Anda di halaman 1dari 6

KESERAGAMAN DAN PENGUNGKAPAN

I. PRINSIP KESERAGAMAN (UNIFORMITY)

Keseragaman sering disalahartikan sebagai comparability (daya banding) dalam literatur


akuntansi. Sprouse melihat comparability sebagai suatu proses (akuntansi untuk kondisi yang
sesuai dengan persamaan atau perbedaan) dan sebuah hasil dari proses (proses perbandingan
alternatif untuk membuat suatu keputusan). Transaksi yang mirip akan diperlakukan hampir
sama dan transaksi yang berbeda harus memperoleh perlakuan yang berbeda juga. Sedangkan
keseragaman dilihat sebagai konsep yang mempengaruhi daya banding. Tingkat daya
banding yang dapat diandalkan oleh pengguna laporan keuangan tergantung pada tingkat
keseragaman dalam laporan keuangan yang dimaksud.
Hubungan antara keseragaman dan daya banding ini memiliki hubungan erat dengan
SFAC No. 2. Daya banding bukan sebuah kualitas pada angka-angka akuntansi (dalam artian
relevansi dan realibilitas), tetapi merupakan hubungan antar angka-angka tersebut. Daya
banding memiliki tujuan untuk menjelaskan persamaan dan perbedaan. Dalam
SFAC No. 2 juga disebutkan bahwa daya banding tidak boleh dicampuradukkan dengan
identitas, dan terkadang lebih dapat dipelajari dari perbedaan daripada persamaan, apabila
perbedaan tersebut dapat dijelaskan.
 Sifat Dasar dan Kompleksitas Kejadian Kejadian ekonomi atau keuangan yang dicatat
dalam akun perusahaan disebut dengan
istilah Transaksi. Kejadian (event) didefinisikan dalam SFAC No. 6 sebagai konsekuensi
yang
terjadi pada sebuah entitas. Transaksi dapat terjadi antar entitas, antara perusahaan dengan
pekerjanya, dan antara perusahaan dengan investor atau kreditor. Dari pengertian tersebut,
dapat
disimpulkan bahwa transaksi merupakan event eksternal. Event yang bersifat internal
contohnya
adalah depresiasi dan persediaan barang setengah jadi. Menurut keadaannya (circumstances),
event dibedakan menjadi simple events dan complex events, di mana:

a. Simple event terjadi dalam situasi yang sederhana, tidak banyak peraturan sehingga
perlakuan yang diberikan relatif sama. Contoh: pembayaran utang jasa tanpa adanya
diskon.
b. Complex events terjadi dalam kondisi derajat kompleksitas yang tinggi karena adanya
halangan (restriction), kontijensi, dan persyaratan. Contoh: keputusan apakah pembeli
atau penjual yang akan membayar biaya angkut barang.
Selanjutnya, istilah literatur yang digunakan untuk kejadian kompleks adalah relevant
circumstances.
 Relevant Circumstances
Relevant circumstances merupakan keadaan signifikan yang secara ekonomi
dapat mempengaruhi secara luas event yang serupa atau mirip. Yang disebut
sebagai keadaan signifikan secara ekonomi adalah meliputi kondisi umum atau faktor
yang terkait dengan complex events yang diduga dapat memengaruhi waktu aliran kas.
Relevant circumstance terbagi dalam dua tipe umum yaitu:
a. Present magnitudes, adalah kondisi yang telah diketahui pada saat terjadinya event.
b. Future contingencies, adalah faktor yang hanya dapat diketahui setelah
tanggal terjadinya event.
Relevant Circumstances yang langsung mempengaruhi kejadian yang akan dibukukan dan
mempengaruhi metode akuntansi dipilih mewakili kejadian. Namun selain
mengacu pada
relevant circumstances, manajemen juga memiliki peran dalam menentukan metode
akuntansi yang digunakan. Weldon Posell menghormati pengaruh manajerial sebagai
pertimbangan penting dalam mengizinkan metode yang berbeda-beda. Masalahnya adalah
pemilihan metode akuntansi mungkin saja karena motif yang berbeda dari anggapan relevant
circumstances. Oleh karena itu, Cadenhead membatasi relevant circumstances pada
elemen di luar kendali manajemen yang disebut dengan environmental conditions.
Cadenhead mendesain circumstantial variables, yaitu ketika (1) environtmental conditions
berbeda antar perusahaan dan (2) banyak menggunakan biaya pengukuran atau
relatif menghasilkan lebih sedikit perbedaan terhadap pilihan metode akuntansi.
Cadenhead mengatakan bahwa metode akuntansi yang kaku (rigid) hanya dapat digunakan
bila terdapat circumstantial variables.
 Keseragaman yang Terbatas (Finite) dan Kaku (Rigid)
Finite uniformity merupakan metode akuntansi yang dibuat sama pada
relevant circumstances pada situasi yang secara umum adalah sama. Contohnya adalah
ketentuan sewa beli jangka panjang yang diatur dalam SFAS No. 13. Disebutkan dalam
SFAS No. 13 bahwa leasing harus dikapitalisasi apabila jangka waktu leasing sama dengan
atau lebih dari 75% umur ekonomis aset. Menentukan kriteria yang tepat untuk relevant
circumstances dikatakan sulit dan cenderung sewenang-wenang, sehingga hal ini
memunculkan adanya jenis alternatif uniformity yang lain, yang disebut dengan rigid
uniformity. Rigid uniformity berarti menentukan satu metode untuk semua transaksi yang
serupa meski kemungkinan terdapat relevant circumstances. Contohnya adalah pada
SFAS No.2 yang menyatakan bahwa R&D cost tidak boleh dikapitalisasi meskipun
terdapat future benefit. Namun dalam kenyataannya, meningkatkan daya banding dapat
bersifat counterproductive. Dengan kata lain, dapat melemahkan relevansi atau reliabilitasnya
jika untuk membandingkan antara dua ukuran, salah satunya diperoleh dengan metode yang
menghasilkan informasi yang kurang relevan atau reliable.
 Status Keseragaman Sekarang
Finite uniformity dan rigid uniformity, sampai pada tahap tertentu merupakan kondisi
yang ideal. Saat ini, percampuran sistem muncul dalam beberapa standar berusaha untuk
masuk kedalam akun keadaaan yang relevan mengingat yang lainnya merupakan
contoh dari keseragaman kaku. Dalam kenyataannya, sistem campuran digunakan di mana
beberapa standar berusaha memperhitungkan relevant circumstances, sedangkan yang
lainnya secara jelas menggunakan rigid uniformity. Sebelum diberikan contoh, terdapat
beberapa kualifikasi yang perlu ditekankan, yaitu:
- Fakta bahwa standar adalah contoh finite uniformity bukan berarti standar tidak dapat
diperbaiki bahkan ketika faktor relevant circumstances adalah sesuai.
- Rigid uniformity didasari faktor sebagai berikut: (1) konservatisme, (2)
ketidakmampuan organisasi penyusun standar menentukan relevant circumstances yang
berarti, (3) usaha untuk meningkatkan verifiability pengukuran, (4) pengakuan fakta
digunakannya alokasi, (5) persepsi biaya implementasi relevant circumstances melebihi
manfaatnya.
- Pendekatan lain mengenai masalah uniformity diberi nama flexibility.
Berikut adalah contohnya :
- Rigid uniformity : SFAS No. 109 tentang alokasi pajak penghasilan komprehensif
- Finite uniformity : SFAS No. 5 tentang kemungkinan rugi di masa depan
- Flexibility : Akuntansi depresiasi
Sesungguhnya di dalam pembuatan standar akuntansi, flexibility sedapat mungkin harus
dihilangkan. Ketika relevant circumstances mungkin sulit untuk dibedakan, dihitung,
dan diimplementasikan secara cost effective, sebaiknya digunakan finite uniformity.
Sedangkan ketika tidak dapat dilaksanakan secara cost-effective, sebaiknya digunakan rigid
uniformity.

II. PRINSIP PENGUNGKAPAN (DISCLOSURE)


Pengungkapan terkait dengan informasi pelaporan keuangan yang menyajikan informasi
keuangan maupun informasi pelengkap, termasuk catatan kaki, post statement events, diskusi
manajemen dan analisis operasi untuk tahun mendatang, prediksi keuangan dan kegiatan
operasi, maupun kebijakan akuntansi. Pelaporan keuangan biasanya terdiri dari laporan
keuangan dan disclosure. Menurut SFAC No. 5, pengungkapan adalah penyajian informasi
dengan tujuanselain pengakuan dalam laporan keuangan yang dibandingkan dengan
pengakuan dalam laporan keuangan itu sendiri. Pengungkapan memiliki dua aspek, yaitu
protective disclosure (untuk melindungi investor dari perlakuan yang tidak adil) dan
informative disclosure (informasi lengkap untuk memenuhi kebutuhan analisis
investasi). Sebelum 1970an, SEC lebih menekankan protective disclosure daripada
informative disclosure. Namun, sejak 1970 SEC cenderung bergeser pada informative
disclosure karena adanya hasil studi terkait efisiensi pasar.

 Fungsi Pengungkapan bagi SEC


Secara tidak langsung, disclosure ditafsirkan oleh SEC dengan dua aspek. Salah satunya
disebut protective disclosure, yang berhiubungan dengan usaha untuk memberikan
perlindungan kepada investor dari perlakuan yang tidak adil. Aspek lainnya disebut dengan
informative disclosure, yang berhubungan dengan usaha untuk memberikan informasi yang
lengkap dan bermanfaat untuk tujuan analisis investasi. Awalnya SEC hanya menekankan
pada protective disclosure. Undang-undang sekuritas tahun 1993 diperlukan untuk
mengisi statement registrasi dengan SEC sebelum penjualan sekuritas. Termasuk
didalamnya, prospektus yang diberikan kepada pembeli merupakan informasi
mengenai kegiatan bisnis, sekuritas yang dijual, identitas yang relevan terkait dengan
mereka yang mendistribusikan sekuritas. Undang-undang sekuritas tahun 1934
memperpanjang aturan-aturan ini untuk isu baru sekuritas.
 Pergeseran Disclosure ke Arah Informative Disclosure

Walaupun aspek protektif dan informatif dari pengungkapan tumpang


tindih, SEC mengharuskan bahwa pengungkapan harus disusun dengan memadai. Sejak
awal tahun 1970, SEC menekankan pada informative disclosure. Sebagai contoh, komisi
selalu dijauhi inflasi akuntansi karena data tersebut tidak dapat diverifikasi dan investor tidak
mengerti mengenai angka-angka. Namun, setelah rancangan FASB mengenai ketentuan
tingkat harga, SEC pada ASR 190 diperlukan untuk sebagian besar perusahaan dalam
pengungkapan informasi tambahan untuk biaya depresiasi, penialian aset tetap, biaya
penjualan, dan persediaan. Hal ini sangat mungkin bahwa pergeseran ke arah informative
disclosure telah terjadi sebagai akibat dari hipotesis pasar efisien dan kesimpulannya bahwa
investor yang naif tidak diuntungkan dalam pasar selama mereka terdiversifikasi secara
benar. Pergeseran SEC ke arah informative disclosure dilanjutkan oleh Advisory Committee
on Corporate Disclosure. Komite tersebut memberikan laporan produktif pada tahun 1977
yang berisikan tentang ringkasan pernyataan pengungkapan yang telah ada dan rekomdasi
lebih lanjut tentang hal tersebut.
Usulan informative disclosure dari komite menyarankan untuk mengahasilkan perkiraan
dengan ketentuan bahwa akan melindungi manajemen dari pinalti kewajiban dari peraturan
sekuritas federal, dan proyeksi yang dibuat harus rasional dan dibuat dengan tepat. Selain itu
komite juga merekomendasikan data informatif lainnya untuk masa depan meliputi
pengeluaran modal dan perencanaan pendanaan, perencanaan tujuan manajemen, kebijakan
deviden dan kebijakan yang berkaitan dengan struktur modal entitas. Informative disclosure
lainnya yang direkomendasikan oleh komite adalah standar klasifikasi produk untuk
pelaporan segmental yang ditentukan berdasarkan masing-masing industri,
pengungkapan sosial dan informasi lingkungan jika akan mempengaruhi kinerja
keuangan entitas dimasa yang akan datang.

 Ketidaksempurnaan Proses Disclosure


Proses disclosure memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan pertama terkait dengan pro
kontra antara differential disclosure dan selective disclosure. Sistem pengungkapan yang
dipakai sekarang yang memiliki pengaruh luas saat ini disebut dengan differential disclosure.
Sedangkan selective disclosure adalah pengungkapan yang memungkinkan adanya
informasi yang dikeluarkan dan tidak dikeluarkan ke publik. Differential disclosure
bertindak sebagai interpreter atas aturan-aturan pasar modal, sehingga publik tertarik untuk
berinvestasi. Beaver percaya bahwa disclosure yang jumlahnya lebih banyak dalam laporan
tahunan akan menurunkan tingkat pentingnya pendekatan differential disclosure. Informative
disclosure secara umum memang dapat digunakan untuk meningkatkan evaluasi atas resiko
dan return suatu entitas, dan terdapat beberapa kualifikasi penting yang perlu dipikirkan yaitu
komunikasi pengungkapan di antara entitas bisnis dengan analisis keuangan maupun
konsultan investasi.
Kekurangan kedua dalam proses disclosure terkait dengan keberagaman investor yang
dapat mengurangi kebutuhan akan informasi pada level spesifik perusahaan. Investor hanya
peduli terhadap informasi spesifik perusahaan yang akan mempengaruhi portofolio mereka.
Namun, masalahnya adalah pengkategorian informasi spesifik perusahaan (memiliki
efek ataukah tidak memiliki efek terhadap portofolio) adalah hal yang mustahil. Tidak semua
investormendiversifikasi investasi mereka, sehingga sulit memisahkan mana informasi yang
berguna bagi diversified investor dan mana yang berguna bagi undiversified investor.
 Bentuk dan Metode Disclosure
1) Diskusi dan analisis manajemen
Sejak tahun 1968, SEC meminta perusahaan untuk memasukkan diskusi dan analisis
manajemen dalam laporan tahunan yang akan memberikan gambaran kepada pengguna
mengenai kegiatan operasi dan arus kas di masa yang akan datang. Spesifik informasi yang
diminta tersebut yaitu sebagai berikut:
- Hasil operasi termasuk informasi perubahan harga penjualan, kos, dan volume penjualan
- Perkiraan likuiditas di masa mendatang
- Modal dan rencana pengeluaran modal
- Prediksi tren, ketidakpastian, dan kejadian di masa depan yang memberi dampak material.
2) Signalling dan perkiraan pendaatan oleh manajemen
Signaling theory juga berlaku dalam hal penyajian disclosure. Teori ini menyatakan bahwa
perusahaan yang memiliki berita baik akan berusaha membedakan dirinya dari perusahaan
yang tidak memiliki berita baik dengan mengungkapkannya ke pasar. Pada gilirannya,
pasar harus menghargai perusahaan-perusahaan yang telah dianggap tidak memiliki berita
baik yang kemudian dapat terjadi penurunan harga. Dengan demikian, perusahaan yang tidak
menyajikan disclosure akan dianggap menyembunyikan kabar buruk sehingga dapat
menurunkan harga saham. Signaling theory umumnya konsisten dengan hipotesis efisiensi

pasar setengah kuat.


3) Segment disclosure dan laporan komite Jenkins
Rekomendasi disclosure yang dipaparkan dalam laporan komite Jerkins adalah:
a. Meningkatkan kegunaan dari segmen pelaporan dengan mengadopsi segmentasi yang
sempit sesuai dengan pandangan manajemen. Data penting pada segmen termasuk
marjin kotor, kegiatan utama, arus kas, dan persyaratan modal kerja. Informasi
geografis serta segmen industri utama harus disediakan.
b. Laporan aktivitas inti dan aktivitas tidak inti secara terpisah. Aktivitas inti adalah
aktivitas yang biasa atau berulang, sedangkan aktivitas tidak inti adalah aktivitas
yang tidak biasa dan tidak berulang, seperti pendapatan bunga dan biaya bunga.
c. Edisi keempat laporan keuangan interim kuartal dan rekening terpisah untuk segmen
secara triwulanan.
d. Rekomendasi lainnya, yaitu:
- Meningkatkan pengungkapan untuk aset dan kewajiban dengan mengidentifikasi
bagaimana pengukuran diperoleh serta informasi tentang asumsi-asumsi dasar dan
peristiwa-peristiwa masa depan yang dianggap dalam pengukuran.
- Mengungkapkan lebih banyak informasi tentang informasi keuangan yang
inovatif dan kesepakatan pembiayaan.
- Pengguna tidak perlu ramalan laporan keuangan, tetapi mereka membutuhkan
informasi yang akan memungkinkan mereka untuk membuat perkiraan mereka
sendiri.
4) SFAS No. 131
FAB mengimplementasikan bagian utama dari laporan komite special dalam SFAS No.
131. SFAS No. 131 ini meminta pelaporan segmen dengan pendekatan
manajemen
berdasarkan cara manajemen mengatur segmen dalam sebuah perusahaan untuk
untuk mengefektifkan laporan
tahunan.
1) Perusahaan besar versus perusahaan kecil
Untuk menyajikan disclosure dibutuhkan biaya yang cukup besar bagi perusahaan kecil.
Perusahaan kecil menanggung kos yang lebih besar untuk memenuhi persyaratan
pengungkapan. Oleh karena itu FASB membentuk Small Business Advisory Committee of
the Financial Accounting Standards Advisory Council untuk memfasilitasi penyampaian
laporan keuangan perusahaan kecil dan kantor akuntan publik kecil. Penelitian
menunjukkan bahwa disclosure dari perusahaan kecil memiliki informasi yang
lebih komprehensif dibandingkan perusahaan besar. Hal ini terjadi karena informasi
publik mengenai perusahaan kecil lebih sedikit bila dibandingkan dengan
perusahaan besar.
Dengan demikian, disclosure perusahaan kecil merupakan salah satu sumber informasi yang
diandalkan sehingga harus disajikan secara lengkap dan komprehensif. Perhitungan cost dan
benefit pengaplikasian akuntansi untuk perusahaan kecil memang sulit, namun terbukti
pengungkapan yang dilakukan perusahaan kecil mengandung informasi yang lebih banyak.
2) Ringkasan laporan tahunan
Ringkasan laporan tahunan (Summary Annual Reports – SAR) diringkas dari
laporan
keuangan dengan memperpendek banyak detail yang terkandung dalam laporan keuangan
auditan. Informasi properti, tanaman, dan peralatan serta biaya kerusakan dikumpulkan di
SAR dan informasi catatan kaki dihilangkan, meskipun mungkin muncul dalam analisa dan
diskusi manajemen. Analisa dan diskusi manajemen dalam SAR umumnya lebih luas
daripada laporan keuangan auditan dalam laporan tahunan perusahaan. SAR ditujukan untuk
menggantikan laporan tahunan perusahaan tradisional dan agar lebih dimengerti pengguna.
3) Usaha SEC untuk mengefektifkan laporan tahunan
SEC juga tertarik untuk mempersingkat laporan tahunan. Pada tahun 1995, SEC
mengusulkan bahwa laporan keuangan dalam laporan tahunan menjadi efisien dengan
mengurangi jumlah catatan kaki. Usulan tersebut dihentikan sekitar tiga bulan setelah
diperkenalkan karena banyak investor berpikir mereka kekurangan informasi penting.

Anda mungkin juga menyukai