Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah Desain Teknik
Oleh :
Nama : Nur Avianti Kosasih
NIM : 2112152007
Kelas : Mesin A (Ekstensi Cimahi)
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah, SWT. yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, shalawat dan salam semoga tercurah limpah kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan orang-orang yang istiqamah di jalan-
Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan teknik Tugas Desain Teknik yang
berjudul “PERANCANGAN KONSTRUKSI DAN BIAYA MESIN PENGEMAS ROTI
UNTUK INDUSTRI KECIL”, dan sebagai syarat kelulusan pada mata kuliah Desain
Teknik.
Pada penulisan laporan teknik ini, penulis banyak menghadapi kendala, baik teknis
maupun non-teknis, yaitu keterbatasan waktu dan data serta kemampuan penulis. Namun,
berkat rahmat-Nya serta dorongan dari berbagai pihak, penyusunan laporan teknik ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga laporan teknik ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, penulis khususnya
dan pembaca umumnya serta memberikan konstribusi positif bagi perkembangan dunia
manufaktur di Indonesia. Amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
1. PENDAHULUAN
1
menginginkan peningkatan produksi 2 kali lipat dari sebelumnya yaitu 10.000 roti
per hari menjadi 20.000 roti per hari.
Mesin pengemas roti ini dapat mengemas 60 buah roti dalam waktu 1 menit
atau dirancang sesuai dengan kapasitas produksi yang ingin dicapai oleh
perusahaan yaitu 20.000 buah roti per hari dengan 6 jam kerja. Cara kerja mesin ini
sendiri yaitu input berupa lembar plastik yang di roll dan telah diberi label
sebelumnya digunakan untuk menggulung potongan-potongan roti yang sudah
tersusun dengan suatu mekanisme tertentu. Selanjutnya dilakukan perekatan
dengan metode pemanasan dan kemudian sekaligus dilakukan pemotongan untuk
tiap tiap potongan roti yang telah diberi jarak dan berjalan dengan menggunakan
sebuah konveyor. Output berupa bungkusan-bungkusan roti tersebut kemudian
ditampung ke dalam sebuah wadah.
Maka dari itu perancangan Mesin Konstruksi dan Biaya Mesin Pengemas
Roti untuk Industri Kecil Kapasitas 60 buah Roti per menit dibuat dengan
meminimalkan biaya produksi dan pembuatan mesin dengan menyesuaikan
spesifikasi mesin terhadap kebutuhan industri rumahan.
2
1.2 Rumusan Masalah
3
Teknik pengumpulan data melalui pencarian literatur dari buku-
buku yang berupa handbook, textbook dan jurnal ilmiah. Selain itu
juga melalui internet yang berhubungan langsung dengan topik
bahasan.
3. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan melakukan kunjungan langsung
industri pembuat roti sebagai perusahaan yang tertarik terhadap
rancangan mesin ini.
4. Bimbingan
Teknik pengumpulan data melalui diskusi panjang dengan dosen
pembimbing.
Untuk memberikan gambaran umum mengenai isi dari karya tulis ini, maka
penulis memberikan penjelasan singkat mengenai materi yang disajikan sebagai
berikut:
1. Pendahuluan
Membahas mengenai hal-hal yang bersifat pembuka pada suatu karya tulis
yaitu latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan,
batasan masalah, teknik pengumpulan data, dan sistematika penulisan.
2. Tinjauan Pustaka
Bab ini menjelaskan tentang dasar teori yang akan digunakan selama proses
perancangan berlangsung. Dasar teori ini menyangkut sistem transmisi maupun
elemen mesin yang akan digunakan.
3. Metodologi Perancangan
Membahas mengenai metode perancangan yang akan dipilih dan dilakukan
selama proses perancangan Mesin Pengemas Roti Otomatis..
4. Analisis
Bab ini memaparkan analisa yang terkait dengan penggunaan maupun
pemilihan mekanisme, sistem transimisi dan elemen mesin yang berhubungan
dengan parameter yang ditetapkan.
4
5. Penutup
Penulis memberikan simpulan dan saran dari seluruh proses perancangan dan
kemungkinan adanya perbaikan konstruksi agar hasil rancangan lebih maksimal.
5
2. TINJAUAN PUSTAKA
Perancangan adalah kegiatan awal dari suatu rangkaian kegiatan dalam proses
pembuatan produk yang bertujuan untuk menganalisis, memperbaiki produk, atau
memperbaiki sistem yang telah ada. Dalam melaksanakan perancang, perancang
memakai dan memanfaatkan ilmu dasar teknik, hasil- hasil penelitian, informasi
dan teknologi, yang semuanya dalam versi pengembangan dan kemajuan yang
mutakhir.
Gambar hasil rancangan produk adalah hasil akhir proses perancangan dan
sebuah produk barulah dapat dibuat setelah dibuat gambar-gambar rancangannya.
Gambar adalah alat penghubung atau alat komunikasi antara perancang dan
pembuat produk dan antara semua orang yang terlibat dalam kegiatan perancangan
dan pembuatan.
Dari hasil gambar rancangan maka kita bisa merealisasikan produk yang telah
dirancang, sesuai dengan spesifikasi yang telah tercantum pada gambar. Apabila
ada hasil yang tidak sesuai maka dilakukan sebuah modifikasi, dan perbaikan.
Dapat dikatakan bahwa gambar rancangan produk merupakan hasil akhir rancangan
atau dasar pembuatan produk.
6
Suatu rancangan sebagian besar akan direalisasikan dalam pembuatan
produk. Keduanya saling berkesinambungan, pembuatan suatu produk dapat
direalisasikan, sebaliknya pembuat tidak dapat merealisasikan benda teknik tanpa
terlebih dahulu dibuat gambar rancangannya. Diambil kesimpulan bahwa gambar
rancangan produk adalah hasil akhir perancangan, dan merupakan dasar dari suatu
perancangan.
7
Gambar 2.1 Diagram Alir Perancangan dengan Metoda VDI 2222
8
industri kemasan yang canggih menjadi ciri masyarakat modern saat ini jauh dari
teknologi kemasan sederhana yang dilakukan pada jaman dahulu.
2.4 Konveyor
9
kontinyu dari satu tempat ke tempat lain. Perpindahan tempat tersebut harus
mempunyai lokasi yang tetap agar sistem conveyor mempunyai nilai ekonomis.
Kelemahan sistem ini adalah tidak empunyai fleksibilitas saat lokasi barang yang
dimobilisasi tidak tetap dan jumlah barang yang masuk tidak kontinyu.
Mesin ini menggunakan gulungan bahan yang fleksibel (kertas, film, atau
laminasi kertas/film/foil) baik membentuknya ke dalam tabung dan kemudian
menutup dan mengisinya secara berkala atau melipatnya memanjang dan
melakukan sealing pada sudut kanan flip untuk membentuk serangkaian kantong
(sachet) yang terisi dan tertutup.
10
Gambar 2.3 Vertical Form and Fill Sealing System
Sumber : A Handbook of food packaging, 1992
11
sealing secara menyilang. Dan yang kedua menggunakan dua jaring
yang dibawa bersama-sama dan pada awalnya disegel di tiga sisi.
Dalam setiap proses, setelah mengisi, sisi yang tersisa di-seal untuk
membentuk aket secara lengkap.
12
Gambar 2.6 Operasi Horizonta Form and Fill Sealing Machine
Sumber : A Handbook of food packaging, 1992
13
Alternative sealing systems
Jenis kotak lipat dan tata letak yang menggerakan jahitan
panjang/penyegelan unit tergantung pada aplikasi kemasan dan bahan yang
digunakan. Selain itu, berbagai jenis unit penyegelan melintang mungkin
diperlukan.
High Intergity Pack Sealing
Untuk High Intergity Pack Sealing pada alat pengukur berat bahan,
mungkin diinginkan untuk memiliki reciprocating sealing head bukan
rakitan konvensional rahang berputar. Kepala seperti yang digunakan untuk
paket farmasi atau untuk kemasan umur simpan jagung yang lama, seperti
yang dipersyaratkan oleh toko roti, biskuit dan industri makanan lainnya.
Kenaikan Unit kedua tekanan penyegelan dan waktu di mana rahang
penyegelan berada dalam kontak dengan pembungkus materi. Ini terdiri dari
reciprocating carriage dengan gabungan cross sealing jaws dan cam-
operated knife. Pada awal siklus, rahang tekanan tinggi datang bersama-
sama untuk membuat transverse pack seals. Rahang menyatu kemudian
bergerak maju pada kecepatan linear yang sama dengan bahan pembungkus.
Pada akhir proses, pisau cut-off beroperasi dan rahang terpisah secara
vertikal. Setelah posisi kembali seperti awal, siap untuk mulai membuat
seals pada paket berikutnya.
14
Berbasis bahan plastik yang tidak didukung dalam hampir semua
kasus yang tidak cocok untuk penanganan pada horisontal mesin bantal
kantong konvensional. Pada mesin ini, panas dilakukan melalui bahan
pembungkus ke dalam permukaan yang 'meleleh' untuk membentuk segel di
bawah tekanan dilapisi. Dengan bahan plastik yang tidak didukung,
permukaan luar dari bahan juga akan mencair, dan menempel pada rol
dipanaskan dan crimper rahang, sebelum permukaan bagian dalam yang
disegel bersama sama.
Metode yang paling umum untuk mengatasi ini memanfaatkan
kombinasi panas ledakan udara dan unit dipanaskan-kawat untuk
membentuk manik-seal. Panjang jahitan dibuat oleh ledakan udara panas
yang lasan tepi tumpang tindih dari bahan pembungkus. Paket ujungnya
disegel dan dipotong oleh tindakan cam yang mengontrol bagian melalui
bahan dari kawat dipanaskan, membentuk ujung segel beadstyle. Untuk
membungkus biskuit di tepi, di kolom tunggal, mesin yang dilengkapi
dengan overhead transportasi-jari pada infeed dan dengan sisi khusus sabuk
untuk menahan kolom biskuit dalam posisi setelah perjalanan melalui
melipat box.
15
Vertical Form and Fill Sealing Machine
Urutan operasi dari mesin dasar yang khas. Kebanyakan mesin seal
vertikal ini memanfaatkan bahu pembentuk untuk mengkonversi web datar
dengan menarik film dari gulungan ke dalam bentuk tabung. Secara umum,
prinsip dasar mesin vertikal hampir sama dengan mesin horizontal. Ada satu
alternatif sistem penting lainnya yang digunakan pada mesin pillow-pouch
vertikal. Ini adalah prinsip fixed horizontal seal carriage, yang beroperasi
dalam hubungannya dengan friction driven film feed. Di sini sealing jaw
carriage tidak bergerak bolak-balik secara vertikal, hanya sealing jaw
membuka dan menutup sesuai dengan urutan waktunya. fleksibel
caterpillar-type roller mendorong film oleh gesekan terhadap tabung.
Overlap seal or fin seal
Overlap seal lebih ekonomis di pemakaian bahan dari pada fin seal.
Sangat cocok untuk kebanyakan monofilms dan untuk laminasi yang
memiliki media sealing di kedua sisi. One-side films dan laminasi
memerlukan sistem fin sealing.
Sealing Technique
16
Bahan kemasan yang digunakan akan ditentukan oleh sejumlah
faktor, termasuk sifat produk, parameter pemasaran dan sistem distribusi
yang digunakan untuk produk tersebut. Bahan yang dipilih akan memiliki
pengaruh penting untuk sistem penyegelan yang digunakan pada mesin
kemasan. Ini mungkin salah satu dari dua jenis.
Resistance Sealing
Impuls Sealing
17
Gambar 2.10 Typical Impuls Sealing Jaw System
Sumber : A Handbook of food packaging, 1992
18
Gambar 2.12 Advantages and Disadvantages for Vertical F.F.S. Pillow and
Sachet Packs
Sumber : A Handbook of food packaging, 1992
Pada seal machine biasanya terdapat poros big roll, poros big roll adalah
bagian poros yang memegang plastik film pada saat terjadi tarikan oleh driven roll.
Bagian poros ini sangat rentan karena bekerja dengan banyak gaya tarikan pada
plastic pembungkus.
Kata sifat plastic berasal dari bahasa Yunani yaitu plastikos, berarti mudah
dibentuk atau terdeformasi. Ini pertama kali diperkenalkan ke dalam bahasa Inggris
pada abad ke-sembilan belas untuk menggambarkan perilaku dari nitrat selulosa
dan baru-baru ini ditemukan bahwa mereka berperilaku seperti tanah liat bila
19
dicampur dengan pelarut. Kata benda "plastics" sering didefinisikan dalam kamus
sebagai kelompok sintetis zat resin atau lainnya yang dapat dibentuk menjadi
bentuk apapun. Dari sudut pandang teknis, plastik adalah istilah generik untuk
senyawa organik makromolekul yang diperoleh dari molekul dengan berat molekul
rendah (MW) atau oleh perubahan kimia senyawa makromolekul alami.
Pada beberapa tahap pembuatan mereka, mereka dapat dibentuk menjadi
sebuah bentuk oleh aliran, dan dalam banyak kasus dibantu oleh panas dan tekanan.
Plastik dapat digunakan sebagai kata benda, tunggal atau jamak, dan sebagai kata
sifat. Istilah standar yang digunakan untuk plastik didefinisikan dalam ASTM
D833. Umumnya, kata "plastik" digunakan untuk menggambarkan keadaan dimana
material mudah dibentuk, dan kata "plastik" untuk menggambarkan berbagai
macam bahan yang didasarkan pada senyawa organik makromolekul.
Di sini akan dijelaskan jenis plastik yang relevan digunakan untuk kemasan
makanan. Hanya memaparkan penjelasan singkat tentang properti dari jenis plastik
yang digunakan.
20
cold adhesive layer. Lapisan sealant seperti metalosena, surlyn atau EVA,
mencair pada suhu yang lebih rendah daripada kebanyakan lapisan sealant
dan cenderung meningkatkan kecepatan proses.
21
ini tidak akan menyusut pada temperatur tinggi seperti polypropylene.
Lapisan polyester dalam laminasi juga menambah kekuatan pada struktur
film. Light Gauge Polyester telah menjadi standar bahan pengemas untuk
kue-kue dan roti panggang.
Karena tahan panas, poliester pembungkus produk dapat dipanaskan
dalam microwave. Ada juga beberapa polyester yang dapat digunakan
dalam oven. Bahan ini digunakan untuk membungkus produk seperti Roti
Prancis. Hal ini juga digunakan untuk bahan penutup pada kebanyakan
tempat produk beku. Produk ini dapat langsung dipindahkan dari freezer ke
oven. 48 gauge polyester bersama dengan lapisan sealant LDPE banyak
digunakan untuk towelettes dan tisu basah untuk bayi. Polyester film
biasanya akan menerima pengaturan suhu setinggi 500F +.
22
lapisan EVA untuk membungkus wafel, kerupuk dan sendok
garpu plastik, untuk beberapa aplikasi. Sealing temperature
untuk Campuran HDPE biasanya di kisaran 250F - 300F.
23
3. METODOLOGI PERANCANGAN
24
Mulai
Perencanaan
PerancanganKonveyor
Merancang Konveyor
Penyelesaian Konveyor
SELESAI
Gambar 3.1 Diagram Alir Perancangan Konveyor dengan Metoda VDI 2222.
25
Setiap fase proses perancangan berakhir pada hasil fase, seperti fase pertama
menghasilkan daftar persyaratan dan spesifikasi perancangan. Hasil setiap fase tersebut
kemudian menjadi masukan untuk fase berikutnya dan menjadi umpan balik untuk fase
yang mendahuluinya. Perlu dicatat pula bahwa hasil fase itu sendiri setiap saat dapat
berubah oleh umpan balik yang diterima dari hasil fase-fase berikutnya
(Harsokoesoemo,2004).
Pada fase kedua ini mulai untuk mengembangkan ide yang telah
didapat pada fase pengumpulan data. Kemudian terjadi pengelompokkan
masalah yang telah didapat sebelumnya . Perencanaan produk dapat
berlangsung sebagai bagian dari eksekusi proses perencanaan produk secara
sistematis. Beberapa ide produk akan ditemukan dan perlu dibahas dalam rangka
memilih konsep yang sesuai. Adapun tujuan fase identifikasi adalah sebagai
berikut:
26
2. Mengidentifikasikan kebutuhan konsumen yang tersembunyi dan tidak
terucapkan seperti halnya kebutuhan eksplisit.
3. Menjadi basis untuk menyusun spesifikasi produk.
4. Menjamin tidak adanya kebutuhan konsumen penting yang
terlewatkan.
5. Menanamkan pemahaman bersama mengenai kebutuhan konsumen.
27
produk, dipilih konsep produk terbaik untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi
produk, berdasarkan kriteria pemilihan yang disusun berdasarkan spesifikasi teknis
produk. Konsep produk masih berupa gambar skema atau gambar skets yang terdiri
dari kerangka (skeleton) elemen-elemen produk.
Struktur fungsi disusun mulai dari keseluruhan produk atau overall product
function. Kemudian diuraikan menjadi beberapa sub-fungsi dan seterusnya setiap
sub-fungsi, jika mungkin diuraikan menjadi sub-sub fungsi. Tingkat pertama
struktur fungsi adalah fungsi (overall product function).
Pada tingkat kedua (dibawahnya) adalah sub-fungsi, pada tingkat ketiga
(dibawahnya) adalah sub-sub fungsi. Tidak semua sub-fungsi dapat diuraikan
menjadi beberapa sub-sub fungsi. Dalam hal ini sub-fungsi tersebut dinamakan sub-
fungsi yang tak terurai.
28
(Sumber :Pahl, G and Beitz, W.2004. Enggineering Design : The Design
Council;p30)
Struktur fungsi dalam hal ini mempunyai hubungan antara masukan (input)
dan keluaran (output) dari sebuah sistem. Struktur fungsi dapat menyatakan dalam
bentuk aliran energi, material dan sinyal.
Konsep kotak hitam menjadi dasar implementasi objek. Keputusan
perancang dikendalikan oleh masukan data terakhir tentang masalah yang dihadapi,
juga masukan dari kasus-kasus lain yang hampir sama, ditambah dengan masukkan
dari pengalaman diri perancang.
Untuk melaksanakan pendekatan dengan metode kotak hitam, seorang
perancang dituntut untuk memiliki pengalaman serta referensi yang telah banyak
serta daya pikir yang tajam, meliputi kecepatan berpikir, fleksibilitas berpikir dan
orientasi berpikir. Adapun langkah-langkah pemikiran perancang dalam proses
eksplorasi kotak hitam antara lain berupa:
1. Analogi
2. Aplikasi
3. Spekulasi, dan
4. Intuisi
29
3.2.3 Alternatif Fungsi Bagian
30
Gambar 3.4 Metoda Morfologi
(Sumber :Pahl, G and Beitz, W.2004. Enggineering Design: The Design
Council;p104)
3.3 Merancang
Merancang merupakan fase dalam penggambaran wujud produk yang didapat
dari hasil penilaian konsep rancangan. Konstruksi rancangan ini merupakan pilihan
optimal setelah melalui tahapan penilaian teknis dan optimasi desain. Tahapan
merancang adalah sebagai berikut:
3.4 Penyelesaian
Setelah tahap merancang selesai dilakukan maka tahap penyelesaian akhir
adalah:
1. Membuat gambar susunan
2. Membuat gambar bagian/detail dan daftar bagian
31
3.3.1 Draft Rancangan
32
4. ANALISIS RANCANGAN
Mesin yang akan dikaji adalah sebuah mesin yang dapat mengemas
roti secara continue dengan metode alir. Pemilik perusahaan ingin mengganti
proses pengemasan yang sebelumnya dilakukan oleh tenaga kerja manusia,
digantikan dengan investasi sebuah mesin.
Mesin ini harus bisa mengemas roti 20.000 buah per hari yaitu
mengemas 60 buah roti dalam waktu 1 menit dan bekerja 6 jam/hari. Dari 8
jam kerja per hari, 2 jam digunakan untuk set up mesin dan penggantian
former (pembungkus) untuk roti yang berbeda. Roti yang akan dikemas
memiliki dimensi yang berbeda-beda dan mesin harus dapat menyesuaikan
dengan ukuran roti yang diproses. Oleh karena itu, disediakan 3 buah former
yang sesuai dengan ukuran masing-masing roti agar dapat digunakan untuk
ketiga ukuran roti tersebut.
Mesin ini menggunakan pembungkus plastik berbahan polypropelane
yaitu dengan bahan pembungkus roll film yang mudah didapatkan dan dapat
dipesan sesuai ukuran. Plastik film tadi kemudian direkatkan dengan metoda
sealing lalu dipotong di bagian akhir sambil direkatkan. Jenis mesin seperti
ini sudah banyak terdapat di pasaran dengan harga yang tinggi.
33
4.1.2 Identifikasi Produk
Produk yang akan diproses oleh mesin hasil rancangan yaitu adalah
roti yang memiliki variasi bentuk dan berat. Ada tiga jenis roti yang akan
diproses. Data produk yang akan diproses adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data Spesifik Produk
Roti 1 Roti 2 Roti 3
Berat 65 gr 60 gr 60 gr
34
Gambar 4.1 CHM 250 Horizontal Packaging Machine
4.2 Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data ini penulis melakukan beberapa studi diantaranya:
a. Studi pustaka
Studi pustaka yang dilakukan oleh penulis yakni dengan mencari
referensi-referensi yang dibutuhkan untuk pembuatan karya tulis ini,
diantaranya:
1) Buku-buku referensi baik dari perpustakaan, maupun diluar.
2) Memanfaatkan sarana internet.
b. Wawancara
Dalam pembuatan karya tulis ini penulis melakukan wawancara ke
beberapa narasumber yang ahli dalam bidang ini, data yang diperoleh
diantaranya:
1) Dimensi mesin yang harus dicapai
2) Spesifikasi teknis yang diinginkan
3) Harga yang diinginkan
4) Material dan komponen standar yang digunakan
5) Konstruksi yang biasa digunakan
35
Tabel 4.2 Daftar Tuntutan
No Daftar Tuntutan Keterangan
Tuntutan Utama
a Kapasitas Alat 60 roti/menit
≤ Rp. 80.000.000,- /
b Harga
mesin
1 Motor Listrik dan
c Penggerak
Gearbox
d Mekanisme Mesin Flow/Continue
e Jenis Plastik Roll Film
f Bahan Plastik Polypropylene
Tuntutan Kedua (Dimensi Mesin)
a Panjang max 5000 mm
2
b Lebar max 1500 mm
c Tinggi max 2000 mm
Keinginan
Bongkar pasang
a Mudah dalam perawatan komponen mesin tidak
memerlukan alat khusus.
3 Pengoperasian mesin
dapat dilakukan oleh
b Mudah dalam pengoperasian semua kalangan, kecuali
anak SMP ke bawah
perlu didampingi.
Konsep Rancangan
4.4 Konsep Black Box
36
Fungsi : Mesin yang dapat mengemas 60 roti per menit dengan
plastik secara continue dan otomatis dengan.
Fungsi keseluruhan : Mengemas roti.
Roti yang
telah
Roti dikemas
Mesin Pengemas Panas
Listrik
Roti Otomatis
Plastik
Roll
Roti yang
Sub Proses Sub Proses End Sub Proses telah dikemas
Roti
Pembawa dan Sealing and Pembawa
Pengatur jarak Cutting
Plastik
Roll Sub Proses Roll
Film
37
fungsi utama. Fungsi utama tersebut dikelompokkan untuk bisa dipahami
lebih rinci pada setiap bagiannya.
Mesin Pengemas
Sub Fungsi Pembentukan dan Pembungkusan
Roti Otomatis
38
4.4.3 Alternatif Fungsi Bagian
39
Alternatif fungsi bagian ini akan memberikan pilihan untuk
menentukan sistem yang akan dirancang. Berikut uraian dari tabel diatas:
Kelebihan
Murah Lebih rapi
Mudah dirakit (disambung) Anti karat
Kekurangan
Berat Mahal
Rangka terlihat kurang rapi Sulit dirakit (pengelasan)
40
Roti diletakan secara manual oleh seorang operator satu persatu pada
infeed conveyor selama proses berlangsung. Dalam sekali peletakan, operator
dapat meletakkan 2 roti sekaligus.
Kelebihan
Pemasangan dan Dimensi mesin lebih kecil
pemeliharaan lebih mudah karena roll disimpan di
dilakukan dalam rangka
41
Sambungan plastik
terdapat di bawah produk
(Roti)
Kekurangan
Dimensi mesin lebih besar Sulit dalam pemasangan roll
karena menggunakan dan pemeliharaan
ruang di atas mesin Sambungan plastik terdapat
di atas produk (roti)
42
Kelebihan
Kontruksi sederhana Hasil lebih rapi Sealing lebih rata
Dapat membuat profil alur Plastik yang di seal tidak
pada sealing terlalu lebar
Wheel sekaligus membawa
produk ke proses
selanjutnya
Kekurangan
Membutuhkan beberapa fin Membutuhkan conveyor Menggunakan kompressor
wheel untuk hembusan udara
Membutuhkan conveyor
43
Kelebihan
Konstruksi sederhana Waktu sealing lebih Waktu sealing lebih lama
Mudah dalam perawatan lama
Kekurangan
Waktu untuk sealing and Membutuhkan Membutuhkan mekanisme
cutting hanya pada saat mekanisme profil D profil persegi
pisau saling bertemu
Kelebihan
44
Tidak membutuhkan Produk dapat diteruskan ke mudah dalam perawatan
motor penggerak proses selanjutnya dalam
Konstruksi sangat keadaan teratur
sederhana Konstruksi lebih sederhana
Sangat mudah dalam dan memerlukan daya
perawatan rendah
Kekurangan
Produk tertampung Memerlukan motor Daya lebih besar
secara acak penggerak Membutuhkan banyak roller
Tidak untuk proses
lanjutan
45
Tabel 4.9 Tabel Alternatif Konsep dari Setiap Fungsi Bagian
46
dengan konstruksi flow wrapper. Sub fungsi end sealing and cutting
merupakan proses sealing pada tiap ujung produk sekaligus dilakukan
pemotongan. Menggunakan gerak rotary agar mekanisme menjadi sederhana.
Sub fungsi pembawa merupakan fungsi keluarnya produk yang telah
dibungkus. Menggunakan konstruksi bidang miring menuju sebuah
penampungan.
Pada variasi konsep 2, rangka mesin terbuat dari baja profil dan sheet
metal yang disambung dengan pengelasan, untuk memudahkan maintenance
ada bagian rangka yang dapat dibuka dengan menggunakan sistem engsel.
Fungsi Roll Film ditempatkan di atas mesin disertai Film Feed Roller.
Sehingga pada konstruksi selanjutnya yaitu sub fungsi Pembentukan dan
pembungkusan, former menggunakan adjustable former yang digunakan
untuk variasi ukuran lebar dan tinggi produk. Karena konstruksi roll terletak
di atas, maka sealing dikonstruksikan di bawah karena plastik yang
disambungkan ada pada bagian bawah produk. Sub fungsi sealing
menggunakan hot wire lap seal yaitu dengan pemanasan menggunakan kawat
panas. Sub fungsi end sealing and cutting merupakan proses sealing pada tiap
ujung produk sekaligus dilakukan pemotongan. Menggunakan gerak D-cam
47
profile agar proses sealing menjadi lebih sempurna. Sub fungsi pembawa
merupakan fungsi keluarnya produk yang telah dibungkus. Menggunakan
sebuah belt conveyor agar dapat tetap teratur jika ada proses lanjut, ataupun
langsung ke tempat penampungan.
48
Gambar 4.10 Skema Variasi Konsep 3
49
Tabel 4.10 Tabel Parameter Penilaian
Kriteria 4 3 2 1
Baik Sekali Baik Cukup Kurang
Konstrruksi Sederhana, mudah Sederhana, mudah Sederhana, sulit Rumit, Sulit
dibuat dan dirakit, dirakit, memakan dirakit, memakan dirakit, memakan
hemat tempat. banyak tempat. banyak tempat. banyak tempat.
Pengoperasian 1 operator, 1 operator, 1 operator, >1 operator,
otomatis, tidak otomatis, manual, manual,
membutuhkan membutuhkan membutuhkan membutuhkan
pelatihan. pelatihan pelatihan pelatihan.
Pembuatan Sedikit proses, Banyak proses, Banyak proses, Banyak proses,
tidak terlalu tidak terlalu presisi, presisi, tidak presisi,
presisi, tidak tidak membutuhkan membutuhkan
membutuhkan membutuhkan mesin khusus. mesin khusus.
mesin khusus. mesin khusus.
Perakitan Tidak banyak Memiliki cukup Banyak Banyak
sambungan, tidak banyak sambungan, sambungan, tidak sambungan,
memerlukan alat- tidak memerlukan memerlukan alat memerlukan alat
alat khusus. alat khusus. khusus. khusus.
Perawatan Tidak ada Sedikit komponen Banyak Semua komponen
komponen yang yang harus diganti komponen yang yang harus
mengharuskan secara berkala. harus diganti diganti secara
pergantian secara secara berkala. berkala.
berkala.
Biaya Biaya mesin Biaya mesin Biaya mesin Biaya mesin dan
Pembuatan murah, Biaya murah, biaya mahal, biaya perakitan mahal.
perakitan murah perakitan sedikit perakitan sedikit
mahal mahal
Biaya Spare parts Spare parts murah, Spare parts Spare parts
Perawatan murah, perawatannya mahal, mahal,
sering.
50
perawatannya perawatannya perawatannya
tidak sering. tidak sering. sering.
Penggunaan Sebagian besar Sebagian kecil Sebagian besar Sebagian kecil
Komponen komponen komponen standar, komponen komponen
Standar standar, Banyak banyak tersedia. standar, sulit standar, sulit
tersedia. dicari. dicari.
Aspek yang VK
No. Bobot Nilai Ideal
dinilai VK 1 VK 2 VK 3
1 Konstruksi 5 4 20 3 15 3 15 4 20
2 Pengoperasian 5 4 20 4 20 4 20 4 20
3 Pembuatan 4 3 12 2 8 3 12 4 16
4 Perakitan 2 3 6 2 6 2 4 4 8
5 Perawatan 3 3 9 3 9 2 6 4 12
Nilai Total 67 58 57 76
Persentase (%) 88.2% 76.3% 75% 100%
VK Nilai
No. Aspek yang dinilai Bobot
VK 1 VK 2 VK 3 Ideal
1 Biaya Pembuatan 5 4 20 3 15 3 15 4 20
2 Biaya Perawatan 4 3 12 3 12 2 8 4 16
3 Penggunaan Komponen Standar 3 4 12 4 12 4 12 4 12
Nilai Total 44 39 35 48
Presentase 91.6% 81.2% 72.9% 100%
51
5.4.7 Keputusan
5.5 Penyelesaian
52
BAB V
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Untuk mendapatkan hasil rancangan yang lebih baik, ada beberapa hal
yang perlu dijadikan bahan pertimbangan untuk pengembangan selanjutnya,
diantaranya:
1. Hasil rancangan akan lebih baik jika dikaji lebih dalam masalah
kontrol yang dapat disesuakan dengan sistem transmisi dan beberapa
sensor.
2. Dilakukan uji coba pada proses sealing dan forming, agar hasil seal
dapat terproses dengan baik.
3. Sinkronisasi kecepatan dan ketepatan roti dengan end sealer.
4. Perhatikan tarikan plastik film sebelum dilakukan sealing.
53
DAFTAR PUSTAKA
[1] Paine, Frank A., 1992. A Handbook of Food Packaging. New Delhi.
[2] Robertson, Gordon L., 2013. Food Packaging Principal and Practice. Boca
Raton.
[3] Fellow, P. J., 2000, Food Processing Technoogy: Principal and Practice,
Second Edition. Boca Raton.
[6] Coles, Richard, McDowell, Derek, and Kirwan, Mark J., 2003. Food
Packaging Technology. Copenhagen.
[9] Hakim, A R., 2005, Kekuatan Bahan Dasar, Politeknik Manufaktur Negeri
Bandung, Bandung.
[14] Putranto, Agus, 2014. Kontrol Arah dan Kecepatan Putaran Motor AC 3
Phasa Menggunakan Inverter Altivar 312. Malang.
54