Anda di halaman 1dari 57

Accelerat ing t he world's research.

MAKALAH AGAMA DAN ETIKA


ISLAM
Rangga Muktiaji

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

DEBAT KRIST EN VS ISLAM


Parlin K K Gurusinga

AJARAN KRIST EN DAN ISLAM


Parlin K K Gurusinga

TAFSIR IJT IMAI


Izzal Rahman
MAKALAH AGAMA DAN ETIKA ISLAM

AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM


YANG PERTAMA

Disusun oleh :

Kelompok3

Muslih Hakim 11413010

Muhammad Triono 11413008

Abi Dzar Siddiq 11413018

Rifqi Muhammad Rifqi 11213005

Ganjar Ammar A. 11213021

M. Fadholi 11213018

Dzikra Yuhasra 11413019

SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

JATINANGOR

2014
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .....................................................................................................1

I. PENDAHULUAN.................................................................................2
1.1 Latar Belakang.................................................................................2
II. PEMBAHASAN....................................................................................3
2.1 Pengenalan Al-Qur’an......................................................................3
2.2 Sejarah Turun dan Penyusunan Al-Qur’an....................................10
2.3 Fungsi Al-Quran Pada Kehidupan di Dunia..................................14
2.4 Kandungan dan Pokok-Pokok Isi Al-Qur’an.................................18
2.5 Pembuktian Kebenaran Ayat Al-Qur’an Dalam Perspektif Sains
dan Teknologi.................................................................................29
2.6 Kelebihan Al-Qur’an dari Segala Kitab.........................................38
III. KESIMPULAN....................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................48
LAMPIRAN....................................................................................................49
Lampiran 1 : CV..............................................................................................49

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Berbicara tentang Al-Qur’an, takkan pernah ada habisnya. Al-Qur’an


mengandung berbagai kisah dari sejarah zaman lampau hingga masa yang akan
datang, termuat juga hukum-hukum islam, rahasia alam semesta, serta masih
banyak lagi.

Al-Qur’an menjadi salah satu mukjizat besar Nabi Muhammad SAW,


sebab turunnya Al Qur’an melalui perantara beliau, Al Qur’an mempunyai
peranan yang sangat penting untuk keberlangsungan umat manusia di dunia.
Betapa tidak, semua persoalan manusia di dunia sebagian besar dapat ditemukan
jawabannya pada Al Qur’an. Oleh karenannya kemudian Al Qur’an di yakini
sebagai firman Allah yang menjadi sumber ajaran Islam pertama sebelum Hadist.

Berbagai macam persoalan hidup manusia solusinya terdapat dalam al


qur’an. Maka sudah menjadi kewajiban kita sebagai umat muslim untuk
membaca, memahami, dan mengamalkan al qur’an yang merupakan pedoman
hidup kita. Pentingnya memahami al qur’an sebagai sumber ajaran islam yang
pertama menjadi latar belakang dibuatnya makalah ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGENALAN AL-QUR’AN

1. Pengertian Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah kitab suci bagi umat Islam yang diturunkan oleh
Allah kepada Nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril. Al-Qur’an
merupakan sumber hukum utama Islam dan pedoman hidup kaum muslim.
Al-Qur’an bukan hanya mengajarkan tentang hubungan manusia dengan
Tuhan, tetapi juga mengajarkan tentang hubungan manusia terhadap sesama
manusia dan juga alam. Pengertian Al-Qur’an sangat luas, antara lain :

a. Secara Etimologi
Ada beberapa pendapat tentang pengertian Al-Qur’an secara etimologi,
antara lain yaitu :
1) Kata “Al-Qur’an” merupakan bentuk masdar dari kata “Qara’a” yang
artinya “bacaan”.
2) Kata “Al-Qur’an” merupakan kata sifat dari “Al-Qar’u” yang
bermakna “Al-jam’u” yang artinya “kumpulan”.
3) Kata Al-Qur’an merupakan Isim Alam bukan kata bentukan dan sejak
awal digunakan sebagai namakitab suci umat Islam.

b. Secara Terminologi
Menurut Muhammad bin Muhammad Abu Syahbah dalam bukunya
Al-Madkhal li dirasah al-Qur’an al-karim mengatakan bahwa :
“Al-Qur’an adalah firman Allah swt yang diturunkan kepada nabi
Muhammad saw, yang memiliki kemukjizatan lafal, membacanya bernilai
ibadah, diriwayatkan secara mutawatir, yang tertulis dalam mushaf,
dimulai dengan surat al-fatihah dan diakhiri dengan surat an-Nas.”

3
2. Hakikat Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan kitab yang sangat agung. Dia merupakan
penyempurna dari beberapa kitab. Namun pada hakikatnya Al-Qur’an
bukanlah tulisan ataupun bacaan yang termuat dalam 30 juz Al-Qur’an 114
surat 6666 ayat, melainkan pada makna yang tersirat atau terkandung
didalamnya. Adapun tulisan atau bacaan yang termuat di dalam kitab itu tidak
ada bedanya dengan buku-buku bacaan biasa. Jadi jika manusia beriman
kepada tulisan atau bacaannya sama halnya dengan beriman kepada hal yang
fana.

3. Nama - Nama Al-Qur’an


Al-Quran merupakan Kalam Allah yang mengandung ayat-ayat Allah
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibrail
untuk disampaikan kepada semua manusia. Al-Qur’an merupakan mukjizat
yang paling agung yang telah mendapat jaminan dari Allah SWT akan kekal
terpelihara. Dan juga terdapat beberapa nama-nama Al-Qur’an yang telah
disebutkan oleh Allah dalam kitab-Nya. Nama-nama itu mempunyai ciri-ciri
dan kriteria Al-Qur’an itu sendiri. Nama-nama lain Al-Qur’an sangat banyak,
antara lain yaitu :

1. Al Kitab ( Kitabullah )
Yang merupakan sinonim dari kata Al-Qur’an artinya, kitab suci
sebagai petunjuk bagi orang yang bertaqwa. Perkataan Kitab di dalam
bahasa Arab dengan baris tanwin di akhirnya (Kitabun ) memberikan
makna umum yaitu sebuah kitab yang tidak tertentu. Apabila ditambah
dengan alif dan lamdi depannya menjadi (Al Kitab) ia telah berubah
menjadi suatu yang khusus (kata nama tertentu). Dalam hubungan ini,
nama lain bagi Al-Qur’an itu disebut oleh Allah adalah Al-Kitab. Nama
ini diterangkan dalam Al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 2,

         

4
yang artinya : “Kitab ( al-Quran ) ini tidak ada keraguan padanya,
(menjadi) petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.”

2. Az-Zikr ( Peringatan )
Allah SWT menyebutkan Al-Qur’an sebagai Az-zikr
(Peringatan) karena sebetulnya Al-Qur’an itu senantiasa memberikan
peringatan kepada manusia karena sifat lupa yang tidak pernah lepas dari
manusia. Manusia mudah lupa dalam berbagai hal, baik dalam hubungan
dengan Allah, hubungan sesama manusia maupun lupa terhadap
tuntunan-tuntunan yang sepatutnya ditunaikan oleh manusia.Oleh
karena itu golongan yang beriman dituntut agar senantiasa mendampingi
Al-Qur’an. Selain sebagai ibadah, Al-Qur’an itu sentiasa
memperingatkan kita kepada tanggung jawab kita. Nama ini diterangkan
dalam Al-Qur’an Surat Al-Hijr ayat 9,

       

yang artinya : “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan az-zikr ( Al-


Quran ) dan Kamilah yang akan menjaganya ( Al-Quran ). “

3. Al-Furqan ( Pembeda )
Allah SWT memberi nama lain bagi Al-Qur’an dengan Al-
Furqan berarti Al-Qur’an sebagai pembeda antara yang haq dan yang
batil. Mengenali Al-Qur’an maka kesannya sewajarnya dapat mengenal
Al-Haq dan dapat membedakannya dengan kebatilan. Nama ini
diterangkandalam Surat Al-Furqan ayat 1,

         

yang artinya : “Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan (Al-
Quran) kepada hambaNya (Muhammad).”

5
4. Al-Mauidhah ( Nasihat)
Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah adalah untuk kegunaan
dan keperluan manusia, karena manusia senantiasa memerlukan
peringatan dan pelajaran yang akan membawa mereka kembali kepada
tujuan penciptaan yang sebenarnya. Tanpa bahan - bahan pengajaran dan
peringatan itu, manusia akan terlalai dan lupa dari tugasnya karena
manusia sering didorong oleh nafsu dan dihasut oleh syaitan dari
mengingat dan mentaati perintah Allah. Hal ini sesuai dengan Al-Qur’an
surat Al Qamar ayat 22 yang artinya :

       

“Dan sungguh Kami telah mudahkan Al-Qur’an untuk peringatan, maka


adakah orang yang mau mengambil pelajaran? ( daripada Al-Quran ini
).”

5. Asy-Syifa’ ( Penawar )
Allah SWT telah mensifatkan bahwa Al-Qur’an yang diturunkan
kepada umat manusia melalui perantara Nabi Muhammad SAW sebagai
penawar dan penyembuh.Bila disebut penawar tentu ada kaitannya
dengan penyakit.Dalam Tafsir Ibnu Katshir dinyatakan bahwa Al-Qur’an
adalah penyembuh dari penyakit-penyakit yang ada dalam hati manusia
seperti syirik, sombong, ragu dan sebagainya. Dalam hal ini diterangkan
dalam Al-Qur’an surat Yunus ayat 57,

         

    

yang artinya: ”Wahai manusia! Sungguh, telah Kami datangkan


kepadamu pelajaran (Al-Quran) dari Tuhanmu, penawar bagi penyakit
yang ada di dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang
beriman.“.

6
6. Al-Haq (Benar)
Al-Qur’an dinamakan dengan Al-Haq karena dari awal hingga
akhirnya, kandungan Al-Qur’an adalah semuanya benar.Kebenaran ini
adalah datang daripada Allah yang mencipta manusia dan mangatur
sistem hidup manusia dan Dia Maha mengetahui segala-galanya. Oleh
karena itu, ukuran dan pandangan dari Al-Qur’an adalah sesuatu yang
sebenarnya mesti diikuti dan dijadikan prioritas yang paling utama dalam
mempertimbangkan sesuatu. Sesuai firman Allah yang artinya:

        

“Kebenaran itu dari Tuhanmu, maka janganlah sekali-kali engkau


(Muhammad) termasuk orang orang yang ragu.” (Al-Baqarah: 147).

7. Ar-Ruh ( Roh )
Allah SWT telah menamakan wahyu yang diturunkan kepada
Rasulnya sebagai roh.Sifat roh adalahmenghidupkan sesuatu. Seperti
jasad manusia tanpa roh akan mati, busuk dan tidak berguna. Dalam
hubungan ini, menurut ulama, Al-Qur’an mampu menghidupkan hati-hati
yang mati sehingga dekat dengan Penciptanya. Sesuai firman Allah, yang
artinya :

         

Yang artinya, “Dan kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa:


"Pergilah di malam hari dengan membawa hamba-hamba-Ku (Bani
Israil), Karena Sesungguhnya kamu sekalian akan disusuli" (Asy-
Syu’ara:52)

8. Al-Busyraa ( Berita Gembira )


Al-Quran sering menceritakan khabar gembira bagi mereka
yang beriman kepada Allah dan menjalani hidup menurut kehendak dan
jalan yang telah diatur oleh Al-Qur’an.Khabar-khabar ini menyampaikan

7
pengakhiran yang baik dan balasan yang menggembirakan bagi orang-
orang yang patuh dengan isi Al Qur’an.Terlalu banyak janji-janji
gembira yang pasti dari Allah untuk mereka yang beriman dengan ayat-
ayat-Nya. Hal ini telah dikemukakan dalam Al Qur’an Surat An Nahl
ayat 89

             

           

  

yang artinya : “Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami bangkitkan setiap
umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami
datangkan engkau (Muhammad) menjadi saksi atas mereka. Dan Kami
turunkan Kitab (Al-Quran) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu,
sebagai petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang
berserah diri (muslim).”

9. Al-Bayaan (Keterangan)
Al-Quran adalah kitab yang menyatakan keterangan dan
penjelasan kepada manusia tentang apa yang baik dan buruk untuk
mereka. Menjelaskan antara yang haq dan yang batil, yang benar dan
yang palsu, jalan yang lurus dan jalan yang sesat.Selain itu Al-Qur’an
juga menerangkan kisah-kisah umat terdahulu yang pernah mengingkari
perintah Allah lalu ditimpakan dengan berbagai azab yang tidak terduga.
Sesuai dengan firman Allah,

      

8
yang artinya : “Inilah (Al-Quran) suatu keterangan yang jelas untuk
semua manusia, dan menjadi petunjuk kepada seta pelajaran bagi orang-
orang yang bertakwa.” (Ali-Imran: 138 )

10. Ar-Rahmah (Rahmat)


Allah menamakan Al-Qur’an dengan rahmat karena dengan Al-
Qur’an ini akan melahirkan iman danhikmah. Bagi manusia yang
beriman dan berpegang kepada Al-Qur’an ini mereka akan mencari
kebaikan dan cenderung kepada kebaikan tersebut. Sesuai firman Allah
yang artinya:

            

  

“Dan Kami turunkan dari Al-Quran (sesuatu) yang menjadi penawar


serta rahmat bagi orang-orang yang beriman, sedangkan bagi orang-
orang yang zalim (Al-Quran itu) hanya akan menambah kerugian.“ (Al-
Isra:82).

9
2.2 SEJARAH TURUN DAN PENYUSUNAN AL-QUR’AN

1. Sejarah Singkat Turunnya Al-Quran

Wahyu pertama turun pada saat Nabi SAW berusia 40 tahun di saat
beliau sedang bermeditasi di Gua Hira (17 Ramadhan). Wahyu berikutnya
turun 3 tahun kemudian. Urut-urutan Surat yang terdapat dalam Al-Quran
bukan berdasarkan urutan turunnya ayat-ayat tersebut. Surat pertama yang
diwahyukan adalah Al-‘Alaq (QS: 96) dan yang turun terakhir adalah An-Nasr
(QS: 110), sedangkan ayat terakhir yang diturunkan adalah ayat 3 dari surat Al-
Maaidah. Sedangkan surat pertama yang terdapat dalam Al-Quran adalah Al-
Fatihah (QS: 1) dan yang terakhir An-Nas (QS: 114). Urutan-urutan dalam Al-
Quran tersebut semata-mata berdasarkan petunjuk dari Allah SWT kepada
Nabi SAW. Al-Quran diturunkan tidak secara sekaligus tapi secara berangsur-
angsur. Di Mekah selama 13 tahun dan di Madinah 10 tahun. Terbagi menjadi
ayat-ayat Makkiyyah (19/30 = 86 surat) dan Madaniyyah (11/30 = 28 surat).
Sebenarnya, malaikat Jibril telah menyampaikan firman-firman Allah
atau Al Qur’an kepada Nabi Muhammad dengan beberapa cara. Berikut ini
adalah beberapa cara turunnya Al Qur’an kepada Nabi Muhammad saw.

• Malaikat Jibril memasukkan wahyu itu ke dalam hati Nabi Muhammad saw.
tanpa memperlihatkan wujud aslinya. Rasulullah tiba-tiba saja merasakan
wahyu itu telah berada di dalam hatinya.

• Suatu ketika, malaikat Jibril juga pernah menampakkan dirinya sebagai


seorang laki-laki dan mengucapkan kata-kata di hadapan Nabi saw. Itulah salah
satu metode lain yang digunakan malaikat Jibril untuk menyampaikan Al
Qur’an kepada Nabi Muhammad saw.

• Yang selanjutnya, wahyu juga turun kepada Nabi Muhammad saw. seperti
bunyi gemerincing lonceng. Menurut Rasulullah, cara inilah yang paling berat

10
dirasakan, sampai-sampai beliau mencucurkan keringat meskipun wahyu itu
turun di musim yang sangat dingin.

• Cara yang lain adalah malaikat Jibril turun membawa wahyu kepada Nabi
Muhammad saw. dengan menampakkan wujudnya yang asli. Rasulullah saw.
senantiasa menghafalkan setiap wahyu yang diterimanya. Beliau mampu
mengulangi wahyu tersebut dengan tepat, sesuai dengan apa yang telah
disampai kan oleh malaikat Jibril. Dalam hal ini, malaikat Jibril juga berperan
untuk mengontrol hafalan Al Qur’an Rasulullah saw. Al Qur’an diturunkan
dalam dua periode. Periode pertama dinamakan Periode Mekah. Turunnya Al
Qur’an pada periode pertama ini terjadi ketika Nabi saw. bermukim di Mekah
(610 – 622 M) sampai Nabi Muhammad saw. melakukan hijrah. Ayat-ayat
yang diturunkan pada masa itu, kemudian disebut dengan ayat-ayat Makiyah,
yang berjumlah 4.726 ayat dan terdiri atas 89 surat. Periode yang kedua adalah
Periode Madinah. Sebuah periode yang terjadi pada masa setelah Nabi
Muhammad saw. hijrah ke Madinah (622 – 632 M). Ayat-ayat yang turun
dalam periode ini kemudian dinamakan ayat-ayat Madaniyah, meliputi 1.510
ayat dan mencakup 25 surat. Ayat-ayat Makiyah maupun Madaniyah yang
terdapat dalam Al Qur’an memiliki beberapa perbedaan yang menjadi ciri
khas. Berikut ini adalah ciri-ciri yang terdapat pada kedua kategori ayat
tersebut.

2. Penulisan Al-Qur'an dan perkembangannya

Penulisan (pencatatan dalam bentuk teks) Al-Qur'an sudah dimulai sejak


zaman Nabi Muhammad SAW. Kemudian transformasinya menjadi teks yang
dijumpai saat ini selesai dilakukan pada zaman khalifah Utsman bin Affan.

a. Pengumpulan Al-Qur'an pada masa Rasullulah SAW

Pada masa ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup, terdapat


beberapa orang yang ditunjuk untuk menuliskan Al Qur'an yakni Zaid bin
Tsabit, Ali bin Abi Talib, Muawiyah bin Abu Sufyan dan Ubay bin Kaab.
Sahabat yang lain juga kerap menuliskan wahyu tersebut walau tidak

11
diperintahkan. Media penulisan yang digunakan saat itu berupa pelepah
kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana, potongan
tulang belulang binatang. Di samping itu banyak juga sahabat-sahabat
langsung menghafalkan ayat-ayat Al-Qur'an setelah wahyu diturunkan.

b. Pengumpulan Al-Qur'an pada masa Khulafaur Rasyidin


1. Pada masa pemerintahan Abu Bakar

Pada masa kekhalifahan Abu Bakar, terjadi beberapa pertempuran


(dalam perang yang dikenal dengan nama perang Ridda) yang
mengakibatkan tewasnya beberapa penghafal Al-Qur'an dalam jumlah yang
signifikan. Umar bin Khattabyang saat itu merasa sangat khawatir akan
keadaan tersebut lantas meminta kepada Abu Bakar untuk mengumpulkan
seluruh tulisan Al-Qur'an yang saat itu tersebar di antara para sahabat. Abu
Bakar lantas memerintahkan Zaid bin Tsabit sebagai koordinator pelaksaan
tugas tersebut. Setelah pekerjaan tersebut selesai dan Al-Qur'an tersusun
secara rapi dalam satu mushaf, hasilnya diserahkan kepada Abu Bakar. Abu
Bakar menyimpan mushaf tersebut hingga wafatnya kemudian mushaf
tersebut berpindah kepada Umar sebagai khalifah penerusnya, selanjutnya
mushaf dipegang oleh anaknya yakni Hafsah yang juga istri Nabi
Muhammad SAW.

2. Pada masa pemerintahan Utsman bin Affan

Pada masa pemerintahan khalifah ke-3 yakni Utsman bin Affan,


terdapat keragaman dalam cara pembacaan Al-Qur'an (qira'at) yang
disebabkan oleh adanya perbedaan dialek (lahjah) antar suku yang berasal
dari daerah berbeda-beda. Hal ini menimbulkan kekhawatiran Utsman
sehingga ia mengambil kebijakan untuk membuat sebuah mushaf standar
(menyalin mushaf yang dipegang Hafsah) yang ditulis dengan sebuah jenis
penulisan yang baku. Standar tersebut, yang kemudian dikenal dengan
istilah cara penulisan (rasam) Utsmani yang digunakan hingga saat ini.
Bersamaan dengan standardisasi ini, seluruh mushaf yang berbeda dengan
standar yang dihasilkan diperintahkan untuk dimusnahkan (dibakar).

12
Dengan proses ini Utsman berhasil mencegah bahaya laten terjadinya
perselisihan di antara umat Islam pada masa depan dalam penulisan dan
pembacaan Al-Qur'an.

Menurut Syaikh Manna' Al-Qaththan dalam Mahabits fi 'Ulum Al


Qur'an, keterangan ini menunjukkan bahwa apa yang dilakukan Utsman
telah disepakati oleh para sahabat. Demikianlah selanjutnya Utsman
mengirim utusan kepada Hafsah untuk meminjam mushaf Abu Bakar yang
ada padanya. Lalu Utsman memanggil Zaid bin Tsabit Al-Anshari dan tiga
orang Quraish, yaitu Abdullah bin Az-Zubair, Said bin Al-Ash dan
Abdurrahman bin Al-Harits bin Hisyam. Ia memerintahkan mereka agar
menyalin dan memperbanyak mushaf, dan jika ada perbedaan antara Zaid
dengan ketiga orang Quraish tersebut, hendaklah ditulis dalam bahasa
Quraish karena Al Qur'an turun dalam dialek bahasa mereka. Setelah
mengembalikan lembaran-lembaran asli kepada Hafsah, ia mengirimkan
tujuh buah mushaf, yaitu ke Mekkah, Syam, Yaman, Bahrain, Bashrah,
Kufah, dan sebuah ditahan di Madinah (mushaf al-Imam)

13
2.3 FUNGSI AL-QUR’AN DALAM KEHIDUPAN DI DUNIA

Bila dilihat dari awal diturunkannya Al-Quran kepada manusia adalah untuk
membawa manusia keluar dari masa kebodohan (jahiliyah) menuju masa yang
lebih terang tentang mengapa manusia diciptakan dan untuk apa manusia hidup.
Al – Quran memiliki beberapa nama sebagaimana fungsinya.

1. Al-Furqon

Al-Furqan artinya yang membedakan, Al–Quran membedakan antara yang


benar dan yang salah, antara yang baik dengan yang buruk, yang haq dengan yang
batil. Al – Quran menuntun manusia untuk melakukan segala sesuatu yang baik
dan menjauhi segala sesuatu yang buruk. Salah satu isi pokok dalam Al-Quran
adalah menceritakan kisah-kisah lampau. Kisah-kisah yang harus kita ambil
pelajaran di dalamnya. Salah satu kisah yang sering di ceritakan oleh Al-Quran
adalah kisah nabi Musa dan ke sesatan fir’awn. Secara Implisit Allah
menerangkan kepada manusia perbuatan apa saja yang tidak boleh dilakukan
manusia dari sifat firawn yang diceritakannya.

Pada zaman sekarang terkadang sesuatu yang dianggap salah bisa dianggap
benar, sesuatu yang dianggap buruk bisa dianggap baik, bahkan sesuatu yang
jelek bisa bisa menjadi biak jika mayoritas orang berkata demikian. Berbohong
adalah salah satu budaya baru yang terdapat di lingkungan karena kebanyakan
orang melakukan hal tersebut dan kita sering melakukan hal itu maka berbohong
tidaklah lagi menjadi perbuatan yang buruk.

Al Quran sebagai Al-Furqan menjelaskan batasan tentang yang sebenarnya


benar itu adalah benar dan yang sebenarnya salah itu adalah adalah salat. Orang-
orang yang mengikuti Al Quran tidak akan terjebak dengan opini publik atau
budaya masyarakat yang menjungkir balikan aturan yang sudah teratur
sebelumnya. Umat manusia akan tetap berada di jalan yang benar ketika kita
mengikuti aturan yang di terangkan oleh Al – Quran.

14
2. Al-Huda

Al Huda yang berarti petunjuk hidup. Sebagai hudá, Al-Qur’an


merupakan aturan yang harusdiikuti tanpa tawar menawar sebagaimana papan
petunjuk arah jalan yang dipasang di jalan-jalan. Kalau seseorang tidak
mengetahui arah jalan tetapi sikapnya justeru mengabaikan petunjuk yang ada
pada papan itu, maka sudah pasti ia akan tersesat. Sesuai dengan surah Ar-Rad
ayat 37.

            

       

Yang artinya, “Dan Demikianlah, kami Telah menurunkan Al Quran itu sebagai
peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab . dan seandainya kamu mengikuti
hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, Maka sekali-kali
tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah” (Q.S. 13:37)

Petunjuk yang ada pada Al-Qur’an benar-benar sebagai ciptaan


Allah bukan cerita yang dibuat-buat, semua ayatnya harus menjadi rujukan
termasuk dalam mengelola bumi.

Sesuai dengan surah Yusuf ayat 111

            

            

Yang artinya, “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran


bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang
dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan

15
menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang
beriman” (QS. 12:111).

Dengan menggunakan kedua macam hukum secara beriringan yakni hukum


alam dan hukum Al-Qur’an, ditujukan antara lain untuk menampakkan kejayaan
Islam dan mengalahkan segenap tata aturan ciptaan manusia (liyudlhirah
‘aláddini kullih) sebagaimana ditunjukkan oleh kemenangan negeri Madinah atas
negeri Mekah yang Jahiliyah (futuhMekah). Supaya tujuan itu bisa dicapai maka
hukum Allah (Al-Qur’an) harus benar-benar dijadikan undang-undang oleh para
khalifah fil ardl dalam mengelola bumi.

3. As-Syifa

Al Quran juga merupakan As-syifayang berarti Al – Quran merupakan


penyembuh. Al Quran bisa menjadi penyembuh langsung dan bisa juga sebagai
penyembuh tidak langsung. Sebagai penyembuh langsung, Al Quran dapat
menyembuhkan penyakit hati yang sedang dilanda oleh manusia. Penyakit hati
yang sering di alami oleh manusia zaman sekarang adalah kesukaan kita untuk
mengeluh. Menyalahkan segala sesuatu selain kita karena kegagalan yang kita
alami. Padahal pada dasarnya, semua keberhasilan dan kegagalan itu berasal dari
diri kita sendiri.

Contoh yang sering kita alami adalah ketika kita mendapatkan hasil buruk
dalam ujian. Hal pertama yang kita pikirkan adalah melemparkan semua masalah
keluar, misalnya karena soalnya terlalu sulit, waktu pengerjaan yang terlalu
sedikit atau apa yang diujikan tersebut tidak pernah diajarkan sebelumnya. Kita
sibuk menyalahkan hal lain yang sebenarnya bukan masalah utama dari kegagalan
kita.

Sebenarnya Al-Quran telah menerangkan bahwa manusia adalah tempatnya


salah. Maka manusia yang baik adalah manusia yang terus memperbaiki dirinya.
Dari nilai tersebut kita dapat belajar bahwa yang sebenarnya salah itu adalah diri
kita sendiri. Misalkan karena kita tidak belajar dengan sungguh–sungguh. Bila
memang apa yang kita lakukan sudah sangat keras menurut kita, coba tengok

16
teman kita yang lebih baik nilainya, mereka telah bekerja lebih keras lagi di
bandingkan kita.

Al-Quran juga bisa disebut sebagai penyembuh tidak langsung. Saat Al-
Quran menerangkan tentang ilmu dunia ini. Manusia mencoba mencari tahu lebih
lanjut tentang ilmu dunia yang telah di terangkan oleh Al-Quran tersebut. Hingga
akhirnya manusia bisa menghasilkan sesuatu hasil penelitian mereka tentang
dunia ini.

Contoh yang bisa kita ambil adalah tentang proses pembentukan manusia.
Dari situ manusia dapat meneliti lebih lanjut ilmu Allah yang lebih dalam dari itu.
Akhirnya manusia dapat mengetahui kapan sebenarnya bayi di kandung. Dari
mana bayi mendapatkan makanan ketika dalam kandungan. Hingga saat ada
sesuatu yang sebenarnya tidak harus terjadi seperti pertumbuhan bayi dalam
kandungan tidak meningkat ataupun usia kandungan yang masih terlalu dini untuk
melahirkan. Itu semua dapat di antisipasi oleh manusia karena telah mempelajari
itu dan mencari tahu bagaimana mengatasinya. Tapi pada intinya, ilmu yang kini
dimiliki manusia untuk mengobati itu adalah ilmu yang diberikan oleh Allah salah
satunya melalui Al-Quran.
Tapi pada umumnya Al-Quran Ibarat resep dokter, pasien sering sulit
membaca resep dokter apa lagi memahaminya, akan tetapi walaupun
begitu, pasien tetap percaya bahwa resep itu benar mustahil salah karena dokter
diyakini tidak mungkin bohong. Inilah kebenaran otoritas. Demikian pula dengan
Al-Qur’an, ia a adalah resep dari Allah yang sudah pasti benar dan mustahil salah
karena Allah adalah Maha Benar. Dengan demikian walaupun ada beberapa ayat
Al-Qur’an yang untuk sementara waktu belum dapat difahami oleh ratio, tak apa
tetapi tetap harus dilaksanakan, sebab kalau menunggu dapat memahaminya
secara penuh bisa keburu mati.

Juga obat dari dokter kadang rasanya manis kadang pahit, tetapi dokter
berpesan agar obat tersebut dimakan sesuai aturan dan sampai habis, sebab kalau
tidak tepat aturan dan tidak sampai habis, penyakitnya tidak akan sembuh.
Demikian pula dengan Al-Quran sebagai obat, tidak selalu harus sejalan dengan

17
perasaan (feeling) kemauan (willing) dan pikiran (thinking). Allah menghendaki
agar seorang mukmin mengamalkan seluruhayat Al-Qur’an tanpa terkecuali.
Pemilahan dan pemilihan ayat-ayat tertentu untuk diamalkan sedangkan ayat yang
lainnya dibiarkan adalah sikap kufur (Nu’minubiba’dlinwanakfurubiba’dlin).

2.4 KANDUNGAN DAN POKOK-POKOK ISI AL-QUR’AN

1. Kandungan Isi Al-qur’an

Al-qur’an sebagai sumber pertama dalam ajaran islam tentunya memiliki


banyak sekali ajaran dan tuntunan maupun kisah-kisah yang dapat menjadi
contoh dan pelajaran maupun peringatan bagi kaum-kaum setelahnya yang
membaca dan mempelajari al-qur’an, secara garis besar, kanudngan isi al-
qur’an terbagi menjadi beberapa bagian yaitu: ‘Aqidah, Syari’ah, Akhlaq,
kisah-kisah lampau, berita-berita yang akan datang, dan pengetahuan-
pengetahuan ilahi lainnya (Makhmud, 2001).

a. ‘Aqidah
Aqidah dalam bahasa arab berarti iman, sehingga secara umum
semua system kepercayaan dapat dikatakan sebagai aqidah. ‘Aqidah
(ُ‫ )اَﻟْﻌَﻘِﯿْﺪَة‬menurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata al-‘aqdu (ُ‫) ا ﻟْ ﻌَ ﻘْ ﺪ‬
yang berarti ikatan, at-tautsiiqu(ُ‫ ) ا ﻟ ﺘﱠ ﻮْ ﺛِﯿْﻖ‬yang berarti kepercayaan atau
keyakinan yang kuat, al-ihkaamu (ُ‫ ) اْ ﻹِ ﺣْ َﻜ ﺎ م‬yang artinya mengokohkan
(menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah (ُ‫ ) ﺑِ ﻘُ ﻮﱠ ةٍ ا ﻟ ﺮﱠ ﺑْ ﻂ‬yang berarti mengikat
dengan kuat. ‘Aqidah (ُ‫ )اَﻟْﻌَﻘِﯿْﺪَة‬menurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari
kata al-‘aqdu (ُ‫ ) ا ﻟْ ﻌَ ﻘْ ﺪ‬yang berarti ikatan, at-tautsiiqu(ُ‫ )اﻟﺘﱠﻮْ ِﺛﯿْﻖ‬yang berarti
kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu (ُ‫ ) اْ ﻹِ ﺣْ َﻜ ﺎ م‬yang artinya
mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah (ُ‫ ) ﺑِ ﻘُ ﻮﱠ ةٍ ا ﻟ ﺮﱠ ﺑْ ﻂ‬yang
berarti mengikat dengan kuat.
‘Aqidah jika dilihat dari sudut pandang sebagai ilmu -sesuai
konsep Ahlus Sunnah wal Jama’ah- meliputi topik-topik: Tauhid, Iman,
Islam, masalah ghaibiyyaat (hal-hal ghaib), kenabian, takdir, berita-berita
(tentang hal-hal yang telah lalu dan yang akan datang), dasar-dasar hukum

18
yang qath’i (pasti), seluruh dasar-dasar agama dan keyakinan, termasuk
pula sanggahan terhadap ahlul ahwa’ wal bida’ (pengikut hawa nafsu dan
ahli bid’ah), semua aliran dan sekte yang menyempal lagi menyesatkan
serta sikap terhadap mereka.
Masalah Aqidah ini yang dapat disebut juga dengan tauhid dibagi
menjadi 3 yaitu tauhid Al-Uluhiyyah, tauhid Ar-Rububiyyah dan tauhid
Al-asma’was-sifat.Tauhid Al-Uluhiyyah,
Qs.al-fatihah ayat 4:

   

“4. Yang menguasai di hari Pembalasan.”


 dan Qs.an-naas ayat 3:

  

“3. Sembahan manusia.”


mengesakan Allah dalam ibadah, yakni beribadah hanya kepada
Allah dan karenaNya semata.Tauhid Ar-Rububiyyah,
Qs. al-fatihah ayat 2,

    

2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.


dan An-nas ayat 1

    

Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan


menguasai) manusia.

mengesakan Allah dalam perbuatan-Nya, yakni mengimani dan


meyakini bahwa hanya Allah yang mencipta, menguasai dan mengatur

19
alam semesta ini.Tauhid Al-Asma' was-Sifat, mengesakan Allah dalam
asma dan sifat-Nya, artinya mengimani bahwa tidak ada makhluk yang
serupa dengan Allah, dalam dzat, asma maupun sifat.

b. Syari’ah
Syariah [arab: ‫ ]اﻟﺸﺮﯾﻌﺔ‬secara bahasa artinya jalan yang dilewati
untuk menuju sumber air. Secara bahasa, kata syariat juga digunakan
untuk menyebut madzhab atau ajaran agama. Atau dengan kata lebih
ringkas, syariat berarti aturan dan undang-undang.
Aturan disebut syariat, karena sangat jelas, dan mengumpulkan banyak
hal. Ada juga yang mengatakan, aturan ini disebut syariah, karena dia
menjadi sumber yang didatangi banyak orang untuk
mengambilnya.Namun, dalam perkembangannya, istilah syariat lebih
akrab untuk menyebut aturan islam.Secara istilah, syariat islam adalah
semua aturan yang Allah turunkan untuk para hamba-Nya, baik terkait
masalah aqidah, ibadah, muamalah, adab, maupun akhlak. Baik terkait
hubungan makhluk dengan Allah, maupun hubungan antar-sesama
makhluk. (Tarikh Tasyri’ Al-Islami, Manna’ Qathan, hlm. 13).
Allah berfirman,
‫ﺷﺮِﯾﻌَﺔٍ ﻣِﻦَ اﻟْﺄَﻣْﺮِ ﻓَﺎﺗﱠﺒِﻌْﻬَﺎ‬
َ ‫ﻋﻠَﻰ‬
َ ‫ك‬
َ ‫ﺟ َﻌﻠْﻨَﺎ‬
َ ‫ ﺛُﻢﱠ‬.c
“Kemudian Aku jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan)
dari urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu…” (QS. Al-Jatsiyah:
18)
Rincian syariat yang Allah turunkan, berbeda-beda antara satu umat
dengan umat lainnya, disesuaikan dengan perbedaan waktu dan keadaan
masing-masing umat. Dan semua syariat ini adalah adil ketika dia
diturunkan. Meskipun demikian, bagian prinsip dalam syariat, tidak
berbeda antara satu umat satu nabi dengan umat nabi lainnya.

d. Akhlak
Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang
didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan

20
suatu perbuatan yang baik. Akhlak merupakan bentuk jamak dari
kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku,
atau tabiat. Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali,
dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang
melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik
tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Akhlak yang di dalam
bahasa Indonesia disebut tingkah laku merupakan sikap yang diambil
seseorang secara langsung dan tanpa berpikir dengan pertimbangan-
pertimbangan yang ada dan sikap ini bukan hanya disatu waktu saja
melainkan secara berulang-ulang. Sikap dan tingkah laku ini juga di
dorong oleh motivasi dalam diri unutk melakukan suatu hal bak secara
sadar maupun tidak sadar.
Akhlak atau sikap juga memiliki beberapa kriteria agar dapat
dikatakan bahwa hal tersebut adalah benar bagi seseorang, yaitu perbuatan
yang dilakukan adalah baik atau buruk, memiliki kemampuan untuk
melakukan perbuatan, sadar akan apa yang ia perbuat pada saat melakukan
hal tersebut, dan memiliki kondisi jiwa yang cenderung memiliki arah
untuk condong kesatu arah antara baik atau buruk. Hal ini disyaratkan
karena terkadng manussia dapat tidak terkontrol jika kehilangan akalnya
dan melakukan banyak hal yang diluar dari sikap dan akhlak yang biasa
dilakukan oleh manusia tersebut.

e. Kisah-Kisah Lampau dan yang akan Datang


Alqur’an tidak hanya berisi perintah-perintah tentang bagaimana
cara beribadah juga tentang hokum-hukum dalam islam, tetapi mirip
dengan kitab-kitab pada agama ibrahimiah, Al-qur’an juga berisi tentang
kisah-kisah yang bertempat di masa lampau dengan tujuan agar dapat
menjelaskan asas dan dasar-dasar dakwah dalam agama islam dan
menjelaskan pokok-pokok syari’at islam, juga untuk meneguhkan hati
para kaum muslim yang membacanya agar selalu ingat bahwa Allah
senantiasa bersama mereka dan untuk menyibak kebohongan-kebohongan
ahli kitab terhadap apa yang mereka sembunyikan.Secara garis besar,

21
ksah-kisah yang terdapat dalam al-Qur’an dibedakan menjadi tiga bagian,
dengan pembagian sebagai berikut;

a. Kisah para nabi, kisah ini bercerita mengenai dakwah mereka kepada
umatnya, mu’jizat-mu’jizat yang diberikan Allah kepadanya, sikap dan
reaksi orang yang menentag dakwahnya, tahapan dakwah serta akibat-
akibat yang diterima mereka dari orang-orang yang mempercayai dan
menentangnya. Kisah-kisah ini bayak diceritakan al-Qur’an seperti kisah
tentang Nabi Adam pada surah Al-Baqarah 30-39:

             

             

            

              

            

             

           

           

           

22
            

             

              

            

         

Yang artinya:
“30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi
itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui.” 31. Dan dia mengajarkan kepada Adam
nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya
kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama
benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar! 32.
Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui
selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya
Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana[35]."33. Allah
berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda
ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda
itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa
Sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui
apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"34. Dan

23
(Ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu
kepada Adam," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan
takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. 35.
Dan kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga
ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana
saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang
menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim. 36. Lalu keduanya
digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan
semula dan kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi
musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan
kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan." 37. Kemudian Adam
menerima beberapa kalimat[40] dari Tuhannya, Maka Allah menerima
taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang. 38. Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga
itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, Maka barang siapa
yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka,
dan tidak (pula) mereka bersedih hati". 39. Adapun orang-orang yang
kafir dan mendustakan ayat-ayat kami, mereka itu penghuni neraka;
mereka kekal di dalamnya.(Q.S. Al-Baqarah: 30-39).

Kisah tentang Nabi Ibrahim Pada surah Al-Baqarah ayat 124 dan 132 juga
Al-An’am 74-83

            

          

Yang artinya: “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diujiTuhannya dengan


beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya.
Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi
seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari

24
keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang
zalim".”(Q.S. Al-Baqarah 124)

           

    

Yang artinya : “ Dan Ibrahim Telah mewasiatkan Ucapan itu kepada


anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-
anakku! Sesungguhnya Allah Telah memilih agama Ini bagimu, Maka
janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".” (Q.S. Al-
Baqarah 132)

b. Kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa yang terjadi pada masa


lalu, dan orang-orang yang tidak dipastikan kenabiannya. Diantara kisah
ini adalah kisah tentang Luqman (QS. Luqman: 12-13),

             

              

        

Yang artinya: “12. Dan Sesungguhnya Telah kami berikan hikmat kepada
Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan barangsiapa yang
bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya
sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya
Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".13. Dan (Ingatlah) ketika Luqman
Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai

25
anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".”
(Q.S. Luqman 12-13)

c. Kisah-kisah yang terjadi pada masa Rosulullah Muhammad SAW,


seperti kisah tentang Ababil (QS. Al-Fil: 1-5),

            

          

    

Yang artinya:“1. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana


Tuhanmu Telah bertindak terhadap tentara bergajah? 2. Bukankah dia
Telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu
sia-sia?3. Dan dia mengirimkan kapada mereka burung yang
berbondong-bondong,4. Yang melempari mereka dengan batu (berasal)
dari tanah yang terbakar,5. Lalu dia menjadikan mereka seperti daun-
daun yang dimakan (ulat).” (Q.S. Al-Fil 1-5)

kisah tentang peristiwa hijrah (QS. Muhammad: 13) .

            

  

Yang artinya: 13. Dan betapa banyaknya negeri yang (penduduknya)


lebih Kuat dari pada (penduduk) negerimu (Muhammad) yang Telah
mengusirmu itu. kami Telah membinasakan mereka, Maka tidak ada
seorang penolongpun bagi mereka. (Muhammad ayat 13)

26
f. Pengetahuan-pengeahuan Ilahi

Selain berbagai ayat-ayat tentang aturan, kisah dan keesaan Allah,


banyak juga ayat-ayat yang merupakan ilmu pengetahuan bagi manusia,
dalam hal ini pengetahuan yang diberikan tidaklah mendetail tetapi awal
dan akhir dari pengetahuan tersebut dan merupakan tugas manusia untuk
menguak kebenaran dan ilmu tentang hal ini. Diantara ayat-ayat ini
contohnya adalah tentang penciptaan alam semesta pada surah Al-
An’aam:101,

            

        

Yang artinya: “101. Dia Pencipta langit dan bumi. bagaimana dia
mempunyai anak padahal dia tidak mempunyai isteri. dia menciptakan
segala sesuatu; dan dia mengetahui segala sesuatu.”(Al-An’aam:101)

bagaimana bahwa alam semesta itu mengembang pada surah Ad-Dzariyaat


ayat 47,

     

Yang artinya : “47. Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami)
dan Sesungguhnya kami benar-benar berkuasa.” (Ad-Dzariyaa ayat 47)

bagaimana bumi dan matahari memiliki garis edar sendiri dan tidak akan
bertabrakan pada surah 21 ayat 33,

27
            

Yang artinya: “33. Dan dialah yang Telah menciptakan malam dan siang,
matahari dan bulan. masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam
garis edarnya.”

benuk planet bumi yang bulat pada surah 39 ayat 5, dan masih banyak lagi
tentang ayat-ayat ini. Dan tugas manusia lah untuk membuktikan dan
mencari kelanjutan dari pengetahuan ini sehingga manusia dapat
meningkatkan keimanan dan ketakwaannya kepada Allah swt.

28
2.5 PEMBUKTIAN KEBENARAN AYAT AL-QURAN DALAM
PERSPEKTIF SAINS DAN TEKNOLOGI

1. Fakta tentang besi

Besi adalah salah satu logam berat yang sangat bermanfaat bagi kehidupan.
Dalam Alquran surat Al Hadiid ayat 25 menjelaskan bahwa Allah menurunkan
besi yang memiliki kekuatan hebat dan memiliki banyak manfaat bagi
manusia.

        

          

          

“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan


membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama
mereka Alkitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat
melaksanakan keadilan. Dan Kami turunkan (anzalnaa) besi yang
padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi
manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah
mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya,
padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi
Mahaperkasa.”

Dalam ayat ini, kata “anzalnaa” memiliki arti “kami turunkan” digunakan
untuk menunjuk besi. Apabila diartikan secara kiasan kata “anzalnaa”
menjelaskan bahwa besi diciptakan untuk memberi manfaat bagi manusia.

29
Apabila mengartikan kata itu secara harfiah, yakni “secara bendawi diturunkan
dari langit”, maka diperoleh arti bahwa besi diturunkan dari langit. Beberapa
ilmuwan telah berhasil membuktikan kebenaran ayat itu. Partikel besi tidak
berasal dari bumi melainkan berasal dari benda-benda luar angkasa. Paling
tidak, terdapat sembilan ayat dalam Alquran yang membahas tentang besi:

          

        

      

“Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia
ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung,
dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian
(baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah
menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).”
(QS An-Nahl: ayat 81)

2. Fakta penciptaan berpasang-pasangan

Surat Yaasin ayat 36 menjelaskan, Allah menciptakan segala sesuatu secara


berpasang-pasang. Dalam ayat lain, Allah juga berfirman

       

“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu


mengingat akan kebesaran Allah.” (QS Adz-Zaariyat: 49).

30
Menurut ayat ini, Allah menciptakan yang berpasangan tidak hanya manusia,
melainkan segala sesuatu yang tumbuh dari bumi dan berbagai partikel yang
tidak terlihat mata.

Seorang ilmuwan asal Inggris, Paul Dirac, berhasil melakukan penelitian yang
membuktikan bahwa materi diciptakan secara berpasangan. Penemuannya
dinamakan ‘Parite. Dia memperoleh Nobel di bidang fisika pada tahun 1933
karena penemuannya itu.

3. Fakta tentang garis edar tata surya

Matahari, planet, satelit dan benda langit lainnya bergerak dalam garis edarnya
masing-masing. Alquran surat Al Anbiya ayat 33 dan surat Yaasin ayat 38
menjelaskan mengenai fakta ilmiah itu dan terbukti kebenaranya.

Banyak ayat dalam Alquran yang menjelaskan tentang alam semesta dan tata
surya. Beberapa di antaranya seperti:

            

“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (QS Al
Anbiya:33).

         

“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang


Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS Yaa Siin: 38).

Pengamatan astronomi telah membuktikan kebenaran fakta ini. Menurut ahli


astronomi, matahari bergerak sangat cepat dengan kecepatan mencapai 720
ribu km per jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang
dinamakan Solar Apex.

31
Selain matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga
berjalan menempuh jarak ini. Semua bintang yang ada di alam semesta juga
berada dalam suatu gerakan serupa.

4. Fakta tentang penciptaan manusia dalam 3 tahap

Dalam Alquran surat Az Zumar ayat 6 dijelaskan, manusia diciptakan dalam


tubuh ibunya dalam tiga tahapan.

“Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya
isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari
binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi
kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah,
Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?”

Perkembangan ilmu Biologi modern telah berhasil mengungkap petunjuk dari


ayat itu. Pertumbuhan bayi di dalam rahim melewati tiga tahap (tiga
kegelapan). Alquran menggunakan istilah ‘kegelapan’ karena memang proses
penciptaan manusia dalam perut ibu terjadi di dalam rahim yang gelap. Tahap-
tahap itu, pertama, tahap Pre-embrionik, zigot tumbuh membesar melalui
pembelahan sel kemudian menjadi segumpalan sel yang membenamkan diri
pada dinding rahim. Seiring pertumbuhan zigot, sel-sel penyusunnya mengatur
diri mereka sendiri untuk membentuk tiga lapisan.

Kedua, tahap Embrionik yang berlangsung lima setengah minggu. Bayi pada
tahap ini disebut “embrio”. Organ dan sistem tubuh bayi juga mulai terbentuk.

Ketiga tahap fetus yang dimulai sejak kehamilan bulan 8 hingga lahir. Pada
tahap ini bayi telah menyerupai manusia dengan wajah, kedua tangan dan
kakinya.

5. Fakta tentang jenis kelamin bayi

Hasil penemuan ilmu genetika abad 20 menjelaskan bahwa jenis kelamin


seorang bayi ditentukan oleh air mani dari pria. Dalam air mani pria terdapat

32
kromosom x yang berisi sifat-sifat kewanitaan dan kromosom y berisi sifat
kelaki-lakian. Sedangkan dalam sel telur wanita hanya mengandung kromosom
x yang mengandung sifat-sifat kewanitaan. Jenis kelamin seorang bayi
tergantung pada sperma yang membuahi, apakah mengandung kromosom x
atau y.

Alquran telah menjelaskan fakta itu dalam surat An Najm ayat 45-46,

          

“Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita, dari air


mani, apabila dipancarkan.”

Sebelum penemuan itu diperoleh, masyarakat menganggap bahwa penentu


jenis kelamin berasal dari wanita.

6. Fakta tentang sidik jari manusia

Setiap manusia memiliki ciri sidik jari yang unik dan berbeda antara satu orang
dengan lainnya. Keunikan sidik jari baru ditemukan pada abad 19. Sebelum
penemuan itu, sidik jari hanya dianggap sebagai lengkungan biasa yang tidak
memiliki arti.

Alquran surat Al Qiyaamah ayat 3-4 menjelaskan tentang kekuasaan Allah


untuk menyatukan kembali tulang belulang orang yang telah meninggal,
bahkan Allah juga mampu menyusun kembali ujung-ujung jarinya dengan
sempurna.

QS Al Qiyamah ayat 3-4:

            

33
“Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali)
tulang belulangnya?. Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun
(kembali) jari jemarinya dengan sempurna.”.

7. Fakta tentang menyusui bayi selama 2 tahun

Air susu ibu atau ASI sangat bermanfaat bagi bayi. ASI adalah sumber
makanan terbaik bagi bayi dan mengandung zat yang dapat meningkatkan
kekebalan tubuh. Tidak ada susu buatan manusia yang mampu menandingi
kualitas ASI.

Alquran menganjurkan manusia untuk berbuat baik kepada ibu bapaknya,


ibunya telah mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Surat ini menjelaskan bahwa waktu yang
terbaik untuk memberikan ASI bagi seorang bayi adalah 2 tahun karena
memberikan banyak manfaat.

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-
Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”

8. Fakta tentang relativitas waktu

Albert Einstein pada awal abad 20 berhasil menemukan teori relativitas waktu.
Teori ini menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan.
Waktu dapat berubah sesuai dengan keadaannya. Beberapa ayat dalam Alquran
juga telah megisyaratkan adanya relativitas waktu ini, di antaranya dalam
Alquran surat Al Hajj ayat 47, surat As Sajdah ayat 5 dan Alquran surat Al
Ma’aarij ayat 4.

            

   

34
“Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah
sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi
Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS Al Hajj:
47).

            

     

“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-
Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu.” (QS As Sajdah:5).

           

“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari


yang kadarnya lima puluh ribu tahun.” (QS Al Ma’arij:4).

Beberapa ayat Alquran lainnya menjelaskan, manusia terkadang merasakan


waktu secara berbeda, waktu yang singkat dapat terasa lama dan begitu juga
sebaliknya.

9. Fakta tentang gunung

Gunung tidak hanya memperindah pemandangan. Dikaji dari ilmu geologi,


gunung berfungsi sebagai penyeimbang bumi dari goncangan. Gunung muncul
karena tumbukan lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak bumi.
Ketika dua lempengan bertumbukan, lempengan yang lebih kuat menyelip ke
bawah sedangkan lempengan yang lemah melipat ke atas membentuk dataran
tinggi dan gunung.

35
Alquran menjelaskan fungsi gunung dalam beberapa ayat di antaranya dalam
surat Al Anbiyaa ayat 21 dan surat An Naba’ ayat 6-7. Gunung diibaratkan
sebuah paku yang menjadikan lembaran kayu tetap saling menyatu.

           

  

“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi
itu (tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu
jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.” (QS Al Anbiya:31)

       

“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-
gunung sebagai pasak?” (QS An Naba’: 6-7).

10. Fakta tentang dasar lautan yang gelap

Manusia tidak mampu menyelam di laut dengan kedalaman di bawah 40 meter


tanpa peralatan khusus. Dalam sebuah buku berjudul Oceans juga dijelaskan,
pada kedalaman 200 meter hamper tidak dijumpai cahaya, sedangkan pada
kedalaman 1000 meter tidak terdapat cahaya sama sekali.

Kondisi dasar laut yang gelap baru bisa diketahui setelah penemuan teknologi
canggih. Namun Alquran telah menjelaskan keadaan dasar lautan semenjak
ribuan tahun lalu sebelum teknologi itu ditemukan. Alquran surat An Nur ayat
40 menjelaskan mengenai fakta ilmiah ini.

36
              

               

    

“Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak,
yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang
tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat
melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah
tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun.” (QS An Nuur: 40).

37
2.6 KELEBIHAN AL-QURAN DARI SEGALA KITAB

1. Kelebihan Al Qur’an Dibandingkan dengan kitab-kitab lain

Al-Qur’an merupakan kitab suci terakhir yang diturunkan oleh Allah sWT
kepada Nabi Muhammad SAW yang berisi firman-firman Allah SWT. Al-Qur’an
diturunkan kepada nabi Muhammad SAW agar disampaikan kepada umat nabi
Muhammad SAW, yaitu umat islam. Sebagai kitab suci yang terakhir, sudah
barang tentu Al-Qur’an memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan kitab
suci yag diturunkan sebelumnya.

2. Kedudukan Al-Qur’an di antara Kitab-kitab Suci Lainnya

Al-Qur’an merupakan kitab suci terakhir dan penutup dari kitab suci
sebelumnya. Selain itu, Al-Qur’an juga merupakan hakim atas kitab-kitab suci
sebelumnya. Allah Ta`ala berfirman yang artinya:

          

               

            

            

    

“Dan kami telah turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan membawa


kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang
diturunkan sebelumnya) dan muhaiminan (batu ujian) terhadap kitab-kitab yang

38
lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran
yang telah datang kepadamu…. ” (QS. Al-Maidah: 48).

Al-Qur’an merupakan kitab suci paling panjang dan paling luas cakupannya.
Rasulullah shallallahu `alahi wa sallam bersabda: “Saya diberi ganti dari Taurat
dengan as-sab`ut thiwaal (tujuh surat dalam Al-Qur’an yang panjang-panjang).
Saya diberi ganti dari Zabur dengan al-mi`iin (surat yang jumlah ayatnya lebih
dari seratus). Saya diberi ganti dari Injil dengan al-matsani (surat yang terulang-
ulang pembacaannya dalam setiap rekaat shalat) dan saya diberi tambahan
dengan al-mufashshal (surat yang dimulai dari Qaf sampai surat an-
Naas).” (HR. Thabarani dan selainnya, dishahihkan sanadnya oleh al-Albani).

Di antara perkara lain yang menjadi kekhususan Al-Qur’an dari kitab suci-kitab
suci lainnya adalah penjagaan Allah terhadapnya. Allah Ta`ala berfirman yang
artinya:

       

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya kami


benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr: 9)

Sekilas tentang Taurat:


Allah Shubhanahu wa ta’ala memberi tanda pada Taurat, dengan
pernyataan -Nya bahwa Taurat merupakan kitab suci teragung bagi Bani Israil
yang diturunkan pada nabi Musa 'alaihi sallam, seperti ditegaskan dalam firman
Allah dalam surat Al-Maidah : 44

 

39
            

           

             

    

"Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada)


petunjuk dan cahaya (yang menerangi)”.
Dalam ayat lain Allah ta'ala menjelaskan tentang Taurat tersebut dengan
firman -Nya:

          

          

"Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada lembaran-lembaran (Taurat)


segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu". (QS al-
A'raaf: 145).
Allah SWT juga menyebut tentang kitab Taurat dalam ayat yang lain,
yaitu dalam surat Al-Araf : 154 yang artinya

            

   

"Sesudah amarah Musa menjadi reda, lalu diambilnya (kembali)


lembaran-lembaran (Taurat) itu; dan dalam tulisannya terdapat petunjuk dan
rahmat untuk orang-orang yang takut kepada Tuhannya".

40
Tentang Injil:
Injil adalah kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s. Injil tersebut
sifatnya sebagai pembenar apa yang ada didalam Taurat serta penyempurna dari
kekurangan yang ada didalamnya. Allah ta'ala menjelaskan tentang Injil ini
melalui firman-Nya dalam surat Al-Maidah : 46 yang artinya

             

           

 

"Dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil sedang didalamnya (ada)
petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang
sebelumnya, yaitu kitab Taurat. dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk
orang-orang yang bertakwa".

Imam Ibnu Katsir menerangkan dalam tafsirnya, "Dan kami jadikan Injil
sebagai petunjuk yang akan memberi petunjuk pada mereka serta pengajaran
yakni peringatan bagi orang-orang yang menerjang keharaman serta perbuatan
dosa".

Kitab Zabur:
Dan berikutnya adalah kitab Zabur, yaitu kitab suci yang Allah turunkan
kepada nabi Daud. Sebagaimana yang -Dia sebutkan dalam firman –Nya dalam
surat An-Nisa : 163

41
              

        

    

"Dan Kami berikan Zabur kepada Daud". (QS an-Nisaa': 163).

3. Al-Qur’an merupakan kitab yang syamil

Dalam hal ini, Al-Qur’an mencakup seluruh ajaran Allah yang ada pada
kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya (Taurat, Injil, dan Zabur). Sebagaimana
firman Allah dalam surat al-Maidah:48.

          

               

            

            

    

“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa


kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang
diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah

42
kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah
datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan
jalan yang terang”.

Pada ayat di atas disebutkan bahwa Allah SWT memerintahkan kepada


nabi supaya dalam memutuskan segala persoalan yang timbul di antara seluruh
umat manusia ini dengan menggunakan hukum dari Al-Qur’an, baik orang-orang
yang beragama Islam atau pun golongan ahlul kitab (kaum Nasrani dan Yahudi)
dan jangan sampai mengikuti hawa nafsu mereka sendiri saja.

Dijelaskan pula bahwa setiap umat oleh Allah SWT diberikan syariat dan
jalan dalam hukum-hukum amaliah yang sesuai dengan persiapan serta
kemampuan mereka. Adapun yang berhubungan dengan persoalan akidah, ibadah,
adab, sopan santun serta halal dan haram, juga yang ada hubungannya dengan
sesuatu yang tidak akan berbeda karena perubahan masa dan tempat, maka
semuanya dijadikan seragam dan hanya satu macam, sebagaimana yang tertera
dalam agama-agama lain yang bersumber dari wahyu Allah swt. Allah berfirman
dalam surat As-Syura:13.

        

“Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan
apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa Yaitu:
Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya”.

4. Ajaran-ajaran yang termuat dalam Al-Qur’an adalah kalam Allah yang


terakhir

Al-Qur’an merupakan kitab suci terakhir yang diturunkan oleh Allah


SWT. Adapun tentang isi dalam Al-Qur’an, Allah telah menjamin akan

43
kesuciannya dan kemurniannya. Untuk memberikan petunjuk dan bimbingan yang
benar kepada umat manusia, maka dari itu kita sebagai umat islam, mari kita jaga
kitab al-Quran agar tidak dikotori oleh tangan-tangan yang hendak mengotori
kesuciannya, hendak mengubah kemurniannya, hendak mengganti isi yang
sebenarnya atau pun hendak menyusupkan sesuatu dari luar atau mengurangi
kelengkapannya, seperti kitab-kitab sebelumnya. Oleh karena itu, Allah telah
menyempurnakan kitab suci Al-Qur’an dan memelihara kitab Al-Qur’an. Allah
berfirman dalam surat Al-Hijr: 9.

       

Artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan


Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” Adapun tujuan menjaga dan
melindungi Al-Qur’an dari kebatilan, kepalsuan dan pengubahan tidak lain hanya
agar supaya hujah Allah akan tetap tegak di hadapan seluruh manusia, sehingga
Allah swt dapat mewarisi bumi ini dan siapa yang ada di atas permukaannya”.

Al-Qur’an dikehendaki oleh Allah akan kekekalannya

Tidak mungkin pada suatu hari nanti akan terjadi bahwa suatu ilmu
pengetahuan akan mencapai titik hakikat yang bertentangan dengan hakikat yang
tercantum di dalam ayat Al-Qur’an Sebabnya tidak lain karena Al-Qur’an adalah
firman Allah SWT. Sedangkan keadaan yang terjadi di alam semesta ini
semuanya juga merupakan ciptaan Allah SWT. Dapat dipastikan bahwa firman
dan amal perbuatan Allah tidak mungkin bertentangan antara yang satu dengan
yang lain. Bahkan yang dapat terjadi ialah bahwa yang satu akan membenarkan
yang lain.

Dari sudut inilah, maka kita menyaksikan sendiri betapa banyaknya


kebenaran yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern ternyata sesuai dan
cocok dengan apa yang terkandung dalam Al-Qur’an. Jadi apa yang ditemukan

44
adalah memperkokoh dan merealisir kebenaran dari apa yang sudah difirmankan
oleh Allah swt. sendiri.Firman Allah dalam surat Fushilat: 53

              

     

Artinya: “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan)


Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi
mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakkah cukup bahwa sesungguhnya
Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?”.

Tapi, perlu diketahui bahwa kitab-kitab terdahulu yang kita sebutkan


diawal sudah banyak mengalami perubahan, penambahan serta pengurangan.
Seperti yang telah Allah Shubhanahu wa ta’ala singgung dalam banyak ayat -Nya,
dari ulah orang-orang Yahudi yang perilakunya memang seperti itu, sebagai kaum
yang menerima Taurat, justru mereka tidak menjaganya. Allah ta'ala berfirman
dalam surat Al-Maidah : 41.

            

          

           

              

45
                

        

Artinya: "Dan di antara orang-orang Yahudi. (mereka itu) amat suka mendengar
(berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain
yang belum pernah datang kepadamu; mereka merubah perkataan-perkataan
(Taurat) dari tempat-tempatnya. mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang
sudah di robah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu
diberi yang bukan ini maka hati-hatilah".

5. Melalui Al-Qur’an Allah SWT berkehendak supaya kalimat-Nya disiarkan


dan disampaikan

Allah SWT telah menciptakan Al-Qur’an dan menurunkannya melalui


malaikat Jibril a.s kepada nabi Muhammad SAW agar disampaikan kepada semua
umat manusia. Dalam Al-Qur’an berisi firman-firman Allah SWT. Melalui Al-
Qur’an, Allah SWT berkehendak agar firman-firman Allah dapat disiarkan dan
disampaikan agar manusia tidak hanya mendengar tetapi juga dapat berpikir
sehingga menjadi suatu kenyataan dan perbuatan. Kehendak semacam ini tidak
mungkin berhasil, kecuali jika kalimat-kalimat itu sendiri benar-benar mudah
diingat, dihafal serta dipahami. Oleh karena itu Al-Qur’an sengaja diturunkan oleh
Allah swt dengan suatu gaya bahasa yang istimewa, mudah, tidak sukar bagi
siapapun untuk memahaminya dan tidak sukar pula mengamalkannya, asal
disertai dengan keikhlasan hati dan kemauan yang kuat.

46
BAB 3
KESIMPULAN

Kita perlu mengetahui/memahami bahwa sesungguhnya Al-Qur’an adalah


sumber ajaran islam yang pertama/ Al-Qur’an itu adalah kita terbaik yang
diturunkan melalui Jibril sebagai mukjizat Nabi Muhammad SAW dan merupakan
kitab terakhir yang menjadi penyempurna kitab-kitab sebelumnya. Al-Qur’an
diturunkan sebagai petunjuk hidup umat islam. Semua kisah yang ada di dalam
Al-Qur’an yang berkaitan dengan sejarah umat-umat terdahulu merupakan realitas
yang bersifat pasti dan tidak diragukan lagi kebenarannya. Ayat-ayat Al-Qur’an
juga bisa dibuktikan dengan sains. Banyak teori-teori ilmiah yang baru ditemukan
pada abad 21 ternyata sudah ada dalam Al-Qur’an . Hal ini seharusnya
menjadikan kita yakin bahwa Al’Quran merupakan kitab terakhir yang sempurna
yang harus kita jadikan pedoman hidup. Adapun kandungan Al-Qur’an pada
intinya adalah tentang aqidah, syariah, akhlak, dan sejarah umat-umat terdahulu.
Pada intinya, kewajiban kita sebagai umat muslim adalah memahami Al-Qur’an
dan menjalankan segala aturan-aturannya karena Al-Qur’an adalah pedoman
hidup kita dan sumber ajaran islam yang pertama.

47
DAFTAR PUSTAKA

• Ahmad A.K. Muda. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.


Jakarta: Reality Publisher. Hal 45-50
• Mubarak, Zakky, dkk. 2008. Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian Terintegrasi, Buku Ajar II, Manusia, Akhlak, Budi
Pekerti dan Masyarakat. Depok: Lembaga Penerbit FE UI.Hlm.
20-39
• Anton Bakker. 1984. Metode-Metode Filsafat. Jakarta: Ghalia
Indonesia.Hlm. 48
• Http://file.upi.edu/direktori/fpips/m_k_d_u/195504281988031-
makhmud_syafe'i/al-
qur%92an_sebagai_sumber_nilai_islam_(4_halaman).pdf diakses
tanggal 1 oktober 2014 pukul 01.40

48
LAMPIRAN

Curriculum Vitae

Anggota 1

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) : Muslih Hakim

2 Jenis Kelamin : laki-laki

3 Program Studi : SITH-Rekayasa

4 NIM : 198130124

5 Tempat dan Tanggal Lahir : mojokerto, 20 juli 1995

6 E-mail : hakimmuslih@yahoo.com

7 Nomor Telepon / HP : 085714545917

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Instansi SDIT Nur SMPIT Insan SMAN 2


Fatahilah Harapan Tangsel

Jurusan - - IPA

Tahun Masuk – Lulus 2002-2007 2007-2010 2010-2013

49
Anggota 2

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) : Ganjar Abdillah Ammar

2 Jenis Kelamin : Laki-laki

3 Program Studi : SITH-Rekayasa

4 NIM : 19813118

5 Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 19 Mei 1995

6 E-mail : gaa.ammar@gmail.com

7 Nomor Telepon / HP : 089636505255

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Instansi SD Negeri SMP Negeri 8 SMA Negeri 2


Puspiptek Tangsel Tangsel

Jurusan - - IPA

Tahun Masuk - Lulus 2001-2007 2007-2010 2010-2013

50
Anggota 3

Penulis bernama Mochammad Fadholi, dilahirkan di kota Indramayu Jawa Barat


pada tangal 26 Januari 1995 dari ayah yang bernama Bujaeromi dan ibu bernama
Idoh Chafidoh. Penulis merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara. Penulis
menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Karang Malang 1 pada tahun
2001 dan lulus pada tahun 2007. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di
SMP Negeri Unggulan Sindang Indramayu pada tahun 2007 dan lulus pada tahun
2010. Setelah tamat SMP penulis hijrah ke kota Cirebon dan melanjutkan
pendidikannya di SMA Negeri 1 Cirebon dan lulus pada tahun 2013. Setelah lulus
SMA, penulis kembali hijrah ke kota Bandung dan melanjutkan pendidikannya di
Institut Teknologi Bandung dengan fakultas yang diambilnya adalah Sekolah Ilmu
dan Teknologi Hayati - Program Rekayasa. Penulis masih menempuh
pendidikannya di Institut Teknologi Bandung sampai sekarang.

51
Anggota 4

Nama : Abi Dzar Siddiq

Alamat : Jalan Sudirman 35 Kec. Rancah Kab.


Ciamis

Kode Post : 46381

Nomor Telepon : 081313189913

Email : abi.dzars13@gmail.com

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal Kelahiran : 18 Desember 1995

Warga Negara : WNI

Agama : Islam

52
Anggota 5
NamaLengkap : Dzikra Yuhasyra
NamaPanggilan : Dzikra
NIM : 11413019
Jurusan : Rekayasa Pertanian (BA)
Angkatan : 2013
Tempat, TanggalLahir : Bandung, 16 Januari 1996
JenisKelamin : Laki-laki
Agama : Islam
No. HP / Telepon : 081572523625 / (022) 7816127
Email : dzikra.yuhasyra9a@gmail.com
Id Line : dzikrayr
Id Facebook : Dzikra Yuhasyra
Id Twitter : @dzikrayr
Alamat : Jalan Cigending No. 104 RT 04 RW 08, Ujung
berung, Bandung

53
Anggota 6

Data Pribadi
Nama : Rifki Muhammad Rizki
Tempat, Tanggal lahir : Cianjur, 20Agustus 1994;
Agama : Islam;
Alamat : Jl. Cisitu lama Gg V. No 42B, kel. Dago, Kec.
Coblong, Kota Bandung
Nomer telepon : 087820251801(mobile phone);
Email : rifki.rizki@gmail.com

Riwayat Pendidikan
Ø Pendidikan Formal:
• 2013 sampai dengan sekarang :Jurusan Rekayasa Hayati, Fakultas
Sience dan Teknologi Hayati, Institute Teknologi Bandung
• 2012 sampai dengan 2013 :Jurusan Teknik Kimia, Prodi teknik
kimia, Politeknik Negeri Bandung
• 2009 sampai dengan 2012 :SMA Negeri 1 Cianjur
• 2006 sampai dengan 2009 :SMP Negeri 1 Karang Tengah
• 2000 sampai dengan 2006 :SD Negeri Ciherang Kencana
• 1999 sampai dengan 2000 :TK Dewi Sartika

54
Anggota 7

Nama Lengkap : Muhammad Triono

Nama panggilan : Iyo

TTL : Jakarta, 1 september 1994

Alamat rumah : Jl. Kelapa muda no. 43, rt.012/03 kel. Jagakarsa, kec.

Jagakarsa, Jakarta selatan

Alamat kost : Asrama ITB jatinangor

Riwayat pendidikan : - TK AL-KAUTSAR JAGAKARSA

- SDN 04 PG JAGAKARSA
- SMP NEGERI 175 JAKARTA
- SMA NEGERI 38 JAKARTA
Pengalaman Organisasi : - Rohani Islam SMAN 38 jagakarsa

- JASCOM (Jagakarsa Student Community)


- Wakil ketua acara Maulid Nabi SAW SMAN 38 tahun
2011
- Anggota Karya Ilmiah Remaja SMAN 38

55

Anda mungkin juga menyukai