Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAWATAN VULVA HYGIENE PADA IBU NIFAS

DOSEN PENGAMPU:

Ns. Susi Widiawati, M.Kep

DISUSUN OLEH :

1. RA.Berliana Okta Vianti (2014201008)


2. Sindi Mutiara Kosela (2014201056)
3. Zalza Liska (2014201010)
4. A Efran Wr (2014201013)
5. Linda Herawati (2014201064)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN IBU


SATUAN ACARA PENYULUHAN

A.LATAR BELAKANG

Nifas merupakan masa yang dihitung sejak seorang ibu melahirkan hingga
enam minggu setelah selesai melahirkan.Dengan kata lain, lama waktu masa
nifas berlangsung biasanya kurang lebih 40-42 hari setelah ibu melahirkan
bayi.Lama masa nifas tersebut sama bagi ibu yang baru saja melahirkan
normal maupun operasi caesar. Dalam lama kurun waktu 6 minggu atau 40-
42 hari setelah melahirkan normal maupun operasi caesar ini, tubuh ibu
mengalami berbagai perubahan.Perubahan tersebut khususnya dialmi organ-
organ tubuh yang berperan dalam masa kehamilan dan melahirkan, seperti
rahim, leher rahim (serviks), serta vagina.Pada masa nifas ini, semua organ
tersebut akan berangsur-angsur kembali seperti semula saat Anda belum
hamil.

Vulva hygiene merupakan suatu tindakan untuk memelihara kebersihan


organ kewanitaan bagian luar (vulva) yang dilakukan untuk mempertahankan
kesehatan dan mencegah infeksi.Vulva hygiene adalah tindakan
membersihkan daerah kewanitaan yaitu.bagianvulva dan di daerah
sekitarnya, yang mana adalah untuk pemenuhan kebutuhan yang bertujuan
untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi oleh vulva dan
anuspada ibu yang dalam masa antara kelahiran plasenta sampai dengan
kembalinya organ generic seperti pawa waktu sebelum hamil (Ayu, 2010).

Pada masa post partum seorang ibu sangat rentan terhadap terjadinya
infeksi. Oleh karena itu kebersihan diri sangat penting untuk mencegah
terjadinya infeksi.Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan tubuh, pakaian,
tempat tidur, dan lingkungannya. Sering melakukan vulva hygiene akan
meningkatkan kenyamanan dan mencegah infeksi, tindakan yang paling
sering dilakukan adalah menggunakan air yang di alirkan dapat pula
ditambahkan antiseptic atas vulva setelah berkemih atau defikasi, hindari
penyemprotan langsung, ajarkan ibu untuk membersihkan sendiri (Ayu,
2010).

B.TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan bagi
peserta mampu dan memanhami apa itu Masa Nifas

2.Tujuan Khusus

1
· Mengetahui dan memahami pengertian Masa Nifas
· Mengetahui Apa saja perawatan vulva hygiene yang
diperlukan ibu dalam Masa Nifas
· Mengetahui dan dapat melakukan teknik perawatan
vulva hygiene secara mandiri ataupun dibantu
· Mengajak ibu-ibu untuk selalu menjaga vulva hygiene
C.PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Pokok Bahasan :
Perawatan vulva hygiene pada ibu nifas
2. Sub Pokok Bahasan
· Pengertian Masa Nifas
· Perawatan vulva hygiene selama nifas

D.SASARAN
Ibu-ibu Nifas dari hari Pertama sampai 6 minggu
E.METODE
· Ceramah
· Diskusi dan tanya jawab
F. MEDIA
· Leaflet
· Power point,infocus dan laptop

G. WAKTU DAN TEMPAT


· HARI / TANGGAL : Senin, 18 Oktober 2021
· WAKTU : 13.00 WIN- 14.00 WIB
· TEMPAT : Aula Puskesmas Tambak Sari

H. PENGORGANISASIAN
· Moderator : Linda
· Pemateri : RA. Berliana Okta Vianti

2
· Fasilitator : Zalza Liska, A Efran Wr
· Observer : Sindi Mutiara Kosela
I. URAIAN TUGAS
a. Moderator
·Membuka acara
·Memperkenalkan anggota kelompok
·Mengarahkan alur diskusi
·Memimpin jalannya diskusi
·Menutup acara
b. Pemateri
·Menjelaskan materi yang akan diberikan
c. Fasilitator
·Memotivasi peserta kegiatan dan bertanya
·Menjadi contoh dalam kegiatan
·Menjalin kerja sama dengan moderator dalam menyajikan
materi
d. Observer
· Pengamat hasil kegiatan berjalan sesuai konsep atau tidak

J. SETING TEMPAT

3
KETERANGAN :

FASILITATOR

AUDIENCE

PEMATERI

MODERATOR

OBSERVER

K. KEGIATAN PENYULUHAN

4
Pendahuluan: Respon Audiance : Waktu :
· Memberi salam · Menjawab salam · 5 menit
pembuka dan · Mendengarkan
memperkenalkan · Memberi respon
diri
· Menjelaskan
maksud dan
tujuan
· Kontrak waktu · Mendengarkan Waktu : 15 menit
dengan penuh
Penjelasan : perhatian
· Pengertian nifas · Fokus dengan apa
· Perawatan selama yang disampaikan
nifas · Menyimak
· Senam nifas selama penjelasan
· Nutrisi dalam berlangsung
masa nifas Waktu : 10 menit
· Audiance
Penutup : bertanya
· Tanya jawab
kepada audiance · Audiance
· Mengevaluasi menjawab
pengetahuan pertanyaan yang
audiance terhadap diberikan oleh
materi yang pmateri
disampaikan
· Memberi salam · Audiance
penutup menjawab salam

L. EVALUASI

5
a. evaluasi struktur

· Kegiatan penyuluhan dihadiri 50% audiance dengan target yang datang


bekisar 20 orang
· Penyelenggaraan di lakukan di Aula puskesman tambak sari
· Kegiatan dan persiapan kegiatan penyuluhan telah dilakukan survei satu
hari sebelum penyuluhan berlangsung

b. evaluasi proses

· Moderator membuka jalannya penyuluhan dengan adanya proses mengatur


setiap alur dalam kegiatan yang sedang berlangsung
· Pemateri menyampaikan materi presentasi dengan kosakata yang dapat
dengan mudh dimengerti oleh audiance dan pemateri menguasai materi
yang di sampaikan
· Adanya timbal balik dalam penyuluhan,dimana materi yang disampaikan
ini memancing audiance untuk menggali informasi mengenai tentang
hemofilia

c. evaluasi hasil

· Dalam kegiatan penyuluhan audiance mampu mengikuti proses


penyuluhan dari awal sampai akhir sekitar 95 %
· Peserta sangat bersemangat untuk menggali informasi tentang Masa Nifas
· Peserta mampu menjawab pertanyaan hasil evaluasi dari materi yang
sudah disampaikan sekitar 50%
· Kegiatan berlangsung sangat lancar tidak ada audiance yang
terlambat,kehadiran audiance tepat waktu sekitar 95%

6
MATERI PENYULUHAN

A. PENGERTIAN

Masa Nifas adalah masa setelah plasenta lahir dan ketika alat-alat
kandungan kembali seperti semula yang berlangsung kurang lebih
selama 6 minggu. Masa Nifas adalah masa sesudah persalinan dan
kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk
memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan
waktu 6 minggu sampai 40 hari.

Vulva hygiene adalah membersihkan vulva dan daerah sekitarnya


pada wanita yang sedang nifas atau tidak dapat melakukan sendiri.
Perawatan perineum dilakukan untuk memulihkan kesehatan secara
umum dan menjaga kebersihan luka perineum. Perawatan vulva
hygiene pada perineum yang tidak benar dapat mengakibatkan
kondisi perineum yang terkena lokhea dan lembab sangat menunjang
perkembangbiakan bakteri. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh
gambaran asuhan keperawatan dalam penerapan vulva hygiene pada
penderita post partum episiotomi. Metode penelitian ini
menggunakan deskriftif dengan pendekatan studi kasus. Subyek
penelitian ini yaitu 2 orang dengan diagnosa medis post partum
episiotomi. Penatalaksanaan yang akan dilakukan untuk mencengah
resiko infeksi pada post partum episiotomi adalah intervensi
farmakologi yaitu vulva hygiene yang dilakukan pada pagi dan sore
hari. Untuk hasil evaluasi yang didapatkan dari penatalaksanaan
tidak ada tanda-tanda infeksi setelah dilakukan intervensi vulva
hygiene pada penderita post partum episiotomi .

1
B. PERAWATAN VULVA HYGIENE SELAMA NIFAS

Kebersihan diri pada ibu membantu mengurangi sumber infeksi


dan meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu untuk
menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2
kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan
dimana ibu tinggal.

Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi. Merawat perineum


dengan baik menggunakan antiseptik (PK/Dethol) dan selalu diingat
bahwa membersihkan perineum dari arah depan kebelakang. Jaga
kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari infeksi pada
luka jahitan maupun kulit.
a. Pakaian
sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap
keringat karena produksi keringat menjadi lebih banyak.
Produksi keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan
ekstra volume saat hamil. Demikian juga dengan pakaian dalam
agar tidak terjadi iritasi pada bagian daerah sekitarnya akibat
lochea.

b. Kebersihan Vulva dan sekitarnya

· Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin


dengan cara membersihkan daeraah disekitar vulva
terlebih dahulu dari depan kebelakang baru kemudian
membersihkan bagian sekitar anus. Bersuhkan vulva
setiap BAK/BAB
· Sarankan ibu mengganti pembalut setidaknya 2 kali
sehari
· Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan
air sebelum dan sesudah membersihkan daerah
kelaminnya.
· Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau leserasi
sarankan pada ibu untuk menghindari menyentuh luka,

2
cbersihkan dengan air dingin atau cuci dengan sabun.
Perawatan perineum bertujuan untuk mencegah infeksi,
meningkatkan rasa nyaman dan mempercepat
penyembuhan. Perawatan luka perineum dapat
dilakukan dengan cara mencuci daerah genitalia dengan
air dan sabun setiap kali BAB/BAK yang dimulai dari
bagian depan kebelakang. Sebelum dan sesudahnya ibu
dianjurkan cuci tangan terlebih dahulu.

C. MANFAAT VULVA HYGIENE

Menurut Kusmiran Eni (2011), Perawatanvagina memiliki beberapa


manfaat, antara lain:

1) Menjaga vagina dan daerah sekitarnya tetap bersih dan nyaman.

2) Mencegah munculnya keputihan, bau tidak sedap dan gatal- gatal.

3) Menjaga agar Ph vagina tetap normal (3,5-4,5).

D. TUJUAN VULVA HYGIENE

Menurut Kusmiran Eni (2011), Ada beberapa tujuan dari vulva hygiene
antara lain :

1) Menjaga kesehatan dan kebersihan vagina.

2) Membersihkan bekas keringat dan bakteri yang ada di sekitar vulva di


luar vagina.

3) Mempertahankan Ph derajat keasaman vagina normal yaitu 3,5-4,5.

4) Mencegah rangsangan tumbuhnya jamur, bakteri dan protozoa.

5) Mencegah timbulnya keputihan.

3
E. CARA PERAWATAN VULVA HYGIENE

Beberapa cara merawat organ reproduksi adalah sebagai berikut (Kusmiran


Eni, 2011) :

1) Mencuci tangan sebelum dan sesuah menyentuh darah kewanitaan.

2) Hindari menggunakan sabun mandi pada alat kelamin karena dapat


menyebabkan kekeringan dan iritasi kulit atau gatatl. Gunakan pembersih
kewanitaan yang menggunakan Ph balance 3,5 untuk menghindari irirtasi.

3) Mengeringkan daerah di sekitar vagina sebelum berpakain sebab jika


tidak dikeringkan menyebabkan celana dalam yang dipakai menjadi basah
dan lembab. Selain tidak nyaman dipakai, celana basah dan lembab
berpotensi mengundang bakteri dan jamur.

4) Tidak diperbolehkan menaburkan bedak pada vagina dan daerah di


sekitarnya, karena kemungkinan bedak tersebut akan menggumpal di sela-
sela lipatan vagina yang sulit terjangkau tangan untuk dibersihkan dan akan
mengundang kuman.

5) Disediakan celana dalam ganti di dalam tas kemana pun pergi, hal ini
menghindari kemungkinan celana dalam menjadi basah.

6) Pakailah celana dalam dari bahan katun karena dapat menyerap keringat
dengan sempurna.

7) Menghindari pemakaian celana dalam dari satin atau bahan sintetik


lainnya karena menyebabkan organ intim menjadi panas dan lembab.

8) Membersihkan vagina dengan air sebaiknya dilakukan dengan


menggunakan shower toilet. Semprotlah permukaan luar vagina dengan
pelan dan menggosoknya dengan tangan.

9) Gantilah celah dalam sekurang-kurangnya dua sampai tiga kali sehari.

10) Penggunaan pantyliner sebaiknya digunakan antara dua sampai tiga jam.
Penggunaan pantyliner setiap hari ternyata justru dapat mengakibatkan
infeksi bakteri, jamur serta jerawat atau bisul pada daerah genitalia. Ini
terjadi karena pantyliner membuat daerah kewanitaan makin lembab.
Meskipun lapisan atas pantyliner memiliki daya serap untuk menjaga

4
higienitas daerah kewanitaan, akan tetapi bagian dasar dari pantyliner ini
terbuat dari plastik, seihngga kulit tidak bisa bernafas lega karena kurangnya
sirkulasi udara. Jadi sebaiknya jangan menggunakan pantyliner.

11) Sebaiknya tidak menggunakan celana ketat, berbahan nilon, jeans dan
kulit.

12) Saat cebok setelah BAB atau BAK, bilas dari arah depan ke belakang.
Hal ini untuk menghindari terbawanya kuman dari anus ke vagina.

13) Memotong atau mencukur rambut kemaluan sebelum panjang secara


teratur.

14) Memakai handuk khusus untuk mengeringkan daerah kemaluan.

15) Apabila kita menggunakan WC umum, sebaiknya sebelum duduk siram


dulu WC tersebut (di-flishing) terlebih dahulu kemaluan.

16) Jangan garuk organ intim segatal apapun. Membilas dengan air hangat
juga tidak disarankan mengingat cara itu justru bisa membuat kulit di sekitar
organ intim bertambah merah dan membuat rasa gatal semakin menjadi-jadi.
Lebih baik kompres vagina dengan air es sehingga pembuluh darah di
wilayah organ intim tersebut menciut, warna merahnya berkurang, dan rasa
gatal menghilang. Alternatif lain, basuh vagina dengan rebusan air sirih
yang sudah didinginkan. Atau gunakan PK yang dicampur dengan air
dingin. Takarannya 1 sendok teh untuk air satu ember ukuran sedang.
Penggunaan PK dengan dosis tidak tepat bisa membakar kulit dan
membuatnya kering berwarna kecoklatan.

17) Bersihkan vagina setiap buang air kecil (BAK) dan buang besar (BAB).
Air yang digunakan untuk membasuh harus bersih, yakni air mengalir yang
langsung dari keran. Penelitian menguak air dalam bak/ember di toilet
umum mengandung 70% jamur candida albicans. Sedangkan air yang
mengalir dari keran toilet umum mengandung kurang lebih 10-20% jenis
jamur yang sama. Kebersihan vagina juga berkaitan erat dengan trik
pembasuhannya. Yang benar adalah dari arah depan vagina ke belakang
anus dan bukan dari arah anus ke vagina. Setelah dibasuh keringkan organ
intim dengan handuk lembut agar tidak basah.

5
Adapun cara pemeliharaan organ reproduksi adalah sebagai berikut
(Kusmiran Eni, 2011) :

1) Tidak menggunakan benda yang dapat mengotori vagina.

2) Menggunakan celana dalam yang menyerap keringat.

3) Tidak menggunakan celana dalam yang terlalu ketat.

4) Pemakaian pembilas vagina secukupnya, tidak berlebihan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Kusmiran Eni, 2011. Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta :Salemba Medika.
Saleha, Sitti.2009.ASUHAN PADA IBU NIFAS.Makasar : Salemba Medika

Ayu, HK., 2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. (Jakarta:


Penerbit Sagung Seto.

7
DAFTAR HADIR AUDIENS

NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN

1.
     
2.
     
3.
     
4.
     
5.
     
6.
     
7.
     
8.
     
9.
     
10.
     
11.
     
12.
     
13.
     
14.
     
15.
     
16.
     
17.
     
18.
     
19.
     
20.
     

Anda mungkin juga menyukai