Anda di halaman 1dari 13

REKAYASA IDE

“PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR”

Oleh :

Kelompok : V (Lima)

Nama : Chintya Rachmawati Putri Sarmi (4183111107)

Elly Nafsiah (4183111091)

Teddy Elsya Septirah (4163111063)

Kelas : Pendidikan Matematika A 2018

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas rekayasa ide mata kuliah Pendidikan Bahasa
Indonesia.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Bahasa Indonesia. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.

Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, sehingga
segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat penulis menghaturkan terima kasih bagi
semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil baik langsung maupun
tidak langsung dalam penyusunan makalah ini hingga selesai, terutama kepada yang saya
hormati:

1. Bapak Dr. Pardomuan Sitompul, S.Si., M.Si., selaku Ketua Jurusan Matematika
Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Lasker Pangarapan Sinaga, S.Si., M.Si., selaku Seketaris Jurusan
Matematika Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Drs. Zul Amry, M.Si., Ph.D, selaku Kepala Prodi Jurusan Matematika
Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Drs. Tangson R. Pangaribuan, M.Pd, selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Bahasa Indonesia di Universitas Negeri Medan.
5. bapak/ibu dosen dan staf di lingkungan Fakultas MIPA Unimed, khususnya
Program Studi Pendidikan Matematika yang telah banyak membantu kami.
6. seluruh teman-teman yang selalu memberikan semangat kepada kami.
7. teristimewa kepada orang tua kami yang selalu mendoakan dan memberikan
motivasi, materi kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Mei 2020

Kelompok V

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................i


Daftar Isi...................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................1
C. Tujuan ...........................................................................................................2
D. Manfaat .........................................................................................................2
Bab II Permasalahan
A. Kajian Teori ..................................................................................................3
B. Pembahasan Masalah.....................................................................................4
C. Identifikasi Permasalahan..............................................................................5
Bab III Solusi dan Permasalahan ..........................................................................8
Bab IV Penutup
A. Kesimpulan ...................................................................................................9
B. Saran...............................................................................................................9
Daftar Pustaka..........................................................................................................10

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi dengan orang lain dalam kehidupan kita
sehari-hari. Bahasa ini sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia sebagai bagian
dalam masyarakat. Tanpa bahasa, kita tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain karena
bahasa ini adalah komponen utama dalam berkomunikasi antarmanusia.
Dari waktu ke waktu, perkembangan zaman akan terus berlanjut dan semakin maju,
begitu pun di Indonesia. Dalam proses perkembangan zaman inilah, diperlukan adanya suatu
alur komunikasi yang baik dan terarah agar dapat memenuhi kebutuhan umum. Komunikasi itu
selalu tidak dapat terlepas dari bahasa karena kita berkomunikasi menggunakan bahasa, baik
secara tulis maupun lisan. Suatu proses komunikasi dapat dikatakan baik dan terarah apabila
dalam pelaksanaannya menggunakan bahasa yang baik dan benar, yaitu sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia yang diterapkan.
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, semua hal sudah semakin berkembang tidak
terkecuali bahasa. Salah satu hal yang sudah terkena arus globalisasi adalah bahasa yang kita
gunakan sehari-hari dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Bahasa itu sangat diperlukan, karena bahasa tidak dapat terlepas begitu saja dari
kehidupan manusia. Oleh karena itu, berbagai permasalahan mengenai bahasa yang saat ini
mulai muncul dan terus berkembang di kalangan masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia,
harus segera diatasi agar tidak semakin meluas dan tidak mengubah tata bahasa Indonesia yang
sudah ada dan ditetapkan sejak lama.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di era
globalisasi ini?
2. Hal-hal apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut?

1
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui sampai sejauh mana perkembangan bahasa di Indonesia sebagai bahasa
nasional dalam proses komunikasi.
2. Mengetahui seberapa penting penggunaan bahasa yang baik dan benar di Indonesia.

D. Manfaat
Menemukan solusi dari permasalahan-permasalahan bahasa yang timbul saat ini dan
melaksanakan serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam proses
komunikasi dengan orang lain

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kajian Teori
Pengertian kedua berkaitan dengan istilah “bahasa Indonesia yang benar”. Sebutan benar
atau betul di sini berhubungan dengan soal keserasian dengan kaidah. Penggunaan bahasa
Indonesia yang benar adalah penggunaan bahasa indonesia yang menaati kaidah tata bahasa.
Sedang maksud kaidah di sini adalah kaidah bahasa Indonesia baku atau yang dianggap baku.
Maksudnya adalah bahasa yang telah distandardisasikan berdasarkan hukum berupa keputusan
pejabat pemerintah atau sudah diterima berdasarkan kesepakatan umum yang wujudnya ada
pada praktik pelajaran bahasa pada khayalak.
Pada asasnya, kita menggunakan bahasa yang baik, artinya yang tepat tetapi tidak termasuk
bahasa yang benar. Sebaliknya, kita mungkin berbahasa yang benar tetapi tidak baik
penerapannya karena suasanya mensyaratkan ragam bahasa yang lain. (Menurut Hasan
Alwi,2003:Hal 6). Contoh suasana yang dimaksud adalah saat sesorang di pasar akan
berkomunikasi dengan bahasa pasar, sedangkan jika ia dihadapkan dengan tempat yang formal ,
maka ia harus menggunakan bahasa yang yang baku. Ragam penggunaan bahasa Indonesia
baku dipakai dalam situasi sebagai berikut:
a) Untuk komunikasi resmi, seperti dalam upacara-upacara kenegaraan, rapat-rapat dinas,
surat-menyurat resmi,dan sebagainya.
b) Untuk wacana teknis, seperti laporan kegiatan, usulan proyek, lamaran pekerjaan, karya
ilmiah,dan sebagainya.
c) Pembicaraan di depan umum, misalnya pidato, ceramah, khotbah, pengajaran di
sekolah,dan sebagainya.
d) Berbicara dengan orang yang patut dihormati misalnya guru, pejabat pemerintahan,
atasan, atau orang yang belum atau baru saja dikenal.

3
B. Pembahasan Masalah
Bahasa Indonesia baku merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia yang berfungsi
sebagai tolok bandingan bagi pemakaian ragam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia baku
disebut juga bahasa Indonesia yang formal, yaitu bahasa Indonesia yang dituturkan dalam
situasi resmi. Perkembangan zaman telah membawa kita kepada perubahan. Perubahan yang
dibawa oleh arus globalisasi ini bermacam bentuk dan jenisnya. Ada yang berjalan secara pelan-
pelan dan ada yang berjalan begitu drastis. Entah perubahan itu mengarah ke hal yang positif
yaitu membawa perubahan ke arah yang lebih baik atau malah membawa perubahan ke arah
yang lebih buruk.
Di Indonesia, bahasa menjadi salah satu sistem yang sudah terkena arus globalisasi. Saat
ini, perkembangan bahasa di Indonesia sudah semakin meluas. Perkembangan bahasa tersebut
jelas menimbulkan berbagai dampak, baik dari segi positif atau dari segi negatif. Dari segi
positif, kita dapat mengatakan bahwa semakin hari, kosakata bahasa baru mulai bermunculan.
Kosakata-kosakata itu baik secara langsung atau tidak, dapat menambah daftar kosakata bahasa
yang ada di Indonesia. Penambahan kosakata itu menyebabkan penguasaan bahasa semakin
luas. Hal ini akan memperkaya kosakata bahasa Indonesia itu sendiri dan dapat mempermudah
orang yang ingin mempelajari bahasa Indonesia.
Akan tetapi, selain dampak positif yang bisa kita ambil dari peristiwa ini, ada juga
dampak negatif yang ditimbulkan. Dampak negatif tersebut antara lain, berkurangnya ketaatan
warga negara dalam pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai kaidahnya. Selain
itu, sedikit demi sedikit tata bahasa Indonesia yang sudah ada sejak dulu dan disesuaikan
dengan kemampuan masyarakat dalam berbahasa akan berubah. Perubahan itu bisa saja
dikarenakan oleh munculnya kosakata yang tidak baku atau sebenarnya tidak sesuai dengan
bahasa Indonesia. Dampak negatif lainnya juga bisa saja muncul karena adanya pengaruh
bahasa dari budaya barat yang kemudian masuk ke dalam bahasa Indonesia, sehingga bahasa
Indonesia ini terkesan menggunakan bahasa yang kebarat-baratan dan sebenarnya tidak sesuai
dengan budaya timur, terutama Indonesia.
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, banyak penggunaan bahasa yang kurang
memenuhi kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Baik bahasa lisan maupun tulisan
yang digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Berbagai permasalahan timbul akibat penggunaan
bahasa yang kurang memenuhi kaidah ini. Dalam pembahasan ini, saya akan mengangkat

4
permasalahan yang berkaitan dengan bahasa, diantaranya adalah penggunaan bahasa Indonesia
yang tidak baku dan semakin merebak dalam proses komunikasi masa kini.

C. Identifikasi Permasalahan
“Penggunaan Bahasa Indonesia yang Tidak Baku dan Semakin Merebak dalam Proses
Komunikasi Masa Kini” Perkembangan zaman ini telah banyak membawa pengaruh buruk pada
tata bahasa yang berlaku di Indonesia. Jika dibiarkan, pengaruh buruk ini lama-kelamaan akan
mengubah tata bahasa Indonesia yang berlaku saat ini. Padahal, kaidah bahasa yang baik dan
benar sudah diterapkan dan dijalankan sejak dulu oleh masyarakat Indonesia. Penetapan kaidah
bahasa ini juga sudah disesuaikan dengan kondisi masyarakat Indonesia dan sudah
disempurnakan melalui EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) yang kemudian mulai diberlakukan
di Indonesia sejak 17 Agustus 1972.
Saat ini, penggunaan bahasa tidak baku dalam berkomunikasi itu semakin mudah
ditemui. Dalam realisasinya, banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan bahasa yang
tidak baku ini sebagai bahasa sehari-hari dalam berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa-
bahasa itu, misalnya :
1. Gue yang berarti dalam bahasa bakunya adalah “aku atau saya”
2. Elo yang berarti dalam bahasa bakunya adalah “kamu”
3. Nggak yang berarti dalam bahasa bakunya adalah “tidak”
4. dan lain-lain.
Bahasa-bahasa tersebut di atas sudah semakin marak digunakan dalam percakapan
sehari-hari, terutama di kota besar di Indonesia, misalnya saja di kota Jakarta. Padahal, bahasa-
bahasa tersebut bukanlah bahasa yang baku dan tidak terdapat dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI). Untuk mengetahui penyebab penggunaan bahasa yang demikian itu di
kalangan masyarakat Indonesia, diperlukan kegiatan studi ilmiah mengenai bahasa yang
dimaksud.
Penggunaan bahasa yang tidak baku ini semakin lama sudah semakin meluas dan
menjadi bahasa yang ‘dibakukan’ sendiri oleh masyarakat Indonesia, khususnya yang tinggal di
Jakarta dan sekitarnya. Sehingga dalam berkomunikasi, mereka selalu menggunakan bahasa-
bahasa yang tidak baku dan sebenarnya tidak terdapat dalam KBBI tersebut tanpa merasa aneh
dengan kosakata baru itu. Bahkan mungkin saat ini, di Jakarta, kita tidak lagi mendapati orang

5
yang menyebut dirinya dengan sebutan “aku” dan menyebut orang lain “kamu”, kecuali dalam
situasi formal, seperti di suatu perusahaan atau perkantoran yang biasanya diwajibkan
menggunakan bahasa resmi dalam berkomunikasi satu sama lain.
Dalam hal bahasa percakapan ini. Bisa jadi, kata-kata elo-gue yang awalnya hanya
berlaku di Jakarta ini lama kelamaan akan menyebar luas di seluruh kota di Indonesia dan
menggeser kosakata “aku” dan “kamu” yang ada di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ini.
Apabila hal ini benar-benar terjadi, maka bisa saja suatu saat kata-kata “aku” dan “kamu” ini
malah tidak dipergunakan lagi dalam bahasa Indonesia.
Begitu juga dengan kata nggak dan lainnya. Kata-kata ini seringkali dijumpai di dalam
berkomunikasi. Ini disebabkan oleh kebiasaan penggunaan kata-kata ini sehngga membuat kata-
kata ini menjadi lazim. Hal ini kemudian dapat menyebabkan mulai adanya pergeseran
penggunaan bahasa yang sesuai kaidah yang sudah berlaku sebelumnya. Banyak orang yang
menggunakan bahasa di SMS dalam kehidupan sehari-hari, dalam bercakap-cakap dengan orang
lain misalnya, mereka suka menyebut kata “tidak” dengan menggunakan nggak yang
sebenarnya mereka tahu bahwa kata nggak ini bukanlah bahasa baku. Hal ini dapat terjadi terus
menerus karena kebiasaan mereka dalam penggunaan kata-kata seperti ini tanpa merasa bahwa
bahasa yang mereka gunakan dalam berkomunikasi itu adalah salah. Selain kata nggak, masih
banyak kata lainnya yang ditulis atau diucapkan tidak sesuai dengan kaidah KBBI Seperti
contoh misalnya:
1. Kata “menyapu” sering diganti dengan nyapu
2. Kata “mengerti” sering diucapkan ngerti, dan lain-lain.
Namun, tidak hanya mengubah bunyi atau pengucapan suku kata depannya, dampak
globalisasi ini juga memunculkan bahasa baru yang sedikit demi sedikit mulai tidak
menghiraukan kata aslinya yang sudah ada sejak dulu. Kata itu seperti kata alay atau lebay yang
artinya sama sekali tidak berhubungan dengan kata tersebut, bahkan tulisannya pun berbeda
total. Kata alay atau lebay itu mempunyai arti yang sama, yakni “berlebihan”. Tidak perlu
susah-susah kita mencarinya, di mana saja hampir kita temui orang-orang yang dalam berbicara
menggunakan kata-kata yang demikian dan secara sadar atau tidak sadar, secara perlahan
mereka telah melupakan kata dalam bahasa Indonesia yang sesungguhnya, yaitu kata yang baku
dari kata alay atau lebay tersebut.

6
Permasalahan-permasalahan di atas menyebabkan berkurangnya penerapan bahasa
Indonesia yang baik dan benar di kalangan masyarakat Indonesia itu sendiri sesuai kaidah yang
berlaku. Sehingga, lama-kelamaan hal ini bisa saja  menyebabkan berubahnya tata bahasa
Indonesia secara perlahan jika pemerintah tidak menindaklanjutinya dengan segera tentang
bahasa-bahasa ‘gaul’ yang sedang berkembang saat ini di Indonesia sebagai akibat globalisasi.

7
BAB III
SOLUSI DAN PEMBAHASAN

Ide Penyelesaian Masalah


Untuk mengatasi berbagai permasalahan bahasa yang timbul di Indonesia akibat arus
globalisasi, kita harus menemukan solusinya dan menerapkan atau merealisasikan berbagai
solusi tersebut dalam kehidupan sehari-hari agar permasalahan ini tidak berlanjut terus-
menerus. Berbagai solusi yang dapat saya berikan adalah sebagai berikut:
1. Memulai sedini mungkin membiasakan diri berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar sesuai kaidah bahasa yang berlaku dan sesuai pada saat ini.
2. Memulai dari diri sendiri untuk berinisiatif menanamkan jiwa ‘sadar berbahasa Indonesia
yang baik dan benar’.
3. Mengajak orang lain menggunakan bahasa Indonesia sesuai kaidah yang berlaku, baik
dalam lisan maupun tulisan terutama ketika berbicara dengan orang lain.
4. Mengetahui dan memahami sejak awal pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai dengan
konteks pemakaiannya.
5. Memiliki sifat keterbukaan terhadap perubahan agar dapat menerima pembaharuan tentang
bahasa, tetapi masih dalam batas bahasa tersebut memenuhi kaidah tata bahasa Indonesia
yang baik dan benar serta termasuk dalam kata baku.
6. Diperlukan adanya pembelajaran-pembelajaran mengenai tata bahasa Indonesia di suatu
instasi sekolah atau lembaga pendidikan lainnya, yang benar-benar mengajari kita dan anak
didik bangsa mengenai kata yang baku di dalam bahasa Indonesia sebagai generasi penerus
bangsa yang berbudaya. Sebab, sosialisasi tentang bahasa Indonesia itu sendiri sangat
diperlukan sejak dini.
7. Menanamkan jiwa nasionalisme yang kuat kepada generasi penerus bangsa untuk selalu
menjunjung tinggi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan persatuan, serta selalu
menggunakannya dalam berkomunikasi dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari.
8. Mengadakan peraturan agar di dalam lingkungan sekolah hendaknya menggunakan bahsa
indonesia yang baku agar siswa terbiasa mengucapkan kosakata yang baku di kehidupan
sehari-hari.

8
BAB IV
PENUTUP

A.Kesimpulan
Dapat kita simpulkan banyaknya penggunaan bahasa indonesia yang baku adalah akibat
dari perkembangan zaman yang kian mengalami kamjuan baik dari dunia pendidikan sampai
teknologi serta kebiasaan menggunakan bahasa yang tidak baku di kawasan lingkungan tempat
tinggal.
Kurangnya kesadaran untuk mencintai bahasa di negeri sendiri berdampak pada
tergilasnya atau lunturnya bahasa Indonesia dalam pemakaiannya dalam masyarakat terutama
dikalangan remaja. Apalagi dengan maraknya dunia kalangan publik menggunakan bahasa gaul
di media massa dan elektronik, membuat orang-orang semakin sering menirukannya di
kehidupan sehari-hari hari.

B. Saran
Sebaiknya penggunaan Bahasa Indonesia baku di setiap kalangan digunakan secara
intensif, karena bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang artinya  bahasa tersebut
merupakan bahasa pengantar sehari-hari.
Seharusnya para orangtua mengajarkan pada anak-anaknya sejak dini,sehingga anak
lebih memahami penggunaan Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari serta terbiasa
mengucapkan bahasa Indonesia yang baku.

9
DAFTAR PUSTAKA

Alwi,Hasan.2013.Tata Baku Bahasa Indonesia.Jakarta:Gramedia


Sanggup barus, dkk. 2020. PENDIDKAN BAHASA INDONESIA. Medan : Unimed Press

I Nengah Sukartha, dkk. 2010. BAHASA INDONESIA AKADEMIK untuk Perguruan Tinggi.

Bali : Udayana Univesity Press

10

Anda mungkin juga menyukai