Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
“BAHASA INDONESIA”
Oleh :
Kelompok : V (Lima)
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Project mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Bahasa Indonesia. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, sehingga
segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat penulis menghaturkan terima kasih bagi
semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil baik langsung maupun
tidak langsung dalam penyusunan makalah ini hingga selesai, terutama kepada yang saya
hormati:
1. Bapak Dr. Pardomuan Sitompul, S.Si., M.Si., selaku Ketua Jurusan Matematika
Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Lasker Pangarapan Sinaga, S.Si., M.Si., selaku Seketaris Jurusan
Matematika Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Drs. Zul Amry, M.Si., Ph.D, selaku Kepala Prodi Jurusan Matematika
Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Drs. Tangson R. Pangaribuan, M.Pd, selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Bahasa Indonesia di Universitas Negeri Medan.
5. Bapak/Ibu dosen dan staf di lingkungan Fakultas MIPA Unimed, khususnya
Program Studi Pendidikan Matematika yang telah banyak membantu kami.
6. Seluruh teman-teman yang selalu memberikan semangat kepada kami.
7. Teristimewa kepada orang tua kami yang selalu mendoakan dan memberikan
motivasi, materi kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kelompok V
i
ANALISIS KESULITAN GURU MATEMATIKA
DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN
Yuslinda1, Muhammad Aiman Jamil Lubis2, Rut Kelud M Simanjuntak3, Tiara Laura Br Ginting4
(Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika)
Abstrak
Kesulitan guru matematika dalam melaksanakan pembelajaran bisa saja datang dari dalam guru itu sendiri ketika
mengajar maupun dari faktor lain di luar kelas. Begitu penting peran guru matematika dalam menentukan
keberhasilan pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untukmendapatkan informasi yang lebih akurat tentang
kesulitan guru matematika, terutama dalam melaksanakan pembelajaran agar dapat dicari solusinya. Pengambilan
data dilakukan dengan teknik wawancara dan pengisian angket secara online. Subjek penelitian ini adalah seorang
guru Matematika di MAS Tahfizhil Qur’an Medan. Hasil penelitian menunjukkan dalam merencanakan proses
pembelajaran kesulitan yang paling sering terjadi adalah menentukan prosedur pengajaran, dan dalam
berkomunikasi dengan siswa kesulitan yang paling sering terjadi adalah minat siswa terhadap pelajaran matematika.
Kata Kunci: Matematika, Guru, Profesionalisme Guru, Kesulitan Guru Matematika
PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ditawarkan sejak pertama masuk sekolah, dengan
demikian, belajar matematika sangatlah penting untuk membekali diri dalam belajar ilmu yang lain, khususnya
pelajaran eksakta, apalagi peran matematika banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dari berbagai persoalan tentang pembelajaran matematika, nampaknya posisi guru menjadi sentral. Hal ini
juga disinyalir oleh Prof. Dr. Santoso Muwarni, yang menekankan keberhasilan pembelajaran matematika pada
Adanya kesan guru matematika umumnya angker menjadi krirtik tajam bagi guru matematika yang harus
diperhatikan. Tetapi dalam kenyataannya, menurut Santoso, guru juga merasa sulit dalam melaksanakan
pembelajaran matematika. Kesulitan ini bisa saja datang dari dalam guru itu sendiri ketika mengajar maupun dari
Menurut Reys dkk (1984), seperti dikutip Russeffendi, matematika adalah telaah tentang
pola dan hubungan, suatu pola berfikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat. Matematika
i
timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan idea atau proses, dan
penalaran. Terdiri atas 4 (empat) wawasan yang luas : aritmetika, aljabar, geometri, analisis[1].
Dengan profesionalisme guru, maka guru masa depan tidak lagi sebagai pengajar (teacher),
seperti fungsinya yang menonjol selamaini, tetapi beralih sebagai pelatih (coach), pembimbing
(counselor), dan manajer belajar (learning manager). Sebagai pelatih, seorang guru akan
berperan seperti pelatih olah raga. Ia mendorong siswanya untuk menguasai alat belajar,
memotivasi siswanya untuk mencapai prestasi setinggin-tingginya, dan membantu siswa
menghargai nilai belajar dan pengetahuan. Sebagai pembimbing atau konselor, guru akan
berperan sebagai sahabat siswa, menjadi teladan dalam pribadi yang mengundang rasa hornat
dan keakraban dari siswa. Sebagaimana belajar, guru akan membimbing siswanya belajar,
mengambil prakarsa, dan mengeluarkan ide-ide baik yang dimilikinya. Dengan ketiga peran guru
ini, maka diharapkan para siswa mampu mengembangkan potensi diri masing-masing.
Mengembangkan kreatifitas, dan mendorong adanya keilmuan dan teknologi yang inovatif
sehingga para siswa mampu bersaing dengan masyarakat global.
Sementara itu, sikap dan sifat guru yang baik adalah (1) bersikap adil; (2) percaya dan suka
kepada murid-muridnya; (3) sabar dan rela berkorban; (4) memiliki wibawa di hadapan pserta
didik; (5) penggembira; (6) bersikap baik terhadap guru-guru lainnya; (7) bersikap baik terhadap
masyarakat; (8) benar-benar menguasai mata pelajarannya; (9) suka dengan mata pelajaran yang
diberikannya; dan (10) berpengetahuan luas (Ngalim Purwanto, 2002)[2].
Untuk dapat memperoleh kualitas pembelajaran yang baik, guru harus bisa memperhatikan
petunjuk dan perencanaan dalam menyampaikan pelajaran. Seorang guru harus bisa melayani
perbedaan individual siswa, memotivasinya, membimbing, serta mampu mencari buku ajar yang
cocok dan mudah dipelajari siswa. Seorang guru juga harus mempertimbangkan taraf berfikir
siswa. Karena setiap siswa antara yang satu dengan yang lain berbeda, guru harus menyiapkan
langkah-langkah yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Persiapan ini penting untuk
diperhatikan guru sebelum mulai mengajar. Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru
berkewajiban[3] :
1. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta
menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetauan, teknologi dan seni;
ii
3. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jeniskelamin, agama,
suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status social
ekonomi peseta didik dalam pembelajaran;
4. Menjunjung tinggi peraturan perundang–undangan, hokum dan kode etik guru, serta
nilai-nilai agama dan etika; dan
5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
Salah satu fungsi guru adalah membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap dengan kemampuan. Dalam hal ini, tugas guru adalah menawarkan dan
mengorganisasikan keterampilan dalam mengatur metode-metode, alat peraga, buku-buku, dan
lain sebagainnya. Untuk dapat memperoleh pengajaran dan pendidikan yang baik, guru perlu
mengetahui adanya tehnologi pendidikan. Tehnologi pendidikan mencakup setiap kemungkinan
sarana yang dapat digunakan untuk menyajikan infomasi. Hal ini berhubungan dengan alat-alat
yang dipakai dalam pendidikan dan latihan-latihan seperti TV, laboratorium, dan sebagainya. [4].
METODE PENELITIAN
B. Subjek Survey
Subjek penelitian ini adalah seorang guru Matematika di MAS Tahfizhil Qur’an Medan.
D. Instrumen Survey
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, sejumlah pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Melalui angket ini, dikumpulkan
informasi tentang gambaran kesulitan guru matematika dalam melaksanakan pembelajaran di
MAS Tahfizhil Qur’an Medan.
iii
Jumlah soal yang tertera dalam angket adalah 10 soal yang masing-masing soal berisi sebab dan
akibat dari kesulitan yang muncul dalam melaksanakan pembelajaran.
a. Me
mbuat satuas pelajaran
b. Men
desain ruang belajar
c. Men
entukan media pengajaran
d. Men
entukan prosedur pengajaran
e. Men
entukan buku matematika
iv
pegangan sebagai sumber
f. Lain
nya (mohon uraikan )
2. Apa yang menyebabkan Latar belakang siswa yang heterogen,
kesulitan di atas terjadi dan sehingga setiap siswa berbeda dalam
bagaimana cara mengatasinya? menerima pelejaran, solusinya yaitu
dengan mengelompokkan siswa-siswa
berdasarkan cara belajar dan tingkat
kemampuan siswa dalam menerima
pelajaran, setelah itu menentukan
prosedur pengajaran sesuai dengan
kelompok siswa yang telah
diklasifikasikan tadi.
Mempraktikkan metode
mengajar
Menjelaskan materi
Respon dan memotivasi siswa
bertanya
Menciptakan kondisi belajar
yang kondusif
Mengetahui kemampuan siswa
yang berbeda-beda
Alokasi waktu belajar
mengajar
Lainnya (mohon uraikan )
4. Apa yang menyebabkan Kurang memahami akan pentingnya
kesulitan di atas terjadi dan pelajaran matematika, tujuan belajar
v
bagaimana cara mengatasinya? matematika. Cara mengatasinya: harus
dimulai dari lingkungan dan memberi
motivasi kegunaan matematika dalam
kehidupan.
5. Metode apa yang paling sering Diskusi kelompok, sebab siswa bebeda-
Bapak/Ibu gunakan dalam beda dalam memahami setiap
mengajar, mengapa? permasalahan. Dengan diskusi mereka
dapat menyelesaikan setiap persoalan
dengan cara yang berbeda.
a. Me
mbantu menumbuhkan
kepercayaan diri siswa
b. Mer
angsang minat siswa dalam
belajar
c. Men
umbuhkan sikap positif
terhadap pelajaran matematika
d. Lain
nya (mohon uraikan )
7. Apa yang menyebabkan Kurangnya dukungan di lingkungan
kesulitan di atas terjadi dan keluarga dan lingkungan, kemudian
bagaimana cara mengatasinya? hasil (output) dari pembelajaran ini
kurang terealisasi pada dunia kerja.
Cara mengatasi: harus diciptakan dunia
kerja yang menjawab tantangan ini.
vi
8. Langkah apa yang Bapak/Ibu Memberikan pengertian akan
gunakan untuk menumbuhkan pentingnya matematika untuk
minat siswa terhadap pelajaran menjawab tantangan saat ini, harus
matematika? dicontohkan pada dunia kerja.
10 Kesulitan apa yang sering Sulit untuk mengerti pada setiap soal-
Bapak/Ibu alami ketika soal yang diberikan, sebab siswa-siswa
membimbing siswa dalam saat ini memiliki penguasaan yang
kegiatan belajar di kelas? sangat rendah dasar-dasar berhitung.
Mengapa, dan bagaimana cara Cara mengatasi: harus diberikan
mengatasinya? penjelasan yang berulang-ulang dan
didiskusikan dengan teman yang lebih
memahami.
B. Pembahasan
1. Kesulitan dalam Merencanakan Proses Pembelajaran
Menjadi guru matematika yang profesional dapat dilihat dari aspek merencanakan proses
pembelajaran dengan baik. Dalam merencanakan proses pembelajaran, seorang guru matematika
harus bias membuat peta tentang proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Fakta
membuktikan bahwa salah satu kesulitan guru matematika adalah ketika merencanakan proses
pembelajaran. Dari tabel tersebut dapat kita ambil bahwa salah satu kesulitan guru matematika
dalam merencanakan proses pembelajaran adalah menentukan prosedur pengajaran, sebab latar
belakang siswa yang heterogen maksudnya berbeda-beda dalam menangkap pelajran yang
diberikan, sehingga setiap siswa berbeda dalam menerima pelajaran, solusinya yaitu dengan
mengelompokkan siswa-siswa berdasarkan cara belajar dan tingkat kemampuan siswa dalam
menerima pelajaran, setelah itu menentukan prosedur pengajaran sesuai dengan kelompok siswa
yang telah diklasifikasikan tadi.
2. Kesulitan dalam melaksanakan proses pembelajaran
vii
Berdasarkan uraian pada temuan data, respon dan memotivasi siswa bertanya
merupakan kesulitan yang terbanyak dialami guru matematika, kesulitan ini disebabkan karena
siswa kurang memahami akan pentingnya pelajaran matematika, dan tujuan belajar matematika.
Cara mengatasinya: harus dimulai dari lingkungan terutama lingkungan keluarga, serta didukung
oleh lingkungan teman dan sekolahnya dan memberi motivasi kegunaan dan manfaat matematika
dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa memiliki motivasi dan kemauan untuk belajar
matematika.
3. Kesulitan dalam berkomunikasi dengan siswa
Deskripsikan data hasil temuan penelitian memberikan gambaran bahwa merangsang
minat siswa terhadap pelajaran matematika, menjadi kesulitan yang banyak dialami guru
matematika di Madrasah Aliyah Swasta Tahfizhil Qur’an Medan. Kesulitan tersebut terjadi
karena kurangnya dukungan di lingkungan keluarga dan lingkungan, kemudian hasil (output)
dari pembelajaran ini kurang terealisasi pada dunia kerja dan kebanyakan siswa menganggap
bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit dan tidak menarik. Cara mengatasi: harus
diciptakan dunia kerja yang menjawab tantangan ini.
Upaya yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan minat siswa dalam pelajaran
matematika yaitu: memberikan pengertian akan pentingnya matematika untuk menjawab
tantangan saat ini, harus dicontohkan pada dunia kerja.
Strategi yang digunakan untuk memfasilitasi kemampuan siswa yang berbeda-beda yaitu
mengelompokkan siswa dan mencari metode model pembelajaran yang tepat pada setiap
kelompok.
C. Temuan Lapangan
Dari hasil data yang diperoleh bahwa kesulitan yang sering guru matematika alami
ketika membimbing siswa dalam kegiatan belajar di kelas yaitu sulit untuk mengerti pada setiap
soal-soal yang diberikan, sebab siswa-siswa saat ini memiliki penguasaan yang sangat rendah
dasar-dasar berhitung. Cara mengatasi: harus diberikan penjelasan yang berulang-ulang dan
didiskusikan dengan teman yang lebih memahami.
KESIMPULAN
Dari data yang telah penulis analisis di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Dalam merencanakan proses pembelajaran kesulitan yang paling sering terjadi adalah
menentukan prosedur pengajaran, sebab latar belakang siswa yang heterogen maksudnya
viii
berbeda-beda dalam menangkap pelajran yang diberikan, sehingga setiap siswa berbeda dalam
menerima pelajaran.
2. Dalam melaksanakan proses pembelajaran kesulitan yang paling sering terjadi adalah respon
dan memotivasi siswa bertanya, kesulitan ini disebabkan karena siswa kurang memahami akan
pentingnya pelajaran matematika, dan tujuan belajar matematika.
3. Dalam berkomunikasi dengan siswa kesulitan yang paling sering terjadi adalah minat siswa
terhadap pelajaran matematika, Kesulitan tersebut terjadi karena kurangnya dukungan di
lingkungan keluarga dan lingkungan, kemudian hasil (output) dari pembelajaran ini kurang
terealisasi pada dunia kerja dan kebanyakan siswa menganggap bahwa matematika merupakan
pelajaran yang sulit dan tidak menarik.
ix
DAFTAR PUSTAKA
[1] E.T Russeffendi, Pengajaran Matematika Untuk Orang Tua Murid, Guru dan SPG (Banding
: Tarsito, 1980), hal. 148
[2]Ibid, hal.31
[3] Undang-undang Guru dan Dosen, pasal 20, (Jakarta : CV. Eka Jaya, 2006), hal.13
[4] Pred Percival dan Henry Ellington, Teknologi Pendidikan, (Jakarta : PN. Erlangga, 1988).