Anda di halaman 1dari 21

PENGETAHUAN BAHAN DAN MATERIAL

STRUKTUR BANGUNAN

DISUSUN OLEH:

HENDRIANSYAH DASRI

P3B121017

PRODI D3 TEKNIK ARSITEKTUR

PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
Pondasi

Pondasi adalah suatu konstruksi pada bagian dasar struktur bangunan (sub-structure) yang
berfungsi meneruskan beban dari bagian atas struktur bangunan (upper-structure) ke lapisan
tanah yang berada di bagian bawahnya tanpa mengakibatkan keruntuhan geser tanah, dan
penurunan (settlement) tanah/ Pondasi yang berlebihan.

Karena kekuatan dari sub-struktur ini tergantung pada karakteristik tanah pendukungdan
pengaruh dari super-struktur, maka struktur pondasi dan lapisan tanah harus diperhitungkan
sebagai satu kesatuan.

Pondasi harus diperhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan Bangunan terhadap berat sendiri,
beban - beban bangunan, gaya-gaya luar seperti : tekanan angin, gempa bumi, dan lain-lain.
Disamping itu, tidak boleh terjadi penurunan melebihi batas yang diijinkan. Agar Kegagalan
fungsi pondasi dapat dihindari, maka pondasi Bangunan harus diletakkan pada lapisan tanah
yang cukup keras, padat, dan kuat mendukung beban bangunan tanpa menimbulkan penurunan
yang berlebihan.

Adapun beberapa pengertian pondasi dalam kontruksi, antara lain :

1. Suatu badian konstruksi bangunan yang memiliki fungsi untuk memindahkan


beban/bobot/gaya yang ditimbulkan oleh banguna yang ada diatasnya kedalam tanah.

2. Bagian bangunan yang menghubungkan bangunan tersebut dengan tanah, dimana tanah harus
menerima beban dari bangunan tersebut (beban mati dan beban hidup) dan tugas pondasi untuk
membagi beban itu sehingga tekanan tanah yang diizinkan (daya dukung) tidak terlewati.

3. Konstruksi yang diperhitungkan sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kestabilan


bangunan terhadap berat sendiri dan menghindari penurunan bangunan yang tidak merata.

Jenis-Jenis Pondasi

1.Pondasi Dangkal

Jenis pertama adalah pondasi dangkal yang biasanya digunakan dalam pembangunan rumah.
Pondasi rumah dangkal umumnya dibuat pada kedalaman tanah yang rendah, yaitu tidak lebih
dari 3 meter atau sepertiga dari lebar alas pondasi. Pondasi ini bisa diterapkan di wilayah yang
kondisi permukaan tanahnya keras atau stabil untuk mendukung struktur bangunan yang tidak
terlalu berat dan tinggi.

Beberapa contoh pondasi dangkal yang jamak digunakan dalam pembangunan rumah antara
lain pondasi rumah raft atau pondasi rumah tapak. Selain itu ada pula jenis pondasi dangkal
seperti pondasi rumah memanjang atau jalur, pondasi rumah setempat, hingga pondasi rumah
sarang laba-laba.Berikut adalah macam-macam pondasi dangkal :
1) Pondasi Raft

Pondasi raft digunakan untuk menyebarkan beban struktur di atas area yang luas. Biasanya
jenis pondasi ini digunakan di area tanah yang memiliki tekstur yang lebih lunak atau longgar
dengan kapasitas daya tahan yang rendah.

2) Pondasi Tapak

Pondasi tapak digunakan untuk mendukung titik beban tunggal pada sebuah bangunan.
Umumnya bangunan yang dibangun berbentuk melingkar atau bulat, tetapi ada juga yang
berbentuk kotak atau persegi.

Pondasi tapak juga biasanya didirikan dalam bentuk bertingkat untuk menopang beban yang
berasal dari kolom yang cukup berat. Tiang dan kedalaman pondasi akan mencapai tanah keras,
sehingga cocok untuk bangunan yang berdiri di tanah yang lunak.

3) Pondasi Memanjang atau Jalur

Pondasi memanjang atau pondasi jalur biasanya digunakan untuk mendukung bangunan
dengan beban memanjang. Pada umumnya, pondasi memanjang dibuat untuk dinding bangunan
yang membentuk persegi, persegi panjang, atau trapesium. Jenis pondasi memanjang dibangun
dengan campuran pecahan batu, batu kali, dan cor beton tanpa tulang.

4) Pondasi Setempat

Pondasi setempat biasanya dipilih untuk mendukung beban titik seperti kolom praktis, tiang
kayu pada rumah sederhana, atau pada titik kolom struktural. Contoh pondasi setempat yang
biasa digunakan diantaranya pondasi umpak batu kali yang diterapkan untuk rumah sederhana.

Selain itu, ada pula pondasi umpak beton yang digunakan pada rumah sederhana, rumah kayu
pada rumah tradisional, dan lain-lain. Kemudian yang terakhir adalah pondasi plat setempat
dapat dibuat dalam bentuk bertingkat atau haunched jika pondasi ini dibutuhkan untuk
menyebarkan beban dari kolom berat.

5) Pondasi Sarang Laba-Laba

Pondasi ini merupakan pondasi dangkal konvensional, kombinasi antara sistem pondasi plat
beton pipih menerus dan sistem perbaikan tanah. Pondasi ini memanfaatkan tanah sebagai bagian
dari struktur pondasi.

2)Pondasi Dalam

Pondasi dalam diterapkan pada permukaan tanah dengan kedalaman tertentu. Melalui
penggunaan pondasi dalam, daya dukung dasar pondasi dipengaruhi oleh beban struktural dan
kondisi permukaan tanah.
Pondasi dalam biasanya dipasang pada kedalaman lebih dari 3 meter di bawah permukaan
tanah. Beberapa contoh pondasi dalam yang sering dijumpai meliputi pondasi tiang pancang,
pondasi piers, hingga pondasi caissons atau pondasi bore pile.Berikut adalah jenis pondasi dalam

1) Pondasi Tiang Pancang

Penggunaan pondasi rumah tiang pancang bisa dilakukan apabila tanah yang berada di bawah
dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup untuk memikul
berat bangunan dan beban.

Pondasi ini juga bisa dipertimbangkan apabila tanah mempunyai daya dukung yang cukup
untuk memikul berat bangunan dan seluruh beban yang bekerja berada pada lapisan yang dalam
dari permukaan tanah dengan kedalaman lebih dari 8 meter. Fungsi dan kegunaan pondasi rumah
tiang pancang adalah untuk memindahkan atau mentransfer beban dari konstruksi di atasnya ke
lapisan tanah keras yang letaknya sangat dalam.

2) Pondasi Piers

Jenis pondasi piers merupakan pondasi yang memiliki fungsi untuk meneruskan beban berat
struktural pada suatu bangunan. Hal ini dilakukan dengan cara menggali tanah sampai dalam,
kemudian jenis pondasi piers dipasang ke dalam tanah yang sudah digali tersebut.

Jenis pondasi piers biasanya dibuat menggunakan beton bertulang precast. Biasanya Balok
beton diafragma yang digunakan harus mengikuti setiap ukuran ketinggian pondasi yang
direncanakan.

3) Pondasi Caissons atau Pondasi Bore Pile

Pondasi caissons atau bore pile adalah bentuk pondasi dalam yang dibangun di dalam
permukaan tanah dengan kedalaman tertentu. Pondasi ditempatkan sampai kedalaman yang
dibutuhkan dengan cara membuat lubang yang dibor dengan alat khusus.

Setelah mencapai kedalaman yang ditentukan, dilakukan pemasangan bekisting yang terbuat
dari plat besi dan dimasukkan rangka besi pondasi yang telah dirakit sebelumnya. Lalu dilakukan
pengecoran terhadap lubang yang sudah dibor tersebut.

Sistem kerja pondasi ini hampir sama dengan pondasi tiang pancang, yaitu meneruskan beban
struktur bangunan di atas ke tanah dasar di bawahnya sampai kedalaman tanah yang dianggap
kuat atau memiliki daya dukung yang cukup. Jenis pondasi ini cocok digunakan untuk lokasi
pekerjaan yang di sekitarnya rapat dengan bangunan lain, karena proses pembuatan pondasi ini
tidak menimbulkan efek getar yang besar.

3.Pondasi Rumah dengan Rubanah Full and Daylight


Pondasi rumah dengan basement atau rubanah terdiri dari dua jenis yaitu rubahan jenis full
dan daylight. Rubanah full merupakan sebuah ruang yang berada di bawah tanah dengan atau
tanpa jendela.

Sedangkan rubanah daylight adalah ruang bawah tanah yang masih mendapatkan sinar
matahari secara langsung dengan beberapa dinding berada di bawah tanah dan sebagian di atas
tanah. Jenis rubanah daylight ini biasanya dimanfaatkan pada daerah lereng yang memiliki
kontur tanah yang berbukit-bukit. Bahan bangunan pondasi jenis ini sama seperti jenis lainnya
seperti bisa menggunakan pelat beton, besi dan bahan lainnya.

4.Pondasi Rumah Crawlspace

Pada jenis pondasi rumah Crawlspace yang menggunakan bahan pondasi beton dibangun
dengan dinding pondasi yang pendek. Melalui penggunaan pondasi rumah ini, akan terbentuk
ruang pemisah antara bangunan rumah dan tanah.

Dengan formasi ini, memberikan keuntungan bagi rumah terlindung dari bencana banjir dan
bencana lainnya serta anti rayap. Selain itu ruang kosong antara tanah dan bangunan biasanya
dimanfaatkan sebagai gudang penyimpanan, saluran air dan listrik, serta tungku bagi rumah di
negara empat musim.

5.Pondasi Rumah Pelat Beton (Concrete Slab Foundations)

Pondasi pelat beton atau yang sering dikenal dengan pondasi monolitik atau mono slab,
memiliki kelebihan sebagai pondasi yang murah dan lebih cepat dibangun.Proses instalasi
pondasi pelat beton ini terbilang cukup sederhana. Balok beton dipasang sedalam sekitar dua
kaki di sekeliling pelat, dan jaring kawat serta batang penguat baja dipasang di beton.

Dibalik kelebihan yang dimiliki, pondasi rumah ini juga memiliki kelemahan yang bisa saja
cukup merepotkan. Dikarenakan saluran pembuangan dan pipa drainase dipasang sebelum beton
dituangkan, dan jika suatu waktu terjadi masalah limbah atau pipa ledeng, Anda harus memotong
lempengan untuk mengakses pipa yang bermasalah.

6.Pondasi Kayu

Pondasi rumah kayu biasanya sering digunakan dalam pembangunan rumah-rumah


tradisional. Namun, bukan berarti saat ini tidak ada rumah yang menggunakan kayu sebagai
bahan pondasi. Beberapa rumah di daerah-daerah yang akses mendapatkan bahan bangunan
seperti beton, besi dan lainnya terbilang sulit, bahan kayu masih menjadi solusi pondasi rumah.

Sebelum proses pembangunan, bahan kayu biasanya diawetkan dengan mencampurkan bahan
khusus baik alami maupun kimia untuk memperkuat dan memperpanjang usia kayu dari
pelapukan.
Kolom Dan Balok
1.Kolom

Kolom merupakan struktur komponen bangunan yang bertugas sebagai penyangga aksial
tekan vertical dengan bagian tinggi yang tidak di topang paling tidak tiga kali dimensi lateral
terkecil.Adapundalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia),kolom merupakan
tiang(pilar)penyangga yang biasanya terbuat dari beton yang bertulang besi.Oleh karena
itu,kolom memegang peranan penting dalam suatu bangunan.Karena jika salah satu kolom
memiliki kondisi yang kritis atau tidak baik,maka akan menyebabkan keruntuhan bangunan
secara total.

Kolom berguna sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi.Beban seluruh


bangunan akan diterima oleh kolom,dimulai dari beban yang paling atas yaitu bagian
atas,kemudian diterima oleh tiap-tiap kolom,dan kemudian di bebankan kepada bagian pondasi
atau bagian permukaan tanah pada suatu bangunan.

Oleh karena itu,kolom merupakan bagian dari suatu bangunan yang memiliki fungsi atau
kegunaan yang sangat vital.Kolom dari suatu bangunan harus benar-benar diperhatikan.Sebab
kolom tidak hanya akan menopang atau menahan beban dari suatu bangunan.Melainkan kolom
juga akan menopang beban yang lainnya seperti beban hidup (Manusia),barang-barang yang ada
dalam suatu bangunan, dan beban hembusan angin.

Keruntuhan dan kegagalan struktur pada kolom dapat menjadi titik kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya sebuah bangunan.Sebuah kolom harus melewati proses perhitungan
yang tepat agar dapat menopang seluruh beban yang ada pada sebuah bangunan.Selain
itu,kondisi tanah juga harus di perhatikan agar mampu menerima beban yang ada pada pondasi
yang diterima oleh kolom.

2.Balok

Balok adalah bagian dari struktural sebuah bangunan yang kaku dan dirancang untuk
penampung beban dan penyalur beban kepada elemen-elemen kolom penopang.Selain itu,balok
juga berguna untuk pengikat dan menahan terjadinya gerakan antar kolom(pilar) agar tetap
berada pada posisi semula.

Balok terbuat dari bahan yang sama dengan kolom.Sehingga hubungan antara kolom dan
balok tidak akan mudah berubah bentuk.Pola gaya yang tidak seragam dapat mengakibatkan
balok melengkung atau defleksi yang harus ditahan oleh kekuatan internal material bangunan.

b.Kegunaan Dan Letak Balok

Berikut adalah kegunaan dari Balok:

-Menahan beban atau gaya tekanpada sebuah bangunan

-Mencegah keretakan pada beton agar tidak melebar

-Menahan gaya tarik,meskipun hal tersebut kuat terhadap gaya tekan

-Menutup baja tulangan agar tidak mudah melekat

3.Material Kayu

Kayu adalah bahan yang fleksibel dan serbaguna dan salah satu bahan baku untuk konstruksi
berkelanjutan. Hal ini terjadi karena kayu diperoleh dari penebangan pohon di hutan alam, hutan
tanaman industri (HTI), atau lokasi lainnya.Kayu telah digunakan sebagai bahan bangunan
selama ribuan tahun. Selain digunakan dalam konstruksi bangunan, bahan baku multifungsi ini
juga banyak digunakan dalam industri furnitur dan dekorasi rumah, serta bidang komersial
lainnya. Ada beberapa jenis kayu yang biasa digunakan untuk keperluan konstruksi, antara lain:

a.Kayu jati.

Jati telah menjadi kayu kelas satu karena kekuatan, daya tahan dan estetika.Secara teknis,
kayu jati memiliki kelas kekuatan II dan kelas ketahanan I-II.Kayu ini sangat tahan terhadap
serangan rayap.

Jati adalah kayu yang sangat dicari dan mahal di industri mebel.Itu karena kayu jati
memiliki ketahanan yang kuat dan kuat, tahan lama dan dapat menahan jamur, rayap dan
serangga lainnya. Selain itu, seiring bertambahnya usia kayu, kayu ini memiliki tekstur yang
halus dan warna yang menarik, serta memiliki estetika dekoratif. Selain diolah menjadi barang
rumah tangga dan elemen dekoratif, kayu jati juga digunakan sebagai pelapis lantai, dinding dan
bahan bangunan lainnya.
b.Merbau

Kayu ini memiliki tekstur yang cukup keras dan stabil hampir tidak memiliki kekurangan,
sehingga digunakan sebagai pengganti kayu jati.Seperti jati, merbau juga cukup mahal.Dalam
bidang konstruksi, jenis kayu ini cocok untuk penyangga dan atap rumah.Kayu olahan memiliki
permukaan yang halus dan mengkilat.

c.Kayu Meranti Merah.

Biasanya digunakan sebagai bahan bangunan, terutama cocok untuk area indoor dan indoor.
Hal ini karena cemara willow memiliki karakteristik sensitif terhadap cuaca, sehingga tidak
efektif digunakan di luar ruangan atau di luar ruangan. Ada dua jenis kayu willow, yaitu willow
muda dan willow merah tua, keduanya sama-sama bagus kualitasnya untuk digunakan sebagai
bahan bangunan. Berat jenisnya adalah 0,3 hingga 0,86, dan kadar airnya 15%. Kayu teras
berwarna merah muda pucat, merah muda kecoklatan, hingga merah tua atau bahkan coklat
kemerahan tua. Kayu ini dicirikan oleh oranye merah muda yang lebih terang dan willow merah
tua yang lebih berat. Namun, ada tumpang tindih antara kedua kelompok ini, dan spesies Shorea
tertentu terkadang menghasilkan kedua jenis kayu tersebut.

d.Kayu kamper

Ini memiliki keuntungan yang kuat untuk serangga.Dibandingkan dengan jati, kayu ini lebih
ringan dan lebih terjangkau.Aromanya yang unik membuatnya disebut kayu kamper.Kayu
dengan serat yang ramping dan indah biasanya digunakan sebagai bahan pembuatan pintu dan
jendela.

e.Kayu kelapa

Kayu Kelapa diekstraksi dari pohon kelapa yang berusia lebih dari 60 tahun dan tidak lagi
berproduksi.Keunggulan sebagai bahan bangunan adalah kayu jenis ini mudah digunakan
sebagai balok, sehingga cocok digunakan sebagai batang penopang atap rumah.
f.Kayu Gaharu

Dianggap sebagai salah satu kayu termahal di dunia karena kayu ini memiliki ketahanan
yang kuat dan kokoh, serta mempunyai manfaat yang beragam.Kayu gaharu kebanyakan tumbuh
di daerah Kalimantan dan memiliki karakteristik berwarna kehitaman, serta mengandung resin
yang berbau harum khas. Kayu pohon gaharu selain sangat baik untuk digunakan sebagai bahan
bangunan atau perabot interior rumah, resinnya juga banyak dimanfaatkan sebagai bahan dasar
oleh produsen kosmetik, shampoo hingga parfum.

g.Kayu Ulin

Dikenal juga sebagai kayu besi atau bulian, serta memiliki nilai ekonomis yang sangat
tinggi.Hal tersebut dikarenakan karakteristiknya yang kuat dan tahan terhadap perubahan suhu,
kelembaban, dan tahan terhadap pengaruh air laut.Pohon ulin banyak tumbuh secara alami di
Pulau Kalimantan, Sumatera bagian Timur dan Selatan, serta Pulau Bangka dan Belitung.
Berdasarkan warna batangnya, kayu ulin memiliki empat varietas, yaitu ulin tando dengan warna
batang coklat kemerahan, ulin lilin dengan batang coklat gelap, ulin tembaga dengan warna
batang kekuningan, serta ulin kapur dengan warna batang coklat muda.Kayu ulin sangat kuat dan
awet, dengan kelas kuat I dan kelas awet I mempunyai berat jenis 1,04. Kayu ulin tahan akan
serangan rayap dan serangga penggerek batang, tahan akan perubahan kelembaban dan suhu
serta tahan pula terhadap air laut. Kayu ini sangat sukar dipaku dan digergaji tetapi mudah
dibelah.

Kayu ulin sangat kuat dan sangat awet, sehingga banyak digunakan untuk berbagai
keperluan, seperti pondasi bangunan di dalam air dan lahan basah, atap rumah (sirap), kusen dan
pintu. Kayu ulin terutama dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, seperti konstruksi rumah,
jembatan, tiang listrik, dan perkapalan

h.Kayu Bangkirai

Karakteristiknya adalah sebagai kayu yang kuat, awet, dan tahan terhadap berbagai
cuaca.Oleh karena itu, kayu ini cocok digunakan pada area luar ruangan atau ekterior dan sering
digunakan sebagai material konstruksi berat, seperti atap kayu.

2.Material Beton
Beton adalah suatu hasil campuran dari material air, semen dan agregat atau dengan
tambahan addiktif dengan kadar tertentu yang telah ditentukan. Beton akan memiliki kekuatan
yang sangat tinggi setelah mengeras atau mencapai umur kekuatan beton.Beton dimasa kini
mengalami banyak perkembangan, baik dalam pembuatan campuran beton maupun dalam
pelaksanaan konstruksi. Karena teknologi semakin maju maka penggunaan beton dituntut untuk
semakin meningkat dari segi kualitas maupun kuantitas, sehingga dibutuhkan cara untuk
meningkatkan kekuatan beton. Bahan susun beton pada dasarnya adalah semen, pasir, kerikil dan
air.Perkembangan yang telah sangat dikenal adalahditemukannya kombinasi antara material
beton dan baja tulangan yangdigabungkan menjadi satu kesatuan konstruksi dan dikenal sebagai
betonbertulang.

3.Material Baja

Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon sebagai unsur
paduan utamanya.Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai
grade-nya.Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras.Unsur paduan lain yang
biasa ditambahkan selain karbon adalah mangan (manganese), krom (chromium), vanadium, dan
nikel.Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis
kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan
kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength), namun di sisi lain membuatnya
menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility).

Dinding
Dalam pengertian umum, dinding adalah bagian dari bangunan yang berfungsi sebagai
pemisah antara ruangan luar dengan ruangan dalam, melindungi terhadap intrusi dan cuaca,
penyokong atap dan sebagai pembatas ruang satu dengan ruangan lainnya, berfungsi pula
sebagai penahan cahaya panas dari matahari, menahan tiupan angin dari luar, dan untuk
menghindari gangguan binatang liar.

Serta dalam pengenalan pengertin kamus teknik, dinding adalah struktur solid yang
menahan/membatasi dan melindungi suatu area. Dalam kesimpulannya, dinding adalah bagian
bangunan yang sangat penting perannya bagi suatu konstruksi bangunan. Dinding membentuk
dan melindungi isi bangunan baik dari segi konstruksi maupun penampilan artistik dari
bangunan.

Secara umum fungsi dinding adalah:

1. Sebagai pemikul beban di atasnya.


2. Sebagai Pembatas ruang, mempunyai sifat : privasi, indah dan bagus dalam skala, warna,
tekstur, dapat dibuat transparan, sebagai peredam terhadap bunyi baik dari dalam maupun
dari luar.
3. Perlindungan terhadap gangguan dari luar (sinar matahari, isolasi terhadap suhu, air hujan
dan kelembapan, hembusan angin, serta gangguan dari luar lainnya)

Fungsi dinding dilihat dari nilai kenyamanan, kesehatan dan keamanan:

1. Sebagai pemisah antar ruangan.


2. Sebagai pemisah ruang yang bersifat pribadi, dan bersifat umum
3. Sebagai penahan cahaya, angin, hujan, banjir dan lain-lain yang bersumber dari alam.
4. Sebagai pembatas dan penahan struktur (untuk fungsi tertentu seperti dinding, lift, resovoar
dan lain-lain)
5. Sebagai penahan kebisingan
6. Sebagai penahan radiasi sinar atau zat-zat tertentu seperti pada ruang radiologi, ruang
operasi, laboratorium, dan lain-lain.
7. Sebagai fungsi artistik tertentu dan penyimpan surat-surat berharga seperti brankas di bank
dan lain-lain.

Fungsi dinding dalam konstruksi adalah:

1. Dinding berfungsi sebagai pemikul. Itullah sebabnya konstruksinya harus kuat dan kokoh
agar mampu menahan beban super struktur, bebannya sendiri serta beban horizontal
2. Dinding berfungsi sebagai pembatas/partisi, tidak perlu kokoh tetapi harus kaku sehingga
perlu kolom penguat (kolom praktis)

Bahan penyusun dinding yaitu :

1. Tanah liat
2. Bambu
3. Kayu
4. Papan buatan dari gypsum (partisi)
5. Batu bata
6. Batako
7. Blok dari beton ringan

Persyaratan sebuah dinding yaitu :

1. Kokoh dan cukup kaku


2. Mampu menjadi isolator suhu
3. Mampu meredam suara
4. Kedap air
5. Diusahakan seringan mungkin
6. Mudah dalam pemasangannya
7. Dapat memberikan bentuk-bentuk dan penampilan yang menarik

Ditinjau dari bahan mentah yang dipakai, dinding bangunan dapat dibedakan atas:

1. Dinding Bata Kapur

Bata cetak/bata kapur, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran beberapa bahan
dengan perbandingan tertentu, Umumnya digunakan pada rumah-rumah sederhana di
perkampungan, pagar pembatas tanah dan lain sebagainya.

Ukuran dinding bata kapur 8 cm x 17 cm x 30 cm. Dinding ini banyak digunakan pada
rumah-rumah di pedesaan, perumahan rakyat, pagar pembatas tanah, atau rumah sederhana.
Dinding bata kapur terbuat dari campuran tanah liat dengan kapur gunung. Macam-.macam tipe
campuran antara lain:

a. Campuran bahan: tanah liat + tanah kapur + kapur-bubuk + semen.


b. Campuran bahan : tras + kapur
c. Campuran bahan: tanah liat + pasir + kapur bubuk + pc Harganya sangat murah. Waktu
pemasangan pun cepat dan sedikit pemakaian adukan semen-pasir. Bila telah terpasang dan
diplester serta diaci dinding ini tidak akan terlihat dari tanah dan kapur. Dinding ini
memerlukan kolom pengaku (kolom praktis) setiap 2,5 m.

2. Dinding Bata Hebel Atau Celcon

Bata celcon atau hebel, terbuat dari pasir silika. Harganya lebih mahal dari pada bata
merah. Ukuran umumnya 10 cm x 19 cm x 59 cm.

Dinding bata hebel atau celcon adalah bahan bangunan pembentuk dinding dengan mutu
yang relatif tinggi. Penjualan bata jenis inipun tidak diretail pada setiap agen atau toko material
Pembelian biasanya harus dengan memesan terlebih dahulu. umumnya berukuran 10 cm x 19 cm
x 59 cm. Bahannya terbuat dari pasir silika. Bata jenis ini harganya lebih mahal kurang lebih
16,5 % dari harga dinding bata merah untuk setiap 1 m2 terpasang. Dinding jenis ini sering
digunakan pada rumah-rumah mewah, hotel, apartemen, monumen dan gedung-gedung mewah
yang lain.

Kelebihan yang dimiliki dinding ini adalah cepatnya proses pemasangan, mudah dalam
pemotongan karena hanya menggunakan gergaji, bahannya tahan api dan air serta kedap suara.
Dinding jenis ini bisa saja tidak diplester, cukup diaci saja karena permukaannya yang sudah
relatif rata dan permukaan batu yang lebar. Hanya saja ketebalan kusennya harus disesuaikan.
Selain itu, dalam praktik pemasangan sangat sedikit bahan yang terbuang.
Jarak pemasangan kolom penguat sama dengan yang disyaratkan pada bata merah.
Pemesanan tidak dilakukan secara unit, melainkan dalam ukuran 1 m3. Untuk 1 m3 bata jenis ini
bisa digunakan untuk pasangan dinding seluas 11,5 m2. Namun hal ini tergantung juga dengan
ketebalan dinding, bisa saja kurang dari 11,5 m2 bila ketebalannya lebih besar.

3. Dinding Partisi

Dinding Partisi, bahan yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran multiplek atau papan
gipsum dengan ketebalan 9-12 mm.

Sesuai dengan namanya dinding partisi memang dikhususkan untuk sekat antar ruang.
Karena di desain sebagai sekat antara ruang satu dan yang lain, dinding ini memiliki desain
konstruksi yang lebih praktis dan ringan dibanding dengan konstruksi dinding yang lain. Bahan
partisi untuk dinding jenis ini termasuk bagus dan murah. Sayangnya dinding ini tidak bisa
digunakan untuk dinding luar (eksterior). Ini disebabkan sifat bahannya yang kurang menjamin
faktor keamanan dari gangguan luar. Disamping tidak cocok untuk konstruksi terbuka, dinding
jenis ini juga tidak dirancang untuk memikul beban yang berat. Dinding macam ini banyak
digunakan sebagai bahan penyekat ruangan, terutama di perkantoran.

Bahan yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran multiplek atau papan gipsum dengan
ketebalan 9-12 mm. Bahan lain yang bagus untuk partisi adalah papan semen fiber glass. Bahan
tersebut terbuat dari campuran semen dan fiber glass sehingga sangat kuat. Pemasangan ke
rangka (kayu atau hollow) menggunakan sekrup. Bahannya mudah dipotong hanya
menggunakan gergaji. Ketebalannya beragam mulai dari 4 mm, 6 mm, 9 mm, 12 mm, dan 15
mm. Panjang dan lebarnya sama dengan ukuran lembaran tripleks, yaitu 122 cm x 244 cm. Dari
segi beban terhadap bangunan, dinding partisi dapat diabaikan. Untuk dinding partisi yang
memakai bahan multiplek bisa dikatakan kurang aman, mengingat bahan mudah terbakar dan
mudah mengelupas bila sering terkena air. Secara umum pemakaian partisi selalu dibuat dua
lapis, untuk luar dan dalam. Bila dana terbatas, gunakan bahan partisi ini untuk pembatas
ruangan. Jenis bahan disesuaikan dengan selera dan besarnya biaya.

Dewasa ini penggunaan dinding partisi semakin meningkat seiring dengan meningkatnya
kebutuhan perumahan dan perkantoran yang tidak hanya mempertimbangkan faktor biaya dan
waktu yang dihabiskan dalam membangun suatu bangunan. Dinding partisi ini diharapkan
mampu menjawab kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat di sektor real. Sementara ini
dinding partisi merupakan hasil dari pengembangan teknologi yang tepat guna. Dimana
perkembangan teknologinya selalu meningkat sejalan dengan inovasi produsen dinding partisi
ini.
4. Dinding Batako

Batako dan blok beton, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran bahan mentah:
tras+ kapur + pasir dengan perbandingan tertentu. Batu buatan jenis ini bentuknya berlubang,
model dan lubangnya dibuat bermacam variasi model. Blok beton, adalah batu buatan yang
dibuat dari campuran bahan mentah: semen + pasir dengan perbandingan tertentu, sama juga
dengan bataco, blok beton ini juga berlubang.

Batako merupakan batu buatan yang pembuatannya tidak dibakar, bahannya dari tras dan
kapur, juga dengan sedikit semen portland, Pemakaiannya lebih hemat dalam beberapa segi,
misalnya: per m2 luas tembok lebih sedikit jumlah batu yang dibutuhkan, sehingga kuantitatif
terdapat penghematan. Terdapat pula penghematan dalam pemakaian adukan sampai 75 %.
Beratnya tembok diperingan dengan 50 %, dengan demikian juga pondasinya bisa berkurang.
Namun demikian masih lebih mahal jika dibanding dengan bata kapur Bentuk batu batako yang
bermacam-macam memungkinkan variasi-variasi yang cukup, dan jika kualitas batu batako baik,
dinding batako tidak perlu diplester. Batu batako dapat dibuat dengan mudah dengan alat-alat
atau mesin yang sederhana dan tidak perlu dibakar. Namun bahan bangunan tersebut masih baru
di Indonesia, cara-cara pembuatan, pemakaian pemasangan maupun adukan-adukannya dapat
dipelajari dengan seksama.

Tras dan kapur dengan perbandingan 5 : 1 jika kualitas tras cukup baik, jika perlu
ditambah dengan sedikit semen portland, diaduk sebaik-baiknya dalam keadaan kering. Tempat
pembuatan adukan harus bersih dan terlindung dari hujan. Kemudian adukan yang kering diaduk
dengan air secukupnya. Untuk mengetahui kadar air dari suatu adukan dibuat bola-bola adukan,
yang digenggam-genggam pada telapak tangan. Apabila bola adukan dijatuhkan hanya sedikit
berubah bentuknya, maka kandungan air dalam adukan itu terlalu banyak, dan bila dilihat telapak
tangan tidak berbekas air, maka kadar air adukan tersebut kurang. Jikalau kadar air tercapai
dengan tepat, perataan dapat dimulai. Batu-batu yang baru dicetak disimpan dalam los agar
terhindar dari panas matahari maupun air hujan, kemudian diletakkan berderet di rak dengan
tidak ditimbun.

Masa perawatan 3 hari sampai 5 hari, guna memperoleh pengeringan dan kemantapan
bentuk. Biarkan masih dalam los dan biarkan selama 3 minggu sampai 4 minggu untuk
memperoleh proses pengerasan. Di samping itu diusahakan agar di tempat sekitarnya udara tetap
lembab.

Pada pemakaian batu batako diperhatikan hal-hal berikut:

a. Disimpan dalam keadaan cukup kering


b. Penyusunan batu cetak sebelum dipakai cukup setinggi lima lapis, untuk keamanan dan juga
untuk memudahkan pengambilan
c. Pada pemasangan tidak perlu dibasahi terlebih dahulu, serta tidak boleh direndam air
d. Untuk pemotongan batu batako dipergunakan palu dan tatah untuk membuat goresan pada
batu yang akan dipatahkan.

Aturan batu buatan yang tidak dibakar (batako) sebenarnya tidak berbeda dengan aturan batu
merah. Pada prinsipnya system pemasangannya menggunakan aturan pemasangan batu bata.
Pada sudut bangunan diberi papan mistar yang menentukan tinggi-nya lapisan masing-masing,
sehingga pada tiap-tiap pemasangan lapisan dapat diberi tali pelurus. Pemasangan batu batako
terakhir selalu di tengah-tengah.

Untuk memperkuat dinding batu batako juga digunakan rangka pengkaku yang terdiri dari
kolom atau balok beton bertulang yang dicor di dalam lubang-1ubang batu batako. Kolom beton
ini selalu dipasang di sudut-sudut, pertemuan dan persilangan dinding seperti terlihat pada
gambar diatas. Jika dinding bersilangan salah satu dinding terdiri dari batu batako yang tidak
berlubang, maka digunakan angker besi beton 3/8".

5. Dinding Batu Bata

Batu bata (bata merah),pada umurnnya merupakan prisma tegak (balok) dengan
penampang empat persegi panjang, ada juga batu. 55 bata yang berlubang-lubang, batu bata
semacam ini kebanyakan digunakan untuk pasangan dinding peredam suara. Ukuran batu bata di
berbagai tempat dan daerah tidak sama besamya disebabkan oleh karena belum ada keseragaman
ukuran dan teknik pengolahan. Ukuran batu bata umumnya berkisar 22 x 10,5 x 4,8 cm sampai
24 x 11,5 x 5,5 cm.

Dinding bata merupakan dinding yang paling lazim digunakan dalam pembangunan
gedung baik perumahan sederhana sampai pembangunan gedung-gedung yang ukurannya besar.
Karena itu pasangan batu bata memiliki seni tersendiri dalam system pemasangannya dalam
konstruksi dinding.

Pembuatan batu bata harus memenuhi peraturan umum untuk bahan bangunan di
Indonesia NI-3 dan peraturan batu merah sebagai bahan bangunan NI-10. Batu merah dibuat
dengan menggunakan bahan-bahan dasar :

1) Lempung (tanah liat), yang mengandung silika sebesar 50 % sampai dengan 70%.
2) Sekam padi, fungsinya untuk pencetakan batu merah, sebagai alas agar batu merah tidak
melekat pada tanah, dan permukaan batu merah akan cukup kasar. Sekam padi juga
dicampur pada batu merah yang masih mentah. waktu pembakaran batu merah akan terbakar
dan pada bekas sekam padi yang terbakar akan timbul pori-pori pada batu merah
3) Kotoran binatang, dipergunakan untuk melunakkan tanah, digunakan kotoran kerbau, kuda
dan Iain-lain. Fungsi kotoran binatang dalam campuran batu merah ialah membantu dalam
proses pembakaran dengan memberikan panasnya yang lebih tinggi di dalam batu merah.
4) Air, digunakan untuk melunakkan dan merendam tanah. Lempung yang sudah dicampur
dengan sekam padi dan kotoran binatang kemudian direndam dengan air ini beberapa waktu
lamanya.

Campuran itu direndam selama satu hari satu malam dengan kondisi yang sudah bersih dari
batu-batu kerikil atau bahan lain yang dapat menjadikan kualitasnya jelek. Kemudian dicetak
dengan menggunakan cetakan dari kayu, bisa juga digunakan cetakan dari baja. Untuk
mempermudah lepasnya batu merah yang dicetak, maka bingkai cetakan dibuat lebih besar
sedikit ke bawah dan dibasahi dengan air.

Batu merah yang belum dibakar juga disebut batu hijau. Sesudah keras bata dapat dibalik
pada sisi yang lain. Lalu ditumpuk datam susunan setinggi 10 atau 15 batu. Susunan ini
terlindung dari sinar matahari dan hujan. Pengeringan ini membutuhkan waktu selama 2 hari s/d
7 hari.

Pembakaran batu hijau ini dilakukan setelah batu itu kering dan disusun sedemikian rupa,
sehingga berupa suatu gunungan dengan diberi celah-celah lobang untuk memasukkan bahan
bakar.

Hasil batu merah yang baik bakarannya, tergantung dari banyaknya batu merah yang
dibakar. Kalau yang dibakar sedikit saja, persentase hasil pembakaran lebih banyak. Pada
umumnya kerusakan batu merah dalam proses pembakaran sekitar 20% sampai 30%. Bahan
bakarnya menggunakan kayu atau sekam padi.

Setelah selesai proses pembuatan, batu merah selalu harus disimpan dalam keadaan cukup
kering. Bila tidak ada gudang, maka dilindungi dengan plastik terhadap air hujan.

Sebelum munculnya tungku-tungku modern, bata paling sering dibakar dengan cara
menumpuknya dalam jajaran longgar yang disebut sebagai tungku bata-lapangan dengan tanah
atau lempung, menyalakan api di bawah jajaran tersebut, dan mempertahankan api itu selama
beberapa hari. Setelah mendingin, tungku bata-lapangan itu dibongkar dan batanya dipilah sesuai
dengan derajat pembakaran yang telah dialaminya.

Batu bata yang berdekatan dengan api (bata klingker) sering mengalami kelebihanbakar dan
terdistorsi, yang membuatnya menjadi tidak menarik, dan oleh sebab itu tidak sesuai digunakan
pada pekerjaanbata ekspos. Bata-bata dalam zona tungku bata-Iapangan di dekat api akan
terbakar sempuma tetapi tidak terdistorsi, ini sesuai untuk bata lapis-muka di bagian luar dengan
derajat daya-tahan terhadap cuaca yang tinggi.

Bata yang paling jauh dari api akan menjadi lebih lunak dan akan dipinggirkan untuk
digunakan sebagai bata belakang, sementara sejumlah bata dari sekitar keliling tungku bata-
Iapangannya tidak cukup terbakar dan hasilnya tidak baik, bahkan tidak dapat digunakan untuk
keperluan apapun, bata yang seperti ini akan dibuang. Sebelum pengangkutan mekanik
ditemukan, bata untuk suatu bangunan biasanya diproduksi dari tanah yang diperoleh dari tapak
bangunan atau tidak jauh di sekitar lokasi yang akan didirikan bangunan.

6. Dinding Kayu

Dinding kayu dapat berupa papan-papan yang dipasang saling bersebalahan sehingga
membentuk dinding, atau dari batang kayu yang ditumpuk dengan perkuatan pada arah vertikal.
Papan penyusun dinding dipasang pada arah vertikal maupun horisontal dengan metode
penyambungan dan perkuatan tertentu. Dinding kayu dapat memberikan penampilan yang alami,
namun memerlukan usaha untuk pengawetan. Teknik penyambungan pada dinding kayu
menekankan agar air tidak masuk ke permukaan bagian dalam dinding. Dinding kayu bila
menggunakan jenis kayu dengan kualitas baik dapat menjadi lebih mahal dibandingkan dinding
pasangan bata. Baik digunakan pada daerah dengan empat musim karena akan awet.

7. Dinding Anyaman Bambu

Dinding anyaman bambu digunakan pada rumah-rumah sederhana, biasanya di pedesaan.


Dinding berupa anyaman dari bambu yang disayat menjadi bentuk pita, atau anyaman bilah
bambu. Dinding ini tidak cukup kaku dan pemasangannya memerlukan penyokong. Dinding
anyaman bambu yang dibuat dari bagian kulit akan memiliki kekuatan dan keawetan yang lebih
baik dibanding anyaman yang tidak menyertakan kulit bambu. Bangunan rumah dengan dinding
bambu biasa disebut dengan bangunan non permanen.

8. Dinding Beton Ringan

Untuk elemen non struktural bangunan, lebih diinginkan bahan yang ringan dengan
kekuatan yang mencukupi saja. Dinding dapat memberikan sumbangan beban mati yang besar,
sehingga kecendurungan saat ini diusahakan dinding menggunakan bahan-bahan yang ringan.
Adanya beban mati yang ringan akan menguntungkan karena ;

 Dimensi elemen struktural tidak terlalu besar


 Pondasi tidak mendukung beban yang terlalu berat
 Pada analisis gempa,
beban mati yang
kecil akan membuat
struktur lebih tahan
menerima gaya
gampa

Beton ringan dibuat


dengan mengganti agregat kasar (kerikil) dengan bahan lain dengan tujuan mengurangi beratnya.

Dinding dari Beton Ringan

Dinding Dari Beton Ringan

Dinding Dari Beton Ringan

Dinding Dari Beton


Ringan
9. Dinding Penahan Tanah (Turap)

Bangunan dinding penahan tanah berguna untuk menahan tekanan tanah lateral yang
ditimbulkan oleh tanah urug atau tanah asli yang labil. Dinding penahan tanah banyak digunakan
pada proyek-proyek :

 jalan raya
 irigasi
 pelabuhan
 bangunan ruang bawah tanah (basement)
 pangkal jembatan (abutment), dll

Kestabilan dinding penahan tanah diperoleh terutama dari berat sendiri struktur, dan berat
tanah yang berada di atas pelat fondasi. Besar dan distribusi tekanan tanah pada dinding penahan
tanah, sangat tergantung pada gerakan tanah lateral terhadap DPT.

Anda tentu tahu betapa pentingnya rangka untuk sebuah bangunan, terutama dalam
bangunan rumah tinggal. Kini kami akan mengajak Anda untuk mencermati hal yang harus
diperhatikan untuk membuat rangka dinding bagi rumah Anda.

Fungsi rangka dinding

Dinding-dinding rumah konvensional memiliki rangka bagian dalam yang terbuat dari kayu.
Namun, sebagian rumah yang lebih modern dibangun dengan rangka dari bahan metal. Kedua
jenis rangka ini mungkin tidak menyokong beberapa bagian dari rumah. Namun semua rangka
dinding harus menyokong semua bagian dinding, jendela dan pintu. Rangka dinding juga harus
menyediakan ruang untuk jalur kabel listrik, saluran air, saluran pemanas, penyekatan
(insulation), dan fungsi-fungsi lainnya yang harus ditanam ke dalam dinding.

Apa saja yang terdapat dalam rangka dinding?

Rangka Pokok

Sebagian dinding dibuat dengan rangka kayu vertikal dan horizontal setebal 2 x 4 inci,
sementara rangka kayu 2 x 6 inci digunakan untuk dinding yang lebih kokoh dan membutuhkan
ketebalan ekstra. Misalnya saja, untuk dinding kamar mandi yang memerlukan ruang yang lebih
besar untuk menanam pipa saluran air di dalamnya. Rangka vertikal dipasang di sepanjang sisi
pada setiap jarak 16-24 inci, sementara rangka horizontal untuk bagian atas dibuat dari 2 lapis
rangka kayu 2 x 4 inci tadi (double top plate) juga untuk bagian bawah dinding (sole plate).

Rangka Jendela
Sedangkan untuk jendela, biasanya memiliki rangka ganda untuk ambang bawahnya yang
terbuat dari kayu setebal 2 x 4 juga yang diletakkan secara horizontal. Rangka jendela ini akan
memotong kayu rangka pokok dinding. Rangka jendela dibuat sesuai dengan bentuk jendela,
berarti 2 horizontal (bagian atas atau header, dan ambang bawah jendela tadi) juga untuk kedua
sisi samping (trimmer stud). Rangka samping jendela dipasang melekat dengan rangka pokok
dinding (king stud) sebagai penyokongnya.

Rangka Pintu

Rangka pintu juga hampir mirip dengan rangka jendela, kecuali untuk pintu tidak
diperlukan rangka penyokong ambang bawah pintu. Untuk setiap sisi dinding yang memiliki
bukaan, baik itu pintu atau jendela, di antara rangka pokok yang dipasang vertikal sebaiknya
dipasang rangka horizontal di tengah-tengahnya (bukan termasuk rangka pokok atas dan bawah)
untuk menutup jarak antar balok kayu dan membuatnya lebih kokoh.

Langkah selanjutnya? Tentu saja mengisi rangka tersebut hingga benar-benar memberi
bentuk ‘dinding’ tertutup yang akan melindungi Anda dari cuaca, hewan-hewan yang tidak
diinginkan, mengamankan dari orang asing/pencuri yang tidak diinginkan dan tentunya memberi
privasi untuk penghuni rumah.

2.Partisi dan pelengkapnya

Arti dari partisi atau sekat adalah pembatas ruangan yang fleksibel.Penyekat yang dapat
dipasang dan dipindah sesuai keinginan.Penggunaan partisi sebagai pembatas ruangan dimana
ruangan satu dengan yang lainnya mempunyai fungsi yang berbeda.Selain fungsi pembatas
ruangan, partisi juga dapat difungsikan sebagai aksen dekoratif untuk mengkonsep interior
seperti Backdrop sehingga keberadaannya dapat membuat kesan lebih hidup suatu ruangan,
kesan kosong dapat dihindari berkat hadirnya backdrop.

Sebagai tempat penyimpanan, adalah fungsi lain dari partisi, dengan ketebalan tertentu
partisi dapat diberikan cerukan terbuka ataupun cerukan berpintu sehingga menyerupai bufet
atau almari yang mempunyai desain dua muka sehingga ruangan yang berada didepan dan
dibelakangnya menjadi terlihat lebih menarik. Berbeda dengan dinding, kalau dinding juga
merupakan partisi, tetapi mempunyai fungsi lebih, yaitu sebagai pondasi dan penguat bangunan
dan kekurangannya adalah sifatnya yang permanen.Dengan desain yang variatif, partisi hadir
dengan berbagai material seperti kayu, rotan, kaca, bambu, kain panel, aluminium dan lain-
lain.Penggabungan material tersebut diharapkan menghasilkan tampilan partisi yang cantik,
sehingga menjadi elemen penunjang interior.

Anda mungkin juga menyukai