• Contoh kasus
Di dalam kasus ini saya akan memadukan, membandingkan dan
mencari saran di dalam teori-teori organisasi dan administrasi, ada
sebuah organisasi didalam masyarakat yang dibentuk pemerintah
pusat maupun daerah yang bukan badan hukum yaitu tentang
pengendalian bencana lumpur lapindo yaitu BPLS (badan
penanggulangan lumpur sidoarjo), dalam tugasnya badan tersebut
sangat dibutuhkan dan sangat vital, namun di dalam kenyataan di
lapangan sampe dengan saat ini sudah hampir 5 tahun berlalu
organisasi bentukan pemerintah ini tidak dapat berjalan sebagaimana
mestinya sesuai peraturan presiden dan kebijakan yang ada. Banyak
hal yang sangat miris kalo kita dapat menilik lebih jauh , sejak tahun
2008 badan non hukum tersebut telah terbentuk dan sedikit
mengalami perubahan-perubahan di dalam pengurusanya , hal ini
sangat kuat konotasinya terhadap ketidakmampuan para jajaran dan
para ahli yang mempunyai disiplin ilmu tentang geologi untuk dapat
sekiranya mengatasi lumpur yang semakin hari semakin meluap ke
sejumlah desa disekitarmya dan mengancam kota Sidoarjo itu sendiri
terutama keadaan sosial dan ekonomi .
Di dalam organisasi ini BPLS seharusnya dapat berkerjasama
secara intens dan berkelanjutan dengan penduduk sekitar, karena
sepenuhnya penanggulangan tersebut merupakan tanggung-jawab
secara penuh (seharusnya) pemilik dari tambang gas / pengeboran gas
yang melakukan human erorr, sebut saja disini pengusaha Aburizal
bakri yang juga tokoh di negara dan merupakan ketum sebuah partai
besar di Indonesia, tetapi menurut pengamatan selama ini saya
berpendapat bahwa seakan-akan perusahan angkat tangan dan tidak
mau mengurusi bencana yang sangat sangat merusak lingkungan
maupun keadaan sosial sekitar semburan itu, pemerintah seakan
membentengi sebuah perusahaan besar tersebut, dengan gampangnya
presiden membuat kebijakan bahwa ini adalah bencana nasional sudah
sangat jelas otomatis hal-hal ini sangat erat keterkaitan Politik di
dalamnya mari kita bahas dengan teori-teori pendekatan yang ada ,
nah ... dari sini kita dapat menyandingkan teori yang menggambarkan
tentang kasus ini.
• Perbandingan Teori :
1. Pendekatan klasik
Bahwa melihat dari struktur dan kenyataan organisasi sebagai
suatu sistem tertutup, disini diartikan bahwa organisasi bentukan
pemerintah ini terkesan sangat tertutup dalam melaksanankan
tugasnya di tinjau dari cara kerja dan pendapat dari masyarakat
sekitar, organisasi ini hanya melihat keadaan di dalam saja namun
tidak sepenuhnya melihat dan berupaya berkerjasama dengan
masyarakat sekitar, hal ini juga terbukti dengan tidak kunjung
rampungnya semburan lumpur itu.
2. Pendekatan neolasik
Menyebutkan bahwa seharusnya dan sangatlah pantas sebuah
organisasi mengutamakan motivasi dalam bentuk penghargaan
atau reward, nah disini dalam kasus yang sudah sangat meresahkan
bahkan menghambat perekonomian di daerah Jawa Timur, pada
umumnya seorang pegawai atau karyawan dari sebuah organisasi
dan proyek setidaknya diberikan reward atau penghargaan
sehingga dapat bekerja dengan baik dan bertanggung jawab, jika
itu terealisasi maka kejadian seperti ini sangat lah minim bakal
terjadi atau bahkan terulang di daerah lainya yang memiliki lahan
tambang yang dapat mengancam kehidupan masyarakat sekitar.
3. Pendekatan modern
Kasus ini juga sangat pas bila kita memasukanya kedalam
pendekatan modern. Disini lebih memperhatikan faktor lingkungan
dan situasi yang terbuka dan tidak tertutup kepada masyarakat
sekitar dan saling adanya ketergantungan kepada setiap lingkungan
sekitar , maka dapat di katakan bahwasanya didalam teori ini asas
keterbukaan dan transparant kepada masyarakat sekitar sangatlah
dijunjung tinggi dalam penanggulangan bencana lumpur lapindo.
dapat disimpulkan bahwa suatu organisasi yang mempunyai
tanggung jawab penuh atas kejadian yang telah terjadi tersebut,
seharusnya tidak ada campur tangan dari kalangan politik dan tidak
serta merta dipolitisasi oleh aktor aktor birokrat yang mempunyai
kekuasaan didalamnya sehingga dapat segera terselesaikan dan
dapat mengganti rugi kerugian warga sekitar.