Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI

Oleh :

Nama : Vevi Susianti Pu’unono


Stambuk : O 121 20 110
Kelas : D (PTK 4)

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia

yang diberikan, sehingga Laporan Praktikum Mikrobiologi ini bisa terselesaikan dengan baik.

Adapun laporan ini kami susun sebagai bagian dari tugas mata kuliah Mikrobiologi.

Dalam penyusunan laporan ini, kami mengucapkan terimaksih sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini. Kami selaku

penyusun menyadari bahwa laporan praktikum ini belumlah dikatakan sempurna. Untuk itu,

kami dengan sangat terbuka menerima kritik dan saran dari pembaca sekalian. Semoga

laporan praktikum ini bermanfaat untuk kita semua.

ii
DAFTA
R ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................... i

KATA PENGANTAR........................................................................................................... ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...iii

BAB 1. PENDAHULIAN

1.1 latar Belakang……………………………………………………………………………. 1

1.2 Tujuan Praktikum………………………………………………………………………... 1

1.3 Manfaat Praktikum………………………………………………………………………. 2

BAB 2. METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat………………………………………………………………………..3

2.2 Alat dan Bahan……………………………………………………………………………3

2.3 Prosedur Kerja…………………………………………………………………………… 4

BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil……………………………………………………………………………………… 7

3.2 Pembahasan……………………………………………………………………………….7

3.2.1 Sterilisasi…………………………………………………………………………...7

3.2.2 Pengenceran………………………………………………………………………..8

BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………... 10

4.2 Saran……………………………………………………………………………………. 10

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu bagian yang penting dalam mikrobiologi adalah pengetahuan tentang cara-

cara mematikan, menyingkirkan, dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme.Cara yang

digunakan untuk menghancurkan, menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan

menyingkirkan mikroorganisme berbeda-beda tergantung spesies yang dihadapi. Selain itu

lingkungan dan tempat mikroba ini pun berbeda-beda misalnya dalam darah, makanan, air,

sampah, roil, dan tanah. Hal tersebut juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk

menentukan cara untuk menghancurkan mikroorganisme yang digunakan tergantung pada

pengetahuan, keterampilan dan tujuan dari yang melaksanakannya, sebab tiap situasi yang

dihadapi merupakan kenyataan-kenyataan dasar yang dapat menuntun pada cara atau

prosedur yang harus dilakukan. Tindakan untuk membebaskan alat atau media dari mikroba

adalah dengan sterilisasi. Secara umum, sterilisasi dapat dilakukan dengan cara mekanik,

fisik dan kimia. Teknik aseptis dibutuhkan untuk mencegah ataupun mengurangi kontaminasi

yang tidak diinginkan.Mikroba memiliki karakteristik serta ciri yang berbeda dalam

persyaratan pertumbuhannya.Karakteristik persyaratan pertumbuhan mikroba inilah yang

menyebabkan bermacam-macamnya media penunjang pertumbuhan mikroba.Dalam

melakukan kegiatan tersebut diperlukan keahlian dan keterampilan khusus.Hal inilah yang

melatar belakangi dilaksanakannya praktikum ini.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui berbagai cara sterilisasi peralatan

dan proses pengenceran.

1
1.3 Manfaat Praktikum

Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa akan mempunyai keterampilan dalam

mensterilkan peralatan dan melakukan pengenceran, baik dalam kehidupan sehari-hari

maupun dalam dunia kerja khususnya dalam laboratorium mikrobiologi.


BAB 2 METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat

Hari/Tanggal : Selasa, 25 Mei 2021

Waktu : 15.30-selesai

Tempat : Laboratorium Unggas Universitas Tadulako Palu

2.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :

1. Gelas ukur 200 ml atau 250 ml

2. Gelas piala 250 ml

3. Neraca berlengan tiga

4. Kertas timbang

5. Spatula atau sendok

6. PCA (plate count agar)

7. Batang pengaduk dari kaca atau pemusing magnetik beserta batang magnetiknya

8. Pembakar Bunsen, kaki tiga dan kasa.

9. Kertas pH atau pH meter beserta larutan penyangga baku (standard buffer) pH 7,0 dan

4,0 termometer.

10. Pipet 10 ml atau gelas ukur 50 ml

11. 6 tabung reaksi berukuran 16 X 150 mm

12. 3 cawan peti steril

13. Kapas untuk sumbat atau aluminium foil

14. Keranjang tabung


2.3 Prosedur Kerja

1. Ambilah botol berisi medium PCA (Plate Count Agar). Bacalah petunjuknya baik-

baik di situ nyatakan jumlah medium yang harus direhidrasi dalam 1 liter air.

Sesungguhnya seringkali anda akan memerlukan medium kurang dari 1 liter. Karena

itu anda harus dapat menghitung jumlah yang sesuai untuk volume yang anda

butuhkan. Dalam kegiatan ini anda akan menyiapkan 110 ml medium.

2. Dengan gelas ukur yang sesuai, ukurlah 110 ml air suling; dalam hal ini gunakanlah

gelas uku 200 ml atau 250 ml. Ingatlah bahwa meniskus (garis lengkung yang anda

lihat pada permukaan cairan) harus segaris dengan garis skala yang dikehendaki pada

gelas ukur.

3. Tuanglah air suling tersebut ke dalam gelas piala berukuran 250 ml.

4. Siapkanlah neraca berlengan tiga. Letakkan wadah yang akan dipakai untuk

menimbang pada pinggang neraca.

5. Ambillah medium agar dengan spatula atau sendok yang disediakan dan ditimbanglah

2,5 g. Jangan lupa menambahkan berat wadah pada berat bahan yang akan ditimbang;

dengan kata lain tentukan takaranya( penentuan taraf ialah pengurangan berat wadah

dari berat total untuk menentukan berat bersih)

6. Taruhlah medium tersebut ke atas air suling dalam gelas piala

7. Medium agar perlu di didihkan selama beberapa menit untuk melarutkannya. Hal ini

dapat dilakukan dengan cara menaruh gelas piala berisi mediium tersebut di atas kaki

tiga atau cincin besi berkasa dan di panaskan dengan api Buunsen. Ingatlah bahwa

medium harus terus menerus di aduk dengan batang pengaduk dari kaca untuk

mencegah hangusnya atau meluapnya medium.Catatan: pengadukan dapat pula

dilakukan secara otomatis dengan alat pemusing magnetik yang bekerja dengan
tenaga listrik. Ingatlah bahwa medium seperti kaldu tidak memerlukan pemanasan

untuk melarutkannya.

8. Pada penyiapan medium seperti agar nutrien biasanya tidak perlu di lakukan

penyusuaian pH. Namun bila anda menyiapkan medium yang pH nya harus

disesuaikan, anda dapat melakukan langkah berikut :

a. Ambilah 10 ml medium yang bersangkutan dan ukurlah pH nya dengan meter

atau dengan kertas pH.

b. Bila menggunakan pH meter, nyalakan alat terseut 20-30 menit sebelum di

gunakan dan di sesuakan tombol pengatur suhu dengan suhu medium yang akan

diukur pH nya. Setelah itu cucilah helektrodenya dengan air suling, lalu masukan

ke dalam larutan penyangga baku (standar Buttter) pH 7,0 untuk mengkalibrasi

alat tersebut. Lakukanlah hal yang sama dengan menggunakan larutan penyangga

baku pH 4,0 ( jangan lupa mencuci elektrodenya setiap kali mengukur pH larutan

yang berbeda). Bila medium yang di ukur pH nya bersuhu tinggi, maka elektrode

tersebut harus di cuci dengan air suling bersuhu tinggi pula.

c. Bila anda menggunakan kertas pH, sobeklah sedikit kertas pH dan celupkan ke

dalam medium yang di periksa, lalu cocokkan warna baku yang di setarakan pada

kemasan kertas pH yang bersangkutan. d. Sesuaikan pH 10 ml medium tersebut

dengan cara menambahkan 0,1 NHCL atau NaOH sesuai dengan keperluan.

d. Berdasarkan hasil tersebut di atas, hitunglah jumlah asam atau basa yang perlu

ditambahkan pada sisa medium anda (dalam hal ini 90 ml) untuk mencapai pH

yang diinginkan. Bila ternyata diperlukan 10 ml atau 0,1 N asam atau basa,

gunakan asam atau basa dengan konsentrasi lebih tingggi.


e. Satukan kembali 10 ml medium ke dalam wadh semula. Ambilah lagi 10 ml

medium untuk memeriksa kembali pH nya. Besarnya penyimpangan pH akhir

medium yang diperbolehkan ialah ± 0,2 unit pH dari pH yang dikehendaki.

9. Dengan menggunakan pipet tempatkanlah medium tersebut ke dalam 6 buah tabung

berukuran 16 X 150 mm, 4 tabung diisi masing-masing 12 ml (untuk agar cawang)

sedangkan 1 tabung di isi 4 ml ( untuk agar miring). Catatan : wadah yang di gunakan

dan jumlah medium per wadah ditentukan berdasarkan keperluan. Medium untuk

penyiapan agar cawan dapat juga disterilkan dalam labu biasanya di lakkukandengan

gelas ukur yang sesuai. Sedangkan penempatan medium ke dalam tabung dapat pula

di lakukan dengan bantuan salah satu dari beberapa macam alat seperti buret

pembagi( dispensing burette), pipet otomatis, gelas ukur, pipet serologis atau sekedar

corong. Tabung tidak boleh diisi lebih dari setengah sehingga tidak meluap ketika

disterilkan; sedangkan labu tidak boleh diisi lebih dari sepertiganya untuk menjamin

berhasilnya medium pada 121 º C selama 15 menit.

10. Sumbatlah tabung-tabung tersebut dengan kapas atau aluminium foil.

11. Sterilkan media tersebut dalam sterilisatos uap pada 121 º C selama 15 menit.
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Hasil pengenceran pada bahan telur menggunakan larutan NaCL.

Hasil Pengenceran pada bahan susu ultra milk menggunakan larutan NaCL.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Sterilisasi

Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan suatu cara untuk mematikan dan

menghilangkan semua organisme yang terdapat pada suatu benda. Pemindahan biakan

bakteri secara aseptik menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun,

ada pula beberapa peralatan dan media yang menjadi rusak apabila dibakar. Tiga cara utama
yang biasa dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, bahan kimia, dan penyaringan

atau filtrasi.

Secara umum sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 metode: mekanis, fisis dan ataupun

secara kimia. Sterilisasi mekanis diantaranya menggunakan microfillter, fisis terbagi

menjadi 2 penyinaran dan pemanasan, sedangkan kimia adalah dengan menggunakan

bahan kimia

(desinfektan).

Bahan, alat dan meja kerja yang akan digunakan dalam praktek di laboratorium

mikrobiologi harus melalui tahap sterilisasi terlebih dahulu, hal ini bertujuan supaya

pekerjaan dikerjakan secara aseptis atau terbebas dari mikroba pencemar yang tidak

diinginkan. Adapun sterilisasi yang sering digunakan dalam praktek dasar mikrobiologi

adalah sterilisasi secara fisis dengan pemanasan, yang dibagi menjadi sterilisasi kering dan

sterilisasi basah.

3.2.2 Pengenceran

Pengenceran bertingkat adalah tahap analisis laboratorium yang berfungsi untuk

mengencerkan jumlah mikroorganisme di dalam sampel (jika diperkirakan sangat padat)

dengan perbandingan pengenceran 1:9 sehingga diperoleh pengenceran 1/10 untuk setiap

tingkat pengencerannya.Mikroba dapat hidup pada beberapa kondisi tertentu, sehingga

medium pengencer yang digunakan pun berbeda-beda. Pada analisis suatu mikroba terdapat

beberapa pilihan medium pengenceran yang dapat digunakan untuk mikroba tertentu.

Misalnya jenis medium pengencer yang digunakan untuk mikroba anaerobic, medium

pengencer yang digunakan untuk mikroba osmofilik dan halofilik, serta medium

pengencer untuk sampel cair atau sampel padat dengan partikel halus dan lainnya (Winiati

dan Nurwitri, 2012).


Pengenceran biasanya dilakukan secara decimal yaitu 1:10, 1:100, 1:1000 dan

seterusnya. Pengambilan contoh dilakukan secara aseptic dan pada setiap kali pengenceran

dilakukan pengocokan kira-kira sebanyak 25 kali untuk memisahkan sel-sel mikroba yang

bergabung menjadi satu (Fardiaz, 1993). Pengenceran yang dilakuka biasanya adalah

pengenceran bertingkat yang bertujuan untuk memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba

yang tersuspensi dalam cairan. Penetuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran

tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1:9

untuk sampel dan pengenceran.


BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan bahwa proses Sterilisas dalam mikrobiologi

adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam

suatu benda dan Sterilisasi bertujuan agar alat atau bahan dalam keadaan steril sehingga tidak

ada kontaminasi.dan juga dapat disimpulkan bahwa pengenceran merupakan proses

penurunan konsentrasi zat terlarut dalam suatu larutan.

4.2 Saran

saran saya pada praktikum ini, terutama untuk kaka-kaka senior yang telah mengajari

banyak hal dan pelajaran kepada kami. semoga kalian tidak pernah bosan untuk terus

membimbing kami pada praktikum-praktikum selanjutnya.


DAFTAR
PUSTAKA

Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Winiati dan Nurwitri. 2012. Mikrobiologi Pangan. IPB Press. Bogor.

Murtius, W. S. (2018). Modul Praktek Dasar Mikrobiologi. Universitas Andalas. Padang.

ALAM, P. M. D. I. P. MAKALAH MIKROBIOLOGI “Sterilisasi”.


LAMPIRAN

No Gambar Keterangan

1. Proses menghomogenkan

larutan NaCL dan medium

didalam gelas ukur.

2. Proses pemindahan larutan

yang sudah di homogenkan

dari gelas ukur ke labu ukur.

3. Proses pemanasan alat

didalam sterilisator dengan

suhu 121°C

4. Proses mensterilkan bahan

didalam enkas

menggunakan Bunsen.

12

Anda mungkin juga menyukai