Anda di halaman 1dari 36

iv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan

potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Ada

dua buah konsep kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu

belajar (learning) dan pembelajaran (intruction). Konsep belajar berakar

pada pihak siswa dan konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik

Dalam proses pembelajaran akan terjadi interaksi antara siswa dan

pendidik. Siswa adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai

pencari, penerima pelajaran yang dibutuhkannya, sedang pendidik adalah

seseorang atau sekelompok orang yang berprofesi sebagai pengolah

kegiatan belajar mengajar dan seperangkat peranan lainnya yang

memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.

Kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen, yaitu

siswa, guru (pendidik), tujuan pembelajaran, isi pelajaran, metode

mengajar, media dan evaluasi. Sebagai salah satu komponen dalam

proses pembelajaran, guru memiliki posisi yang menentukan keberhasilan

pembelajaran, karena fungsi utama guru ialah merancang, mengelola, dan

mengevaluasi pembelajaran Gagne (1974)

Dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar, pada umumnya

guru menggunakan metode secara sembarangan. Penggunaan metode

secara sembarangan ini tidak berdasarkan pada analisis kesesuaian

antara tipe isi pelajaran dengan tipe kinerja (performansi) yang menjadi
Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 1
iv

sasaran belajar. Padahal keefektifan suatu metode pembelajaran sangat

ditentukan oleh kesesuaian antara tipe isi dengan tipe performansi. Gagne

dan Briggs(1979) dalam Dahar(1988) mengatakan bahwa suatu prestasi

belajar memerlukan kondisi belajar internal dan kondisi belajar eksternal

yang berbeda. Sejalan dengan ini, Degeng, (1989) menyatakan”, suatu

metode pembelajaran seringkali hanya cocok untuk belajar tipe isi tertentu

di bawah kondisi tertentu.

Hal ini berarti bahwa untuk belajar tipe isi yang lain di bawah

kondisi yang lain, diperlukan metode pembelajaran yang berbeda. Yang

dimaksud dengan metode pembelajaran adalah suatu perencanaan atau

suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan

pembelajaran di kelas, Joice(1992) dalam Trianto (2007). Metode

pembelajaran banyak ragamnya, salah satu diantaranya adalah metode

CTL (Contextual Teaching and Learning). Metode CTL ialah suatu metode

mengajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang

diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari sebagai anggota

keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini hasil pembelajaran

diharapkan lebih bermakna bagi siswa.Senada dengan hal tersebut diatas

(Nurhadi, dkk, 2003), mengatakan,”

CTL merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan


situasi nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimiliknya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga
dan masyarakat”.
Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 2
iv

Belajar akan lebih bermakna jika anak “mengalami” sendiri, bukan

“mengetahuinya”. Dengan metode CTL diharapkan dapat membuka

wawasan berfikir yang beragam dari seluruh siswa, sehingga mereka

dapat mempelajari berbagai konsep dan cara mengaitkannya dengan

kehidupan nyata. Metode CTL sebagai pilihan untuk “menghidupkan”

kelas, agar siswa belajar dengan sesungguhnya belajar (learning how to

learn). Sehingga pada akhirnya diharapkan siswa tidak bosan dan

termotivasi untuk mengikuti pembelajaran yang aktif, sehingga terjadi

interaksi multi arah dan pada akhirnya tujuan pembelajaran akan tercapai

sesuai dengan yang diharapkan.

Melihat karakteristik metode CTL ini, peneliti beranggapan

sangatlah tepat apa bila metode ini diimplementasikan pada mata

pelajaran PAI, karena selama ini mata pelajara PAI sebagian besar siswa

beranggapan bahwa PAI merupakan mata pelajaran hapalan yang sulit

dipahami dan membosankan. Hal ini sungguh memprihatinkan, karena

Pendidikan Agama Islam merupakan ilmu yang sangat penting yang

harus dikuasai dan dimiliki oleh siswa untuk dijadikan acuan dalam

kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil evaluasi secara nyata

kemampuan siswa dalam mempelajari PAI khususnya materi tentang

tajwid di kelas VIII masih rendah dibanding dengan materi yang

lainnya.Sedangkan di lihat dari materi sangatlah penting sekali karena

berhubungan dengan cara membaca Al-Qur’an. Hal ini dapat dilihat dari

hasil evaluasi ulangan harian tentang ilmu tajwid pada semester satu
Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 3
iv

tahun pelajaran 2015/2016 rata-rata nilai yang diperoleh siswa di kelas

VIII yang terdiri dari 6 rombel dapat dilhat dari nilai rata-rata kelas,

sebagai beriktu :

Tabel 1.1
Nilai PAI Rata-rata Ulangan Harian
SK : Menerapkan hukum bacaan qalqalah, lam dan ra
Kelas VIII / D
Kelas Rata-rata

VIII A 74,06

VIII B 84,33

VIII C 71,79

VIII D 62,67

VIII E 68,03

VIII F 85,80

Dari tabel di atas dapat diketahui nilai rata-rata mata pelajaran

PAI SK Menerapkan hukum bacaan qalqalah, lam dan ra di kelas VIII

D ada pada urutan paling rendah, sedangkan KKM yang hendak dicapai

nilainya 75,00. Rendahnya nilai PAI di kelas VIII/D ini menurut

pengamatan bahwa siswa kurang minat dan kurang motivasi untuk

mempelajari materi Menerapkan hukum bacaan qalqalah, lam dan ra

pelajaran PAI.

Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 4


iv

Berangkat dari kondisi kenyataan di atas peneliti didorong untuk

melakukan perbaikan dalam system atau strategi dan metode

pembelajaran yang dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk

mampu belajar PAI. Peneliti sebagai guru PAI di kelas VIII mencoba

mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif metode CTL pada

mata pelajaran PAI standar kopetensi Menerapkan hukum bacaan

qalqalah, lam dan ra. Model pembelajaran kooperatif merupakan strategi

alternatif untuk mencapai tujuan yang antara lain berupaya untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerja sama, berpikir kritis, dan

pada saat yang sama meningkatkan prestasi akademiknya,disamping itu

pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa memahami konsep-

konsep yang sulit dan pada saat yang bersamaan sangat berguna untuk

menumbuhkan kemauan kerja sama dan kemauan membantu teman.

Metode CTL ialah suatu metode mengajar yang membantu guru

mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata

siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan

yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-

hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah :

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, batasan masalah

yang dapat diidentifikasi, sebagai berikut :

Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 5


iv

a. Sejauh mana kemampuan guru untuk mengimplementasikan

model pembelajaran kooperatif CTL pada mata pelajaran PAI di

Kelas VIII/D

b. Sejauh mana kemampuan guru membantu siswa untuk

meningkatkan prestasi pembelajaran PAI di kelas VIII/D.

c. Sejauhmana kemampuan implementasi model pembelajaran

kooperatif CTL dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di

kelas VIII/D.

2. Rumusan Masalah :

Berdasarkan batasan dan indentifikasi masalah penelitian

tindakan kelas ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan,

sebagai berikut : “Sejauh mana upaya guru dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa melalui implementasi model pembelajaran

kooperatif CTL pada mata pelajaran PAI kelas VIII/D di SMP Negeri

3 Bayongbong ?”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas yaitu untuk mengetahui :

1. Sejauhmana kemampuan guru dalam mengimplementasikan

model pembelajaran kooperatif CTL pada mata pelajaran PAI di

Kelas VIII/D

2. Sejauhmana implementasi model pembelajaran kooperatif CTL

dapat meningkatkan prestasi pembelajaran siswa di kelas VIII/D.

Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 6


iv

3. Sejauhmana siswa mampu meningkatkan prestasi pembelajaran

PAI setelah mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif

CTL

4. Berapa besar peningkatan prestasi siswa pada mata pelajaran PAI

setelah mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif CTL.

D. Manfaat

Manfaat dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, yaitu :

1. Dapat mengetahui kemampuan guru untuk menentukan strategi

dan metode dalam pembelajaran

2. Dapat mengatahui kemampuan siswa mengikuti proses

pembelajaran

3. Dapat mengetahi metode dan model pembelajaran yang sesuai

dengan bahan ajar

4. Dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan untuk

meningkatkan prestasi pembelajaran

5. Dapat meningkatkan kemampuan sebagai guru professional.

Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 7


iv

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Pengertian Belajar

Menurut Slameto (1995:2), belajar adalah “suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.” Selanjutnya Winkel

(1996:53), berpendapat belajar adalah “suatu aktivitas mental/psikis

yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif

konstant.” Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “prestasi

belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan

seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan

bobot yang dicapainya.” Kemudian Hamalik (1983:2), mendefinisikan

belajar adalah “suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri

seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru

berkat pengalaman dan latihan.”

Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah

menyerap pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam

tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak

ada suatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan.


Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 8
iv

2. Pengertian Prestasi

Menurut Adi Negoro, prestasi adalah segala jenis pekerjaan

yang berhasil dan prestasi itu rnenunjukkan kecakapan suatu bangsa,

sedangkan menurut W.J.S Purwadarminto ( 1987: 767 ) menyatakan

bahwa “prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik - baiknya

menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal - hal yang

dikerjakan atau dilakukan“.

Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:2)

memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh

seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam

raport.”

Sedangkan menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar

adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa

dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi

tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan

prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi

target dalam ketiga kriteria tersebut.” Prestasi belajar merupakan hal

yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan

belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari

proses belajar.

Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus

bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli

mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan

pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu
Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 9
iv

dapat kita temukan satu titik persamaan. Berdasarkan pengertian-

pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar

merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima,

menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses

belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat

keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang

dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah

mengalami proses belajar mengajar.

Pengertian lainnya, prestasi belajar adalah hasil belajar yang

telah dicapai menurut kemampuan yang tidak dimiliki dan ditandai

dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri

seseorang yang diperlukan dari belajar dengan waktu tertentu, prestasi

belajar ini dapat dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil tes atau ujian.

Berdasarkan pendapat diatas, penulis berkesimpulan bahwa

prestasi adalah segala usaha yang dicapai manusia secara maksimal

dengan hasil yang memuaskan.

3. Konsep Strategi Pembelajaran

Aswan Zain dan Syaiful Bahri Djamaroh meyajikan tentang konsep

strategi belajar mengajar yang mempunyai empat strategi dasar yaitu :

1) Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikai tentang

perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana

yang diharapkan

2) Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi

dan pandangan hidup masyarakat


Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 10
iv

3) Memilih dan menetapkan prosedur, metode da teknik belajar

mengajar yang dianggap paling tepat dan efektip sehingga dapat

dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan

mengajarnya

4) Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau

kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan

pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan

belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat

penyempurnaan sistem instruksional yang berasngkutan serta

keseluruhan.

Diungkapkan pula oleh Aswan Zain dan Syaiful Bahri Djamaroh

(1996:105) adalah tentang kedudukan pemilihan dan penentuan

metode dalam pengajaran yaitu tentang kedudukan metode sebagai

alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi pengajaran dan sebagai alat

untuk mencapai tujuan.

Uraian di atas menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran di

kelas guru harus mampu menentukan strategi dan medode

pembelajaran yang tepap dan sesuai dengan kemampuan siswa yang

diharapkan.

4. Implementasi pembelajaran PAI melalui implementasi Model

Pembelajaran kooperatif Learning.

Pada pelaksanaan pembelajaran Cooperatif Learning harus

didesain sedemikian rupa untuk mencapai hasil yang optimal dan

terciptanya kondisi dan situasi yang kondusif dengan


Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 11
iv

mempertimbangkan aspek kebersamaan siswa, sehingga kegiatan

belajar mengajar siswa berlangsung secara aktif dan interaktif. Oleh

karena itu perlu disusun langkah-langkah pada pembelajaran

kooperatif.

Menurut Ibrahim, Muslim (2000:10) langkah-langkah model

pembelajaran kooperatif yang disajikan sebagai berikut : 1.

Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa, 2. Menyajikan informasi, 3.

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar, 4.

Membimbing kelompok bekerja dan belajar, 5. Evaluasi, 6. Memberikan

penghargaan.

Karli, Hilda dan Margaretha S. Y. (2002:70) mengemukakan :

”Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah suatu

strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau prilaku

bersama dalam bekerja atau membantu diantara dalam struktur atas

dua orang atau lebih”. Dengan kata lain, pembelajaran dengan sistem

kerja kelompok adalah kelompok kerja yang kooperatif lebih dari

kompetitif, sehingga terjadi interaksi dan saling mempengaruhi antara

siswa satu dengan yang lainnya. Pada kegiatan ini sekelompok siswa

belajar dengan porsi utama adalah mendiskusikan tugas-tugas yang

diberikan gurunya.

5. Implementasi pembelajaran PAI melalui implementasi Model

Pembelajaran Contectual teaching and Learning (CTL).

Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan

proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa


Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 12
iv

untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap

konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan

kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang

dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif

pemahamannya.

Hakkat CTL merupakan suatu strategi pembelajaran yang

menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk

menemukan apa yang dipelajari dan menghubungkannya dengan

kehidupan. CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk

menemukan materi. CTL mendorong siswa untuk menemukan

hubungan antara materi yang sedang dipelajari dengan situasi

kehidupan nyata dan CTL mendorong siswa menerapkan apa yang

telah dipelajari dalam memecahkan masalah kehidupan nyata.

Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning

(CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan

antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai

anggota keluarga dan masyarakat (US Departement of Education,

2001).

Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar,

manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya.

Dengan ini siswa akan menhadari bahwa apa yang mereka pelajari

berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat mereka


Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 13
iv

memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang

bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk

meggapinya.

Menurut Depdiknas guru harus melaksanakan beberapa hal

sebagai berikut: 1) Mengkaji konsep atau teori yang akan dipelajari oleh

siswa . 2) Memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa

melalui proses pengkajian secara seksama. 3) Mempelajari lingkungan

sekolah dan tempat tinggal siswa yang selanjutnya memilih dan

mengkaiykan dengan konsep atau teori yang akan dibahas dalam

pembelajaran kontekstual. 4) Merancang pengajaran dengan

mengkaitkan konsep atau teori yang dipelajari dengan

mempertimbangkan pengalaman yang dimiliki siswa dan lingkungan

hidup mereka. 5) Melaksanakan penilaian terhadap pemahaman siswa,

dimana hasilnya nanti dijadikan bahan refeksi terhadap rencana

pemebelajaran dan pelaksanaannya.

Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima

bentuk belajar yang penting, yaitu mengaitkan (relating), mengalami

(experiencing), menerapkan (applying), bekerjasama (cooperating) dan

mentransfer (transferring).

Menurut Blanchard, ciri-ciri kontekstual, yaitu : 1) Menekankan pada

pentingnya pemecahan masalah. 2) Kegiatan belajar dilakukan dalam

berbagai konteks 3) Kegiatan belajar dipantau dan diarahkan agar

siswa dapat belajar mandiri. 4) Mendorong siswa untuk belajar dengan

temannya dalam kelompok atau secara mandiri. 5) Pelajaran


Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 14
iv

menekankan pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda. 6)

Menggunakan penilaian otentik

Menurut Depdiknas untuk penerapannya, pendekatan kontektual (CTL)

memiliki tujuah komponen utama, yaitu konstruktivisme

(constructivism), menemukan (Inquiry), bertanya (Questioning),

masyarakat-belajar (Learning Community), pemodelan (modeling),

refleksi (reflection), dan penilaian yang sebenarnya (Authentic).

6. Motivasi Belajar Siswa Terhadap pembelajaran PAI melalui

implementasi model pembelajaran Kooperatif CTL

Thomas L. Good dan Jere B. Brophy (Elida Prayitno, 1989:80)

mendefinisikan motivasi sebagai suatu energi penggerak, pengarah

dan memperkuat tingkah laku.

Sementara itu Robert C. Beck (Elida Prayitno 1989:80) mengemukakan

bahwa pengertian motivasi yang dibahas oleh para ahli meliputi

pembahasan ”need for achievement” (n-ach). ”need for affiliation” (n-

aff), rangsangan kebiasaan dan perasaan yang ingin tahu yang berasal

dari dalam diri siswa.

Sondang P. Siagian (1989:138) mengemukakan bahwa

motivasi adalah daya dorong yang mengakibatkan seseorang anggota

organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan-kemampuan

dalam bentuk keahlian/keterampilan, tenaga dan waktunya untuk

menyelenggarakan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan

sebelumnya.

Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 15


iv

7. Respon siswa terhadap pembelajaran PAI melalui implementasi

model pembelajaran kooperatif CTL.

a. Minat

Minat adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan

sesuatu. Mata pelajaran PAI dianggap sulit untuk dipelajari, sehingga

pembelajaran PAI dirasakan menjenuhkan oleh sebagian siswa.

Sedangkan, proses belajar akan berjalan dengan lancar bila disertai

dengan minat. Namun dalam hal ini untuk menumbuhkan minat siswa

perlu adanya motivasi, salah satunya dari guru. Hal ini dilakukan

dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa secara

optimal. Menurut A.M. Sardiman (2005:95) bahwa untuk

membangkitkan minat siswa dapat dilakukan cara-cara sebagai

berikut :

a) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan

b) Menghubungkan dengan persoalan pengalaman lampau

c) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik

d) Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.

b. Sikap

Sikap adalah perasaan (senang tidak senang, suka tidak

suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar.

Sikap positif terhadap pembelajaran merupakan respon awal yang

selanjutnya akan memperlancar berjalannya proses pembelajaran.

Sikap (attitude) adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk

Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 16


iv

beraksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang

tertentu.

c. Apresiasi

Dalam penerapannya apresiasi sering diartikan sebagai

penilaian terhadap sesuatu yang memiliki nilai. Pada dasarnya,

apresiasi berarti suatu pertimbangan (judgemen) mengenal arti

penting atau nilai sesuatu.

Respon positif merupakan teori wujud keberhasilan belajar

pada umumnya. Untuk memberikan respon terhadap pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif CTL

terlepas dari minat, sikap dan apresiasi serta menuangkan

perasaan siswa sendiri pada proses belajar mengajar. Indikator

respon pada penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai

berikut :

Tabel 2.1
Indikator Respon Siswa

Masalah Penelitian Indikator Respon


Minat Siswa terhadap pembelajaran
Siswa terhadap diskusi
kelompok
Sikap Siswa terhadap pembelajaran
Implementasi model
Siswa terhadap diskusi
pembelajaran CTL
kelompok
Apresiasi Siswa terhadap pembelajaran
Siswa terhadap diskusi
kelompok

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa selama

pembelajaran PAI berlangsung, siswa akan memberikan respon

Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 17


iv

dengan adanya stimulus yang bersumber dari aspek kognitif, afektif

dan psikomotor. Untuk mengetahui respon siswa pada suatu model

pembelajaran adalah sesuatu yang sangat penting. Karena hal

tersebut berdampak pada proses pembelajaran yang telah

dilakukan.

8. Teori Belajar Yang Mendukung Pembelajaran Kooperatif CTL.

Dalam pengembangan model pembelajaran kooperatif ada

beberapa teori yang mendasarinya. Berikut ini dikemukakan beberapa

teori yang mendukung model pembelajaran kooperatif diantaranya

adalah teori belajar kognitif.

Menurut pandangan psikologi kognitif belajar merupakan

produk interaksi antara apa yang diketahui, informasi yang ditemui

dan apa yang dilakukan seorang ketika belajar. Dengan kata lain, teori

belajar kognitif memberikan pandangan bahwa pembelajaran

hendaknya berpusat pada proses mental siswa agar terlibat langsung

dalam proses informasi, bukan penerima yang pasif. Teori belajar

yang mendukung belajar kognitif adalah sebagai berikut :

a. Teori Konstruktivisme

Ide pokok dalam konstruktivisme adalah siswa secara aktif

membangun pengetahuan sendiri. Pandangan konstruktivisme

tentang pembelajaran sebagai proses yang aktif, artinya

pengetahuan tidak diberikan pada siswa dalam bentuk jadi, tetapi

siswa membentuk pengetahuannya sendiri melalui interaksi dengan

lingkungannya dalam proses asimilasi dan akomodasi. Prinsip-


Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 18
iv

prinsip pembelajaran yang berlandaskan paham konstruktivisme

dikemukakan oleh Driver (Suparno, Paul, 2007:49) adalah :

1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri dari guru ke siswa,

kecuali kelompok.

2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali

dengan keaktifan sendiri.

3. Siswa aktif mengkonstruksi terus menerus hingga selalu terjadi

perubahan konsep menuju ke konsep yang lebih rinci, lengkap

sesuai dengan konsep ilmiah.

4. Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi.

Teori konstruktivisme sejalan dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif, yaitu agar siswa dapat diberi kesempatan

untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara sosial dengan

temannya, untuk mencapai tujuan belajar secara bersama pada

model pembelajaran kooperatif ini guru berlaku sebagai motivator

dan moderator.

9. Aktivitas Belajar siswa Selama Pembelajaran PAI Dengan

implementasi Model Pembelajaran Kooperatif CTL.

Hakikat CBSA menunjukkan kepada keaktifan mental, meskipun

untuk maksud ini dalam banyak hal dipersyaratkan keterlibatan

langsung dalam berbagai bentuk keaktifan siswa. Jadi CBSA bukan

bermaksud agar siswa melakukan aktifitas siswa dengan kegiatan-

kegiatan yang asal-asalan melainkan yang diutamakan kegiatan-

Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 19


iv

kegiatan belajar yang melibatkan mental secara optimal, sekalipun

sering melibatkan kegiatan-kegiatan secara fisik.

Dalam diri masing-masing siswa tersebut terdapat siklus aktif

yaitu keinginan berbuat dan bekerja sendiri, ini sesuai dengan

pendapat Hamalik, Oemar (2005:71) bahwa ”Pembelajaran yang

efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar

sendiri atau melakukan aktivitas sendiri”.

Sehubungan dengan hal tersebut sistem pembelajaran

menekankan kepada pendayagunaan asas keaktivan dalam proses

pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Menurut Sujana, Nana (2005:61) menyatakan bahwa penilaian

proses belajar mengajar terutama adalah melihat sejauh mana

keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar, keaktifan

siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dapat dilihat dalam

hal :

1. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajar

2. Terlibat dalam pemecahan masalah

3. Bertanya pada siswa lain atau kepada guru apabila tidak

memahami persoalan yang dihadapinya.

4. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk

pemecahan masalah.

5. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru.

6. Menilai kemampuan dirinya dari hasil-hasil yang diperolehnya.

7. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis.


Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 20
iv

8. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah

diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang

dihadapinya.

Kegiatan-kegiatan tersebut tidak terpisahkan satu sama lain.

Dalam setiap kegiatan motorik terkadang kegiatan mental dan disertai

oleh perasaan tertentu. Dalam setiap pembelajaran siswa maupun

guru dapat melakukan berbagai macam kegiatan.

10. Hasil Belajar

Untuk menentukan tercapainya tujuan pendidikan dan

pengajaran perlu dilakukan usaha atau tindakan penilaian (evaluasi).

Menurut Sudjana, Nana (2005:22) ”Penilaian adalah upaya atau

tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan

itu tercapai atau tidak”. Dengan kata lain penilaian berfungsi untuk

mengetahui keberhasilan siswa atau hasil belajar siswa. Mengenai

penilaian hasil belajar siswa Sudjana, Nana (2005:3) mengemukakan

pula, ”Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap

hasil-hasil belajar yang dicapai oleh siswa dengan kriteria tertentu”.

Dengan adanya kriteria dalam penilaian dapat memotivasi guru agar

dalam pembelajarannya sesuai kriteria dan begitu pula dengan

siswanya supaya memiliki semangat belajar yang tinggi.

Untuk menentukan keberhasilan siswa diperlukan adanya

tagihan-tagihan dan setiap tagihan memerlukan seperangkat alat

Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 21


iv

penilaian. Alat penilaian tersebut dapat berupa kuis, pertanyaan lisan

di kelas, ulangan harian, tugas individu, dan tugas kelompok.

B. Hipotesis Hasil Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah, kajian teori peneliti

merumuskan hipotesis tindakan yaitu :

1. Guru mampu mengimplementasikan Model Pembelajaran Kooperatif

CTL pada pelajaran PAI di Kelas VIII/D.

2. Guru mampu untuk menentukan strategi dan metode pembelajaran

untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI

di kelas VIII/D.

Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 22


iv

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Subjek Tindakan

B. Setting Penelitian

C. Prosedur Penelitian

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Tugas Individu

2. Tugas Kelompok

3. Ulangan Harian

4. Observasi

5. Angket siswa

E. Analisis Data

1. Analisis tugas Individu

2. Analisis tugas kelompok

3. Analisis Ulangan Harian

4. Analisis Observasi

5. Analisis Angket Siswa.

6. Analisis Hasil Belajar

Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 23


iv

F. Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas melalui tahapan-

tahapan, sebagai berikut :

1. Tahap perasiapan

2. Tahap pelaksanaan kegiatan

3. Tahap akhir :

Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 24


iv

BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Uraian Penelitian Secara Umum

1. Tahap persiapan

a. Menentukan Subjek dan waktu penelitian

b. Menyusun alat pengumpul data.

c. Pengurusan Surat Izin Penelitian.

d. Teknik Pengumpulan Data

2. Tahap Pelaksanaan

3. Tahap Pengamatan ( Observasi)

4. Refleksi.

B. Penjelasan Persiklus

1. Siklus I

1.1. Perencanaan Pembelajaran Siklus I (lihat sesuai RPP)

1.2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ( mendiskrifsikan

tindakan/pelaksanaan proses pembelajaran)

1.3. Tugas Individu Siklus I( mendiskrifsikan tindakan/hasil tugas

individu)

1.4. Tugas Kelompok Siklus I( mendiskrifsikan tindakanhasil tugas

kelompok)

1.5. Hasil Ulangan Harian Siklus I( mendiskrifsikan tindakan/hasil

ulangan harian)
Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 25
iv

1.6. Pengamatan (Observasi) Tindakan Siklus I( mendiskrifsikan

tindakan/hasil pengamatan observer dengan menggunakan

intrumen)

1.7. Hasil Belajar Siswa Siklus I (hasil belajar = rata-rata hasil

ulangan harian,tugas individu dan kelompok)

1.8. Refleksi Pelaksanaan Tindakan Siklus I (mendiskrifsikan hasil

pengamatan refleksi)

2. Siklus II

2.1. Perencanaan Pembelajaran Siklus II

2.2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

2.3. Tugas Individu Siklus II

2.4. Tugas Kelompok Siklus II

2.5. Hasil Ulangan Harian Siklus II

2.6. Hasil Belajar Siswa Siklus II

2.7. Refleksi Pelaksanaan Tindakan Siklus II

3. Siklus III

3.1. Perencanaan Pembelajaran Siklus III

3.2. Pelaksanaan Tindakan Siklus III

3.3. Tugas Individu Siklus III

Hasil tugas individu siklus III yaitu melalui tugas yang harus

dikejakan di rumah secara individu, setelah dinilai diperoleh nilai

terendah 70 dan nilai tertinggi 90. Dan nilai rata-rata tugas individu

82,25. Hasil tugas individu mengalami peningkatan yang cukup

signipikan, dimungkinkan siswa pada siklus III sudah termotivasi untuk


Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 26
iv

mengikuti pembelajaran PAI dengan model pembelajaran kooperatif

CTL, namun masih tetap harus ditingkatkan karena belum mencapai

nilai yang sangat memuaskan.

3.4. Tugas Kelompok Siklus III

3.5. Hasil Ulangan Harian Siklus III

3.6. Pengamatan (Observasi) Tindakan Siklus III

3.7. Hasil Belajar Siswa Siklus III

3.8. Refleksi Pelaksanaan Tindakan Siklus III

3.9. Analisis Hasil Angket Siswa

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Aktivitas guru dan siswa pada implementasi model

pembelajaran kooperatif CTL. ( hasil pengamatan observer

dibahas dan dijelaskan dari setiap siklus lalu dibuat table dan

grafiknya )

2. Hasil Belajar

2.1. Hasil nilai ulangan harian siswa : (dibuat tabel dan grafiknya)

2.2. Hasil nilai Tugas Individu : (dibuat tabel dan grafiknya)

2.3. Hasil nilai Tugas Kelompok : (dibuat tabel dan grafiknya)

2.4. Rata-rata Hasil Belajar : (dibuat tabel dan grafiknya)

2.4. Hasil Angket Respon Siswa : (dibuat tabel dan grafiknya)

Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 27


iv

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
LEMBARAN PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ......................................................................

DAFTAR ISI .....................................................................................

DAFTAR TABEL ..........................................................................

DAFTAR GRAFIK .........................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................

ABSTAKSI ....................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................

B. Batasan dan Rumusan Masalah .............................

Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 28


iv

C. Tujuan Penelitian .....................................................

D. Manfaat Penelitian ...............................................

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori ...........................................................

B. Hipotesis Hasil Penelitian .....................................

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

A. Subjek Tindakan ...................................................

B. Setting Penelitian .. .................................................

C. Prosedur penelitian ..............................................

D. Teknik Pengumpulan Data ....................................

E. Analisis Data

F. Jadwal Kegaiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Uraian penelitian Secara Umum .............................

B. Penjelasan Persiklus ...........................................

1. Siklus I ..............................................................

2. Siklus II .............................................................

3. Siklus III ............................................................

C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .......................................................

B. Saran .................................................................

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................

Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 29


iv

LAMPIRAN .....................................................................................

Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 30


iv

LEMBARAN PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)
IMPLEMENTASI
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF CTL
PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS VIII/D DALAM
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
DI SMP NEGERI 3 BAYONGBONG

Disusun Oleh :
Nama : Usep Sehabudin,S.Ag
NIP : 197710242014091002
Pangkat,Gol.Ruang : Guru pratama, III/a
Tugas Mengajar : Guru PAI
Unit Kerja : SMP Negeri 3 Bayongbong
Alamat : Jalan Desa Hegarmanah Kecamatan Bayongbong Garut

Bayongbong, 04 Januari 2016


Kepala Perpustakaan Penelit/Guru Mata pelajaran PAI,

Upi Yuniar Usep Sehabudin, S.Ag


NIP. NIP.197724102014091002

Kepala SMP Negeri 3 Bayongbong


Kabupaten Garut

Kukun Rahmat, S.Pd., M.Si.


NIP.195907171979121004

Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 31


iv

LEMBARAN OBSERVASI
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF CTL
DI KELAS VIII/D SMP NEGERI 3 BAYONGBONG

Hari Tanggal :………………………………..


Siklus : I / II / III
Nama Observer : ……………………………….

Petunjuk Pengisian .
Berilah tanda ceklis (V) pada kolom Ya atau Tidak apa bila sesuai dengan
hasil pengamatan anda !
No Aspek yang diobservasi Ya Tidak
1 Memotivasi siswa untuk belajar
2 Menggali penguasaan materi siswa
3 Merangsang keingin tahuan siswa
4 Siswa menyampaikan pengalaman berkenaan
dengan apa yang akan dipelajarai
5 Siswa memberikan interprestasi berkenaan dengan
topic/materi yang dipelajari
6 Adakah masalah yang dimunculkan
7 Apakah siswa dibimbing untuk membuktikan
8 Menggunakan alat dan bentuk penilaian yang
bervariasi untuk mendapatkan informasi yang
menyeluruh dan akurat
9 Apakah siswa ikut terilbat melakukan aktivitas
seperti contoh yang dilihatnya
10 Siswa secara mandiri melakukan telaah terhadap
yang sudah dipelajari
11 Adakah sesuatu yang didemontrasikan untuk
memperjelas permasalahan siswa
12 Siswa terlibat aktif dalam kegiatan diskusi
13 Apakah siswa disuruh mempertunjukkan
sesuatu/kemampuan terkait dengan yang
dipelajarinya
14 Apakah tercipta kerja sama dalam belajar
15 Kemampuan/perilaku siswa selama proses
pembelajaran menjadi bahan pengamatan dinilai
16 Memanfaatkan multi metode /media
17 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
merenung/memperhalus pengetahuannya

Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 32


iv

No Aspek yang diobservasi Ya Tidak


18 Siswa mencoba untuk menemukan subtansi hakekat
yang dipelajari
19 Penilaian dilakukan terus menerus untuk
mendapatkan informasi yang menyeluruh
20 Adakah penggunaan sumber belajar yang bervariasi
21 Pembelajaran disertai contoh/ilustrasi yang jelas
22 Memanfaatkan sumber yang bervariasi
23 Pembelajaran dilakukan secara interaktif
24 Membimbing siswa untuk menyimpulkan
25 Apakah siswa dipasilitasi mencari
data/informasi/bahan
26 Diakhir pembelajaran siswa diberi kesempatan
melakukan kaji ulang
27 Siswa membuat catatan penting/simpul-simpul yang
telah dipelajari
28 Pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa secara
akurat dinilai
29 Adakah kesimpulan /rangkuman
30 Penilaian lebih ditekankan pada proses ketimbang
hasil

Bayongbong, Januari 2016

Peneliti, Observer,

Usep Sehabudin, S.Ag _________________________


NIP. 197720102014091002 NIP.

Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 33


iv

LEMBARAN ANGKET SISWA

A. Petunjuk Pengisian Angket :


1. Bacalah dengan cermat pernyataan di bawah ini !
2. Berilah tanda silang (X) pada kolom yang tersedia apabila
pernyataan di bawah ini sesuai dengan pendapat anda !
B. Butir pernyataan :
No Pernyataan SS S N TS STS
1 2 3 4 5 6 7
1 Dengan dikembenagkannya cara
belajar PAI, saya merasa senang
untuk mempelajari mata pelajaran PAI.
2 Sebagian besar siswa kurang
menyenangi terhadap pembelajaran
PAI memlalui model pembelajaran
kooperatif CTL kurang menyenangkan
3 Dalam diskusi kelompok saya bisa
mengemukan ide-ide pendapat tentang
pelajaran PAI
4 Sebelum belajar PAI saya selalu
mempersiapkan materi untuk
ditanyakan pada diskusi.
5 Saya selalu mengerjakan tugas
pelajaran PAI kerena pelajaran PAI
adalah menjadi paporit saya
6 Pembelajaran PAI melalui model
pembelajaran kooperatif CTL saya
menjadi aktif dalam belajar
7 Melalui diskusi kelompok saya kurang
mampu untuk menggali pengetahuan
yang belum dimiliki

Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 34


iv

1 2 3 4 5 6 7
8 Melalui kerjasama dalam diskusi
kelompok sangat membatu dalam
mengerjakan tugas.
9 Melalui pembelajaran kooperatif CTL
mendorong saya untuk mampu
mengerjakan tugasnya secara
bersama-sama
10 Cara belajar diskusi kelompok saya
lebih memahami materi yang dipelajari
sehingga prestasi saya meningkat.
11 Diskusi kelompok kurang mendorong
untuk bisa belajar mandiri.
12 Saya merasa malas untuk
memepelajari mata pelajaran PAI
karena PAI merupakan hapalan
13 Karena kurang senang saya malas
untuk mengerjakan soal tugas PAI
14 Karena mata pelajaran PAI kurang
menyenangkan maka prestasi saya
menurun
15 Setelah melaksanakan model
pembelajaran kooperatif CTL saya
lebih senang untuk belajar PAI

Keterangan :
Asor untuk jawaban : SS = 5, S = 4, N = 3, TS = 2, STS = 1

Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 35


iv

Kukun Rahmat , S.Pd.,M.Si. 36

Anda mungkin juga menyukai