Anda di halaman 1dari 4

VETERINARIA Vol. 4 No.

3 Nopember 2011

Efektifitas Kombinasi Glutaraldehid dan Didecil Dimetil Amonium Klorida sebagai


Desinfektan terhadap Penurunan Jumlah Bakteri pada Kandang Ayam Layer

The Effectiveness Of Glutaraldehyde And Didecyl Dimethyl Ammonium Chloride


Combination As A Disinfectant to Decrease Total Number Of Bacteria On Layer Chicken
Cages
1
Emy Koestanti, 2Dendy Widyatama, 1Herry Agoes Hermadi

1
Fakultas Kedokteran Hewan Unair
2
PPDH Fakultas Kedokteran Hewan Unair

Kampus C Unair, Jl. Mulyorejo Surabaya-60115.


Telp. 031-5992785 Ext 303, Fax. 031-5993015
Email : emykoestanti@yahoo.co.id

Abstract

This research was purposed to determine the effectiveness of a combination of glutaraldehyde and
didecyl dimethyl ammonium chloride that used as a disinfectant against the total number of bacteria on layer
chicken cages. This research used 12 samples obtained from layer chicken cages swab results before spraying
disinfectants and 12 samples obtained from the swab layer chicken cages after spraying. The research method
used VCT (Viable Count Technique) using the standard dropping pippetes. The observed parameters were
colonies that grow on the nutrient agar being calculated as total number of bacteria. The result showed that
combination of glutaraldehyde and didecyl dimethyl ammonium chloride effective decreased bacteria after
spraying than before spraying desinfectants.

Keywords : glutaraldehyde, didecyl dimethyl, ammonium chloride, layer chicken.

Pendahuluan luar mikroorganisme saja, ada yang berdaya kerja


Pemeliharaan kesehatan dalam satu luas terhadap mikroorganisme dan ada yang
usaha peternakan ayam, merupakan bagian penting hanya mampu untuk membasmi sejumlah kecil
dalam peningkatan produksi ternak. Produktivitas mikroorganisme patogen, maka para peternak
dan reproduktivitas ayam hanya dapat dicapai ayam harus bisa memilih jenis desinfektan secara
secara optimal apabila ayam dalam keadaan sehat. selektif. Minimal peternak ayam harus menge-
Tatalaksana pemeliharaan dan pengendalian ke- tahui keampuhan dan kelemahan desinfektan
sehatan peternakan ayam merupakan salah satu yang digunakan (Murtidjo,2006).
prasyarat tercapainya target produksi yang optimal Desinfektan merupakan suatu bahan
(Akoso, 1998). yang dapat membunuh atau menghambat per-
Program pengendalian mikroorganisme, tumbuhan suatu mikroorganisme, terutama bakteri
menuntut adanya pengetahuan tentang desin- yang patogen atau membahayakan yang terdapat
fektan yang digunakan, baik jenisnya maupun pada benda mati seperti alat-alat injeksi dan
daya kerjanya yang khusus, sebab tidak semua operasi, lantai dan air minum (Soeharmi, 2010).
desinfektan dapat digunakan untuk pengendalian Menurut Waluyo (2004), bahan lain yang
mikroorganisme secara umum. Desinfektan yang dapat digunakan selain formaldehid adalah gluta-
hanya untuk pengendalian mikroorganisme ter- raldehid. Glutaraldehid merupakan suatu bahan
tentu, tetapi tidak mampu mengendalikan mikro- desinfektan yang efektif dalam membasmi bakteri,
organisme lainnya karena itu program sanitasi virus serta jamur dan bersifat nontoksik serta tidak
yang terarah dan tepat tergantung dari cara iritatif bagi manusia, maka dari itu daya aksi
memilih desinfektan yang sesuai dengan mikro- glutaraldehid lebih efektif dibandingkan formal-
organisme yang dijadikan sasaran. Beberapa jenis dehid, namun glutaraldehid lebih aktif kerjanya
desinfektan ada yang hanya efektif pada lapisan apabila ditambahkan surfaktan.

221
Emy Koestanti dkk. Efektifitas Kombinasi Glutaraldehid ...

Bahan lain yang tidak beracun dan tidak tempat swab pertama sebelum desinfektan di-
membahayakan kesehatan manusia yang bersifat semprotkan. Sampel disimpan didalam cool box
surfaktan adalah didecil dimetil amonium klorida. dengan mempertahankan suhu 4⁰C agar bakteri
Bahan ini juga efektif untuk berbagai jenis bakteri tidak dapat tumbuh. Hasil swab diuji di
Gram-positif maupun Gram-negatif, jamur serta Laboratorium Poultry Disease, Fakultas Ke-
virus. Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan dokteran Hewan Kampus C Universitas Airlangga
penelitian kombinasi glutaraldehid dan didecil Surabaya.
dimetil amonium klorida.
Penanaman dan Penghitungan Bakteri
Materi dan Metode Penelitian Uji mikrobiologi pada penelitian ini
Waktu dan Tempat Penelitian adalah penghitungan total bakteri. Metode yang
Penelitian dilaksanakan pada bulan No- digunakan adalah Viable Count Technique dengan
vember 2009. Pengambilan sampel dilakukan di menggunakan Standard Dropping Pippetes (Bucle
peternakan ayam petelur, milik drh. Hari Wahyudi et al., 1987). Pada prinsipnya penanaman pada
di Desa Centong Kecamatan Garum Kabupaten media buatan dilakukan dengan cara meneteskan
Blitar. Pengujian sampel dan perhitungan bakteri suspensi bakteri dari tabung pengenceran 10–2
dilakukan di Laboratorium Poultry Disease, sampai 10–10 serta kontrol pada media sebanyak
Fakultas Kedokteran Hewan kampus C, Univer- 0,02 ml melalui pipet otomatis atau eppendorf.
sitas Airlangga Surabaya. Cawan petri yang berisi media telah dibagi
menjadi 5 bagian yang sama besar dan diberi label
Bahan dan Alat Penelitian 10–1 sampai dengan 10–5 dan 10–6 sampai 10–10
Bahan penelitian meliputi kombinasi serta kontrol. Penetesan suspensi sampel dilakukan
larutan glutaraldehid dengan konsentrasi 12% dan dari masing – masing tingkat pengenceran disetiap
didecil dimetil amonium klorida dengan media. Setelah suspensi terserap sempurna dalam
konsentrasi 10% yang kemudian diambil 400 ml media ± 30 menit, media dibalik dan diinkubasikan
untuk dilarutkan dengan 1 L air steril saat pe- selam 48 jam pada suhu 37⁰C dalam inkubator.
nyemprotan kandang. Bahan lain yang digunakan Semua koloni yang tumbuh pada Nutrient
adalah PBS sulfat sebagai media transport, Agar dihitung sebagai total bakteri. Koloni yang
alkohol, serta bahan yang digunakan pada proses dihitung berjumlah 5 – 20 koloni, terbentuk dari
pengenceran dan penanaman sampel yakni pepton setiap tetesan pada permukaan media agar (Buckle
water 1%, media umum (Nutrient Agar). et al,. 1987).
Peralatan yang digunakan adalah gloves,
masker, cotton swab, cool box, botol dan penutup Analisis Data
botol dengan ukuran 10 ml, alumunium foil, plastik Penelitian ini menggunakan Rancangan
klip, kandang battery serta peralatan pada proses Acak Lengkap (RAL) dengan dua perlakuan.
pengenceran dan penanaman sampel di labora- Perlakuan pertama (sebelum) adalah sampel hasil
torium yaitu tabung reaksi, rak tabung, cawan swab pada kandang ayam layer sebelum pe-
petri, pipet, api Bunsen, kapas, Standart Dropping nyemprotan desinfektan dilakukan dan perlakuan
Pippetes, rotator, Autoclave untuk sterilisasi alat kedua (sesudah) adalah sampel hasil swab pada
dan bahan serta inkubator dengan suhu 37°C. kandang ayam layer sesudah penyemprotan desin-
fektan. Ulangan yang dipakai sebanyak empat kali.
Cara Pengambilan Sampel Analisis data menggunakan uji T berpasangan
Desinfeksi dilakukan pada saat kandang (Paired Samples T Test) (Kusriningrum, 2008).
masih ada ayam petelur. Sebelum dilakukan pe-
nyemprotan, swab dilakukan pada lantai, dinding, Hasil dan Pembahasan
serta langit- langit kandang menggunakan cotton Tabel diatas menunjukkan bahwa total bakteri
swab kemudian ujung cotton swab dipotong de- sebelum penyemprotan desinfektan kombinasi glu-
ngan gunting dan dimasukkan kedalam botol yang taraldehid dan didecil dimetil ammonium klorida
telah berisi media transport. Penyemprotan dilaku- lebih tinggi dibandingkan dengan total bakteri se-
kan pada langit- langit kandang terlebih dahulu, sudah penyemprotan
kemudian dinding kandang lalu yang terakhir
lantai kandang. Dibiarkan selama 30 menit (waktu
kontak), kemudian dilakukan swab sesuai dengan

222
VETERINARIA Vol. 4 No. 3 Nopember 2011

Tabel 1 Total Bakteri Sebelum dan Sesudah Penyemprotan Desinfektan Kombinasi Glutaraldehid dan
Didecil Dimetil Amonium Klorida
No Sampel Total Bakteri Penurunan Log Total Bakteri Penurunan Log
Pre Post Total Bakteri Pre Post Total Bakteri
1. A1 4,0 x 105 2,5 x 104 3,8 x 105 5,60 4,39 1,21
4 4
2. A2 8,0 x 10 2,3 x 10 5,7 x 104 4,90 4,36 0,54
5 4
3. A3 1,9 x 10 2,3 x 10 1,7 x 105 5,28 4,36 0,92
4 4
4. A4 4,0 x 10 1,8 x 10 2,2 x 104 4,60 4,26 0,34
5 5
5. D1 7,7 x 10 1,3 x 10 6,4 x 105 5,89 5,11 0,78
6 4
6. D2 1,7 x 10 3,7 x 10 1,7 x 106 6,23 4,57 1,66
6 5
7. D3 1,5 x 10 1,2 x 10 1,4 x 106 6,18 5,08 1,10
6 5
8. D4 1,7 x 10 1,0 x 10 1,6 x 106 6,23 5,00 1,23
8 6
9. L1 1,0 x 10 1,6 x 10 9,8 x 107 8,00 6,20 1,80
7 6
10. L2 2,0 x 10 1,5 x 10 1,9 x 107 7,30 6,18 1,12
6 4
11. L3 3,3 x 10 9,6 x 10 3,2 x 106 6,52 4,98 1,54
6 6
12. L4 2,0 x 10 1,6 x 10 4,0 x 105 6,30 6,20 0,10
8 6
TOTAL 1,3 x 10 5,3 x 10 1,3 x 107 73,03 60,69 12,34

Tabel 2 Rerata Dan Simpangan Baku Presentase salah satu golongan alkil aldehid yang mempunyai
Total Bakteri Sebelum dan Sesudah kemampuan untuk membunuh bakteri, jamur dan
Penyemprotan Desinfektan Kombinasi virus yang paling baik (Gordon et al., 1994).
Glutaraldehid dan Didecil Dimetil Didecil dimetil amonium klorida meru-
Amonium Klorida pakan bahan yang tergolong mudah larut dalam
air, sangat efektif, menghilangkan bau dan tidak
Perlakuan Total Bakteri merusak kulit (Usepa, 2006). Desinfektan ini dapat
(X ± SB) digunakan pada kandang binatang (Shamim,
Sebelum 6,06 ± 0,276 a 2006). Didecil dimetil amonium klorida ini bekerja
membunuh mikroorganisme dengan jalan merusak
Sesudah 5,00 ± 0,221 b struktur dinding sel dan mengubah permeabilitas
Keterangan : huruf subscript yang berbeda dari membrane sel protein (Maleki, 2010). Perpaduan
angka diatas menunjukkan perbedaan p < 0,01 antara amonium dan klorida sendiri dapat meng-
hasilkan gas yang mematikan, gas yang efektif
Kombinasi bahan desinfektan antara digunakan sebagai desinfektan untuk membasmi
glutaraldehid dan didecil dimetil amonium klorida bakteri. Desinfektan ini juga digunakan sebagai
bersifat sinergis sehingga mampu meningkatkan surfaktan, aman untuk digunakan, tidak beracun
kemampuannya dalam membunuh mikro- dan tanpa reaksi terhadap tubuh manusia (Sanco,
organisme patogen seperti bakteri. Kombinasi 2009). Didecil dimetil amonium klorida pada
desinfektan ini memiliki kemampuan yang lebih prinsipnya berdaya aksi dengan cara aktif-permu-
unggul dan baik. Angka perbandingan pelarutan kaan dalam rentang waktu 10-30 menit dan umum
yang bervariasi, membuat kombinasi glutaraldehid digunakan dengan campuran air (Krog dan
dan didecil dimetil ammonium klorida mampu Marshall, 1994).
digunakan sebagai desinfektan untuk kandang, Didecil dimetil amonium klorida sendiri
desinfeksi udara serta sterilisasi kimiawi dan memiliki keunggulan yaitu tidak merusak kulit,
peralatan medis (Linton et al., 1987). tidak beracun dan tidak berbau. Penggunaan
Glutaraldehid memiliki sifat cair dan didecil dimetil amonium klorida sebagai desin-
sangat reaktif. Penambahan methanol akan dapat fektan telah dipelajari secara ekstensif karena
memperpanjang masa simpan senyawa ini. Dapat desinfektan ini mampu membasmi bakteri, jamur,
digunakan dengan spektrum aplikasi yang luas. virus dan anti korosif (Shamim, 2006). Kombinasi
Glutaraldehid ini bekerja dengan cara membunuh glutaraldehid dan didecil dimetil amonium klorida
sel mikroba dengan mendenaturasikan protein efektif digunakan sebagai desinfektan pada
(Waluyo, 2004). Glutaraldehid merupakan desin- kandang ayam petelur.
fektan yang efektif untuk membasmi bakteri, virus
serta jamur, dan bersifat tidak toksik serta tidak
iritatif bagi manusia. Glutaraldehid merupakan

223
Emy Koestanti dkk. Efektifitas Kombinasi Glutaraldehid ...

Kesimpulan Maleki, B and H, Salehabadi. 2010. Ammonium


Penggunaan desinfektan kombinasi Choride. European Journal of Che-
glutaraldehid dan didecil dimetil amonium klorida mistry. 1 (4): 377-380.
efektif menurunkan jumlah bakteri pada kandang Murtidjo, B. A. 2006. Pengendalian Hama dan
battery ayam layer. Penyakit Ayam. Cetakan ke-12. Kani-
sius. Yogyakarta. 110-111.
Daftar Pustaka Sanco.2009.DidecylDimethylAmmoniumChloride.
Akoso, B. T. 1998. Kesehatan Unggas. Kanisius. http://ec.europa.eu/food/plant/protectio
Yogyakarta. 5, 76 – 79. n/evaluation/existactive/didecyldimethy
Buckle, K.A, R.A. Edwards, G.H. Fleet and M. lammonium_chloride.pdf[22 Oktober
Wooton. 1987. Ilmu Pangan. Indonesia 2009]
University Prss. Jakarta. 37 – 44, 50, Shamim. 2006. Didecyl Dimethyl Ammonium
76. Chloride Dietary Risk Assessment.
Gordon M. D., R. J. Ezzel., N. I. Bruckner and J. http://pi.ace.orst.edu/search/getDocket
M. Ascenzi. 1994. Journal of Industrial Document.s?document=EPA-HQ-OPP-
Microbiology. The Mscmillann Press 2006-0338-0021 [20 Januari 2006]
Lid. Arlington, USA. www.springerlink Soeharmi. 2010. Desinfektan. http:// wordpress.
.com (29 Oktober 2010). com/soeharmi45’s/blog [1 Juni 2010]
Krog, A. J and C. G. Marshall. 1994. Didecil Usepa. 2006. Didecyl dimethyl benzyl ammonium
Dimetil Amonium Klorida For chloride (DDAC) Risk assessment.
Sanitization. Am J Public Health Arlington : Office of Pesticide Pro-
Nations Health. 30(4): 341–348 grams.
Kusriningrum.2008. Perancangan Percobaan. Waluyo, L. 2004. Mikrobiologi Umum. Edisi
Airlangga University Press. Surabaya. Pertama. UMM Press. Malang. 130 –
Hal 21. 137.
Linton, A. H., W. B. Hugo and A. D. Russel. 1987.
Desinfectan in Veterinary and Farm
Animal Practice. Blackwell Scientific
Publication. Hal 12-71.

224

Anda mungkin juga menyukai