yang dijaga
dan dilindungi oleh Allah s.w.t. dan berita tersebut adalah salah satu cara dari
kebiasaan sebagian orang-orang israil yang ingin merendahkan dan mengecilkan
para Nabi Allah.

NABI ISA AS.

Nabi Isa A. S. ibunya bernama Maryam dan tidak mempunyai ayah, beliau dilahirkan
atas kehendak dan kuasa Allah Swt. dengan tanpa ayah. Beliau lahir pada tahun
622 sebelum tahun hijrah. Kelahiran beliau tanpa ayah ini, merupakan ujian bagi
manusia, apakah manusia tidak percaya atas kekuasaan Allah?

Maryam putri Imron bin Matsan, putri yang shalihah, beliau itu masih gadis remaja,
dan pada suatu hari datanglah Malaikat Jibril memberi khabar kepadanya, bahwa ia
akan memperoleh anak bayi laki-laki. Jibil yang datang kepadanya menyerupakan
dirinya sebagai manusia, ditolaknya oleh Maryam dengan ujarnya;
“Jauhlah engkau dari sini dan aku berlindung kepada Tuhan  atas kejahatan yang
akan terjadi dan aku takut kepada Allah Swt.”
Lalu jibril meniupkan ruh yang suci kedalam rahim siti maryan, dan ia pun hamil. Hal
ini dinyatakan dalam al-Qur’an:
“Jibril berkata; “Aku ini pesuruh Tuhanmu dan akan memberi khabar gembira,
bahwa engkau akan melahirkan seorang anak laki-laki yang suci.” (Q. S. Maryam,
ayat 19).
Maryam berkata, sebagaimana terungkap dalam al-Qur’an:
“Maryam berkata: “Bagaimana aku akan mendapat anak, padahal aku belum
bersuami dan aku pun bukan pula orang yang jahat.” (Q.S. Maryam, ayat 29).
Malaikat Jibril menjawab:
“Demikianlah akan halnya, Tuhan engkau telah berfirman: “perkara itu amat mudah
bagi-Ku, supaya Ku jadikan suatu tanda kekuasaan kepada manusia dengan
rahmat-Ku. Dan kejadian itu adalah sesuatu yang diluluskan”.” (Q.S. Maryam,
Ayat 21).
Maryam Hamil.
Setelah Maryam hamil dan makin lama kandungannya makin besar, maka
gemparlah penduduk kampungnya, melihat seorang anak gadis telah hamil. Dan
mereka menuduh Maryam telah berbuat serong dengan laki-laki.
Alangkah malunya Maryam, karena hamil tanpa suami, apalagi setelah bayi itu lahir,
bertambah-tambah mereka memperolok-olokkan dan menghinakannya. Bertubi-tubi
Maryam mendapat pertanyaan:
“Hai Maryam! Mengapa kamu sudah beranak? Padahal kami melihat kamu belum
mempunyai suami, sedangkan orang tuamu orang yang baik-baik. Mengapa engkau
sekarang menjadi orang yang cemar? Mendengar itu Maryam tidak menjawab,
hanya berisyarat kepada anaknya saja.”
Mereka tercengang sambil berkata, bagaimana kami disuruh berbicara sama anak
kecil? Maka dengan kekuasaan Allah Swt, anak bayi inipun dapat berbicara,
sebagaimana tertulis dalam al-Qur’an:
“Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Ia telah beri kepadaku kitab Injil., dan Ia telah
menjadikan aku seorang Nabi. Ia telah menjadikan aku orang yang berbakti di mana
saja aku berada, dan Ia mewajibkan aku sembahyang dan membayar zakat selama
aku hidup. Dan Ia menjadikan aku berbakti kepada ibuku, dan ia tidak menjadikan
aku orang yang sombong ‘celaka’. Serta keselamatan (bercucuran) atasku pada hari
aku dilahirkan dan pada hari aku akan mati, dan pada hari aku akan dibangkitkan
dalam keadaan hidup.”. Anak bayi itu Isa bin Maryam, perkataan benar yang
dipertentangkannya mereka berselisih.” (Q.S. Maryam ayat 30-34).
Maryam Pindah ke Negeri Mesir
Untuk memelihara agar anaknya jangan dibunuh orang, maka Maryam pindah ke
negeri Mesir, dan di Mesir ia dan putranya tinggal selama kurang lebih dua belas
tahun. Kemudian mereka pindah kembali kenegeri syam. dan setelah diangkatnya
Isa menjadi Rasul, sebagaimana dinyatakan dalam al-Qur’an:
“Dan diajarkan kepadanya ilmu tentang al-Kitab dan ilmu pengetahuan yang lain,
mengetahui isi kitab Taurat dan Injil, serta ia diutus untuk kaumnya (Bani Israil).
(Q.S. Ali Imran, ayat 48-49).
Nabi Isa A.S. dalam menjalankan dakwahnya yakni menyampaikan risalah kepada
umatnya, beliau diberi mu’jizat oleh Allah, sebagai bukti bahwa ia adalah Rasulullah.
Mu’jizat Nabi Isa AS. di antaranya: Ia dapat membuat burung dari tanah liat atas
kehendak dan kuasanya Allah Swt. Ia dapat menyembuhkan orang buta, penyakit
kusta, serta menghidupkan orang mati dengan izin Allah Swt. dapat menerangkan
apa yang dimakan dan disimpan di rumah-rumah kaumnya, menurunkan makanan
dari langit ketika diminta oleh kaumnya.
Nabi Isa A.S. diangkat menjadi Rasul ketiaka ia berusia 30 tahun . Ia berjuang
menyiarkan agama yang benar, membongkar akan kesalahan-kesaahan dan
kesesatan pendeta-pendeta Yahudi yang telah menyimpang jauh dari ajaran Taurat.
Ajaran Nabi Isa A.S. tidak ada yang menyambutnya kecuali dua belas orang saja,
itulah yang disebut al-Hawariyyun artinya sahabat-sahabat Nabi Isa. Diantara
sahabat-sahabat Nabi Isa itu ada yang murtad dan bekhianat sepertiYahuza dan
lama kelamaan bertambah banyak pengikutnya.
Nabi Isa A. S. akan Dibunuh
Dalam menjalankan tugasnya sebagai Rasul, Nabi Isa A.S. selalu mendapat
tantangan dari kaum kafir. Pelopor dari kaum kafir itu ialah sahabat Nabi Isa sendiri
yang murtad. Mereka berusaha menangkap Isa, karena ia menyangka bahwa ia
dapat menagkap Isa, karena ia orang yang terdekat baginya.
Tetapi orang munafik inilah yang sebenarnya tertangkap, bukan Nabi Isa A. S. dan
dengan kekuasaan Allah Swt. Nabi Isa A. S telah diangkat ke alam Ghaib,
sedangkan muka  (paras wajah) si murtad ini dilihar oleh orang banyak seperti Isa A.
S.
Kekuasaan Allah Swt. lebih dan melebihi segala-galanya dan rencana manusia
dapat berhasil, tetapi rencana da Tuhanlah yang pasti terjadi dan terlaksana. Firman
Allah Swt. dalam al-Qur’an:
“Ada pun orang-orang yang durhaka itu, tiadalah mereka membunuh dan menyalib
Isa, hanya orang yang diserupakan dengan Isa-lah yang tersalib.” (Q.S. An-Nisa,
ayat 157).
Ajaran al-Qur’an Terhadap Isa A.S.
“Tidak layak bagi Allah mempunyai anak . Maha Suci Ia. Apabila Ia berkehendak
suatu perkara, Ia hanya berkata: “Jadilah!”, lantas terwujudlah apa yang
dikehendaki-Nya.” (Q.S. Maryam ayat 35).
Ajaran Nabi Isa A. S. sama dengan ajaran Islam tentang Tuhan (pencipta) alam
semesta. sebagaimana keterangan dalam al-qur’an:
“Isa berkata: ” Dan sesungguhnya Allah itu Tuhanku dan Tuhanmu, maka
sembahlah Ia, inilah jalan yang lurus.” (Q. S. Maryam, ayat 36). (AN)

NABI MUHAMMAD SAW.


Berikut adalah cerita atau kisah dari Nabi Muhammad SAW. Semoga cerita super
singkat ini dapat memberikan inspirasi bagi Kita semua.

Muhammad adalah seorang nabi terakhir yang diutus oleh Allah SWT. Dia
membawa risalah agama yang disebut dengan Islam yakni agama yang teguh
menjalankan ibadah kepada Allah SWT.

Dia juga merupakan salah satu nabi yang masuk dalam ulul azmi atau yang memiliki
keteguhan hati.

Tak salah kalau sampai saat ini, penganut ajaran islam ini cukup banyak dan
tersebar di seluruh penjuru dunia tidak hanya di wilayah dia hidup waktu itu.

Agama islam ini dipercaya sebagai rahmatan alamin yang membawa kedamaian
kepada semua mahluk di dunia ini.

Muhammad lahir dari keturunan bani Hasyim yakni sebuah keturunan kabilah yang
sangat mulia diantara suku quraisy. Bani quraisy ini menjadi salah satu suku yang
mendominasi wilayah Arab pada waktu itu.

Dia lahir dari seorang ibu yang bernama Aminah dan ayahnya bernama abdullah bin
muthalib. Jika ditelusuri garis keturunannya, Muhammad masih merupakan bagian
dari keluarga atau keturunan Ibrahim AS.

Muhammad sendiri menjadi penerus nabi-nabi selanjutnya sekaligus juga sebagai


nabi terakhir yang diutus oleh Allah SWT.

Kelahiran Muhammad terjadi di tahun yang dikenal dengan tahun gajah. Kenapa
dikenal dengan tahun gajah? Itu karena memang di tahun tersebut ada sekolompok
gajah yang datang dan ingin menghancurkan wilayah mekah serta ka’bah.

Pasukan gajah itu dipimpin oleh seorang raja dari kerajaan Habsyi Yaman yang
bernama Abrahah. Namun sayang pasukan yang dibawa oleh Abrahah itu mati
terserang penyakit yang dibawa oleh burung-burung ababil.

Saat Muhammad lahir, kemudian keluargnya berunding untuk menyusukan anaknya


itu di wanita desa.

Hal itu dilakukan agar Muhammad bisa tumbuh dengan baik dan dipilihlah Halimah
sebagai ibu susuan Muhammad tersebut.
Karena memang dia adalah calon penerus kenabian, maka ternyata kehadiran
Muhammad di lingkungan Halimah memberikan berkah.

Dia mengembala kambing dan kemudian kambing-kambing itu tumbuh dengan


gemuk-gemuk dan terus bertambah.

Sejak kecil, muhammad memiliki banyak kelebihan dibanding dengan yang lainnya.
Dia sudah mengembala kambing pada usianya yang 2 tahun.

Kemudian saat Muhammad berhenti menyusu, lalu dengan berat hati Halimah harus
mengembalikan Muhammad kepada orang tuanya.

Namun tidak jadi dikembalikan sampai usia 4 tahun. Kemudian pada usia 6 tahun,
Nabi Muhammad SAW telah menjadi yatim piatu.

Pada usia 20 tahun. Al-amin telah mendapatkan gelar kepercayaan yakni sebagai
seorang yang terpercaya. Hal itu berkat kejujurannya.
Selanjutnya pada usia 25 tahun, dia menikah dengan seorang wanita bernama
Khadizah yang umurnya lebih tua darinya.

Kemudian pada usianya yang ke 40 tahun, Muhammad menerima wahyu yang


pertama yakni surat al-iqra saat dia berada di gua hira.

Dari sanalah nabi muhammad gencar melakukan dakwah untuk membawa umat
pada waktu itu kembali ke jalan Allah.

Anda mungkin juga menyukai