Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN

ANALISA MUTU KELAPA SAWIT


IDENTIFIKASI DAN SORTASI
TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

Di susun oleh :

RIZKI WAHYUDI
305 2019 022

Dosen Pengampu :

IRIANTO, SP. SST., MMA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


JURUSAN PENGELOLAAN HASIL PERKEBUNAN
PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI
POLITEKNIK NEGERI KETAPANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Disetujui :
Pada Tanggal :

Kepala Program Studi Dosen Pembimbing

Nini Khoirunnisa Dr. Asnah, SP., MP


NIDN : 071311900 NIDN : 0702087102

Dekan Direktur Instansi

Dr. Ir. Amir Hamzah Teuku Muharunsyah


NIDN : 0027056718 NIP/NIK : 1005

KATA PENGANTAR

i
DAFTAR ISI

ii
iii
DAFTAR TABEL

iv
DAFTAR LAMPIRAN

v
DAFTAR PUSTAKA

vi
vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq) merupakan tumbuhan


tropis golongan plasma yang termasuk tanaman tahunan. Tanaman Kelapa
Sawit berasal dari Negara Afrika Barat. Tanaman ini dapat tumbuh subur di
Indonesia, Malaysia, Dan Papua Nugini. Kelapa Sawit merupakan tanaman
yang sangat penting bagi pembangunan nasional. perkebunan kelapa sawit
dapat menyerap lapangan tenaga kerja yang lebih besar dan sebagai sumber
devisa Negara. Tanaman ini mulai diusahakan dan dibudidayakan secara
komersial pada tahun 1991. Orang yang pertama kali merintis usaha
perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Andrian Hallet seorang yang
berkebangsaan Belgia yang mana telah belajar banyak tentang perkebunan
kelapa sawit di Afrika.

Kelapa sawit adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak


masak, minyak industry, maupun bahan bakar (biodiesel). Komoditas
perkebunan kelapa sawit menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak
hutan dan perkebunan lama di konversi menjadi perkebunan kelapa sawit.
Indonesia adalah penhasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia.

Pengolahan kelapa sawit merupakan salah satu factor yang


menentukan keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Kualitas produksi
pada pengolahan kelapa sawit sangat berpengaruh terhadap rendement yang
dihasilkan. Hasil utama yang dihasilkan ialah minyak sawit, inti sawit, sabut
cangkang dan tandan kosong. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dalam konteks
industry kelapa sawit di Indonesia dipahami sebagai unit eksrasi Crude
Palm Oil (CPO) dan inti sawit dari tandan buah segar (TBS) kelapa sawit .
PKS tersusun atas unit-unit proses yang memanfaatkan kombinasi perlakuan
mekanis, fisik, dan kimia. Sedangkan proses pengolahan dalam pabrik
hanya berfungsi menekan kehilangan dalam pengolahannya, sehingga

1
kualitas CPO yang dihasilkan tidaksemata-mata tergantung dari TBS yang
masuk dalam pabrik.

Pada prinsipnya proses pengolahan kelapa sawit adalah proses


ekstraksi CPO secara mekanis dari tandan buah segar kelapa sawit (TBS)
yang diikuti dengan proses permurnian. Secara keseluruhan proses tersebut
terdiri dari beberapa tahap yang berjalan secara sinambung dan terkait satu
sama lain. Kegagalan pada satu tahap proses akan berpengaruh langsung
pada proses berikutnya. Oleh karena itu setiap tahap proses harus dapat
berjalan dengan lancar sesuai dengan norma norma yang ada.

PT. Bukit Palem merupakan perusahaan yang bergerak dlibidang


perkebunan kelapa sawit serta pabrik pengolahan kelapa sawit Crude Palm
Oil (CPO) dan kernel. Yang terletak di dusun tangga beranak Desa Sukaraja
Kecamatan Singkup Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat.
Perusahaan memiliki luas area 2.232 Ha (perkebunan dan pabrik kelapa
sawit).

B. Perumusan Masalah
1. Apa saja tahap-tahap pengolahan kelapa sawit menjadi bahan mentah
(CPO) ?
2. Apa saja perlakuan mekanis, fisik dan kimia pada pengolahan kelapa
sawit ?
C. Tujuan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini bertujuan untuk mempersiapkan
mahasiswa menjadi tenaga professional, disiplin, kreatif dan jujur untuk
meningkatkan etos kerja.
D. Manfaat
Manfaat dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) yaitu:
1. Bagi Mahasiswa
a. Untuk mengetahui proses pengolahan kelapa sawit secara langsung
dilapangan.
b. Unruk mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam proses
pengolahan.

2
c. Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman selaku generasi
yang dididik untuk siap terjun langsung di masyarakat khususnya di
lingkungan kerja.
2. Bagi Institut
Untuk meninkatkan sarana kerja sama antara perusahaan dengan
fakultas Politeknik Negeri Ketapang.
3. Bagi Perusahaan
Membantu pekerjaan sehari-hari dalam menyelesaikan pekerjaan dan
meningkatkan daya pemikiran yang luas dalam komunikasi.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Manajemen

Wilson (2015) menyatakan manajemen adalah rangkaian aktivitas-


aktitivitas yang dikerjakan oleh anggota-anggota organisasi untuk mencapai
tujuannya. Selanjutnya menurut Koontz (2015), menyatakan bahwa
manajemen adalah seni yang paling produktif selalu didasarkan pada
pemahaman terhadap ilmu mendasarinya.

Namun ruang lingkup manajemen tidak terbatas hanya pada leader.


Karena kepemimpinan hanyalah bagian dari manajemen. Sebagaimana yang
telah disebutkan bahwa manajemen itu adalah seni dalam mengolah. Sebuah
seni tentunya tidak hanya menggunakan satu metode semata. Metode yang
digunakan haruslah banyak untuk kemudian menjadikannya sebagai seni
yang bernilai tinggi. Begitu pula dengan manajemen. Untuk menata sebuah
sistem harus memiliki manajemen yang baik dan benar agar sistem harus
memiliki manajemen yang baik dan benar agar sistem tersebut bisa berjalan
sebagaimana mestinya.

Terry(2015) menyatakan bahwa manajemen merupakan proses yang


khas yang terdiri dari tindakan-tindakan : perencanaan, pengorganisasian,
menggerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta
mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan
sember daya manusia serta sumber-sumber lain.

Pengertian dari manajemen sering kali berbeda penjelasan dan


mempunyai sudut pandang yang berbeda dari para ahli. Namun dalam hal
visi dan tujuannya, kesemua penertian tersebut akan selalu menerucut
kepada suatu hal, yaitu pengembalian keputusan. Didalam keseharian kita
serinkali mendengar tentang manajement, sejatinya bermakna seni dalam
mengelola dan mengatur. Seni tersebut menjadi kerusial dalam rangka
menjaga kesetabilan sebuah entitas bisnis atau perusahaan dan organisasi.

4
Kesimpulan secara umum bahwa Manajemen merupakan suatu
pengaturan suatu peroses untuk mencapai tujuan yang diinginkan melalui
pembuatan rencana yang matang, pengorganisasian semua komponen
dengan element yang terkait, pelaksanaan sesuai yang direncanakan dapat
berjalan dengan sesuai keinginkan dan dilakukan dengan pengontrolan
untuk ingat dan berikan solusi terhadap rankaian proses tersebut.

B. Pengolahan

Proses penolaha tandan buah segar (TBS) menjadi crude palm oil
melalui banyak perlakuan dan tahapan. Proses penolahan kelapa sawit
dibagi menjadi beberapa tahapan dan stasiun, yaitu sebagai berikut : Stasiun
penerimaan buah (fruit reception station), Stasiun perebusan (Sterilizing
station), Stasiun penebahan (Shresing station), Stasiun pengempaan
(pressing station), Station pemurnian minyak (clarification station).

1. Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station)


Stasiun penerimaan buah berfungsi sebagai tempat penerimaan
buah (TBS) dari perkebunan sebalum diolah. Pada stasiun ini dapat
diketahui jumlah TBS dari masing-masing kebun. Pada stasiun
penerimaan buah ini meliputi :
a. Jembatan timbang (Weight bridge)
b. Sortasi tandan buah segar
c. Tempat pemindahan buah (Loading ramp)
d. Lori Buah
2. Stasiun Perebusan (Sterilization Station)
Baik buruknya mutu dan jumlah hasil oleh suatu pabrik kelapa
sawit, terutama ditentukan oleh hasil rebusan. Oleh karena itu
merebus, nuah harus sesuai dengan ketentuan yang ada dan
merupakan hal yang mutlak dilakukan. Merebus tandan dengan uap
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Merusak enzime dan menghentikan peragian yang membentuk
asam lemak bebas
b. Membekukan getah dan protein

5
c. Memudahkan buah lepas dari tandan
d. Melonggarkan inti dari tempurung

Pada stasiun rebusan terdapat alat-alat sebagai berikut :

a. Alat penarik (Capstand). Capstand adalah alat penarik lori keluar


dan masuk sterilizer
b. Ketel rebusan (sterilizer). Merupakan bejana uap tekan yang
diunakan untuk merebus buah. Sterilizer ini dapat memuat 8 buah
lori dengan tekanan kerja maksimal 3 kg/cm2 dan suhu kerja
maksimal 140oC. Untuk menjaga tekanan dan rebusan tidak
melebihi tekanan kerja yang diizinkan, rebusan diberi katup
pengaman. Seluruh proses perebusan dilakukan dalam sterilizer
horizontal.
c. Tippler. Tippler merupakan tempat untuk menumpahkan buah
kelapa sawit yang sudah direbus dengan sterilizer dengan cara
memutar lori 180o. Buah kelapa sawit tersebut diangkut
mengunakan conveyer menuju thresher.
d. Stasiun Kampa (Presssing Station)
Jadi dalam statiun pressing ini tujuannya adalah untuk melumatkan
brondolan didalam digester sebelum masuk ke dalam pressan,
mengepres brondolan yang sudah dilumatkan untuk mendapatkan
minyak yang maksimum dengan sedikit biji yang hancur pada
pressan dan ekstrasi dan penyaringan minyak mentah.
e. Stasiun pemurnian (Clarification Stasion)
Stasiun pemurnian merupakan stasiun pemurnian minyak kasar
yang keluar dari screw press yang masih mengandung kotoran-
kotoran seperti pasir, fiber dan benda-benda lainnya. Pada stasiun
pemurnian ini crude palm oil menjalankan berbagai tahap sampai
pada tempat terakhir di Strage tank.

6
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

Kegiatan PKL ini dilaksanakan di PT. Bukit Palem. Dusun Tangga


Beranak Desa Sukaraja Kecamatan Singkup Kabupaten Ketapang Provinsi
Kalimantan Barat. Waktu pelaksanaan yaitu tanggal 1 februari 2021 sampai
dengan tanggal 30 februari dengan waktu kerja 7 jam per hari selama 6 hari
kerja seminggu.

B. Metode Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan


1. Metode observasi
Metode pengambilan data baik dengan praktek langsung atau dengan
cara langsung mengamati dan mencatat obyek yang di pelajari.
2. Metode interview atau wawancara
Metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung kepada
pihak petugas atau pemilik industry.
3. Dokumentasi
Metode ini sebagai bukti untuk membuktikan kegiatan selama berada
di PT. Bukit Palem Dusun Tangga Beranak Desa Sukaraja Kecamatan
Singkup Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat.
4. Praktek Kerja Langsung
Metode ini di laksanakan di PT. Bukit Palem Dusun Tangga Beranak
Desa Sukaraja Kecamatan Singkup Kabupaten Ketapang Provinsi
Kalimantan Barat dengan terjun langsung di dunia praktek dengan tujuan
untuk mengaplikasikan teori selama berada di bangku perkuliahan.

C. Analisa Data Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan


1. Data Primer yaitu data yang bersumber dari hasil wawancara langsung
dengan pemilik atau karyawan instansi.
2. Data sekunder adalah data yang bersumber dari refrensi buku-buku,
jurnal, dan lain-lain yang berasal dari berbagai sumber.

7
D. Matrikulasi Rencana PKL

8
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Perusahaan
PT. Bukit Palem Ketapang Kalimantan Barat Merupakan merupakan
perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit serta pabrik
pengolaham kelapa sawit crud palm oil (CPO) dan karnel. Perusahaan ini
take over pada tanggal 28 febuary 2014, yang terletak di dusun tangga
beranak Desa Sukaraja Kecamatan Singkup Kabupaten Ketapang Provinsi
Kalimatan Barat. Perusahaan ini memiliki total luas 2.230 Ha perkebunan
dan pabrik kelapa sawit.

PT. Bukit Palem berawal dari take over PT. Benua Indah Group yang
vakum sekitar 5 tahun dari tahun 2009 hingga tahun 2014. Saat ini PT.
Bukit Palem hanya beroperasi di Provinsi Kalimantan Barat.

1. Lokasi dan Tata Letak Perusahaan

Lokasi Perkebunan PT. Bukit Palem di Kalimantan Barat yaitu


terletak di Dusun Tangga Beranak Desa Sukaraja Kecamatan Singkup
Kabupaten Ketapang Privinsi Kalimantan Barat.

2. Sarana Prasarana
PT. Bukit Palem mempunyai beberapa sarana dan prasarana
penunjang untuk karyawan seperti perumahan staff dan karyawan pabrik
dan kebun, tempat ibadah (Masjid), lapangan olahraga, sumber air dan
listrik.

9
B. Visi, Misi, dan Tujuan PT. Bukit Palem Ketapang
PT. Bukit Palem Ketapang memiliki visi misi dalam mencapai tujuan
yang telah ditargetkan manajemen perusahaan. Visi misi tersebut antara lain
terlampir di bawah ini :
1. Visi PT. Bukit Palem
Menjadi perusahaan sawit kelas dunia dengan kinerja prima dan
melaksanakan tata kelola bisnis terbaik.
2. Misi PT. Bukit Palem Ketapang
a. Mengembangkan industry berbasis perkebunan secara
berkesinambungan.
b. Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan.
c. Memperlakukan karyawan sebagai asset yang strategis dan
mengembangkan secara optimal.
d. Berupaya menjadi perusahaan terpilih yang member imbal hasil
terbaik bagi investor.
e. Menjadi perusahaan yang paling menarik untuk menjadi mitra
bisnis.
f. Memotivasi karyawan untuk berpartipasi aktif dalam
mengembangkan komonitas.
g. Melaksanakan seluruh aktifitas perusahaan yang berwawasan
lingkungan.
3. Tujuan Perusahaan
Tujuan dari PT. Bukit Palem Ketapang sebagai berikut :
a. Melaksanakan pembangunan dan pengembangan agribisnis sector
perkebunan sesuai prinsip perusahaan yang sehat, kuat, dan tumbuh
dalam skala usaha yang ekonomis.
b. Menjadi perusahaan yang profitable, makmur (wealth) dan
berkelanjutan (sustainable) sehingga dapat berperan lebih jauh
dalam akselarasi pembangunan regional dan nasional.

10
C. Pembahasan
Tahapan proses pengolahan kelapa sawit dimulai dari stasiun satu ke
stasiun selanjutnya secara terus menerus hingga didapat hasil berupa produk
utama yang diinginkan, yaitu Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK).
Jadi dalam laporan saya ini akan menjelaskan proses pengelolahan kelapa
sawit menjadi CPO saja tidak membahas kernel.
PT. Bukit Palem mempunyai satu timbangan dengan kapasitas timbangan
maksimal 40 ton, dalam stasiun sortasi salah satu faktor yang perlu
diperhatikan dalam menentukan waktu pemanenan TBS yaitu fraksi panen
buat kelapa sawit. Hal ini merupakan penggelompokan mutu berdasarkan
tingkat kematangan buah kelapa sawit. Penggolongan fraksi buah kelapa
sawit tersebut digunakan dalam ketetapan atau penentuan kriteria panen
kelapa sawit yang tepat (Setyamidjaja dalam Amos Lukas dkk,2017).
Berikut ini daftar fraksi buah kelapa sawit dari kelapa sawit :
 Fraksi 00 adalah golongan buah kelapa sawit yang masih mentah.
Ciri-cirinya yaitu tidak ada buah yang terlepas dari TBS.
 Fraksi 0 adalah golongan buah kelapa sawit yang hampir matang.
Tandanya yaitu ada sekitar 2-5 persen buah sawit yang
memberondol, namun jumlahnya kurang dari 1/2 brondolan per 1 kg
TBS.
 Fraksi 1 adalah golongan buah kelapa sawit yang mentah matang. Di
fraksi ini, terdapat 5-25 persen buah kelapa sawit yang telah
memberondol alias 1 persen brondolan dari 1 kg TBS.
 Fraksi 2 adalah golongan buah kelapa sawit yang kurang matang.
Dimana 25-50 persen buah tersebut sudah memberondol atau
perbandingannya 2 persen brondolan dari 1 kg TBS.
 Fraksi 3 adalah golongan kelapa sawit yang matang. Tingkat
kematangan berondolnya berkisaran antara 50-75 persen, 3 persen
brondolan dari 1 kg TBS.
 Fraksi 4 adalag golongan buah kelapa sawit yang lewat matang.
Telah ada lebih dari 75 persen buah luar dan buah dalam yang
memberondol, sekitar 45 persen brondolan tiap 1 kg TBS.

11
 Fraksi 5 adalah golongan buah kelapa sawit yang terlalu matang.
Semua buah luarnya sudah memberondol serta hampir seluruh buah
dalamnya juga telah memberondol.
1. Stasiun Penerimaan Buah (Loading Ramp)
Stasiun penerimaan buah pada PKS PT. Bukit Palem mampu menampung
150 ton TBS/hari. Untuk PKS berkapasitas 30 ton/jam banyak TBS yang
akan diolah, kapasitas loading ramp dihitung berdasarkan kebutuhan
harian.
Jadi dalam stasiun loading ramp ini adalah tahap awal dimana TBS akan di
olah, setelah sampai stasiun loading ramp TBS akan di masukan ke dalam
lori-lori dengan kapasitas 10 ton/lori nya. Untuk menggerakan lori-lori
pada rel nya PT. Bukit Palem menggunakan wing dan seling sebagai alat
penarik lori, sebenarnya ada capstan juga selain wing tapi sudah jarang
digunakan menurut hasil wawancara dengan para karyawan yang bertugas
di stasiun loanding ramp bahwa resiko penggunaan alat capstan lebih besar
di bandingkan dengan wing.
Di stasiun ini juga digunakan alat pemindah lori dari rel satu ke rel satunya
lagi, alat yang digunakan yaitu Transfer Carriage dengan kapasitas 15 ton
alat ini dipasang di rel ujung stasiun loading ramp dan diujung rel stasiun
tippler.

2. Stasiun Perebusan (Sterilizer)


Sterilizer adalan benjana uap bertekanan yang digunakan untuk merebus
TBS dengan uap (steam). PT. Bukit Palem memiliki 3 sterilizer dengan
kapasitas 50 ton untuk masing masing sterilizer, 1 sterilizer hanya dapat
menampung 5 lori sekali perebusan. Dari hasil wawancara karyawan
(operator) yang bertugas di stasiun perebusan bahwa waktu yang
digunakan untuk proses perebusan yaitu 85-95 menit.

12
Dalam proses perebusan digunakan perebusan 3 puncak (triple peak)
dengan cara kerja perebusan:
a) Puncak I
Kondensat di tutup, inlet steam dibuka sampai tekanan 1,5 kg/cm2.
Setelah tercapai, inlet steam ditutup dan ditahan selama 15 menit dan
kemudian kondensat dan exhaust dibuuka selama waktu 1-2 menit
hingga tekanan mencapai 0 kg/cm2.
b) Puncak II
Kondensat dan exhaust ditutup, inlet steam dibuka hingga mencapai
tekanan 2,0 kg/cm2 setelah samapi inlet steam ditutup dan ditahan
selama 15 menit dan kemudian kondensat dibuka dan exhaust dibuka
juga hingga mencapai tekanan 0,5 kg/cm2.
c) Puncak III
Kondensat dan exhaust ditutup, inlet steam dibuka hingga mencapai
tekanan 2,8 sampai dengan 3,0 kg/cm2. Setelah mencapai tekanan
tersebut inlet steam ditutup dan ditahan selama 45 menit, setelah
sampai waktu yang di tentukan exhaust dibuka sampai pada tekanan
1,0 kg/cm2 kemudian kondensat dibuka mencapai tekanan 0 kg/cm2.

Dalam proses pembukaan pintu perebusan harus benar-benar di


pastikan bahwa tekanan uap dalam rebusan nol (0) setelah itu pintu
keluar dan masuk lori pada rebusan di buka. Setelah pintu lori dibuka
lori yang berisi TBS di tarik keluar dari perebusan dengan
menggunakan wing menuju transfer carriage dan mulai di pindahkan
ke rel menuju stasiun tippler.

3. Stasiun Tippler
PT. Bukit Palem ketapang memiliki 2 tippler dan 2 thresher tetapi yang
digunakan hanya 1 tippler, jadi lori yang berisi TBS yang sudah di rebus di
stasiun perebusan dan telah di pindahkan dengan transfer carriage akan di
tarik satu persatu dengan capstand, lori di tarik setelah masuk ke tippler
mulai di tumpahkan perlahan kedalam fruit hopper setelah ditumpahkan
semua TBS kedalam fruit hopper.

13
Kemudian TBS diangkut dengan fruit elevalator untuk dimasukan ke
dalam thresher, thresher merupakan alat penebah yang berbentuk drum
dengan diameter 2657 mm, panjang 6000mm dengan keepatan putaran
2326 rpm.
Fungsinya thresher ini adalah sebagai penebah atau pembantingan buah
untuk memisahkan antara janjang dengan berondolannya, pada bagian
drum dibuat cela sebagai tempat jatuhnya buah berondolan yang terlepas
dari janjangnya dan terdapat kisi-kisi di sepanjang drum yang berfungsi
untuk mendorong TBS kedepan. Kemudian buah berondolan di hantar
dengan bottom cross conveyor menuju elevator dan buah berondolan naik
dibawa dengan elevator menuju ke stasiun pressing.

4. Stasiun Kampa (Pressing Station)


Jadi dalam stasiun peressing ini tujuannya adalah untuk melumatkan
berondolan didalam digester sebelum masuk ke dalam pressan,
mengepress berondolan yang sudah di lumatkan untuk mendapatkan
minyak yang maksimum dengan sedikit biji yang hancur pada pressan dan
ekstrasi dan penyaringan minyak mentah.
PT. Bukit Palem mempunyai 4 prees dan digester yang semuannya
digunakan. Menurut hasil wawancara dengan karyawan (operator) bahwa
kapasitas digester 15 ton/unit dengan volume 3200 liter/unit dalam
digester terdapat 5 set pisau pengaduk dan 1 set pisau pelempar.
Di dalam digester di berikan uap panas 900C-950C untuk memudahkan
buah untuk tercacah merata dalam digester dengan tekanan uap 2,5-2,8
kg/cm2.
Mesin press akan mengepres buah berondolan yang telah di cacah dengan
tekanan 35-40 bar dengan putaran 10-13 rpm dan menghasilkan viber,
nuts, air dan crude palm oil. Setelah itu fiber dan nuts akan keluar dan
jatuh ke conveyor, fiber menjadi bahan bakar boiler dan nuts masuk dalam
proses selanjutnya, Air dan crude palm oil masuk ke sand trap tank.

14
5. Stasiun Pemurnian (Clarifitation Stasion)
Stasiun pemurnian merupakan stasiun pemurnian minyak kasar yang
keluar dari screw press yang masih mengandung kotoran-kotoran seperti
pasir, fiber dan benda-benda lainnya. Pada stasiun pemurnian ini crude
palm oil menjalankan berbagai tahap untuk sampai pada tempat terakhir di
strage tank.
a. Sand Trap Tank
Sand trap tank berfungsi untuk mengendapkan atau
memisahkan pasir dari cairan minyak kasar yang berasal dari screw
press, minyak yang keluar dari screw press dialirkan menuju sand
trap tank. Di dalam sand trap tank minyak yang bercampur dengan
pasir dan bukan oil solid dipisahkan melalui pengendapan dengan
bantuan uap dengan suhu 900C-950C.
PT. Bukit Pale mini memiliki 1 sand trap tank, dari hasil
wawancara dengan karyawan (operator) yang bertugas di stasiun
mengatakan bahwa sand trap tank di PT. Bukit Palem memiliki
kapasitas 10 ton.
b. Vibrating Screen
PT. Bukit Palem memiliki 3 Vibrating screen yang
fungsinya untuk menyaring padatan yang tidak tertangkap sand
trap tank dan padatan tersebut berupa kotoran, pasir, serabut pada
minyak dengan cara bergetar. Dari hasil wawancara karyawan
(operator) yang bertugas di stasiun mengatakan bahwa vibrating
screen mempunyai 2 lapisan yaitu lapisan saringan I, berukuran 20
mesh, dan lapisan saringan II, berukuran 40 mesh.
Minyak yang telah di saring oleh vibrating screen akan langsung
menuju crude oil tank (tangki COT) untuk di lakukan proses
selanjutnya sedangkan kotoran-kotoran yang masih mengandung
sludge dan minyak akan kembali terangkut dan kembali lagi ke
digester untuk kembali di olah

15
c. Crude Oil Tank ( COT)
COT merupakan tangki penampung minyak kasar
sementara hasil dari saringan vibrating screen. Selain sebagai
tangki penampung minyak vibrating screen juga berfungsi sebagai
tempat pengendapan partikel-partikel yang tidak larut dan masih
lolos dari vibrating screen seperti pasir-pasir halus.
Untuk membantu proses pengendapan dan juga agar minyak tidak
beku maka didalam tangki COT di berikan uap panas dengan suhu
yang harus terjaga yaitu 900C-950C, sehingga minyak bisa dapat
diteruskan ke dalam continous settling tank (CST).
d. Continous Settling Tank (CST)
Dari hasil wawancara dengan karyawan (operator) yang
bertugas pada stasiun pemurnian PT. Bukit Palem, CST berfungsi
untuk mengendapkan sludge (lumpur) yang terkandung dalam
minyak kasar, untuk mempermudah pemisahan, suhu harus
dipertahankan antara 900C-950C dengan sistem injeksi uap. Pada
PT. Bukit Palem terdapat 3 CST dengan kapasitas tank 80 ton/unit,
didalam CST minyak dibagi menjadi tiga bagian, bagian atas
adalah minyak yang diambil dengan bantuan skimmer untuk
dialirkan keladam oil tank, bagian tengah merupakan sludge yang
masih mengandung minyak yang akan dialirkan ke sludge tank,
dan bagian bawah merupakan air untuk menaikan level minyak.
e. Oil Tank (OT)
Dari hasil wawancara dengan karyawan (operator) yang
bertugas pada stasiun pemurnian di PT, Bukit Palem bahwa PT.
Bukit Palem mempunyai 2 oil tank. Jadi minyak yang telah
dipisahkan lagi dengan uap yang suhunya 900C-950C untuk
memisahkan bagian air, selanjutnya minyak akan dipompa ke
dalam tangki tunggu sebelum diolah lebih lanjut pada vacuum
dryer.

16
f. Vacum Dryer (Hampa Udara)
Dari hasil pada wawancara (operator) PT. Bukit Palem
vacuum dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam minyak
produksi yang akan di pasarkan dengan cara penguapan hampa,
dimana minyak yang diumpankan kedalam vacuum dryer
disemprotkan menggunakan nozzle sehingga minyak berbentuk
kabut sehingga air yang terkandung didalamnya mudah diuapkan
dan dihisap oleh pompa untuk kemudian di embunkan kembali,
temperatur minyak 1000C supaya kadar air cepat menguap. Dengan
tekanan vacuum berkisaran antara -760 mm/Hg dengan suhu
0,150C-0.200C minyak yang telah bersih keluar dari vacuum dryer
dan selanjutnya dipompa ke stroge tank.
g. Stroge Tank
Stroge tank berfungsi untuk menyimpan sementara minyak
produksi yang dihasilkan sebelum dikirim ke pihak atau tempat
lain. PT. Bukit Palem mempunyai 2 strage tank dengan kapasitas 2.
h. Sludge Tank
Dari hasil wawancara dengan karyawan yang bertugas pada
stasiun pemurnian di PT. Bukit Palem di jelaskan bahwa Sludge
tank berfungsi untuk menampung sludge yang berasal dari CST.
Minyak akan masuk melalui pipsa yang mengarahkan sampai
bagian dasar dari sludge tank. Didalam tangki ini dilakukan
pemanasan dengan menggunakan pipa uap tertutup agar minyak
tergoncang dan suhi tetap dipertahankan 900C-950C.
Pemanasan diharapkan dapat membuat minyak tetap pada keadaan
mendid ih hingga nantinya akan memudahkan cairan
minyak melayang ke atas hingga permukaan tangki. Minyak yan
telah mencapai permukaan akan mengalir kedalam pipa yan
selanjutnya akan dikirim pada disbanding cyclone.

17
i. Sand Cyclone
Dari hasil wawancara dengan karyawan yang bertugas pada
stasiun pemurnian di PT. Bukit Palem di jelaskan bahwa sand
Cyclone ditempatkan pada pipa aliran antara sludge tank yang
kemudian dialirkan melalui buffer tank. Sand cyclone berfungsi
untuk mengurangi jumlah pasir dan padatan yang telah mungkin
masih terdapat pada inyak yang berasal dari sludge tank. Sand
Cyclone memisahkan lumpur atau pasir secara gravitasi.
j. Buffer Tank
Sludge buffer tank berfungsi untuk menampung sludge
yang masih mengandung minyak sebelum diolah ke sludge
separator. Buffer Tank berada diatas jadi tidak perlu alat untuk
mengalirkan minyak ke dalam sludge separator, suhu pada buffer
tank harus di jaga 900C buffer tank di PT. Bukit Palem ada satu
unit dan memiliki kapasitas 8 ton.
k. Sludge separator
Sludge separator berfungsi untuk mengutip minyak yang
masih terkandung dalam sludge dengan cara centrifugal, dimana
sludge dialirkan melalui nozzle yang berputar dengan kecepatan
11400 rpm sehingga air dan NOS dengan berat jenis yang lebih
besar akan terlempar keluar, selanjutnya kotoran sludge akan
terbuang ke parit dan akan diolah ke kolam fat fit.
Sedangkan minyak dengan berat jenis yang lebih kecil akan masuk
menuju reclaimed tank untuk dipompakan ke continuous settling
tank. Sludge ditambahkan air panas suhu 900C dari hot water tank
untuk memudahkan pemisahan minyak dari NOS.
l. Hot Water Tank
Hot water tank berfungsi untuk menampung dan
memanasakan air dengan menginjeksikan steam, air digunakan
untuk mencampur sludge yang masuk sludge separator dan low
speed agar pimisahan minyak dengan kotoran dapat berjalan
dengan baik, sistem kerjanya adalah pada saat skudge di umpan

18
dari buffer tank untuk dimasukkan ke sludge separator maka akan
terjadi low speed, kemudian hot water tank juga ikut dipompakan
untuk dimasukkan ke sludge separator, suhu hot water tank harus
di jaga pada 800C-900C.
m. Fat Pit
Fat pit digunakan untuk menampung cairan yang masih
mengandung minyak yang berasal dari air kondensat dari stasiun
perebusan dan stasiun klarifikasi. Minyak yang dikutip akan
dipompakan kembali ke reclaimed oil tank.

19
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Manajemen merupakan pengaturan suatu proses untyuk mencapai
tujuan yang diinginkan melalui pembuatan rencana yag matang,
pengorganisasian semua komponen denan elemen yang terkait,
pelaksanaan sesuai yang direncanakan dapat berjalan dengan sesuai
keinginan dan dilakukan dengan pengontrolan untuk ingat dan berikan
solusi terhadap rangkaian proses.
Proses pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi crude palm
oil melalui banyak tahapan dan perlakuan. Proses pengolahan kelapa sawit
dibagi menjadi beberapa tahapan dan stasiun, yaitu sebaai berikut : Stasiun
penerimaan buah ( fruit reception station), stasiun perebusan (sterilizing
station), stasiun tippler (threshing station), stasiun pengempaan ( pressing
station), stasiun pemurnian minyak (clarification station). Tahap proses
pengolahan kelapa sawit dimulai dari stasiun satu ke stasiun selanjutnya
secara terus menerus hingga didapat hasil berupa produk utama yang
diingnkan, yaitu Crude Palm Oil (CPO).
B. Saran
Perbaikan pada sterilizer yang mengalami kebocoran agar tekanan
dan suhu perebusan dapat tercapai, sehingga waktu perebusan ;ebih
efidien. Pembenahan terhadap kedisiplinan karyawan dalam berkerja dan
menjalankan SOP yang telah diatur, agar keselamatan bekerja tetap terjaa
dan terciptanya budaya kerja yang baik.

20
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Reformasi, Pengembangan Industri Kelapa Sawit Sebaai


Penghasil Energi Bahan Bakan Alternatif Dan Mengurangi
Pemanasan Global (Studi Di Riau Sebagai Penghasil Kelapa Sawit
Terbesar Di Indonesia), Vol.3, No.2 juli-Desember 2013, Hal.99..

Jurnal Ilmu Ekonomi & Sosial, Penerapan Fungsi-Fungsi Pada


Aparatur Pemerintahan Kampung Tambat Kabupaten Merauke, Vol.
7, No.2, Oktober 2016, Hal. 138.

Agus Suandi, Nurul Iman Supardi, Angky Puspawan, 2016. Analisa


Pengolahan Kelapa Sawit Dengan kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT.
BIO Nusantara Teknologi, Vol. 2, No. 17, Hal 13.

Jurnal Emba, Analisis Implementasi Manajemen Kualitas Dari Kinerja


Operasional Pada Industri Ekstraktif Di Sulawesi Utara, Vol. 4, No. 2,
Juni 2016 Hal.861.

Jurnal Industri Hasil Perkebunan, Aplikasi Teknologi Radiasi Panas


Pada Penolahan Sawit Terpadu, Vol. 12, No. 2 Desember 2017, Hal.
55.

21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
BAB V

33
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran

34
35

Anda mungkin juga menyukai