Anda di halaman 1dari 13

TUGAS INDIVIDU PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Disusun oleh :

NAMA : FITRIANI

NIM : 191302029

KELAS B19

PROGRAM STUDI DIV BIDAN PENDIDIK

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

2020
 Ada empat tahap perkembangan kognitif menurut piaget yaitu :
1. Tahap sensorimotor (dari kelahiran sampai 2 tahun)
Contohnya :
 Ketika bayi memasukkan jari kedalam mulut dan mengisap-
hisapnya
 Menaruh jari di telapak tangannya dan refleks
menggenggamnya
2. Tahap pra-operasional (usia 4-7 tahun)
Contohnya :
Ketika anak meihat pesawat terbang di langit,karna yang
dilihatnya kecil,maka anak tersebut beranggapan kalau
pesawat terbang itu hanya berukuran kecil
3. Tahap operasional konkret (7-11 tahun)
Contohnya :
Seorang anak perempuan memiliki boneka dan menggap
boneka itu sebagai adiknya
4. Tahap oprasional formal (usia 7-15 tahun)
Contohnya :
Seorang anaka remaja yang menganggap bahwa dirinya b
erbeda dari orang lain., seorang elihat rambutnya tidak bisa
iatur, lalu dia keruang rias untuk menyemprotnya dengan
kispray.
 Contoh Intelegensi
Ketika seorang anak mengamati suatu lingkungan misalnya kebun
binatang, maka itu hanya persepsi. Namun, ketika anak mulai
mengklasifikasikan jeni hewan yang ada, ia menghitung dan
memandingkan hewan yang ada di kebun binatang,apa yang
dilakukan anak itu termasuk dalam tindakan intelijen.
 Contoh Kognisi
Saat mengambil mata kuliah psikologi pendidikan seluruh mahasiswa
yang mengambil mata kuliah tersebut berkewajiban untuk memiliki
blog demi kelancaran proses belajar mengajar. Sebelumnya belum
pernah memiliki blik dan bekum pernah mencoba membuat blog
menjadi khawatir tidak bisa membuat blog.saat itu saya emcoba sig
up blog dan dengan keyakinan saya dapat mengikuti proses
registrasinya. Akhirnya blog saya selesai.tetapi muncul masalah lain
saat saya ingin memodifikasi blog tersebut, saya mengalami kesulitan
dan akhirnya saya mulai mencoba fitur-fitur yang ada an berusaha
mempelajarinya.
 Contoh Metakognisi
Siswa yang sedang belajar tentangg orrgan tubuh manusia, maka
siswa harus berfikir sendiri menganalisis dari materi tersebut. Apa
yang sudah diketahui tentang organ tubuh, dan juga mampu memilah
materi mana yang harus dipelajari dalam materi organ tubuh itu
sendiri.
RANGKUMAN MATERI KELOMPOK XI
PILAR PENDIDIKAN,TEACHER LEARNING (TCL),STUDENT CENTER
LEARNING (SCL)

Pilar Pendidikan adalah sebagai dasar atau pokok untuk mencapai


pengetahuan dan pemahaman bagi individu secara fisik dan mental yang
bebas dan sadar kepada Tuhan
Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui lembaga UNESCO (United
Nations, Educational, Scientific and Cultural Organization) yang bergerak
dibidang pendidikan, pengetahuan dan budaya mencanangkan empat
pilar pendidikan sebagai berikut :
1. Learning To Know
Pilar pertama ini memeliki arti bahwa para peserta didik dianjurkan
untuk mencari dan mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya,
melalui pengalaman-pengalaman.
2. Learning To Do
Pilar kedua menekankan pentingnya interaksi dan bertindak. “di sini
para peserta didik diajak untuk ikut serta dalam memecahkan
permasalahan yang ada di sekitarnya melalui sebuah tindakan nyata”.
3. Learning to be
Pilar ketiga artinya bahwa pentingnya mendidik dan melatih peserta
didik agar menjadi pribadi yang mandiri dan dapat mewujudkan apa
yang peserta didik impikan dan cita-citakan.
4. Learning to live together
Pilar terakhir artinya menanamkan kesadaran kepada para peserta
didik bahwa mereka adalah bagian dari kelompok masyarakat.
Pengertian Teacher Center Learning (TCL) adalah proses
pembelajaran lebih berpusat pada guru/dosen lebih banyak melakukan
kegiatan belajar-mengajar dengan bentuk ceramah (lecturing
Pengertian student centered Learning  (SCL) adalah  proses
pembelajaran yang berpusat pada siswa (learner centered) diharapkan
dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun
pengetahuan, sikap dan perilaku.

 Kelebihan TCL
1. Sejumlah besar informasi dapat diberikan dalam waktu singkat
2. Informasi dapat diberikan ke sejumlah besar siswa
3. Pengajar mengendalikan sepenuhnya organisasi, bahan ajar, dan
irama pembelajaran
4. Merupakan mimbar utama bagi pengajar dengan kualifikasi pakar
5. Bila kuliah diberikan dengan baik, menimbulkan inspirasi dan
stimulasi bagi siswa
6. Metode assessment cepat dan mudah
 Kekurangan TCL
1. Pengajar mengendalikan pengetahuan sepenuhnya, tidak ada
partisipasi dari pembelajar
2.  Terjadi komunikasi satu arah, tidak merangsang siswa untuk
mengemukakan pendapatnya
3. Tidak kondusif terjadinya critical thinking
4. Mendorong pembelajaran pasif
5. Suasana tidak optimal untuk pembelajaran secara aktif dan
mandiri
 Kelebihan SCL
1. Siswa atau peserta didik akan dapat merasakan bahwa
pembelajaran menjadi miliknya sendiri
2. Siswa memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran
3. Tumbuhnya suasana demokratis dalam pembelajaran
4. Dapat menambah wawasan pikiran dan pengetahuan bagi dosen
atau pendidik
5. Mengaktifkan siswa
6. Mendorong siswa menguasai pengetahuan
7. Mengenalkan hubungan antara pengetahuan dan dunia nyata
8. Mendorong pembelajaran secara aktif dan berpikir kritis
9. Mengenalkan berbagai macam gaya belajar
10. Memperhatikan kebutuhan dan latar belakang pembelajar
11.  Memberi kesempatan pengembangan berbagai strategi
assessment
 Kekurangan SCL :
1. Sulit diimplementasikan pada kelas besar
2. Memerlukan waktu lebih banyak
3. Tidak efektif untuk semua jenis kurikulum
4.  Tidak cocok untuk mahasiswa yang tidak terbiasa aktif, mandiri,
dan demokratis
Model Pembelajaran Teacher Center Dan Student Center

1. Model Komando
atau Banking Learning Concept
Pembelajaran model ini selalu betolak belakang antara posisi guru
dan peserta didik, yakni jika guru ceramah siswa mendengarkan
dengan tekun, guru bertanya siswa menjawab
2. Independent / Individual
Independent atau Individual adalah pembelajaran yang
menitikberatkan pada aktivitas individual peserta didik.
3. Cooperative
Cooperative learning merupakan suatu aktivitas pembelajaran dengan
penekanan pada pemberdayaan peserta didik untuk saling belajar
melalui pembentukan kelompok-kelompok sehingga mereka dapat
bekerja sama dalam memaksimalkan proses pembelajaran diri sendiri
ataupun peserta didik lainnya secara lebih efektif. 
4. Collaborative
Collaborative learning pada dasarnya merupakan pembelajaran yang
berdasarkan pengalaman peserta didik sebelumnya (prior knowledge)
dan dilakukan secara berkelompok. 
5. Active
Active learning mengacu pada teknik di mana peserta didik
melakukan lebih banyak aktivitas dan bukan hanya mendengarkan
fasilitator.
6. Self Directed
Self-directed learning (SDL) adalah cara pembelajaran di mana
peserta didik mengambil inisiatif dan tanggung jawab tentang
pembelajaran.
7. Research Based
Research-based learning (RBL) adalah merupakan salah satu metode
(SCL) yang mengintegrasikan penelitian di dalam proses
pembelajaran.
8. Case Based
Case-based learning (CBL) adalah pembelajaran berbasis kasus.
Peserta didik disediakan kasus yang merupakan simulasi bagi mereka
untuk melatih diri sebagai profesional yang sesungguhnya.
9. Problem Based Learning Dengan Metode Seven
Jumps
Problem-Based Learning (PBL) adalah suatu metoda pembelajaran di
mana peserta didik sejak awal dihadapkan pada suatu masalah,
kemudian diikuti oleh proses pencarian informasi yang
bersifat student-centered. 

RANGKUMAN MATERI KELOMPOK XII


BIMBINGAN DAN KONSELING PADA PENDIDIKAN TINGGI

Alasan Diperlukannya Bimbingan di Perguruan Tinggi yaitu Pemberian


layanan bimbingan mahasiswa didesak oleh banyaknya problema yang
dihadapi oleh para mahasiswa dalam perkembangan studinya. Dalam
usaha merealisasikan kemandirian tersebut, perkembangannya tidak
selalu mulus dan lancar, banyak hambatan dan problema yang mereka
hadapi. Untuk mengembangkan diri dan menghindari, serta mengatasi
hambatan dan problema tesebut diperlukan bimbingan para dosen yang
dilakukan secara sistematik dan berpegang pada prinsip “Tut Wuri
Handayani”.
Secara keseluruhan, problema mahasiswa dikelompokan menjadi
dua kategori, yaitu :
1. Problema akademik
Problema akademik merupakan hambatan atau kesulitan yang
dihadapi oleh mahasiswa dalam merencanakan, melaksanakan, dan
memaksimalkan perkembangan belajarnya.
2. Problema sosial pribadi
Problema sosial pribadi merupakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi
oleh mahasiswa dalam mengelola kehidupannya sendiri serta
menyesuaikan diri dengan kehidupan sosial, baik di kampus maupun
di lingkungan setempat.
Bimbingan dan konseling di perguruan tinggi merupakan usaha
membantu mahasiswa untuk mengembangkan dirinya dan mengatasi
problemproblem akademik serta problema sosial-pribadi yang
berpengaruh terhadap perkembangan akademik mereka.

Bimbingan mahasiswa mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai


berikut:

a. Pengenalan dan pemahaman yang lebih mendalam tentang kondisi,


potensi, dan karakteristik mahasiswa.
b. Membantu menyesuaikan diri dengan kehidupan di perguruan tinggi.
c. Membantu mengatasi problema-problema akademik dan problema
sosial-pribadi yang berpengaruh terhadap perkembangan akademik
mahasiswa.
Secara umum tujuan bimbingan dan konseling di perguruann tinggi
adalah membantu mahasiswa untuk mengiringi proses perkembangaanya
melewati masa-masa perguruan tinggi sehingga terhindar dari kesulitan
dapat mengatasi kesulitan, membuat penyesuaian yang baik dan
membuat arah diri sampai mencapi perkembangan optimal.
Syarat-syarat pembimbing :
a. Syarat kualitas kepribadian dan dedikasi
b. Syarat kualifikasi

Rasio Pembimbing dengan Mahasiswa


Untuk memungkinkan mahasiswa menerima dan dosen member layanan
serta bimbingan dengan baik, khususnya dalam bimbingan akademik
pada tingkat jurusan, rasio Dosen Pembimbing Akademik dengan
mahasiswa maksimal 1:20. Adapun rasio anggota tim BK (konselor)
dengan mahasiswa disesuaikan denggan jumlah tenaga yang ada serta
permasalahan yang dihadapi.
Tugas serta Kewajiban Tim Bimbingan dan Konseling sertaDosen
Pembimbing Akademik.
1) Tim BK Universitas
a) Mengoordinasi dan mengembangkan kegiatan BK bersama
pimpinan universitas dan fakultas.
b) Mengembangkan kebijakan yang berkaitan dengan BK.
c) Mengoordinasi kegiatan BK dalam memeberikan layanan kepada
masyarakat luas.
d) Melayani kasus-kasus yang dirujuk oleh tim BK fakultas.
2) Tim BK Fakultas
a) Mengoordinasi dan mengembangkan kegiatan BK bersama
pimpinan fakultas bagi penyempurnann layanan BK di jurusan.
b) Menangani kasus-kasus yang relative berat yang dirujukkan oleh
tim DPA/tim BK universitas/jurusan.
c) Memberikan rujukan penanganan kepada pihak-pihak yang
berwenang.
3) Konselor Jurusan
a) Bersama ketua jurusan mengembangkan dan menyempurnakan
layanan BK dijurusan.
b) Mengoordinasi DPA dalam pelaksanaan layanan BK.
c) Menangani kasus-kasus khusus.
d) Memberikan rurjukan penanganan kepada tim BK fakultas.
e) Melaksanakan program layanan BK.
4) Dosen Pembimbing Akademik
a) Menyusun program dan jadwal layanan bimbingan akademik
(studi) bagi mahasiswa.
b) Menetapkan jadwal kerja bagi layanan individual mahasiswa.
c) Memberikan pertimbangan dan persetujuan pengambilan kontrak
kredit semester.
d) Memberikan informasi tentang peraturan dan ketentuan akademik.
e) Membantu mahasiswa mengembangkan diri dan menyelesaikan
masalah-masalah atau kesulitan akademik.
f) Memberikan bimbingan studi.
g) Memberikan rujukan penanganan kepada ahli BK/tim BK
jurusan/fakultas/universitas.
h) Membuat laporan kegiatan bimbingan akademik kepada ketua
jurusan.
Ruang Lingkup Bimbingan Mahasiswa :
1. Bimbingan Akademik
Bimbingan akademik merupakan layanan utama dari bimbingan
mahasiswa. Berbagai faktor yang bersifat non akademis yang menjadi
permasalahn mahasiswa juga akan berpengaruh terhadap kegiatan
akademis mereka.
Bimbingan akademis dapat difokukskan ke dalam upaya membantu
mahasiswa dalam hal-hal berikut ini :
a. Penentuan program studi tiap semester
b. Penyelesaian studi dalam setiap mata kuliah
c. Dorongan penyelesaian tugas akhir
d. Penyelesaian praktik lapangan (PL)
2. Bimbingan Pengembangan Sikap dan
Tanggung Jawab Profesional
3. Bimbingan Penyesuaian Sosial dan Pribadi
Prosedur iingan mahassiswa :

1. Tahap-tahap bimbingan
a. Tahap pertama, bantuan awal bersamaan perolehan data melalui
wawancara, pengamatan, terutama mahasiswa baru terhadap
program pendidikan dan pengajaran yang diikutinya.
b. Tahap kedua, bantuan bersifat kelompok yang diberikan oleh
seorang Dosen Pembimbing Akademis (DPA) yang bersangkutan
dengan program pendidikan di lingkungan Perguruan Tinggi (PT).
c. Tahap Ketiga, bimbingan perorangan yang dilakukan oleh DPA
untuk menangani masalah yang dihadapi ssesuai dengan
keperluannya, yang lebih terpusat pada masalah sosial-pribadi.
d. Tahap keempat, mahasiswa memperoleh bimbingan khusus dari
konselor apabila masalah yang dihadapi mahasiswa merupakan
persoalan yang khusus dan perlu ditangani secara khusu pula.
e. Tahap kelima, bantuan rujukan keluar, apabila bersangkutan
memerlukan bantuan yang tidak dapat dipenuhi oleh DPA dan
konselor yang ada di lingkungan perguruan tinngi.
2. Mekanisme Layanan Bimbingan
a. Seleksi dan penerimaan mahasiswa baru.
b. Pemerolehan data dan informasi hasil seleksi ataupun wawancara
dan pengamatan.
c. Bimbingan tahap I
d. Bimbingan Tahap II dan III
e. Bimbingan tahap IV dilakukan atas dasar hasil rujukan dari DPA
atau atas dasar kehendak mahasiswa yang bersangkutan dengan
diketahui oleh DPA
3. Teknik-Teknik Bimbingan
a. Teknik diskusi kelompok yang bersifat orientasi, mencakup diskusi
tentang program studi kurikulum, personalia akademis dan proses
belajar mengajar yang diterapkan dalam pelaksanaan program
studi.
b. Teknik diskusi kelompok yang bersifat bantuan, mencakup diskusi
tentang permasalahan belajar, sosial dan pribadi.
c. Teknik kegiatan kelompok lain baik yang bersifat orientasi maupun
bantuan.
d. Konsultasi perorangan untuk menangani masalah-masalah
akademis.
e. Konsultasi perorangan untuk menangani masalah-masalah sosial
pribadi.
f. Pembahasan kasus yaitu pembahasan mahasiswa, dan
permasalahannya bersama-sama dengan personalia akademis
lain untuk menemukan jalan keluar dalam membantu mahasiswa.
g. Rujukan bagi mahasiswa yang menghadapi kesulitan sosial
pribadi yang tidak dapat ditangani oleh personalia akdemis
yangada di fakultas.

Anda mungkin juga menyukai