Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pendahuluan
1
1.2.5 Apa tujuan hidup manusia menurut agama hindu?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian manusia menurut agama hindu.
1.3.2 Untuk mengetahui tahap dan kewajiban manusia dalam agama hindu.
1.3.3 Untuk mengetahui martabat manusia dalam agama hindu.
1.3.4 Untuk mengetahui tujuan hidup manusia menurut agama hindu.
1.4 Metode penulisan
Makalah yang berjudul ”Manusia Hindu” penulis susun dengan menggunakan metode
kepustakaan. Penulis menggunakan situs-situs internet yang terkait dengan makalah
“Manusia Hindu” sebagai bahan untuk penulisan makalah.
2
BAB II
Pembahasan
3
Rupa merupakan kerangka anatomis, alat badani atau tubuh manusia; Wedana adalah
perasaan yang badani maupun yang rohani, menyenangkan atau tidak; sanna pengamatan dari
segala macam baik rohani maupun jasmani; sankhara merupakan skanda yang sangat
kompleks mampu menyusun khayalah; dan winnana adalah kesadaran. Kelima skandha
ini merupakan jiwa yang sebenarnya, baik bersama sama maupun sendiri-sendiri.
Atman diselubungi oleh lapisan-lapisan, yaitu (1) annamana, lapisan tubuh sebagai
selubung jasmani, (2) pranayama, lapisan selubung nafasi , (3) manomaya, lapisan selubung
akali, (4) widnyanamaya, sebagai lapisan kesadaran, dan (5) anandamaya, sebagai lapisan
dalam atman dalam keadaan bahagia sebagai intisari manusia.
Dalam agama Hindu manusia pada hakekeatnya dilahirkan untuk memperbaiki
karmanya, sehingga dia dapat semakin cepat mencapai tujuan hidup yang sesusungguhnya
yaitu moksa. Disini, pada hakekatnya, manusia dituntut untuk selalu memperbaiki dirinya
sendiri. Sehingga secara mudah dapat dikatakan bahwa pilihan itu ada pada manusia itu
sendiri. Mau menuju ke arah yang lebih baik, atau menuju ke arah yang lebih buruk.
Dalam konteks Psikologis hakekat manusia juga relevan bila dikaitkan dengan
hakekat manusia menurut agama Hindu Dalam tinjauan psikologis, hakekat manusia adalah
sebagai berikut :
1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Individu Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah
laku intelektual dan sosial.
3. Individu yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur
dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah
selesai (tuntas) selama hidupnya. Long life development
5. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik
untuk ditempati,
6. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik
dan jahat.
7. Individu yang sangat dipengaruhi dan mempengaruhin oleh dan kepada lingkungan
turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat
kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial
4
Bahwa manusia itu sangat membutuhkan pendidikan. Karena melaluipendidikan manusia
dapat mempunyai kemampuan-kemampuan mengatur dan mengontrol serta
menentukan dirinya sendiri. Melalui pendidikan pula perkembangan kepribadian manusia
dapat diarahkan kepada yang lebih baik. Dan melalui pendidikan kemampuan tingkah laku
manusia dapat didekati dan dianalisis secara murni. Dengan kepribadian yang baik manusia
dapat menjalankan swadarmanya sebagai umat Hindu.
Dari tinjauan ini terlihat bahwa hakekat manusia dari versi agama Hindu, sejalan dengan
tinjauan psikologis manusia, yang pada hakekatnya menuju yaitu minmal sama-sama menuju
perbaikan dan memiliki kemampuan untuk mengontrol dirinya.
Tinjauan Biologi : Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari
segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia
diklasifikasikan sebagai Homo sapiens, Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu",
Dikaitkan dengan Ia yang mempunyai pikiran, maka sangat erat konteksnya, bahwa manusia
itu merupakan makhluk yang memiliki pikiran, serta mahluk yang memiliki pengetahuan atau
tahu.
Manusia merupakan sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang paling
sempurna karena dilengkapi otakberkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka
dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi dalam agama. Dalam agama Hindu
telah dijelaskan sebelumnya bahwa manusia terdiri dari badan kasar, jiwa dan atma.
Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan dan dikelompokkan berdasarkan
bahasanya, komunitas organisasi mereka dalam masyarakat, perkembangan teknologinya,
dan kemampuannya untuk membentuk kelompok dalam memberi dukungan satu sama
lainnya.
Dalam agama Hindu, Manu adalah pemimpin setiap Manwantara, yaitu suatu kurun
zaman dalam satu kalpa. Ada empat belas Manwantara, sehingga ada empat belas Manu.
Zaman sekarang adalah Manwantara ketujuh dan diperintah oleh Manu ketujuh yang bergelar
Waiwaswata Manu.
Manu yang pertama adalah Swayambu Manu, yang dianggap sebagai kakek moyang
manusia. Swayambu Manu menikah dengan Satarupa dan memiliki keturunan. Anak cucu
dari Manu disebut Manawa (secara harfiah berarti keturunan Manu), merujuk kepada
5
manusia zaman sekarang. Menurut agama Hindu, Swayambu Manu dan Satarupa merupakan
pria dan wanita pertama di dunia, sama seperti Adam dan Hawa dalam agama Yahudi,
Kristen dan Islam.
Waiwaswata Manu, atau Manu yang sekarang, dikatakan merupakan putra dari Surya
(Wiwaswan), yaitu dewa matahari menurut mitologi Hindu. Waiwaswata Manu terlahir pada
zaman Satyayuga dan mendirikan kerajaan bernama Kosala, dengan pusat pemerintahan di
Ayodhya. Ia memiliki sepuluh anak: Wena, Dresnu (Dresta), Narisyan (Narisyanta), Nabaga,
Ikswaku, Karusa, Saryati, Ila, Persadru (Persadra), dan Nabagarista. Dalam kitab
Matsyapurana, ia muncul sebagai raja yang menyelamatkan umat manusia dari bencana air
bah setelah mendapat pesan dari Wisnu yang berwujud ikan (Matsya Awatara).
MANWANTARA
Menurut agama Hindu, keberadaan alam semesta tak lepas dari siklus kalpa. Satu kalpa
berlangsung selama jutaan tahun, dan satu kalpa terdiri dari empat belas Manwantara (siklus
Manu). Setiap Manwantara diperintah oleh seorang Manu. Menurut Purana, enam
Manwantara telah berlalu dan Manwantara yang ketujuh sedang berlangsung. Manwantara
yang sekarang diperintah oleh Waiwaswata Manu. Jadi, tujuh Manwantara lainnya akan
terjadi di masa depan, dan dipimpin oleh seorang Manu yang baru. Daftar para Manu
dipaparkan di bawah ini:
Manwantara Manu
I Swayambu
II Swarocisa
III Utama
IV Tamasa
V Raiwata
VI Caksusa
VII Waiwaswata
VIII Sawarni
IX Daksasawarni
X Brahmasawarni
XI Darmasawarni
6
XII Rudrasawarni
XIII Rocya atau
Dewasarni
XIV Botya atau Indrasawarni
7
makhluk yang lemah, karena tidak seperti binatang yang lahir begitu saja langsung bisa
berdiri, terbang, berjalan tanpa memerlukan bantuan dari yang lain. Maka hendaknya ini
dipahami terlebih dahulu untuk mengetahui dan dapat memisahkan esensi dari raga ini yang
terpisah dengan atman yang sejati.
2.3.1 Yadnya
8
Yadnya (yajna) dapat juga diartikan korban suci, yaitu korban yang didasarkan atas
pengabdian dan cinta kasih. Pelaksanaan yadnya bagi umat Hindu adalah satu contoh
perbuatan Hyang Widhi yang telah menciptalan alam semesta dengan segala isinya dengan
yadnya-Nya. Yadnya adalah cara yang dilakukan untuk menghubungkan diri antara manusia
dengan Hyang Widhi beserta semua manifestasinya untuk memperoleh kesucian jiwa dan
persatuan Atman dengan Paramatman. Yadnya juga merupakan kebaktian, penghormatan dan
pengabdian atas dasar kesadaran dan cinta kasih yang keluar dari hati sanubari yang suci dan
tulus iklas sebagai pengabdian yang sejati kepada Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa).
Adapun pembagian dari Panca Yadnya adalah sebagai berikut :
1. Dewa Yadnya, yaitu upacara persembahan suci yang tulus ikhlas kehadapan
para dewa-dewa.
2. Butha Yadnya, yaitu upacara persembahan suci yang tulus ikhlas kehadapan
unsur-unsur alam.
3. Manusa Yadnya, yaitu upacara persembahan suci yang tulus ikhlas kepada
manusia.
4. Pitra Yadnya, yaitu upacara persembahan suci yang tulus ikhlas bagi manusia
yang telah meninggal.
5. Rsi Yadnya, yaitu upacara persembahan suci yang tulus ikhlas kehadapan para
orang suci umat Hindu.
Manusia merupakan salah satu titik sentral, dalam yadnya di dalam yadnya yang
dilakukan umat manusia sebagai kewajibannya dalam memperbaiki taraf kehidupan dalam
kehidupan ini. Yadnya tersebut adalah Manusa Yadnya. Diantara manusia yadnya yang kita
lakukan sehari-hari adalah sebagai berikut :
(1) Berbuat baik sesama manusia,
(2) Menghormati sesaama manusia (tamu),
(3) Memberikan dana punia dan
(4) menjaga keselamatan dan kesejahteraan kepada keluarga.
Keempat cara melakukan manusia yadnya tersebut, pada hakekatnya adalah
melakukan pengorbanan secara tulus ikhlas kepada sesama manusia, dalam keluarga maupun
kepada luar keluarga. Dalam yadnya ini sangat banyak etika yang perlu kita perhatikan. Pada
kegiatan berbuat baik kepada sesama manusia, dapat kita terapkan etika-etika : trikaya
parisuda; ahimsa, tat wam asi, dll.
9
Menghormati sesama manusia, dengan memberikan suguhan semampu kita kepada
tamu, dalam aswameda parwa dikisahkan akan lebih bermakna dibandingkan dengan pesta
besar yang dilakukan kerajaan –Pandawa-.
Tentang Memberikan Dana Punia, dibahas dalam Bagawad Gita XVIII.20 : menyebutkan
bahwa : Pemberian dana punia hendaknya dilakukan dengan tanpa menharapkan
balasan, dan diberikan kepada orang yang patut menerimanya. Terkait dengan orang
yang patut menerima dana punia ini disebutkan pada Sarasamuscaya sloka 187 : orang
yang diberikan dana punia adalah orang yang miskin, sulit memperoleh makanan, dan
berkelakuan baik.
Terkait dengan menjaga keselamatan dan kesejahteraan kepada keluarga, sudah
merupakan tugas seorang manusia yang berkeluarga, dengan memenuhi kebutuhan sesuai
dengan jenjang kebutuhan Maslow. Hirarki Kebutuhan Manusia menurut Maslow:
(1) Kebutuhan phisiologis,
(2) Kebutuhan Keamanan,
(3) Kebutuhan Sosial,
(4) Kebutuhan penghargaan,
(5) Kebutuhan Aktualisasi Diri.
Pemenuhan kebutuhan ini akan berkembang sesuai dengan kemampuan yang
mengikuti kemajuan kehidupan kita. Kegiatan Dana Punia dan yadnya ini juga dilakukan
dengan melaksanakan upacara-upacara yang terkait dengan tahapan umur manusia Hindu,
sejak lahir sampai meninggal.
10
2. Karma Marga : Mengamalkan agama dengan berbuat Dharma atau kebajikan
seperti mendirkan tempat suci (pura) dan merawatnya, menolong orang yang kesusahan,
melaksanakan kewajiban sebagai anggota keluarga/ anggota masyarakat dan berbagai
kegiatan sosial (subhakarma) lainnya yang dilandasi dengan ikhlas dan rasa tanggung
jawab. Itulah pengalaman agama dengan kerja (karma).
3. Jnana Marga : Mengamalkan agama dengan jalan mempelajari, memahami,
menghayati, menyebarkan agama dan ilmu pengetahuan-ketrampilan (IPTEK) dalam
kehidupan sehari-hari. Jadi berdiskusi, memberi ceramah atau menyebarkan ajaran
agama, mengajarkan ketrampilan positif berarti sudah mengamalkan agama melalui
Jnana Marga.
4. Raja Marga : Mengamalkan agama dengan melakukan Yoga, bersemadi,
tapa atau melakukan Brata (pengendalian diri) dalam segala hal termasuk upawasa
(puasa) dan pengendalian seluruh indria.
11
jernih akan bertanya, apa sesungguhnya yang menjadi tujuan hidupnya. Ada 2 macam tujuan
hidup manusia yaitu tujuan duniawi dan spiritual. Tujuan duniawi berupa keinginan untuk
mengejar harta, kekayaan dan keinginan. Sedangkan tujuan spiritual yaitu keinginan untuk
bersatu kepada yang hakekat dan asal yang sesungguhnya. Agama Hindu memberikan tempat
yang utama terhadap ajaran tentang dasar dan tujuan hidup manusia. Dalam ajaran Agama
Hindu ada suatu sloka yang berbunyi: “Moksartham Jagadhita ya ca iti dharmah“, yang
berarti bahwa tujuan beragama adalah untuk mencapai kesejahteraan jasmani dan
ketentraman batin (kedamaian abadi). Ajaran tersebut dijabarkan dalam konsep Catur Purusa
artha atau catur warga adalah empat dasar dan tujuan hidup manusia.
2.5.1 Dhrama
Tujuan manusia menurut agama Hindu disebut Catur Purusartha (empat tujuan akhir).
Tujuan hidup yang pertama adalah dharma. Sebagaimana telah dijelaskan didepan, dharma
berarti agama atau kewajiban. Pertama-tama manusia haruslah menjadi manusia beragama.
Beragama berarti hidup bermoral. Hidup bermoral merupakan landasan bagi tujuan tujuan
hidup berikutnya.
2.5.2 Artha
Tujuan hidup kedua adalah Artha. Artha artinya materi atau secara sempit disebut
uang, secara luas artha diartikan sebagai keberhasilan atau kesuksesan. Untuk hidupnya
manusia memerlukan materi. Tanpa materi bagaimana kita menyelenggarakan kehidupan
rumah tangga, pendidikan dan kewajiban- kewajiban agama?
Tapi materi atau kesuksesan itu harus dicapai berdasarkan landasan agama dan dipergunakan
sesuai dengan moral agama.
2.5.3 Kama
Tujuan hidup yang ketiga adalah Kama. Kama dalam arti sempit dimaksudkan
kesenangan karena aktivitas seksual. Aktivitas seksual pertama-tama berfungsi sebagai
prokreasi (regenerasi dan penerusan keturunan). Kedua aktivitas seksual berfungsi rekreasi
(re=kembali, kreasi=menciptakan), peneguhan (kembali) hubungan cinta kasih antara suami
dan isteri. Sekali lagi, kama harus dilandasi oleh dharma. Hubungan seksual itu harus
12
dilakukan dalam kerangka perkawinan yang sah. Dalam arti luas kama juga mencakup
kesenangan-kesenangan yang lain, misalnya yang ditimbulkan oleh keindahan dan seni.
2.5.4 Moksa
Moksa dapat dicapai oleh seseorang baik selama ia masih hidup (disebut : Jivam
Mukta), maupun setelah meninggal dunia (disebut : Videha Mukta). Jika selama masih hidup
seseorang itu mencapai moksa maka ia telah mencapai tingkat moral yang tertinggi,
kehidupannya sempurna (krtakrtya), penuh dengan kesenangan (atmarati) karena terbebas
dari 11 jenis ikatan yang disebutkan diatas, memandang dirinya ada pada semua mahluk (eka-
atma-darsana), memandang dirinya ada pada alam semesta (sarva-atma-bhava-darsana).
Kesenangan juga tercapai karena pengetahuan dan kesadaran bahwa brahman-lah atman yang
ada didirinya (brahmanbhavana). Jika moksa dicapai setelah meninggal dunia maka terjadilah
proses menyatunya atman dengan brahman sehingga atman tidak lahir kembali sebagai
mahluk apapun atau bebas dari samsara, disebut juga sebagai kedamaian abadi (sasvatisanti).
13
BAB III
Penutup
3.1 Simpulan
Dalam persepsi Hindu, manusia berasal dari manushya yang berarti makhluk hidup
yang mempunyai pikiran. Manusia mempunyai kesempurnaan untuk mengatur dirinya sendiri
untuk menemui penciptanya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Dalam agama Hindu, Manu
adalah pemimpin setiap Manwantara, yaitu suatu kurun zaman dalam satu kalpa. Ada empat
belas Manwantara, sehingga ada empat belas Manu.
Konsep Hindu mengatakan bahwa manusia terdiri dari 2 unsur, yaitu jasmani dan
rohani. . Manusia memiliki 3 lapisan badan yang disebut Tri Sarira yang terdiri dari Stula
Sarira, Suksma Sarira, dan Anta Karana Sarira. Tubuh manusia merupakan Bhuana Alit atau
Bhuana Sarira yang terdiri dari unsur-unsur Panca Maha Bhuta yaitu Pertiwi, Apah, Teja,
Bayu, Akasa.
Agama Hindu memberikan tempat yang utama terhadap ajaran tentang dasar dan tujuan
hidup manusia. Ajaran tersebut dijabarkan dalam konsep Catur Purusa artha atau catur warga
adalah empat dasar dan tujuan hidup manusia, yaitu Dharma, Artha, Kama dan Moksa.
Sesuai dengan tujuan yang mesti di capai manusia yaitu suatu penyatuan kepada yang
tertinggi, maka ini dibarengi dengan tindakan yang searah dengan tujuan tersebut. Tugas dari
Manusia Hindu dituangkan dalam kegiatan Yadnya, yang terdiri dari Panca Yadnya yaitu
Dewa Yadnya, Butha Yadnya, Manusa Yadnya, Pitra Yadnya dan Rsi Yadnya. Selain tugas,
agama Hindu berkewajiban dalam mengamalkan ajaran Hindu yang dijabarkan pada Catur
Marga Yoga, yaitu Bakti Marga, Karma Marga, Jnana Marga dan Raja Marga.
14