Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Keperawatan BSI, Vol. VI No.

2 September 2018

Efektivitas Terapi Kompres Hangat Terhadap


Penurunan Nyeri Dismenore Pada Remaja Di
Bandung
Maidartati1 , Sri Hayati2, Afifah Permata Hasanah3
1
Universitas BSI, Maidartati.mti@bsi.ac.id
2
Universitas BSI, Sri.siy@bsi.ac.id
3
Universitas BSI, fifahpermata@gmail.com

ABSTRAK
Menstruasi merupakan salah satu tanda remaja putri mengalami pubertas. Menstruasi
seringkali menimbulkan nyeri pada remaja putri, terutama dibagian perut yang menjalar
hingga ke paha, rasa nyeri ini disebut dismenore. Hal tersebut dapat membuat konsentrasi
belajar remaja putri berkurang sehingga dismenore perlu diatasi. Cara mengatasi
dismenore ada 2 yaitu secara farmakologis (menggunakan obat-obatan) dan secara non
farmakologis, salah satunya kompres hangat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas kompres hangat terhadap dismenore pada remaja putri. Desain penelitian ini
berupa Pra-Eksperimen dengan menggunakan pendekatan One-Group Pra test- Post test
Design. Sampel remaja putri kelas VII dan VIII yang mengalami dismenore sebanyak 47
siswi pada bulan Juli - Agustus tahun 2017. Teknik sampling penelitian ini adalah
Purposive Sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan thermometer air, lembar
observasi skala nyeri dismenore Numerik Rating Scale (NRS) dan lembar informed
consent. Berdasarkan hasil distribusi frekuensi diketahui bahwa sebelum dilakukannya
intervensi (pemberian kompres hangat) tingkat dismenore (nyeri haid) sebagian
dikategorikan nyeri sedang yaitu 23 orang (48.9%), sebagian kecil dikategorikan nyeri
ringan 14 orang (29,8%), dan nyeri berat 10 orang (21,3%), serta tidak satupun yang
dikategorikan tidak nyeri & nyeri sangat berat. Setelah dilakukan terapi kompres hangat,
sebagian besar yang mengalami nyeri ringan yaitu 33 orang (70.2%), sebagian kecil
dikategorikan nyeri sedang 13 orang (27.7%), dan sangat sedikit dikategorikan tidak nyeri
1 orang (2,1%). Setelah di Uji Wilcoxon Signed Ranks. Hasil penelitian ini menunjukkan
P-value = 0,000 dimana P-value < 0,05, sehingga Ho ditolak, artinya terdapat efektivitas
pemberian kompres hangat penurunan nyeri haid (dismenore) pada remaja usia 13-15
Kota Bandung.
Kata Kunci: Dismenore, Efektivitas kompres hangat, Remaja putri

ABSTRACT
Menstruation is one of the signs of adolescent girls experiencing puberty. Menstruation
often causes pain in young women, especially in the abdomen that spreads to the thighs,
this pain is called dysmenorrhea. This can make the concentration of learning teenage
daughter is reduced so that dysmenorrhea needs to be overcome. How to overcome
dysmenorrhea there are 2 that is pharmacologically (using drugs) and non
pharmacologically, one of them warm compress. This study aims to determine the
effectiveness of warm compresses against dysmenorrhea in young women. The design of
this research is Pre-Experiment using One-Group Pre-test-Post Test Design approach.
Samples of girls of grade VII and VIII who experienced dysmenorrhea as many as 47
female students in July - August 2017. Sampling technique of this research is Purposive
Sampling. The instrument used was water thermometer, observation scale of
dismenorrhizal pain Numeric Rating Scale (NRS) and informed consent sheet. Based on

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 156


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. VI No. 2 September 2018

the results of the frequency distribution it is known that prior to the intervention (warm
compress) the dysmenorrhea rate was partially categorized as moderate pain, ie 23
people (48.9%), a minority was categorized as mild pain 14 people (29.8%), and severe
pain 10 people (21.3%), and none of which are categorized as not painful and very severe
pain. After a warm compress therapy, most of those with mild pain were 33 (70.2%), some
were moderately painful 13 people (27.7%), and very few were categorized as painless 1
person (2.1%). After the Wilcoxon Signed Ranks Test the results of this study show P-
value = 0,000 where P-value <0.05, so Ho is rejected, meaning there is effectiveness of
warm compresses decrease menstrual pain (dysmenorrhea) in adolescents aged 13-15
years.
Keywords: Effectiveness warm compress, dysmenorrhea

Diterima:16 Agustus 2018, Direvisi: 28 Agustus 2018, Diterbitkan: 15 September 2018

PENDAHULUAN bila nyeri haid tidak diatasi, untuk itu maka


Masa remaja atau pubertas adalah usia perlu metode penanganan yang cukup
antara 10 sampai 19 tahun dan merupakan praktis dan tidak menimbulkan efek
peralihan dari masa kanak-kanak menjadi samping yaitu dengan cara non
dewasa. Peristiwa terpenting yang terjadi farmakologis.
pada gadis remaja adalah datangnya haid Secara teori penurunan nyeri haid bisa
pertama yang dinamakan menarche (Marmi, dilakukan dengan cara non farmakologis,
2013). Menurut Nugroho, Bertalina & yaitu : (1) Kompres dengan botol panas
Marlina (2016) remaja yang sedang (hangat) pada bagian yang terasa kram di
mengalami proses pematangan reproduksi perut atau pinggang bagian belakang), (2)
dengan usia menarche termuda adalah 9 menggunakan aroma terapi untuk
tahun. Pada saat menstruasi, wanita kadang menenangkan diri, (3) Pinggang yang sakit
mengalami nyeri. Sifat dan tingkat rasa di berikan usapan atau gosokan, (4) Tarik
nyeri bervariasi, mulai dari yang ringan napas dalam-dalam secara perlahan untuk
hingga yang berat kondisi tersebut relaksasi, (5) mandi air hangat, (6)
dinamakan nyeri haid, yaitu keadaan nyeri Mengonsumsi minuman yang mengandung
yang hebat dan dapat mengganggu aktivitas kalsium tinggi secara hangat, (7) Posisi
sehari-hari. Nyeri haid (dysmenorrhoe) menungging agar rahim tergantung ke
merupakan suatu fenomena simptomatis bawah hal tersebut dapat membantu
meliputi nyeri abdomen, kram, sakit relaksasi (Kusmiran, 2012), (8) Olahraga
punggung (Kusmiran, 2012). secara teratur dapat menimbulkan aliran
Menurut Nasir dan Bope (2004) terapi darah sirkulasi darah pada otot rahim
farmakologis yang paling sering untuk menjadi lancar sehingga dapat mengurangi
kasus nyeri haid adalah dengan obat rasa nyeri saat menstruasi (Dewi, 2014), (9)
obatan golongan NSAID (Non Steroidal meminum minuman herbal, seperti kunyit
Antiinflammatory Drugs) yang dapat asam, zat kurkumin yang terkandung dalam
menghambat cyclooxygenase, sehingga kunyit dapat mengurangi kontraksi uterus
dapat mengurangi produksi prostaglandin. (Safitri, 2014), (10) Guided imagery adalah
Rendahnya kadar prostaglandin akan relaksasi untuk mengkhayalkan tempat
mengurangi kontraksi uterus sehingga kejadian dan kejadian berhubungan dengan
ketidaknyamanan dapat dikurangi. Akan rasa relaksasi yang menyenangkan.
tetapi terapi farmakologis memberikan Manfaat Guided imagery yaitu sebagai
efek samping terhadap saluran cerna yang intervensi perilaku untuk mengatasi
sering timbul misalnya dyspepsia dan gejala kecemasan, stress dan nyeri (Kaplan &
iritasi lain terhadap mukosa lambung. Efek Sadock, 2010).
ketidaknyamanan bagi wanita akan timbul

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 157


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. VI No. 2 September 2018

Menurut Kozier dan Gleniora (2009) nyeri haid. Penanganan yang biasa
bahwa : “Pemberian kompres hangat yang dilakukan oleh siswi ketika nyeri haid yaitu
memakai prinsip penghantaran panas 5 siswi mengkompres dengan air hangat, 2
melalui cara konduksi yaitu dengan siswi menggunakan aroma terapi, dan 3
menempelkan handuk hangat pada daerah siswi lainnya hanya menggusap bagian yang
yang nyeri akan melancarkan sirkulasi nyeri saat haid, saat diwawancarai 2 dari 10
darah dan menurunkan ketegangan otot orang terkadang meminum obat pereda
sehingga menurunkan nyeri pada wanita nyeri apabila nyeri terus dirasakan dan
dengan dismenore primer, karena wanita mengganggu aktivitas.
nyeri haid mengalami kontraksi uterus dan Berdasarkan fenomena diatas peneliti
kontraksi otot polos. Panas dapat tertarik untuk melakukan penelitian tentang
menyebabkan pelebaran pembuluh darah efektivitas terapi kompres hangat pada
yang mengakibatkan peningkatan sirkulasi penurunan nyeri haid (nyeri haid) pada
darah. Secara fisiologis respon tubuh remaja putri usia 13-15 tahun di SMPN 31
terhadap panas yaitu menyebabkan Bandung.
pelebaran pembuluh darah, menurunkan
kekentalan darah, menurunkan ketegangan KAJIAN LITERATUR
otot, meningkatkan metabolisme jaringan Menurut Proverawati dan Misaroh (2009)
dan meningkatkan permeabilitas kapiler. menstruasi adalah pengeluaran darah,
Respon dari panas inilah yang digunakan mukus, dan pelepasan endometrium secara
untuk keperluan terapi pada berbagai periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14
kondisi dan keadaan yang terjadi dalam hari setelah ovulasi. Siklus mentruasi wanita
tubuh. Panas menyebabkan pelebaran biasanya 21-35 hari, lamanya menstruasi 3-
pembuluh darah dalam waktu 20-30 menit, 5 hari dan adapula yang 7-8 hari. Mulainya
melakukan kompres lebih dari 30 menit haid pertama (menarche) ditandai dengan
akan mengakibatkan kongesti jaringan dan adanya pendarahan akibat endometrium
klien akan beresiko mengalami luka bakar yang mengalami nekrosis.
karena pembuluh darah yang berkontriksi Siklus Haid terdiri dari tiga fase a). Fase
tidak mampu membuang panas secara haid merupakan fase yang ditandai dengan
adekuat melalui sirkulasi darah”. adanya pengeluaran darah dan sisa
Menurut Dewi (2014) teknik kompres endometrium dari vagina. Adanya
hangat dilakukan dengan cara pemberian penurunan kadar progesterone dan estrogen
botol berisi air dengan dengan suhu 40- di lapisan dalam uterus sehingga
46°C yang sebelumnya diukur dengan menyebabkan vasokontriksi pada
menggunakan termometer air yang disimpan endometrium. Penurunan O2 yang terjadi
pada daerah pada bagian perut bawah yang menyebabkan kematian endometrium dan
dilakukan pada remaja yang sedang nyeri kerusakan pembuluh darah sehingga lapisan
haid selama 20 menit dengan selang 10 dalam uterus terlepas selama haid.
menit pergantian air panas untuk Prostaglandin yang diproduksi merangsang
mempertahankan suhunya. kontraksi ritmik ringan myometrium uterus.
Berdasarkan studi pendahuluan yang Kontraksi ini akan membantu pengeluaran
dilakukan dengan cara wawancara langsung darah dan sisa endometrium dari rongga
kepada 10 siswi didapatkan hasil bahwa uterus keluar melalui vagina sebagai darah
sebagian besar siswi mengalami nyeri haid. Kontraksi yang terlalu kuat akibat
dengan skala nyeri ringan yaitu sebanyak kelebihan prostaglandin mengakibatkan
2 siswi, dengan skala nyeri sedang kram haid (dysmenorrhea). Haid
sebanyak 6 siswi, dan dengan skala nyeri berlangsung selama 5 – 7 hari dengan mulai
berat terkontrol sebanyak 1 siswi, dan nyeri terbentuknya folikel-folikel baru di ovarium
berat tak tertahankan sebanyak 1 siswi dibawah pengaruh hormon gonadotropik
hingga pernah tidak masuk sekolah karena yang kadarnya meningkat. b). Fase

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 158


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. VI No. 2 September 2018

proliferative, terjadi setelah 5 – 7 hari dan prestasi, sehingga akan mempengaruhi


biasanya adanya penurunan sekresi hormone kualitas hidup wanita (Prawirohardjo,
gonad sehingga menghilangkan pengaruh 2005). Menurut Kurniawati dan
inhibiotik dari hipotalamus dan hipofisis Kusumawati (2011) bahwa 52% pelajar
anterior sehingga sekresi FSH (follicle- di Yogyakarta tidak dapat melakukan
stimulating hormone) dan LH (luteinizing aktivitasnya dengan maksimal selama
hormone) meningkat dan folikel-folikel menstruasi. Pada saat menstruasi, wanita
yang baru berkembang telah menghasilkan kadang mengalami nyeri. Sifat dan tingkat
cukup estrogen untuk mendorong perbaikan rasa nyeri bervariasi, mulai dari yang ringan
dan pertumbuhan endometrium. Saat aliran hingga yang berat kondisi tersebut
darah haid berhenti estrogen merangsang dinamakan dysmenorrhea, yaitu keadaan
proliferasi sel epitel untuk menebalkan nyeri yang hebat dan dapat mengganggu
lapisan endometrium hingga memicu aktivitas sehari-hari. Dysmenorrhea
lonjakan LH sebagai penyebab adanya merupakan suatu fenomena simptomatis
ovulasi. c). Fase sekretorik atau meliputi nyeri abdomen, kram, sakit
progestational, setelah ovulasi, ketika punggung (Kusmiran, 2012).
terbentuk korpus luteum baru, korpus Menurut Kozier dan Gleniora
luteum memproduksi progesteron dan (2006) kompres hangat menggunakan botol
estrogen. Pada fase ini progesteron yang dibungkus kain dimana terjadi
mengubah endometrium tebal yang telah perpindahan panas (konduksi) dari botol
dipersiapkan estrogen menjadi jaringan panas ke dalam perut yang akan
kaya vascular dan glikogen. Sehingga melancarkan sirkulasi darah dan
menuju ke lapisan endometrium yang subur. menurunkan ketegangan otot sehingga
Jika tidak terjadi pembuahan maka korpus akan menurunkan nyeri pada wanita
luteum berdegenerasi dan fase haid baru dysmenorrhea primer, karena pada wanita
dimulai kembali (Sherwood, 2011) yang dysmenorrhea ini mengalami
Dysmenorrhea merupakan gejala yang kontraksi uterus dan kontraksi otot polos.
paling sering dikeluhkan oleh wanita usia Berkurangnya nyeri haid setelah diberikan
reproduktif. Nyeri atau rasa sakit yang tindakan kompres hangat dikarenakan
siklik bersamaan dengan menstruasi ini adanya rangsangan impuls yang
sering dirasakan seperti rasa kram pada memblokade persepsi nyeri agar tidak
perut mulai terjadi pada 24 jam sebelum sampai ke hipotalamus. Dalam teori gate-
terjadinya pendarahan haid hingga 24-36 control dikatakan bahwa stimulus kutaneus
jam meskipun beratnya hanya berlangsung mengaktifkan serabut saraf sensori A-beta
selama 24 jam pertama saat terjadinya lebih besar dan lebih cepat sehingga
pendarahan haid. Kram tersebut dapat menurunkan tranmisi nyeri ke serabut saraf
disertai dengan rasa sakit yang menjalar ke C (Sherwood, 2011).
punggung atau ke permukaan paha, dengan
rasa mual dan muntah, sakit kepala ataupun METODE PENELITIAN
diare (Ardayani, 2012). Biasanya gejala Penelitian ini dilakukan dengan metode
dysmenorrhea primer terjadi pada wanita Pra- Eksperimen dalam satu kelompok
usia produktif 2-3 tahun setelah mengalami (one group pre test – post test design).
haid pertama (Maulana, 2009). Penarikan sampel melalui metode
Dampak nyeri dysmenorrhea pada remaja purposive sampling dengan sampel
akan menimbulkan kecemasan berlebih berjumlah 47 orang pada remaja putri
akan mempengaruhi terjadinya penurunan usia 13-15 tahun. Kriteria sampel adalah
kecakapan dan keterampilan siswa serta remaja putri yang mengalami
tidak dapat konsentrasi belajar dan dysmenorrhea, dan yang mengalami skala
mempengaruhi motivasi belajar yang nyeri haid 1-10.
menyebabkan penurunan aktifitas sekolah

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 159


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. VI No. 2 September 2018

Variabel independen dalam penelitian ini


adalah pemberian kompres hangat. Variabel 1. Menghormati harkat dan martabat
dependen pada penelitian ini adalah subjek penelitian (respect for human
penurunan nyeri dismenore. Pengambilan dignity).
data di lakukan dengan tindakan kompres 2. Menghormati kerahasiaan dan privasi
hangat pada remaja putri SMPN 31 subjek penelitian (respect for privacy
Bandung yang berusia 13-15 tahun dengan and confidentiality)
menggunakan botol plastik yang berisi air 3. Menghormati keadilan dan inklusivitas
hangat bersuhu 40-45°C (diukur (respect for justice inclusiveness).
menggunakan thermometer air), yang 4. Manfaat dan kerugian dari penelitian
dibalut dengan kain berukuran 19x13 cm (balancing harm and benefits).
dengan ketebalan 0,1 cm, lalu diletakkan
dibagian nyeri selama 10 menit. Untuk PEMBAHASAN
skala nyeri menggunakan skala penilaian Karakteristik responden berdasarkan remaja
numerik (Numerical Rating Scale, NRS) berusia 13-15 tahun yang sedang mengalami
skala 0-10, dimana Menurut Potter & Perry nyeri haid di SMPN 31 Kota Bandung,
(2006) dalam menentukan nyeri dapat ditampilkan pada tabel dibawah ini :
dysmenorrhea digunakan klasifikasi skala 0
(tidak nyeri), 1-3 (skala nyeri ringan), 4-6 Tabel 1.1 Karakteristik Responden
(skala nyeri sedang), 7-9 (nyeri berat), 10 Berdasarkan Usia di SMPN 31 Kota
(skala nyeri berat). Kemudian data dianalisis Bandung
univariat dengan menggunakan rumus
prosentase : Umur F %
13 17 36,2
𝑓
𝑑𝑓 = x 100% 14 21 44,7
𝑁
15 9 19,1
Keterangan : Total 47 100,0
df : distribusi frekuensi Tabel
f : frekuensi 1.1 menggambarkan karakteristik
N : Jumlah responden responden. Berdasarkan umur, dapat
diketahui sebagian responden berusia 14
Dengan demikian analisis data eksperimen tahun (44,7%), sebagian kecil responden
pre test dan post test one group design berusia 13 tahun (36,2%), sangat sedikit
dalam penelitian menggunakan Uji responden yang berusia 15 tahun (19,1%).
Wilcoxon test - non parametric, dengan
rumus : Tabel 1.2 Kategori Skala Nyeri Haid
(1) Berdasarkan Observasi Sebelum
𝑇−
4𝑁(𝑁 + 1) diberikan Terapi Kompres Hangat
𝑍=
1

24𝑁(𝑁 + 1)(2𝑁 + 1) Skala nyeri f %
Keterangan : Tidak nyeri 0 0.00
N = Subjek pada sampel Nyeri ringan 14 29.79
T = jumlah rangking dari nilai
selisih negative atau Nyeri sedang 23 48.94
positive Nyeri berat terkontrol 10 21.28
Nyeri berat tak terkontrol 0 0.00
Selama melakukan proses penelitian,
peneliti menggunakan prinsip etika yang Total 47 100.00
dikemukakan oleh Ningsih (2011), yaitu :

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 160


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. VI No. 2 September 2018

Table 1.2 dapat diketahui bahwa sebelum sedangkan skala nyeri sesudah dilakukan
dilakukannya intervensi (pemberian kompres hangat yaitu 0,02 sehingga nilai
kompres hangat) tingkat dysmenorrhea signifikan (p-value) < 0,05. Dengan
(nyeri haid) sebagian dikategorikan nyeri demikian data tersebut berdistribusi tidak
sedang yaitu 23 orang (48.9%), sebagian normal dan termasuk data non-parametrik.
kecil dikategorikan nyeri ringan 14 orang Setelah di uji normalitas maka uji statistik
(29,8%), dan nyeri berat 10 orang (21,3%). penelitian ini menggunkan Uji Wilcoxon.
Berikut hasil Uji Wilcoxon dalam penelitian
ini :
Hasil Uji Statistik menunjukkan nilai
Wilcoxon Signed Ranks sebesar -6,071 pada
(Mean Rank) 24 dan taraf signifikan 0,000.
Tabel 1.3 Kategori Skala Nyeri Haid Untuk menentukan hipotesis ditolak atau
Responden Berdasarkan Observasi diterima maka besar taraf signifikan (p)
Sesudah diberikan Terapi Kompres dibandingkan dengan taraf kesalahan 0,05
Hangat (5%).. Hasil penelitian ini menunjukkan
nilai p lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05),
Skala nyeri f % sehingga Ho ditolak yang berarti dapat
Tidak nyeri 1 2.13 disimpulkan adanya efektivitas terapi
Nyeri ringan 33 70.21 kompres hangat terhadap nyeri haid pada
Nyeri sedang 13 27.66 Remaja Siswi Usia 13-15 tahun.
Nyeri berat terkontrol 0 0.00
Nyeri berat tak terkontrol 0 0.00 Berdasarkan hasil penelitian jumlah remaja
Total 47 100.00 putri terbanyak yang mengalami
dysmenorhe adalah 21 orang (44,7%) yang
berusia 14 tahun, sedangkan yang berusia
Berdasarkan tabel 1.3 dapat diketahui
13 tahun 17 orang (36,2%) hal ini
bahwa setelah dilakukannya intervensi
menunjukkan bahwa dysmenorrhea
(pemberian kompres hangat selama 10
dikaitkan dengan produksi hormon
menit dengan suhu air 40-45°C) tingkat
progesteron yang meningkat sehingga
dysmenorrhea (nyeri haid) sebagian besar
bertambahnya usia, pembentukan hormon
dikategorikan nyeri ringan yaitu 33 orang
semakin sempurna bersamaan dengan
(70.2%), sebagian kecil dikategorikan nyeri
berkembangnya alat reproduksi (Sherwood,
sedang 13 orang (27.7%), dan sangat sedikit
2011). Sedangkan yang berusia 15 tahun
dikategorikan tidak nyeri 1 orang (2,1%).
sebanyak 9 orang (19,1%) lebih sedikit
dibandingkan yang berusia 14 tahun
Table 1.4 hasil uji normalitas data
dikarenakan rasa nyeri yang dirasakan
penelitian
tergantung pada banyak faktor psikososial,
derajat kualitas nyeri yang dirasa ditentukan
oleh pengalaman sebelumnya dan seberapa
baik pengalaman tersebut diingat. Persepsi
nyeri juga tergantung pada pemahaman
tentang penyebab rasa nyeri dan
kemampuan untuk memikul konsekuensinya
sehingga rasa nyeri yang pernah dirasakan
sebelumya akan terasa menjadi lebih ringan,
hal ini dapat mempengaruhi dalam hal
Hasil Uji normalitas menunjukkan bahwa
penentuan skala nyeri pada responden
nilai signifikan skala nyeri sebelum
(Indrayani, 2013).
dilakukan kompres hangat yaitu 0,05

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 161


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. VI No. 2 September 2018

Analisis perbedaan sebelum dan sesudah mengalami kontraksi uterus dan kontraksi
pemberian kompres hangat pada remaja otot polos (Kozier & Gleniora, 2006).
putri usia 13-15 tahun yang sedang Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan
mengalami nyeri haid di SMPN 31 Kota oleh Lembaga Masyarakat Penelitian Medis
Bandung dengan tujuan untuk melihat Naturopati dan Ilmu Yoga di Bangalore,
efektivitas dalam menurunkan tingkat nyeri India metode yang digunakan yaitu sebelum
haid dengan melakukan prosedur kompres memulai tindakan peserta diminta untuk
hangat menggunakan botol yang di letakkan meminum 1-2 gelas air dingin kemudian
bagian nyeri saat haid selama 10 menit diminta untuk berendam dalam bak mandi
dengan suhu air yang digunakan 40-45 dengan posisi duduk hanya perut dan pelvis
menit. yang terbenam dalam air yang bersuhu 40-
Dari hasil penelitian didapatkan data 45°C selama 10 menit serta menggunakan
sebelum dilakukan kompres hangat tingkat kompres dingin diatas kepalanya sehingga
nyeri dysmenorhea sebagian dikategorikan membutuhkan banyak persiapan terutama
nyeri sedang yaitu 23 orang (48.9%), dalam hal instrument penelitian ( Latthe, P.
sebagian kecil dikategorikan nyeri ringan 14 2006).
orang (29,8%), dan nyeri berat 10 orang Berbeda halnya dengan penelitian yang
(21,3%) dan setelah dilakukan kompres dilakukan oleh Dewi (2014) dimana teknik
hangat tingkat dysmenorrhea sebagian besar prosedurnya sama dengan peneliti namun
dikategorikan nyeri ringan yaitu 33 orang menggunakan lama waktu intervensi yang
(70.2%), sebagian kecil dikategorikan nyeri berbeda. Peneliti melakukan intervensi
sedang 13 orang (27.7%), dan sangat sedikit kompres hangat hanya 10 menit,
dikategorikan tidak nyeri 1 orang (2,1%), sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
hal ini dapat disimpulkan bahwa dengan Dewi (2014) menggunakan waktu 20 menit
melakukan kompres air hangat selama 10 dengan selang 10 menit pergantian air
menit dengan suhu 40 -45°C mampu panas untuk mempertahankan suhunya. Hal
mengurangi satu tingkat skala nyeri pada ini menunjukkan bahwa kompres hangat
haid. dapat menurunkan tingkat nyeri haid.
Berdasarkan hasil uji statistik Wilcoxon Hal ini menunjukkan bahwa dengan
signed ranks bahwa terapi kompres hangat penelitian yang berbeda namun hasilnya
sangat efektif terhadap nyeri haid pada sama yaitu terdapat efektivitas, penelitian
remaja siswi. Hasil penelitian ini sama yang dilakukan oleh peneliti lebih efektif
dengan penelitian yang dilakukan oleh dan mudah untuk dilakukan serta tidak
Lembaga Masyarakat Penelitian Medis terlalu membutuhkan waktu yang lama,
Naturopati dan Ilmu Yoga di Bangalore, hanya 10 menit dan menggunakan
India ( Latthe, P. 2006) yang menunjukkan intsrumen penelitian yang sederhana. Dari
adanya efektivitas penurunan skala nyeri hasil penelitian penurunan skala nyeri rata-
haid, meskipun teknik prosedur rata hanya berkurang 1 tahap, seperti dari
penelitiannya berbeda. Dalam penelitian ini nyeri sedang ke nyeri ringan, atau nyeri
menggunakan prinsip kerja kompres hangat berat ke nyeri sedang. Berkurangnya nyeri
yaitu dengan menggunakan botol berisi air haid setelah diberikan tindakan kompres
dengan suhu 40-45°C selama 10 menit dan hangat dikarenakan adanya pelebaran
dibalut dengan kain, dimana terjadi pembuluh darah saat pemberian kompres
perpindahan panas (konduksi) dari botol hangat dalam waktu 20-30 menit sehingga
panas ke dalam perut yang akan menimbulkan rangsangan impuls yang
melancarkan sirkulasi darah dan memblokade persepsi nyeri agar tidak
menurunkan ketegangan otot sehingga akan sampai ke hipotalamus (Kozier dan
menurunkan nyeri pada wanita Gleniora, 2006). Dalam teori gate-control
dysmenorrhea primer, karena pada dikatakan bahwa stimulus kutaneus
wanita yang dysmenorrhea ini mengaktifkan serabut saraf sensori A-beta

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 162


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. VI No. 2 September 2018

lebih besar dan lebih cepat sehingga perilaku klinis, jilid 2. Tangerang:
menurunkan tranmisi nyeri ke serabut saraf Bina Rupa Asara Publisher.
C (Sherwood, 2011).
Hasil uji statistik menunjukkan nilai Uji Kozier, B & Gleniora.
Wilcoxon signed ranks pada df 47 dan taraf (2009). Buku Ajar Praktik
signifikan 0,000 sehingga dapat Keperawatan Klinis. Jakarta :
disimpulkan bahwa kompres hangat selama ECG
10 menit dengan suhu air 40-45°C efektif
untuk menurunkan tingkat nyeri haid pada Kurniawati, D., & Kusumawati,
remaja usia 13-15 tahun di SMPN 31 Kota
Y. (2011). Pengaruh Dismenore
Bandung.
Terhadap Aktivitas Pada Siswi
PENUTUP SMK. Jurnal Kesehatan
Penelitian ini memperoleh hasil bahwa Masyarakat, 6(2).
terdapat perbedaan penurunan nyeri haid
pre dan post pada remaja putri SMPN 31 Kusmiran, E. (2012).
Bandung yang mengalami dysmenorrhea Kesehatan Reproduksi Remaja
dengan kompres hangat selama 10 menit Dan Wanita, Jakarta : Salemba
dengan suhu air 45°C. Sehingga terapi Medika
kompres hangat dapat menjadi salah satu
cara yang efektif dan mudah dilakukan Latthe, P. Latthe, M. Say, L.
mengurangi nyeri haid. Gülmezoglu, M. Khan, S.
(2006). WHO systematic review
REFERENSI of prevalence of chronic pelvic
Ardayani, T. (2012). Buku Kesehatan pain: a neglected reproductive
health morbidity. BMC Public
Reproduksi untuk Kebidanan,
Health.
Keperawatan dan Tenaga
Kesehatan. Bandung : CV. Marmi. (2013). Kesehatan
Cakra Reproduksi.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Dewi, I. G. A. P & Dewi, N. L. P. K.
Maulana, M. (2009). Seluk Beluk
(2014). Manfaat Pemberian
Reproduksi dan Kehamilan.
Kompres Hangat Dalam
Yogyakarta : Gara Ilmu.
Mengurangi Rasa Nyeri
Dismenore Primer Pada
Nasir L dan Bope ET. (2004).
Remaja. Karya Tulis Ilmiah.
Management of pelvic pain
Sekolah Tinggi Ilmu
from dysmenorrhea or
Kesehatan Balin Program
endometriosis. J Am Board
Studi D3 Kebidanan Denpasar.
Fam Pract.
Indrayani, D. (2013). Asuhan Persalinan
Ningsih, R., Setyowati, S., &
dan Bayi Baru Lahir. Jakarta:
Rahmah, H. (2011).
Trans Info Media
Efektivitas Paket Pereda
Kaplan & Sadock. (2010). Sinopsis Nyeri Pada Remaja Dengan
psikiatri ilmu pengetahuan Dismenore. Jurnal
Keperawatan Indonesia,

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 163


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. VI No. 2 September 2018

Nugroho, A., Bertalina, B., &


Marlina, M. (2016).
Hubungan Antara Asupan Zat
Gizi Dan Status Gizi Dengan
Kejadian Menarche Dini Pada
Siswi Sd Negeri 2 Di Kota
Bandar Lampung. Jurnal
Kesehatan, 6 (1).

Potter & Perry, A. G. (2006).Buku Ajar


Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, Dan
Praktik,edisi 4, Volume.2.
Jakarta:EGC.

Prawirohardjo, S. (2005). Ilmu


kebidanan. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka

Proverawati dan Misaroh. (2009).


Menarche Menstruasi Pertama
Penuh Makna, Jakarta: Numed
(Dismenore) Pada Siswi Kelas Xi
Sma Negeri 1 Karangbinangun

Safitri, M., Utami, T., &


Sukmaningtyas, W.(2014).
Pengaruh Minuman Kunyit
Asam Terhadap Penurunan
Skala Nyeri Haid Primer Pada
Mahasiswi Diii Kebidanan.
Prosiding Seminar Nasional &
Internasional.

Sherwood, L. (2011). Fisiologi


Manusia : dari Sel ke Sistem.
Ed. 6. Jakarta : ECG

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 164


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk

Anda mungkin juga menyukai