Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BIOLOGI

(KOMPLEKS GOLGI, LISOSOM DAN PEROKSISOM)

DOSEN PENGAMPU
Apt. Nurfadillah S.Farm. M.Si

DISUSUN OLEH
Alif Pratama Abdar (105131100921)
Nurul Aqila (105131100721)
Yazkuri Ni’ma Walfadila (105131100421)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
FARMASI
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas kehendak-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya. Makalah ini penulis susun sebagai salah satu
tugas mata kuliah Biologi Sel dan Molekuler dan terimakasih kepada Apt.
Nurfadillah S.Farm. M.Si selaku dosen mata kuliah Biologi Sel dan
Molekuler.

Makalah yang kami susun ini berisi penjelasan mengenai kompleks


golgi, lisosom dan peroksisom yang telah kami usahakan semaksimal
mungkin dengan menggunakan bantuan teknologi, sehingga proses
penyelesaian makalah ini berjalan lancar. Terima kasih atas bantuan
teman-teman kelompok II yang telah bekerja sama dalam pengerjaan
makalah ini.

Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik dan
digunakan dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan pengalaman dan
pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan
berbagai saran, masukan, serta kritikan yang membangun dari berbagai
pihak.

Makassar, Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II..............................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................3
2.1 Kompleks Golgi........................................................................................................3
A. Pengertian Kompleks Golgi..................................................................................3
B. Struktur Kompleks Golgi......................................................................................3
C. Fungsi dan Enzim Kompleks Golgi......................................................................4
2.2 Lisosom......................................................................................................................5
A. Pengertian Lisosom...................................................................................................5
B. Struktur Lisosom.......................................................................................................5
C. Fungsi Lisosom..........................................................................................................6
2.3 Peroksisom................................................................................................................7
A. Pengertian Peroksisom..............................................................................................7
B. Struktur Peroksisom.................................................................................................7
C. Fungsi Peroksisom.....................................................................................................7
BAB III............................................................................................................................8
PENUTUP.......................................................................................................................8
3.1 Simpulan....................................................................................................................8
3.1 Saran....................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Badan golgi atau biasa juga disebut dengan diktiosom (pada
tumbuhan) merupakan salah satu organel sel yang berperan dalam lalu
lintas vesikular intraseluler sel. Badan Golgi adalah sebutan terhadap
kantong-kantong khas yang terdapat hampir di semua sel eukariotik.
Nama ini diberikan pertama kali oleh seorang sitologiawan Italia
bernama Camillo Golgi, yang pertama menjelaskan organel ini pada
akhir abad sembilan belas (Salisbury dan Ross, 1995).

Badan golgi memiliki struktur yang unik dan cara kerja yang
rumit. Badan Golgi berperan dalam banyak proses selular yang
berbeda tetapi yang utama adalah dalam hal sekresi (Sheeler and
Bianchi, 1987).

Lisosom merupakan kantung terikat membran dari enzim hidrolik


yang digunakan oleh sel untuk mencerna makromolekul. Terdapat
enzim lisosom yang dapat menghidrolisis protein, polisakarida lemak,
dan asam nukleat semuanya merupakan kelas utama makromolekul
(Campbell, 1999). Lisosom pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu,
lisosom primer yang berisi enzim hidrolase dan lisosom sekunder yang
selain berisi hidrolase juga terdapat substrat yang sedang dicerna
(Sumadi dan Aditya, 2007).

Dibandingkan organel lainnya, peroksisom relatif lebih lambat


ditemukan yaitu pada tahun 1969 oleh De Duve (Kleinsmith dan Kish,
1988; Sheeler dan Bianchii, 1980).

1
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana struktur kompleks golgi?

1.2.2 Apa saja fungsi dan enzim apa saja yang ada dalam kompleks
golgi?

1.2.3 Bagaimana struktur lisosom?

1.2.4 Apa fungsi lisosom?

1.2.5 Bagaimana struktur peroksisom?

1.2.6 Apa fungsi peroksisom?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui struktur kompleks golgi


1.3.2 Mengetahui fungsi dan enzim yang ada dalam kompleks golgi
1.3.3 Mengetahui struktur lisosom
1.3.4 Mengetahui fungsi lisosom
1.3.5 Mengetahui struktur peroksisom
1.3.6 Mengetahui fungsi peroksisom

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kompleks Golgi
A. Pengertian Kompleks Golgi
Badan Golgi adalah sebutan terhadap kantong-kantong khas yang
terdapat hampir di semua sel eukariotik. Nama ini diberikan pertama kali
oleh seorang sitologiawan Italia bernama Camillo Golgi, yang pertama-
tama menjelaskan organel ini pada akhir abad sembilan belas. (Salisbury
dan Ross, 1995).

B. Struktur Kompleks Golgi


Kompleks golgi mempunyai bentuk yang berbeda pada sel
eukariotik yang berlainan. Perbedaan ini terlihat terutama dari bentuk
susunan kantong-kantong pipih yang masing-masing dikelilingi membran
tunggal yang disebut sisterna. Dalam sel tumbuhan, kompleks golgi
terdiri atas susunan dari beberapa sisterna. Pada umumnya kompleks
golgi mempunyai 4 – 6 sisterna yang berjarak sekitar 10 nm antara satu
sama lain. Pada tanaman tertentu kompleks golgi ini terbentuk dalam
jumlah yang lebih besar kadang-kadang 20 atau lebih. Lebar masing-
masing sisterna bervariasi antara 500 – 1000 nm (Lehninger, 1993).
Kompleks golgi terdiri dari setumpuk kantong pipih tersusun dari
membran yang serupa dengan mebran sel. Berbeda dengan RE pada
membrane kompleks golgi, ribosom tidak dijumpai pada daerah sekitar
membrane, baik membrane dalam maupun membrane luar, dan semuanya
agranular (Sumadi & Marianti, 2007). Kompleks golgi terbentuk oleh
susunan lempengan kantong-kantong yang khas dikelilingi membran.
Lempengan kantong ini disebut sisterna. Dalam sel tumbuhan, kompleks
golgi terdiri atas susunan dari beberapa sisterna. Pada penghujung kantong
terdapat kantong-kantong bulat kecil atau vesikula yang menempel dan
yang seolah-olah terjentik dari ujung kantong yang berukuran lebih besar
(Sheeler and Bianchi, 1987). Aparatus Golgi adalah organel yag dijumpai
hampir pada semua jenis sel hewan dan tumbuhan. Menurut (Yatim, 1996)

3
C. Fungsi dan Enzim Kompleks Golgi
Pada aparatus golgi terdapat banyak enzim, hal ini menunjukan
bahwa aparatus golgi bukan hanya sekedar alat transportasi materi keluar
sel, tetapi di dalamnya juga terjadi reaksi kimia. Penelitian secara insitu
terhadap morfologi dan sitokimia A. Golgi menenjukkan bahwa A. Golgi
terlibat dalam berbagai kegiatan selantar lain (Sumadi dan Marianti,
2007).
a. Glikolisis

Proses glikolisis berlangsung dengan cara dan tempat yang


bervariasi. Pengemasan protein maupun lipid berkarbohidrat
dapat terjadi di (1) RE saja, (2) diawali di RE untuk kemudian
dilanjutkan di golgi atau (3) hanya terjadi di golgi saja. Sebagai
contoh glikolisilasi tiroglobin oleh epitelium tiroid, imunoglobin
oleh plasmosit, musin oleh sel goblet intersitinal pengemasannya
terkjadi di RE untuk kemudian dilanjutkan di kompleks golgi.
Sedangkan glikolisasi protol kolagen di fibroblast, lipoprotein
plasmatik oleh hepatosit, sintesis pektin dan hemiselulosa hanya
terjadi di kompleks golgi.
b. Menyiapkan sekret untuk sekresi sel
Vesikel sekretoris berasal dari pertunasan pada sisterna
golgi daerah trans, untuk pembentukannya melibatkan selubung
protein yang disebut klatirin. Klatirin akan terlepas di saat vesikel
telah masak (mature). Begitu ada isyarat untuk sekresi maka
pensekresian senyawa-senyawa yang terkandung di dalam
vesikuli sekretoris akan dikeluarkan kelingkungan ekstra sel
dengan cara eksositosis. Pada proses ini akan terjadi peleburan
antara selaput vesikuli sekretoris dengan membran sel. Sehingga
senyawa-senyawa penyusun membran vesikuli sekretoris akan
menjadi komponen penyususn membran sel.

4
c. Reparasi membran sel
Membran sel yang rusak akan direparasi atau dipulihkan
dengan menggunakan vesikel-vesikel dari kompleks golgi.
Vesikel pengangkut dirangsang untuk melebur dengan membran
sel setelah meninggalkan kompleks golgi secara kontinyu. protein
bermembran dan lipid membran vesikel ini akan menjadi protein
dan lipid baru bagi membran sel, sedangkan protein yang
diangkut vesikula disekresikan ke ruang antar sel.
d. Pembentuk senyawa penyusun dinding sel
Dinding sel primer yang terbentuk akan terus disuplai
dengan bahan-bahan pembentuk dinding sel yang dikemas dalam
vesikuli untuk selanjutnya tumbuh menjadi dinding sel sekunder.
e. Pembentuk akromosom
Kompleks golgi berperan dalam pembentukan akrosom,
yaitu tudung pada spermatozoon. Tudung akrososm ini berasal
dari fusivesikel A. golgi. Fungsi dari tudung akrosom adalah
melisiskan membran sel telur (ovum) pada saat fertilisasi. (Yatim,
1996).

2.2 Lisosom

A. Pengertian Lisosom
Lisosom merupakan kantung terikat membran dari enzim hidrolik
yang digunakan oleh sel untuk mencerna makromolekul. Terdapat enzim
lisosom yang dapat menghidrolisis protein, polisakarida lemak, dan asam
nukleat semuanya merupakan kelas utama makromolekul.(Campbell,
1999).

B. Struktur Lisosom
Lisosom memiliki bentuk yang hampir bulat, dengan garis tengah
berada pada kisaran 0.05 sampai 1.2 μm. Rata-rata sebuah sel memiliki
sekitar tiga ratus lisosom, yang tersebar merata di seluruh sel. Lisosom
berbentuk agak bulat dan berdiameter sekitar 1,5 μm. Lisosom hanya
berada di sel hewan. Lisosom tidak berada di sel tumbuhan karena pada sel

5
tumbuhan telah memiliki vakuola yang memiliki fungsi yang sama dengan
lisosom.

C. Fungsi Lisosom
Melakukan pencernaan intrasel
Autofagi yaitu menghancurkan struktur yang tidak dikehendaki, misalnya
organel lain yang sudah tidak berfungsi. Mula-mula, bagian dari retikulum
endoplasma kasar menyelubungi organel dan membentuk autofagosom.
Setelah itu, autofagosom berfusi dengan enzim hidrolitik dari kompleks
golgi dan berkembang menjadi lisosom (atau endosom lanjut).
Endositosis ialah pemasukan makromolekul dari luar sel ke dalam sel
melalui mekanisme endositosis, yang kemudian materi-materi ini akan
dibawa ke vesikel kecil dan tidak beraturan, yang disebut endosom awal.
Beberapa materi tersebut dipilah dan ada yang digunakan kembali
(dibuang ke sitoplasma), yang tidak dibawa ke endosom lanjut. Di
endosom lanjut, materi tersebut bertemu pertama kali dengan enzim
hidrolitik. Di dalam endosom awal, pH sekitar 6. Terjadi penurunan pH (5)
pada endosom lanjut sehingga terjadi pematangan dan membentuk
lisosom.
Eksositosis yaitu pembebasan enzim keluar sel, misalnya pada
pergantian tulang rawan pada perkembangan tulang keras
Fagositosis merupakan proses pemasukan partikel berukuran besar dan
mikroorganisme seperti bakteri dan virus ke dalam sel.
Autolisis yaitu penghancuran diri sel dengan membebaskan isi lisosom ke
dalam sel, misalnya terjadi pada saat berudu menginjak dewasa dengan
menyerap kembali ekornya.

6
2.3 Peroksisom

A. Pengertian Peroksisom
Dalam memonitor kerja enzim urat oksidase yang terdapat pada
lisosom, de Duve (Kleinsmith dan Kish, 1988) mempergunakan ginjaltikus
dan beliau mendapatkan bahwa enzim urat oksidase tidak hanya dihasilkan
oleh lisosom semata melainkan diproduksi juga oleh organel sel lainnya
yang selama ini belum diketahui struktur dan fungsinya.
Selain menghasilkan enzim urat oksidase, organel yang tak dikenal ini
juga menghasilkan enzim D-asam amino oksidasre, katalase serta enzim-
enzim lainnya, dimana fungsi utama dari enzim-enzim yang dihasilkan
oleh organel tersebut berhubungan dengan metabolisme (pembentukan
serta penguraian) hydrogen peroksida (H2O2). Akhirnya berdasarkan hal
tersebut, organel yang tak dikenal tersebut dinamakan dengan peroksisom.

B. Struktur Peroksisom
Untuk mengetahui struktur dan fungsi peroksisom, teknik
sentrifugasi gradient kepadatan (isodensity gradient centrifugation)
tidaklah memadai karena relative kecilnya perbedaan kepadatan antara
lisosom dan peroksisom. Untuk itu dilakukan injeksi dengan deterjen
Triton WR-1339 dilanjutkan dengan penggunaan mikroskop electron
(Kleinsmith dan Kish, 1988; Sheeler dan Bianchii, 1980). Hasilnya
menunjukkan bahwa peroksisom mengkonfirmasikan identitas yang unik.
Bentuknya kecil seperti bola kasar, berukuran antara mitokondria dan
ribosom. Karena ukuran yang kecil inilah (0.2 – 2 µm), bersama-sama
dengan glioksisom maka peroksisom digolongkan dalan benda- benda
mikro.

C. Fungsi Peroksisom
Pada tumbuhan fungsi peroksisom adalah berperan dalam
fotorespirasi, bersama-sama dengan dua organel sel lainnya yaitu
kloroplas dan mitokondria membentuk rangkaian kerja 3 in 1.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Pada kompleks golgi terdapat banyak enzim, hal ini
menunjukan bahwa kompleks golgi bukan hanya sekedar alat
transportasi materi keluar sel, tetapi di dalamnya juga terjadi reaksi
kimia. Misalnya Glikolisis, Menyiapkan sekret untuk sekresi sel,
Reparasi membran sel, Pembentuk senyawa penyusun dinding sel,
dan pembentukan akrosom.
Mekanisme kerja lisosom ada dua, yaitu : 1) bahan yang
dicerna berasal dari luar sel, proses pencernaannya disebut
heterofagi. 2) bila bahannya berasal dari dalam sel, maka disebut
proses autofagi.
Walaupun relative kurang dikenal sebelumnya, namun
fungsi peroksisom amatlah penting dalam metabolisme tumbuhan.

3.1 Saran
Dengan ditulisnya makalah ini, diharapkan pembaca dapat
lebih memahami materi tentang kompleks golgi, lisosom dan
peroksisom. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
saran dan kritik yang sifatnya membangun.

8
DAFTAR PUSTAKA
Campbell,Reece and Mitchell L. 1999. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta :
Erlangga
Kleinsmith, L.J.and V.M. Kish. 1988. Principles of Cell Biology. Harper and
Row, Publ. Inc., New York. 796 p.
Lehninger, A. L. 1993. Dasar-dasar Biokimia. Terjemahan dari Principles of
Biochemistry oleh Thenawijaya, M. IPB. Bogor. Erlangga. Jakarta.
Salisbury, F. B. dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Terjemahan
dari Plant Physiology oleh D.R. Lukman dan Sumaryono. ITB. Bandung.
Sheeler, P. and D. E. Bianchi. 1987. Cell and Molecular Biology. Third
Edition.John Wesley and Sons, Inc. New York.
Sumadi dan Aditia, 2007. Biologi Sel. Jakarta: Graha Ilmu
Sumadi, & Marianti, A. 2007. Biologi Sel. Yogyakarta: Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai