Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih material
sehingga dihasilkan material komposit yang mempunyai sifat mekanik dan karakteristik
yang berbeda dari material pembentuknya.
Komposit pertama sekali dikenalkan pada zaman mesir kuno,pada saat itu raja-raja
mesir kuno telah membengun makam-makam untuk diri dan keluarganya, makam-makam
itu berupa suatu bangunan-bangunan besar piramid yang bahan bakunya dibuat dari bahan-
bahan yang berasal dari alam, di zaman sekarang ini aplikasi penggunaan komposit dapat
dijumpai pada kehidupan sehari hari, penggunaan aspal di jalan-jalan umum, bangunan-
bangunan yang menggunakan lantai keramik ataupun yang terbuat dari maineral merupakan
bahan komposit yang umum dilihat dan didapat dengan mudah (Anonimos 5). Hal yang
paling menarik bila kita memperhatikan adalah terciptanya bahan komposit alami dari alam
yaitu jaring laba-laba atau yang lebih dikenal dengan benang sutra.
Benang ini dihasilkan dari hewan laba-laba (arachnoid) yang dihasilkan dari kelenjar
yang ada didalam tubuhnya, yang menjadi keunikan dari pada komposit alami ini adalah
daya kekuatan dan elastisitasnya yang luar biasa. Bila kekuatan dari pada benang sutra
dibandingkan dengan baja yang dibentuk dengan diameter yang sama maka dari hasil
penelitian yang telah dilakukan didapat kekuatan benang sutra jauh lebih kuat 4-5x dari
pada benang baja dengan diameter yang sama, selain itu kelenturan benang sutra juga
sangat mengagumkan dimana dapat mengangkat beban yang jauh lebih berat dari pada
beratnya dengan kelenturan yang dapat mencapai 4x panjang benang dasar (Anonimos 2).
Kemudahan-kemudahana yang ditawarkan serta keunggulan dari pada bahan komposit bila
dibandingkan bahan yang bukan komposit telah membuat para ahli material untuk terus
berpikir untuk dapat menciptakan aplikasi baru dari penggunaan komposit sebagai bahan
bakunya, industri-industri yang telah menggunakan produk komposit dalam menciptakan
bahannya antara lain adalah industri pabrik pesawat terbang dimana penciptaan bahan baku
badan pesawat yang ringan, tahan terhadap kondisi suhu yang tinggi tetapi mempunyai
kekuatan yang besar telah menggeser bahan-bahan logam yang pada dasarnya mempunyai
massa jenis yang besar dan merupakan penghantar panas yang baik (Ron,A., 1999). Bukan

1
hanya pada industri pesawat terbang, didalam dunia outomotif para perancang material
bahan badan mobile berlomba-lomba menciptakan tidak hanya desain mobil yang menarik
tetapi juga kekuatan dan performa dari pada bahan baku badan mobil, toyota merupakan
salah satu produsen mobil balap F1 telah membuktikan keunggulan penggunaan material
komposit dan terus mengembangkan penggunaan komposit kebahagian-bahagian yang
lainnya. Dalam dunia pertambangan baik didaratan ataupun ditengah-tengah perairan
penggunaan selang dan mata bor yang terbuat dari campuran logam-logam tertentu telah
banyak ditinggalkan, hal ini dikarenakan bobot ataupun massa benda yang menggunakan
campuran bahan logam ini mempunyai bobot yang sangat berat dan di sisi lain bersifat
terlalu kaku, sehingga perlu dibuat suatu alternatif baru untuk mengatasi masalah-masalah
ini, dan salah satu solusi yang digunakan adalah menggunakan suatu material komposit
yang terbuat dari pada campuran karbon yang mempuyai kekerasan bahan yang luar biasa
tetapi cukup ringan sehingga memudahkan proses penggalian dan pertambangan
(Yudhanto,A.,2007)..
Dunia komposit juga telah masuk ke dalam pembuatan senjata, baik dalam
penggunaan bahan manual yang konvensional sampai dengan senjata outomatis berupa
rudal dan bom-bom balastik. Dalam dunia olah raga penciptaan bahan reket, papan tenis
meja sampai dengan cincin bola basket yang berkualitas telah membuktikan kesuksesan
material komposit sebagai suatu material unggulan. Tetapi pada saat ini yang menjadi
permasalahan dalam penggunaan komposit adalah proses pembuatan komposit yang tidak
jarang membutuhkan biaya yang relatif besar, karena itu kebanyakan dari pada industri-
industri hanya menggunakan material-material komposit pada bahagian-bahagian yang vital
ataupun penting saja untuk memperkecil biaya produksi. Untuk mengatasi masalah diatas
maka perlu dipikirkan untuk mencari suatu bahan ataupun material pembentuk komposit
alternatif, yang tidak hanya berharga murah tetapi dapat memberikan kontribusi pada sifat-
sifat material yang terbentuk dan terutama bersifat aman digunakan dan bersifat ramah
terhadap lingkungan, sehingga nantinya tidak memberikan dampak terhadap kesehatan
manuasia pada khususnya dan lingkungan pada umumnya.

2
BAB II
TINJAU PUSTAKA

2.1.      Pengertian Komposit
Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih material
sehingga dihasilkan material komposit yang mempunyai sifat mekanik dan karakteristik yang
berbeda dari material pembentuknya.
Komposit memiliki sifat mekanik yang lebih bagus dari logam, kekakuan jenis
(modulus Young/density) dan kekuatan jenisnya lebih tinggi dari logam. Beberapa lamina
komposit dapat ditumpuk dengan arah orientasi serat yang berbeda, gabungan lamina ini
disebut sebagai laminat.   Komposit dibentuk dari dua jenis material yang berbeda, yaitu:
Penguat (reinforcement), yang mempunyai sifat kurang ductile tetapi lebih rigid serta lebih
kuat, dalam laporan ini penguat komposit yang digunakan yaitu dari serat alam. Matriks,
umumnya lebih ductile tetapi mempunyai kekuatan dan rigiditas yang lebih rendah Secara
garis besar ada 3 macam jenis komposit berdasarkan penguat yang digunakannya, yaitu :
1. Fibrous Composites (Komposit Serat). Merupakan jenis komposit yang hanya terdiri dari satu
laminat atau satu lapisan yang menggunakan penguat berupa serat / fiber. Fiber yang
digunakan bisa berupa glass fibers, carbon fibers, aramid fibers (poly aramide), dan
sebagainya. Fiber ini bisa disusun secara acak maupun dengan orientasi tertentu bahkan bisa
juga dalam bentuk yang lebih kompleks seperti anyaman.
2.  Laminated Composites (Komposit Laminat). Merupakan jenis komposit yang terdiri dari dua
lapis atau lebih yang digabung menjadi satu dan setiap lapisnya memiliki karakteristik sifat
sendiri.    
3. Particulalate Composites (Komposit Partikel). Merupakan komposit yang menggunakan
partikel/serbuk sebagai penguatnya dan terdistribusi secara merata dalam matriksnya.

Sehingga komposit dapat disimpulkan adalah sebagai dua macam atau lebih material
yang digabungkan atau dikombinasikan dalam sekala makroskopis (dapat terlihat langsung
oleh mata) sehingga menjadi material baru yang lebih berguna.
Komposit terdiri dari 2 bagian utama yaitu :
  Matriks, berfungsi untuk perekat atau pengikat dan pelindung filler (pengisi) dari kerusakan
eksternal. Matriks yang umum digunakan : carbon, glass, kevlar, dll

3
  Filler (pengisi), berfungsi sebagai Penguat dari matriks. Filler yang umum digunakan :
carbon, glass, aramid, kevl`r.

2.2.            Klasifikasi Bahan Komposit


Klasifikasi bahan komposit dapat dibentuk dari sifat dan sturkturnya. Bahan komposit
dapat diklasifikasikan kedalam beberapa jenis. Secara umum klasifikasi komposit yang sering
digunakan antara lain seperti :
1.      Klasifikasi menurut kombinasi material utama, seperti metal-organic atau metal anorganic.
2.      Klasifikasi menurut karakteristik bult-from, seperti system matrik atau laminate.
3.      Klasifikasi menurut istribusi unsure pokok, seperti continous dan disontinous.
4.      Klasifikasi menurut fungsinya, seperti elektrikal atau structural (Schwartz, 1984)
Sedangkan klasifikasi menurut komposit serat (fiber-matrik composites) dibedakan
menjadi beberapa macam antara lain :
1.      Fiber composite (komposit serat) adalah gabungan serat dengan matrik
2.      Filled composite adalah gabungan matrik continous skeletal dengan matrik yang kedua
3.      Flake composite adalah gabungan serpih rata dengan metrik
4.      Particulate composite adalah gabungan partikel dengan matrik
5.      Laminate composite adalah gabungan lapisan atau unsur pokok lamina (Schwartz, 1984 :
16)
Secara umum bahan komposit terdiri dari dua macam, yaitu bahan komposit partikel
(particulate composite) dan bahan komposit serat (fiber composite). Bahan komposit partikel
terdiri dari partikel–partikel yang diikat oleh matrik. Bentuk partikel ini dapat bermacam–
macam seperti bulat, kubik, tetragonal atau bahkan berbentuk yang tidak beraturan secara
acak. Sedangkan bahan komposit serat terdiri dari serat – serat yang diikat oleh matrik.
Bentuknya ada dua macam yaitu serat panjang dan serat pendek.
2.2.1.      Bahan Komposit Partikel
Dalam struktur komposit, bahan komposit partikel tersusun dari partikel–partikel
disebut bahan komposit partikel (particulate composite) menurut definisinya partikel ini
berbentuk beberapa macam seperti bulat, kubik, tetragonal atau bahkan berbentuk yang tidak
beraturan secara acak, tetapi rata–rata berdimensi sama. Bahan komposit partikel umunya
digunakan sebagai pengisi dan penguat bahan komposit keramik (ceramic matrik
composites). Bahan komposit partikel pada umunya lebih lemah dibanding bahan komposit
serat. bahan komposit partikel mempunyai keunggulan, seperti ketahanan terhadap aus, tidak
muda retak dan mempunyai daya pengikat dengan matrik yang baik.

4
2.2.2.      Bahan Komposit Serat
Unsur utama komposit adalah serat yang mempunyai banyak keunggulan, oleh karena
itu bahan komposit serat yang paling banyak dipakai. Bahan komposit serat terdiri dari serat–
serta yang terikat oleh matrik yang saling berhubungan. Bahan komposit serat ini terdiri dari
dua macam, yaitu serat panjang (continous fiber) dan serat pendek (short fiberdan whisker).
Dalam laporan ini diambil bahan komposit serat (fiber composite). Penggunaan bahan
komposit serat sangat efesien dalam menerima beban dan gaya. Karena itu bahan komposit
serat sangat kuat dan kaku bila dibebani searah serat, sebaliknya sangat lemah bila dibebani
dalam arah tegak lurus serat.
Gambar 2.1. Klasifikasi bahan komposit yang umum
Sumber : www.google.co.id
Komposit serat dalam dunia industry mulai dikembangkan dari pada menggunakan
bahan partikel. Bahan komposit serat mempunyai keunggulan yang utama
yaitu strong(kuat), stiff (tangguh), dan lebi tahan terhadap panas pada saat didalam matrik
(Schwartz, 1984). Dalam penggembangan teknologi pengolahan serat, membuat serat
sekarang semakin diunggulkan dibandingkan material–material yang digunakan. Cara yang
digunakan untuk mengkombinasi serat berkekuatan tarik tinggi dan bermodulus elastisitas
tinggi dengan matrik yang bermassa ringan, berkekuatan tarik renda, serta bermodulus
elastisitas rendah makin banyak dikembangkan guna untuk memperoleh hasil yang maksimal.
Komposit pada umumnya mengunakan bahan plastik yang merupakan material yang paling
sering digunakan sebagai bahan pengikat seratnya selain itu plastic mudah didapat dan mudah
perlakuannya, dari pada bahan dari logam yang membutuhkan bahan sendiri.

2.3.            Tipe Komposit Serat


Untuk memperoleh komposit yang kuat harus dapat menempatkan serat dengan benar.
Berdasarkan penempatanya terdapat beberapa tipe serat pada komposit yaitu :
1.      Continuous Fiber Composite
Continuous atau uni-directional, mempunyai serat panjang dan lurus, membentuk
lamina diatara matriknya. Jenis komposit ini paling sering digunakan. Tipe ini mempunyai
kelemahan pada pemisahan antar lapisan. Hal ini dikarnakan kekuatan antar lapisan
dipengaruhi oleh matriknya.
Gambar 2.2. Continuous Fiber Composite
Sumber : http://www.technovelgy.com

5
2.      Woven Fiber Composite (bi-dirtectional)
Komposit ini tidak mudah dipengaruhi pemisahan antar lapisan karena susunan
seratnya juga mengikat serat antar lapisan. Akan tetapi susunan serat memanjangnya yang
tidak begitu lurus mengakibatkan kekuatan dan kekakuan akan melemah.
Gambar 2.3. Woven Fiber Composite-bi-dirtectional
Sumber : http://www.technovelgy.com

3.      Discontinuous Fiber Composite


Discontinuous Fiber Composite  adalah tipe komposit dengan serat pendek.
Tipe ini dibedakan lagi menjadi 3 ( Gibson, 1994 : 157 ) :
a.       Aligned discontinuous fiber
b.      Off-axis aligned discontinuous fiber
c.       Randomly oriented discontinuous fiber
Gambar 2.4. Tipe Discontinuous fiber (Gibson, 1994)
Sumber : www.google.co.id

4.      Hybrid Fiber Composite


Hybrid Fiber Composite merupakan komposit gabungan antara serat tipe serat lurus
dengan serat acak. Tipe ini digunakan supaya dapat mengganti kekurangan sifat dari kedua
tipe dan dapat menggabungkan kelebihannya.

     
Continuous Fiber Compsite                  Woven Fiber Composite
   
Randomly oriented discontinuous fiber         Hybrid Fiber Composite
Gambar 2.5. Hybrid Fiber Composite (Gibson, 1994)
Sumber : www.google.co.id

2.4.            Bagian Utama dari Komposit

2.4.1.      Reinforcement

6
Salah satu bagian utama dari komposit adalah reinforcement (penguat) yang berfungsi
sebagai penanggung beban utama pada komposit.

Serat Gelas
Glass fiber adalah bahan yang tidak mudah terbakar. Serat jenis ini biasanya
digunakan sebagai penguat matrik jenis polymer. Komposisi kimia serat gelas sebagain besar
adalah SiO2 dan sisanya adalah oksida-oksida alumunium (Al), kalsium (Ca), magnesium
(Mg), natrium (Na), dan unsur-unsur lainnya.
Berdasarkan bentuknya serat gelas dapat dibedakan menjadi beberapa macam
antaralain (Santoso, 2002):
a.      Roving
Berupa benang panjang yang digulung mengelilingi silinder.
Gambar 2.6. Serat gelas roving (Santoso, 2002)
b.      Yarn
Berupa bentuk benang yang lekat dihubungkan pada filamen.
Gambar 2.7. Serat gelas yarn (Santoso, 2002)
c.       Chopped Strand
Adalah strand yang dipotong-potong dengan ukuran tertentu kemudian digabung menjadi
satu ikatan.
Gambar 2.8. Serat gelas chopped strand (Santoso, 2002)
d.      Reinforcing Mat
Berupa lembaran chopped strand  dan continuous strand yang tersusun secara acak.
Gambar 2.9. Serat gelas reinforcing mat (Santoso, 2002)
e.       Woven Roving
Berupa benang panjang yang dianyam dan digulung pada silinder
Gambar 2.10. Serat gelas woven roving (Santoso, 2002)
f.       Woven Fabric
Berupa serat yang dianyam seperti kain tenun.
Gambar 2.11. Serat gelas woven fabric (Santoso, 2002)
Berdasarkan jenisnya serat gelas dapat dibedakan menjadi beberapa macam antara
lain (Nugroho, 2007):
a.      Serat E-Glass
Serat E-Glass adalah salah satu jenis serat yang dikembangkan sebagai penyekat atau
bahan isolasi. Jenis ini mempunyai kemampuan bentuk yang baik.

7
b.      Serat C-Glass
Serat C-Glass adalah jenis serat yang mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap
korosi.
c.       Serat S-Glass
Serat S-Glass adalah jenis serat yang mempunyai kekakuan yang tinggi.

Tabel 2.1. Sifat-sifat serat gelas (Nugroho, 2007)


Tabel 2.2. Komposisi senyawa kimia serat gelas (Nugroho, 2007)
Keterangan:
SiO2 = Silica                                          :    NaO2 = Natrium Oksida
Al2O3 = Alumina                                      B2O3 = Boron Oksida
Fe2O3 = Besi Oksida                                 K2O = Kalium Oksida
CaO = Calsuim Oksida                             BaO = Boron Oksida
MgO = Magnesium Oksida

2.4.2.      Matrik
Matrik adalah fasa dalam komposit yang mempunyai bagian atau fraksi volume
terbesar (dominan). Matrik mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Mentransfer tegangan ke serat secara merata.
b. Melindungi serat dari gesekan mekanik.
c. Memegang dan mempertahankan serat pada posisinya.
d. Melindungi dari lingkungan yang merugikan.
e. Tetap stabil setelah proses manufaktur.
Sifat-sifat matrik (Ellyawan, 2008) :
a. Sifat mekanis yang baik.
b. Kekuatan ikatan yang baik.
c. Ketangguhan yang baik.
d. Tahan terhadap temperatur.

Menurut Gibson (1994) matrik dalam struktur komposit dapat dibedakan menjadi:

2.4.2.1.      Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites  – PMC)


Bahan ini merupajan bahan komposit yang sering digunakan, biasa disebut polimer
berpenguat serat (FRP – Fibre Reinforced Polymers or Plastics). Bahan ini menggunakan

8
suatu polimer berbahan resin sebagai matriknya, dan suatu jenis serat seperti kaca, karbon
dan aramid (Kevlar) sebagai penguatannya.
   
Gambar 2.12. Komposit Matrik Polimer Polymer Matrix Composites-PMC (Gibson 1994)
Sumber : www.google.co.id

Komposit ini bersifat :


1)   Biaya pembuatan lebih rendah
2)   Dapat dibuat dengan produksi massal
3)   Ketangguhan baik
4)   Tahan simpan
5)   Siklus pabrikasi dapat dipersingkat
6)   Kemampuan mengikuti bentuk
7)   Lebih ringan.
Jenis polimer yang sering digunakan (Sudira, 1985) :
1.      Thermoplastic
Thermoplastic adalah plastik yang dapat dilunakkan berulang kali (recycle) dengan
menggunakan panas. Thermoplastic  merupakan polimer yang akan menjadi keras apabila
didinginkan. Thermoplastic akan  meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan
suhu dan mempunyai sifat dapat balik (reversibel)  kepada sifat aslinya, yaitu kembali
mengeras bila didinginkan. Contoh dari thermoplastic yaitu Poliester, Nylon 66, PP, PTFE,
PET, Polieter sulfon, PES, dan Polieter eterketon (PEEK).
2.      Thermoset
Thermoset tidak dapat mengikuti perubahan suhu (irreversibel). Bila sekali
pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali. Pemanasan yang tinggi
tidak akan melunakkan thermoset melainkan akan membentuk arang dan terurai karena
sifatnya yang demikian sering digunakan sebagai tutup ketel, seperti jenis-jenis melamin.
Plastik jenis thermoset  tidak begitu menarik dalam proses daur ulang karena selain sulit
penanganannya juga volumenya jauh lebih sedikit (sekitar 10%) dari volume jenis plastik
yang bersifat thermoplastic. Contoh dari thermoset yaitu Epoksida, Bismaleimida (BMI), dan
Poli-imida (PI).

Aplikasi PMC yaitu sebagai berikut :

9
1) Matrik berbasis poliester dengan serat gelas
a. Alat-alat rumah tangga 
b. Panel pintu kendaraan
c.  Lemari perkantoran
d.  Peralatan elektronika.
2)   Matrik berbasis termoplastik dengan serat gelas (kotak air radiator)
3)   Matrik berbasis termoset dengan serat carbon 
a.  Rotor helicopter
b.  Komponen ruang angkasa
c. Rantai pesawat terbang

2.4.2.2.      Komposit Matrik Logam (Metal Matrix Composites – MMC)


Bahan ini menggunakan suatu logam seperti aluminium sebagai matrik dan
penguatnya dengan serat seperti silikon karbida.
Gambar 2.13. Komposit Matrik Logam Metal Matrix Composites-MMC (Gibson 1994)
Sumber : www.google.co.id
1. Kelebihan MMC dibandingkan dengan PMC :
a. Transfer tegangan dan regangan yang baik.
b. Ketahanan terhadap temperature tinggi
c.  Tidak menyerap kelembapan.
d. Tidak mudah terbakar.
e.   Kekuatan tekan dan geser yang baik.
f.   Ketahanan aus dan muai termal yang lebih baik
2.      Kekurangan MMC :
a.  Biayanya mahal
b.  Standarisasi material dan proses yang sedikit
3.      Matrik pada MMC :
a. Mempunyai keuletan yang tinggi
b. Mempunyai titik lebur yang rendah
c.   Mempunyai densitas yang rendah
d. Contoh : Almunium beserta paduannya, Titanium beserta paduannya, Magnesium beserta
paduannya.

4.      Proses pembuatan MMC :

10
a. Powder metallurgy
b.  Casting/liquid ilfiltration
c. Compocasting
d.  Squeeze casting

5.      Aplikasi MMC, yaitu sebagai berikut :


a.  Komponen automotive (blok-silinder-mesin,pully,poros gardan,dll)
b.  Peralatan militer (sudu turbin,cakram kompresor,dll)
c.  Aircraft (rak listrik pada pesawat terbang)
d.   Peralatan Elektronik

2.4.2.3.      Komposit Matrik Keramik (Ceramic Matrix Composites  – CMC)


Bahan ini menggunakan keramik sebagai matrik dan diperkuat dengan serat pendek,
atau serabut-serabut (whiskers) dimana terbuat dari silikon karbida atau boron nitride.
Gambar 2.14. Komposit Matrik Keramik Ceramic Matrix Composites-CMC (Gibson 1994)
Sumber : www.google.co.id

1.      Matrik yang sering digunakan pada CMC adalah :


1)   Gelas anorganic.
2)   Keramik gelas
3)   Alumina
4)   Silikon Nitrida

2.      Keuntungan dari CMC :


1)   Dimensinya stanil bahkan lebih stabil daripada logam
2)   Sangat tanggung , bahkan hampir sama dengan ketangguhan dari cast iron
3)   Mempunyai karakteristik permukaan yang tahan aus
4)   Unsur  kimianya stabil pada temperature tinggi
5)   Tahan pada temperatur tinggi (creep)
6)   Kekuatan & ketangguhan tinggi, dan ketahanan korosi

3.      Kerugian dari CMC


1)   Sulit untuk diproduksi dalam jumlah besar

11
2)   Relative mahal dan non-cot effective
3)   Hanya untuk aplikasi tertentu

4.      Aplikasi CMC, yaitu sebagai berikut :


1)   Chemical processing = Filters, membranes, seals, liners, piping, hangers
2)   Power generation = Combustorrs, Vanrs, Nozzles, Recuperators, heat exchange tubes, liner
3)   Wate inineration = Furnace part, burners, heat pipes, filters, sensors.
4)   Kombinasi dalam rekayasa wisker SiC/alumina polikristalin untuk perkakas potong.
5)   Serat grafit/gelas boron silikat untuk alas cermin laser.
6)   Grafit/keramik gelas untuk bantalan,perapat dan lem.
7)   SiC/litium aluminosilikat (LAS) untuk calon material mesin panas.

2.5.            Bahan - bahan Pembentuk Koposit


Bahan pembuat fiberglass pada umumnya terdiri dari 11 macam bahan, 6 macam
sebagai bahan utama dan 5 macam sebagai bahan finishing. Sebagai bahan utama yaitu erosil,
pigmen, resin, katalis, talk, mat, sedangkan sebagai bahan finishing antara lain : aseton, PVA,
mirror, cobalt, dan dempul.
1.      Aerosil
Bahan ini berbentuk bubuk sangat halus seperti bedak bayi berwarna putih. Berfungsi
sebagai perekat mat agar fiberglass menjadi kuat dan tidak mudah patah/pecah.
 
Gambar 2.15. Earosil
Sumber : http://www.indofiberglass.com
2.      Pigment
Pigmen adalah zat pewarna sebagai pencampur saat bahan fiberglass dicampur.
Pemilihan warna disesuaikan dengan selera pembuatnya. Pada umumnya pemilihan warna
untuk mempermudah proses akhir saat pengecatan.

 
Gambar 2.16. Pigment
Sumber : http://www.indofiberglass.com

12
3.      Resin
Bahan ini berujud cairan kental seperti lem, berkelir hitam atau bening. Berfungsi
untuk mencairkan/ melarutkan sekaligus juga mengeraskan semua  bahan yang akan
dicampur. Biasanya bahan ini dijual dalam literan atau dikemas dalam kaleng.
Gambar 2.17. Resin
Sumber : Toko REJO AGUNG Batu Malang
4.      Katalis
Zat ini berwarna bening dan berfungsi sebagai pengencer. Zat kimia ini biasanya
dijual bersamaan dengan resin, dan dalam bentuk pasta. Perbandingannya adalah resin 1 liter
dan katalisnya 1/40 liter.
Gambar 2.18. Katalis
Sumber : Toko REJO AGUNG Batu Malang
5.      Talk
Sesual dengan namanya bahan  ini berupa bubuk berwarna putih seperti sagu.
Berfungsi sebagal campuran adonan fiberglass agar keras dan agak lentur.
Gambar 2.19. Talk
Sumber : Toko REJO AGUNG Batu Malang
6.      Mat
Bahan ini berupa anyaman mirip kain dan terdiri dari beberapa model, dari model
anyaman halus sampai dengan anyaman yang kasar atau besar dan jarang-jarang. Berfungsi
sebagai pelapis campuran adonan dasar fiberglass, sehingga sewaktu unsur kimia tersebut
bersenyawa dan mengeras, mat berfungsi sebagai pengikatnya. Akibatnya fiberglass menjadi
kuat dan tidak  getas.
 
Gambar 2.20. Mat
Sumber : http://www.indofiberglass.com
7.      Aseton
Pada umumnya cairan ini berwarna bening, fungsinya seperti katalis yaitu untuk
mencairkan  resin. Zat  ini digunakan apabila  adonan  terlalu kental yang akan
mengakibatkan pembentukan fiberglass menjadi sulit dan lama keringnya.
Gambar 2.21. Aseton
Sumber : http://www.indofiberglass.org

13
8.      PVA
Bahan ini berupa cairan kimia berkelir biru menyerupai spiritus. Berfungsi untuk
melapis antara master mal/cetakan dengan bahan fiberglass. Tujuannya adalah agar kedua
bahan tersebut tidak saling menempel, sehingga fiberglass hasil cetakan dapat dilepas dengan
mudah dari master mal atau cetakannya.

9.      Mirror
Sesuai namanya, manfäatnya hampir sama dengan PVA, yaitu menimbulkan efek
licin. Bahan ini berwujud pasta dan mempunyai warna bermacam macam.

10.  Cobalt
Cairan kimia ini berwarna kebiru-biruan. Berfungsi sebagai bahan aktif pencampur
katalis agar cepat kering, terutama apabila kualitas katalisnya kurang baik dan terlalu encer.
Bahan ini dapat dikategorikan sebagai bahan penyempurna, sebab tidak semua bengkel
menggunakannya. Hal ini tergantung pada kebutuhan pembuat dan kualitas resin yang
digunakannya. Perbandingannya adalah 1 tetes cobalt dicampur dengan 3 liter katalis.
Apabila perbandingan cobalt terlalu banyak, dapat menimbulkan api.

11.  Dempul fiberglass
Setelah  hasil cetakan terbentuk dan dilakukan pengamplasan, permukaan yang tidak
rata dan berpori-pori perlu dilakukan pendempulan. Tujuannya agar permukaan
fiberglass hasil cetakan menjadi lebih halus dan rata sehingga siap dilakukan pengerjaan lebih
lanjut.
Gambar 2.22. Dempul
Sumber : http://www.indofiberglass.com

2.6.            Karakteristik Material Komposit


2.6.1.      Sifat – sifat Material Komposit
Dalam pembuatan sebuah material komposit, suatu pengkombinasian optimum dari
sifat-sifat bahan penyusunnya untuk mendapatkan sifat-sifat tunggal sangat diharapkan.
Beberapa material komposit polymer diperkuat serbuk yang memiliki kombinasi sifat-sifat
yang ringan, kaku, kuat dan mempunyai nilai kekerasan yang cukup tinggi. Disamping itu
juga sifat dari material komposit dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu material yang
digunakan sebagai bentuk komponen dalam komposit, bentuk geometri dari unsur-unsur

14
pokok dan akibat struktur dari sistem komposit, cara dimana bentuk satu mempengaruhi
bentuk lainnya
Menurut Agarwal dan Broutman, yaitu menyatakan bahwa bahan komposit
mmpunyai cirri-ciri yang berbeda dan komposisi untuk menghasilkan suatu bahan yang
mempunyai sifat dan cirri tertentu yang berbeda dari sifat dan ciri konstituen asalnya.
Disamping itu konstituen asal masi kekal dan dihubungkan melalui suatu antara muka.
Dengan kata lain, bahan komposit adalah bahan yang heterogen yang terdiri dari fasa
yang tersebar dan fasa yang berterusan. Fasa tersebar selalu terdiri dari serat atau bahan
pengukuh, manakalah yang berterusannya terdiri dari matriks.

2.6.2.      Jenis – jenis Material Komposit


2.6.2.1.      Material Komposit Serat
Material komposit serat yaitu komposit yang terdiri dari serat dan bahan dasar yang
diproduksi secara fabrikasi, misalnya serat + resin sebagai bahan perekat, sebagai contoh
adalah FRP (Fiber Reinforce Plastic) plastik diperkuat dengan serat dan banyak digunakan,
yang sering disebut fiber glass.

2.6.2.2.      Komposit Lapis (Laminated Composite)


Komposit lapis yaitu komposit yang terdiri dari lapisan dan bahan penguat, contohnya
polywood, laminated glass yang seringdigunakan sebagai bahan bangunan dan
kelengkapannya.
Gambar 2.23. Laminated Composites
(www.kemahasiswaan.its.ac.id)

2.6.2.3.      Komposit Partikel (Particulate Composite)


Komposit partikel yaitu komposit yang terdiri dari partikel dan bahan penguat seperti
butiran (batu dan pasir) yang diperkuat dengan semen yang sering kita jumpai sebagai betin.
Gambar 2.24. Particulate Composite
(www.kemahasiswaan.its.ac.id)

2.6.3.      Propertis Material Komposit


Kemajuan kini telah mendorong peningkatan dalam permintaan terhadap bahan
komposit. Perkembangan bidang sciences  dan teknologi mulai  menyulitkan  bahan
konvensional seperti logam untuk memenuhi keperluan aplikasi baru. Bidang angkasa lepas,

15
perkapalan, automobile dan industri  pengangkutan merupakan contoh aplikasi yang
memerlukan bahan-bahan yang berdensity rendah, tahan karat, kuat, kokoh dan tegar. Dalam
kebanyakan bahan konvensional seperti keluli, walaupun kuat ia mempunyai density yang
tinggi dan rapuh. Sifat maupun karakteristik  dari komposit ditentukan oleh :
a.    Material yang menjadi penyusun komposit
Karakteristik komposit ditentukan berdasarkan karakteristik material penyusun menurut rule
of mixture sehingga akan berbanding secara proporsional.
b.    Bentuk dan penyusunan struktural dari penyusun
Bentuk dan cara penyusunan komposit akan mempengaruhi karakteristik komposit.
c.    Interaksi antar penyusun
Bila terjadi interaksi antar penyusun akan meningkatkan sifat dari komposit.

2.6.4.      Kelebihan Material Komposit


Material komposit mempunyai beberapa  kelebihan berbanding dengan bahan
konvensional  seperti  logam.  Kelebihan tersebut pada umumnya dapat dilihat dari beberapa
sudut yang penting seperti sifat-sifat mekanikal dan fisikal dan biaya. Seperti yang diuraikan
dibawah ini :

a.       Sifat-sifat mekanikal dan fisikal


Pada umumnya pemilihan bahan matriks dan serat memainkan  peranan penting
dalam menentukan sifat-sifat mekanik dan sifat komposit. Gabungan matriks dan serta dapat
menghasilkan komposit  yang  mempunyai kekuatan dan kekakuan yang lebih tinggi dari
bahan konvensional seperti keluli.
b.      Biaya
Faktur biaya juga memainkan peranan yang sangat penting dalam membantu
perkembangan  industri  komposit. Biaya yang berkaitan erat dengan penghasilan suatu
produk yang seharusnya  memperhitungkan beberapa aspek seperti biaya bahan mentah,
pemrosesan, tenaga manusia, dan sebagainya.

2.6.5.      Kekurangan Material Komposit


a.       Tidak tahan terhadap beban shock (kejut) dan crash (tabrak) dibandingkan dengan metal.
b.      Kurang elastis
c.       Lebih sulit dibentuk secara plastis.

16
2.6.6.      Kegunaan Material Komposit
Penggunaan material komposit sangat luas, yaitu untuk :
a.    Angkasa luar = Komponen kapal terbang, Komponen Helikopter, Komponen satelit.
b.    Kesehatan = Kaki palsu, Sambungan sendi pada pinggang
c.    Marine / Kelautan = Kapal layar, Kayak
d.   Industri Pertahanan = Komponen jet tempur, Peluru, Komponen kapal selam
e.    Industri Pembinaan = Jembatan, Terowongan, Rumah, Tanks.
f.     Olah raga dan rekreasi = Sepeda, Stick golf, Raket tenis, Sepatu olah raga
g.    Automobile = Komponen mesin, Komponen kereta
h.    Angkasa luar = Komponen kapal terbang, Komponen Helikopter, Komponen satelit.

2.6.7.      Contoh Material Komposit


1.   Plastik diperkuat fiber:
a.    Diklasifikasikan oleh jenis fiber :
1)   Wood (cellulose fibers in a lignin and hemicellulose matrix)
2)   Carbon-fibre reinforced plastic atau CRP
3)   Glass-fibre reinforced plastic atau GRP (informally, "fiberglass")
b.    Diklasifikasikan oleh matriks:
1)   Komposit Thermoplastik
a.    long fiber thermoplastics or long fiber reinforced thermoplastics
b)   glass mat thermoplastics
2)   Thermoset Composites

2.    Metal matrix composite MMC:


a.    Cast iron putih
b.    Hardmetal (carbide in metal matrix)
c.    Metal-intermetallic laminate

3.   Ceramic matrix composites:


a.    Cermet (ceramic and metal)
b.    concrete
c.    Reinforced carbon-carbon (carbon fibre in a graphite matrix)
d.   Bone (hydroxyapatite reinforced with collagen fibers)

17
4.   Organic matrix/ceramic aggregate composites
a.    Mother of Pearl
b.    Syntactic foam
c.    Asphalt concrete

5. Chobham armour (lihat composite armour)

6.   Engineered wood
a.    Plywood
b.    Oriented strand board
c.    Wood plastic composite (recycled wood fiber in polyethylene matrix)
d.   Pykrete (sawdust in ice matrix)

7.   Plastic-impregnated or laminated paper or textiles


a.    Arborite
b.    Formica (plastic)

2. 7. Kompatibilitas Bahan Polimer (Kehomogenan)

Kompatibilitas dapat didefinisikan sebagai suatu besaran untuk menjelaskan hasil


pencampuran antara matrik polimer dengan matrik polimer lainnya atau antara matrik
polimer dengan bahan pengisi. Bila hasil pencampuran antara matrik polimer tersebut
tercampur secara sempurana maka matrik polimer tersebut mempunyai kompatibilitas yang
tinggi (wirjosentono 1996). Dan kompatibilitas suatu bahan polimer dengan bahan yang
lainnya juga dipengaruhi oleh komposisi masing-masing komponen bahan dalam campuran
yang dibentuk (fellahi at all.1995).

2. 8. Pembuatan Komposit Polimer

Blending merupakan suatu metode yang sering digunakan dalam proses pencampuran
antara dua jenis ataupun lebih matrik poliomer, dalam proses blending ada ketentuan-
ketentuan yang harus dilakukan yang antara lain menghomogenkan campuran yang dibentuk
sehingga dalam pemeriksaan parameter-parameter penentu sifat dari matrik polimer dapat
dilakukan dengan baik, sehingga akan didapatkan hasil yang maksimal. Dalam melakukan

18
proses blending sering mengalami kesulitan terutama dalam hal pemilihan alat blending,
sering sekali didapati hasil dari pada blending dengan menggunakan alat yang konvensional
tidak seperti yang diharapkan, seperti hasil matrik polimer yang terdegradasi pada saat proses
pencampuran polimer meskipun telah digunakan bahan tambahan sebagai penyetabil,
kemudian hasil pencampuran bahan polimer yang tidak kompatibel, sehingga perlu
digunakan suatu metode yang baru dalam membantu proses blending sehingga nantinya dapat
meningkatkan hasil secara kualitatif (hartomo A,J.,1983). Komposit merupakan suatu istilah
yang sering digunakan untuk menggambarkan setiap bahan yang direkatkan secara bersama-
sama dengan menggunakan suatu bahan polimer tertentu, atau dapat pula digambarkan
sebagai suatu campuran material yang dibauat dari 2 ataupun lebih komponen materi yang
mempunyai perbedaan sifat fisika maupun kimianya yang signifikan (Anonimos 5) . Dalam
hal ini bahan pengisi yang ditambahkan akan berinteraksi kedalam matrik polimer (bahan
polimer) yang digunakan sehingga nantinya akan terbentuk suatu komposit yang mempunyai
sifat baru yang mewakili sifat kedua bahan penyusunnya.
Penggunaan pelarut dalam proses pembuatan komposit sangatlah menguntungkan, hal
ini dikarenakan pada saat pelarut ditambahkan dalam matrik polimer maka akan terjadi
interaksi antara pelarut dan matrik polimer akibatnya terlebih dahulu matrik polimer tersebut
akan mengembang (mengembung) dengan molekul pelarut yang terdispersi disekitar rantai
bahan polimer dan bila pelarut yang digunakan berlebih maka ikatan antara bahan polimer
dengan bahan polimer yang lainnya akan semakin lemah dan pada akhirnya terputus
akibatnya akan terbentuk suatu larutan polimer yang mempunyai suatu luas permukaan yang
besar. Luasnya permukaan larutan polimer ini sangatlah menguntungkan, hal ini dikarenakan
semakin luas permukaan suatu bahan maka kemungkinan untuk terjadinya suatu interaksi
terhadap bahan tersebut semakin besar, sehingga bahan baru yang terbentuk (komposit) yang
merupakan hasil penggabungan antara matrik polimer yang telah bercampur dengan pelarut
dengan bahan pengisi (filler) dapat berupa suatu bahan yang benar-benar homogen
(kompatibel). Kompatibilitas komposit inilah nantinya yang menjadi suatu ukuran seberapa
banyak bahan pengisi dapat ditambahkan kedalam suatu matrik polimer sehingga nantinya
pada pengujian sifat-sifat mekanis bahannya dapat diketahui pengaruh besarnya penambahan
bahan pengisi yang digunakan terhadap matrik polimer (wirjosentono 1996). 2.6. Pengujian
sifat-sifat mekanis Penggunaan bahan-bahan polimer dipasaran baik dalam bidang industri,
konstruksi bangunan, transportasi ataupun pabrik sangatlah tergantung kepada sifat mekanis
yang di miliki bahan polimer itu yaitu gabungan antara sifat kekuatan bahan yang tinggi
dengan sifat elastisitas bahan yang baik, dimana sifat mekanis bahan polimer ini timbul

19
karena adanya dua interaksi yaitu pertama adanya interaksi yang kuat antara komponen-
komponen bahan pengisi dan yang kedua adanya interaksi yang lemah antara partikel-partikel
polimer. Gabungan antara kekuatan interaksi dari bahan pengisi dengan interaksi matrik
polimer ini yang dimodifikasi sehingga nantinya akan menghasilkan suatu kekuatan mekanis
yang diharapkan,untuk dapat digunakan sebagai suatu produk untuk menghasilkan bahan
polimer yang diinginkan.

2. 7. 1. Pengujian sifat kekuatan tarik (σt) dan kemuluran (ε).

Pengujian dari sifat mekanis suatu bahan polimer sering dilakukan untuk mendapatkan
data mengenai kualitas dari bahan tersebut. Dari uji tarik yang dilakukan akan didapatkan
nantinya kurva tegangan-regangan untuk suatu bahan polimer baik yang bersifat keras,
lunak, kuat, lemah, rapuh, ataupun liat. Pengukuran kekuatan tegangan-regangan ini
biasanya menggunakan alat tensometer ataupun dapat pula dengan menggunakan
dinamometer, adapun besarnya nilai kekuatan tarik adalah tergantung kepada nilai
besarnya beban maksimum (Fmaks) yang dibutuhkan untuk memutuskan suatu spesimen

bahan polimer dibagi dengan luas penampang bahan polimer tersebut, sedangkan
kemuluran merupakan pertambahan panjang dari pada bahan polimer yang diakibatkan
gaya yang diberikan kepada suatu bahan polimer. Besarnya nilai kekauatan tarik (σt) dan

kemuluran (ε) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut

F makx σt = Ao

Keterangan : σt = Kekuatan tarik bahan ( Kgf/mm2)

Fmaks = Tegangan maksimum (Kgf) Ao = Luas permukaan mula-mula (mm2

)L-Lo

%ε= Lo

Keterangan :

%ε = Kemuluran ( % )
Lo = Panjang spesimem mula-mula(mm)

20
L = Panjang spesimen setelah diberi beban putus (mm)

Hubungan antara suatu tegangan dan regangan untuk beberapa bahan akan mematuhi
aturan hooke,yaitu bahan regangan dan tegangan akan berbanding lurus (Wirjosentono 1998).
Hukum hook telah mengilustrasikandengan sempurna elastisitas dalam suatu bahan modolus
elastisitas (E) dapat dituliskan : E = δt/ε .......... Dimana δt dan ε adalah menunjukkan
kekuatan tarik dan kemuluran . Modulus elstisitas biasanya dfiberikan dalam satuan

dyne/cm2 yaitu gaya persatuan luas, selain itu dapat pula digunakan dalam satuan pascal (10

dyne / cm2= 1 pascal ) (sperling 1986)

2.7.2. Uji Kekuatan lentur

Perlu dilakukan pengukuran terhadap suatu kekuatan tekuk bahan,kalau suatu batang
uji ditumpu pada R1 dan R2 dan suatu beban untuk menekuk (beban tekuk ) diberikan

ditengah,maka nilai tegangan maksimumnya ( σ ) pada titik nol (0 ) adalah : 3 PL

σ = 2 bd 2 Keterangan : P = Beban Patah ( Kgf ) b = Lebar Batang Uji ( mm ) d = Tebal

Batang Uji ( mm ) L = Jarak antara titik tumpu

Suatu kekeuatan tekuk akan berubah sesuai dengan ukuran batang uji L/d, karena itu
untuk pengukuran besarnya kekuatan tekuk selalu dibetasi penentuan pada L/d = 15 – 17.
Nilai dari pada kekuatan tekuk lebih besar dari pada kekuatan tarik tetapi lebih kecil dari
pada kekuaatan tekan atau diantara kedua kekuatan itu. Tujuan pengujian kekuatan tekuk ini
untuk mengetahui ketahanan suatu bahan terhadap pembebanan pada titik lentur dan juga
untuk mengetahui keelastisan suatu bahan (Surdia,S,1995).

2.7.3. Analisis Termal Deferensial

Analisa termal deferensial atau lebih dikenal dengan istilah ( DTA ) merupakan salah
satu metoda yang dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan sifat termal suatu bahan polimer.

21
Metode analisis ini merupakan salah satu cara untuk mengetahuiperbedaan temperatur lebur
antara sampel dan senyawa pembending,baik perbandingan itu dilakukan terhada weaktu
ataupun terhadap temperatur. Perubahan dari pada temperatur ( ΔT ) dihitung dengan
menggunakan persamaan sebagai berikuit : (rabek 1975) Jumlah skala ΔT x Total range DTA
( ΔT ) = Jumlah seluruh skala

2.7.4. Scanning Electron Mikroscopy ( SEM )

Scanning electron mikroscopy merupakan suatu alat yang dapat menggambarkan


bentuk suatu bayangan pada permukaan suatu benda, struktur permukaan dari pada benda
yang diuji dengan menggunakan mikroskop elelktron payaran karena lebih mudah untuk
mempelajari struktur permukaan itu secara langsung.
Pada dasarnya alat ini berkerja dengan menggunakan sinyal yang dihasilkan dari elektron
yang untuk dipantulkan atau dengan kata lain berkas sinar elektron sekunder. SEM
menggunakan prinsip scanning dengan prinsip utamanya adalah suatu berkas elektron
diarahkan pada titik-titik permukaan spesimen.

Gerakan elelktron diarahkan dari satu titik ke titik yang lain pada permukaan suatu
spesimen. Jika seberkas elektron di tembakkan pada suatu permukaan spesimen maka
sebahagian dari pada elektron itu akan dipantulkan kembali dan sebahagian yang lainnya
akan diteruskan. Jika permukaan spesimen yang ditembakkan tidak rata,banyak lekukan,
lipatan ataupun lubang-lubang maka tiap-tiap bagian permukaan itu akan memantulkan
elektron dengan jumlah dan arah yang berbeda dan jika ditangkap oleh detektor akan
diteruskan kelayar dan akan diperoleh gambaran yang jelas dari permukaan spesimen dalam
bentuk tiga dimensi. Mikroskop elektron payaran menggunakan hamburan balik elektron-
elektron (dengan E = 30 KV) yang merupakan energi datang dan elektron-elektron sekunder
(dengan E = 100cV) yang dipantulkan dari benda uji karena elektron sekunder mempunyai
energi yang rendah, maka elektron-elektron tersebut dapat dibelokkan membentuk sudut dan
menimbulkan bayangana topografi.Intensitas dari hamburan balik elektron-elektron
sebanding dengan jumlah atom tetapi berbeda dari elektron-elektron yang cenderung
tertimbun karena energi yang lebih tinggi sehingga tidak dapat dikumpulkan oleh sistem
kolektor normal seperti yang digunakan oleh mikroskop elektron payaran. Jika elektron-
elektron terkumpul maka kisi depan detektor akan mengalami kemiringan positif sekitar 200
V (Nur,C.,1997).

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih material
sehingga dihasilkan material komposit yang mempunyai sifat mekanik dan karakteristik
yang berbeda dari material pembentuknya.

Komposit adalah material alternative yang dapat di gunakan dalam kehidupan sehari
hari di karenakan banyak sifat-sifat yang menguntungkan dalam sifat-sifat komposit.

B. Daftar Pustaka
WWW. Google.com

23
Lampiran

24
25

Anda mungkin juga menyukai