Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Gempa Bumi

Gempa bumi merupakan peristiwa pelepasan energi yang menyebabkan dislokasi


(pergeseran) pada bagian dalam bumi secara tiba-tiba.

B. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi:


1. Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi
2. Aktivitas sesar di permukaan bumi
3. Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah
4. Aktivitas gunung api
5. Ledakan Nuklir

Mekanisme perusakan terjadi karena energi getaran gempa dirambatkan ke seluruh bagian
bumi. Di permukaan bumi, getaran tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan runtuhnya
bangunan sehingga dapat menimbulkan korban jiwa. Getaran gempa juga dapat memicu
terjadinya tanah longsor, runtuhan batuan, dan kerusakan tanah lainnya yang merusak
permukiman penduduk. Gempa bumi juga menyebabkan bencana ikutan berupa kebakaran,
kecelakaan industri dan transportasi serta banjir akibat runtuhnya bendungan maupun tanggul
penahan lainnya.

C. Gejala dan Peringatan Dini


1. Kejadian mendadak/secara tiba-tiba
2. Belum ada metode pendugaan secara akurat

D. Tips Penanganan Jika Terjadi Gempa Bumi

Jika gempa bumi mengguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10 petunjuk yang dapat dijadikan
pegangan di manapun anda berada.

1. Di dalam rumah
Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda harus
mengupayakan keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah ke bawah meja
untuk melindungi tubuh anda dari jatuhan benda-benda. Jika anda tidak memiliki
meja, lindungi kepala anda dengan bantal. Jika anda sedang menyalakan kompor,
maka matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran.
2. Di sekolah
Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku, jangan
panik, jika gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang terjauh ke pintu,
carilah tempat lapang, jangan berdiri dekat gedung, tiang dan pohon.
3. Di luar rumah
Lindungi kepada anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah perkantoran
atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan papan-papan
reklame. Lindungi kepala anda dengan menggunakan tangan, tas atau apapun yang
anda bawa.
4. Di gedung, mall, bioskop, dan lantai dasar mall
Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk
dari petugas atau satpam.
5. Di dalam lift
Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika anda
merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua
tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika
anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone
jika tersedia.
6. Di kereta api
Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya
kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari
petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan
mengakibatkan kepanikan.
7. Di dalam mobil
Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda mobil anda
gundul. Anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah mengendalikannya.
Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti
instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi maka keluarlah dari mobil, biarkan
mobil tak terkunci.
8. Di gunung/pantai
Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat
aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda merasakan getaran
dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
9. Beri pertolongan
Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi gempa bumi
besar. Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan
datang ke tempat kejadian, maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada
orang-orang yang berada di sekitar anda.
10. Dengarkan informasi
Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah
kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai
dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yag benar dari pihak
yang berwenang atau polisi. Jangan bertindak karena informasi orang yang tidak jelas.

E. Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana Gempa Bumi


1. Harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa khususnya di daerah rawan
gempa.
2. Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan.
3. Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.
4. Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada.
5. Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di
daerah rawan gempa bumi.
6. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan.
7. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan cara
- cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi.
8. Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan masyarakat
terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam kebakaran dan pertolongan pertama.
9. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan
masyarakat lainnya.
10. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi
gempa bumi.
11. Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan pelatihan pemadaman
kebakaran dan pertolongan pertama.
12. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan
masyarakat lainnya.
13. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi
gempa bumi.

F. Kerugian-kerugian akibat gempa bumi :


1. Menimbulkan trauma baik fisik maupun psikologis bagi korban
2. Menimbulkan kematian ataupun kecacatan baik itu sementara ataupun permanen
3. Menyebabkan hilangnya materi,pekerjaan yang mengakibatkan penurunan kualitas
hidup seseorang
4. Kerusakan infrastruktur baik itu jalan maupun bangunan-bangunan
5. Sanitasi yang buruk
6. Berpotensi menimbulkan bencana lainnya.

Saat yang tepat berangkat ke lokasi merupakan saat kondisi bencana reda dan dinyatakan
aman.

Zona aman : untuk orang-orang campuran (bisa wartawan, keluarga)


Zona khusus : untuk dokter-dokter yang membantu
Zona bahaya : Tidak boleh dimasuki , kecuali polisi dan militer.

G. Penyakit pasca bencana


Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum keberangkatan yaitu:

1. Kotak pertolongan Pertama pada kecelakaan


2. Senter/lampu battery,lilin atau korek api, tenda
3. Radio
4. Makanan suplemen yang tahan lama seperti biskuit,beras, minyak, mie instan,
susu,makanan kaleng.
5. Air minum (kebutuhan air minum biasanya 2-3 liter sehari untuk satu orang)
6. Obat-obatan seperti: antibiotik, NSAID, oabt diare, vitamin.
7. Alat-alat evakuator
8. Pakaian bersih

Tim yang terlibat dalam keberangkatan :

1. Tim SAR
2. Tenaga Kesehatan
3. Tim evakuasi
4. Tim untuk transportasi.

Yang perlu dilakukan pada korban mati:

1. Identifikasi mayat/
2. Pencarian keluarga
3. Pemakaman.

H. Pada umumnya masalah kesehatan pasca gempa dapat dibagi dalam 3 fase:
1. Penyakit akut pasca bencana.
Yaitu penyakit yang berhubungan langsung dengan bencana yang terjadi. Misalnya,
kasus gempa bumi di Padang tanggal 30 September 2009, penyakit yang berhubungan
langsung dengan gempa adalah cedera akibat reruntuhan. Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa cedera utama akibat gempa adalah cedera kepala dan patah
tulang.
2. Penyakit ikutan pada beberapa hari-minggu pasca bencana
a. Malaria Penyakit malaria dapat timbul misalnya saat masyarakat berada di
pengungsian ( tenda-tenda darurat ), nyamuk anopheles bisa menginfeksi
korban-korban bencana.
b. DBD Misalnya banjir, air yang tergenang dapat menyebabkan bersarangnya
nyamuk aides aigypti. Kemudian menginfeksi korban-korban bencana.
c. Diare dan penyakit kulit
Penyakit ini bisa menginfeksi korban bencana karena sanitasi yang jelek.
Misalnya kuman- kuman penyebab diare seperti ; Vibrio kolera, Salmonella
dysentriae pada genangan banjir, diare akibat kurangnya asupan air bersih
karena saluran air bersih dan sanitari yang rusak. Seseorang menderita diare
bila frekuensi buang air besar telah melampaui kebiasaannya dengan kotoran
encer dan banyak cairan. Diare yang terus menerus mungkin merupakan gejala
penyakit berat seperti tipus, kolera dan kanker usus. Diare yang berat bisa
menyebabkan dehidrasi dan bisa membahayakan jiwa. Gejala-gejalanya
seperti frekuensi buang air besar melebihi normal, kotoran encer/cair,
sakit/kejang perut, demam dan muntah. Penyebabnya bisa dari Anxietas (rasa
cemas), keracunan makanan, infeksi virus dari usus, alergi terhadap makanan
tertentu. Penanggulangannya adalah dengan minum banyak cairan, hindari
makanan padat atau yang tidak berperasa selama 1-2 hari, minum cairan
rehidrasi oral-oralit.
d. ISPA ( Infeksi Saluran Pernapasan Atas )
ISPA terjadi karena masuknya kuman atau mirkoorganisme ke dalam tubuh
manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit. Istilah
ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris acute respiratory infections
(ARI).
e. Leptospirosis
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri leptospira
berbentuk spiral dan hidup di air tawar. Penyakit ini timbul karena
terkontaminasinya air oleh air seni hewan yang menderita leptospirosis.
Biasanya penyakit ini terdapat pada korban banjir.
f. Tipes
Penyakit tipes sebenarnya juga berkaitan erat dengan faktor daya tahan tubuh
seseorang. Oleh sebab itu, untuk mencegah terkena penyakit tipes, masyarakat
harus menjaga kondisi tubuh dengan makan makanan bergizi dan jangan
sampai kelelahan.
g. Masalah kesehatan mental akibat gempa.
Penyakit psikologis / Trauma berkepanjangan akibat reaksi stres akut saat
bencana bisa menetap menjadi kecemasan yang berlebihan. Akibat kehilangan
rumah, kehilangan anggota keluarga atau bisa juga trauma karena ketakutan
yang mendalam.

I. Undang-undang tentang bencana


Menurut UU No.24/2007 tentang Penanggulangan Bencana, bencana adalah Peristiwa
atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/ atau faktor non
alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Pengertian bencana menurut International Strategy for Disaster Reduction (ISDR) :
Suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat, sehingga
menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi ,
ekonomi atau lingkungan dan melampaui kemampuan masyarakat yang bersangkutan
untuk mengatasi dengan menggunakan sumber daya mereka sendiri.

J. Kelompok Masyarakat Siaga Bencana


Kelompok masyarakat siaga bencana terdiri dari semua unsur masyarakat, baik
perempuanmaupun laki-laki dan dipilih dalam musyawarah.Kelompok masyarakat
siaga bencana dapat dibentuk sebagai bagian dari BKM. Tugas utama kelompok
adalah menyusun perencanaan untuk melakukan usaha-usaha pengurangan resiko
bencana, perencanaan tanggap darurat dan rehabilitasi.
Struktur kelompok ini paling tidak terdapat :
1. Koordinator untuk mengkoordinasi dan mendukung kerja-kerja kelompok,
menjadi juru bicara kelompok dan penghubung dengan instansi vertikal atau
organisasi lain.
2. Kelompok Persiapan Bencana, terdiri dari : 1) Regu peringatan dini; bertugas
mengkompilasi data kebencanaan (sejarah bencana, data dari BMG, Pusat Studi
Bencana, Kesbanglinmas dll), bekerjasama dengan instansi deteksi dini dan
menginformasikan kepada masyarakat tanda bahaya atau tanda peringatan dini
dari instansi lain, dan mengembangkan peringatan dini berdasarkan pengetahuan
lokal 2) Regu Pemetaan; bertugas mengumpulkan data ancaman, demografi untuk
digunakan dalam penyusunan peta ancaman bencana, alur evakuasi dan rencana
pengungsian. 3) Regu Pelatihan Kesiapsiagaan, bertugas melakukan identifikasi
pelatihan kesiapsiagaan yang dibutuhkan masyarakat, sesuai dengan data ancaman
bencana setempat.
3. Kelompok Tanggap Darurat (1) Regu Pertolongan Pertama bertugas melakukan
pertolongan pertama saat bencana terjadi. Dapat merupakan gabungan anggota
masyarakat & Palang Merah Indonesia (2) Regu SAR bertugas melakukan
pencarian korban, menolong korban dan pemilahankorban berdasarkan kondisinya
(triase) (3) Regu Penilaian Cepat bertugas mengkaji secara cepat seperti menilai
kerugian, mendata jumlah korban (jiwa, luka), akses pasar, air bersih dan
ketersediaan pangan (4) Regu Pengungsian bertugas mendirikan Posko untuk
menampung bantuan kemanusiaan, mempersiapkan fasilitas pengungsian serta
perkiraan kebutuhan pengungsian berkaitan dengan jumlah pengungsi dan
kerentanan pengungsi (5) Regu Dapur Umum bertugas mempersiapkan kebutuhan
makan dan minum bagi pengungsi, ketersediaan peralatan dapur dan bahan
pangan, memberikan masukan kepada posko tentang kebutuhan makan dan
minum pengungsi. (6) Regu Logistik bertugas menyimpan, mencatat dan
mengeluarkan persediaan logistic pengungsian.
4. Kelompok Administrasi dan Komunikasi (1) Regu Administrasi bertugas
melaksanakan pencatatan, penyimpanan dokumen, memperbanyak dan
menyampaikan informasi kepada masyarakat (2) Regu Hubungan Luar bertugas
melakukan pembaruan data dan diisi di media yang mudah dilihat masyarakat,
mengelola komunikasi dengan pihak lain baik pemerintah, LSM, Ormas, Relawan
dan donatur.
5. Kelompok Pemulihan bertugas : (1) Mendata kebutuhan pemulihan dan sumber
daya yang ada (2) Memfasilitasi musyawarah untuk menentukan prioritas
pemulihan berdasarakan sumberdaya yang ada.

Anda mungkin juga menyukai