Kelompok 3 :
1. Afifa (161070)
2. Ahmad A. Ghofur (161073)
3. Aldys (161074)
4. Devi Arista (161086)
5. Galuh Kristiawan (161096)
6. Gladys Brinita S (161097)
7. Hilmatul Izza (161099)
8. Indri Reski A (161102)
9. Nurcholis (161115)
10. Renita Ghina H (161119)
11. Rizqiya Ramadhany (161121)
12. Yista Nara (161134)
13. Yunedi Putra (161135)
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia
Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Laporan Pendahuluan dan Asuhan
Keperawatan Hipertensi ini tepat pada waktunya.
Harapan kami sebagai penyusun yaitu agar para pembaca memahami
tentang Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Hipertensi Kami pun
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam
menyusun makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami juga mengharapkan saran yang membangun demi tersusunnya
makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Hormat kami
Penyusun
ii
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2. Tujuan.....................................................................................................................................2
1.2.1. Tujuan Umum.........................................................................................................................2
1.2.2. Tujuan Khusus........................................................................................................................2
1.3. Manfaat...................................................................................................................................3
BAB 4 PENUTUP....................................................................................................................................38
DAFTAR PUSTKA................................................................................................................................40
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
osmolalitasnya. Untuk
2
3
2.1 Definisi
Hipertensi didefenisikan sebagai tekanan darah yang interminten atau terus-
menerus diatas 140/90 mmHg karena fluktuasi tekanan darah terjadi antar individu dan
dapat dipengaruhi oleh lingkungan dan ansietas (Marrelli. 2008).
Hipertensi merupakan keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah di atas normal atau kronis dalam waktu yang lama (Saraswati,2009).
Stadium 1 (hipertensi
140 - 159 mmHg 90 - 99 mmHg
ringan)
Stadium 2 (hipertensi
160 - 179 mmHg 100 - 109 mmHg
sedang)
Stadium 3 (hipertensi
180 - 209 mmHg 110 - 119mmHg
berat)
Menurut Salma Elsanti (2009), klasifikasi penyakit hipertensi terdiri dari :
2.2 Etiologi
a. Hipertensi Primer (Essential Hypertension)
Hipertensi esensial, juga disebut hipertensi primer atau idiopatik, adalah
hipertensi yang tidak jelas etiologinya. Lebih dari 90% kasus hipertensi termasuk
dalam kelompok ini. Kelainan hemodinamik utama pada hipertensi esensial adalah
peningkatan resistensi perifer. Penyebab hipertensi esensial adalah mulitifaktor,
terdiri dari faktor genetik dan lingkungan. Faktor keturunan bersifat poligenik dan
terlihat dari adanya riwayat penyakit kardiovaskuler dari keluarga. Faktor
predisposisi genetik
5
6
ini dapat berupa sensitivitas pada natrium, kepekaan terhadap stress, peningkatan
reaktivitas vaskular (terhadap vasokonstriktor), dan resistensi insulin. Paling sedikit
ada tiga faktor lingkungan yang dapat menyebabkan hipertensi yakni, makan garam
(natrium) berlebihan, stress psikis, dan obesitas.
b. Hipertensi Sekunder (Secondary Hypertension)
Penyebab paling sering dari hipertensi sekunder adalah kelainan dan keadaan
dari sistem organ lain seperti ginjal (gagal ginjal kronik, glomerulus nefritis akut),
kelainan endokrin (tumor kelenjar adrenal, sindroma cushing) serta bisa diakibatkan
oleh penggunaan obat-obatan (kortikosteroid dan hormonal) (Sustrani, 2007)
f. Hipertensi Resisten
Penderita hipertensi resisten tidak merespon obat apapun lagi. Hipertensi
dikatakan resisten jika 3 jenis obat tidak sanggup menurunkan tekanan darah. Maka
diperlukan 4 macam jenis obat untuk menurunkan tekanan darah.
2.4 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula
jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari
kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan
pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah
melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti
kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah
terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive
terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut
bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal
mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi.
(Rohaendi, 2008).
2) Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi orang
yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang yang
berusia lebih muda.. Hal ini disebabkan pada usia tersebut fungsi ginjal dan hati
mulai menurun,karena itu dosis obat yang diberikan harus benar - benar tepat.
Tetapi pada kebanyakan kasus, hipertensi banyak terjadi pada usia lanjut. Pada
wanita, hipertensi sering terjadi pada usia diatas 50 tahun. Hal ini disebabkan
terjadinya perubahan hormon sesudah menopause. Kondisi yang berkaitan
dengan usia ini adalah produk samping dari keausan arteriosclerosis dari arteri -
arteri utama, terutama aorta, dan akibat dari berkurangnya kelenturan. Dengan
9
mengerasnya arteri-arteri ini dan menjadi semakin kaku, arteri dan aorta itu
kehilangan daya penyesuaian diri. Arteri kehilangan elastisitas atau kelenturan
serta tekanan darah meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Peningkatan
kasus hipertensi akan berkembang pada umur lima puluhan dan enampuluhan.
Dengan bertambahnya umur, dapat meningkatkan resiko hipertensi (Elsanti,2009).
3) Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga
itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan
peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium
terhadap sodium. Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai
risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang
tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Selain itu didapatkan 70-
80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga.
Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan
hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi (Marliani, 2007).
Menurut Rohaendi (2008), mengatakan bahwa Tekanan darah tinggi
cenderung diwariskan dalam keluarganya. Jika salah seorang dari orang tua ada
yang mengidap tekanan darah tinggi, maka akan mempunyai peluang sebesar
25% untuk mewarisinya selama hidup anda. Jika kedua orang tua mempunyai
tekanan darah tingi maka peluang untuk terkena penyakit ini akan meningkat
menjadi 60%.
2) Status Gizi
Masalah kekurangan atau kelebihan gizi pada orang dewasa
merupakan masalah penting karena selain mempunyai resiko penyakit-penyakit
tertentu juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Oleh karena itu,
pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan. Salah
satu cara adalah dengan mempertahankan berat badan yang ideal atau normal.
Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah salah satu cara untuk mengukur status gizi
seseorang. Seseorang dikatakan kegemukan atau obesitas jika memiliki nilai
IMT ≥25.0. Obesitas merupakan faktor risiko munculnya berbagai penyakit
degeneratif, seperti hipertensi, penyakit jantung koroner dan diabetes mellitus.
Data dari studi Farmingham (AS) yang diacu dalam Khomsan (2008)
menunjukkan bahwa kenaikan berat badan sebesar 10% pada pria akan
meningkatkan tekanan darah 6.6 mmHg, gula darah 2 mg/dl, dan kolesterol darah
11 mg/dl. Prevalensi hipertensi pada seseorang yang memiliki IMT>30 pada laki
– laki sebesar 38% dan wanita 32%, dibanding dengan 18% laki - laki dan 17%
perempuan yang memiliki IMT<25
3) Konsumsi Na (Natrium)
Pengaruh asupan garam terhadap terjadinya hipertensi melalui peningkatan
volume plasma, curah jantung dan tekanan darah. Faktor lain yang ikut
berperan yaitu sistem renin angiotensin yang berperan penting dalam pengaturan
tekanan darah. Produksi renin dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain
stimulasi saraf simpatis. Renin berperan dalam proses konversi angiotensin I
11
4) Stres
Hubungan antara stress dan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf
simpatis peningkatan saraf dapat menaikkan tekanan darah secara intermiten (tidak
menentu). Stres yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah
yang menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti tetapi angka kejadian
masyarakat di perkotaan lebih tinggi dari pada di pedesaan. Hal ini dapat
di hubungkan denganpengaruh stres yang dialami kelompok masyarakat yang
tinggal di kota (Roehandi, 2008). Menurut Anggraini (2009) mengatakan stres
akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung
sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis
2.8 Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan Non Farmakologis
a. Berhenti Merokok
Rokok dapat mempengaruhi kerja beberapa obat
antihipertensi. Dengan berhenti merokok efektifitas obat akan
meningkat.
b. Diet
Untuk mengendalikan hipertensi, kita harus membatasi
asupan natrium, mengurangi makanan berlemak, makan lebih
banyak biji- bijian, buah-buahan, sayuran dan produk susu rendah
lemak dengan begitu akan meningkatkan kesehatan kita secara
menyeluruh dan memberikan manfaat khusus bagi penderita
tekanan darah tinggi.
c. Olahraga teratur
Olah raga teratur mampu menurunkan jumlah lemak serta
meningkatkan kekuatan otot terutama otot jantung. Berkurangnya
lemak dan volume tubuh, berarti mengurangi resiko hipertensi.
d. Penanganan Stres
Hormon epinefrin dan kortisol yang dilepaskan saat stres
menyebabkan peningkatan tekanan darah dengan menyempitkan
pembuluh darah dan meningkatkan denyut jantung. Besarnya
peningkatan tekanan darah tergantung pada beratnya stres, koping
yang adekuat dapat berpengaruh baik terhadap penurunan tekanan
darah.
e. Tidak Merokok
Hipertensi juga dirangsang oleh adanya nikotin dalam batang rokok
yang dihisap seseorang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
nikotin dapat meningkatkan penggumpalan darah dalam
pembuluh darah (Dalimartha et al., 2008). Merokok sebatang
setiap hari meningkatkan tekanan darah sistolik 10-25 mmHg
14
Makanan yang disukai tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol, mual dan
muntah, perubahan berat badan obesitas, adanya edema.
f. Neurosensori
Pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, perubahan keterjagaan, orientasi pola
atau isi bicara efek proses pikir, atau memori (ingatan), Respon motorik
(penurunan kekuatan genggaman tangan), perubahan retina optic.
g. Nyeri atau kenyamanan
Angina, nyeri hilang atau timbul pada tungkai klaudikasi, sakit kepala, nyeri
abdomen
h. Pernapasan
Dispnea, takipnea, ortopnea, dispnea noctural paroksisimal, riwayat merokok batuk
dengan atau tanpa sputum, distress respirasi atau penggunaan otot aksesori
pernafasan, bunyi nafas tambahan, sianosis.
adalah internal.
Individu harus
berkeinginan untuk
menurunkan berat
badan, bila tidak maka
program sama sekali
tidak berhasil.
4. Mengidentifikasi
kekuatan atau
kelemahan dalam
program diit terakhir,
membantu menentukan
kebutuhan individu
untuk penyesuaian atau
penyuluhan
5. Memberikan konseling
dan bantuan dnegan
memenuhi kebutuhan
diet individual.
TINJAUAN KASUS
A. Identitas Klien
Nama : Tn.H
Usia : 60 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki No. RM : 2837xxx
Alamat : betongan, Tanggal Masuk : 22 April 2013
01/07 pk 6.00
No. Telepon : Tanggal Pengkajian : 22 April 2013
085706322201 pk 8.00
Status pernikahan : Sudah Sumber Informasi : Pasien
menikah Nama klg. dekat yang bisa dihubungi:
Agama : Islam Ny. A
Suku : Jawa Status : Anak
Pendidikan : : SD Alamat : Nanggulan
Pekerjaan : petani Wonosari
Lama bekerja : 29tahun No. telepon : 089xxxxxx
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : wiraswasta
B. Status Kesehatan Saat Ini
1. Keluhan utama : pusing
2. Lama keluhan : 2 hari
3. Kualitas keluhan: cekot-cekot
4. Faktor pencetus : ketika beraktifitas
5. Faktor pemberat: beraktifitas yang berlebihan
6. Upaya yang telah dilakukan: -
7. Keluhan saat pengkajian: provocate : faktor pencetusnya aktifitas klien,
quality : kualitas nyeri rasanya cekot-cekot, region : daerah yang terasa
nyeri adalah di daerah belakang kepala, severe/skala nyeri : 5, time - waktu
nyeri hilang timbul 1 - 2 menit.
Diagnosa Medis:
Hipertensi
23
24
F. Genogram
x x
Ht
x
x x x x
Ht Ht
x
Ht Ht Ht Tn.H
25
: Laki-laki
: Ny.S
: Perempuan
Ht : Hipertensi
: Meninggal
x
G. Riwayat Lingkungan
Jenis Rumah Pekerjaan
Kebersihan bersih Tidak bekerja
Bahaya Kecelakaan Tidak ada bahaya kecelakaan Tidak bekerja
Polusi Cukup Tidak bekerja
Ventilasi Cukup Tidak bekerja
Pencahayaan Cukup Tidak bekerja
N. Konsep Diri
1. Gambaran
2. Ideal diri
3. Harga diri
4. Peran
5. Identitas diri
O. Pola Peran dan Hubungan
1. Peran dalam keluarga: kepala keluarga
2. Sistem pendukung: suami/istri/anak/tetangga/teman/saudara/tidak ada/lain-
lain, sebutkan:
3. Kesulitan dalam keluarga: -
( ) hubungan dengan orang tua ( ) hubungan dengan pasangan
( ) hubungan dengan sanak saudara ( ) hubungan dengan anak
( ) lain-lain sebutkan,
4. Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perawatan di RS:
5. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi
P. Pola Komunikasi
1. Bicara ( ) Normal ( ) bahasa utama
Kesadaran : CM
Tanda tanda vital :
Tekanan Darah : 200/100 mmHg Suhu : 36,8°C
Nadi : 80 kali per menit RR : 22 kali per menit
Tinggi Badan : 174 cm Berat Badan : 67 kg
Bawah
.
9. Sistem Neurologi 9SSP : I-XII, reflek, motorik, sensorik)
. GCS 4/5/6
. ket : 4 = reflek baik, membuka mata dengan spontan
. 5 = system motorik baik, bicara dengan baik
. 6 = system sensorik baik, mengikuti apa yang diperintahkan
W. Kesimpulan
Pasien berusia 60 tahun menderita hipertensi dengan keluhan kepala pusing, rasanya
cekot cekot, nyeri dibagian belakang kepala skala nyeri 5, nyeri di rasakan ketika
beraktivitas waktunya hilang timbul durasi sekitar 1 sampai menit
X. Perencanaan Pulang
Tujuan Pulang.
Transportasi pulang . dijemput keluarga dengan mobil pribadi.
Dukungan keluarga. keluarga mendukung kepulangan pasien
Antisipasi bantuan biaya setelah pulang. Menggunakan BPJS
Antisipasi masalah perawatan diri setelah pulang. Diiibantu keluarga
Pengobatan.rawat jalan
31
Malang,
Pengkaji
32
ANALISA DATA
No. Data Etiologi Masalah keperawatan
1 DS : Peningkatan tekanan Nyeri akut
- Pasien mengatakan
vaskuler serebral
kepala terasa pusing,
tengkuk terasa kaku,
tangan terasa
kesemutan.
DO :
- Pasien tampak
lemas, mata sulit
untuk di buka,
Tekanan darah
170/110 mmHg,
Nadi;
- 92 x/mennit,
pernapasan; 24
x/menit, suhu 36,8˚
c
33
NAMA KLIEN :
NO.REG :
P = Lanjutkan intervensi
36
- Nadi = 60 x/menit
P = Lanjutkan intervensi
37
- Pernafasan = 21 x/menit
P = Lanjutkan intervensi
38
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
39
intoleransi aktivitas
40
41
Aziza, Lucky. 2014. Hipertensi The Silent Killer. Jakarta: Yayasan Penerbitan
Ikatan Dokter Indonesia.
Smeltzer dan Bare. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Alih
Bahasa Yasmin Asih. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
42