Anda di halaman 1dari 20

PENGAUDITAN II

Pengauditan Siklus Perolehan Modal Dan Pengembaliannya

 
 
 
 
 
 
 

Oleh:

 Kelompok 9

Akwila Josepina (1907531243)


Ni Wayan Sintya Prabawati (1907531254)

Dosen Pengampu:
Made Yenni Latrini, S.E., M.Si

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
1. PENGAUDITAN SIKLUS PEROLCHAN MODAL DAN PENGEMBALIANNYA
Siklus perolehan modal dan pengembaliannya menyangkut perolehan sumber-sumber
modal melalui pinjaman berbunga dan ekuitas pemegang saham serta pengembalian modal.
Siklus ini juga mencakup pembayaran bunga dan dividen.

Empat karakteristik siklus perolehan modal dan pengembaliannya mempengaruhi akun-


akun tersebut:

1. Hanya relatif sedikit transaksi yang mempengaruhi saldo-saldo akun, tetapi setiap
transaksi seringkali sangat material. Sebagai contoh, perusahaan jarang menerbitkan
obligasi, tetapi begitu obligasi diterbitkan jumlahnya biasanya material. Oleh karena
ukuran besar itulah, sebagai bagian dari pemeriksaan atas saldo akun neraca, auditor
memeriksa setiap transaksi yang terjadi dalam siklus ini sepanjang tahun. Skedul atau
daftar kebanyakan akun yang ada dalam siklus ini berisi saldo awal, transaksi yang terjadi
sepanjang tahun vang diaudit, dan saldo akhir tahun.
2. Kesalahan penyajian atau penghilangan satu transaksi saia bisa material. Akibatnva
tekanan utama auditor dalam pengauditan akun- akun tersebut sering kali diletakkan pada
tujuan audit saldo kelengkapan dan ketelitian.
3. Terdapat hubungan hukum antara entitas klien dengan pemegang saham, obligasi.atau
dokumen lain serupa itu. Dalam pengauditan transaksi-transaksi dalam siklus ini, auditor
harus sangat cermat untuk memastikan bahwa persyaratan hukum yang mempengaruhi
laporan keuangan telah terpenuhi dan disaikan dan diungkapkar dengan memadai.
4. Terdapat hubungan langsung antara akun bunga dan dividen dengan kewajiban dan
ekuitas, Dalam mengaudit kewajiban berbunga, auditor harus secara simultan memeriksa
pula beban bunga dan utang bunga. Demikian pula halnya dalam pengauditan ckuitas
pemilik, dividen yang diumumkan, dan utang dividen.
1.1 AKUN- AKUN DALAM SIKLUS

Akun-akun dalam siklus perolehan modal dan pengembaliannya tergantung pada tipe
organisasi bisnis perusahaan dan bagaimana operasi tersebut didanai. Semua perseroan memiliki
modal saham dan laba ditahan, tetapi hanya sedikit yang memiliki saham preferen, agio saham,
dan saham dibeli kembali (reasury stock). Seperti halnya siklus yang lain. kas merupakan akun
yang terpenting dalam perolchan modal maupun dalam pengembaliannya selalu melibutkan akun
kas, Karakteristik yang unik dari siklus perolehan modal dan pengembaliannya mempengaruhi

2
bagaimana auditor memeriksa akun-akun dalam siklus ini. Siklus ini biasanya mencakup akun-
akun sebagai berikut:

1) Utang wesel
2) Utang kontrak
3) Utang hipotik
4) Utang obligasi
5) Beban bunga
6) Utang bunga
7) Laba ditahan disishkan
8) Saham dibeli kembali
9) Dividen diumumkan
10) Kas di bank
11) Modal saham biasa
12) Modal saham preferen
13) Agio saham
14) Modal sumbangan
15) Laba ditahan
16) Utang dividen
17) Modal pemilik(perseorangan)
18) Modal sekutu (persekutuan)

1.2 UTANG WESEL

Utang wesel adalah kewajiban legal kepada seorang kreditor yang terdiri dari pokok pinjaman
dan bunganya, yang mungkin dijamin atau tidak dijamin dengan aset. Biasanya wesel
diterbitkan untuk suatu periode tertentu antara suatu bulan sampai satu tahun, tapi ada juga yang
jangka waktunya lebih panjang. Wesel diterbitkan untuk berbagai macam tujuan, dan properti
atau aset lain dijadikan sebagai jaminan pinjaman, seperti misalnya sekuritas, piutang usaha,
persediaan, dan aset tetap. Pokok pinjaman dan tingkat bunga wesel harus dicantumkan dalam
perianjian kredit. Untuk wesel jangka pendek, pembayaran pokok pinjaman dan bunga hanya
diminta ketika wesel jatuh tempo. Untuk wesel berjangka lebih dari 90 hari, bunga biasanya
dibayar secara bulanan atau kwartalan.

Gambar di bawah melukiskan akun-akun yang digunakan untuk utang wesel serta bunga
yang bersangkutan. Auditor biasanya meakukan pengujian atas pembayaran pokok pinjaman
dan bunganya sebagai bagian dari pengauditan siklus pembelian dan pembayaran. karena

3
pembayaran dicatat jurnal pengeluaran kas. Akan tetapi dalam banyak kasus, karena transaksi
jarang terjadi, tidak ada transaksi modal yang dimasukkan dalam sampel oleh auditor untuk
pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi. Olch karena itu auditor biasanya
menguji transaksi ini sebagai bagian dari siklus pembelian dan pembayaran.

Tujuan pengauditan atas utang wesel adalah untuk menentukan apakah:

 Pengendalian internal atas utang wesel memadai


 Transaksi yang menyangkut pokok pinjaman dan bunga wesel telah diotorisasi
dengan benar dan telah dicatat sesuai dengan keenam tujuan audit transaksi
 Kewajiban untuk utang wesel dan bunga yang bersangkutan serta utang bunga
telah ditetapkan dengan benar sebagaimana dirumuskan dalam kedelapan tujuan
audit saldo.
 Pengungkapan yang berkaitan dengan utang wesel dan bunga wesel terkait
memenuhi keempat tujuan audit penyajian dan pengungkapan.

Gambar 1.1 Akun Utang Wesel dan Akun-akun Bunga Terkait

1.2.1 PENGENDALIAN INTERNAL

Pengendalian intenal bagi utang wesel terdiri dari empat pengendalian yaitu:

4
1. Penerbitan wesel harus mendapat otorisasi terlebih dahula. Kewenangan pemberian
persetujuan penerbitan wesel berada pada dewan komisaris atau manajemen tingkat
tinggi. Biasanya diperlukan beberapa tandatangan persetujuan dalam perjanjian kredit
yang mencakup jumlah pinjaman, tingkat bunga, tanggal pembayaran bunga dan
angsuran, dan aset yang dijadikan agunan. Apabila wesel diperbaharui(diperpanjang),
diperlukan persctujuan yang sama seperti halnya penerbitan wesel baru.
2. Tendapat pengendalian yang memadai untuk pembayaran pokok pinjaman maupun
bunganya. Pembavaran bunga periodik dan pembavaran angsuran pokok pinjaman
harus diawasi melalui siklus pembelian dan pembayaran. Pada saat wesel diterbitkan,
bagian akuntansi harus menerima suatu copy wesel, sama seperti halnya ketika ia
menerima copy faktur dari penjual dan laporan penerimaan barang. Bagian utang akan
secara otomatis menerbitkan check atau electronic finuds transfer untuk wesel yang
telah jatuh tempo, dengan cara yang sama seperti ketika ia menyiapkan pembayaran
untuk pembelian burang dan jasa. Suatu copy wesel akan meniadi dokumen pendukung
pembayaran wesel.
3. Dokumen dan catatan memadai. Hal ini menyanekut penvelenggaraan catatan
pembantu dan pengawasan atas dokumen wesel yang telah dibavar olch pejabat yang
ditunjuk. Wesel yang telah dilunasi harus diberi tanda "LUNAS" dan disimpan oleh
pejabat yang berwenang.
4. Verifikasi independen secara periodik. Secara periodik catatan detil wesel harus
direkonsiliasi dengan buku besar dan dibandingkan dengan catatan yang
diselenggarakan oleh pemegang wesel olch sescorang yang tidak bertanggungjawab
untuk menyelenggarakan catatan detail. Pada saat yang sama sescorang yang
independen harus melakukan perhitungan ulang biaya bunga wesel untuk menguji
ketelitian catatan pembukuan.

PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIR TRANSAKSI


Pengujian atas transaksi utang wesel menyangkut penerbitan wesel dan pembayaran kembali
pokok pinjaman dan bunganya. Pengujian audit ini menjadi bagian dari pengujian pengendalian

5
dan pengujian substantif transaksi untuk penerimaan kas dan pengeluaran kas. Pengujian
tambahan atas pengendalian dan pengujian substantif transaksi biasınya dilakukan sebagai
bagian dari pengujian rinci saldo karena materialnya transaksi individual. Pengujian
pengendalian atas utang wesel beserta bunganya harus dititikberatkan pada. pengujian atas empat
pengendalian intemal. Selain itu, seorang auditor juga harus memeriksa ketelitian catatan
penerimaan dari pencairan pinjaman serta pembayaran kembali pokok pinjaman dan bunganya.

PROSEDUR ANALITIS

Prosedur analitis sangat penting dalam pengauditan utang wesel karena pengujian rinci beban
bunga dan utang bunga dapat dihilangkan jika hasilnya menguntungkan. Auditor perlu
mengadakan suatu prediksi independen atas beban bunga, dengan menggunakan saldo utang
berjalan dan tingkat bunga dan juga menguji kemungkinan adanya utang wesel yang tidak
tercatat. Berikut prosedur analitis untuk utang wesel:

Prosedur Analitis untuk Utang Wesel

PENGUJIAN RINCIAN SALDO

6
Titik tolak yang biasa dilakukan dalam pengauditan utang wesel adalah daftar utang
wesel dan utang bunga wesel yang diterima auditor dari klien. Apabila terjadi sejumlah
transaksi yang menyangkut utang wesel selama tahun yang diaudit, akan menjadi tidak praktis
bagi audior untuk menggunakan skedul seperti itu. Dalam situasi demikian, biasanya akan
meminta klien untuk membuat suatu skedul yang berisi wesel-wesel yang masih memiliki saldo
yang belum dibayar pada akhir tahun, menunjukkan deskripsi setiap wesel, saldo akhir tahun,
dan saldo akhir tahun utang bunga, termasuk agunan dan tingkat bunga. Tabel Skedul atau
daftar utang wesel dan utang bunga meringkas tujuan audit saldo dan prosedur audit yang lazim
diterapkan pada skedul utang wesel. Banyaknya pengujian akan sangat tergantung pada
materialitas utang wesel dan efektivitas pengendalian intermal.

Gambar 1.3 Skedul/Daftar Utang Wesel dan Utang Bunga

Gamabar 1.4 Skedul/Daftar Utang Wesel dan Utang Bunga (Lanjutan)

7
Ada dua tujuan audit saldo yang penting dalam audit atas utang wesel:

1. Utang wesel yang ada telah dicatat dan dilaporkan (kelengkapan)


2. Utang wesel yang tercantum dalam daftar telah dicatat dengan akurat (ketelitian)

Tujuan-tujuan di atas sangat vital karena kesalahan penyajan bisa material walaupun yang
salah catat atau ditiadakan hanya menyangkt satu buah wesel. Tabel 19-2 di bawah ini
melukiskan prosedur-prosedur yang lazim dilakukan untuk tujuan kelengkapan utang wesel.
Apabla pengendalian internal atas utang wesel tidak efektif, auditor hanus memperluas prosedur
untuk menguji kemungkinan adanya utang wesel yang tidak dicatat. Sebagai contoh, auditor bisa
mengirim konfimas kepada kreditur yang di masa lalu yang pernah memberi kredit wesel tetapi
pada tahun ini tidak tercantum dalam daftar utang wesel. Auditor jug bisa menganalisis beban
bunga yang dibayarkan kepada kreditor tetap kreditor tersebut tidak tercantum namanya dalam
daftar utang wesel, dan mereview notulen rapat dewan komisaris untuk memeriksa kemungkinan
adanya wesel yang telah mendapat persetujuan tetapi tidak dicatat

Selain tujuan audit saldo, empat tujuan audit penyajian dan pengungkapan juga penting
untuk utang wesel karena standar akuntansi keuangan mensyaratkan catatan kaki yang memadai
yang menjelaskan ketentuan ketentuan berkenaan dengan utang wesel yang sedang berjalan serta
asset yang dijadikan agunan pinjaman. Apabila pinjaman menghendaki adanya pembatasan
signifikan atas aktivitas perusahaan, maka hal tersebut harus pula diungkapkan dalam catatan
kaki. Apabila auditor telah melakukan pengujian rinci saldo untuk tujuan audit saldo, maka bukti

8
yang diperoleh dalam pengujian tersebut akan sangat membantu auditor dalam mencapai tujuan
audit penyajian dan pengungkapan.

Gambar 1.5 Tujuan Audit Saldo dan Pengujian Rinci Saldo untuk Utang Wesel dan Bunga

9
1.3 EKUITAS PEMILIK

Ada perbedaan penting antara pengauditan ekuitas pemilik pada perseroan publik dengan
perseroan tertutup. Pada perusahaan perseroan tertutup yang pemegang sahamnya biasanya
hanya sedikt transaksi yang menyangkut akun modal selama satu periode jarang sekali terjadi.
Transaksi yang mempengaruhi ekuitas pemilik hanyalah berupa perubahan ekuitas pemilik
karena adanya laba atau rugi tahunan dan pembagian dividen (kalau ada). Perseroan tertutup
jarang membayar dividen, dan auditor hanya membutuhkan waktu sedikit untuk memeriksa
ekuitas pemilik, walaupun auditor tetap harus menguji catatan perusahaan.

Sebaliknya dalam perusahaan perseroan publik, verifikasi ekuitas pemilik jauh lebih
kompleks karena perusahaan memiliki pemegang saham yang banyak dan sering terjadi
perubahan individu yang memegang saham. Pembahasan selanjutnya pada bab ini berkaitan
dengan pengujian akun-akun ekuitas pemilik dalam perseroan publik, termasuk:

 Modal saham biasa


 Agio saham
 Laba ditahan dan dividen yang bersangkutan.

Gambar 19-3 melukiskan akun-akun spesifik dalam ekuitas pemilik ang akan dibahas lebih laniut
dengan tujuan untuk menentukan:

 Pengendalian internal atas modal saham dan dividen yang bersangkutan memadai.
 Transaksi-transaksi ekuitas pemilik dicatat dengan benar sebagaimana dirumuskan dalam
enam tujuan audit transaksi.
 Saldo-saldo ekuitas pemilik dicatat dengan benar, sebagaimana dirumuskan dalam
delapan tuluan audit saldo. dan telah disailkan dan diungkapkan dengan tepat,
sebagaimana dirumuskan dalam empat tujuan audit penyajian dan pengungkapan untuk
ekuitas pemilik.

10
Gambar 1.6 Akun-Akun Ekuitas Pemilik dan Dividen

PENGENDALIAN INTERNAL

Sejumlah pengendalian internal penting sekali bagi ekuitas pemilik.

Dibawah ini akan kita bahas beberapa diantaranya.

OTORISASI TRANSAKSI SECARA TEPAT

Karena hampir setiap transaksi ekuitas pemilik material, banyak transaksi semacam ini
harus mendapat otorisasi dari dewan komisaris. Berkut adalah sejumlah transaksi yang
biasanya memerlukan otorisasi khusus:
 Penerbitan Modal Saham. Pengotorisasian meliput jenis ekuitas yang diterbitikan
(apakah sahan preferen atau saham biasa) jumlah saham yang akan diterbitkan,
nilai pari saham, preferensi saham yang bukan saham biasa, dan tanggal
penerbitan.
11
 Pembelian Kembali Modal Saham. Pembelian kembali saham biasa atau saham
preferen, saat pembelian kembali, dan jumlah yang harus dibayar untuk saham-
saham tersebut harus mendapat otorisasi dari dewan komisaris.
 Pengumuman Dividen. Dewan komisaris harus mengotorisasi bentuk dividen
(apakah dividen tunai atau dividen saham), jumlah dividen per lembar saham, dan
tanggal pencatatan dan tangal pembayaran dividen.

PEMBUKUAN DAN PEMISAHAN TUGAS YANG TEPAT

Apabila perusahaan menangani sendiri catatan transaksi saham dan saham yang beredar,
pengendalian internal harus memadai untuk memastikan bahwa:
 Pemegang saham sesungguhnya diakui dalam catatan perusahaan.
 Jumlah dividen yang benar dibayarkan kepada pemegang yang memiliki saham
perusahaan pada tanggal pencatatan dividen.
 Potensi teriadinya kecurangan aset diminimalkan.

Penugasan personel yang tepat, prosedur pembukuan yang mema dai, dan verifikasi
informasi dalam catatan internal secara independer adalah pengendalian penting
untuk tujuan ini, Klien juga harus memik kebijakan yang dirumuskan secara baik
untuk penyiapan sertifikat saham dan pencatatan transaksi modal saham.

Pada waktu menerbitkan dan mencatat modal saham, klien harus menaati peraturan
perundang-undangan yang berlaku, serta ketentuan ketentuan dalam dasar
perusahaan, Nilai pari saham, jumlah saham yang diotorisasi untuk diterbitkan
perusahan, serta pajak yang harus dibayar berkenaan dengan penerbitan saham semua
berpengaruh terhadap penerbitan dan pencatatan.

Sebagai cara untuk mengawasi modal saham, banyak perusahaan enyelenggarakan


buku sertifikat saham dan master file modal saham ara pemegang saham. Catatan
sertiflikat saham mencatat saham ang diterbitkan dan saham yang dibeli kembali
sepanjang perjalanan perusahaan. Catatan transaksi modal saham mencakup nomor
sertifikat ssham, jumlah saham yang diterbitkan, nama pemegang saham, dan tanggal
penerbitan. Apabila saham dibeli kembali, buku catatan sertifikat ham harus mencatat
sertifikat saham yang ditarik kembai dan tanggal penarikannya.

12
Master file modal saham para pemegang saham adalah catatan saham beredar pada
suatu saat tertentu. Master file berfungsi sebagai pengecheck ketelitian catatan
sertifikat saham dan saldo modal saham biasa di buku besar. Selain itu master file ini
juga berguna sebagai dasar untuk pembayaran dividen.

Pengeluaran kas untuk pembayaran dividen harus diawasi sebacaimana halnya


penyiapan dan pembayaran gaj/upah seperti telah dibahas pada Bab 18. Pengendalian
internal yang mempengaruhi pembayaran dividen meliputi;

 Check untuk pembayaran dividen hendaknya disiapkan berdasarkan catatan


sertifikat saham oleh seseorang yang tidak bertanggung-jawab atas catatan
modal saham.
 Setelah check disiapkan, selanjutnya dilakukan verifikasi independen tentang
nama pemegang saham dan jumlah rupiah yang tertulis pada check serta
rekonsialiasi jumlah total check untuk pembayaran dividen dengan total
dividen yang diotorisasi dalam notulen rapat.
 Sebaiknya diselenggarakan akun imprest dividen yang terpisah untuk
mencegah pembayaran dividen yang lebih besar daripada jumlah yang
diotorisasi.

REGISTRAR INDEPENDEN DAN AGEN TRANSFER SAHAM

Setiap perusahaan dengan saham terdaftar di bursa efek diwajbkan merniliki registrar
independen sebagai pengendalian untuk mencegah penerbitan saham vang tidak sesuai
dengan peraturan.Tanggungiawab registrar independen adalah memastikan bahwa saham
diterbitkan perusahaan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam anggaran dasar
perusahaan setelah mendapat otorisasi dari dewan komisaris Apabila terjadi perubahan
dalam pemilikan saham, registrar bertanggungjawab untuk menandatangani semua
sertifikat saham baru yang diterbitkan dan memastikan bahwa certifikat saham yang lama
telah diterima dan dinyatakan tidak berlaku, sebelum sertitikat pengganti diterbitkan.
Banyak perseroan besar juga menggunakan Jasa agen transter saham untuk
menyelenggarakan pencatatan saharn, termasuk mendokumentasikan perpindahan
(transfer) pemilikan saham. Penggunaan agen transfer akan membantu memperkuat

13
pengendalian atas catatan saham dengan cara meletakkan catatan di tangan pihak
organisasi independen dan sekaligus mengurangi biaya pencatatan dengan menggunakan
tenaga spesialis. Banyak juga perusahaan yang menggunakan jasa agen transfer untuk
pembayaran dividen tunai kepada para pemegang saham Hal ini juga meningkatkan
keandalan pengendalian internal.

PENGAUDITAN MODAL SAHAM DAN AGIO SAHAM

Empat hal yang menjadi perhatian utama auditor dalam pengauditanmodal saham dan
agio saham:
1. Transaksi yang terjadi telah dibukukan (tujuan transaksi -.kelengkapan)
2. Transaksi modal saham terbukukan sungguh-sungguh terjadi dan telah dicatat dengan
tepat (tujuan audit transaksi keterjadian dan ketelitian).
3. Modal saham telah dicatat dengan akurat (tujuan audit saldo ketelitian)
4. Modal saham telah disajikan dan diungkapkan dengan tepat (keempat tujuan
penyajian dan pengungkapan).

Dua hal pertama menyangkut pengujian pengendalian dan pengujan substantif golongan
transaksi, sedangkan dua hal berikutnya menyangkut pengujlan detil saldo dan
pengungkapan yang bersangkutan.

TRANSAKSI YANG TERJADI TELAH DIBUKUKAN

Tujuan ini dapat dengan mudah dicapai apabila perusahaan klien menggunakan registrar
independen atau agen transfer. Auditor bisa mengirimkan konfirmasi kepada mereka
untuk menanyakan transaksi apa yang telah terjadi dan keakuratan transaksi yang ada,
dan kemudian memastikan apakah semua transaksi itu telah terjadi. Untuk dapat
mengetahui adanya penerbitan atau pembelian kembali saham, auditor juga mereview
notulen rapat dewan komisaris, terutama menjelang akhir tahun buku, dan memeriksa
buku catatan saham yang diselenggarakan peusahaan.

14
TRANSAKSI MODAL SAHAM TERBUKUKAN SUNGGUH-SUNGGUH TERJADI
DAN DICATAT DENGAN TEPAT

Pengujan yang ekstensif dibutuhkan untuk transaksi-transaksi yang menyangkut


penerbitan modal saham seperti misalnya penerbitan saham baru secara tunai, merger
dengan perusahaan lain lewat pertukarar saham, saham donasi, dan pembelian kembali
saham. Bagaimana pun pengendaliannya, biasanya auditor akan memeriksa seluruh
transaksi modal saham karena materialitasnya dan bersifat permanen dalam pembukuan.
Tujuan transaksi keberadaan biasanya dapat diuji dengan memeriksa otorisasi
sebagaimana tercantum dalam notulen rapat dewar komisaris.
Auditor memeriksa keakuratan catatan transaksi modal saham yang dlakukan secara tunai
dengan cara mengirim konfirmasi kepada agen transfer dan menelusur jumlah transaksi
yang tercatat di pembukuan ke penerimaan kas. (Dalam hal pembelian kembali saham,
jumlahnya dtelusur ke jurnal pengeluaran kas). Selain itu, auditor harus memeriksa.
apakah jumlah yang benar telah dikreditkan ke modal saham dan agio saham dengan
mengacu ke anggaran dasar perusahaan untuk menentukan nilai pari atau nilai ditetapkan
modal saham.
Pengauditan transaksi modal saham seperti dividen saham, pemerolehan property dalam
transaksi modal saham, merger, atau transaksi non-tunai lainnya tidaklah mudah karena
dibutuhkan keahlian teknis tertentu dan seringkali dibutuhkan pertimbangan untuk
menentukan penilaian yang tepat. Sebagai contoh, dalam suatu transaksi merger, auditor
kadang-kadang perlu melakukan penelitian untuk menentukan perlakukan akuntansi yang
sesuai dan penentuan penilaian transaksi yang tepat, setelah mempertimbangkan semua
aspek dalam merger tersebut.

MODAL SAHAM DIBUKUKAN DENGAN TEPAT

Auditor memeriksa saldo akhir dalam akun modal saham dengan pertamatama
menentukan jumlah saham yang beredar pada tanggal neraca. Konfirmasi dari agen
transfer adalah cara paling sederhana untuk mendapatkan informasi ini. Apabila tidak
terdapat agen transter, auditor harus mengandalkan pada catatan saham yang ada dan
akurtansi untuk semua saham yang beredar dalam catatan sertifikat saham, memeriksa

15
sertitikat saham yang sudah tidak berlaku lagi, dan menghitung sertikat yang masih
kosong.
Setelah auditor puas bahwa Jumlah saham yang beredar telah ditentukan dengan benar,
nilai pari terbukukan dalam akun modal saham dapat diperiksa dengan mengalikan
jumlah lembar saham dengan nilai dan menambahkan atau mengurangkannya dari saldo
awal akun.pari saham. Saldo akhir dalam akun agio saham adalah jumlah residual. Lni
bisa diaudit dengan memeriksa jumlah transaksi selama tahun yang diperiksa
Pertimbangan penting ketika mengaudit tujuan audit saldo tentang ketelitian untuk modal
saham adalah memeriksa kebenaran jumlah saham yang digunakan dalam perhitungan
laba per lembar saham. Tidak sulit untuk menentukan jumlah saham yang benar untuk
digunakan dalam perhitungan, apabila perusahaan hanya memiliki satu golongan saham
dengan jumlah transaksi yang tidak banyak. Masalah akan menjadi kompleks apabila
terdapat sekuritas yang dapat dikoriversi (corvertible securities), opsi saham, atau waran
saham yang beredar. Auditor harus memiliki pemahaman tentang standar akuntansi yang
relevan sebelum memeriksa jumlah saham untuk menetapkan dasar dan laba per lembar
saham

MODAL SAHAM DISAJIKAN DAN DIUNGKAPKAN DENGAN TEPAT

Sumber informasi terpenting untuk menentukan apakah keempat tujuan penyajian dan
pengungkapan untuk aktivitas modal saham telah terpenuhi adalah anggaran dasar
perusahaan, notulen rapat dewan komisaris, dan analisis auditor tentang transaksi modal
saham. Auditor harus memastikan bahwa setiap golongan saham telah dideskripsikan
dengan tepat termasuk jumlah saham yang diterbitkan dan semua hak yang melekat pada
setiap golongan saham. Auditor juga harus memeriksa ketepatan penyajian dan
pengungkapan opsi saham, waran saham, dan sekuritas bisa dikonversi dengan
memeriksa dokumen-dokumen atau bukti-bukti lain yang memuat kesepakatan yang
bersangkutan.

PENGAUDITAN DIVIDEN

Titik berat pengauditan dividen adalah pada transaksi dividen, bukan pada saldo akhir,
kecuali apabila terdapat utang dividen.

16
Keenam tujuan audit transaksi untuk transaksi-transaksi, relevan untuk dividen, Namun
demikian, dividen biasanya diaudit seratus persen. tujuan terpenting, termasuk yang
berkaitan dengan utang dividen, adalah:
1. Dividen terbukukan sungguh-sungguh terjadi (keterjadian)
2. Dividen yang ada telah dicatat (kelengkapan)
3. Dividen telah dicatat dengan akurat (ketelitian)
4. Dividen dibayarkan kepada pemegang saham yang ada /yangberhak (keteriadian)
5. Utang dividen telah dicatat (kelengkapan)
6. Utang dividen telah dicatat dengan akurat (ketelitian)

Auditor bisa memeriksa keterjadian dividen yang telah dibukukan dengan memeriksa
otorisasi pada notulen rapat dewan komisaris tentang dviden per lembar saham dan
tanggal pembayaran dividen. Dalam melakukan hal tersebut, auditor harus waspada
terhadap kemungkinan tdak dicatatnya dividen yang telah diumumkan, terutama beberapa
waktu merjelang akhir tahun. Prosedur audit yang sangat berkaitan adalah mereview arsip
audit permanen untuk menentukan apakah terdapa pembatasan pembayaran dividen
dalam perjanjian obligasi atau provis saham preferen.

Ketelitian pengumuman dividen dapat diaudit dengan melakukan rekalkulasi jumlah


berdasarkan dividen per lembar saham dikalikan dengan jumlah saham beredar. Apabila
klien menggunakan agen transter untuk mendistribusikan dividen, total dividen dapat
ditelusur ke jumal pengeluaran kas ke agen tersebut dan juga dikonfirmasi.

Apabila klien mennyelenggarakan sendiri pencatatan dan pembayaran dividen, auditor


dapat melakukan veritikasi jumlah total dviden dengan cara melakukan rekalkulasi dan
mengacu ke pengeluararn kas. Selain itu, auditor harus memeriksa apakah pembayaran
telah dilakukan kepada pemegang saham yang memilik saham perusahaan kien pada
tanggal pencatatan dividen. Auditor dapat menguji hal ini dengan memilih suatu sampel
pembayaran dividen terbukukan dan menelusur nama penerima ke catatan dividen. Pada
saat yang sama auditor dapat memeriksa jumlah dan keabsahan check untuk dividen.
Pengujian untuk utang dividen harus dilakukan bersamaan dengan pengumuman utang
dividen. Semua dividen yang belum dibayar harus diperlakukan sebagai kewajiban.

17
PENGAUDITAN LABA DITAHAN

Pada kebanyakan perusahaan, transaksi-transaksi yang menyangkut laba ditahan


hanyalah pencatatan laba bersih untuk tahun buku yang bersangkutan dan pengumuman
dividen. Perubahan lain dalam laba dan ditahan bisa berupa koreksi laba tahun yang lalu,
penyesuaian tahun yang lalu yang didebetkan atau dikreditkan langsung ke laba ditahan
Untuk memulai pengauditan atas laba ditahan, auditor pertama-tama menganalisis laba
ditahan selama periode yang diaudit. Skedul audit yang menunjukkan analisis, biasanya
merupakan bagian dari arsip permanen, mencakup deskripsi setiap transaksi yang
mempengaruhi akun ini.penetapan atau penghentian penyisihan (appropriation) laba
ditahan.
Untuk mengaudit pengkreditan atas laba ditahan untuk laba bersih yang diperoleh selama
tahun yang diaudit (atau pendebetan jika terjadi rugi bersih), auditor hanya perlu
menelusur ayat jurnal dalam laba ditahan ke angka laba bersih yang tercantum dalam
laporan laba-rugi. Sudah barang tentu prosedur ini harus dilakukan pada akhir audit,
ketika semua ayat jumal penyesuaian yang mempengaruhi laba bersih telah selesal
dilakukan.
Dalam mengaudit pendebetan dan pengkreditan atas laba ditahan. selain yang disebabkan
oleh laba bersih dan dividen, auditor harus memastikan apakah transaksi-transaksi telah
dimasukkan. Sebagai contoh.penyesuaian terhadap kejadian tahun lalu dapat dimasukkan
ke dalam laba ditahan hanya apabila hal tersebut sesuai dengan ketentuan dalam standar
akuntansi keuangan.
Setelah auditor yakin bahwa transaksi-transaksi terbukukan sudah digolongkan dengan
benar sebagai transaksi laba ditahan, tahap berikutnya adalah memutuskan apakah
transaksi-transaksi tersebut telah dicatat dengan benar. Bukti audit yang diperlukan untuk
menentukan akurasi tergantung pada pada sifat transaksi. Sebagai contoh, apabila suatu
penyisihan dari laba ditahan diperlukan untuk sinking fund obligasi, auditor dapat
menentukan jumlah penyisihan yang benar dengan mencocokkan ke dokumen perjanjian
obligasi. Apabila terjadi kerugian besar yang dibebankan ke laba ditahan karena adanya
peristiwa jarang terjadi atas aset tetap, bukti yang diperlukan untuk menentukan jumlah
kerugian akan menjadi kompleks dan melibatkan pemeriksaan atas banvak dokumen dan
catatan, serta pembicaraan dengan manajemen.

18
Auditor juga harus mengevaluasi apakah ada transaksi yang seharusnya dimasukkan
tetapi tidak dibukukan, Sebagai contoh, apabila ien mengumumkan dividen saham, maka
harga pasar sekuritas yang eetikan harus dikapitalisasi dengan mendebet laba ditahan dan
mengkredit modal saham. Demikian pula, apabila laporan keuangan berisi nnyisihan laba
ditahan, auditor harus mengevaluasi apakah masih dperiukan penyisihan pada tanggal
neraca,
Standar akuntansi mensyaratkan penyajian dan pengungkapan tormasi berkaitan dengan
laba ditahan. Perhatian utama auditor adalah pada penentuan apakah tujuan penyajan dan
pengungkapan terpenuhi, tama yang berkaitan dengan pengungkapan setiap pembatasan
aembayaran dividen. Seringkali, perjanjan dengan bank, penegang sham, dan kreditor
lain melarang atau membatasi jumlah dividen yang dapat dibayar kdien. Pembatasan ini
harus diungkapkan dalam catatan kaki pada laporan keuangan.

1.4 PT ETSA

19
DAFTAR PUSTAKA
Al Haryono Yusuf 2014, Auditing (Pengauditan Berbasis ISA), Edisi II, Yogyakarta:STIE
YKPN

20

Anda mungkin juga menyukai