Anda di halaman 1dari 21

Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan p-ISSN: 2407-1935, e-ISSN: 2502-1508. Vol. 7 No.

4
April 2020: 774-794; DOI: 10.20473/vol7iss20204pp774-794

THE EFFECT OF CAR, ROA, BI 7-DAY RATE, AND INFLATION ON NON-PERFORMING HOME
FINANCING IN SHARIA GENERAL BANKS FOR 2016-2018 PERIOD1

PENGARUH CAR, ROA, BI 7-DAY RATE, DAN INFLASI TERHADAP NON-PERFORMING FINANCING
KPR PADA BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2016-2018

Rofadatul Hasanah, Dina Fitrisia Septiarini


Departemen Ekonomi Syariah - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Airlangga
rofadatul.hasanah-2016@feb.unair.ac.id*, dina.fitrisia@feb.unair.ac.id

ABSTRAK Informasi artikel


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Diterima: 22-02-2020
Capital Adequacy Ratio, Return on Assets, BI 7-Day Rate, dan Direview: 10-03-2019
Inflasi terhadap terhadap Non Performing Financing KPR pada Diterbitkan: 13-04-2020
bank umum syariah di Indonesia. Populasi penelitian ini adalah *)Korespondensi
bank umum syariah periode 2015-2019. Sampel yang digunakan (Correspondence):
adalah sampel jenuh, yakni menggunakan seluruh bank syariah Rofadatul Hasanah

sebagai sampel penelitian. Penetian ini menggunakan Open access under Creative
pendekatan kuantitatif dengan menggunakan data time series. Commons Attribution-Non
Commercial-Share A like 4.0
Semua variabel menggunanaan presentase pertumbuhan dan International Licence
menunjukkan hasil stas level sehingga teknik yang digunakan (CC-BY-NC-SA)
adalah analisis regresi Ordinary Least Square (OLS) yang diolah
dengan menggunakan software E-Views 10. Hasil penelitian ini
menunjukkan secara parsial variabel Capital Adequacy Ratio dan
Return on Assets memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap
NPF KPR. Sedangkan variabel variabel BI 7-Day Rate dan Inflasi
tidak memiliki pengaruh terhadap NPF KPR. Meskipun demikian
variabel Capital Adequacy Ratio, Return on Assets, BI 7-Day Rate,
dan Inflasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Non
Performing Financing KPR pada bank umum syariah di Indonesia
periode 2015-2019.
Kata Kunci : Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Assets
(ROA), Inflasi, Kurs, Non Performing Financing (NPF), Kredit
Pemilikan Rumah (KPR)

ABSTRACT
This study aims to determine the effect of Capital
Adequacy Ratio, Return on Assets, BI 7-Day Rate, and Inflation
towards Non Performing Financing Mortgages in Islamic
commercial banks in Indonesia. The population of this study is the
Islamic commercial banks in the period 2015-2019. The sample
used is a saturated sample, which uses all Islamic banks as
research samples. This research uses a quantitative approach
using time series data. All variables use the percentage of growth
and show the results of the level stas so that the technique used is
Ordinary Least Square (OLS) regression analysis which is processed
using E-Views 10 software. The results of this study indicate partially
the Capital Adequacy Ratio and Return on Assets variables have
a negative influence significant to NPF KPR. While BI 7-Day Rate
and Inflation variables do not have an influence on NPF KPR. Even
so, the Capital Adequacy Ratio, Return on Assets, BI 7-Day Rate,
and Inflation variables simultaneously have a significant effect on

Artikel ini merupakan bagian dari skripsi dari Rofadatul Hasanah, NIM: 041611433070, yang
1

berjudul, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Non-Performing Financing Kredit


Pemilikan Rumah Pada Bank Umum Syariah Periode 2015-2019.”

774
Hasanah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 4 April 2020: 774-794

the Non Performing Financing of Mortgages in Islamic commercial


banks in Indonesia in the 2015-2019 period.
Keywords: Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Assets (ROA),
Inflasi, Kurs, Non Performing Financing (NPF), Home Ownership
Loan

I. PENDAHULUAN
       
Tingkat permintaan rumah sebesar
800.000 unit per tahun sementara   

kebutuhan rumah yang dapat terpenuhi Yā ayyuhallażīna āmanū iżā tadāyantum

hingga akhir tahun 2017 sekitar 400.000 bidainin ilā ajalim musamman faktubụh…

unit hingga 500.000 unit per tahun. Hal ini Artinya : “Hai orang-orang yang beriman,

membuat harga tanah dan harga rumah apabila kamu bermu´amalah tidak secara

menjadi sangat mahal, selain itu lahan tunai untuk waktu yang ditentukan,

yang tersedia semakin sedikit membuat hendaklah kamu menuliskannya…”

kesenjangan pasokan perumahan Ayat diatas menjelaskan bahwa

(backlog) mencapai 13,5 juta unit pada dalam melakukan mu’amalah secara

tahun 2017 (Sekretaris Kabinet RI, 2017). tidak tunai yakni KPR maka pihak

Pemerintah melalui Kementrian Pekerjaan perbankan perlu adanya perjanjian yang

Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), jelas mengenai skim yang akan digunakan

terus memberikan alternatif kebijakan menurut Haris (2007) salah satunya KPR iB

pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) murabahah, istisna’ dan ijarah khususnya

melalui berbagai program yang sudah ijarah muntahiyah bittamlik (IMBT). Selain

berjalan untuk membantu masyarakat itu terdapat skim baru yakni musyarakah

berpendapatan rendah yang tidak bisa mutanaqisah (OJK, 2016). Meningkatnya

membeli rumah secara tunai. Kemen PUPR pembiayaan KPR Islamic Banking (KPR iB)

menunjuk Industri perbankan dan Industri dikarenakan produk ini merupakan salah

Keuangan Non Bank (IKNB) baik satu kebutuhan daruriyat (kebutuhan

konvensional maupun syariah sebagai primer) yang sedang banyak diminati oleh

penyalur KPR (Biro Komunikasi Publik,2019). masyarakat. Menurut data Statistik

Bank Syariah sebagai penyalur KPR Perbankan Syariah (SPS) 2019, porsi

yang berbasis syariah menjalankan penyaluran pembiayaan KPR pada tahun

pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah 2015-2019 cenderung meningkat setiap

secara tidak tunai dengan sistem bulannya sesuai dengan gambar 1 di

pembayaran menggunakan akad kredit, bawah ini.

sebagaimana dalam firman Allah SWT Gambar 1 menunjukkan bahwa

dalam QS. Al Baqarah ayat 282 yang pembiayaan KPR oleh bank umum syariah

berbunyi: di Indonesia pada Januari 2015 sebesar


Rp 22.739 Milyar meningkat menjadi Rp

775
Hasanah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 4 April 2020: 774-794

35.595 Milyar pada November 2019, mengalami penurunan sebesar yang


dengan persentase kenaikan sebesar cukup signifikan sehingga nilai rasio NPF
56,53%. KPR sebesar 2,76%.

40000
5
30000
Milyar Rp

4
20000

Persentase
3
10000
2
0
Jan-15 Jan-16 Jan-17 Jan-18 Jan-19 1
PORSI PEMBIAYAAN KPR 0
Jan-15 Jan-16 Jan-17 Jan-18 Jan-19
Sumber: Data Statistik Perbankan Syariah 2016-2018,
diolah NPF KPR
Gambar 1.
Grafik Penyaluran Porsi Pembiayaan KPR (Milyar Rp), Sumber : Data Statistik Perbankan Syariah 2016-2018,
2015 – 2019 diolah.

Penyaluran pembiayaan KPR Gambar 2.


Grafik Non Performing Financing KPR (Milyar Rp),
secara berkala dengan akad syariah oleh 2015– 2019

industri bank umum syariah tentunya Rasio Non Performing Financing

memiliki risiko. Risiko pada KPR KPR pada gambar 1.2 yang fluktuatif

dicerminkan dengan rasio Non Performing tetapi cenderung menurun. Menurunnya

Financing (NPF) atau kredit bermasalah. NPF KPR merupakan langkah bijak bank

Semakin rendah NPF maka semakin sentral (Bank Indonesia) ataupun

rendah tingkat kredit bermasalah yang perbankan syariah dalam menyikapi dan

terjadi dan semakin baik kondisi bank menghadapi terjadinya pembiayaan

tersebut. Nilai NPF yang tinggi bermasalah yang dijaga baik dari berbagi

menunjukkan bahwa pihak bank syariah faktor yang dapat mempengaruhinya.

memiliki kesehatan bank yang rendah Beberapa penelitian menunjukkan

dan harus menanggung risiko yang besar faktor-faktor yang berpengaruh signifikan

pula. Oleh karena itu perbankan syariah terhadap NPF pada bank syariah, seperti

harus selektif dalam menyalur kredit penelitian Asnaini (2017) yaitu variabel SBIS

kepada nasabah. Rasio Non Performing dan CAR; Auliani dan Syaichu (2016) yaitu

Financing KPR dari tahun 2015-2019 pada variabel BOPO, CAR, Inflasi, dan SBIS;

gambar 1.2 cenderung menurun. Firdaus (2015) yaitu CAR dan GDP; Akbar
(2016) yaitu GDP, CAR, dan FDR; Yusof,
Rasio Non Performing Financing
dkk (2018) variabel suku bunga
KPR pada indsutri bank umum syariah
berpengaruh terhadap pinjaman
yang tertera pada gambar 1.2
perumahan syariah; Haifa dan Dedi (2015)
mengalami kenaikan yang signifikan
yaitu FDR, profit loss sharing, Inflasi dan
sebesar 4,53% pada tahun 2016,
Kurs; Lidyah (2016) yaitu CAR, BI rate, dan
Kemudian pada bulan Mei 2016

776
Hasanah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 4 April 2020: 774-794

BOPO. Dari beberapa penelitian diatas, kemaslahatan (maslahah), universalisme


variabel yang digunakan pada penelitian (alamiyah), serta yang tidak mengandung
ini yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), gharar, maysir, riba, zalim dan objek
Return on Assets (ROA) BI 7-Day Rate atau haram.” Menurut Sudarsono (2012:27),
Interest Rate, Inflas. Berdasarkan bank sebagai lembaga yang
serangkaian uraian masalah diatas, menjalankan tugasnya sebagai pemberi
penelitian ini tertarik untuk meneliti pelayanan kredit atau pembiayaan yang
mengenai “Analisis Faktor-Faktor yang terdiri dari beberapa produk dan jasa,
Mempengaruhi Non Performing Financing bank syariah menerapkan prinsip-prinsip
Kredit Pemilikan Rumah pada Bank Umum syariah dalam pengoperasiannya.
Syariah periode 2015-2019”. Berdasarkan Menurut Muhammad (2009:91),
keterangan diatas dapat dirumuskan jenis-jenis pembiayaan oleh bank syariah
pertanyaan sebagai berikut : menurut sifat penggunaannya terbagi
1. Bagaimana pengaruh secara parsial menjadi pembiayaan produktif dan
pertumbuhan dari masing-masing pembiayaan konsumtif. Macam -macam
variabel CAR, ROA, BI 7-Day Rate, jenis pembiayaan produtif dan konsumtif
dan Inflasi terhadap pertumbuhan difasilitasi oleh perbankan syariah, salah
Non Performing Financing kredit satunya yakni pembiayaan untuk rumah
pemilikan rumah di bank umum tinggal secara kredit atau disebut
syariah 2015-2019? pembiayaan KPR iB. Bank Indonesia
2. Bagaimana pengaruh secara mendefinisikan Kredit Pemilikan Rumah
silmultan pertumbuhan dari masing- (KPR) sebagai suatu fasilitas kredit yang
masing variabel FDR, CAR, ROA, BI 7- diberikan oleh perbankan kepada para
Day Rate, Inflasi dan Kurs terhadap nasabah perorangan yang akan membeli
pertumbuhan Non Performing atau memperbaiki rumah. Dalam
Financing kredit pemilikan rumah di memberikan pembiayaan kredit, bank
bank umum syariah 2015-2019? syariah wajib mengadakan analisa
II. LANDASAN TEORI kelayakan pada nasabah. Hal ini
Perbankan Syariah di Indonesia dimaksudkan untuk mengetahui bahwa
Otoritas Jasa Keuangan nasabah benar-benar dapat dipercaya
mendefinisikan bank syariah seperti yang dan mempunyai kemampuan untuk
tertuang dalam UU No. 21 tahun 2008, membayar utangnya.
“Bank Syariah adalah yang bank yang Risiko Kredit pada Kredit Pemilikan Rumah
menjalankan kegiatan usaha berdasarkan Surat Edaran BI NO.14/33/DPbs
prinsip syariah, atau prinsip hukum islam bahwa Pembiayaan Kepemilikan Rumah
yang diatur dalam fatwa Majelis Ulama yang selanjutnya disebut KPR iB adalah
Indonesia seperti prinsip keadilan dan pemberian pembiayaan kepada
keseimbangan (‘adl wa tawazun), nasabah dalam rangkah menggunakan

777
Hasanah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 4 April 2020: 774-794

akad berdasakan prinsip syariah. Adapun dengan jual beli atau hibah diakhir
skim/akad yang banyak digunakan oleh masa sewa.
perbankan syariah di Indonesia Selain tiga skim diatas, terdapat
(Haris,2007) yaitu: skim KPR baru di Indonesia yakni
1. KPR Syariah dengan skim Murabahah musyarakah mutanaqisah (OJK,2016).
Murabahah merupakan transaksi jual Musyarakah mutanaqisah terjadi karena
beli, yang dimana bank bertindak dua akad yang dijalankan paralel.
sebagai penjual dan nasabah Pertama, adanya syirkah amwal antara
sebagai pembeli, dengan nasabah dan bank yang melakukan akad
menyerahkan barang diawal. Akad musyarakah melalui penyertaan modal
jenis ini adalah akad bisnis untuk dalam pengelolahan suatu usaha yang
mencari keuntungan bersifat pasti akan mendatangkan keuntungan. Kedua,
(certainly return) dan telah diketahui nasabah melakukan usaha dengan
dimuka (pre-determiner return) modal bersama yang hasil usahannya
mengenai harga asal ditambah dibagi sesuai dengan kesepakatan antara
keuntungan yang akan diperoleh bank dengan nasabah. Disamping itu,
pihak bank. nasabah membeli barang modal milik
2. KPR Syariah dengan skim Isthisna‘ bank secara berangsur sehingga modal
Istisna‘ merupakan transaksi jual beli, yang dimiliki bank dalam syirkah tersebut
dengan cara pembayaran secara berangsur-angsur berkurang
mengangsur yang hampir sama berkurangnya modal bank disebut
dengan murabahah. Perbedaannya mutanaqisah).
terletak penyerahan barang, kalau Perbankan syariah memberikan
istina‘ barang akan diserahkan pada pembiyaan selain mendapat keuntungan,
akhir periode pembayaran. Hal ini pihak bank juga berkemungkinan
terjadi karena biasanya terjadi pada mendapatkan resiko kerugian dari
nasabah yang akan membangun pembiyaan tersebut. Ikatan Bankir
rumah dengan memiliki kriteria Indonesia (2016:20) mengelompokkan
tertentu, sehingga saat pembayaran komponen profil risiko yang terdiri dari
barang belum berwujud dan baru risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas,
mulai pembangunannya setelah ada risiko opersional, risiko hukum, risiko
pemesan dari pihak bank. strategik, risiko kepatuhan, dan risiko
3. KPR Syariah dengan skim IMBT reputasi. Salah satu resiko terbesarnya
Ijarah muntahiyah bittamlik (IMBT) yaitu risiko kredit. Risiko kredit yaitu risiko
merupakan sewa yang diikuti atau akibat kegagalan nasabah atau pihak
diakhiri dengan perpindahan lain dalam memenuhi kewajiban kepada
kepemilikan. IMBT merupakan bank sesuai dengan perjanjian yang
kombinasi antara sewa (ijarah)

778
Hasanah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 4 April 2020: 774-794

disepakati. Risiko kredit diukur debitur tidak sanggup membayar


menggunakan Non Performing Financing. sebagian atau seluruh angsuran pokok
Kriteria penilaian pembiayaan dana dan bagi hasil telah lewat tanggal
kredit yang harus diperhatikan menurut jatuh tempo kepada bank. Non
Kasmir (2009:115) yakni 5 C+ 1 S yang Performing Financing (NPF) merupakan hal
terdiri dari penilaian terhadap karakter yang paling krusial dalam sistem
calon penerima (Character), penilaian perbankan syariah, karena hal tersebut
secara subjektif kemampuan penerima berkaitan dengan likuiditas dan
untuk melakukan pembayaran profitabilitas bank. Sesuai dengan
(Capacity), kemampuan modal penerima penelitian Muhammad (2005:359) yaitu
(Capital), jaminan yang dimiliki penerima pembiayaan bermasalah meningkat
(Collateral), kondisi ekonomi penerima maka risiko terjadinya penurunan
(Condition) dan usaha atau barang yang profitabilitas semakin besar. Apabila
diberikan tidak melanggar syariah sesuai profitabilitas menurun, maka kemampuan
dengan fatwa DSN (Syariah). bank dalam melakukan ekspansi
Non Performing Finacing (NPF) atau pembiayaan berkurang dan laju
Pembiayaan Bermasalah pembiayaan menjadi turun.
Indikator yang menunjukkan Tingkat pembiayaan bermasalah
kerugian akibat risiko kredit tercermin dari sebagai ukuran risiko kredit memberikan
besarnya Non Performing Financing (NPF). informasi tentang stabilitas sistem
Menurut IAI dalam PSAK (2000) Non perbankan. Menurut Isaev dan Mansur
Performing Financing adalah kredit / (2017) bank syariah memperluas
pembiayaan yang pembayaran angsuran pembiayaan kepada pelanggan dibagi
pokok dana atau bunga/bagi hasil telah menjadi tiga segmen industri utama yaitu
lewat 90 hari atau lebih setelah jatuh hipotek (pembiayaan rumah), bisnis
tempo, atau kredit/pembiayaan yang (komersial), dan konsumen (ritel) melalui
pembayarannya secara tepat waktu berbagai akad keuangan syariah yang
sangat dirgukan. Sementara Dendawijaya berbasis penjualan, berbasis sewa dan
(2005) mendefinisikan NPF adalah berbasis ekuitas.
kegagalan pihak debitur memenuhi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi NPF
kewajibannya untuk membayar angsuran KPR
(cicilan) pokok kredit yang telah Capital Adequacy Ratio (CAR)
disepakati. Adapun secara matematis NPF Capital Adequacy Ratio (CAR)
dapat dirumuskan sebagai berikut : didefinikan oleh Dendawijaya (2009)
adalah rasio yang memperlihatkan
seberapa jauh seluruh aktiva bank yang
Dapat disimpulkan bahwa NPF
mengandung risiko (kredit, penyertaan,
adalah suatu keadaan dimana pihak
surat berharga, tagihan pada bank lain)

779
Hasanah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 4 April 2020: 774-794

ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank Wardoyo dan Endang (2009) semakin
disamping memperoleh dana-dana dari besar profitabilitas yang dapat dicapai
sumber diluar bank, seperti dana oleh bank maka semakin besar pula
masyarakat, pinjaman (hutang) dan lain- keuntungan yang dicapai bank tersebut
lain. CAR adalah rasio kecukupan modal dan semakin baik pula posisi bank
bank yang diukur berdasarkan tersebut dilihat dari sisi penggunaan asset.
perbandingan antara jumlah modal Bank Indoensia menetapkan standar
dengan aktiva tertimbang menurut aman rasio ROA berkisar antara 0,5%
risiko/ATMR (Wardiantika dan Rohmawati, sampai dengan 1,25%. Menurut Yuwono
2014), adapun secara matematis CAR (2012) yang mendasari pencapaian
dapat dirumuskan sebagai berikut : profitabilitas yang tinggi adalah untuk
memenuhi kewajiban kepada pemegang
saham, untuk menilai atas kinerja
Capital Adequacy Ratio sering
pimpinan, dan untuk meningkatkan daya
disebut rasio permodalan merupakan
tarik investor untuk menanamkan
modal dasar yang harus dipenuhi oleh
modalnya.
bank. Sesuai dengan peraturan Bank
BI7-Day Rate
Indonesia No 3/21/PBI/2001 bahwa bank
Suku bunga menururt Karl dan Fair
wajib menyediakan modal minimum
(2001:52) adalah pembayaran bunga
sebesar 8% dari aktiva tertimbang menurut
tahunan dalam bentuk presentase dari
risiko yang dinyatakan dalam Capital
pinjaman yang diperoleh dan jumlah
Adequacy Ratio.
bunga yang diterima tiap tahun dibagi
Return On Asset (ROA)
dengan jumlah pinjaman. Sejalan dengan
Tingkat profitabilitas perusahaan
penelitian Rakhmawati (2001)
dapat diproksikan ke dalam rasio Return
menyatakan bahwa suku bunga kredit
On Asset (ROA). Return On Asset menurut
dalam teori Keynesian berhubungan
Wardoyo dan Endang (2009) merupakan
positif dengan jumlah penawaran kredit
rasio untuk mengukur kemampuan
dan sebaliknya berhubungan negatif
perusahaan untuk memperoleh laba
dengan jumlah permintaan kredit artinya
dibandingkan dengan total aktiva
semakin tinggi suku bunga kredit yang
perusahaan. Sehingga secara matematis
dicerminkan semakin mahalnya biaya
ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:
maka akan menurunkan permintaan
kredit, begitupun sebaliknya. Fenomena

Rasio ini menggambarkan ini menerminkan bahwa masih tingginya

profitabiliras dari suatu perusahaan yang suku bunga kredit saat ini menjadi salah

merupakan tujuan utama dari setiap satu pertimbangan masyarakat dalam

perusahaan komersial, termasuk melakukan permohonan kredit pada

perusahaan perbankan. Menurut bank. Suku bunga acuan menjadi acuan

780
Hasanah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 4 April 2020: 774-794

bank syariah dalam menentukan margin Hipotesis dan Model Empiris


harga rumah yakni BI 7-Day Rate. Berdasarkan latar belakang dan
Inflasi rumusan masalah, variabel dependen
Inflasi merupakan proses kenaikan dalam penelitian ini adalah Non
harga-harga umum barang-barang Performing Financing Kredit Pemilikan
secara terus menerus (Sunariyah,2004:17). Rumah (KPR) yang dihitung berdasarkan
Ini tidak berarti bahwa harga-harga persentase pertumbuhannya, sedangkan
berbagai macam barang itu naik dengan variabel independen diukur dengan
presentase yang sama. Beberapa teori pertumbuhan masing-masing variabel
yang membahas mengapa inflasi itu Capital Adequacy Ratio, Return on Assets,
terjadi, menurut Alam (2006) yaitu : BI 7-Day Rate, dan Inflasi. Berikut
Pertama, Teori Kuantitas yang merupakan hipotesis dan model empiris
diungkapkan oleh pendapat kaum klasik dalam penelitian ini :
bahwa tingkat harga ditentukan oleh Hubungan CAR terhadap Non Performing
banyaknya jumlah uang yang Financing KPR
beredar.Harga akan naik jika ada Penelitian Asnaini (2017) dalam
penambahan uang beredar. Kedua, Teori Mardiani (2013) menjelaskan bahwa
Keynes yang melihat inflasi karena tingkat meningkatnya rasio CAR pada bank
permintaan akan kebutuhan bertambah umum syariah, maka BUS akan merasa
sedangkan penawaran tetap, yang akan aman untuk menyalurkan
terjadi adalah harga akan naik. Ketiga, pembiayaannya. Namun, hal ini berakibat
Teori Struktural yang menyatakan bahwa BUS akan merasa longgar dalam
penyebab inflasi dari segi struktural ketentuan penyaluran pembiayaannya.
ekonomi yang kaku. Tingkat permintaan Jika kondisi ini terjadi maka risiko
yang bertambah akibat bertambahnya pembiayaan yang diberikan kepada
penduduk, sedangkan teknologi yang nasabah yang tidak layak akan semakin
digunakan adalah teknologi sederhana. besar, sehingga jika tidak tertagih, maka
Menurut M. Natsir (2014) rumus akan meningkatkan NPF. Hasil penelitian
yang digunakan untuk menghitung inflasi terdahulu oleh penelitian Akbar (2016);
adalah: Auliani dan Syaichu (2016); Lidyah (2016);
Asnaini (2017) berpengaruh signifikan dan
negatif terhadap NPF. Berdasarkan
Dimana INFn adalah inflasi atau
konsep teoritis tersebut dapat diperoleh
deflasi pada waktu (bulan atau tahun),
hipotesis sebagai berikut:
IHKn adalah Indeks Harga Konsumen
H11 : Terdapat pengaruh yang signifikan
pada waktu (bulan atau tahun) dan IHKn-
antara pertumbuhan CAR terhadap
1 adalah Indeks Harga Konsumen pada
tingkat NPF KPR.
waktu (bulan atau tahun) sebelumnya.

781
Hasanah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 4 April 2020: 774-794

Hubungan ROA terhadap Non Performing perubahan dalam menentukan Suku


Financing KPR Bunga Dasar Kredit (SBDK) kepada
Menurut Simorangkir (2004:144) konsumen tak terkecuali SBDK konsumsi
tingkat profitabilitas yang tinggi yang KPR. Bi rate secara makro akan
tercermin dalam nilai ROA membuat bank memengaruhi tingkat suku bunga dan
mendapatkan kepercayaan dari harga rumah. Jika naik akibatnya harga
masyarakat yang memungkinkan bank rumah semakin mahal, angsuran KPR pun
untuk menghimpun modal lebih banyak meningkat. Pertumbuhan BI rate dilihat
sehingga bank memperoleh kesempatan dari waktu ke waktu untuk pengaruhnya
untuk melakukan ekspansi kredit yang terhadap kebijakan yang diambil
lebih luas. Sehingga dengan tingkat perbakan dan efek yang ditimbulkan,
profitabilitas yang tinggi bank cenderung termasuk default kredit. Hasil penelitian
menambah proporsi kredit yang Yusof (2018), suku bunga berpengaruh
disalurkan termasuk dalam penyaluran signifikan dan positif terhadap pinjaman
Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Hasil perumahan syariah. Penelitian Lidyah
penelitian yang menunjukkan ROA (2016); Hernawati, dkk (2018) menunjukkan
pengaruh positif dan signifikan yaitu BI rate memiliki pengaruh terhadap NPF.
Meydianawathi (2006) terhadap kredit Selain itu, hasil berbeda Astuty dan Nisa
secara umum maupun secara khusus; (2018) bahwa BI rate atau interest rate
Penelitian Pradana dan R. Djoko (2018) menghasilkan hubungan tidak signifikan
terhadap volume KPR. Sedangkan terhadap NPF atau pembiayaan
penelitan yang menunjukan ROA bermasalah. Berdasarkan konsep teoritis
pengaruh signifikan dan negatif yakni tersebut dapat diperoleh hipotesis
Penelitian Wardoyo dan Endang (2009) sebagai berikut :
terhadap NPL pada bank perkreditan H13 : Terdapat pengaruh yang signifikan
rakyat dan Raysa (2014) terhadap NPF antara pertumbuhan BI 7-Day Rate
pada bank umum syariah. terhadap tingkat pertumbuhan NPF KPR.
Berdasarkan konsep teoritis tersebut dapat Hubungan Inflasi terhadap Non Performing
diperoleh hipotesis sebagai berikut : Financing KPR
H12 : Terdapat pengaruh yang signifikan Penelitian Auliani dan Syaichu
antara pertumbuhan ROA terhadap (2016) berpendapat bahwa hubungan
tingkat pertumbuhan NPF KPR. yang terjadi antara inflasi dan kredit
Hubungan BI7-Day Rate terhadap Non bermasalah terjadi pada perubahan
Performing Financing KPR Syariah daya beli masyarakat yang akan menurun
Bank sebagai lembaga keuangan karena secara riil tingkat pendapatannya
dalam kegiatan operasionalnya selalu juga menurun pada saat terjadi inflasi.
memerhatikan tingkat suku bunga. Saat terjadi inflasi akan menyebabkan
Perubahan BI rate akan memengaruhi beban hidup akan semakin tinggi karena

782
Hasanah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 4 April 2020: 774-794

biaya untuk melakukan konsumsi akan H15 : Terdapat pengaruh yang signifikan
meningkat. Dan bila secara riil antara msing-masing pertumbuhan CAR,
pendapatan menurun maka akan ROA, BI 7-Day Rate, dan Inflasi terhadap
menjadi kesulitan bagi debitur untuk tingkat pertumbuhan NPF KPR.
mengembalikan pinjaman pada bank. Hal III. METODE PENELITIAN
ini sejalan dengan penelitian Rahmawati Penelitian ini menggunakan
(2011) yang menunjukkan bahwa tingkat pendektan kuantitatif, karena penelitian
inflasi akan mempengaruhi harga rumah, ini menyajikan data-data berupa angka.
apabila tidak diimbangi dengan Menurut Kurniawan dan Zahra (2016:18),
meningkatnya pendapatan pada penelitian kuantatif merupakan penelitian
masyarakat maka akan membuat terstruktur dan mengkuantifikasikan data
peluang terjadinya NPF meningkat. Hasil untuk dapat di generalisasikan.
penelitian Auliani dan Syaichu (2016) Pendekatan dan metode ini di mulai
menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh dengan menggumpulkan data,
signfikan dan negatif terhadap NPF BUS; menganalisis data dan
Rahmadani (2016) menunjukkan bahwa menginterprestasikannya. Data sekunder
inflasi berpengaruh signfikan terhdap NPF yang digunakan pada penelitian ini
KPR pada bank syariah. Berdasarkan adalah data runtun waktu (time series),
konsep teoritis tersebut dapat diperoleh berupa data laporan keuangan bulanan
hipotesis sebagai berikut : dari OJK dan BI.
H14 : Terdapat pengaruh yang signifikan Populasi dalam penelitian ini
antara pertumbuhan Inflasi terhadap adalah seluruh Industri Bank Umum Sayriah
tingkat pertumbuhan NPF KPR. Indonesia pada tahun 2015-2019 yang
Hubungan CAR, ROA, BI 7-Day Rate, menyalurkan KPR di Indonesia. Sampel
Inflasi, terhadap Non Performing Financing pada penelitian ini mengunakan sampel
KPR jenuh. Menurut Sugyono (2014:68), bahwa
Pembiayaan yang disalurkan oleh teknik sampling jenuh merupakan teknik
bank akan selalu diiringi dengan risiko. penentuan sampel bila semua anggota
Risiko kredit (pembiayaan) muncul ketika populasi digunakan sebagai sampel. Hal
bank tidak bisa memperoleh kembali itu dikarena keterbatasan sumber
cicilan pokok dan/atau bunga (bagi hasil) informasi dari beberapa bank umum
dari pinjaman yang diberikan syariah terkait data variabel CAR, ROA, BI
(Muhammad, 2002). Semua jenis 7-Day Rate, Inflasi, Non Performing
pembiayaan yang disalurkan selalu Financing KPR sehingga yang dipilih
memiliki risiko yang sendiri-sendiri yang adalah keseluruhan industri bank umum
akan menyebabkan nasabah mengalami syariah. Uji parametris pada penelitian ini
gagal bayar. menggunakan metode regresi Ordinary
Least Square (OLS) atau metode kuadrat

783
Hasanah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 4 April 2020: 774-794

terkecil dengan menggunakan alat variabel independen menghasilkan nilai


statistik E-Views 10 dan Microsoft Excel VIF < 10. Berdasarkan hasil tersebut,
2016 Langkah utama dalam melakukan keseluruhan variabel independen telah
teknik analisis data adalah terlebih dahulu terbebas dari masalah klasik
mentabulasi data-data penelitian yang multikolinieritas sehingga model regresi ini
diperlukan sesuai dengan sampel layak dipakai pengujian.
penelitian, serta model regresi ini harus Uji Heterokedasititas
memenuhi beberapa persyaratan uji Berdasarkan hasil uji
asumsi klasik. Muktikolinieritas data panel dengan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAAN bantuan aplikasi E-Views 10, Hasil Uji
Uji Stasioneritas Data (Unit test root) Beusch-Pangan-Godfrey menunjukkah
Berdasarkan hasil uji stasioneritas probabilitas Chi Square sebesar 0.9018,
dengan menggunakan uji Augmented lebih dari α = 5%. Dapat disimpulkan tidak
Dickey Fuller (ADF) pada tingkat level, hasil ada masalah heteroskedastisitas.
probabilitas semua variabel independen Uji Autokorelasi
kurang dari α = 5%. Dapat disimpulkan Berdasarkan hasil uji Metode yang
bahwa data stasioner atau data layak digunakan ntuk menguji autokolesi adalah
untuk diuji menggunakan metode uji Breush-Godfey Seriel Correlation LM Test
Ordinary Least Square (OLS). pada tabel 4.6 dengan lag 5 didapat nilai
Pengujian Asumsi Klasik DW sebesar 1.931 yang lebih besar dari
Uji Normalitas batas du (1.7266) dan lebih kecil dari
Berdasarkan hasil uji (2.2734). Nilai du diperoleh dari tabel
Muktikolinieritas data panel dengan Durbin Watson dengan nilai signifikansi 5 %
bantuan aplikasi E-Views 10, hasil uji dengan variabel independen (k) adalah 4
Normalitas dapat dilihat pada nilai dan observasi (n) adalah 59. Dapat
koefisien Jarque-Bera Test (J-B Test) yang disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala
menunjukkan nilai Jarque-Bera sebesar autokorelasi.
0.503738 dengan nilai probabilitas sebesar Pembahasan
0.568500 lebih besar dari α = 5%. Dapat Pengaruh Pertumbuhan CAR Terhadap
disimpulkan apabila nilai Prob (Jarque- Pertumbuhan NPF KPR
Bera) lebih besar α = 5%. bahwa data Hasil uji regresi sebelumnya
berdistribusi normal sehingga memenuhi diketahui bahwa variabel pertumbuhan
persyaratan dalam model regresi. CAR berpengaruh signifikan dan negatif
Uji Multikolinieritas terhadap pertumbuhan NPF KPR.
Berdasarkan hasil uji Penelitian ini selaras dengan penelitian
Muktikolinieritas data panel dengan Raysa (2014); Akbar (2016); Diansyah
bantuan aplikasi E-Views 10, hasil (2016); Auliani dan Syaichu (2016); Lidyah
pengujian nilai VIF menunjukkan semua (2016); Asnaini (2017) yang menunjukkan

784
Hasanah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 4 April 2020: 774-794

variabel CAR berpengaruh negatif dan ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia,
signifikan terhadap Non Performing dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang
Financing pada bank syariah. Artinya baik (surga).
semakin tinggi CAR maka bank akan Pada ayat ini menjelaskan harta
semakin berhati-hati untuk memberikan merupakan modal bagi kita untuk
pembiayaan yang pada akhirnya mencari keuntungan, namun tidak boleh
menurunkan tingkat NPF KPR bank umum berlebihan yang menyebabkan lalai
syariah di Indonesia. terhadap perintah-Nya. Sejalan dengan
Modal dalam literatur fiqih disebut penelitian Ardiningsih (2000) dalam Firdaus
ra’sul mal yang merujuk pada arti uang (2015) yang menyatakan bahwa dalam
dan barang. Hadits Riwayat Bukhari bermuamalah pihak perbankan harus
menjelaskan bahwa modal tidak boleh menerapkan prinsip kehati-hatian dalam
diabaikan dan pemilik modal harus penyalurkan pembiayaannya, hal
berupaya memproduktifkan modalnya. tersebut dimaksudkan untuk mengurangi
Artinya bahwa dalam menjalan usahanya kemungkinan timbulnya risiko kerugian.
harus memiliki modal yang cukup Menurut Auliani dan Syaichu (2016) hasil
sehingga modal tersebut dapat signifikan ROA ini dikarenakan setiap bank
menghasilkan sebuah keuntungan, seperti memiliki kriteria dan persyaratan yang
fiman Allah yang tertuang dalam QS. Ali berbeda-beda dalam memberikan
Imran (3) ayat 14 yang berbunyi: pembiayaannya. Adanya kesepakatan
diawal yang jelas antara nasabah dan
      
bank (akad) untuk beritikad baik yang
      menekan pada amanah serta bentuk
usaha yang dilakukan oleh bank syariah
      
dalam mengatasi timbulnya masalah
       gagal bayar. Salah satu tindakannya
zuyyina lin-nāsi ḥubbusy-syahawāti minan- untuk menyelamatkan kredit bermasalah

nisā`i wal-banīna wal-qanaṭīril- oleh pihak perbankan seperti Resheduling

muqanṭarati minaż-żahabi wal-fiḍḍati wal- (penjawadalan kembali), Reconditioning,

khailil-musawwamati wal-an'āmi wal-ḥarṡ, Restructuring, dan Eksekusi (Adlan,2016).

żālika matā'ul-ḥayātid-dun-yā, wallāhu Cara eksekusi merupakan cara terkahir

'indahụ ḥusnul-ma`āb seperti menyerahkan kewajiban kepada

Artinya : “Dijadikanlah indah pada BUPN (Badan Urusan Piutang Negara) dan

(pandangan) manusia kecintaan kepada menyerahan perkara ke pengadilan

apa-apa yang diingini, yaitu : wanita- negeri (perkara pertada). Salah satu cara

wanita, anak-anak, harta-harta yang lainnya yang dilakukan bank untuk

banyak dari emas, perak, kuda pilihan, mengurangi kredit bermsalah yaitu

binatang-binatang ternak dan sawah, dengan melelang rumah rumah yang

785
Hasanah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 4 April 2020: 774-794

gagal bayar oleh debitur Kredit Pemilikan maka kebijakan menaikkan suku bunga
Rumah (KPR) atau memindahkan kredit kredit mungkin akan diambil bank demi
(take-over kredit) pembeli rumah pertama pencapaian target laba yang hanya
kepada orang lain. akan menambah kemungkinan debitur
Pengaruh Pertumbuhan ROA Terhadap gagal bayar.
Pertumbuhan NPF KPR Cenderung menurunnya rasio NPF
Hasil uji regresi sebelumnya KPR pada gambar 1.2 dikarenakan
diketahui bahwa variabel pertumbuhan pembiayaan ini merupakan kegiatan
ROA berpengaruh signifikan dan negatif konsumtif dengan adanya barang gadai
terhadap pertumbuhan NPF KPR. Artinya atau jaminan berupa rumah itu sendiri,
semakin tinggi ROA maka terjadinya jaminan tersebut dapat digunakan
tingkat pembiayaan bermasalah KPR apabila peminjam tidak mampu
dalam suatu bank menurun. Penelitian ini melunasinya. Adanya barang jaminan
sejalan dengan penelitian Wardoyo dan terdapat dalam QS. AL-Baqarah (2) ayat
Endang (2009) yang menunjukkan ROA 283 yang berbunyi:
berpengaruh signifikan dan negatif
        
terhadap NPL. Tingginya profitabilitas
didapatkan dari pengelolahan         
manajemen yang baik, sesuai dengan
         
penelitian Berger deYoung (1997) dalam
penelitian Kusuma dan A Mulyo (2016)         
yang menyatakan bahwa praktik Wa ing kuntum 'alā safariw wa lam tajidụ
manajemen yang buruk akan berdampak kātiban fa rihānum maqbụḍah, fa in
pada laba perusahaan. Ketika manager amina ba'ḍukum ba'ḍan
tidak memiliki keterampilan credit scoring¸ falyu`addillażi`tumina amānatahụ
menilai angunan hingga pengawasan walyattaqillāha rabbah, wa lā taktumusy-
terhadap debitur maka kesalahan syahādah, wa may yaktum-hā fa innahū
manajemen tersebut akan meningkatkan āṡimung qalbuh, wallāhu bimā ta'malụna
kredit macet pada perbankan. Tingginya 'alīm (283)
profitabilitas menandakan bahwa bank Artinya: “Jika kamu dalam perjalanan
memiliki kinerja yang baik sehingga (dan bermu’amalah tidak secara tunai)
menarik masyarakat untuk menempatkan sedang kamu tidak memperoleh seorang
dananya dibank. Atas kepercayaan penulis, maka hendaklah ada barang
masyarakat inilah bank dapat tanggungan yang dipegang (oleh yang
menghimpun banyak dana yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian
kemudian akan disalurkan, maka rasio kamu mempercayai sebagian yang lain,
pada kredit macet kemudian dapat maka hendaklah yang dipercayai itu
ditekan. Sebaliknya jika labanya buruk, menunaikan amanatnya (hutangnya) dan

786
Hasanah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 4 April 2020: 774-794

hendaklah ia bertakwa kepada Allah mutanaqisah dalam penerapannya tidak


Tuhannya, dan janganlah kamu (para menggunakan suku bunga dalam
saksi) menyembunyikan persaksian. Dan menentukan besaran cicilannya hal
barang siapa yang menyembunyikannya, tersebut dikarenakan diawal perjanjian
maka sesungguhnya ia adalah orang sudah di tetapkan besarnya margin dan
berdosa hatinya dan Allah Maha nisbah antara pihak bank dan nasabah.
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Sesuai dengan firman dalam QS. Al-
Pada ayat ini Allah memerintahkan Baqarah (2) ayat 16 yang berbunnyi:
agar dalam melakukan kegiatan hutang
      
piutang hendaklah ada seorang pencatat
dan ada barang yang dijaminkan sampai     
orang yang berhutang mengembalikan Ulā`ikallażīnasytarawuḍ-ḍalālata bil-hudā
tanggungan hutangnya. Ayat ini juga fa mā rabiḥat tijāratuhum wa mā kānụ
memerintahkan pihak penghutang untuk muhtadīn
membayar hutangnya. Dalam pelaksaan Artinya: “Mereka itulah orang yang
transaksi kredit rumah maka Non membeli kesesatan dengan petunjuk,
Performing Financing KPR terjaga maka tidaklah beruntung perniagaan
dikarenakan terdapat barang gadai atau mereka dan tidaklah mereka mendapat
jaminan. Hal tersebut mendorong petunjuk.”
kesadaran pihak debitur untuk membayar Pada ayat ini menjelaskan bahwa
angsuran tepat waktu sehingga akan dalam melakukan suatu kerjasama
berdampak pada profitabiltas perbankan. hendaklah di sepakati dari awal agar
Pengaruh Pertumbuhan BI7-Day Rate tidak terjadi transaksi yang merugikan.
Terhadap NPF KPR Sistem perbankan syariah di Indonesia
Hasil uji regresi sebelumnya dalam menyalurkan pembiayaan KPR
diketahui bahwa variabel pertumbuhan BI menerapkan prinsip Islam yakni bebas
7-Day Rate berpengaruh tidak signifikan bunga dan denda. Selain itu, KPR syariah
dan negatif terhadap pertumbuhan NPF menerapkan suku bunga fix rate yang
KPR. Hasil ini sejalan dengan penelitian artinya angsuran cicilan KPR tidak akan
Astuty dan Nisa (2018) yang menunjukkan berubah dari awal angsuran hingga akhir
hasil tidak signifikan terhadap pelunasan dan tidak adanya penalti
pembiayaan KPR syariah. Hasil tersebut ataupun biaya administrasi (provisi) jika
menunjukkan bahwa gejolak ekonomi nasabah melakukan pelunasan lebih
yang membuat naik turunnya suku bunga cepat.
atau BI 7-Day Rate tidak mempengaruhi Pengaruh Pertumbuhan Inflasi Terhadap
NPF KPR. Akad-akad pada kredit Pertumbuhan NPF KPR
pemilikan rumah seperti murabahah, Hasil uji regresi sebelumnya
istisna’, IMBT dan musyarakah menunjukkan variabel pertumbuhan Inflasi

787
Hasanah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 4 April 2020: 774-794

tidak berpengaruh signifikan dan positif nasabah merasa memiliki tanggung


terhadap pertumbuhan NPF KPR artinya jawab atau komitmen untuk memenuhi
meningkatnya tingkat inflasi maka tingkat kewajibannya dalam hal melunasi
pembiayaan bermasalah dalam suatu pinjaman ke bank, sehingga meskipun
bank akan tetap. Penelitian ini sejalan inflasi mengalami kenaikan, pembiayaan
dengan Asnaini (2017); Syahputra dan bermasalah pada bank syariah tidak ikut
Achmad (2019); Hernawati, dkk (2019) . mengalami kenaikan juga. Penelitian
Tidak signifikannya inflasi terhadap NPF Asnaini (2017) menunjukkan tidak
KPR dikarenakan kondisi inflasi pada berpengaruhnya inflasi dalam
periode penelitian cenderung stabil pembayaran cicilan dikarenakan
setahun) dan sesuai target yang pembayaran cicilan oleh nasabah tidak
ditetapkan oleh Bank Indonesia meingkat apabila inflasi meningkat
(tergolong inflasi ringan yaitu <10%). Inflasi melainkan tetap sebesar akad awal dan
dapat terjadi karena keinginan dan juga karena akad awal dan juga
masyarakat untuk mengkonsumsi secara perubahan laju inflasi tdak menyurutkan
berlebihan. Dalam rangka membatasi keinginan masyarakat untuk mengikuti
keinginan konsumtif manusia yang perkembangan atau mengurangi
tertuang dalam QS. At-Takatsur ayat 1-3 konsumsi, maka dampak resiko
yang berbunyi: pembiayaan masih dapat terkendali.
Menurut Fisher dalam Akbar (2016)
       
menyebutkan bahwa kenaikan inflasi
   dalam jangka pendek tidak akan
alhaakumut takaatsur (١) hattaa zurtumul menyurutkan keinginan masyarakat untuk
maqoobir (٢) kallaa saufa ta’lamuun (٣) mengikuti pemenuhan kebutuhan, maka
Artinya: “(1) Bermegah-megahan telah dampak risiko kredit dalam jangka
melalaikan kamu, (2) Sampai kamu masuk pendek masih dapat terkendali. Menurut
ke dalam kubur, (3) Sekali-kali tidak! Kelak Bank Indonesia (2013), perbankan syariah
kamu akan mengetahui (akibat lebih tahan terhadap goncangan
perbuatanmu itu).” variabel makroekonomi. Hal tersebut
Pada ayat diatas menjelaskan terbukti pada saat resesi maupun krisis
bahwa Allah melarang bermegah- bank syariah lebih mampu bertahan
megahan. Lain halnya dengan pembelian dibandingkan bank-bank konvensional.
rumah, karena hakikatnya rumah adalah Hal ini dibuktikan dengan pertumbuhan
kebutuhan primer yang harus di penuhi. pembiayaan yang tinggi pada tahun
Ada banyak cara yang sapat dilakukan 2008/2009. Selain itu, meningkatnya inflasi
untuk membeli rumah, salah satunya yakni membuat nilai jaminan (rumah tersebut)
KPR. Keputusan nasabah untuk melakukan juga akan mengalami kenaikan. Dengan
transaksi KPR mengindikasikan bahwa nilai jaminan yang semakin tinggi bisa

788
Hasanah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 4 April 2020: 774-794

menutupi apabila debitur mengalami berhati-hati dalam memberikan


gagal bayar. pembiyaannya sehingga akan
Pengaruh Pertumbuhan CAR, ROA, BI 7- membuat peluang terjadinya NPF KPR
Day Rate, dan Inflasi Terhadap semakin kecil.
Pertumbuhan NPF KPR 2. Return On Asset tidak memiliki
Hasil nilai probabilitas pada Uji pengaruh signfikan dan negatif
Simultan (Uji F) yang telah dilakukan terhadap Non Performing Financing
sebelumnya pada tabel 4.7 yakni sebesar KPR dengan t-stastistik sebesar -
0.000054 yang lebih kecil dari nilai α (0,05). 4.900507 dan signifikansi 0.0000 yang
Maka dapat disimpulkan bahwa lebih kecil dari 0,05 sehingga H0 di
pertumbuhan masing-masing variabel tolak. Variabel ROA memiliki
CAR, ROA, BI 7-Day Rate, dan Inflasi pengaruh terhadap meningkat atau
secara bersama-sama memiliki pengaruh menurunnya NPR KPR. Tingkat
terhadap pertumbuhan Non Performing keuntungan yang tinggi didapatkan
Financing KPR, sehingga H0 di tolak. karena dalam pembiayaan ini
Berdasarkan nilai R-Square yang terdapat barang gadai atau jaminan,
ditunjukkan oleh tabel yang sama sehingga mendorong nasabah untuk
memperoleh nilai sebesar 0.363812 atau membayar tepat waktu yang secara
36.38%. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak langsung akan mempengaruhi
variabel CAR, ROA, BI 7-Day Rate, dan profitabilitas perbankan.
Inflasi di dalam model regresi mampu 3. BI 7-Day Rate memiliki pengaruh
menjelaskan variabel NPF KPR pada bank signfikan dan positif terhadap Non
umum syariah periode 2015-2019 sebesar Performing Financing KPR dengan nilai
36.38 % dan sisanya sebesar yang artinya t-stastistik sebesar 2.978991 dan
masih 63.62% dipengaruhi oleh variabel signifikansi 0.6313 yang lebih besar
lain. Yang tidak digunakan pada dari 0,05 sehingga H0 di terima. Hasil
penelitian ini. tersebut menunjukkan bahwa gejolak
V. SIMPULAN ekonomi yang membuat naik
1. Capital Adequacy Ratio atau rasio turunnya suku bunga atau BI 7-Day
kecukupan modal memiliki pengaruh Rate tidak mempengaruhi NPF KPR.
signifikan dan negatif terhadap Non Akad-akad pada kredit pemilikan
Performing Financing KPR dengan t- rumah seperti murabahah, istisna’,
stastistik sebesar -2.872470 dan IMBT dan musyarakah mutanaqisah
signifikansi 0.0058 yang lebih kecil dari dalam penerapannya tidak
0,05 sehingga H0 ditolak. Variabel menggunakan suku bunga dalam
CAR merupakan faktor terpenting menentukan besaran cicilannya hal
bagi bank. Semakin besarnya nilai tersebut dikarenakan di awal
CAR maka pihak perbankan semakin perjanjian sudah ditetapkan besarnya

789
Hasanah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 4 April 2020: 774-794

margin dan nisbah antara pihak bank mengembangkan kinerja perbankan


dan nasabah. secara profesional dari sistem
4. Inflasi memiliki pengaruh signfikan dan perbankan syariah sehingga dapat
positif terhadap Non Performing meningkatkan profitabilitas
Financing KPR dengan t-stastistik perbankan agar dapat meminimalisir
sebesar 1.158492 dan signifikansi terjadinya Non Performing Financing
0.2518 yang lebih besar dari 0,05 KPR.
sehingga H0 di terima. Dalam jangka 2. Bagi penelitian selanjutnya,
pendek, apabila inflasi mengalami diharapkan dapat mengambil
kenaikan tidak akan berpengaruh beberapa model dan sampel bank
terhadap pembiayaan bermasalah syariah baik di Indonesia maupun di
pada bank syariah. Meningkatnya negar lain agar bisa digunakan
inflasi tidak akan menyurutkan sebagai pembanding serta dapat
keinginan masyarakat untuk tetap diketahui secara pasti terjadinya
melaksanakan kewajibannya. Inflasi pembiayaan bermasalah. Selain itu
juga membuat nilai jaminan tersebut juga menambahkan faktor variabel
mengalami kenaikan, sehingga baik internal dan eksternal sesuai
dapat menutupi pembiyaan dengan kondisi dan situasi
bermasalah apabila debitur gagal perkonomian Indonesia dan Dunia.
bayar. Perlu juga mempertimbangkan dan
5. Berdasarkan pengujian secara mengkaji dimensi waktu dan ruang
bersama-sama (simultan) variabel lingkup penelitian. Perlu
independen (FDR, CAR, ROA, BI7-Day mempertimbangkan dan mengkaji
, Inflasi dan Kurs) secara bersama- dimensi waktu dan ruang lingkup
sama memiliki pengaruh signfikan penelitian.
sebesar 0,000054 yang lebih kecil dari Keterbatasan
0,05 terhadap variabel dependen Risiko yang di hadapi perbakan
pembiayaan KPR pada bank umum salah satunya yakni Non Performing
syariah di Indonesia periode 2015- Financing, risiko dapat terjadi apabila
2019. debitur tidak dapat membayar kembali
Saran kewajibannya. Variabel yang digunakan
Berdasarkan beberapa simpulan pada penelitian ini masih terbatas pada
yang telah dipaparkan diatas, maka variabel makroekonomi dan variabel
saran dari penelitian ini sebagai berikut: mikro berupa kondisi keuangan internal
1. Bagi perbankan, pihak perbankan perbankan. Berdasarkan analisis kefisien
harus menerapkan sistem kehati- determinan (R2) menunjukkan angka
hatian saat penyalurankan modalnya 31.67% yang artinya masih 68.33% variabel
ke nasabah serta lebih lain yag dapat mempengaruhi NPF KPR

790
Hasanah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 4 April 2020: 774-794

yang tidak di teliti dalam penelitan ini. kepemilikan rumah dan


pembiayaan bermotor bagi Bank
Periode waktu yang digunakan terbatas
Umum Syariah dan Unit Usaha
dari 2015, dikarena laporan tahunan Syariah. Jakarta: Departemen
Perbankan Syariah (DPbs) dan
statistik perbankan syariah mengalami
De[artemen Hukum (DHk).
rekapitulasi mulai tahun 2015 sehingga Biro Komunikasi Publik. (2019). Diakses
pada 11 September 2019.
sampel yang diambil hanya 59 bulan
https://www.pu.go.id/berita/view/
mulai periode Januari 2015 sampai 16011/program-subsidi-rumah-
kementerian-pupr-tahun-2018-
dengan November 2019.
targetkan-630-437-unit-rumah
DAFTAR PUSTAKA Dendawijaya, Lukman. (2005).
Manajemen Perbankan. Bogor:
Adlan, M. Aqim. (2016). Penyelesaian
Ghalia Indonesia.
kredit macet perbankan dalam
Diansyah. (2016). Pengaruh faktor internal
pandangan Islam: Tinjauan regulasi
dan eksternal terhadap Non
kasus kredit macet akibat
Perfoming Loan (Studi pada bank
bencana alam. AN-NISBAH, 2(2),
yang terdaftar di Bursa Efek
145-186
Indonesia periode 2010-2014).
Akbar, Dinnul Alfian. (2016). Inflasi, Gross
Journal of Business Studies, 2(1), 9-
Domestic Product (GDP), Capital
13.
Adequacy Ratio (CAR), dan
Firdaus, Rizal Nur. (2015). Pengaruh faktor
Finance to Deposite Ratio (FDR)
internal dan eksternal yang
terhadap Non Perfoming Financing
mempengaruhi pembiyaan
(NPF) pada bank umum syariah di
bermasalah pada bank umum
Indonesia. I-Economic, 2(2), 19-37.
syariah di Indonesia. Jurnal El-Dinar,
Asnaini, Sri Wahyuni. (2017). Faktor-faktor
3(1), 82-108.
yang mempengaruhi Non
Haifa dan Dedi Wibowo. (2015). Pengaruh
Perfoming Financing (NPF) pada
faktor internal bank dan makro
bank umum syariah di Indonesia
ekonomi terhadap Non Performing
tahun 2010-2013. JOCE IP, 11(1), 1-
Financing perbankan syariah di
22.
Indonesia: Periode 2010:01 –
Astuty, Pudji dan Nisa Nurjanah. (2018).
2014:04. AN-NISBAH, 1(2), 29-44.
Analisis Pengaruh Financing to
Haris, Helmi. (2007). Pembiayaan
Deposit Ratio (FDR), Non Perfoming
kepemilikan rumah (sebuah inovasi
Financing (NPF), suku bunga dan
pembiayaan perbankan syari’ah).
bank size terhadap pembiyaan kpr
Jumal Ekonomi Islam La_Riba, 1(1),
syariah (studi kasus BUS di
113-125.
Indonesia dan Malaysia). Journal
Hernawati, Herni dan Oktaviani Rita
Ekonomi, 20(3), 286-299.
Puspitasari. (2018). Pengaruh faktor
Auliani, Mia Maraya dan Syaichu. (2016).
makroekonomi terhadap
Analisis pengaruh faktor internal
pembiayaan bermasalah. Journal
dan faktor ekternal terhadap
of Islamic Finance and Accounting,
tingkat pembiayaan bermasalah
1(1), 29-44.
pada bank umum syariah di
Ikatan Akuntansi Indoensia. (2000).
Indonesia Periode Tahun 2010-
Standar akuntansi keuangan.
2014. Diponegoro Journal of
Jakarta: Salemba Empat.
Management, 5(3), 1-14.
Ikatan Bankir Indonesia. (2014).
Bank Indonesia. (2018). Pengenalan inflasi.
Mengelolah Kredit Secara Sehat.
Diakses pada 11 November 2019.
Edis Pertama. Jakarta: Gramedia
https://www.bi.go.id/id/moneter/in
Pustaka Utama.
flasi/pengenalan/Contents/Default
Isaev, Mirolim dan Mansur Masih. (2017).
.aspx
Macroeconomic and bank-
Bank Indonesia. (2012). Surat Edaran Bank
specific determinants of different
Indonesia perihal penerapan
categories of non-perfoming
kebijakan produk pembiayaan

791
Hasanah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 4 April 2020: 774-794

financing in Islamics banks: pembiayaan kepemilikan rumah


Evidence from Malaysia. Munich dan pembiayaan kendaraan
Personal RePEc Archive Paper No bermotor bagi bank umum syariah
79719, 1-24. Retrieved from dan unit usaha syariah. Jakarta:
https://mpra.ub.uni- Otoritas Jasa Keuangan.
muenchen.de/79719/ ______. (2016). Statistik Perbankan Syariah.
Karl dan Fair. (2001). Pembayaran bunga Jakarta: Departemen Perizinan
tahunan dari suatu pinjaman, yang dan Informasi Perbankan OJK
diperoleh. Yogyakarta: YKPN. Indonesia.
Kasmir. (2009). Pengantar manajemen ______. (2016). Standar Produk Perbankan
keuangan. Jakarta: Kencana. Syariah Musyarakah dan
Kurniawan, Agung Widhi dan Zahra Musyarakah Mutanaqisah. Jakarta:
Puspitaningtyas. (2016). Metode Departemen Perbankan Syariah
penelitian kuantitatif. Yogyakarta: OJK Indonesia.
Pandiva Buku. ______. (2017). Statistik Perbankan Syariah.
Kusuma, Ervina Chandra dan A Mulyo Jakarta: Departemen Perizinan
Haryanto. (2016). Analisis pengaruh dan Informasi Perbankan OJK
variabel kinerja bank (CAR, ROA, Indonesia.
BOPO dan LDR), serta ______. (2018). Statistik Perbankan Syariah.
pertumbuhan kredit dan kualitas Jakarta: Departemen Perizinan
kredit terhadap Non Performing dan Informasi Perbankan OJK
Loan (NPL). Diponegoro Journal of Indonesia.
Management, 5(4), 1-13. ______. (2019). Statistik Perbankan Syariah.
Lidya, Rika. (2016). Dampak Inflasi, BI Rate, Jakarta: Departemen Perizinan
Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Informasi Perbankan OJK
Biaya Operasional Pendapatan Indonesia.
Operasional (BOPO), terhadap Pemerintah Indonesia. (2008). Undang-
Non Performing Financing (NPF) Undang Nomor 21 tahun 2008
pada Bank Umum Syariah di perbankan syariah. Lembaran RI
Indonesia. Jurnal I-Finance, 2(1), 1- tahunn 2008 No 21. Jakarta:
19. Sekretariat Negara.
Meydianawathi, Luh Gede. (2003). Analisis Rahmadani, Peni. (2016). Implikasi SBI, PDB,
perilaku penawaran kredit Inflasi, DPK, Total Aset, dan FDR
perbankan kepada sektor UMKM di pembiyaan KPR terhadap NPF
Indoensia (2002-2006). Universitas Pembiayaan KPR Perbankan
Udayana Denpasar: Buletin Studi Syariah di Indonesia periode 2008-
Ekonomi, 12(2). 135-147. 2015. Skripsi tidak diterbitkan.
Muhammad. (2005). Bank syariah problem Jakarta: Universitas Islam Negeri
dan proses perkembangan di Syarif Hidayatullah.
Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Rakhmawati, Diah Nur. (2011). Analisis
______. (2005). Manajemen bank syariah. faktor-faktor yang mempengaruhi
Yogyakarta: UPPAMP YKPN. permintaan Kredit Pemilikan
Natsir, M. (2014) Ekonomi moneter dan Rumah (KPR) pada bank umum di
perbankan sentral. Jakarta: Mitra Indonesia tahun 2003-2010. Skripsi
Wacana Media. tidak diterbitkan. Surakarta:
OJK. (2013). Laporan perkembangan Universitas Sebelas Maret.
keuangan syariah tahun 2013. Surakarta.
Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan. Raysa, Siti. (2014). Pengaruh CAR, FDR,
______. (2015). Statistik Perbankan Syariah. ROA, BOPO, Return Pembiayaan
Jakarta: Departemen Perizinan Profit Loss Sharing, BI Rate, dan Size
dan Informasi Perbankan OJK terhadap Non Performing
Indonesia. Financing pada Bank Umum
______. (2015). Surat Edaran Otoritas Jasa Syariah Periode 2010-2013. Skripsi
Keuangan Surat Edaran BI tidak diterbitkan. Yogyakarta:
NO.14/33/DPbs tentang Universitas Islam Negeri Sunan
penerapan kebijakan produk Kalijaga.

792
Hasanah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 4 April 2020: 774-794

Sekretaris Kabinet RI. (2017). Diakses pada Wardoyo, Paulus dan Endang Rusdiyanti.
10 September 2019. (2009). Faktor-faktor yang
http://presidenri.go.id/program- mempengaruhi Non Perfoming
prioritas-2/rumah-subsidi-untuk- Loan bank perkreditan rakyat di
masyarakat-berpenghasilan- eks karedidenan Semarang. J.
rendah.html Dinamika Sosbud, 11(2), 127-139.
Sudarsono, Heri. (2012). Bank dan Yusof, Risylin Mohd, dkk. (2018).
lembaga keuangan syariah: Macroeconomic shock, fragility
Deskripsi dan ilustrasi. Yogyakarta: and home financing in Malaysia:
Ekosoria. can rental index be the answer?.
Sunariyah. (2004). Pengantar Journal of Islamic Accounting and
pengetahuan pasar modal. Bussines Research, 9(1), 17-44. DOI
Yogyakarta: AMP YKPN. 10.1108/JIABR-11-2015-0058.
Wardiantika, Lifstin dan Rohmawati Yuwono, Febry A. (2012). Analisis pengaruh
Kusumaningtyas. (2014). Pengaruh DPK, LDR, CAR, NPL, ROA dan SBI
DPK, CAR, NPF, dan SWBI terhadap terhadap jumlah penyaluran kredit.
pembiyaan murabahah pada Skripsi tidak diterbitkan. Semarang:
bank umum syariah tahun 2008- Univeristas Diponegoro.
2012. Jurnal Ilmu Managemen,
2(4), 1550-1561.

793
Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan p-ISSN: 2407-1935, e-ISSN: 2502-1508. Vol. 7 No. 4
April 2020: 774-794; DOI: 10.20473/vol7iss20204pp774-794

LAMPIRAN Uji Multikoliniearitas

Uji Statisioner Variance Inflation Factors


Date: 02/16/20 Time: 19:16
Sample: 1 59
Null Hypothesis: G_NPF has a unit root Included observations: 59
Exogenous: Constant
Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
Coefficient Uncentered Centered
t-Statistic Prob.* Variable Variance VIF VIF

Augmented Dickey-Fuller test statistic -9.671679 0.0000 G_CAR 0.094205 1.088256 1.065758
Test critical values: 1% level -3.550396 G_ROA 0.000380 1.075098 1.039752
5% level -2.913549 G_BI7_DAY 0.074049 1.054575 1.024440
10% level -2.594521
G_INFLASI 0.011810 1.087926 1.071907
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
C 1.227165 1.136564 NA

Null Hypothesis: G_CAR has a unit root


Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Exogenous: Constant
Dependent Variable: D(G_NPF)
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
Method: Least Squares
Uji Heterokedastisitas
Date: 02/16/20 Time: 19:24
t-Statistic Prob.* Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey
Sample (adjusted): 3 59
Included observations: 57 after adjustments Null hypothesis: Homoskedasticity
Augmented Dickey-Fuller test statistic -10.13383 0.0000
Test critical values: 1% level -3.548208 F-statistic 0.245036 Prob. F(4,54) 0.9114
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
5% level -2.912631 Obs*R-squared 1.051806 Prob. Chi-Square(4) 0.9018
10% level -2.594027 Scaled explained SS 1.092915 Prob. Chi-Square(4) 0.8954
G_NPF(-1) -2.058990 0.212889 -9.671679 0.0000
D(G_NPF(-1)) 0.385547 0.123004 3.134432 0.0028
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
C 0.271611 1.052230 0.258129 0.7973

Null Hypothesis: ROA has a0.782778


unit root Mean dependent var
Uji Autokorelasi
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
R-squared -0.008070
Augmented
Exogenous: Dickey-Fuller
Constant Test Equation Method: Least Squares
Adjusted R-squared 0.774732 S.D. dependent var 16.72466
Dependent
Lag Length: Variable: D(G_CAR)
0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) Breusch-Godfrey Serial19:18
Date: 02/16/20 Time: Correlation LM Test:
S.E. of regression 7.937916 Akaike info criterion 7.032375
Method: Least Squares Null hypothesis:
Sample: 1 59 No serial correlation at up to 3 lags
Sum squared resid 3402.568 Schwarz criterion 7.139904
Date: 02/16/20 Time: 19:24 Included observations: 59
Log likelihood -197.4227 Hannan-Quinnt-Statistic
criter. Prob.*
7.074164
Sample (adjusted): 2 59 F-statistic 4.170882 Prob. F(3,53) 0.0100
F-statistic 97.29666 Durbin-Watson stat 1.972534
Included
Augmented observations: 58 test
Dickey-Fuller afterstatistic
adjustments -9.885397 0.0000 Obs*R-squared
Variable 11.26876 Prob.
Coefficient Std.Chi-Square(3)
Error t-Statistic 0.0104
Prob.
Prob(F-statistic) 0.000000
Test critical values: 1% level -3.548208
Variable Coefficient
5% level Std. Error -2.912631
t-Statistic Prob. C 53.80009 13.20370 4.074624 0.0002
10% level -2.594027 Test Equation:
G_CAR 2.266985 3.658306 0.619682 0.5381
G_CAR(-1) -1.210712 0.119472 -10.13383 0.0000 Dependent Variable: RESID0.149283
G_ROA 0.232366 0.642450 0.5233
C 0.799552
*MacKinnon (1996) one-sided p-values. 0.425538 1.878921 0.0655 Method: Least Squares
G_BI7_DAY -1.492958 3.243426 -0.460303 0.6471
Date: 02/14/20
G_INFLASI Time: 11:13
-0.717082 1.295286 -0.553609 0.5821
R-squared 0.647121 Mean dependent var 0.168103 Sample: 1 59
Adjusted R-squared
Null Hypothesis:
Augmented G_BI7_DAY
Dickey-Fuller 0.640819
Test has a unitS.D.
Equation root dependent var 5.349206 Included
R-squared observations: 59 0.017827 Mean dependent var 58.30463
S.E. of regression
Exogenous:
Dependent ConstantD(ROA)
Variable: 3.205869 Akaike info criterion 5.201718 Presample missing value lagged
Adjusted R-squared residuals
-0.054926 S.D. set to zero. var
dependent 92.62188
Sum squared
Lag Length:
Method: Least resid
0 (Automatic 575.5454 Schwarz
Squares - based on SIC, maxlag=10) criterion 5.272767 S.E. of regression 95.13157 Akaike info criterion 12.02934
Log likelihood
Date: 02/16/20 Time: 10:26 -148.8498 Hannan-Quinn criter. 5.229393 Variable
Sum squared resid Coefficient Std. Error
488700.9 Schwarz criteriont-Statistic Prob.
12.20540
F-statistic
Sample (adjusted): 2 59 102.6945 Durbin-Watsont-Statistic stat 2.054270
Prob.* Log likelihood -349.8654 Hannan-Quinn criter. 12.09806
Prob(F-statistic)
Included observations: 58 after 0.000000
adjustments F-statisticCAR -0.027212 0.280666
0.245036 Durbin-Watson -0.096955
stat 0.9231
1.663144
Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.982016 0.0001 ROA
Prob(F-statistic) 0.012798
0.911436 0.018468 0.692971 0.4914
Test critical values:
Variable 1% level
Coefficient Std. Error -3.548208
t-Statistic Prob. C -0.098757 0.987729 -0.099984 0.9207
5% level -2.912631 RESID(-1) -0.491521 0.139446 -3.524814 0.0009
ROA(-1) 10% level
-1.238849 0.125321 -2.594027
-9.885397 0.0000 RESID(-2) -0.188950 0.151656 -1.245911 0.2183
C 10.64678 6.985303 1.524168 0.1331 RESID(-3) -0.053591 0.138324 -0.387431 0.7000
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
R-squared 0.635704 Mean dependent var -1.955517 R-squared 0.190996 Mean dependent var -3.31E-16
Adjusted R-squared 0.629199 S.D. dependent var 85.89595 Adjusted R-squared 0.114675 S.D. dependent var 7.816682
Null Hypothesis:
Augmented
S.E. of G_INFLASI
Dickey-Fuller
regression Testhas a unit root
Equation
52.30503 Akaike info criterion 10.78594 S.E. of regression 7.354850 Akaike info criterion 6.924741
Exogenous:
Dependent
Sum squared Constant
Variable:
resid D(G_BI7_DAY)
153205.7 Schwarz criterion 10.85699 Sum squared resid 2866.973 Schwarz criterion 7.136016
Lag Length:
Method:
Log 0 (Automatic
Least Squares
likelihood - based on SIC, maxlag=10)
-310.7922 Hannan-Quinn criter. 10.81361 Log likelihood -198.2799 Hannan-Quinn criter. 7.007215
Date: 02/16/20 Time: 19:2697.72107 Durbin-Watson stat
F-statistic 2.078909 F-statistic 2.502529 Durbin-Watson stat 1.994396
Sample (adjusted):
Prob(F-statistic) 2 59 0.000000 t-Statistic Prob.* Prob(F-statistic) 0.041627
Included observations: 58 after adjustments
Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.965870 0.0000
Test critical values: 1% level Std. Error -3.548208
Variable Coefficient
5% level
t-Statistic
-2.912631
Prob.
Uji Regesi OLS
G_BI7_DAY(-1) 10% level
-0.614213 0.123286 -2.594027
-4.982016 0.0000
C -0.414170 0.487595 -0.849414 0.3993 Dependent Variable: G_NPF
*MacKinnon (1996) one-sided p-values. Method: Least Squares
R-squared 0.307106 Mean dependent var -3.06E-17 Date: 02/16/20 Time: 19:15
Adjusted R-squared 0.294733 S.D. dependent var 4.357031 Sample: 1 59
Augmented Dickey-Fuller Test EquationAkaike info criterion Included observations: 59
Uji Normalitas
S.E. of regression 3.659042 5.466154
Dependent
Sum squared Variable:
resid D(G_INFLASI)
749.7610 Schwarz criterion 5.537204
Method:
14 Least
Log likelihood Squares -156.5185 Hannan-Quinn criter. 5.493829 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
Series: Residuals
Date: 02/16/20
F-statistic Time: 19:25 24.82048 Durbin-Watson stat Sample 1 59 2.012591
12
Sample (adjusted): 2 59 0.000006
Prob(F-statistic) Observations 59 G_CAR -0.881640 0.306928 -2.872470 0.0058
Included observations: 58 after adjustments
10 G_ROA -0.095536 0.019495 -4.900507 0.0000
Mean 7.00e-16
G_BI7_DAY -0.131332 0.272120 -0.482624 0.6313
8 Median -0.857662
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic
Maximum
Prob.
17.45295 G_INFLASI 0.125897 0.108673 1.158492 0.2518
6 Minimum -22.80573 C 1.779146 1.107775 1.606054 0.1141
G_INFLASI(-1) -0.907481 0.130275 -6.965870
Std. Dev. 0.0000
7.701291
4 C -0.834967 1.308484 Skewness
-0.638118 -0.003741
0.5260
Kurtosis 3.480831
R-squared 0.363812 Mean dependent var 0.308814
2 Adjusted R-squared 0.316687 S.D. dependent var 9.655408
R-squared 0.464234 Mean dependent Jarque-Bera
var 0.217241
0.568500 S.E. of regression 7.981429 Akaike info criterion 7.073050
Adjusted
0 R-squared 0.454667 S.D. dependent var Probability 0.752578
13.40413 Sum squared resid 3439.973 Schwarz criterion 7.249113
-25 -20 -15 -10 -5 0 5 10 15
S.E. of regression 9.898498 Akaike info criterion 7.456517 Log likelihood -203.6550 Hannan-Quinn criter. 7.141778
Sum squared resid 5486.895 Schwarz criterion 7.527567 F-statistic 7.720129 Durbin-Watson stat 2.687802
Log likelihood -214.2390 Hannan-Quinn criter. 7.484193 Prob(F-statistic) 0.000054
F-statistic 48.52334 Durbin-Watson stat 1.990382
Prob(F-statistic) 0.000000

794

Anda mungkin juga menyukai