Anda di halaman 1dari 15

DINASTI UMAYYAH

Dosen : Dr. H. Fadil, M.Ag.

(makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah sejarah peradaban
islam)

Disusun oleh : kelompok 4

Naufal Ridho Azizi (210201110149)

Izza Mahera Nafiah (210201110150)

Shamidul Bahy Azzhafran (210201110151)

Salma Fatin Aulaturrahmah (210201110152)

Semester I

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG
2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur dengan tulus dipersembahkan ke hadirat Allah S.W.T. Dialah tuhan yang
menurunkan agama melalui wahyu yang disampaikan kepada rosul pilihan-Nya,
Muhammad saw dan karena ridho-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu.

Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dalam
penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
dapat menambahkan ilmu.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Sebab, masih
dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari
rekan-rekan sangat dibutuhkan dalam perbaikan makalah ini agar menjadi lebih baik
lagi kedepanya.

Malang,
PEMBAHASAN

A. LATAR BELAKANG BERDIRINYA BANI UMAYYAH DI DAMASKUS

Pada masa pemerintahan khalifah Ali bin Abi Thalib,terjadi pertempuran Ali dan
Muawiyyah di Shiffin menjadi awal perpecahan umat islam. Penyebabnya adalah
kematian Utsman bin Affan. Bani Umayyah tidak mengakui pemerintahan Khalifah Ali
karena merasa tidak puas dengan kebijaksanaan Ali dalam menangani kematian Utman
bin Affan.Perselisihan dengan pihak Muawiyyah bin Sufyan berakhir dengan
meletusnya pertempuran Shiffin di perbatasan antara Irak dan Suriah.Namun sekali lagi
terjadi perselihan antara Bani Umayyah dan Bani Hasyim.Dalam pertempuran tersebut
terjadi ‘’takhim’’ atau arbitrase disebuah tempat yang disebut Daumatul Jandal.Akan
tetapi peristiwa itu tidak menyelesaikan masalah bahkan menimbulkan adanya golongan
3 yaitu khawarij yanyg keluar dari barisan Ali.Umat Islam terpecah menjadi 3 golongan
politik yaitu Muawiyyah,Syi’ah,dan Khawarij.Sebelum selesainya persoalan-persoalan
antara Khalifah Ali dan Muawiyyah bin Abu Sufyan pada tahun 600 M,Khalifah Ali
terbunuh oleh seorang anggota Khawarij yang bernama Abullah bin Muljim.

Setelah wafatnya Khalifah Ali di tangan Ibnu Muljim,masyarakat Irak langsung


menyatakan bai’at terhadap Hasan bin Ali hari itu juga.Setelah acara bai’at
selesai,Hasan berangkat menuju Syam sebab penduduk Syam sampai detik itu belum
menampakkan ketaatan terhadap pemerintahan almarhum Ali,beliaupun bergegas
berangkat dengan niat berdamai ke negeri Syam.

Suatu hari Muawiyyah mengirim surat kepada Hasan,diujung suratnya Muawiyyah


memberikan tawaran apa saja kepada khalifah Hasan untuk memberikan
tahtanya.Begitu melihat surat tersebut ‘Amr bin ‘Ash langsung memberikan
komentar:”Ini tidak mungkin dilakukan ,saya berpendapat kita lebih baik berperang”.

Hasan bin Ali dengan sikap kebijaksanaannya menjelaskan kepada ‘Amr bahwa
berperang sesungguhnya jalan yang tidak mungkin ditempuh kecuali dalam kondisi
terpaksa.Akhirnya Muawiyyah bertemu dengan Hasan,pertemuan tersebut membuahkan
hasil yang sangat cemerlang yaitu Hasan tulus dan demi kemaslahatan kaum
muslimin,menyerahkan kursi kekhalifahan kepada Muawiyyah.Kepemimpinan Hasan
bin Ali tidak berlangsung lama,beliau menjabat sebagai kepala Negara hanya selama
kurang lebih 6 bulan.

Sejak Khalifah Hasan bin Ali mengundurkan diri dari khalifah,sejak itu pula
Muawiyyah resmi menjadi Khalifah kaum muslimin di Syiria (Syam)\Damaskus,Irak
dan seluruh daerah islam lainnya,tepatnya pada tahun 41 Hijriah.Tahun ini disebut
dengan sebutan amul jama’ah,karenya umat islam kembali damai dibawah
kepemimpinan satu khalifah.Dan kekhalifahan Muawiyyah menjadi kerajaan turun
temurun.

B. SISTEM PENGGANTIAN KEPALA NEGARA

Dengan meninggalnya Khalifah Ali, maka bentuk pemerintahan kekhalifahan


telah berakhir, dan dilanjutkan dengan bentuk pemerintahan kerajaan (Dinasti), yakni
kera-jaan Bani Umayyah (Dinasti Umay-yah). Daulah Bani Umayyah didirikan oleh
Muawiyah bin Abi Sufyan. Muawiyah dapat menduduki kursi kekuasaan dengan
berbagai cara, siasat, politik dan tipu muslihat yang licik, bukan atas pilihan kaum
muslimin sebagaimana dilakukan oleh para Khalifah sebelumnya. Dengan demikian,
berdirinya Daulah Bani Umayyah bukan berdasar pada musyawarah atau demokrasi.
Jabatan raja menjadi turun-temurun, dan Daulah Islam berubah sifatnya menjadi Daulah
yang bersifat kerajaan (monarki). Muawiyah tidak mentaati isi perjanjian yang telah
dilakukannya dengan Hasan bin Ali ketika ia naik tahta, yang menyebutkan bahwa
persoalan pergantian pemimpin setelah Muawiyah akan diserahkan kepada pemilihan
umat Islam. Hal ini terjadi Ketika Muawiyah mewajibkan seluruh rakyatnya untuk
menyatakan setia terhadap anaknya,Yazid. Sejak saat itu suksesi kepemimpinan secara
turun-temurun dimulai(al-Maududi, 1984:167). Dinasti Umayyah berkuasa hampir satu
abad, tepatnya selama 90 tahun, dengan empat belas Khalifah. Banyak kemajuan,
perkembangan dan perluasan daerah yang dicapai, lebih-lebih pada masa pemerintahan
Walid bin Abdul Ma-lik. Dimulai oleh ke-pemimpinan Muawiyyah bin Abi Sufyan dan
diakhiri oleh kepemimpinan Marwan bin Muhammad. Adapun urut-urutan Khalifah
Daulah Bani Umayyah adalah sebagai berikut:
1. Muawiyah bin Abi Sufyan (661-681 M)

Muawiyah bin Abi Sufyan adalah pendiri Daulah Bani Umayyah dan menjabat
sebagai Khalifah pertama. Ia memindahkan ibu kota dari Madinah al-Munawarah ke ko-
ta Damaskus dalam wilayah Suriah. Pada masa pemerintahannya, ia melanjutkan
perluasan wilayah kekuasaan Islam yang terhenti pada masa Khalifah Usman dan Ali.
Disamping itu, ia juga mengatur ten-tara dengan cara baru dengan meniru aturan yang
ditetapkan olehtentara di Bizantium, membangun administrasi pemerintahan dan juga
menetapkan aturankiriman pos. Muawiyah meninggal Dunia dalam usia 80 ta-hun dan
dimakamkan di Damaskus di pemakaman Bab Al-Shagier.

2. Yazid bin Muawiyah (681-683 M)

Lahir pada tahun 22 H/643 M. Pada tahun 679 M, Muawiyah mencalonkan


anaknya,Yazid, untuk menggantikan dirinya. Yazid menjabat sebagai Khalifah dalam
usia 34 tahun pada tahun 681 M. Ketika Yazid naik tahta, sejumlah tokoh di Madinah
tidak mau menyatakan setia kepadanya. Ia kemudian mengirim surat kepada Gubernur
Madinah,memintanya untuk memaksa penduduk mengambil sumpah setia kepadanya.
Dengan caraini, semua orang terpaksa tunduk, kecuali Hu-sein bin Ali dan Abdullah bin
Zubair.Bersamaan dengan itu, Syi’ah (pengikut Ali) melakukan konsoli-dasi
(penggabungan)kekuatan kem-bali. Perlawanan terhadap Bani Umayyah dimulai oleh
Husein bin Ali. Padatahun 680 M, ia pindah dari Mekkah ke Kufah atas permintaan
golongan Syi’ah yang ada diIrak. Umat Islam di daerah ini tidak mengakui Yazid.
Mereka mengangkat Husein sebagai Khalifah. Dalam pertempuran yang tidak seimbang
di Karbela, sebuah daerah di dekat Kufah, tentara Husein kalah dan Husein sendiri mati
terbunuh. Kepal-anya dipenggal dandikirim ke Damaskus, sedang tubuhnya dikubur di
Karbala(Badri Yatim, 2004: 45).

Masa pemerintahan Yazid dikenal dengan empat hal yang sangat hitam sepanjang
sejarah Islam, yaitu:

a. Pembunuhan Husein bin Abi Tha-lib, cucu Nabi Muhammad.

b. Pelaksanaan Al ibahat terhadap kota suci Madinah al - Munawarah.


c. Penggempuran terhadap baiat Allah.

d. Pertama kalinya memakai dan menggunakan orang-orang kebiri untuk barisanpelayan


rumah tangga khalif didalam istana.Ia Meninggal pada tahun 64 H/683 M dalam usia 38
tahun dan masapemerintahannya ialah tiga tahun dan enam bulan.

3. Muawiyah bin Yazid (683-684 M)

Muawiyah bin Yazid men-jabat sebagai Khalifah pada tahun 683-684 M dalam
usia 23tahun. Dia seorang yang berwatak lembut. Dalam pemerintahannya, terjadi masa
krisisdan ketidakpastian, yaitu timbulnya perselisihan antar suku dian-tara orang-orang
Arabsendiri. Ia memerintah hanya selama enam bulan.

4. Marwan bin Al-Hakam (684-685 M)

Sebelum menjabat sebagai penasihat Khalifah Usmanbin Affan, ia


berhasilmemperoleh dukungan dari sebagian orang Syiria dengan cara menyuap dan
memberikan berbagai hak kepada masing-masing kepala suku. Untuk mengukuhkan
jabatan Khalifahyang dipegangnya maka Marwan sengaja mengawini janda Khalifah
Yazid, Ummu Khalid.Selama masa pemerinthannya tidak meninggalkan jejak yang
penting bagi perkembangansejarah Islam. Ia wafat dalam usia 63 tahun dan masa
pemerintahannya selama 9 bulan 18hari.

5. Abdul Malik bin Marwan (685-705 M)

Abdul Malik bin Marwan dilantik sebagai Khalifah setelah ke-matian ayahnya,
padatahun 685 M. Dibawah kekuasaan Abdul Malik, kerajaan Umayyah mencapai
kekua-saandan kemuliaan. Ia terpandang sebagai Khalifah yang perkasa dan negarawan
yang cakapdan berhasil memulihkan kembali kesatuan Dunia Islam dari para
pemberontak, se-hinggapada masa pemerintahan selanjutnya, di bawah pemerintahan
Walid bin Abdul Malik Daulah bani Umayyah dapat mencapai puncak kejayaannya.Ia
wafat pada tahun 705 M dalam usia yang ke-60 tahun. Ia meninggalkan karya-karya
terbesar didalam sejarah Islam. Masa peme-rintahannya berlangsung selama 21 tahun, 8
bulan. Dalam masa pemerintahannya, ia menghadapi sengketa dengan khalifah
Abdullah bin Zubair.

6. Al-Walid bin Abdul Malik (705-715 M)


Masa pemerintahan Walid bin Malik adalah masa ketentraman, kemakmuran
danketertiban. Umat Islam merasa hidup bahagia. Pada masa pemerintahannya tercatat
suatu peristiwa besar, yaitu perluasan wilayah kekuasaan dari Afrika Utara menuju
wilayah Barat daya, benua Eropa, yaitu pada tahun 711 M. Perluasan wilayah
kekuasaan Islam ju-gasampai ke Andalusia (Spanyol) dibawah pimpinan panglima
Thariq bin Ziad. Perjuangan panglima Thariq bin Ziad mencapai kemenangan, sehingga
dapat menguasai kota Kordova, Granada dan Toledo. Selain melakukan perluasan
wilayah kekuasaan Islam, Walid juga melakukanpembangunan besar-besaran selama
masa pemerin-tahannya un-tuk kemakmuran rakyatnya. Khalifah Walid bin Malik
meninggalkan nama yang sangat harum dalam sejarah Daulah Bani Umayyah dan
merupakan puncak kebesaran Daulah tersebut.

7. Sulaiman bin Abdul Malik (715-717 M)

Sulaiman Bin Abdul Malik menjadi Khalifah pada usia 42 tahun. Masa
pemerintahannya berlangsung selama 2 tahun, 8 bulan. Ia tidak memiliki kepribadian
yangkuat hingga mudah dipengaruhi penasehat-penasehat disekitar dirinya. Menjelang
saat terakhir pemerintahannya barulah ia memanggil Gubernur wilayah Hijaz, yaitu
Umar binAbdul Aziz, yang kemudian diangkat menjadi penasehatnya dengan
memegang jabatan wazir besar. Hasratnya untuk memperoleh nama baik dengan
penaklukan ibu kota Constantinople gagal. Satu-satunya jasa yang dapat dikenangnya
dari masa pemerintahannya ialahmenyelesaikan dan menyiapkan pembangunan Jamiul
Umawi yang terkenal megah danagung di Damaskus.

8. Umar Bin Abdul Aziz (717-720 M)

Umar bin Abdul Aziz menjabat sebagai Khalifah pada usia 37 tahun . Ia terkenal
adildan sederhana. Ia ingin mengembalikan corak pemerintahan seperti pada zaman
khulafaurr rasyidin. Pemerin-tahan Umar meninggalkan semua kemegahan Dunia yang
selalu ditunjukkan oleh orang Bani Umayyah.Ketika dinobatkan sebagai Khalifah, ia
menyatakan bahwa memperbaiki danmeningkatkan negeri yang berada dalam wilayah
Islam lebih baik daripada menambah perluasannya. (Muhammad Manshur Amin: 104)
Ini berarti bahwa prioritas utama adalah pembangunan dalam negeri. Meskipun masa
pemerintahannya sangat singkat, ia berhasil menjalin hubuingan baik dengan Syi’ah. Ia
juga membari kebebasan kepada penganut agama lainuntuk beribadah sesuai dengan
keyakinan dan kepercayaannya. Pajak diperingan. Kedudukan mawali (orang Islam
yang bukan dari Arab) disejajarkan dengan Muslim Arab. Pemerintahannya membuka
suatu pertanda yang membahagiakan bagi rakyat. Ketakwaan dan keshalehannya patut
menjadi teladan. Ia selalu berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Ia
meninggal pada tahun 720 M dalam usia 39 tahun,dimakamkan di Deir Simon.

9. Yazid bin Abdul Malik (720-724 M)

Yazid bin Abdul Malik adalah seorang penguasa yang sangat gandrung kepada
kemewahan dan kurang memperhatikan kehidupan rakyat. Masyarakat yang
sebelumnya hidup dalam ketentraman dan kedamaian, pada zamannya berubah menjadi
kacau. Dengan latar belakang dan kepentingan etnis politis, masyarakat menyatakan
kon-frontasiterhadap pemerintahan Yazid. Pemerintahan Yazid yang singkat itu hanya
mem-percepat proses kehancuran Imperium Umayyah. Pada waktu pemerintahan inilah
propaganda bagi keturunan BaniAbbas mulai dilancarkan secara aktif. Dia wafat pada
usia 40 tahun. Masa pemerintahannya berlangsung selama 4 tahun, 1 bulan.

10. Hisyam bin Abdul Malik (724-743 M)

Hisyam bin Abdul Malik menjabat sebagai Khalifah pada usia yang ke 35 tahun.
Iaterkenal nega-rawan yang cakap dan ahli strategi militer. Pada masa pemerinta-
hannya muncul satu kekuatan baru yang menjadi tantangan berat bagi pemerintahan
Bani Umayyah. Kekuatan ini berasal dari kalangan Bani Hasyim yang didukung oleh
golongan mawali dan merupakan ancaman yang sangat serius. Dalam perkembangan
selanjutnya,kekuatan baru ini mampu menggulingkan Di-nasti Umayyah dan
menggantikann-ya denganDinasti baru, Bani Ab-bas.Pemerintahan Hisyam yang lu-nak
dan jujur menyumbangkan jasa yang banyak untukpemulihan kea-manan dan
kemakmuran, tetapi semua kebajikannya tidak bisa mem-bayarkesalahan-kesalahan para
pen-dahulunya, karena gerakan oposisi terlalu kuat, sehinggaKhalifah tidak mampu
mematahkannya.Meskipun demikian, pada masa pemerintahan Khalifah Hisyam
kebudayaan dank-esusastraan Arab serta lalu lintas da-gang mengalami kemajuan. Dua
ta-hun sesudahpenaklukan pulau Sisily pada tahun 743 M, ia wafat dalam usia 55 tahun.
Masapemerintahannya berlangsung selama 19 tahun, 9 bu-lan. Sepeninggal Hisyam,
Khalifah-Khalifah yang tampil bukan hanya lemah tetapi juga bermoral buruk. Hal ini
makinmempercepat runtuhnya Daulah Bani Ummayyah.
11. Walid bin Yazid (743-744 M)

Daulah Abbasiyah mengala-mi kemunduran dimasa pemerinta-han Walid bin


Yazid. Iaberkelakuan buruk dan suka melanggar norma agama. Kalangan keluarga
sendiri bencipadanya. Dan ia mati ter-bunuh.Meskipun demikian, ke-bijakan yang
paling utama yang dil-akukan oleh -Walid binYazid ialah melipatkan jumlah bantuan
sosial bagi pemeliharaan orang-orang buta danorang-orang lanjut usia yang tid-ak
mempunyai famili untuk me-rawatnya. Ia menetapkananggaran khusus untuk
pembiayaan tersebut dan menyediakan perawat untuk masing-masingorang. Dia sempat
meloloskan diri dari penangkapan besar-besaran di Damaskus

Yang dilakukan oleh keponakannya. Masa pemerintahannya berlangsung selama


1 tahun, 2bulan. Dia wafat dalam usia 40 tahun.

12. Yazid bin Walid (Yazid III) (744 M)

Pemerintahan Yazid bin Walid tidak mendapat dukungan dari rakyat,


karenaperbuatannya yang su-ka mengurangi anggaran belanja negara. Masa
pemerintahannya

Penuh dengan kemelut dan pember-ontakan. Masa pemerintahannya ber-


langsung selama16 bulan. Dia wafat dalam usia 46 tahun.

13. Ibrahim bin Malik (744 M)

Diangkatnya Ibrahim menjadi Khalifah tidak memperoleh suara bulat


didalamlingkungan keluarga Bani Umayyah dan rakyatnya. Kare-na itu, keadaan negara
semakinkacau dengan munculnya beberapa pem-berontak. Ia menggerakkan pasukan
besarberkekuatan 80.000 orang dari Arnenia menuju Syiria. Ia dengan suka rela
mengundurkandirinya dari jabatan khilafah dan mengangkat baiat terhadap Marwan bin
Muham-mad. Diamemerintah selama 3 bulan dan wafat pada tahun 132 H.

14.Marwan bin Muhammad (745-750 M)

Beliau seorang ahli negara yang bijaksana dan seorang pahla-wan.


Beberapapemberontak dapat ditumpas, tetapi dia tidak mampu mengahadapi gerakan
BaniAbbas-iyah yang telah kuat pendukungnya. Marwan bin Muhammad melarikan diri
ke Hurah, terus ke Damaskus. NamunAbdullah bin Ali yang di-tugaskan membunuh
Marwan oleh Abbas As-Syaffah selalumengejarn-ya. Akhirnya sampailah Marwan di
Mesir. Di Bushair, daerah al Fayyun Mesir,dia mati terbunuh oleh Shalih bin Ali, orang
yang menerima penye-rahan tugas dariAbdullah. Marwan terbunuh pada tanggal 27
Dzulhijjah 132 H\5 Agustus 750 M. Dengan-demikian tamatlah kedaulatan Bani
Umayyah, dan sebagai tindak lanjut-nya dipegang olehBani Abbasiyah.

C. KHALIFAH-KHALIFAH DINASTI UMAYYAH

Dinasti Umayyah berkuasa hampir satu abad, tepatnya selama 90 tahun


lamanya, dengan 14 khalifahnya. Namun sebagian diantara mereka tidak mampu
menjalankan tugasnya sebagai khalifah yang baik mereka bukan hanya lemah tetapi
juga bermoral buruk.

Berikut ini daftar nama rajanya pada masa Dinasti Umayyah :

1. Muawiyah bin abu sofyan (661-680 M)


2. Yazid bin muawiyyah (681-683 M)
3. Muawiyah bin yazid (683-684 M)
4. Marwan bin al-hakam (684-685 M)
5. Abdul malik bin Marwan (685-705 M)
6. Al-walid bin abdul malik (705-715 M)
7. Sulaiman bin abdul malik (715-717 M)
8. Umar bin abdul aziz (717-720 M)
9. Yazid bin abdul malik (720-724 M)
10. Hisyam bin abdul malik (724-743 M)
11. Walid bin yazid (743-744 M)
12. Yazid bin walid (744 M)
13. Ibrahim bin malik (744 M)
14. Marwan bin Muhammad (745-750 M)
Dari 14 khalifah tersebut, ada beberapa khalifah yang paling menonjol dari
khalifah-khalifah yang lainya, yaitu mu’awiyah bin abu sofyan, abdul malik bin
Marwan, walid bin abdul malik, umar bin abdul aziz dan hisyam bin abdul malik.

Muawiyah bin abu sofyan, yaitu khalifah pertama sekaligus sebagai salah satu
tokoh yang membentuk dinasti umayyah.

Abdul malik bin Marwan, diera ini disebutkan bahwa era kebangkitan bahtera
dinasti umayyah, karena banyak sekali kemajuan dalam ilmu, ekonomi, tata Bahasa,
administrasi dan lain-lain.

Walid bin abdul malik, yitu dimasa ini persebaran islam sangat besar dan moment
paling tak terlupakan, yaitu saat pasukan islam diperintahkan oleh raja walid bin abdul
malik dibawah pimpinan thoriq bin ziyad untuk menaklukan Andalusia, setelah itu
tersebar luaslah islam dikalangan eropa

Umar bin abdul aziz, yaitu salah satu khalifah yang masyhur / sukses dalam hal
memimpin, karena pemerintahanya meninggalkan semua kemegahan dunia yang selalu
ditunjukan oleh bani umayyah. Dengan pemerintahan yang singkat ia berhasil menjalin
hubungan baik dengan syi’ah

Hisyam bin abdul malik, prestasinya dalam pengembangan seni dan dalam bidang
seni, militer, dan juga mampu memulihkan dinasti umayyah yang sudah bobrok
kembali eperti hal nya pemerintahan pendahulunya yaitu : umar bin abdul aziz

D. PERLUASAN DAERAH

Ekspansi yang sempat terhenti dimasa kepemimipinan khalifah usman dan


khalifah ali dilanjutkan oleh dinasti ini. Yaitu dizaman dinasti umayyah Tunisia dapat
ditaklukan. Ekspansi pun terus dilakukan kearah timur, yaitu dapat menguasai daerah
khurasan sampai kesungai oxus dan afganistan sampai ke Kabul. Dan dinasti umayyah
pun memiliki angakatan laut yang berusaha melaksanakan Sunnah nabi yaitu
menaklukan bizantium, Konstantinopel. Lalu juga ekspansi ketimur yang dilakukan
oleh muawiyah yang dilanjutkan oleh abdul malik, dia mengirim pasukanya
menyeberangi sungai oxus dan berhasil menaklukan balk, Bukhara, khawarizm,
ferghana dan samarkhan. Bahkan sampai india dan dapat menguasai balukhistan, sind
dan daerah Punjab sampai ke maltan.
Tidak hanya perluassan daerah kearah timur saja tetapi juga ekspansi kearah
barat secara besar-besaran yang dilanjutkan oleh walid bin abdul malik, pada
pemerintahan al-walid tercatat pernah menaklukan afrika utara sampai benua eropa,
yaitu dibawah pimpinan thoriq bin ziyad, setelah aljazair dan maroko ditaklukan, thoriq
bin ziyad beserta pasukan islam melanjutkan ekspedisi dengan menyeberangi laut yang
memisahkan maroko dan benua eropa, dan mendarat disuatu tempat yang sekarang
tempat itu dikenal dengan nama selat Gibraltar(jabal thoriq). Setelah tentara spanyol
dapat dikalahkan sasaran ekspansi selanjutnya yaitu spanyol dengan mudah spanyl
dikalahkan oleh umat islam karena islam mendapat dukungan dari warga setempat
disebabkan warga setempat sudah tidak kuat dengan gaya kepemimpinan spanyol,
setelah jatuhnya kota kordova,lalu menyusul kota-kota lainya. Dan pada pemerintahan
umar bin abdul aziz ekspansi islam dilakukan ke perancis melalui pegunungan piranee,
serangan itu dipimpin oleh Abdurrahman bin Abdullah al-ghofiqi, namun pada
pertempuran menaklukan perancis tepatnya kota tours al-ghofiqi terbunuh dan islam
mundur hingga ke spanyol.

Dari penaklukan-penaklukan yang dilakukan oleh dinasti umayyah islam


menyebar luas hingga ke penjuru-penjuru negeri yaitu meliputi spanyol (andalusia),
afrika utara, syiria,palestina, jazirah arabia, irak, sebagin asia kcil, Persia, afganistan,
daerah yang sekarang disebut dengan Pakistan, purkmenia, uzbek dan kirgis di asia
tengah.

E. KEMAJUAN YANG DICAPAI DINASTI UMAYYAH

Masa pemerintahan dinassti Umayyah berlangsung selama 91 tahun dengan 14 orang


khalifah. Berbagai kemajuan telah diperoleh pada masa dinasti ini dalam bidang
administrasi misalnya, telah terbentuk berbagai lembaga administrasi pemerintahan
yang mendukung tambuk pimpinan dinasti Umayyah. Banyak terjadi kebijaksanaan
yang dilakukan pada masa ini, di antaranya; 1) Pemisahan kekuasaan; 2) Pembagian
wilayah; 3) Bidang administrasi pemerintahan; 4) Organisasi keuangan; 5) Organisasi
keteraturan; 6) Organisasi kehakiman; 7) Sosial dan budaya; 8) Bidang seni dan sastra;
9) Bidang seni Rupa; 10) Bidang Arsitektur. Di samping melakukan ekspansi territorial,
pemerintah dinasti Umayyah juga menaruh perhatian dalam bidang pendidikan.
Memberikan dorongan yang kuat terhadap dunia pendidikan dengan menyediakan
sarana dan prasarana. Hal ini dilakukan agar para ilmuan, para seniman, dan para ulama
mau melakukan pengembangan bidang ilmu yang dikuasainya serta mampu melakukan
kaderisasi ilmu.

Di antara ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa ini;

1) Ilmu agama;

2) Ilmu sejarah dan geografi;

3) Ilmu pengetahuan bidang bahasa; dan

4) Bidang Filsafat.

16 Khalifah Al-Walid mendirikan sekolah kedokteran, ia melarang para penderita kusta


meminta-minta di jalan bahkan khalifah menyediakan dana khusus bagi para penderita
kusta. Pada masa ini sudah ada jaminan untuk sosial bagi anak- anak yatim dan anak
terlantar. Dengan demikian, ilmu pengetahuan merupakan suatu keahlian yang masuk
pada bidang pemahaman dan pemikiran yang memerlukan sistematika dalam
penyusunannya. Golongan non-Arab sudah terbiasa dengan keahlian ini. Golongan ini
disebut Mawali, yaitu golongan yang berasal dari bangsa asing atau keturunannya.
Mawali berasal dari maula, budak tawanan perang yang sudah dimerdekakan. Dalam
perkembangan selanjutnya, Mawali diperuntukan bagi bangsa non-Arab.Demikian
berbagai perkembangan ilmu pengetahuan yang terjadi pada pemerintahan dinasti Bani
Umayyah. Kekuasaan dinasti Umayyah mengalami kehancuran pada masa
kepemimpinan khalifah Walid bin Yazid karena terjadi peperangan yang dilakukan oleh
bani Abbas yang terjadi pada tahun 132 H atau 750 M.

F. KELEMAHAN YANG MENYEBABKAN RUNTUHNYA DINASTI


UMAYYAH

Ada beberapa faktor yang menyebabkan dinasti Bani Umayyah lemah dan
membawanya kepada kehancuran. Faktor-faktor itu antara lain adalah:
1. Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru (bid’ah)
bagi tradisi Islam yang lebih menekankan aspek senioritas. Pengaturannya tidak jelas.
Ketidak jelasan sistem pergantian khalifah ini menyebabkan terjadinya persaingan yang
tidak sehat di kalangan anggota keluarga istana.

2. Latar belakang terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari
konflik-konflik politik yang terjadi di masa Ali. Sisa-sisa syi'ah dan khoewarij terus
menjadi gerakan oposisi, baik secara terbuka seperti di masa awal dan akhir maupun
secara tersembunyi seperti di masa pertengahan kekuasaan Bani Umayyah. Penumpasan
terhadap gerakan-gerakan ini banyak menyedot kekuatan pemerintah.

3. Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku Arabia
Utaradan Arabia Selatan yang sudah ada sejak zaman sebelum islam makin meruncing.
Perselisihan ini mengakibatkan para penguasa Bani Umayyah mendapat kesulitan untuk
menggalang persatuan dan kesatuan. Disamping itu, sebagian besar golongan mawali
(non Arab), terutama di Irak dan wilayah bagian timur lainnya, merasa tidak puas
karena status mawali itu menggambarkan suatu inferioritas, ditambah dengan
keangkuhan bangsa arab yang diperlihatkan pada masa Bani Umayyah.

4. Lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup
mewah di lingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban
berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan. Disamping itu, para Ulama
banyak yang kecewa karena perhatian penguasa terhadap perkembangan agama sangat
kurang.

5. Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah adalah munculnya


kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan al-abas ibn abdul muthalib Gerakan ini
mendapat dukungan penuh dari bani hasyim dan kaum mawali yang merasa dikelas
duakan oleh pemerintahan Bani Umayyah.

Anda mungkin juga menyukai