Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Klien dengan perilaku kekerasan, merupakan sesorang yang ambigue, selalu dalam
kecemasan, mempunyai penilaian yang negatif terhadap diri dan orang lain, ketidakmampuan
untuk menyelesaikan masalah dengan baik sehingga perilaku kekerasan merupakan salah satu
cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. Perilaku kekerasan merupakan salah satu
gejala yang menjadi alasan bagi keluarga untuk merawat klien di rumah sakit jiwa karena
berisiko membahayakan dirinya dan orang lain (Pardede et al., 2020). Dari pernyataan
tersebut dapat diketahui bahwa perilaku kekerasan adalah perilaku yang menakutkan dan
membahayakan bagi dirinya, keluarga dan masyarakat sehingga mereka berusaha mencari
pertolongan dengan membawa klien ke rumah sakit dan berharap selama mendapat
pengobatan dan perawatan di rumah sakit perilaku klien berkurang atau berubah.

Intervensi secara umum yang dilakukan pada pasien dengan perilaku agresif / perilaku
kekerasan bervariasi yang berada dalam rentang preventive strategies, Anticipatory Strategies,
dan Containment Strategies (Yusuf, 2015). Strategi pencegahan (preventive strategies),
meliputi kesadaran diri, psikoedukasi pada klien, dan latihan asertif. Strategi antisipasi
(Anticipatory Strategies) meliputi komunikasi, perubahan lingkungan, perilaku dan
psikofarmaka. Kemarahan yang dapat mengancam keselamatan diri sendiri, orang lain dan
lingkungan (kegawat daruratan psikiatri) yang tidak dapat dikontrol dengan terapi
psikofarmaka maka perlu dilakukan strategi penahanan (containment Strategies) yang
meliputi manajemen krisis, pembatasan gerak, dan pengikatan.

Berdasarkan data Nasional Indonesia tahun 2017 dengan resiko perilaku kekerasan
sekitar 0,8 % atau dari 10.000 orang. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa angka kejadian
resiko perilaku kekerasan sangatlah tinggi. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh pasien yang
mengalami resiko perilaku kekerasan adalah dapat mencederai diri, orang lain dan
lingkungan. Adapun dampak yang ditimbulkan oleh pasien yang mengalami perilaku
kekerasan yaitu kehilangan kontrol akan dirinya, dimana pasien akan dikuasi oleh rasa
amarahnya sehingga pasien dapat melukai diri sendiri, orang lain dan lingkungan, bila tidak
ditangani dengan baik maka perilaku kekerasan dapat mengakibatkan kehilangan kontrol,
risiko kekerasan terhadap diri sendiri, orang lain serta lingkungan, sehingga adapun upaya-
upaya penanganan perilaku kekerasan yaitu mengatasi strees termasuk upaya penyelesaian
masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri, bersama
pasien mengidentifikasi situasi yang dapat menimbulkan perilaku kekerasan dan terapi medic.

Dalam penanganan penyakit ini karena jiwa yang terganggu maka yang dibutuhkan
adalah terapi, rehabilitasi serta konseling. Upaya tebesar untuk penanganan penyakit
gangguan jiwa terletak pada keluarga dan masyarakat, dalam hal ini terapi terbaik adalah
bentuk dukungan keluarga dalam mencegah kambuhnya penyakit (Pitayanti & Hartono,
2020). Risiko perilaku kekerasan merupakan gejala dari pasien skizofrenia yang dapat
dikontrol dengan melalui terapi aktivitas kelompok. Terapi aktivitas kelompok merupakan
suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien Bersama-sama dengan berdiskusi satu
sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh perawat spesialis jiwa atau perawat jiwa yang
terlatih.

Beberapa factor yang dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan kemampuan


mengontrol perilaku kekerasan setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok adalah konsentrasi
dan adanya ketertarikan responden terhadap terapi aktivitas kelompok yang dilaksanakan.
Tujuan terapi aktivitas kelompok adalah meningkatkan kemampuan sensori, untuk
memusatkan perhatian, kesegaran jasmani, dan mengekspresikan perasaan. Dengan adanya
terapi ini dapat memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan, pengobatan, dan upaya
pemulihan kesehatan (Pardede & Laia, 2020).

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana terapi aktivitas kelompok pada pasien resiko perilaku kekerasan ?

1.3 Tujuan Masalah

Mampu mengetahui dan melaksanakan terapi aktivitas kelompok pada pasien resiko
perilaku kekerasan.
DAFTAR PUSTAKA

Pardede, J. A., & Laia, B. (2020). Decreasing Symptoms of Risk of Violent Behavior
in Schizophrenia Patients Through Group Activity Therapy. Jurnal Ilmu Keperawatan
Jiwa, 3 (3), 291 - 300.

Pardede, J. A., Siregar, L. M., & Halawa, M. (2020). Beban dengan Koping Keluarga Saat
Merawat Pasien Skizofrenia yang Mengalami Perilaku Kekerasan. Jurnal Kesehatan,
11(2), 189-196.

Pitayanti, A., & Hartono, A. (2020).Sosialisasi Penyakit Skizofrenia Dalam Rangka


Mengurangi Stigma Negatif Warga di Desa Tambakmas Kebonsari - Madiun.
Journal of Community Engagement in Health, 3 (2).

Yusuf, AH. (2015) Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta Selatan : Salemba Medik

Anda mungkin juga menyukai