FISIOLOGI TANAMAN
Disusun Oleh :
Nalendra Bayu Aji Wibowo (205001516036)
A. Latar belakang
Biji yang hidup tetapi tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan
yang secara normal memenuhi persyaratan untuk perkecambahannya yaitu
persediaan air cukup, suhu yang sesuai dan kondisi udara sekitar yang normal,
maka dikatakan bahwa biji dalam keadaan dorman. Dormansi adalah keadaan
biji yang tidak berkecambah atau tunas yang tidak dapat tumbuh (terhambat
pertumbuhannya) selama periode tertentu yang disebabkan oleh faktor-faktor
intern dalam biji atau tunas. Istilah dormansi hanya digunakan untuk
menyatakan keadaan biji yang gagal untuk berkecambah sebagai akibat
keadaan intern biji dan bukan karena keadaan lingkungan yang tidak cocok.
Biji yang kuisen ("quiescence") adalah biji yang dapat segera berkecambah
jika diletakkan pada lingkungan yang cocok (air, oksigen dan suhu).
Pada biji dikenal beberapa tipe dormansi antara lain : Karena kulit biji yang
keras atau tidak permeabel terhadap air atau udara (contoh pada beberapa
leguminosa). Adanya penghambat kimiawi terhadap perkecambahan di dalam
daging buah atau cairan sekitar biji (tomat, jeruk, bit gula) perlu mendapat
perlakuan cahaya dengan panjang gelombang tertentu (selada, mentimun)
perlu mendapat perlakuan suhu rendah ( 5 - 10 0 C) selama periode tertentu
atau yang dikenal dengan perlakuan vernalisasi (gandum musim dingin). 11
Memperhatikan tipe dormansi pada biji yang akan dikecambahkan, suatu
perlakuan yang cocok dapat kita berikan pada biji yang akan disebarkan di
lapangan sehingga biji tersebut dapat segera berkecambah dan kegagalan atau
terhambatnya perkecambahan dapat dihindari. Dalam percobaan ini akan
ditunjukkan tipe-tipe dormansi yang biasa dijumpai pada biji-bijian serta
caracara mengatasi.
B. Tujuan praktikum
B. Cara kerja :
1) Gosok biji flamboyant dan saga pada bagian tengah atau ujung biji
sebanyak 5 biji.
2) Siapkan cawan petri yang diberi media tumbuh kertas merang 3 lapis.
3) Biji yang telah digosok masing-masing diletakkan dalam cawan petri,
untuk satu cawan petri dapat diisi 5 biji untuk bijit saga dan satu cawan
petri untuk biji flamboyant.
4) Simpan cawan petri pada tempat yang terang dan aman dan siram
dengan air setiap hari agar tidak sampai kering.
5) Lakukan pengamatan hingga 2 minggu dan catat perlakuan mana yang
cepat berkecambah dan dan berapa yang berkecambah.
III. PEMBAHASAN
FAKTOR LUAR :
1. Air
air merupakan salah satu syarat penting bagi berlangsungnya proses
perkecambahan benih. Faktor yang mempengaruhi penyerapan air oleh benih
adalah: sifat dari benih itu sendiri terutama kulit pelindungnya dan jumlah air
yang tersedia pada medium di sekitarnya.
Pada umumnya kebutuhan benih akan air yaitu tidak melampaui dua atau tiga
kali dari berat keringnya. Benih tanaman mempunyai kemampuan
berkecambah pada kisaran air tanah tersedia mulai dari kapasitas lapangan
sampai titik layu permanen. Kapasitas lapangan dari tanah yaitu jumlah air
maksimum yang tertinggal air permukaan dikuras dan setelah air yang keluar
dari tanah karena gaya berat habis. Sedangkan titik layu permanen adalah
suatu keadaan dari kandungan air tanah di mana terjadi kelayuan pada
tanaman yang tidak dapat balik.
2. Temperatur
temperatur merupakan syarat penting yang kedua bagi perkecambahan benih.
Temperatur optimum adalah temperatur yang paling menguntungkan bagi
berlangsungnya perkecambahan benih. Temperatur optimum bagi
kebanyakan benih tanaman adalah di antar 80-950 f (00-50c). Untuk tanaman
musim dingin (cool-season) temperatur minimumnya adalah 400f (4,50c) atau
kurang, misalnya selada. Sedangkan untuk tanaman musim panas (warm-
season) temperatur minimumnya berkisar antara 50-600f (10-150c).
3. Oksigen
proses respirasi ini akan berlangsung selama benih masih hidup. Pada saat
perkecambahan berlangsung proses respirasi akan meningkat pula dengan
meningkatnya pengambilanoksigen dan pelepasan karbon dioksida, air dan
enersi yang berupa panas. Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan
mengakibatkan terhambatnya proses perkecambahan benih. Pada sintesa
lemak menjadi gula diperlukan oksigen karena molekul asam lemak
mengandung lebih sedikit pada molekul gula. Enersi yang digunakan untuk
kegiatan mekanisme sel-sel dan mengubahbahan baku bagi proses
pertumbuhan dihasilkan melalui proses oksidasi dari cadangan makanan di
dalam benih.
Walau pun demikian ada beberapa jenis tanaman yang mempunyai
kemampuan untuk berkecambah pada keadaan yang kurang oksigen,
misalnya padi.
4. Cahaya
kebutuhan benih terhadap cahaya untuk perkecambahannya berbeda-beda
tergatung jenis tanamannya. Benih dapat diklasifikasikan berdasarkan
kebutuhan akan cahaya menjadi 4 golongan, yaitu:
FAKTOR DALAM :
2. Ukuran benih
di dalam jaringan penyimpanannya benih memiliki karbohidrat, protein,
lemak, dan mineral. Di mana bahan-bahan ini diperlukan sebagai bahan baku
dan enersi bagi embrio pada saat perkecambahan. Diduga bahwa benih yang
berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan lebih banyak
dibandingkan dengan benih kecil, mungkin pula embrionya lebih besar.
Berat benih berpengaruh terhadap kecepatan petumbuhan, karena berat benih
menentukan besarnya kecambah (sutopo, 2002: 30).
Benih yang mempunyai cadangan makanan yang lengkap dan banyak
memungkinkan benih dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal pada
kondisi yang optimum, karena cadangan makanan yang ada dalam benih
digunakan sebagai enersi dalam menjalani kehidupan tanamam sebelum
organ daun dapat berfungsi, maka persediaan makanannya terdapat pada
kotiledon tersebut.
3. Dormansi
suatu benih dikatakan dorman apabila benih itu sebenarnya hidup tetapi tidak
mau berkecambahwalaupun diletakkan pada keadaan lingkungan yang
memenuhi syarat bagi perkecambahan.
4. Penghambat perkecambahan
banyak zat-zat yang diketahui dapat menghambat perkecambahan benih,
yang dikenal antara lain:
Penyebab terjadinya dormansi adalah rendahnya atau tidak ada proses imbibisi air,
Proses respirasi tertekan atau terhambat, rendahnya proses mobilisasi cadangan
makanan, serta rendahnya proses metabolisme cadangan makanan. Untuk
mengatasi hal tersebut, sebelum dikecambahkan biji atau benih perlu dipatahkan
dormansinya terlebih dahulu. Untuk mematahkan dormansi benih, diperlukan
perlakuan pendahuluan benih sebelum dikecambahkan. Perlakuan pendahuluan
adalah semua macam perlakuan, baik yang ditujukan pada kulit benih, embrio
atau kombinasi antara keduanya, yang dimaksudkan untuk mengaktifkan kembali
sel-sel benih dorman. Perlakuan pendahuluan yang tepat guna mematahkan
dormansi benih, maka harus diketahui macam dormansi dan penyebabnya pada
benih suatu jenis pohon. Menurut Sutopo (1993) dalam Yuniarti (2015) ada
beberapa perlakuan yang dapat mematahkan dormansi, yaitu perlakuan mekanis,
perlakuan kimia, perlakuan perendaman air, perlakuan pemberian temperatur
tertentu, dan pemberian perlakuan dengan menggunakan cahaya.
Dari yang ada diatas maka Penyebab terjadinya dormansi dipengaruhi oleh 2
faktor diantaranya : faktor fisik (dormansi fisik), misal dari kulit bijinya dan faktor
fisiologis (dormansi fisiologis).
Pada tipe dormansi ini, beberapa jenis benih tetap berada dalam keadaan
dorman disebabkan kulit biji yang cukup kuat untuk menghalangi
pertumbuhan embrio. Jika kulit ini dihilangkan maka embrio akan
tumbuh dengan segera. Tipe dormansi ini juga umumnya dijumpai pada
beberapa genera tropis seperti Pterocarpus, Terminalia, Eucalyptus,
dll ( Doran, 1997). Pada tipe dormansi ini juga didapati tipe kulit biji
yang biasa dilalui oleh air dan oksigen, tetapi perkembangan embrio
terhalang oleh kekuatan mekanis dari kulit biji tersebut. Hambatan
mekanis terhadap pertumbuhan embrio dapat diatasi dengan dua cara
mengekstrasi benih dari pericarp atau kulit biji.
perlakuan kimia
Larutan asam untuk perlakuan ini adalah asam sulfat pekat (H2SO4)
asam ini menyebabkan kerusakan pada kulit biji dan dapat diterapkan
pada legum maupun non legume (Coppeland, 1980). Tetapi metode
ini tidak sesuai untuk benih yang mudah sekali menjadi permeable,
karena asam akan merusak embrio. Lamanya perlakuan larutan asam
harus memperhatikan 2 hal, yaitu:
1) kulit biji atau pericarp yang dapat diretakkan untuk
memungkinkan imbibisi
2) larutan asam tidak mengenai embrio.
Perlakuan temperature
Rendah (stratifikasi).
Pemberian suhu rendah selama waktu tertentu (berbeda untuk setiap
jenis tanaman) dapat menghilangkan penghambatan pertumbuhan.
Perlakuan cahaya
Jumlah cahaya, intensitas, panjang hari juga dapat memepengaruhi
laju perkecambahan. Selain meningkatkan % perkecambahan, juga
dapat meningkatkan laju perkecambahan.
b) Dormansi Fisiologis (dormansi sekunder)
meskipun penyebab lain seperti kelebihan air, bahan kimia, dan gas bisa juga
terlibat. Mekanisme dormansi sekunder diduga karena:
1) terkena hambatan pada titik-titik krusial dalam sekuens metabolik
menuju perkecambahan
2) ketidak-seimbangan zat pemacu pertumbuhan versus zat penghambat
pertumbuhan. Dormansi karena hambatan metabolisme pada embrio,
terjadi karena adanya zat-zat penghambat perkecambahan dalam
embrio. Misal : ammonia, asam benzoate, ethylene, alkaloid,
coumarin (yang menghambat kerja enzim alfa dan beta amylase).
KESIMPULAN
Jadi pada laporan praktikum kali ini bertujuan untuk Mengetahui pengaruh cahaya
terhadap perkecambahan biji. Dan untuk Mengetahui pengaruh perlakuan fisik
(penipisan kulit) terhadap perkecambahan biji. Perkecambahan merupakan suatu
rangkaian proses yang kompleks yang menyangkut perubahan morfologi, fisiologi
dan biokimia dari biji.
Biji yang hidup tetapi tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang
secara normal memenuhi persyaratan untuk perkecambahannya yaitu persediaan air
cukup, suhu yang sesuai dan kondisi udara sekitar yang normal, maka dikatakan
bahwa biji dalam keadaan dorman. Dormansi adalah keadaan biji yang tidak
berkecambah atau tunas yang tidak dapat tumbuh (terhambat pertumbuhannya)
selama periode tertentu yang disebabkan oleh faktor-faktor intern dalam biji atau
tunas. Istilah dormansi hanya digunakan untuk menyatakan keadaan biji yang gagal
untuk berkecambah sebagai akibat keadaan intern biji dan bukan karena keadaan
lingkungan yang tidak cocok.
Dalam praktikum kali ini kita dapat mengetahui dari tahapan proses perkecambahan
biji hingga faktor yang menyebabkan terjadinya dormansi, yang ternyata Dormansi
pada benih dapat berlangsung selama beberapa hari, semusim, bahkan sampai
beberapa tahun tergantung pada jenis tanaman dan tipe dari dormansinya. Namun
pada praktikum kali ini kita juga dapat mengetahui cara pematahan dormansi tersebut
hingga faktor faktor apa saja yang dapat menimbulkan dormansi pada tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA