Anda di halaman 1dari 20

Pancasila dan Kehidupan

Kelompok 10
Anggota :

• Nayla Nurazizah (202110515171)


• Novita Ananda Putri (202110515168)
• Azzra Nabila Purwaningtyas (202110515184)
• Diaska Novemba (202110515160)
• Faizah Munatul Aisi (202110515143)
Pancasila

Pancasila merupakan dasar negara dan ideologi


Indonesia yang berperan sebagai dasa kehidupan
serta pedoman hidup bersama bagi seluruh warga
Indonesia karena Pancasila merupakan
perwujudan cita-cita luhur serta tujuan utama
bangsa Indonesia.
A. Sosial Budaya dalam Kehidupan
Berpancasila
Indonesia adalah negara yang didirikan dengan hebat dengan Pancasila UUD
1945, dan Bhineka Tunggal Ika. Dimana ketiga pedoman tersebut berperan besar
dalam berlangsungnya Negara Kesatuan Republik Indonesia hingga dewasaini.
Pancasila ditawarkan Soekarno sebagai Philosofische Grondslag (dasar, filsafat,
atau jiwa). Soekarno juga mengutarakan pandangannya bahwa dasar negara
Indonesia ini haruslah ditemukan dalam lubuk hati dan jiwa bangsa Indonesia jauh
sebelum bangsa ini merdeka.

Pancasila sebagai dasar negara menyangkut lima prinsip, yaitu


● kebangsaan Indonesia,
● internasionalisme (kemanusiaan),
● mufakat/permusyawaratan,
● kesejahteraan (keadilan sosial),
● ketuhanan.
Kehidupan social dan budaya sekarang ini lebih keindividualis dan
kepentingan kelompok. Mengingat Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah negara yang berbeda-beda, dari suku, budaya,
agama, dan bahasa. Dewasa ini perbedaan tersebut bahkan sering
dijadikan faktor dan alasan untuk memperpecah belah Negara
Indonesia. Perbedaan yang ada dijadikan sebagai bahan provokasi
antara golongan satu dengan golongan yang lain.

Memudarnya rasa nasionalisme terhadap bangsa kini juga sudah


dirasakan. Tetapi perpecahan tidak akan terjadi jika warga negara
paham akan Bhineka Tunggal Ika, jika warga negara paham makna
pancasila, dan menerapkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan
sosial budaya masyarakat
Penerapan nilai pancasila dapat dimulai dari diri sendiri
misalnya dengan menghargai dan menghormati adanya
perbedaan agama, menempatkan sesama sebagai
makhluk tuhan dengan segala martabat dan hak asasi,
menempatkan kepentingan umum diatas kepentingan
pribadi dan golongan, menjunjung tinggi sosial
kemasyarakatan, dan sikap hidup tolong menolong,
kekeluargaan, dan gotong royong.
B. Nilai-nilai Pancasila yang Meliputi 5
Aspek dalam Kehidupan

1. Pancasila dan Kehidupan Beragama

Pancasila berasal dari ilmu Tuhan Yang Maha Kuasa. Susunan


hirarki dan piramidal Pancasila menempatkan sila pertama
adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Hakekatnya adalah „Tuhan‟
dengan awalan dan akhiran ke-an. Ketuhanan yang Maha Esa
ialah kesesuaian sifat-sifat dan keadaan di negara dalam
kehidupan kenegaraan dan kehidupan perseorangan dengan
hakekat Tuhan.
Nilai yang terkandung pada sila pertama Pancasila yang
berbunyi, “Ketuhanan Yang Maha Esa”. mengandung dua
nilai turunan, yaitu nilai kepercayaan dan nilai ketakwaan.
Nilai kepercayaan diwujudkan dalam bentuk keyakinan dan
pengakuan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa. Dalam
konteks kenegaraan, keyakinan tersebut diwujudkan
dengan.” adanya enam agama yang secara resmi diakui
oleh pemerintah, yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu,
Budha, dan Konghucu.
Hal ini sesuai amanah UUD 1945, terutama Pasal 28E Ayat
1 yang berbunyi “Setiap warga negara bebas memeluk
agama dan beribadah sesuai agamanya.
2. Pancasila dan Kemanusiaan dalam Kehidupan

Sila kedua pancasila yakni Kemanusiaan yang Adil dan Beradab mengandung
pengertian bahwa seluruh manusia merupakan mahkluk yang beradab dan
memiliki keadilan yang setara di mata Tuhan.

NKRI merupakan negara yang menjungjung tinggi hak asasi manusia (HAM),
negara yang memiliki hukum yang adil dan negara berbudaya yang beradab.
Negara ingin menerapkan hukum secara adil berdasarkan supremasi hukum
serta ingin mengusahakan pemerintah yang bersih dan berwibawa, di samping
mengembangkan budaya IPTEK berdasarkan adab cipta, karsa, dan rasa serta
karya yang berguna bagi nusa dan bangsa, tanpa melahirkan primordial dalam
budaya.
Sila kedua yakni “kemanusiaan yang adil dan beradab” sangatlah penting
pada situasi seperti ini. Bila masyarakat Indonesia menerapkan sila kedua
secara baik, maka Indonesia mempunyai kemungkinan yang kokoh dalam
menghadapi tantangan-tantangan dunia pada saat ini. Jadi sila kedua dapat
dikatakan sebagai salah satu jaring pengaman atas permasalahan yang
ditimbulkan arus globalisasi.

Dalam konteks negara, Indonesia juga menjamin seluruh warga negaranya


memiliki kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan. Jaminan
ini sebagaimana tercantum dalam Pasal 27 Ayat 1 UUD 1945. Pasal tersebut
berbunyi, “Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum
dan pemerintahan, dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya.”
3. Pancasia dan Nilai Persatuan dalam
kehidupan

Sila ketiga Pancasila, “Persatuan Indonesia”, mengandung nilai


persatuan. Maknanya adalah bahwa seluruh warga negara Indonesia
harus bersatu tanpa memandang perbedaan suku, bahasa, agama,
dan latar belakang budaya lainnya.Menurut Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, nilai persatuan salah satunya dapat diwujudkan
dengan cara memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi. Nasionalisme
sendiri berarti rasa cinta terhadap tanah air Indonesia.
Prinsip-prinsip Nasionalisme Indonesia(Persatuan
Indonesia) tersusun dalam kesatuanmajemuk tunggal
yaitu :

1. Kesatuan sejarah
2. Kesatuan nasib
yaitu bangsa Indonesia yang
tumbuh dan berkembang dalam yaitu berada dalam satuproses
suatuproses sejarah, sejak zaman sejarah yang sama dan mengalami
prasejarah, Sriwijaya, Majapahit, nasibyang sama yaitu dalam
Sumpah Pemuda 28Oktober 1928 penderitaan penjajahandan
dan sampai Proklamasi 1945. Dan kebahagiaan bersama.
kemudian membentuk negara
Republik Indonesia.
3. Kesatuan kebudayaan, 4. Kesatuan wilayah
yaitu keanekara-gaman kebudayaan yaitu keberadaan bangsaIndonesia
tumbuh menjadi suatubentuk tidak bisa dipisahkan dengan
kebudayaan nasional. wilayahtumpah darah Indonesia.

5. Kesatuan asas kerohanian

yaitu adanya ide, cita-cita dan nilai-nilai


kerokhanian yang secara keseluruhan tersimpul
dalam Pancasila.
Dalam pembukaan UUD NRI Tahun 1945 alinea
II disebutkan suatu negara yang merdeka,
berdaulat, adil dan makmur.
4. Pancasila dan Nilai Kerakyatan dalam Kehidupan

Kerakyatan berasal dari kata rakyat, yaitu sekelompok orang yang berdiam
dalam satu wilayah negara tertentu. Rakyat meliputi seluruh manusia itu, tidak
dibedakan oleh tugas (fungsi) dan profesi (jabatan).

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan berarti bahwa " kekuasaan yang tertinggi berada
ditangan rakyat ". Kerakyatan disebut juga kedaulatan rakyat (rakyat yang
berdaulat/berkuasa) atau Demokrasi (rakyat yang memerintah).
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan berarti bahwa Rakyat
dalam melaksanakan tugas kekuasaannya baik secara
langsung maupun tidak langsung (Perwakilan) ikut dalam
pengambilan keputusan - keputusan dalam musyawarah
yang dipimpin oleh pikiran yang sehat secara penuh
tanggungjawab, baik kepada Tuhan Yang Maha Esa
maupun kepada rakyat yang mewakilinya.
5. Nilai Keadilan dalam Kehidupan berpancasila

Keadilan merupakan salah satu tujuan negara republik Indonesia


selaku negara hukum. Penegakan keadilan akan membuat
kehidupan manusia Indonesia, baik selaku pribadi, selaku anggota
masyarakat, maupun selaku warga negara menjadi aman,
tenteram, dan sejahtera.
Upaya untuk mencapai ke arah itu memerlukan nilai keselarasan,
keserasian, dan keseimbangan,yang menyangkut hak dan
kewajiban yang dimiliki oleh seluruh warga negara Indonesia
tanpamembedakan agama, suku, bahasa, dan status sosial
ekonominya. Setiap warga negara Indonesiaharus diperlakukan adil
sesuai dengan hak dan kewajibannya sebagai warga negara.
Keadilan Pancasila yang dimaksud adalah suatu pemikiran
yang bercita-cita melaksanakan sila kelima yaitu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sehingga dengan
keadilan sosial yang hendak dicapai akan terciptalah negara
hukum di Indonesia, karena keadilan dalam Pancasila
mengandung prinsip bahwa setiap orang di Indonesia akan
mendapat perlakuan yang adil baik dalam bidang hukum,
politik, sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
Filsafat hukum yang dimaksud adalah kajian filosofis
tentang hakikat hukum, terutama tentang makna hukum
dalam menciptakan keadilan yang berlaku di Indonesia.
C. Implementasi Nilai-nilai Pancasila pada
Perilaku Keragaman Kehidupan Masyarakat
diIndonesia

Sejak Indonesia diproklamirkan oleh Bung Karno dan Bung Hatta pada 17
Agustus 1945 silam, bangsa Indonesia telah memasuki 74 tahun hari
kemerdekannya dari bentuk penjajahan. Walhasil, bangsa Indonesia telah
terbebas dari segala bentuk intervensi (penjajahan) dari segala bidang
utamanaya adalah bidang politik dan militer. Kemerdekaan bangsa Indonesia ini
bukan merupakan sebuah hadiah dari bangsa lain, melainkan jerih payah dan
usaha sendiri serta yang lebih penting tentu adalah berkat rahmat Allah SWT
telah memberikan kebebasan bagi rakyat untuk menentukan nasib sendiri.
Bangsa Indonesia dapat menentukan kebebasan dalam berpendapat,
berkumpul dan berserikat, serta menentukan kedaulatan di negeri sendiri.
Keberagaman dalam bahasa, adat istiadat, suku dan agama
menjadikan bangsa ini sangat majemuk. Karena itu,untuk
membingkai keanekaragaman bangsa ini dalam kesatuan
Indonesia adalah dengan semboyan “BINEKA TUNGGAL IKA
yang berarti berbeda-beda tetapi tunggal itu. Semboyan
“Bhineka Tunggal Ika”, yang telah ditetapkan oleh Presiden
Ir. Soekarno pada sidang pertama Kabinet Republik
Indonesia Serikat pada 11 Februari 1950 bersamaan dengan
menetapkan lambang negara. Maka dari semboyan itu
bangsa Indonesia yang menaungi keberanekaragaman
bahasa, adatistiadat, suku, ras, dan agama dapat bersatu
dalam bingkai Negara Keatuan Republik Indonesia.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai