Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH METODE TAMBANG BAWAH TANAH

“Metode Sublevel Stoping”

Disusun Oleh:
Kelompok 6
Anggreini Hasanah (03021181924016)
Fahmi Safani Woretma (03021081924122)
Mutia Salsabilah (03021281924026)
Widia Halinda Caniago (03021281924108)

B Indralaya

Dosen Pengampuh : Rosihan Pebrianto, S.T., M.T

TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara umum pengertian tambang bawah tanah adalah suatu sistem
penambangan mineral atau batubara di mana seluruh aktivitas penambangan tidak
berhubungan langsung dengan udara terbuka. Tambang bawah tanah dilakukan
ketika batuan atau mineral terletak pada jarak yang jauh di bawah tanah yang
diekstraksi dengan pertambangan permukaan. Tambang bawah tanah mengacu
pada metode pengambilan bahan mineral yang dilakukan dengan membuat
terowongan menuju lokasi mineral tersebut. Berbagai macam logam bisa diambil
melalui metode ini seperti emas, tembaga, seng, nikel, dan timbal. Karena letak
cadangan yang umumnya berada jauh di bawah tanah, jalan masuk perlu dibuat
untuk mencapai lokasi cadangan. Ada dua tahap utama dalam metode tambang
bawah tanah yaitu: development (pengembangan) dan production (produksi). Pada
tahap development, semua yang digali adalah batuan tak berharga. Tahap
development termasuk pembuatan jalan masuk dan penggalian fasilitas-fasilitas
bawah tanah lain. Sedangkan tahap production adalah pekerjaan menggali sumber
bijih itu sendiri. Tempat bijih digali disebut stope (lombong). Dengan semua
pekerjaan yang dilakukan di bawah tanah dengan panjang terowongan yang
mencapai ribuan meter, maka diperlukan usaha khusus untuk mengalirkan udara
ke semua sudut terowongan. Pekerjaan ini menjadi tugas tim ventilasi tambang.
Selain menyuplai jumlah oksigen yang cukup, ventilasi juga mesti memastikan
agar semua udara kotor hasil pembuangan alat-alat diesel dan gas beracun yang
ditimbulkan oleh peledakan bisa segera dibuang keluar. Untuk memaksa agar
udara mengalir ke terowongan, digunakanlah fan (kipas) raksasa dengan berbagai
ukuran dan teknik pemasangan. Untuk menjaga kestabilan terowongan diperlukan
pula penyangga-penyangga terowongan. Berbagai metode penyanggaan (ground
support) telah dikembangkan. Penyanggaan yang optimal akan mendukung
kelangsungan kinerja dan juga keselamatan semua pekerja.
Metode sublevel stoping pada tanang bawah tanah adalah salah satu metode
penambangan bawah tanah tanpa penyangga dengan posisi vertikal di mana
tempat kerja (stope) dibuat pada vein mineral yang akan diambil. Sublevel stoping
ini melakukan drilling dan blasting dimana seluruh pekerjaan ini dilakukan dari
setiap sublevel pada ore block. Pada metode ini, blok bijih dibagi sepanjang jurus
jebakan dan diantar dua buah stope yang terpisahkan oleh pilar. Ketinggian stope
dibatasi oleh kekuatan batuan dan lebar stope yang kadang-kadang mencapai 500
feet. Sublevel stopinng termasuk ke dalam peyanggan yang dilakukan secara
overhand. Dengan menggunakan pilar buatan dari waste rock dan stell timber
yang menyangga dan melintang pada sublevel stoping di pasang pada geometri
yang sistematis. Berfungsi sebagai pijakan pekerja dan sebagai peluncur bijih, dan
sebagai penyangga lekat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu metode sublevel stoping pada tambang bawah tanah?
2. Apa saja syarat penerapan metode sublevel stoping?
3. Apa saja tahap-tahap yang dilakukan pada metode sublevel stoping?
4. Peralatan apa saja yang biasa digunakan pada metode sublevel stoping?
5. Apa saja keunggulan dan kekurangan melakukan metode sublevel stoping
pada tambang bawah tanah?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu metode sublevel stoping.
2. Untuk mengetahui syarat penerapan metode sublevel stoping.
3. Untuk mengetahui tahap-tahap pada metode sublevel stoping.
4. Untuk mengetahui peralatan apa saja yang biasa digunakan pada metode
sublevel stoping.
5. Untuk mengetahui apa saja keunggulan dan kekurangan melakukan metode
sublevel stoping pada tambang bawah tanah.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metode Sublevel Stoping pada Tambang Bawah Tanah


Sublevel stoping adalah salah satu metode penambangan bawah tanah dengan
cara penambangan bijih terletak diantara dua level dimana penambangan ini
dilakukan membuat membuat level-level, kemudian dibagi menjadi sublevel-
sublevel. Jarak antara level 100-200 feet sedangkan sub level 25-40 feet.
Sublevel stoping ini melakukan drilling dan blasting dimana seluruh pekerjaan ini
dilakukan dari setiap sublevel pada ore block.

Gambar 1.1 Sistem Penambangan Bawah Tanah


Metode sublevel stoping disebut juga Vertical Crater Retreat(VCR) adalah
cara pelombongan vertikal ke atas menggunakan peledakan. Penambangan
sublevel stoping dilakukan dengan membuat sublevel diantara dua level yang
berurutan. Pada umumnya, jarak antara level: 30-70 m ; jarak antara sublevel: 8-
15 m. Penambangan dapat dilakukan dengan overhand atau underhand, tetapi
yang paling sering diterapkan adalah overhand stoping.
Bijih mulai diproduksi bila kemajuan development telah sampai pada
aktivitas dalam lombong. Fragmentasi bijih (broken ore)dalam orediperoleh
melalui ring drill dan peledakan. Kemudian broken ore masuk ke dalam
drawpoint. Muka dan dinding samping lombong ditinggalkan tanpa diberi
penyanggaan. Pembuatan stoping dengan peledakan menggunakan lubang tembak
panjang antara 20–30 m yang dibuat dari sublevel. Sistem pemboran peledakan
umumnya terdiri dari 2 metode umum yaitu: pemboran melingkar dengan
diameter 50-75 mm dan pemboran paralel dengan diameter besar 200 mm. Open
lombong diterapkan pada badan bijih masif dengan kemiringan yang curam.
Untuk badan bijih miring, akan dihasilkan dinding lombong yang miring pula.

2.2 Syarat Penerapan Metode Sublevel Stoping


Untuk memenggunakan metode sublevel stoping maka ada beberapa syarat
yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Dip deposit terjal (>45˚, bagusnya 60˚ - 90˚)
2. Endapan bijih dan batuan induk harus kuat dan keras
3. Penyebaran kadar bijih sebaiknya homogen.
4. Batas endapan bijih dan batuan induk harus kuat dan tidak ada retak-retak
ketika dilakukan penambangan. Hal ini diperlukan agar tidak terjadi dilusi
atau pencampuran dua material. Dalam hal ini pencampuran endapan bijih
dengan batuan induk.
5. Ketebalan depositnya 6-30 meter

2.3 Tahap Development


Tahap ini dimulai dari stope dibuka menjadi sublevel dan di drilling di dinding
veinnya untuk melakukan proses blasting. Hasil dari blasting tersebut yaitu
Blasted Ore akan terkumpul pada draw point dimana akan di muat (load) dan
diangkut (haul) menuju ke stock pile. Cara penambangan:
Bijih mulai diproduksi bila kemajuan development telah sampai pada aktifitas
dalam lombong. Fragmentasi bijih (broken ore) diperoleh melalui ring drill dan
peledakan. Kemudian Broken Ore masuk ke dalam Draw Point. Muka dan
dinding samping lombong ditinggalkan tanpa diberi penyanggaan.
Pembuatan Stoping dengan peledakan menggunakan lubang tembak panjang
antara 20-30 meter yang dibuat dari sub level. Sistem pemboran peledakan
umumnya terdiri dari 2 metode umum yaitu :
1. Pemboran melingkar dengan diameter 50-75 mm

2. Pemboran paralel dengan diameter besar 200 mm.

2.4 Peralatan
Peralatan yang digunakan didalam metode sublevel stoping adalah sebagai
berikut:
1. Jumbo drill, untuk membuat lubang ledak
2. Peralatan Peledakan, untuk kegiatan peledakan

3. Load haul dump (LHD), untuk memuat material hasil peledakan

4. Shuttle car, untuk memuat material


2.5 Keunggulan dan kekurangan metode
Metode sublevel stoping ini mempunyai beberapa keunggulan yang dapat
diperhitungkan saat memilih metode yang akan digunakan pada tambang bawah
tanah. Keungulan metode sublevel stoping yaitu:
1. Metode yang ekonomis dan efisiensi penambangan tinggi
2. Kondisi kerja baik, ventilasi mudah diatur
3. Bahaya timbul kebakaran kecil
4. Alat mekanis tambang mudah dibawa keluar masuk tambang
Selain keunggulan tak dapat dipungkuri bahwa metode sublevel stoping juga
mempunyai kekurangan. Kekurangan dari metode sublevel stoping yaitu:
1. Pekerjaan development banyak dan lama.
2. Sulit melaksanakan selective mining.
3. Bila bijih berkekar penambangan harus hati-hati untuk menghindari
dilution.
4. Konsumsi udara ventilasi besar.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari paparan yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya maka didapatkan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sublevel stoping adalah salah satu metode penambangan bawah tanah
dengan cara penambangan bijih terletak diantara dua level dimana
penambangan ini dilakukan membuat membuat level-level, kemudian
dibagi menjadi sublevel-sublevel.
2. Syarat untuk menggunakan metode sublevel stoping adalah dip deposit
terjal, endapan bijih maupun batuan induk harus kuat, penyebaran bijih
homogeny, batas endapan bijih dan batuan induk tidak retak, dan
ketebalan depositnya 6-30 meter.
3. Tahap metode ini dimulai dengan stope berubah menjadi sublevel dan vein
didrilling untuk proses blasting. Hasil dari blasting terkumpul pada draw
point dimana akan di muat (load) dan diangkut (haul) menuju ke stock
pile.
4. Peralatan yang digunakan yaitu jumbo drill, peralatan peledakan, LHD,
dan shuttle car.
5. Keunggulan metode sublevel stoping yaitu metode ekonomis, ventilasi
mudah diatur, bahaya kebakaran kecil dan mudahnya akses keluar masuk
alat. Kekurangan metode sublevel stoping yaitu pekerjaan banyak,
selective mining sulit dilakukan, harus hati-hati timbul dilution dan
konsumsi ventilasi besar.
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Murad M.S.,MT. 2016. Modul Guru Pembelajar: Paket Keahlian Geologi
Pertambangan. UNP Padang.
Primadi, A. 2012. Metode Tambang Bawah Tanah. (Online).
https://www.academia.edu/9330197/METODE_TAMBANG_BAWAH_T
ANAH. (Diakses pada tanggal 22 September 2021).

Anda mungkin juga menyukai