Anda di halaman 1dari 5

RESENSI FILM JENDERAL SOEDIRMAN

Oleh:

NAMA : ANISA FITRIANI


NIM : B1A020009
KELAS : A

MATA KULIAH JATI DIRI UNSOED

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2021
A. IDENTITAS FILM

Judul Film : Jenderal Soedirman


Sutradara : Viva Westi
Produser : Sekar Ayu Asmara, Handi Ilfat, Nolizam, dan Ratna Syahnakri
Penulis Naskah : Tubagus Deddy dan Viva Westi
Pemain Film : Adipati Dolken, Ibnu Jamil, Baim Wong, Mathias Muchus,
Lukman Sardi, Annisa Hertami, Nugie, Landung Simatupang, dan
Henky Solaiman
Produksi : Padma Pictures Yayasan Kartika Eka Paksi
Durasi : 119 menit
B. SINOPSIS FILM

Pada tanggal 19 Desember 1948, Jenderal Simons Spoor yang merupakan


Panglima Tentara Belanda menyatakan bahwa perjanjian Renville sudah tidak
berlaku dan Belanda akanmelakukan gencatan senjata atau yang dikenal Agresi
Militer Belanda II untuk menyerang ibukota Republik Indonesia yang pada
massa itu masih terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta. Mendengar kabar
Yogyakarta akan diserang Belanda, Jenderal Soedirman pun bergegasmenuju
istana negara untuk menghadiri pertemuan rapat bersama Presiden Soekarno dan
WakilPresiden Moh. Hatta. Soekarno dan Moh. Hatta menyarankan agar
Jenderal Soedirman tetap berada di istana negara, tetapi Jenderal Soedirman
menolak dan memilih untuk berperang bersama rakyat untuk melawan Belanda
dengan strategi Geriliya.

Soekarno-Hatta ditangkap dan diasingkan ke Pulau Bangka. Jenderal


Soedirman yang sedang didera sakit berat melakukan perjalanan ke arah selatan
dan memimpin perang gerilya selama tujuh bulan.

Belanda menyatakan Indonesia sudah tidak ada. Dari kedalaman hutan,


Jenderal Soedirman menyiarkan bahwa Republik Indonesia masih ada, kokoh
berdiri bersama Tentara Nasionalnya yang kuat.

Jenderal Soedirman terus bergerak melakukan geriliya dari daerah


Wonosari, Kediri, hingga Yogyakarta dengan pasukan dan persediaan yang
sangat terbatas. Di saat Belanda sibukmelaakukan pencarian Jenderal
Soedirman hingga kehabisan logistik dan waktu, dunia mengecam atas tindakan
sepihak yang dilakukan oleh Belanda. Pada akhirnya, melalui penandatanganan
Perjanjian Roem-Royen, Belanda mengakui kedaulatan RI sepenuhnya dan
menarik semua pasukannya dari Yogyakarta.
C. ULASAN
Setelah menyaksikan film tersebut, banyak pesan moral yang didapatkan untuk
para penerus dan pengisi kemerdekaan bangsa Republik Indonesia. Pesan
pertama yaitu pantang menyerah,sosok Jenderal Soedirman merupakan tokoh
pahlawan yang tidak kenal menyerah dalam kondisi dan situasi apapun.
Kemudian, kita harus cerdik dalam mengambil keputusan, Jenderal Soedirman
sukses melakukan strategi Geriliya jika bukan karena kecerdikannya dalam tiap
mengambil keputusan. Pesan moral l a i n n y a y a i t u k i t a h a r u s
amanah dan sabar, Jenderal Soedirman memiliki karakter yang amanah dansabar
dalam menjalakan tugasnya, hal ini dapat dilihat selama berbulan-bulan
melakukan geriliya di berbagai daerah di pulau jawa membuahkan hasil yang
baik, yaitu keputusan Perjanjian Roem-Royen dan Belanda mundur secara
penuh.

Selanjutnya, untuk alur cerita kurang lengkap dan jelas dalam menceritakan
kisah Jenderal Soedirman sehingga menimbulkan beberapa kontroversi. Namun,
untuk akting dari tiap pemain sudah sangat baik dan menjiwai tiap peran dari
tokoh-tokoh yang dibawakan. Dalam proses syutingnya saat pengambilan video
juga sudah sangat baiknamun saat finishingnya terlihat bahwa kamera yang
digunakan untuk pembuatan film belum terlalu bagus sehingga menghasilkan
gambar atau video dengan kualitas yang tidak jernih. Untuk properti, kostum,
dan lain-lain sudah sangat baik dan tertata rapih agar latar tempat terlihat lebih
nyata seperti pada massanya.

D. KESIMPULAN

Untuk keseluruhan dari film Jenderal Soedirman sangat mengedukasi dan


memiliki banyak pesan moral di dalamnya, maka dari itu disarankan agar para
generasi muda penerus bangsa menonton film nasional seperti film Jenderal
Soedirman sebagai bentuk mengingat kembali jasa para pahlawan Republik
Indonesia serta meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme yang ada di
dalam para generasi muda.

Anda mungkin juga menyukai