Oleh
Yayu lestari
2001032023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur diucapkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai dengan judul “Rangankuman Sistem
Informasi Kesehatan (Sik ) Dari Pertemuan 1-14 Pertemuan”.Tidak lupa penulis
mengucapkan terimakasih terhadap dosen pengampu mata kulia “Suyanti Suwardi, SST.,
M.Kes.” yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan penulis dalam
memahami mata kulia Sistem Informasi Kesehatan, dan bantuan dari pihak lain yang telah
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi penulis sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
penulis
Daftar isi
BAB I
Sekumpulan komponen yang bekerja sama menghasilkan informasi (fakta/data) untuk mencapai
tujuan yaitu meningkatkan manajemen pelayanan kesehatan. Kombinasi dari orang, fasilitas,
metode dan pelayanan di bidang pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyebaran data -
informasi yang dibutuhkan untuk membantu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
kesehatan di semua level pelayanan.
Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,media prosedur-prosedur dan
pengendalian yang ditujukan untukmendapatkan jalur komunikasi penting,memproses tipe
transaksi rutin tertentu,
memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan
eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasarinformasi untuk pengambilan keputusan
Berdasarkan persyaratan ini, sistem dapat didefinisikan sebagai seperangkat elemen yang
digabungkan satu dengan lainnya untuk suatu tujuan bersama.
o manusia
o mesin
o prosedur
o dokumen
o data
Tujuan :
akurat,
relevan.
1.UUD 1945, Pasal 28 ; Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi
untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang tersedia;
2.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3.Peraturan Pemerintah RI Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan;
4.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1144/MENKES/PER/VII/2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan mengamanatkan pusat data dan informasi ( PUSDATIN )
sebagai pelaksana tugas kementrian kesehatan di bidang data dan informasi kesehatan;
5.Kepmenkes RI Nomor 511 tahun 2002 tentang Kebijakan Strategi Pengembangan Sistim
Informasi Kesehatan Nasional ( SIKNAS )
6.Kepmenkes RI Nomor : 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pengembangan Sistem Laporan Informasi Kesehatan Kabupaten / Kota;
7.Kepmenkes RI Nomor : 004/Menkes/SK/I/2003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan;
8.Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat;
9.Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 837 Tahun 2007 tentang Pengembangan Jaringan
Komputer ( SIKNAS ) Online Sistem Informasi Kesehatan Nasional
BAB II
1. Sistem Informasi Rumah Sakit, sistem ini merupakan sistem yang mampu melakukan
integritas dan komunikasi aliran informasi baik di dalam maupun di luar rumah sakit.
Sistem informasi ini meliputi : sistem rekam medis elektronik, sistem informasi
laboratorium, dan lain sebagainya yang terdapat pada fungsi dukung operasional dan
medis di ruang lingkup rumah sakit. Menurut catanan Van de Velde dan Degoulet
(2003), Sistem Informasi Rumah Sakit di negara-negara maju, terutama Amerika,
dikembangkan sejak tahun 1960an. Pada tahap awal kemunculannya, Sistem Informasi
Rumah Sakit telah menggabungkan fungsi adminsitratif dan medis. Meski demikian,
tidak jarang focus awal pengembangan Sistem Informasi, baik yang diaplikasikan di
bidang kesehatan maupun dibidang lain, dimulai pada urusan keuangan. Pada tahap awal
ini, Sistem Informasi Rumah Sakit cenderung bersifat otomatisasi proses, yang
sebelumnya mengadalkan manusia yang potensi kesalahannnya besar, digantikan dengan
Sistem Informasi dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi dan menghemat waktu dalam
pelayanan.
2. Sistem Informasi Kesehatan Publik, jika Sistem Informasi Rumah Sakit terbatas pada
fungsi dukung operasional dan medis dilingkup rumah sakit, Sistem Informasi Kesehatan
Publik mempunyai cakupan yang lebih luas. Kantorkantor pemerintah yang mengurusi
kesehatan dan lembaga layanan kesehatan non rumah sakit. Sistem Infromasi kesehatna
Publik muncul karena tuntunan akan integrasi informasi yang tersebar. Perkembangan
bidang ini dan diseminasi pengetahuan dan keahlian informatika kepada professional
kesehatna public adalah kunci pembuka potensi Sistem Informasi untuk meningkatkan
kualitas kesehatan publik.
3. Sistem Informasi Klinis, pada sistem ini tidak hanya membantu dokter dalam menangani
masalah administratif pasien, tetapi lebih dari itu, untuk lebih dari itu, untuk
meningkatkan kualitas layanan kepada pasien. Sistem Informasi Kesehatan Klinis dapat
didukung dengan sistem pendukung keputusan, yang diantaranya membantu dalam
diagnosa penyakit dan menentukan tindakan medis. Tujuan utama pembuatan Sistem
Informasi Klinis adalah untuk mengurangi biaya dengan memberikan informasi yang
membantu dokter untuk mengambil keputusan dalam aktivitas sehari-hari.Sistem
Informasi Klinis tidak hanya membantu dokter dalam menagani masalah administratif
pasien, tetapi lebih dari itu, untuk meningkatkan kualitas layanan kepada pasien. Sistem
informasi klinis dapat didukung dengan sistem pendukung kepututsan, yang di antaranya
membantu dalam diagnose penyakit dan menentukan tindakan medis
Sedangkan perspektif arsitektur teknologi pada era teknologi informasi yang
semakin lebih dekat ke arah mobilitas pengguna, ada tiga pengembangan terpenting
dalam Sistem Informasi Kesehatan yaitu:
1. Sistem Informasi Berbasis Komponen Objek, teknologi bebasis pada komponen objek
mengubah paradigma teknologi berbasis pada perpindahan data (data-driven technology)
menjadi arsitektur berbasis pada pengetahuan (knowledge-driven technology) yang
menekankan pada proses penyelesaian masalah. Pengembangan Sistem Informasi
kesehatan berbasi objek memungkinkan system dikembangkan secara modular (berbasis
pada komponen) yang memungkinkan proses penambahan fitur dan fungsionalitas secara
lebih mudah di masa depan. Setiap modul akan memiliki property, dan memiliki method
yang dipergunakan untuk memanipulasi property yang dia miliki untuk diberikan output
sesuai yang diinginkan.
2. Sistem Terdistribusi, dalam era keterbukaan dan era keterhubungan, maka diperlukan
mekanisme yang dapat menghubungkan antar satu sistem dengan sistem yang lain.
Mekanisme distribusi yang dimungkinkan adalah dengan menggunakan web, CORBA,
DCOM, dan web services. Dengan menggunakan system terdistribusi, data akan
dikirimkan ke antar system yang berbeda, dan dikirimkan melalui jaringan computer.
Dalam lingkungan terdistribusi, aplikasi yang berjalan merupakan kumpulan intteraksi
dari berbagai kkomponen, yakni objek data, objek aplikasi, dan user interface.
3. Teknologi Mobile, saat ini teknologi mobile seperti handphone, PDA (personal digital
assistant), dan berbagai macam teknologi wireless lainnya memungkinkan proses
komputasi dan pemanfaatan Sistem Informasi Kesehatan dipergunakan oleh pengguna
yang secara fisik tidak terhubung secara langsung dengan sistem.
BAB III
KEAMANAN SISTIM INFORMASI KESEHATAN
Perangkat Keras (Hardware), adalah kumpulan peralatan yang saling berhubungan satu sama
lain. Peralatan ini berupa CPU, disks, tapes, modem, cables, dan lainnya. Perangkat keras ini
dirancang khusus untuk mengikuti perintah/instruksi yang diberikan kepadanya.
Dalam pengoperasiannya, sebuah komputer terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak.
Keduanya saling berketergantungan. Pada dasarnya, perkembangan perangkat keras erat
hubungannya dengan perkembangan arsitektur yang ada.
Keamanan hardware menjadi penting karena kerusakan pada hardware dapat menyebabkan
kerusakan pada data dan sofware tetapi mungkin juga tidak mempengaruhi apapun,
misalnya : kerusakan mouse tidak mempengaruhi data atau software, sedangkan kerusakan
hard disk akan merusak data dan software
Perangkat keras merupakan subsistem dari sistem komputer. Seperti halnya dengan sistem
komputer, perangkat keras terdiri dari beberapa komponen pendukung, yaitu :
Alat input atau masukan adalah alat yang berfungsi untuk menerima masukan berupa data,
baik berupa numerik, karakter, string maupun gambar.
Alat Output bisa diartikan sebagai peralatan yang berfungsi untuk mengeluarkan hasil
pemrosesan ataupun pengolahan data yang berasal dari CPU ke dalam suatu media yang
dapat dibaca oleh manusia ataupun dapat digunakan untuk penyimpanan data hasil proses.
Firewall hardware merupakan salah satu komponen penting dalam suatu komputer dan
jaringan yang melibatkan banyak pengguna yang berbentuk suatu perangkat keras.
Hal-hal yang dapat menyebabkan kerusakan hardware adalah antara lain:
Kelistrikan
Kesalahan prosedur
Bencana alam/kerusuhan.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk meminimalkan kerusakan komputer adalah antara lain :
1. Menggunakan software yang terpercaya baik itu yang berbayar atau open
source.
2. Memasang Antivirus.
3. Backup sistem.
BAB IV
DOMAIN SIK
Sistem Informasi Manajemen Dokumen
Sistem informasi manajemen dokumen elektronik, yaitu suatu sistem aplikasi pengelolaan
dokumen hardcopy(dalam bentuk laporan paper based) yang sudah diubah ke dalam format
digital ataupun softcopy berupa file tipe doc, ppt, xls, 3gp, avi, mkv, dll, kemudian diupload
ke dalam software tertentu. Dokumen yang sudah diupload tersebut kemudian dapat diakses,
dicari, ditampilkan, maupun didistribusikan oleh pengguna dokumen melalui sistem ini
Capture
Storage
Index
Retrieval
Access
Proses
2. Tingkat ketepatan yang tinggi, karena menggunakan sistem indeks, pencatatan tempat
penyimpanan secara fisik dan mempunyai dokumen bayangan dalam bentuk CD-ROM.
4. Tingkat keamanan yang tinggi. Sistem ini terproteksi dengan adanya password, dan
mempunyai salinan data (backup) yang disimpan dalam lokasi atau media berbeda.
Mendukung pertukaran data secara elektronik dan pemanfaatan data secara bersama-
sama (data sharing)
Menurut Thede (2008) penerapan rekam medik elektronik mempunyai beberapa kelebihan,
diantaranya
Dapat meminimalkan human eror, karena rekam medik elektronik dapat menghasilkan
peringatan dan kewaspadaan klinik
Rekam medik elektronik dapat melakukan pengambilan data sinyal biologis secara
otomatis
Dengan rekam medik elektronik dapat memasukkan data pasien dan memperoleh saran
untuk penanganan pasien
Dengan rekam medik elektronik data rutin dapat langsung diperoleh (dalam bentuk siap
olah) dari basis data rekam medik. Sedangkan data non rutin dapat dikumpulkan pada
waktu pemeriksaan pasien dan dimasukkan dalam rekam medik
Menurut Thede (2008), kekurangan dari penerapan rekam medik elektronik adalah:
Membutuhkan investasi awal yang lebih besar daripada rekam medik kertas untuk
pengadaan perangkat keras, lunak, dan biaya penunjang
Waktu yang harus disediakan oleh key person dan perawat dalam mempelajari sistem dan
merancang ulang alur kerja memerlukan waktu yang lama
Konversi Rekam medik kertas ke rekam medik elektronik memerlukan waktu, sumber
daya, tekad dan kepemimpinan
Fungsi SIG
a. Akuisisi data dan proses awal meliputi: digitasi, editing, pembangunan topologi, konversi
format data, pemberian atribut dll.
2. Fragmentasi
Terlalu banyak sistem yang berbeda-beda di semua jenjang administasi (kabupaten atau
kota, provinsi dan pusat), sehingga terjadi duplikasi data, data tidak lengkap, tidak valid
dan tidak conect dengan pusat.
Kesenjangan aliran data (terfragmentasi, banyak hambatan dan tidak tepat waktu)
Hasil penelitian di NTB membuktikan bahwa : Puskesmas harus mengirim lebih dari 300
laporan dan ada 8 macam software sehingga beban administrasi dan beban petugas terlalu
tinggi. Hal ini dianggap tidak efektif dan tidak efisien.
Format pencatatan dan pelaporan masih berbeda-beda dan belum standar secara nasional.
3. Pendanaan untuk sistem informasi kesehatan di daerah masih terbatas. Aspek pendanaan
dapat dinilai sebagai faktor kekuatan, namun terdapat beberapa hal yang dapat pula
dikategorikan sebagai faktor kelemahan.
6. Kuantitas dan kualitas sumber daya manusia masih rendah. Sumber daya manusia
memegang peranan penting dalam keberhasilan implementasi sistem informasi kesehatan.
Namun kondisi saat ini baik di pusat maupun daerah masih terdapat keterbatasan baik dalam
hal kuantitas maupun kualitas tenaga pengelola sistem informasi kesehatan.
Faktor kekuatan merupakan faktor internal sistem informasi kesehatan nasional. Faktor ini
diharapkan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada dalam pengembangan dan
penguatan sistem informasi kesehatan nasional. Sehingga faktor ini harus terus digali dan
dikembangkan. Pemetaan faktor kekuatan sistem informasi kesehatan nasional dalam
perspektif pendanaan, pengguna, proses bisnis, dan pembelajaran antara lain sebagai berikut :
1. Pendanaan untuk sistem informasi kesehatan nasional. Dalam rangka penguatan sistem
informasi kesehatan nasional setiap tahun telah dialokasikan anggaran pengembangan sistem
informasi kesehatan nasional. Alokasi APBN untuk sistem informasi kesehatan dari tahun ke
tahun cenderung meningkat searah naiknya anggaran kesehatan secara ke seluruhan.
2. Advokasi dan pembinaan. Sebagaimana diketahui bahwa data dan informasi merupakan
sumber daya yang strategis bagi suatu organisasi, begitupun bagi sektor kesehatan.
Sistem informasi organisasi adalah suatu sistem yang dinamis Dinamika sistem informasi
dalam suatu organisasi sangat ditentukan oleh dinamika perkembangan organisasi tersebut.
Oleh karena itu perlu disadari bahwa pengembangan sistem informasi tidak pernah berhenti.
Langkah-langkah Pengembangan SI
Berdasarkan kepada analisis situasi dan kebijakan yang telah ditetapkan, maka strategi
pengembangan SIKNAS adalah :
Melalui keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 511 tahun 2002 tentng kebijakan dan
strategi pengembangan SIKNAS dan Nomor 932 tahun 2002 tentang petunjuk pelaksanaan
pengembangan sistem informasi kesehatan daerah di kabupten/kota dikembangkan beragai
strategi.
Input data: yang mencakup keakuratan dan kelengkapan pencataan dan pengumpulan
data. Di tingkat puskesmas, akurasi dan kelengkapan format berbagai laporan seperti
LB1, LB3, laporan wabah, laporan obat maupun sistem informasi tenaga kesehatan perlu
dikaji secara mendalam.
Analisis, pengiriman dan pelaporan data: meliputi efisiensi, kelengkapan dan mutunya di
semua tingkatan.
Derajat kesehatan masyarakat Indonesia ditentukan oleh banyak factor, tidak hanya
ditentukan oleh pelayanan kesehatan , namun dapat mempengaruhi faktor pendidikan,
pengetahuan, pekerjaan, jarak, status ekonomi, sumber informasi dan lainnya. Faktor-faktor
ini berpengaruh pada kejadian morbiditas , mortalitas dan status gizi dapat menggambarkan
keadaan situasi derajat kesehatan masyarkat angka ini juga digunakan untuk perencanan
bidang kesehatan sesuai derajat kesehatan masyarakat, dapat dilihat mulai keadaan
morbiditas, mortalitas dan status gizi. Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada
kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu.
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indicator untuk melihat derajat
kesehatan angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam
tujuan pembangunan millennium
Masalah penyakit menular juga masih mendominasi dunia kesehatan Indonesia. Prioritas
utama pemerintah adalah membasmi HIV/AIDS, tuberkulosis, malaria, DBD, influenza, dan
flu burung. Indonesia juga masih belum sepenuhnya mampu mengendalikan penyakit seperti
kusta, filariasis, dan leptospirosis.
2. Rawat Jalan/Poliklinik yang tersedia di rumah sakit, seperti penyakit dalam, bedah, anak,
obstetri dan ginekologi, KB, syaraf, jiwa, THT, mata, gigi dan mulut, kardiologi, radiologi,
bedah orthopedi, paru-paru, umum, UGD, dan lain-lain sesuai kebutuhan. Modul ini juga
mencatat diagnosa dan tindakan terhadap pasien agar tersimpan di dalam laporan rekam
medis pasien
3. Rawat Inap. Modul ini mencatat diganosa dan tindakan terhadap pasien, konsultasi
dokter, hubungan dengan poliklinik/penunjang medis.
5. Penagihan dan Pembayaran, meliputi penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan,
rawat inap dan penunjang medis (laboratorium, radiologi, rehab medik), baik secara langsung
maupun melalui jaminan dari pihak ketiga/asuransi/JPKM. Modul ini juga mencatat transaksi
harian pasien (laboratorium, obat, honor dokter), daftar piutang, manajemen deposit dan lain-
lain
1. Pendapatan rawat inap dan jalan secara periodik (harian, bulanan dan tahunan)
6. Data morbiditas pasien rawat jalan dan manajemen ketersediaan obat pada bagian
farmasi/apotik
7. Penerimaan kasir pada bagian farmasi/apotik
8. Data morbiditas penyakit khusus pasien rawat inap dan grafik yang menunjang dalam
pengambilan keputusan
e. ODBC
g. Ext
Pemerintah pusat untuk ruang lingkup berskala nasional dalam ruang lingkup sistem
kesehatan nasional.
Fasilitas pelayanan kesehatan untuk pengelolaan sistem informasi kesehatan dengan skala
fasilitas pelayanan kesehatan.
Memberikan data dan informasi kesehatan yang diminta oleh pengelola sistem informasi
kesehatan nasional, provinsi, dan/atau kabupaten/kota
Menyediakan akses pengiriman data dan informasi kesehatan kepada pengelola sistem
informasi kesehatan nasional, provinsi, dan/atau kabupaten/kota
Menyediakan akses pengambilan data dan informasi kesehatan bagi pengelola sister
informasi kesehatan nasional, provinsi, dan/atau kabupaten/kota
Terdapat 7 komponen model SIKNAS yang saling terhubung dan saling terkait yaitu:
7. Pengguna Data .
BAB XII
Seperti diketahui bersama bahwa Informasi yang disiapkan dengan baik di unit-unit
kesehatanakan membantu pembuatan keputusan keputusan dalam unit kesehatan tersebut
karenadapat berfungsi sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan.
Disadari bahwa perkembangan sistem informasi kesehatan sangatlah cepat, tidak hanya
disebabkan karena perubahan teknologi informasi yang sedemikian pesatnya, akan tetapi
juga metode-metode pemanfaatan data untuk pengelolaan pelayanan kesehatan dan sumber
daya kesehatan selalu mengalami perkembangan.
1. Mengolah data dari DKK, unit-unit pelayanan kesehatan milik daerah propinsi dan
sumber-sumber lain
Aplikasi SIKDA Generik adalah aplikasi sistem informasi kesehatan daerah yang berlaku
secara nasional yang menghubungkan secara online dan terintegrasi seluruh puskesmas,
rumah sakit, dan sarana kesehatan lainnya, baik itu milik pemerintah maupun swasta, dinas
kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi, dan Kementerian Kesehatan. Aplikasi
SIKDA Generik dikembangkan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan serta meningkatkan ketersediaan dan kualitas data dan informasi
manajemen kesehatan melalui pemanfaatan teknologi informasi komunikasi.
Sistem kesehatan di Indonesia dapat dikelompokkan dalam beberapa tingkat sebagai berikut:
3. Tingkat Pusat Terdapat Departemen Kesehatan, Rumah Sakit Pusat, dan Pelayanan
kesehatan rujukan tersier lainnya.
4. Melihat berbagai kondisi di atas maka dibutuhkan suatu aplikasi sistem informasi
kesehatan yang “berstandar nasional” dengan format input maupun output data yang
diharapkan dapat mengakomodir kebutuhan dari tingkat pelayanan kesehatan,
kabupaten/kota, provinsi, hingga pusat. Untuk itu awal tahun 2012, Kementerian
Kesehatan melalui Pusat data dan Informasi akan meluncurkan aplikasi ”SIKDA
Generik”.
5. Seluruh unit pelayanan kesehatan yang meliputi puskesmas dan rumah sakit, baik
pemerintah maupun swasta, dapat terhubung jejaring kerjasamanya melalui aplikasi
SIKDA Generik.
6. Selain itu aplikasi “SIKDA Generik” dirancang dan dibuat untuk memudahkan petugas
puskesmas saat melakukan pelaporan ke berbagai program di lingkungan Kementerian
Kesehatan.
Dengan demikian diharapkan aliran data dari level paling bawah sampai ke tingkat pusat
dapat berjalan lancar, terstandar, tepat waktu, dan akurat sesuai dengan yang diharapkan.
Diharapkan aplikasi tersebut dapat berguna secara efektif sebagai alat komunikasi pengelola
data/informasi di daerah, dapat saling tukar menukar data dan informasi, serta membantu
pengelola data/informasi agar selalu siap memberikan data atau gambaran kondisi kesehatan
secara utuh dan berdasarkan bukti. Aplikasi “SIKDA Generik” merupakan penerapan
standarisasi Sistem Informasi Kesehatan, sehingga diharapkan dapat tersedia data dan
informasi kesehatan yang cepat, tepat dan akurat dengan mendayagunakan teknologi
informasi dan komunikasi dalam pengambilan keputusan/kebijakan dalam bidang kesehatan
BAB XIV
Pengertian Simpus
Puskesmas merupakan salah satu instansi yang bergerak dibidang pelayanan jasa kesehatan
masyarakat. Iformasi Puskesmas (Simpus) yaitu seluruh kegiatan Puskesmas mulai
registrasi, tindakan medis/pengobatan, farmasi/apotik, serta menejemen terhubung menjadi
satu dengan sitem real online (up to date). Setiap saat menejemen atau pihak yang
berkepentingan dapat memonitor perkembangannya. Simpus merupakan sebagian dan
kemampuan sistem informasi Menejemen Puskesmas yang terintegrasi, disamping
keuntungan lain seperti:
Salah satu bagian yang sangat memfokuskan perhatiannya terhadap masalah keamanan
sistem informasi di Puskeswmas adalah bagian pelayananan di BP. Data-data pada bagian
ini berupa terbagi menjadi dua data utama yaitu data hasil pemeriksaan dan data diagnosis,
dimana kedua jenis data tersebut menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan privasi
pasien yaitu:
Sumber data adalah bukti nyata yang menggambarkan kondisi atau fakta yang sebenarnya
di lapangan atau di masyarakat.
Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyususi, bayi, balita, dan anak
prasekolah.
Memberikan nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk karena kekurangan
kalori dan protein, serta bila ada pemberian makanan tambahan dan mineral.
Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimulasinya.
Imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil, BCG, DPT 3 kali, polio 3 kali dan campak 1
kali pada bayi.
Penyuluhan keehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA
Pelayanan KB pada pasangan usia subur dengan perhatian khusus pada mereka yang
dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak berkali-kali dan ibu beresiko tinggi.
Pengobatan bagi ibu, bayi, balita dan anak prasekolah untuk macam-macam penyakit
ringan.
Kunjungan untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan, memberikan
penerangan dan pendidikan tentang kesehatan dan mengadakan pemantauan pada mereka
yang lalai mengunjungi puskesmas dan meminta mereka datang ke puskesmas lagi.
Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi.
Mengadakan kursus kepada dukun yang kemudian akan bekerja sebagai penggerak
calon peserta KB.
Memasang IUD, cara—cara penggunaan pil, kondom, dan cara- cara lain dengan
memberikan sarannya.
Melaksanakn program:
b. memberikan makanan tambahn yang mengandung protein dan kalori yang cukup pada
anak- anak dibawah umur 5 tahun dan ibu yang menyususi.
BAB XV
Kesimpulan
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi kesehatan merupakan sebuah sarana
sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan
yang efektif memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan disemua jenjang,
bahkan di puskesmas atau rumah sakit kecil sekalipun. Bukan hanya data, namun juga informasi yang
lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan adanya sistem informasi kesehatan yang
tertata dan terlaksana dengan baik.
Saran
Penggunaan terhadap sistem informasi kesehatan harus lebih disosialisasikan lagi agar tidak
hanya rumah sakit dan puskemas besar saja yang bisa menggunakan sistem informasi ini tetapi tempat –
tempat kesehatan seperti pustu, posyandu dan tempat-tempat kesehatan lainnya agar bisa menggunakan
sistem informasi ini. Agar semua jaringan data maupun informasi terkoneksi dengan baik hingga ke
pusat, sehingga data menjadi valid.
DAFTAR PUSTAKA
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/525/jbptunikompp-gdl-tikatrisna-26206-6-unikom_t-2.pdf
http://fseptian.mhs.uksw.edu/2012/11/sistem-informasi-kesehatan.html
http://kunang.com/sistem-informasi-puskesmas-simpus/
http://thesimplehealthy.wordpress.com/2014/03/25/definisi-sehat-menurut-para-ahli/
http://www.slideshare.net/zinzendorf/sistem-informasi-kesehatan