i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3
A. Terjemah dan mufrodat …………………………………………… 3
B. Pengertian isim nakiroh …………………………………………… 6
C. Karakteristik isim nakiroh ………………………………………… 7
D. Pengertian isim ma’rifah ………………………………………….. 8
E. pembagian isim ma’rifah ………………………………………….. 8
F. perbedaan antara isim nakiroh dan isim ma’rifah ………………… 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
”Dan Jikalau kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain
Arab, tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?”
apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab?”
Dalam pembelajaran Bahasa Arab, kata terbagi menjadi tiga yaitu isim,
fi’il, dan huruf. Namun pada makalah ini akan dibahas tentang isim saja, lebih
khususnya lagi isim nakiroh dan ma’rifah. Isim adalah kata yang bermakna namun
tidak terikat dengan waktu. Isim nakiroh merupakan isim yang maknanya masih
umum, sedangkan isim ma’rifah merupakan isim yang maknanya sudah tentu.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari pembahasan makalah ini adalah:
2
BAB II
PEMBAHASAN
RAHASIA PUASA
Telah datang dari Rasululloh Saw bahwa Puasa itu ialah setengah dari
sabar. Dan Alloh telah berfirman : “Sesungguhnya hanya orang-orang yang
bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas/hisab. “
Dan diberikan balasan puasa untuk hukum estimasi dan perhitungan. Dan
kami melarangmu untuk mengetahui karunia-Nya (puasa).
3
Telah berbicara Nabi SAW : Demi dzat yang berkuasa atasnya waktu
sungguh bau mulut orang puasa itu lebih wangi menurut Alloh melebihi wanginya
misik. Dan berfirman Alloh Azza Wajalla : Sesungguhnya dia menahan syahwat,
makanan, dan minumannya demu aku. Maka puasa itu milikku. Akulab yang akan
memberikan pahalanya. Dan orang yang berpuasa itu telah dijanjikan dengan
bertemu Alloh SWT di dalam membalas pahala puasnya.
Telah bersabda Rasulullah SAW untuk orang yang berpuasa itu ada dua
kesenangan. 1. Kesenangan ketika berbuka puasa dan 2. Kesenangan ketika
bertemu dengan Alloh SWT.
Dan seharusnya begitu; Karena puasa hanya untuknya, dan mulia baginya,
bahkan jika semua ibadah untuknya sebagai kehormatan rumah dalam
hubungannya dengan dirinya sendiri, dan seluruh bumi memiliki dua arti:
Satu: bahwa puasa adalah menahan dan meninggalkan, dan puasa itu
sendiri adalah rahasia yang tidak terlihat perbuatan apa pun, dan semua ketaatan
terlihat dari ciptaan dan dilihat, dan puasa hanya dilihat oleh Allah SWT, karena
itu adalah pekerjaan batin dengan kesabaran belaka.
Yang kedua: bahwa dia menaklukkan musuh Tuhan Yang Maha Esa,
karena sarana Setan, Tuhan telah mengutuknya, adalah keinginan; Sebaliknya,
keinginan diperkuat dengan makan dan minum
4
Tuhan Yang Maha Esa berfirman: ((Jika Anda membantu Tuhan, dia akan
membantu Anda dan membuat kaki Anda kokoh.
Dari segi ini puasa telah menjadi pintu ibadah dan menjadi surganya, dan
jika begitu besar keutamaannya, maka perlu diperjelas kondisi lahir dan batinnya
dengan menyebutkan rukun, sunnah, dan syarat di dalamnya.
MUFRODAT
َع ْنهُ ْم isim marifat karena dimasuki isim dhomir jama mudzakar ghoib
اَجْ َرهُ ْمisim ma’rifat karena dimasuki isim dhomir jama mudzakar ghaib
هذاالوجهisim ma’rifat karena diidofatkan pada isim alam dan isim isyaroh
Imam Ibnu Malik, memberi definisi tentang isim ma'rifat dan isim nakiroh
dengan bait al-Fiyahnya:
أَوْ َواقِ ٌع َموْ قِ َع َما قَ ْد ُذ ِك َر# نَ ِك َرةٌ قَابِ ُل َلْ ُمؤَ ثِّ َرا
5
ْ َو ِه ْن َد َوا ْبنِي َو ْال ُغالَ ِم َوالَّ ِذي# ْْرفَةٌ َكهُ ْم َو ِذي
ِ َو َغ ْي ُرهُ َمع
"Nakirah adalah Isim yang dapat menerima 'al' serta memberi efek
Ma’rifah atau Isim yang menempati tempat isim yang telah disebutkan (yang
dapat menerima alif lam ma’rifah)"
Nakirah, yaitu suatu isim yang tidak menunjukkan pada suatu benda
tertentu
فYYول األلYYلح دخYYا صYYل مYYه كYYوالنكرة كل اسم شائع في جنسه ال يختص به واحد دون آخر وتقريب
والالم عليه نحوالرجل والغالم
Isim nakirah ialah isim yang jenisnya bersifat umum yang tidak
menentukan sesuatu perkara dan lainnya. Singkatnya ialah, setiap isim yang layak
dimasuki alif dan lam, contoh : الرجلatau ( الغالمasalnya رجلdan )غالم.
6
Isim nakiroh/indefinitif adalah setiap isim yang menunjukkan pada makna
yang tidak ditentukan atau makna umum. Biasanya diakhiri dengan tanwin
dan/atau tidak diawali Alif Lam ()ال.
Contoh:
أَوْ َواقِ ٌع َموْ قِ ٌع َما قَ ْد ُذ ِك َر# نَ ِك َرةٌ قَابِ ُل أَلْ ُمؤَ ثِرًا
“Isim nakirah menerima alif lam ( )الyang membekas atau isim yang
menempati kedudukan isim yang menerima alif lam ( )الyang telah di sebutkan
alif lam”.
Maksudnya adalah isim nakirah itu bisa menerima alif lam ( )الdan setelah
kemasukan alif lam tersebut menyebabkan kema’rifatannya. Contoh ( َر ُج ٌلlaki-
laki) menjadi ( ال َّر ُج ُلseorang laki-laki).
- ٌ ( إِ ْن َسorang)
lafaz َم ْنistifham atau syarat yang bermakna ان
7
Lafaz-lafaz di atas tidak bisa menerima alif lam ()ال, tetapi makna yang
digunakan bisa menerima alif lam ()ال, oleh karenanya juga termasuk isim
nakirah. Sedangkan lafaz yang dapat menerima alif lam ( )الtetapi tidak
menyebabkan kema’rifatannya tidak di sebut isim nakirah, seperti lafadz ُال َعبَّاس.ْ
Ma’rifat, yaitu suatu isim yang menunjukkan pada suatu benda tertentu.
Adanya alif lam pada suatu kalimat isim menunjukkan bahwa kalimat
tersebut ialah isim ma’rifah. Akan tetapi ada pula alif lam itu tidak menjadikan
Alam, yaitu isim ma’rifat yang digunakan untuk menamai orang, tempat,
hewan, atau benda-benda lain
8
Contoh:
Isim ‘alam adalah kata yang digunakan untuk menspesialkan nama orang,
tempat, benda, dll. Isim ‘alam ada 3 macam:
Contoh:
Contoh:
c. Isim, adalah nama yang bukan kunyah atau laqob. Isim dapat berupa:
Contoh:
َ ِك – هُنَال
ك َ ِك – أُولَئ
َ ك – هُنَا َ ك – تِ ْل
َ ِهَ َذا – هَ ِذ ِه – هَؤُاَل ِء – َذل
ِ الَّ َذ
- Isim maushul untuk tatsniyah mudzakkar: ان
9
- Isim maushul untuk jama’ mudzakkar: األُولَى/ َالَّ ِذ ْين
Selain itu, ada pula isim maushul yang bisa dipakai untuk mudzakkar atau
muannats. Yaitu:
Akan tetapi berbeda dengan alif lam yang terdapat pada isim maushul,
karena alif lam tesebut lazimah (tetap) yang tidak dapat dipisahkan. Contoh:
ََّح ْي ُم – اَلطَّالِبُوْ ن
ِ اَ ْل ِكتَابُ – اَ ْل َم َسا ِج ُد – اَلر
10
ُاَلصُّ وْ َرة- ُاَل َّش ْمسُ – اَلتِّيْن – اَل َّر ِح ْي ُم
Kata yang pertama dari ketiga contoh diatas disebut dengan mudhof dan
kata yang ke-2 disebut mudhof ilaih. Mudhof ilaih selalu majrur adapun mudhof
tergantung kedudukan dalam kalimat.
Pengertian idlofat:
ص ْي َرا ِن َم ْعنَاهُ َما َم ْعنًى َوا ِحدًا ُ ض ُّم اس ٍْم إلَى آ َخ َر بِ َحي
ِ َْث ي َ
Contoh dalam bahasa indonesia: Kata ‘pintu’ dan kata ‘sekolah’. Sebelum
disatukan, kedua kata tersebut memiliki makna yang berbeda. Tapi setelah
digabungkan, menjadi ‘pintu sekolah’ maka makna kedua kata tersebut telah
menjadi satu.
1. Kata pertama tidak boleh ber-alif lam dan tak boleh bertanwin.
Selanjutnya kata ini disebut mudlof
Contoh:
"Pena-nya"
- diidlofatkan pada isim alam/nama
"Buku Zaed"
11
- diidlofatkan pada isim isyarah:
Pintu sekolah
1. Segi kalimat
Apabila isim tersebut tidak ada alif lam ( )الmaka dikatakan isim nakiroh
(ada pengecualian sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya), dan apabila terdapat
alif lam ( )الmaka dikatakan isim ma’rifah.
2. Segi makna
Apabila lafaz isim tersebut memiliki makna yang masih umum atau belum
tentu maka termasuk kepada isim nakiroh, dan apabila lafaz isim tersebut
memiliki makna yang sudah tentu maka termasuk kepada isim ma’rifah.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Isim nakiroh ialah isim yang jenisnya bersifat umum yang tidak
menentukan suatu perkara dan lainnya. Isim nakirah itu bisa menerima alif lam (
)الdan setelah kemasukan alif lam tersebut menyebabkan kema’rifatannya.
Contoh ( َر ُج ٌلlaki-laki) menjadi ( ال َّر ُج ُلseorang laki-laki).
Isim ma’rifah ialah lafaz yang menunjukkan benda tertentu atau sudah
pasti suatu perkara tersebut. Isim ma’rifat dibagi menjadi enam macam yaitu isim
dhamir, isim ‘alam, isim isyaroh, isim maushul, isim yang kemasukan alif lam (
)ال, dan isim yang idhofah.
Antara isim nakiroh dan isim ma’rifah dapat dibedakan dari dua segi, yaitu
segi kalimat dan segi makna. Apabila isim tersebut tidak ada alif lam ( )الmaka
dikatakan isim nakiroh (ada pengecualian sebagaimana telah dijelaskan
sebelumnya), dan apabila terdapat alif lam ( )الmaka dikatakan isim ma’rifah.
Apabila lafaz isim tersebut memiliki makna yang masih umum atau belum tentu
maka termasuk kepada isim nakiroh, dan apabila lafaz isim tersebut memiliki
makna yang sudah tentu maka termasuk kepada isim ma’rifah.
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Moch. 2005. Ilmu Nahwu; Terjemahan Al-Jurumiyah dan Imrithy Berikut
Penjelasannya. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Fahmi, Akrom. 2002. Ilmu Nahwu dan Sharaf 3 (Tata Bahasa Arab). Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Mu’minin, Iman Saiful. 2009. Kamus Ilmu Nahwu dan Sharaf. Jakarta: Amzah.
Muhammad ibn Abdullah ibn Malik Al-Andalusi. TT. Alfiyah ibn Malik Fi Al-
Nahw wa Sharf. Kudus: Pustaka Mathbaah Menara Kudus.
14