Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL

Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu yang diampu
oleh dosen:

Prof. Dr. Edi Suryadi, M.Si.


Dr. Tutik Inayati, MSM.

Disusun oleh :
Anggis Wahyu Saepulloh (2012947)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERKANTORAN


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2021
1. Latar belakang lahirnya filsafat (sejarah singkat).
Filsafat, terutama filsafat Barat muncul di Yunani semenjak kirakira abad ke-7
SM. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai berpikir-pikir dan berdiskusi akan
keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri
kepada agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini. Banyak
yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak di daerah yang
beradab lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir. Jawabannya
sederhana: di Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak ada kasta pendeta
sehingga secara intelektual orang lebih bebas.
Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filosof ialah Thales dari Mileta,
sekarang di pesisir barat T urki. Tetapi filosof-filosof Yunani yang terbesar tentu
saja ialah: Socrates, Plato, dan Aristoteles. Socrates adalah guru Plato sedangkan
Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan ada yang berpendapat bahwa sejarah filsafat
tidak lain hanyalah “komentar-komentar karya Plato belaka”. Hal ini menunjukkan
pengaruh Plato yang sangat besar pada sejarah filsafat.
Filsafat dibagi menjadi 4 babakan yakni Filsafat klasik, filsafat abad pertengahan
filsafat modern dan filsafat kontemporer. Filsafat klasik di dominasi oleh rasionalisme,
filsafat abad pertengahan didominasi dengan doktrin-doktrin agama Kristen
selanjutnya filsafat modern didominasi oleh rasionalisme sedangkan filsafat
kontemporer didominasi oleh kritik terhadap filsafat modern.
Akibat dari berkembangnya kesusasteraan Yunani dan masuknya ilmu pengetahuan
serta semakin hilangnya kepercayaan akan kebenaran yang diberikan oleh pemikiran
keagamaan, peran mitologi yang sebelumnya mengikat segala aspek pemikiran
kemudian secara perlahan-lahan digantikan oleh logos (rasio/ ilmu).
Pada saat inilah, para filsofof kemudian mencoba memandang dunia dengan
cara yang lain yang belum pernah dipraktekkan sebelumnya, yaitu berpikir secara
ilmiah. Dalam mencari keterangan tentang alam semesta, mereka melepaskan diri dari
hal-hal mistis yang secara turun-temurun diwariskan oleh tradisi. Dan selanjutnya
mereka mulai berpikir sendiri. Di balik aneka kejadian yang diamati secara umum,
mereka mulai mencari suatu keterangan yang memungkinkan mereka mampu mengerti
kejadian-kejadian itu. Dalam artian inilah, mulai ada kesadaran untuk mendekati
problem dan kejadian alam semesta secara logis dan rasional.

Sebab hanya dengan cara semacam ini, terbukalah kemungkinan bagi


pertanyaan-pertanyaan lain dan penilaian serta kritik dalam memahami alam semesta.
Semangat inilah yang memunculkan filosof-filosof pada jaman Yunani. Filsafat dan
ilmu menjadi satu.

2. Definisi dan Jenis kebenaran filsafat


Dalam ilmu Filsafat, arti dari kebenaran sangat bergantung pada sudut pandang
filosofis, dan teoritis yang menjadi dasarnya. Teori, atau metode diperlukan dalam
menguji sebuah kebenaran yang berguna sebagai penunjuk jalan bagi yang
mengujinya. Dibawah ini terdapat 5 teori ini berdasarkan ilmu Filsafat:
Teori Pragmatis (Charles Peirce 1839-1914)
Teori yang ada dalam makalah yang diberi judul “How to Make Ideals Clear” yang
terbit pada tahun 1878 mengatakan bahwa kebenaran akan selalu berubah, dan
tergantung, serta dapat dinilai lewat pengalaman selanjutnya. Kebenaran mutlak,
universal, berdiri sendiri, dan tetap dinilai tidak ada oleh Charles.
Teori Korespondensi (Bertrand Russel 1872-1970)
Teori korespondensi merupakan teori yang memiliki pandangan tentang seluruh
pernyataan dianggap benar jika terhubung dengan fakta yang ada. Sebuah ungkapan,
atau keputusan dikatakan benar jika terdapat sebuah fakta yang dapat membuktikan
kebenaran tersebut secara utuh.
Teori Koherensi atau Konsistensi
Teori yang berasal dari 3 ilmuwan Spinosa, Bradley, dan Hagel ini menjelaskan bahwa
sebuah pengetahuan dianggap benar jika suatu proposisi tersebut mempunyai
keterkaitan dengan ide-ide dari proposisi sebelumnya yang dinilai benar. Teori ini
menyimpulkan bahwa kebenaran sebuah ilmu pengetahuan dapat diuji melalui kejadian
masa lalu, atau dengan melakukan pembuktian logis, atau matematis.
Teori Performatif
Teori ini menyatakan bahwa kebenaran akan diputuskan atau ditetapkan oleh
pemegang otoritas tertentu.
Teori Konsensus
Kebenaran sebuah teori adalah jika teori tersebut berdasarkan pada paradigma, atau
perspektif tertentu, dan terdapat komunitas ilmuwan yang mengakui, atau mendukung
paradigma tersebut.

3. Mengapa filsafat harus dipelajari?


Filsafat memang abstrak, namun tidak berarti filsafat sama sekali tidak
bersangkut paut dengan kehidupan sehari-hari yang kongkret. Keabstrakan filsafat
tidak berarti bahwa filsafat itu tak memiliki hubungan apa pun juga dengan kehidupan
nyata setiap hari. Kendali tidak memberi petunjuk praktis tentang bagaimana bangunan
yang artistic dan elok, filsafat sanggup membantu manusia dengan memberi
pemahaman tentang apa itu artistic dan elok dalam kearsitekturan sehingga nilai
keindahan yang diperoleh lewat pemahaman itu akan menjadi patokan utama bagi
pelaksanaan pekerjaan pembangunan tersebut.
1. Secara umum manfaat filsafat :
• Filsafat membantu kita memahami bahwa sesuatu tidak selalu tampak seperti
apa adanya.
• Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia kita, karena
filsafat mengajarkan bagaimana kita bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan
mendasar.
• Filsafat membuat kita lebih kritis. Filsafat mengajarkan pada kita bahwa apa
yang mungkin kita terima begitu saja ternyata salah atau menyesatkan—atau
hanya merupakan sebagian dari kebenaran.
Filsafat mengembangkan kemampuan kita dalam:
• menalar secara jelas
• membedakan argumen yang baik dan yang buruk
• menyampaikan pendapat (lesan dan tertulis) secara jelas
• melihat sesuatu melalui kacamata yang lebih luas
• melihat dan mempertimbangkan pendapat dan pandangan yang berbeda.
• Dengan mempelajari karya-karya para pemikir besar, para filsuf dalam sejarah
dan tradisi filsafat, kita akan melihat betapa besar sesungguhnya pengaruh
filsafat terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, agama, pemerintahan,
pendidikan dan karya seni.
Kadang ini memang bisa mendorong kita menolak pendapat-pendapat yang telah
ditanamkan pada kita, tetapi filsafat juga Filsafat memberi bekal dan kemampulan pada
kita untuk memperhatikan pandangan kita sendiri dan pandangan orang lain dengan
kritis Kemampuan berfikir secara jernih, menalar secara logis, dan mengajukan dan
menilai argumen, menolak asumsi yang diterima begitu saja, dan pencarian akan
prinsip-prinsip pemikiran dan tindakan yang koheren—semuanya ini merupakan ciri
dari hasil latihan dalam ilmu filsafat.
2. Secara khusus manfaat filsafat ilmu :
Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang dari filsafat. Oleh karena itu, fungsi filsafat
ilmu kiranya tidak bisa dilepaskan dari fungsi filsafat secara keseluruhan, yakni :
• Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.
• Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap
pandangan filsafat lainnya.
• Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan
dunia.
• Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan
• Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek
kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum dan sebagainya.
Menurut Agraha Suhandi (1989)
• Filsafat ilmu bermanfaat untuk menjelaskan keberadaan manusia di dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan alat untuk
membuat hidup menjadi lebih baik
• Filsafat ilmu bermanfaat untuk membangun diri kita sendiri dengan berpikir
secara radikal (berpikir sampai ke akar-akarnya), kita mengalami dan
menyadari keberadaan kita.
• Filsafat ilmu memberikan kebiasaan dan kebijaksanaan untuk memandang dan
memecahkan persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang
hidup secara dangkal saja, tidak mudah melihat persoalan-persoalan, apalagi
melihat pemecahannya.
• Filsafat ilmu memberikan pandangan yang luas, sehingga dapat membendung
egoisme dan ego-sentrisme (dalam segala hal hanya melihat dan mementingkan
kepentingan dan kesenangan diri sendiri).
• Filsafat ilmu mengajak untuk berpikir secara radikal, holistik dan sistematis,
hingga kita tidak hanya ikut-ikutan saja, mengikuti pada pandangan umum,
percaya akan setiap semboyan dalam surat-surat kabar, tetapi secara kritis
menyelidiki apa yang dikemukakan orang, mempunyai pendapat sendiri,
dengan cita-cita mencari kebenaran.
• Filsafat ilmu memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup kita sendiri (terutama
dalam etika) maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan dan lainnya, seperti
sosiologi, ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan sebagainya.
• Filsafat ilmu bermanfaat sebagai pembebas. Filsafat bukan hanya sekedar
mendobrak pintu penjara tradisi dan kebiasaan yang penuh dengan berbagai
mitos dan mite, melainkan juga merenggut manusia keluar dari penjara itu.
Filsafat ilmu membebaskan manusia dari belenggu cara berpikir yang mistis
dan dogma.
• Filsafat ilmu membantu agar seseorang mampu membedakan persoalan yang
ilmiah dengan yang tidak ilmiah.
• Filsafat ilmu memberikan landasan historis-filosofis bagi setiap kajian disiplin
ilmu yang ditekuni.
• Filsafat ilmu memberikan nilai dan orientasi yang jelas bagi setiap disiplin
ilmu.
• Filsafat ilmu memberikan petunjuk dengan metode pemikiran reflektif dan
penelitian penalaran supaya manusia dapat menyerasikan antara logika, rasio,
pengalaman, dan agama dalam usaha mereka dalam pemenuhan kebutuhannya
untuk mencapai hidup yang sejahtera.
• Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap
metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan secara
logis-rasional, agar dapat dipahami dan dipergunakan secara umum.
• Setelah mengetahui mafaat belajar filsafat, kita akan lebih termotivasi untuk
belajar tentang apapun yang ada di sekitar kita
• Filsafat membantu kita memahami bahwa sesuatu tidak selalu tampak seperti
apa adanya.
• Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia kita, karena
filsafat mengajarkan bagaimana kita bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan
mendasar.
• Filsafat membuat kita lebih kritis. Filsafat mengajarkan pada kita bahwa apa
yang mungkin kita terima begitu saja ternyata salah atau menyesatkan—atau
hanya merupakan sebagian dari kebenaran.
• Filsafat mengembangkan kemampuan kita dalam:
• menalar secara jelas
• membedakan argumen yang baik dan yang buruk
• menyampaikan pendapat (lesan dan tertulis) secara jelas
• melihat sesuatu melalui kacamata yang lebih luas
• melihat dan mempertimbangkan pendapat dan pandangan yang berbeda.
• Dengan mempelajari karya-karya para pemikir besar, para filsuf dalam sejarah
dan tradisi filsafat, kita akan melihat betapa besar sesungguhnya pengaruh
filsafat terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, agama, pemerintahan,
pendidikan dan karya seni.
• Kadang ini memang bisa mendorong kita menolak pendapat-pendapat yang
telah ditanamkan pada kita, tetapi filsafat juga Filsafat memberi bekal dan
kemampulan pada kita untuk memperhatikan pandangan kita sendiri dan
pandangan orang lain dengan kritis Kemampuan berfikir secara jernih, menalar
secara logis, dan mengajukan dan menilai argumen, menolak asumsi yang
diterima begitu saja, dan pencarian akan prinsip-prinsip pemikiran dan tindakan
yang koheren—semuanya ini merupakan ciri dari hasil latihan dalam ilmu
filsafat.

4. Menjelaskan:
a. Metode fenomenologi
Menurut Alase (2017) fenomenologi adalah sebuah metodologi
kualitatif yang mengizinkan peneliti menerapkan dan mengaplikasikan
kemampuan subjektivitas dan interpersonalnya dalam proses penelitian
eksploratori. Fenomenologi merupakan upaya pemberangkatan dari
metode ilmiah yang berasumsi bahwa eksistensi suatu realitas tidak
orang ketahui dalam pengalaman biasa. Fenomenologi membuat
pengalaman yang dihayati secara aktual sebagai data dasar suatu
realitas. Fenomenologi bisa diartikan sebagai studi tentang pengalaman
hidup seseorang atau metode untuk mempelajari bagaimana individu
secara subjektif merasakan pengalaman dan memberikan makna dari
fenomena tersebut.
b. Metode analitik
Metode analitik adalah Solusi berupa fungsi matematika yang dapat
dievaluasi untuk menghasilkan nilai dalam bentuk angka. Solusi yang
dihasilkan berupa solusi exact atau solusi sejati, tanpa adanya error.
c. Metode hermeneutic
Menurut Palmer, hermeneutika adalah sebuah teori yang mengatur
tentang metode penafsiran, yaitu interpretasi terhadap teks dan tanda-
tanda lain yang dapat dianggap sebagai teks (Palmer,1969). Perluasan
makna teks ini berimbas kepada interpretasi wacana-wacana lain selain
teks yang tertulis itu sendiri. Hermeneutika adalah salah satu jenis
filsafat yang mempelajari tentang interpretasi makna
d. Metode dialectic
Dialektik (Dialektika) berasal dari kata dialog yang berarti komunikasi
dua arah, istilah ini telah ada sejak masa yunani kuno ketika diintrodusir
pemahaman bahwa segala sesuatu berubah (panta rei). "Dialektika"
adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan metode argumen
filosofis yang melibatkan semacam proses yang bertentangan antara
pihak yang berlawanan.
DAFTAR PUSTAKA

https://anggafadhilah.wordpress.com/2012/12/21/latar-belakang-munculnya-filsafat/

https://fuadabdullahlawoffice.com/teori-kebenaran-berdasarkan-ilmu-filsafat-dan-
para-ahli/

http://adminpublik.uma.ac.id/2021/01/07/manfaat-belajar-filsafat/

http://etheses.uin-malang.ac.id/6302/1/10610023.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Hermeneutika

https://id.wikipedia.org/wiki/Dialektik

Anda mungkin juga menyukai