Anda di halaman 1dari 18

MODUL PERKULIAHAN

AUDIT
INTERNAL
GOVERNANCE

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


FAKULTAS Program MK0111605 1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak.,
EKONOMI
BISNIS
DAN Studi
S1
Akuntansi
04 CA.
2. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
3. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
4. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
5. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.

Abstract Kompetensi
Pada bab ini akan dijelaskan Setelah mengikuti perkuliahan ini
mengenai Governance. diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan mengenai
Governance
2. Menjelaskan konsep
Governance
3. Menjelaskan evolusi
Governance
MAPPING

LAYERS
GOVERNANCE
ARROWS
ELEMENT

DEFINITION

GOVERNANCE OVERVIEW
CH 3 CONCEPT
OVERSIGHT

ROLES & RESPONSIBILITIES

EVOLUTION
GOVERNANCE

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak.,
CA.
2. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
2 3. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
4. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
5. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
GOVERNANCE ELEMENTS: LAYERS

Gambar 1
Elemen-elemen kunci Governance

• Layer 1: Governance

Struktur Governance (Tata Kelola) dibentuk untuk mematuhi hukum dan peraturan di
mana organisasi beroperasi. Hukum dan peraturan ini biasanya diterbitkan untuk
melindungi kepentingan umum.
BOD (Board of Directors) dan manajemen organisasi membentuk struktur Governance
untuk memastikan kebutuhan stakeholder kunci terpenuhi dan bahwa organisasi
beroperasi dalam batas-batas dan nilai-nilai yang ditetapkan oleh BOD (Board of
Directors) dan manajemen senior.
• Layer 2: Risk Management

Manajemen Risiko disusun dengan tujuan untuk:


1) Mengidentifikasi dan mengurangi risiko yang mungkin mempengaruhi keberhasilan
organisasi;
2) Memanfaatkan peluang yang memungkinkan membawa keberhasilan organisasi.

Manajemen mengembangkan strategi tentang bagaimana cara terbaik untuk mengelola


risiko utama dan peluang. Aktivitas manajemen risiko harus beroperasi sesuai arahan
dari struktur Governance.

• Layer 3: Internal Control

Pengendalian internal (Internal Control) berada di tengah karena sistem pengendalian


internal merupakan bagian dari kegiatan manajemen risiko yang lebih luas. Respon risiko
(risk responses), yang meliputi kontrol, dirancang untuk melaksanakan strategi
manajemen risiko.

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
6. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak.,
CA.
7. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
4 8. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
9. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
10. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
GOVERNANCE ELEMENTS: ARROWS

GOVERNANCE GOVERNANCE

a d
RISK MANAGEMENT RISK MANAGEMENT

b c

INTERNAL CONTROL INTERNAL CONTROL

= information, authorize

= responsibility

Gambar 2
Arah Panah dari Elemen-elemen Governance

Keterangan Gambar 2:
a  BOD memberi perintah kepada Senior Management untuk mengatasi aktivitas Risk
Management
b  Senior Management memberi perintah kepada manajemen level bawah untuk
bertanggung jawab atas pengawasan (control) yang lebih spesifik
c  Lower Management bertanggung jawab kepada Senior Management sehubungan
dengan keberhasilan mereka untuk melakukan kontrol
d  Senior Management bertanggung jawab kepada BOD sehubungan dengan efektivitas
pelaksanaan Risk Management

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
6. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak.,
CA.
7. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
5 8. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
9. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
10. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
GOVERNANCE CONCEPTS: DEFINITION

Definisi Governance menurut The Organization for Economic Co-operation and


Development (OECD) yaitu:
“Corporate governance involves a set of relationships between a company’s
management, its board, its shareholders, and other stakeholders. Corporate
governance also provide the structure through which the objectives of the company
are set, and the means of attaining those objectives and monitoring performance are
determined.”

Governance menurut The IIA’s International Standards for the Professional Practice of
Internal Auditing (Standards) digambarkan bahwa:
“Governance as the combination of processes and structures implemented by the
board to inform, direct, manage, and monitor the activities of the organization toward
the achievement of its objectives.”

Dari definisi di atas dapat digambarkan bahwa Tata Kelola (Governance) merupakan
kombinasi dari proses dan struktur yang diimplementasikan oleh BOD untuk
menginformasikan, memberi perintah, mengatur, dan memonitor segala aktivitas organisasi
agar tujuan organisasi tercapai.

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
6. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak.,
CA.
7. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
6 8. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
9. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
10. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
GOVERNANCE CONCEPTS: OVERVIEW OF GOVERNANCE

Gambar 3
Overview of Governance

Keterangan Gambar 3:
 The 1st Broad Area: Strategic Direction

BOD bertanggung jawab untuk memberikan arahan strategis dan bimbingan terhadap
pembentukan tujuan utama bisnis, sesuai dengan model bisnis organisasi dan selaras
dengan prioritas pemangku kepentingan. Para Direksi membawa pengalaman bisnis
yang bervariasi dan beragam untuk BOD, untuk memberikan arahan yang strategis
dan bimbingan yang akan membantu keberhasilan organisasi. BOD juga dapat
mempengaruhi pengambilan risiko organisasi dan menetapkan batas-batas yang luas
dari perilaku yang didasarkan pada risk apetite dan nilai-nilai budaya organisasi.
Pemantauan (monitoring) kemajuan dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi
adalah alasan utama dari keberadaan BOD.
 The 2nd Broad Area: Governance Oversight

Governance Oversight akan dibahas selanjutnya beserta rinciannya.

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
6. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak.,
CA.
7. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
7 8. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
9. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
10. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
GOVERNANCE CONCEPTS: GOVERNANCE OVERSIGHT

Gambar 4
Governance Oversight

Keterangan Gambar 4:
Poin utama yang harus diperhatikan dari Governance Oversight adalah sebagai berikut:
1) Governance dimulai dari BOD dan komite. BOD berfungsi sebagai "payung" dari
Governance Oversight organisasi. Dengan tujuan memberikan arahan kepada
manajemen, memberdayakan mereka dengan kewenangan untuk mengambil tindakan
yang diperlukan untuk mencapai ke arah yang telah ditentukan, dan mengawasi hasil
keseluruhan operasi.
2) BOD harus memahami dan fokus pada kebutuhan pemangku kepentingan utama
(stakeholders). Pada akhirnya, BOD memiliki tanggung jawab fidusia kepada para
pemangku kepentingan.
3) Dari hari ke hari, Governance dilaksanakan oleh manajemen organsasi baik eksekutif
senior maupun manajer lini memiliki fungsi yang penting, meskipun agak berbeda
perannya dalam Governance terkait dengan kegiatan manajemen risiko.
‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
6. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak.,
CA.
7. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
8 8. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
9. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
10. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
4) Aktivitas baik internal dan eksternal menyediakan kepada BOD dan manajer
mengenai efektivitas aktivitas Governance. Pihak-pihak yang terlibat yaitu auditor
independen internal dan eksternal.

GOVERNANCE CONCEPTS: ROLES AND RESPONSIBILITIES WITHIN


GOVERNANCE

1. The Board and Its Committees

Governance pada akhirnya merupakan tanggung jawab BOD, meskipun


tanggung jawab ini sering dilakukan oleh berbagai komite nya (misalnya, komite audit).
Tanggung jawab BOD yang pertama adalah mengidentifikasi siapa pemangku
kepentingan (stakeholder) utama dari sebuah organisasi. Stakeholder adalah pihak
yang memiliki kepentingan langsung atau tidak langsung dalam kegiatan dan hasil
organisasi.

Karakteristik Stakeholder:
a. Stakeholder yang terlibat langsung dalam operasi bisnis organisasi;
b. Stakeholder yang tidak terlibat langsung, tetapi tertarik dalam bisnis organisasi,
dipengaruhi oleh keberhasilan bisnis;
c. Stakeholder yang tidak terlibat dan tidak tertarik pada keberhasilan bisnis
organisasi, namun tetap dapat mempengaruhi aspek bisnis organisasi.

Umumnya para Stakeholders meliputi:


a. Karyawan (Employees), merupakan stakeholder yang terlibat langsung
melakukan bisnis dan mempunyai kepentingan dalam keberlangsungan dan
keberhasilan organisasi;
b. Pelanggan (Customers), merupakan nyawa dari keberhasilan suatu organisasi
dan terlibat langsung serta memiliki kepentingan dalam keberhasilan organisasi;
c. Vendor, merupakan penyedia barang dan jasa yng dibutuhkan bagi bisnis dalam
organisasi, maka dari itu vendor terlibat langsung dalam melakukan bisnis dan
akan memiliki kepentingan dalam keberlangsungan organisasi;

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
6. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak.,
CA.
7. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
9 8. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
9. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
10. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
d. Pemegang Saham/ Investor (Shareholders/ Investors), merupakan stakeholder
yang tidak terlibat langsung dalam bisnis tetapi memiliki kepentingan yang kuat
dalam keberhasilan organisasi terkait dengan investasi organisasi;
e. Agen Peraturan (Regulatory Agencies), merupakan lembaga pemerintah yang
tidak terlibat langsung dalam bisnis tetapi memiliki kepentingan atas
keberhasilan organisasi serta dapat mempengaruhi keberhasilan tersebut;
f. Lembaga Keuangan (Financial Institutions), merupakan stakeholder yang
tidak terlibat langsung dalam bisnis tetapi memiliki kepentingan dalam
keberhasilan suatu organisasi dan mempengaruhi bagaimana organisasi akan
beroperasi untuk memenuhi beberapa persyaratan terkait dengan struktur
pendanaan (capital structure).
g. Pihak lain, yang memiliki kepentingan dalam bisnis organisasi atau dapat
mempengaruhi organisasi, contoh: Lembaga Peringkat (Rating Agencies),
Asosiasi Industri (Industry Associations), Analis Keuangan (Financial Analysts),
dan Pesaing Bisnis (Competitors).

Karena terdapat beberapa tipe stakeholder yang memiliki harapan yang


berbeda, maka outcomes yang diinginkan oleh setiap stakeholder pun berbeda. Maka
dari itu BOD harus mampu mengidentifikasi beberapa outcomes yang perlu
dipertimbangkan, meliputi:
a. Keuangan (Financial)  contoh: Earning Pershare, Cash Liquidity, ROI (Return
On Investment), Tax Exposure, Capital Availability, etc.
b. Kepatuhan (Compliance)  contoh: Litigation, Safety and Environmental
Violation, Governmental Investigations, etc.
c. Operasi (Operations)  contoh: Achievement of Objectives, Efficient Use of
Assets, Protection of Information, Protection of People, etc.
d. Strategis (Strategic)  contoh: Reputation, Corporate Sustainability, Customer
Satisfaction, etc.

BOD tidak mampu mengidentifikasi outcomes dari masing-masing stakeholder


secara satu persatu, maka dari itu, dapat menetapkan tingkat toleransi (tolerance
level) berdasarkan outcomes tersebut. Tingkat toleransi, yang konsisten dengan risk
appetite organisasi, dapat dikomunikasikan kepada manajemen sebagai batas di
mana BOD ingin organisasi untuk beroperasi.
‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
6. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak.,
CA.
7. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
10 8. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
9. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
10. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
Catatan:
Risk Appetite: "Sejumlah risiko, pada tingkat yang luas, dimana organisasi bersedia
menerima dalam mengejar tujuan bisnisnya."
Risk Tolerance: "Tingkat atau level yang dapat diterima mengenai ukuran dan variasi
risiko dalam pencapaian tujuan, yang harus disesuaikan dengan risk appetite
organisasi."

BOD dapat menjalankan tanggung jawab Governance dengan baik yaitu dengan
cara:
a. Membangun sebuah komite Governance, dimana:
1) Komite ini bisa komite baru atau komite yang telah ada dengan
penambahan tanggung jawab.
2) Komite ini harus terdiri dari direktur yang independen.
3) Komite harus bertanggung jawab atas penugasannya.
b. Memahami berbagai persyaratan pelaporan yang dilaporkan kepada BOD,
dimana:
1) BOD harus mendelegasikan kepada manajemen mengenai otoritas untuk
mengoperasikan bisnis sampai batas yang ditoleransi oleh BOD mengenai
outcomes.
2) BOD menerbitkan laporan untuk manajemen yang telah disetujui oleh BOD
dan akan dikomunikasikan dalam rapat.
c. Mengevaluasi kembali Governance atas ekspektasi secara berkala, dimana:
1) BOD harus mengidentifikasi perubahan ekspektasi dari para stakeholder.
2) Atas perubahan tersebut maka tingkat toleransi BOD pun harus dievaluasi
ulang.

2. Senior Management

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
6. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak.,
CA.
7. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
11 8. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
9. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
10. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
Senior management memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan arahan BOD
untuk mencapai tujuan perusahaan, tetapi dalam batas toleransi yang telah ditetapkan
sebelumnya oleh BOD, yang meliputi:
a. Memastikan bahwa lingkup arah dan wewenang delegasi dipahami dengan baik.
b. Mengidentifikasi proses dan aktivitas dalam organisasi yang merupakan bagian
terintegrasi untuk melaksanakan arahan Governance. Maka dari itu, manajemen
senior harus menentukan:
1) Dimana dalam organisasi untuk mengelola risiko tertentu yang dapat
menimbulkan dampak yang tidak dapat diterima.
2) Siapa yang akan bertanggung jawab untuk mengelola risiko-risiko
tersebut.
3) Bagaimana risiko-risiko tersebut akan dikelola;
c. Mengevaluasi pertimbangan-pertimbangan atau faktor-faktor bisnis yang dapat
dapat membuat keputusan untuk mendelegasikan tingkat toleransi yang lebih
rendah kepada risk owner daripada mendelegasikan kepada BOD;
d. Memastikan kecukupan informasi yang dikumpulkan dari risk owner untuk
mendukung kebutuhan pelaporan kepada BOD.

Senior management dapat menjalankan tanggung jawab Governance dengan


baik yaitu dengan cara:
a. Membangun sebuah komite risiko, dimana:
1) Komite ini biasanya dipimpin oleh seorang eksekutif senior: a Chief Risk
Officer (CRO) atau eksekutif lainnya
2) Komite ini bertanggung jawab untuk mengidentifikasi semua risiko utama,
dikaitkan aktivitas Risk Management, dan ditugaskan kepada risk owners.
3) Komite ini bertugas untuk mengevaluasi risk appetite dan risk tolerance
organisasi.
b. Memahami persyaratan pelaporan, dimana:
1) Risk Owners harus memahami sifat, bentuk, dan waktu dari komunikasi
terkait dengan efektivitas aktivitas Risk Management.
2) Pelaporan tersebut dapat terjadi secara teratur yang harus dijadwalkan
oleh komite risiko.
c. Mengevaluasi kembali Governance atas ekspektasi secara berkala, dimana:

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
6. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak.,
CA.
7. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
12 8. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
9. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
10. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
1) Senior management harus mengevaluasi kembali arahan Governance dan
tingkat toleransi yang sesuai yang telah didelegasikan kepada risk owners
terkait dengan adanya perubahan ekspektasi dari para stakeholder .
2) Atas perubahan tersebut maka tingkat toleransi senior management pun
harus dievaluasi ulang.
3) Memberikan kesempatan kepada senior management untuk mengevaluasi
keefektifan program Risk Management organisasi.

3. Risk Owners

Individu yang memiliki tanggung jawab sehari-hari untuk memastikan bahwa


aktivitas Risk Management berjalan secara efektif dalam mengelola risiko termasuk
risk appetite organisasi disebut pemilik risiko (risk owners), meliputi:
a. Mengevaluasi apakah aktivitas Risk Management dirancang secara memadai
untuk mengelola risiko sampai dengan batas/ level toleransi yang ditentukan
oleh senior management;
b. Menilai kemampuan berkelanjutan dari organisasi untuk melaksanakan aktivitas-
aktivitas Risk Management;
c. Menilai apakah aktivitas Risk Management saat ini beroperasi seperti yang telah
dirancang sebelumnya (people and system);
d. Melakukan kegiatan monitoring sehari-hari untuk mengidentifikasi, jikalau ada
ketidakberesan yang berasal dari perubahan ekspektasi outcomes;
e. Memastikan bahwa informasi yang dibutuhkan oleh senior management dan
BOD tersedia secara akurat dan siap digunakan serta tepat waktu.

Risk Owners dapat menjalankan tanggung jawab Governance dengan baik yaitu
dengan cara:
a. Menyajikan rekomendasi Govenance kepada komite risiko, dimana:

Individu yang menjadi risk owners atau bertanggung jawab atas risiko yang
sebelumnya tidak terdapat dalam Risk Management dan tidak terlaporkan, maka
risk owners harus mempersiapkan rekomendasi untuk komite risiko.
b. Mengevaluasi kembali aktivitas Risk Management secara berkala, dimana:

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
6. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak.,
CA.
7. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
13 8. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
9. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
10. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
1) Desain aktivitas Risk Management harus terus menyesuaikan dengan
strategi risiko organisasi besar dan memastikan risiko dikelola dalam
tingkat toleransi yang didelegasikan.
2) Kemampuan Risk Management harus ditinjau kembali secara cepat
mengingat adanya perubahan individu, perubahan sistem, dan kejadian
lainnya yang dapat mempengaruhi kematangan dan efektivitas
kemampuan tersebut.
3) Aktivitas monitoring Risk Management harus menyediakan informasi yang
akurat tentang efektivitas aktivitas Risk Management oleh risk owners.
4) Pelaporan hasil Risk Management kepada senior management harus
dinilai kembali secara berkala untuk memastikan pelaporan terus
memenuhi harapan atau ekspektasi senior management.

4. Internal Audit Function

Fungsi Audit Internal bertanggung jawab untuk:


a. Mengevaluasi apakah berbagai aktivitas Risk Management yang dirancang
untuk mengelola risiko-risiko dari adanya berbagai jenis outcomes secara
memadai;
b. Pengujian dan evaluasi apakah berbagai aktivitas Risk Management beroperasi
seperti yang dirancang sebelumnya;
c. Menilai apakah assertion yang dibuat oleh risk owners kepada senior
management terkait dengan efektivitas aktivitas Risk Management secara akurat
mencerminkan kondisi sebenarnya;
d. Menilai apakah assertion yang dibuat oleh senior management kepada BOD
terkait dengan efektivitas aktivitas Risk Management secara akurat
mencerminkan kondisi sebenarnya;
e. Mengevaluasi apakah informasi mengenai risk tolerance dikomunikasikan
secara tepat waktu dan efektif dari BOD kepada senior management dan dari
senior management kepada risk owners;
f. Menilai apakah ada risiko lain yang saat ini tidak tersaring dalam proses
Governance, namun seharusnya tersaring.

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
6. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak.,
CA.
7. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
14 8. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
9. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
10. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
Internal Audit Function dapat menjalankan tanggung jawab Governance dengan
efektif yaitu dengan cara:
a. Memastikan dalam memahami keseluruhan arahan Governance dan ekspektasi
dari BOD, dimana:
1) Fungsi audit internal (Internal Audit Function) harus memahami arahan
dari senior management, termasuk meliputi tingkat toleransi dan
ekspektasi mengenai pelaporan.
2) Memahami harapan BOD tentang peran fungsi audit internal sebagai
pemberi keyakinan atas Governance organisasi.
b. Mendukung program pengelolaan Risk Management, dimana:
1) Fungsi audit internal dapat membantu menyusun program Risk
Management.
2) Fungsi audit internal dapat membantu mendidik manajemen dan karyawan
lainnya mengenai risiko dan pengendaliannya.
3) Penilaian risiko organisasi dan divisi dapat difasilitasi atau dipantau oleh
fungsi audit internal.
4) Governance oversight dilakukan secara berkelanjutan dan saran dapat
diberikan secara formal (rapat) dan nonformal (diskusi, memo).
c. Mengembangkan rencana audit internal yang baik meliputi kegiatan governance
assurance dan secara berkala berkomunikasi kepada senior management dan
BOD mengenai efektivitas aktivitas Risk Management.

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
6. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak.,
CA.
7. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
15 8. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
9. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
10. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
THE EVOLUTION GOVERNANCE CONCEPTS: ROLES AND RESPONSIBILITIES
WITHIN GOVERNANCE

Regulasi-regulasi lainnya di seluruh dunia


 Securities Act of 1933

 Securities Exchange Act of 1934

 Foreign Corrupt Practices Act (FCPA) of 1977

 Report of the National Commission on Fraudulent Financial Reporting (Treadway


Commission Report) 1987

 Federal Deposit Insurance Corporation Improvement Act (FDICIA) 1991

 U.S. Sarbanes-Oxley Act of 2002 which amends the 1933 and 1934 Securities of Act

 U.S. Stock Exchange Listing Standards (NYSE and NASDAQ)

Prinsip-prinsip umum Governance


 Memastikan fungsi BOD terorganisir dengan baik dan memiliki jumlah anggota yang
benar; struktur komite BOD yang sesuai; menyusun protokol pertemuan/ rapat; suara
dan penilaian independen mengenai organisasi; dan secara berkala mengkonfirmasi
ulang keanggotaan.

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
6. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak.,
CA.
7. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
16 8. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
9. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
10. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
 Memastikan anggota BOD memiliki kualifikasi dan pengalaman yang sesuai dengan
peran mereka dalam aktivitas Governance, pengetahuan tentang operasi organisasi,
dan pola pikir yang independen dan objektif.
 Memastikan bahwa BOD memiliki kewenangan yang cukup, dana, dan sumber daya
untuk melakukan penugasan audit yang independen.
 Mempertahankan pemahaman oleh manajemen eksekutif dan BOD mengenai struktur
operasional organisasi, termasuk struktur yang menghambat transparansi.
 Mengartikulasikan strategi organisasi dikompensasi dengan keberhasilan perusahaan
secara keseluruhan dan kontribusi individu yang dapat diukur.
 Menciptakan struktur Governance bagi organisasi yang mendukung perusahaan
dalam mencapai strateginya.
 Menyusun kebijakan Governance yang mengatur operasional aktivitas utama di dalam
organisasi.
 Menyusun dan menegakkan garis tanggung jawab yang jelas dan akuntabilitas di
seluruh organisasi.
 Memastikan interaksi yang efektif antara BOD, manajemen, dan auditor independen
baik internal dan eksternal, serta penyedia jaminan lainnya.
 Menjaga Oversight Governance yang tepat oleh manajemen, termasuk pembentukan
dan pemeliharaan internal control.
 Memastikan bahwa kompensasi dari kebijakan dan prakteknya terutama yang
berkaitan dengan manajemen senior harus konsisten dengan nilai-nilai etis organisasi,
tujuan, strategi, dan lingkungan pengendalian, serta mendorong perilaku yang sesuai.
 Berkomunikasi dan memperkuat organisasi melalui budaya etika, nilai-nilai organisasi,
dan perilaku yang tepat kepada atasan, termasuk lingkungan dimana karyawan bisa
fokus tanpa khawatir akan rasa takut akan pembalasan, pemantauan, dan potensi
terjadinya konflik kepentingan (conflicts of interest).
 Efektif menggunakan auditor internal untuk memastikan independensi mereka, sumber
daya, ruang lingkup aktivitas, dan efektivitas dalam operasional organisasi.
 Mendefinisikan dengan jelas dan melaksanakan kebijakan manajemen risiko, proses,
dan akuntabilitas di tingkat BOD dan seluruh organisasi.
 Efektif menggunakan auditor eksternal yang independen, memastikan independensi
mereka, sumber daya yang memadai, dan ruang lingkup aktivitas organisasi.

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
6. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak.,
CA.
7. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
17 8. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
9. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
10. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
 Menyediakan pengungkapan (disclosure) informasi utama yang tepat serta transparan
kepada stakeholder.
 Memberikan pengungkapan (disclosure) proses tata kelola (Governance) organisasi,
dengan membandingkan proses tersebut dengan kode nasional yang diakui atau
praktik terbaik (best practices).
 Memastikan oversight Governance yang tepat dengan pihak terkait dan situasi
benturan kepentingan (conflicts of interest).

DAFTAR PUSTAKA

Reding, et., al. 2009. Internal Auditing: Assurance & Consulting Services. The Institute of
Internal Auditors Research Foundation (IIARF): Second Edition. Florida.

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
6. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak.,
CA.
7. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
18 8. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
9. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
10. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.

Anda mungkin juga menyukai