DISUSUN OLEH:
KELAS: XI MIPA 2
NO ABSEN: 14
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani
sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita Muhammad SAW yang
telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
Akhir kata, penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka
kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami di waktu-
waktu mendatang.
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................................4
C.Tujuan Penulisan................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................................5
A. Pengertian Jenazah...........................................................................................................................5
B. Pengurusan Jenazah..........................................................................................................................5
C.Ta’ziyah (Melayat)............................................................................................................................13
D.Ziarah Kubur.....................................................................................................................................14
BAB III PENUTUPAN.................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kematian adalah suatu kepastian yang tak dapat dihindari oleh manusia. Semua
makhluk pasti akan mengalami kematian, tak peduli tua maupun muda. Kematian, bagi
seseorang yang telah menemui ajalnya, ini merupakan bukanlah akhir dari segala-
galanya, melainkan adalah awal bagi kehidupan di akhirat. Sedangkan bagi yang masih
hidup, ada kewajiban yang harus dipikul terhadap orang yang telah meninggal,
diantaranya; memandikan, mengkafani, menshalaykan, dan menguburkan. Dalam
makalah ini penulis mencoba untuk mengupas segala masalah kewajiban yang harus
dilakukan oleh orang yang masih hidup terhadap jenazah menurut syari'at islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian jenazah ?
2. Bagaimana Pengurusan terhadap Jenazah (memandikan, mengkafani, menshalatkan
dan menguburkan)
3. Bagaimana Ta’ziyah (Melayat) ?
4. Bagaimana Ziarah Kubur ?
C.Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Pendidikan Agama
A. Pengertian Jenazah1
Kata jenazah diambil dari bahasa Arab ( )جن ذحyang berarti tubuh mayat dan kata جن
ذyang
berarti menutupi. Jadi, secara umum kata jenazah memiliki arti tubuh mayat yang
tertutup. Kata jenazah bila ditinjau dari segi bahasa berasal dari bahasa arab dan
menjadi turunan dari isim mashdar yang diambil dari fi’il madhi janaza-
yajnizujanazatan wa jinazatan. Bila huruf jim dibaca fathah (janazatan, kata ini berarti
orang yang telah meninggal dunia. Namun
bila huruf jimnya dibaca kasrah, maka kata ini berarti orang yang mengantuk.
Lebih jauh, jenazah menurut Ibnu Mas’ud dan Zainal Abidin S., mengartikan
jenazah sebagai orang yang telah meninggal yang diletakkan dalam usungan dan
hendak dibawa ke
B. Pengurusan Jenazah2
Dalam firman Allah SWT tentang tata cara pengurusan jenazah, yaitu :
ْ س
ُ ف نل
ك ِ ت ْمو ْٱل
ٍ ذٓائ ق ة ُ ن ج عو رْ ت ي ناْ إِ ل
ِ ث ُم
Artinya : “ Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada
kami
1
SUMBER: Ali Imran Sinaga, fiqih Taharah, Ibadah, Muamalah, Cita Pustaka Media Perintis Bandung.2011
2
SUMBER: https://m.merdeka.com>jateng>8/desember/2020/12:47>tata-cara-mengurus-jenazah-dalam-islam
bahwa hikmah memejamkan mata adalah agar orang yang meninggal tidak tampak
mengerikan. -
Mengendurkan persendian Tulangtulangnya jika masih bisa dilakukan. Dengan cara
menggerakkan kedua hastanya menuju kedua lengan dan kedua lengannya menuju
kedua lambungnya dan membalikkannya kembali. Menggerakkan kedua betisnya
menuju kedua pahanya, dan kedua paha menuju perut dan membalikkannya kembali.
Tujuannya adalah agar lebih mudah dalam proses melepas bajunya,memandikan,dan
mengafaninya. - Menutupi jenazah dengan kain. Hal ini berdasarkan hadits yang
diriwayatkan Aisyah bahwa jasad Rasulullah ketika wafat ditutupi dengan selimut. -
Menghadapkannya kearah kiblat. Menurut syari’at islam, mengurus jenazah ada empat
langkah, yaitu :
1.Memandikan Jenazah
Hukum memandikan jenazah termasuk dalam fardhu kifayah menurut golongan
jumhur ulama, fardhu kifayah berarti kewajiban yang bagi setiap mukallaf. Apabila ada
sebagian mukallaf yang mengurus jenazah tersebut, berarti sudah gugur kewajibannya.
Hal ini merujuk
kepada hadist yang di riwayatkan oleh Ibn. Artinya, “ Dari Ibnu Abbas , bahwa
Rosulullah bersabda mengenai seseorang yang jatuh dari kendaraannya, kemudian
meninggal.
‘Mandikanlah ia dengan air dan daun bidara’. “(HR Bukhari 1186 dan Muslim
2092). Adapun beberapa hal penting yang berkaitan dengan memandikan jenazah
yang perlu
diperhatikan yaitu:
a. Orang yang utama memandikan jenazah
1) Untuk mayat laki-laki. Orang yang utama memandikan dan mengkafani mayat laki-
laki adalah orang yang diwasiatkannya, kemudian bapak, kakek, keluarga terdekat,
muhrimnya dan
istrinya.
2) Untuk mayat perempuan. Orang yang utama memandikan mayat perempuan adalah
ibunya, neneknya, keluarga terdekat dari pihak wanita serta suaminya.
3) Untuk mayat anak laki-laki dan anak perempuan. Untuk mayat anak laki-laki boleh
perempuan yang memandikannya dan sebaliknya untuk mayat anak perempuan boleh
laki-laki yang memandikannya.
4) Jika seorang perempuan meninggal sedangkan yang masih hidup semuanya hanya
laki-
laki dan dia tidak mempunyai suami, atau sebaliknya seorang laki-laki meninggal
sementara yang masih hidup hanya perempuan saja dan dia tidak mempunyai istri,
maka mayat tersebut tidak dimandikan tetapi cukup ditayamumkan oleh salah seorang
dari mereka dengan memakai lapis tangan. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW,
yang Artinya: “Jika seorang perempuan meninggal di tempat lakilaki dan tidak ada
perempuan lain atau laki-laki meninggal ditempat perempuan-perempuan dan tidak ada
laki-laki selainnya maka kedua mayat itu ditayamumkan, lalu dikuburkan, karena
kedudukannya sama seperti tidak mendapat air.” (H.R
Abu Daud dan Baihaqi).
dimandikan
3) Ada sebahagian tubuh mayat yang dapat dimandikan
4) Bukan mayat yang mati syahid
d.Memandikan Jenazah3
Tata cara mengurus jenazah yang pertama adalah memandikan jenazah. Hal ini sebagai
tindakan untuk memuliakan dan membersihkan tubuh orang yang sudah meninggal dunia.
Adapun tata cara memandikan jenzah dalam Islam yang benar adalah sebagai berikut:
1. Meletakkan jenazah dengan kepala agak tinggi di tempat yang disediakan. Pastikan orang
yang memandikan jenazah memakai sarung tangan.
2. Setelah itu, ambil kain penutup dari jenazah dan ganti dengan kain basahan agar auratnya
tidak terlihat. Bersihkan giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah ketiaknya, celah jari
tangan, dan kaki serta rambutnya.
3. Langkah berikutnya, bersihkan kotoran jenazah baik yang keluar dari depan maupun dari
belakang terlebih dahulu. Caranya, tekan perutnya perlahan-lahan agar apa yang ada di
dalamnya keluar. Kemudian siram atau basuh seluruh anggota tubuh jenazah dengan air sabun.
4. Setelah itu, siram dengan air yang bersih sambil berniat sesuai jenis kelamin jenazah.
Niat memandikan jenazah laki-laki:
"Aku berniat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari jenazah (wanita) ini karena Allah
Ta'ala."
3
SUMBER: https://www.merdeka.com/jateng/tata-cara-mengurus-jenazah-dalam-islam-umat-muslim-wajib-
tahu-kln.html
5. Setelah membaca niat, miringkan jenazah ke kanan, basuh bagian lambung kirinya sebelah
belakang. Setalah itu, siram dengan air bersih dari kepala hingga ujung kaki dan siram lagi
dengan air kapur barus.
6. Jenazah kemudian diwudhukan seperti orang yang berwudhu sebelum sholat. Perlakukan
jenazah dengan lembut saat membalik dan menggosok anggota tubuhnya.
7. Jika keluar dari jenazah itu najis setelah dimandikan dan mengenai badannya, wajib dibuang
dan dimandikan lagi. Jika keluar najis setelah di atas kafan, tidak perlu diulangi mandinya,
cukup hanya dengan membuang najis tersebut.
8. Bagi jenazah wanita, sanggul rambutnya harus dilepas dan dibiarkan terurai ke belakang.
Setelah disiram dan dibersihkan, lalu dikeringkan dengan handuk dan dikepang. Keringkan
tubuh jenazah setelah dimandikan dengan handuk sehingga tidak membasahi kain kafannya.
2. Mengkafani Jenazah
Mengkafani jenazah adalah menutupi atau membungkus jenazah dengan sesuatu yang
dapat menutupi tubuhnya walau hanya sehelai kain. Hukum mengkafani jenazah
muslim dan bukan mati syahid adalah fardhu kifayah. Dalam sebuah hadist
diriwayatkan sebagai berikut: Artinya: “Kami hijrah bersama Rasulullah SAW dengan
mengharapkan keridhaan Allah SWT, maka tentulah akan kami terima pahalanya dari
Allah, karena diantara kami ada yang meninggal sebelum memperoleh hasil duniawi
sedikit pun juga. Misalnya, Mash’ab bin Umair dia tewas terbunuh diperang Uhud dan
tidak ada buat kain kafannya kecuali selembar kain burdah. Jika kepalanya ditutup,
akan terbukalah kakinya dan jika kakinya tertutup, maka tersembul kepalanya. Maka
Nabi SAW menyuruh kami untuk menutupi kepalanya dan
menaruh rumput izhir pada kedua kakinya.” (H.R
Bukhari) a. Hal-hal yang disunnahkan dalam
mengkafani jenazah
1) Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan yang bagus, bersih dan menutupi
perempuan 5 lapis.
4) Sebelum kain kafan digunakan untuk membungkus atau mengkafani jenazah, kain
kafan
2. Selanjutnya, sediakan 3–5 utas tali dan letakkan di paling bawah kain kafan. Sediakan juga
kapas yang sudah diberikan wangi-wangian, yang nantinya diletakkan pada anggota badan
tertentu. Jika kain kafan sudah siap, angkat dan baringkan jenazah di atas kain kafan.
3. Letakkan kapas yang sudah diberi wangi-wangian tadi ke tempat anggota tubuh seperti
halnya pada jenazah laki-laki. Kemudian, selimutkan kain sarung pada badan jenazah, antara
pusar dan kedua lutut. Pasangkan baju gamis berikut kain kerudung. Untuk yang rambutnya
panjang bisa dikepang menjadi 2/3, dan diletakkan di atas baju gamis di bagian dada.
4. Terakhir, selimutkan kedua kain kafan selembar demi selembar mulai dari yang lapisan atas
sampai paling bawah. Setelah itu ikat dengan beberapa utas tali yang tadi telah disediakan.
2. Langkah berikutnya, beri wewangian pada kain kafan lapis pertama. Setelah itu, bentangkan
kain kafan lapis kedua yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah.Beri wewangian pada kain
kafan lapis kedua.
3. Setelah itu, bentangkan kain kafan lapis ketiga yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah.
Beri wewangian pada kain kafan lapis ketiga dan letakkan jenazah di tengah-tengah kain kafan
lapis ketiga.
4. Tutup dengan kain lapis ketiga dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi kanan ke kiri.
Kemudian tutup dengan kain lapis kedua dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi kanan
ke kiri.
5. Selanjutnya,tutup dengan kain lapis pertama dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi
kanan ke kiri dan Ikat dengan tali pengikat yang telah disediakan.
3. Menshalatkan Jenazah
Setelah selesai memandikan dan mengafani jenazah, tata cara mengurus jenazah berikutnya
menyolatkan jenazah. Adapun tata cara menyolatkan jenazah adalah seperti berikut:
"Ya Allah, ampunilah dia (mayat) berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia (dari beberapa
hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempatkanlah di tempat yang mulia (Surga),
luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala
kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah
yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik
daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau
suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka." (HR. Muslim
no. 963)
Allahumma laa tahrimnaa ajro-hu wa laa taftinnaa ba’da-hu waghfir lanaa wa la-hu
Artinya:
"Ya Allah, jangan menghalangi kami untuk tidak memperoleh pahalanya dan jangan sesatkan
kami sepeninggalnya, ampunilah kami dan ampunilah dia".
Untuk jenazah perempuan, kata –hu diganti –haa.
8. Salam
4. Mengubur jenazah4
Cara penguburan jenazah adalah sebagai berikut
Mengutip buku Pendidikan Agama Islam: Fikih Untuk Madrasah Aliyah Kelas X oleh H.
Djedjen Zainuddin dan Panduan Lengkap Perawatan Jenazah oleh KH. Muhammad Sholikhin,
berikut tata cara menguburkan jenazah.
1. Masukkan jenazah ke liang lahat dengan posisi miring ke kanan dan menghadap kiblat. Lalu,
bacalah doa berikut.
Bismillahi wa'ala millati rasuulillahi.
Artinya: Dengan nama Allah SWT dan atas nama agama Rasulullah.
2. Bagi jenazah perempuan, sunnah untuk ditutup dengan tirai kain.
Ali Kufah berkata, "sesungguhnya Ali bin Abi Thalib telah datang kepada mereka, sewaktu
mereka sedang menguburkan mayat dan telah dibentangkan kain di atas kuburannya. Lantas
Ali mengambil kain itu dari kubur serta berkata: ini (tutup) hanya untuk mayat perempuan."
(HR. Baihaqi)
3. Bagi jenazah perempuan, maka sebaiknya yang memasukkan ke dalam kubur adalah
muhrimnya. Jika tidak ada, dapat diganti dengan orang tua yang shaleh dan mampu.
Selain itu, perlu diperhatikan pula seorang lelaki yang memasukkan jenazah perempuan ke
liang lahat, malamnya tidak menggauli istrinya, meski sudah bersih dari hadas.
Ketika Rasulullah SAW menguburkan salah seorang anak perempuannya, beliau bersabda,
"siapa di antara kamu yang tidak menggauli istrinya tadi malam?" Abu Thalhah menjawa,
"saya ya Rasulullah." Maka Rasul berkata, "turunlah ke dalam kubur, guna menyambut
turunnya jenazah." (HR. Bukhari)
4. Tali-tali pengikat kain kafan dilepas semua, pipi kanan dan ujung kaki ditempelkan ke tanah.
5. Tutup jenazah dengan papan, kayu atau bambu.
4
SUMBER:https://kumparan.com/berita-hari-ini/tata-cara-menguburkan-jenazah-sesuai-syariat-islam-
1wTUUT01uCf/full
6. Kemudian timbun dengan tanah. Boleh diratakan atau ditinggikan seperlunya sebagai tanda,
kira-kira sejengkal.
Sumamah bin Syufay berkata, "kami berada di daerah Rasus Romawi bersama-sama dengan
Fadhalah bin Ubaid, sahabat kami meninggal, maka Fadhalah menyuruh meratakan kuburnya,
lalu ia berkata: saya mendengar Rasulullah SAW menyuruh meratakannya." (HR. Muslim)
7. Di bagian tanah yang lurus dengan kepala jenazah, dapat diberi tanda, misalnya
menggunakan batu.
8. Letakkan pelepah yang masih basah atau siramlah menggunakan air.
9. Mendoakan jenazah dan memohonkan ampun agar diberi keteguhan dalam menjawab
pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir.
Usman bin Affan berkata bahwa saat Rasulullah SAW selesai menguburkan jenazah, beliau
bersabda, "mohonkanlah ampun untuk saudaramu dan mintakanlah untuknya supaya diberikan
ketahanan, karena sesungguhnya ia sekarang sedang ditanya." (HR. Ahmad dan Abu Daud,
disahkan oleh Al-Hakim.)
C.Ta’ziyah (Melayat)5
Ta’ziyah berasal dari kata mendorong supaya sabar. Sehubungan dengan meninggalnya
seseorang, ta’ziyah berarti mengunjungi keluarga yang tertimpa musibah kematian
dengan tujuan menghibur hati agar bersabar. Ta’ziyah hukumnya sunat dan dilakukan
selama lima hari sejak terjadinya musibah kematian, baik sebelum jenazah dikuburkan
maupun sesudahnya. Lebih utama sebelum jenazah dikuburkan. Adab
orang yang berta’ziyah antara lain sebagai berikut:
1) Menyampaikan doa untuk kebaikan dan ampunan terhadap orang yang meninggal
serta kesabaran bagi orang yang ditinggal
penguburan.
5) Membuatkan makanan bagi keluarga yang ditimpa musibah. Demikian diperintahkan
5
SUMBER: http://new-depus.blogspot.com/2018/02/makalah-pengurusan-jenazah-takjiyahdan.html
Rasulullah swa. Kepada keluarganya sewaktu keluarga Ja’far ditimpa kematian ( H.R.
Lima
mengurangi beban mental yang harus mereka pikul akibat dari musibah itu.
2) Mempertebal keyakinan terhadap kekuasaan Allah, bahwa setiap jiwa akan mati
dan 3) Mendorong untuk memperbanyak ibadah serta meningkatkan ketaatan.
D.Ziarah Kubur6
Ziarah kubur adalah mendatangi kubur seseorang dengan maksud mendo’akan orang
yang telah meninggal. Ulama sepakat bahwa ziarah kubur bagi laki-laki hukumnya
sunah. Sebagian ulama berpendapat bahwa ziarah kubur bagi wanita itu makruh, karena
takut terjadi fitnah berupa kesedihan yang berlebihan, karena wanita mudah tersentuh
hatinya jika menghadapi
6
SUMBER:https://news.detik.com/2021/07/31/07.05 WIB/adab-ziarah-kubur-sesuai-sunnah-rasulullahsaw
4) Selama di kuburan dianjurkan banyak mengingat Allah SWT dan meningkatkan
kesadaran
maksiat.
6) Dilarang meninggikan kubur melebihi satu jengkal, menembok kubur dan mendirikan
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Sepanjang uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwasanya manusia sebagi
makhluk yang mulia di sisi Allah SWT dan untuk menghormati kemuliannya itu perlu
mendapat perhatian khusus dalam hal penyelenggaraan jenazahnya. Dimana,
penyelengaraan jenazah seorang muslim itu hukumnya adalah fardhu kifayah. Artinya,
kewajiban ini dibebankan kepada seluruh mukallaf di tempat itu, tetapi jika telah
dilakukan oleh sebagian orang maka gugurlah kewajiban seluruh mukallaf.
Adapun 4 perkara yang menjadi kewajiban itu ialah:
a. Memandikan
b. Mengkafani
c. Menshalatkan
d. Menguburkan
Adapun hikmah yang dapat diambil dari tata cara pengurusan jenazah, antara lain:
B. Saran
Dengan adanya pembahasan tentang tata cara pengurusan jenazah ini, pemakalah
berharap kepada kita semua agar selalu ingat akan kematian dan mempersiapkan diri
untuk menyambut kematian itu. Selain itu, pemakalah juga berharap agar pembahasan
ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita semua serta dapat mengajarkannya
dengan baik ketika telah menjadi seorang guru di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Imran Sinaga, fiqih Taharah, Ibadah, Muamalah, Cita Pustaka Media Perintis Bandung.2011
https://m.merdeka.com>jateng>8/desember/2020/12:47>tata-cara-mengurus-jenazah-
dalamislam
https://www.merdeka.com/jateng/tata-cara-mengurus-jenazah-dalam-islam-umat-muslim-
wajib-tahu-kln.html
https://kumparan.com/berita-hari-ini/tata-cara-menguburkan-jenazah-sesuai-syariat-islam-
1wTUUT01uCf/full
:https://brainly.co.id/tugas/19095168/2019/10/10